Sap Antropometri [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) ANTROPOMETRI



Pokok Sasaran



: Penyuluhan tentang antropometri



Sub Pokok Bahasan



: 1. Pengertian Antropometri 2. Tinggi Badan pada Anak 3. Berat Badan Pada Anak 4. Status Gizi



Sasaran



: Kader



Hari / Tanggal



: Kamis, 15 Juni 2020



Waktu



: 30 Menit



Tempat



: Balai Desa Sidoluhur



Pelaksana



: Mahasiswa STIKES Wira Husada Yogyakarta Stevany Widyaningsih Ana Keke



Tujuan Intruksional Umum Setelah diberikan penyuluhan pendidikan kesehatan tentang pemberdayaan kader,di harapkan kader posyandu dapat menerapkan kegiatan secara mandiri dalam melakukan pengukuran antropometri yaitu tinggi badan, berat badan dan status nutrisi pada anak. Tujuan Khusus Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan selama 1 x 30 menit diharapkan kader dapat : 1. Menjelaskan pengertian Antropometri 2. Mampu melakukan pengukuran tinggi badan 3. Mampu melakukan pengukuran berat badan 4. Mampu melakukan pengukuran status gizi pada anak



Metode Ceramah dan tanya jawab Media Leflet Materi Terlampir No 1.



2



Kegiatan Pendahuluan :



Respon peserta - membalas salam



- menyampaikan salam



- mendengarkan



- menjelaskan tujuan



- memberikan respon



- apersepsi Penyampaian materi :



Mendengarkan



1. Antropometri



memperhatikan



Waktu 2 menit



dan 15 menit



2. Tinggi badan 3. Berat badan 3.



4. Status gizi Diskusi:



menyampaikan jawaban



10 menit



4



- Tanya Jawab Penutup:



- mendengarkan menyampaikan jawaban



3 menit



-



menyimpulkan



hasil - mendengarkan



materi - memberikan pujian atas usaha yang telah dilakukan kader - mengucapkan salam



Setting Tempat PEMATERI



Evaluasi AUDIENT



- menjawab salam



Evaluasi kegiatan 1) Jadwal 2) Tempat 3) alat Bantu/media 4) pengorganisasian 5) proses penyuluhan Evaluasi hasil penyuluhan Evaluasi hasil 1. cara mengukur tinggi badan di bagi menjadi dua coba di sebutkan cara apa saja ? 1) Anak berumur kurang dari 2 tahun, pengukuran dilakukan dengan telentang 2) Anak berusia 2 tahun atau lebih dan anak sudah mampu berdiri, pengukuran dilakukan dengan berdiri tegak 2. Alat apa yang digunakan untuk mengukur berat badan bayi dan anak ? Dacin dan timbangan badan manual



MATERI



A. Pengertian Antropomerti Antropometri adalah pengukuran kasar dari massa sel tubuh dan meliputi ukuran-ukuran pertumbuhan dan komposisi tubuh. Bobot tinggi, dan rasio bobot-tinggi merupakan



yang paling sering digunakan untuk mengkaji



pertumbuhan. Ukuran-ukuran tambahan untuk pertumbuhan meliputi lingkar kepala, panjang badan posisi telentang dan berdiri, tinggi lutut, lebar siku dan indeks



rangka,



yaitu



ukuran



rangka



tubuh



(Rospond,



2010).



Dalam



antropometri gizi digunakan indeks antropometri sebagai dasar penilaian status gizi, beberapa indeks antropometri yang sering digunakan yaitu Berat Badan menurut Umur (BB/U), Tinggi Badan menurut Umur (TB/U), dan Berat Badan menurut Tinggi Badan (BB/TB). Perbedaan penggunaan indeks tersebut akan memberikan gambaran prevalensi status gizi yang berbeda. Berat badan mer upakan ukuran antropometri yang terpenting dan paling sering digunakan pada bayi–balita. Pada masa bayi–balita, berat badan dapat dipergunakan untuk melihat laju pertumbuhan fisik maupun status gizi. Di antara bermacam – macam indeks antropometri, BB/U merupakan indikator yang paling umum digunakan sejak tahun 2010. Indeks BB/U adalah pengukuran total berat badan termasuk air, lemak, tulang, dan otot (Supariasa dkk, 2012). B. Cara Mengukur Tinggi Badan 1. Anak berumur kurang dari 2 tahun, pengukuran dilakukan dengan telentang 2. Anak berusia 2 tahun atau lebih dan anak sudah mampu berdiri, pengukuran dilakukan dengan berdiri tegak  Cara mengukur panjang bayi menggunakan infantometer 1)



Bagian kepala atau head board tidak dapat digerakkan atau fix



2)



Bagian kaki atau foot board yang bisa digerakkan



3)



Alas yang rata



4)



Bagian skala dengan ketelitian 0.1 cm atau 1 mm



 Cara mengukur tinggi badan menggunakan infantometer adalah sebagai berikut :



1) Sebelum mengukur panjang bayi letakkanlah alat pada permukaan yang rata dengan ketinggian yang nyaman untuk mengukur dan cukup kuat. 2) Beri alas yang tidak terlalu tebal, bersih, dan nyaman misalnya selembar selimut tipis atau kertas tisu yang lebar. 3) Sebelum megukur tinggi badan bayi lepaskan tutup kepala bayi misalnya topi, hiasan rambut, dan kaos kaki bayi 4) Kemudian pengukur berdiri pada salah satu sisi. Sebaiknya sisi yang paling dekat dengan skala pengukur 5) Letakkan bayi dengan kepala menempel pada bagian kepala atau head board 6) Posisikan kepala bayi sehingga sudut luar mata dan sudut atas liang telinga berada pada garis yang tegak lurus dengan bidang infantometer. 7) Usahana dapat mempertahankan kepala bayi pada posisi 8) Luruskan tubuh bayi sejajar dengan bidang infantometer 9) Luruskan tungkai bayi bila perlu salah satu tangan pengukur menahan agar lutut bayi lurus 10) Tangan pengukur menekan lutut bayi kebawah dengan lembut 11) Dengan



tangan



yang



lain



pengukur



mendorong



atau



menggerakkan bagian kaki atau foot board sehingga menempel dengan tumit bayi. 12) Posisi kaki bayi adalah jari kaki menunjuk ke atas 13) Baca ukuran panjang badan bayi sampai 0,1 cm terdekat. Pengukuran dapat dilakuakan pada satu atau dua kaki bayi. C. Cara Mengukur Berat Badan Mengukur Berat Badan Bayi menggunakan Dacin Alat yang dapat memenuhi persyaratan dan kemudian dipilih dan dianjurkan untuk digunakan dalam penimbangan adalah dacin. Dengan alasan 1) Dacin sudah dikenal umum sampai di pelosok pedesaan 2) Dibuat di Indonesia, bukan impor, dan mudah didapat, harga terjangkau 3) Ketelitian dan ketetapan cukup baikn 4) Aman digunakan



5) Tidak membahayakan anak terjatuh pada waktu ditimbang, misalnya menggunakan tali atau sejenisnya yang cukup kuat untuk menggantungkan dacin. Cara Menimbang Berat Badan menggunakan dacin Memeriksa dacin dengan seksama, masih dalam kondisi baik atau tidak. Dacin yang baik adalah apabila bandul geser berada pada posisi skala 0,0 kg, jarum penunjuk berada pada posisi seimbang. Setelah alat timbang lainnya (celana atau sarung timbang) dipasang pada dacin, lakukan peneraan yaitu cara menambah beban pada ujung tangkai dacin, misalnya plastik berisi pasir. 1) Menggantungkan dacin pada : Dahan pohon; Palang rumah, atau penyangga kaki tigan 2) Memeriksa apakah dacin sudah tergantung kuat. Tarik batang dacin ke bawah kuat-kuat. 3) Letakkan bandul geser pada angka 0 (nol) sebelum dipakai. Batang dacin dikaitkan dengan tali pengaman 4) Pasanglah celana timbang, kotak timbang atau sarung timbang yang kosong pada dacin. Ingat bandul geser pada angka 0 (nol) 5) Seimbangkan dacin yang sudah dibebani celana timbang, sarung timbang atau kotak timbangan dengan cara memasukkan pasir ke dalam kantong plastik. 6) Anak atau bayi ditimbang, dan seimbangkan dacin. Saat ditimbang, pakaian dibuat seminim mungkin, sepatu, baju/pakaian yang cukup tebal harus ditanggalkan kantong celana timbang tidak dapat digunakan. 7) Geser bandul sampai tercapai keadaan seimbang, kedua ujung jarum terdapat pada satu titik. 8) Tentukan berat badan anak atau bayi, dengan membaca angka di ujung bandul geser. 9) Catat hasil penimbangan diatas dengan secarik kertas. Catat berat badan dengan teliti sampai satu angka desimal,misalnya 7,5 kg 10) Geserlah bandul ke angka 0 (nol), letakkan batang dacin dalam tali pengaman, setelah itu bayi atau anak dapat diturunkan. D. Mengukur Status Gizi



1. Status gizi bayi berdasarkan berat badan sesuai umur (BB/U) Indikator berat badan berdasarkan umur (BB/U) dipakai oleh anak berusia 0-5 tahun, termasuk bayi. Pengukuran status gizi ini bertujuan untuk memastikan penambahan berat badan bayi setara dengan usianya saat ini Penilaian status gizi bayi berdasarkan BB/U, yaitu: a) Berat badan sangat kurang: kurang dari -3 SD b) Berat badan kurang: -3 SD sampai dengan kurang dari -2 SD c) Berat badan normal: -2 SD sampai dengan +1 SD d) Risiko berat badan lebih: lebih dari +1 SD 2. Status gizi bayi berdasarkan panjang badan sesuai umur (PB/U) Sama halnya seperti penilaian berat badan, pengukuran panjang badan per usia juga dinilai berdasarkan umur bayi saat ini. Penilaian status gizi bayi berdasarkan PB/U, yakni: a) Sangat pendek: kurang dari -3 SD b) Pendek: -3 SD sampai dengan kurang dari 2 SD c) Normal: -2 SD sampai dengan +3 SD d) Tinggi: lebih dari +3 SD   3. Status gizi bayi berdasarkan berat badan sesuai panjang badan (BB/PB) Sesuai dengan namanya, indikator status gizi ini dipakai untuk mengetahui berat badan bayi berdasarkan panjang badannya. Namun, karena menggunakan penilaian panjang badan, jadi indikator ini hanya bisa digunakan oleh bayi yang belum bisa berdiri tegak. Penilaian status gizi bayi berdasarkan BB/PB, yakni: a) Gizi buruk: kurang dari -3 SD b) Gizi kurang: -3 SD sampai dengan kurang dari -2 SD c) Gizi baik: -2 SD sampai dengan +1 SD d) Berisiko gizi lebih: lebih dari +1 SD sampai dengan +2 SD e) Gizi lebih: lebih dari +2 SD sampai dengan +3 SD f) Obesitas: lebih dari +3 SD 4. Status gizi bayi berdasarkan lingkar kepala Sejak bayi lahir, lingkar kepalanya akan terus diukur sampai usianya genap 24 bulan alias 2 tahun. Hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah perkembangan otak dan kepala bayi berjalan dengan baik.



Penilaian



lingkar



kepala



bayi



untuk



mengetahi



status



gizinya



menurut WHO, yaitu: a) Ukuran lingkar kepala terlalu kecil (mikrosefalus): persentil < 2 b) Ukuran lingkar kepala normal: persentil ≥ 2 sampai < 98 c) Ukuran lingkar kepala terlalu besar (makrosefalus): ≥ 98