Askeb Anak Sakit [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ASUHAN KEBIDANAN PADA ANAK SAKIT AN “ R “ USIA 2 TAHUN DENGAN ISPA DI PUSKESMAS JOGOROGO



Asuhan Kebidanan Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktek Profesi bidan



Di Susun Oleh : W I N A R T I , SST NIM. 19690107



PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI BIDAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS KADIRI 2020



LEMBAR PENGESAHAN



ASUHAN KEBIDANAN PADA ANAK SAKIT AN “ R “ USIA 2 TAHUN DENGAN ISPA PUSKESMAS JOGOROGO



Telah di teliti dan disetujui oleh Pembimbing pada : Hari



:



Tanggal



:



Mengetahui,



Pembimbing Institusi



Pembimbing Klinik/CI



...............................



...............................



KATA PENGANTAR



Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Asuhan Kebidanan pada An “ R ” usia 2 tahun dengan ISPA di Poli Anak Puskesmas Jogorogo tahun 2020”. Asuhan Kebidanan ini disusun sebagai tugas praktek profesi bidan di Poli Anak Puskesmas Jogorogo



dengan kasus pada An “R” dengan ISPA. Terima



kasih juga kami sampaikan kepada : 1. Dr. Arvika Rastra Parbawanto, selaku Kepala UPT Puskesmas Jogorogo 2. Ibu Lilis Widowati, S.Kep Ners, kepala Poli Anak Puskesmas Jogorogo 3. dan semua pihak yang telah bersedia membantu tersusunnya laporan ini Kami menyadari bahwa asuhan kebidanan ini jauh dari sempurna oleh karena itu saya mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak untuk kesempurnaan lebih lanjutnya dari penyusunan asuhan kebidanan ini. Saya berharap semoga asuhan kebidanan ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya, dan bagi pembaca pada umumnya.



Ngawi, Oktober 2020



Penulis



DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL..................................................................................................i LEMBAR PENGESAHAN.......................................................................................ii KATA PENGANTAR...............................................................................................iii DAFTAR ISI..............................................................................................................iv



BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang........................................................................................5 1.2 Tujuan Penulisan.....................................................................................7 1.3 Sistematika Penulisan..............................................................................8 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep dasar ISPA.................................................................................9 2.1.1 Pengertian ISPA..........................................................................9 2.1.2 Etiologi........................................................................................9 2.1.3 Patofisiologis...............................................................................10 2.1.4 Manifestasi klinis.........................................................................11 2.1.5 Penatalaksanaan...........................................................................11 BAB 3 TINJAUAN KASUS I.



Pengkajian................................................................................................13



II.



Interpretasi Data Dasar.............................................................................16



III.



Diagnosa Masalah Potensial....................................................................17



IV.



Kebutuhan Segera....................................................................................17



V.



Intervensi..................................................................................................18



VI.



Implementasi............................................................................................19



VII.



Evaluasi....................................................................................................20



BAB 4 PENUTUP 4.1 Kesimpulan..............................................................................................21 4.2 Saran........................................................................................................21 DAFTAR PUSTAKA................................................................................................22



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Berbagai



upaya



telah



dilakukan



oleh



pemerintah



untuk



mengendalikan penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) di Indonesia, program pemberantasan penyakit ISPA bertujuan menurunkan angka kesakitan dan kematian khususnya pada balita. (Profil Dinas Kesehatan Lampung 2015) Target MDGS 2015 berkaitan dengan program ISPA adalah menurunkan angka kematian ispa balita dari 44 menjadi 32 per 1000 kelahiran hidup. Program pemerintah dalam menanggulangi ISPA yaitu Integrated Management of Childhood Illness (IMCI) atau Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) sebagai model pendekatan tatalaksana kasus terpadu untuk berbagai penyakit anak diantaranya pneumonia, diare dan malaria, Selain itu pemberian imunisasi DPT (difteri, pertusis dan tetanus) dapat diberikan untuk mencegah tiga macam penyakit sekaligus yaitu difteri, pertusis dan tetanus. (Pedoman Pengendalian Infeksi Saluran Pernafasan Akut.2011) Menurut World Health Organization (WHO) ISPA merupakan salah satu penyakit infeksi yang sangat sering terjadi. Di Indonesia ISPA selalu menempati urutan pertama penyebab kematian pada kelompok bayi dan balita. Berdasarkan hasil (Riset Kesehatan Dasar 2013) pravelensi batuk pilek di Indonesia sekitar 25,0% dan hanya 13,8% kasus yang telah terdiagnosis pasti oleh dokter. Prevalensi tertinggi terjadi pada balita 25,8% dan bayi 22,0%. Berdasarkan data 2



Riskesdas 2018 prevalensi ISPA di Provinsi Lampung dari tahun 2013 sampai tahun 2018 mengalami penurunan dari 12,5% menjadi 5%. Survei mortalitas yang dilakukan oleh Subdit ISPA tahun 2016 menempatkan. ISPA sebagai penyebab kematian balita terbesar di Indonesia dengan persentase 32,10% dari seluruh kematian balita. Berdasarkan laporan P2 dinas kesehatan Kota Metro tahun 2017 angka kejadian ISPA di Kota Metro sebesar 11355 kasus atau 7.04% dan menduduki peringkat kedua pada kunjungan di Puskesmas. Dari 12 puskesmas di Kota Metro ternyata Puskesmas Margorejo memiliki angka kejadian ISPA tertinggi. Kasus ISPA pada balita di Puskesmas Margorejo berjumlah 582 kasus pada tahun 2018. Dibandingkan Puskesmas Sumber Sari Bantul dengan angka kejadian ISPA hanya sebesar 97 kasus. (Dinkes Kota Metro 2018). Hal ini menandakan kelompok umur ini rentan terhadap penyakit ISPA karena sistem pertahanan tubuh masih dalam tahap



perkembangan



sehingga



mudah



terkena



penyakit



infeksi



(Danusantoso, 2012: 4). Salah satu dampak jangka panjang dari ISPA pada balita yang tidak ditangani dengan segera adalah gangguan tumbuh kembang atau yang disebut dengan stunting. Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat dari kekurangan gizi kronis dalam waktu panjang sehingga anak terlalu pendek untuk usianya (Mushlih Dkk, 2018). Batuk pilek adalah infeksi primer nasofaring dan hidung yang sering mengenai bayi dan anak. Penyakit batuk pilek pada balita cenderung berlangsung lebih berat karena infeksi mencakup daerah sinus paranasal, telinga bawah, dan 3



nasofaring disertai demam yang tinggi. Batuk pilek sebenarnya merupakan Self Limited Diseased yang akan sembuh dengan sendirinya dalam waktu 5-6 hari jika tidak terjadi invasi kuman lain. (Ngastiyah, 2005:31). Terdapat metode yang dapat dilakukan untuk mengobati batuk pilek, yaitu metode farmakologi dan non farmakologi. Menurut Hartono penanganan batuk pilek secara non farmakologi lebih aman digunakan krena tidak menggunakan efek samping seperti obat obatan karena terapi nonfarmakologi



menggunakan



proses



fisiologis.



Salah



satunya



menggunakan Akupresur. (Hartono,2012:58) 1.2 Tujuan 1.2.1 Tujuan Umum Setelah membaca Asuhan Kebidanan ini semua pembaca diharapkan memahami mengenai apa itu bayi bayi baru lahir dengan asfiksia dan diharapkan kepada mahasiswa mampu memberikan Asuhan Kebidanan secara komprehensif pada Anak sakit yaitu An “R” dengan ISPA. 1.2.2 Tujuan Khusus 1. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data dasar pada Anak sakit An” R” dengan ISPA. 2. Mahasiswa mampu menetapkan interpretasi data dasar pada Anak sakit An” R” dengan ISPA. 3.



Mahasiswa mampu menetapkan diagnosa / masalah potensial pada Anak sakit An” R” dengan ISPA.



4. Mahasiswa mampu melaksanakan antisipasi kebutuhan segera pada Anak sakit An” R” dengan ISPA. 5. Mahasiswa mampu menetapkan intervensi pada Anak sakit An” R” dengan ISPA . 6. Mahasiswa mampu melaksanakan intervensi pada Anak sakit An” R” dengan ISPA . 7. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi yang baik pada Anak sakit An” R” dengan ISPA.



1.3 Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN Terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan, metode pengumpulan data dan sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Terdiri dari landasan teori BBL dengan asfiksia Ringan. BAB III TINJAUAN KASUS Terdiri dari pengkajian, interpretasi data dasar, identifikasi diagnosa/masalah



potensial,



kebutuhan



implementasi dan evaluasi. BAB IV PENUTUP Terdiri dari kesimpulan dan saran.



DAFTAR PUSTAKA



segera,



intervensi,



BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar ISPA 2.1.1 Definisi  



Infeksi saluran pernafasan adalah suatu keadaan dimana saluran pernafasan (hidung, pharing dan laring) mengalami inflamasi yang menyebabkan terjadinya obstruksi jalan nafas dan akan menyebabkan retraksi dinding dada pada saat melakukan pernafasan (Pincus Catzel & Ian Roberts, 1990).



        



 ISPA merupakan singkatan dari Infeksi Saluran Pernapasan Akut. ISPA meliputi saluran pernapasan bagian atas dan saluran pernapasan bagian bawah. Yang dimaksud dengan saluran pernapasan adalah organ mulai dari hidung sampai gelembung paru (alveoli), beserta organ-organ disekitarnya seperti : sinus, ruang telinga tengah dan selaput paru. Sebagian besar dari infeksi saluran pernapasan hanya bersifat ringan seperti batuk, pilek dan tidak memerlukan pengobatan dengan antibiotik, namun demikian anak akan menderita pneumoni bila infeksi paru ini tidak diobati dengan antibiotik dapat mengakibat kematian.



2.1.2 Etiologi          



Etiologi ISPA terdiri dari lebih dari 300 jenis bakteri, virus dan richetsia. Bakteri penyebab ISPA antara lain adalah dari genus Streptococcus, Staphylococcus, Pneumococcus, Haemophylus, Bordetella dan Corinebacterium. Virus penyebab ISPA antara lain adalah golongan Miksovirus, Adenovirus, Coronavirus, Picornavirus, Micoplasma, Herpesvirus dan lain-lain. Berikut merupakan faktor pencetus ISPA, antara lain : a. Usia Anak yang usianya lebih muda, kemungkinan untuk menderita atau terkena penyakit ISPA lebih besar bila dibandingkan dengan anak yang usianya lebih tua karena daya tahan tubuhnya lebih rendah. b. Status imunisasi Anak dengan status imunisasi yang lengkap, daya tahan tubuhnya lebih baik dibandingkan dengan anak yang status imunisasinya tidak lengkap.



c. Lingkungan Lingkungan yang udaranya tidak baik, seperti polusi udara di kota-kota besar dan asap rokok dapat menyebabkan timbulnya penyakit ISPA pada anak. 2.1.3 Patofisiologis          Perjalanan alamiah penyakit ISPA dibagi 3 tahap yaitu : 1. Tahap prepatogenesis : penyebab telah ada tetapi belum menunjukkan reaksi apa-apa. 2. Tahap inkubasi : virus merusak lapisan epitel dan lapisan mukosa. Tubuh menjadi lemah apalagi bila keadaan gizi dan daya tahan sebelumnya rendah. 3. Tahap dini penyakit : dimulai dari munculnya gejala penyakit, timbul gejala demam dan batuk. Tahap lanjut penyakit, dibagi menjadi empat yaitu : 1. 2. 3. 4.



Dapat sembuh sempurna. Sembuh dengan atelektasis. Menjadi kronis. Meninggal akibat pneumonia.



          Saluran pernafasan selama hidup selalu terpapar dengan dunia luar sehingga untuk mengatasinya dibutuhkan suatu sistem pertahanan yang efektif dan efisien. Ketahanan saluran pernafasan tehadap infeksi maupun partikel dan gas yang ada di udara amat tergantung pada tiga unsur alami yang selalu terdapat pada orang sehat yaitu keutuhan epitel mukosa dan gerak mukosilia, makrofag alveoli, dan antibodi.                         Antibodi setempat yang ada di saluran nafas ialah Ig A. Antibodi ini banyak ditemukan di mukosa. Kekurangan antibodi ini akan memudahkan terjadinya infeksi saluran nafas, seperti yang terjadi pada anak. Penderita yang rentan (imunokompkromis) mudah terkena infeksi ini seperti pada pasien keganasan yang mendapat terapi sitostatika atau radiasi. Penyebaran infeksi pada ISPA dapat melalui jalan hematogen, limfogen, perkontinuitatum dan udara nafas.                         Infeksi bakteri mudah terjadi pada saluran nafas yang sel-sel epitel mukosanya telah rusak akibat infeksi yang terdahulu. Selain hal itu, hal-hal yang dapat mengganggu keutuhan lapisan mukosa dan gerak silia adalah asap rokok dan gas SO2 (polutan utama dalam pencemaran udara),



sindroma imotil, pengobatan dengan O2 konsentrasi tinggi (25 % atau lebih). 2.1.4 Manifestasi Klinis ·      



Batuk, pilek dengan nafas cepat atau sesak nafas. Pada umur kurang dari 2 bulan, nafas cepat lebih dari 60 kali per menit. Penyakit ini biasanya dimanifestasikan dalam bentuk adanya demam, adanya obstruksi hidung dengan sekret yang encer sampai dengan membuntu saluran pernafasan, bayi menjadi gelisah dan susah atau bahkan sama sekali tidak mau minum (Pincus Catzel & Ian Roberts, 1990). A. Demam Pada neonatus mungkin jarang terjadi tetapi gejala demam muncul jika anak sudah mencaapai usia 6 bulan sampai dengan 3 tahun. Seringkali demam muncul sebagai tanda pertama terjadinya infeksi. Suhu tubuh bisa mencapai 39,5 - 40,5 B. Anorexia Biasa terjadi pada semua bayi maupun anak yang mengalami sakit. Anak akan menjadi susah minum dan bahkan tidak mau minum. C. Vomiting Biasanya muncul dalam periode sesaat tetapi juga bisa selama bayi tersebut mengalami sakit. D. Diare Seringkali terjadi mengiringi infeksi saluran pernafasan akibat infeksi virus. E. Batuk Merupakan tanda umum dari tejadinya infeksi saluran pernafasan, mungkin tanda ini merupakan tanda akut dari terjadinya infeksi saluran pernafasan.



2.1.5 Penatalaksanaan Penatalaksanaan ISPA meliputi langkah atau tindakan sebagai berikut 1. Upaya pencegahan Pencegahan dapat dilakukan dengan :



a. Menjaga keadaan gizi agar tetap baik b. Immunisasi c. Menjaga kebersihan perorangan dan lingkunganMencegah anak berhubungan dengan penderita ISPA. 2.   Pengobatan dan perawatan Prinsip perawatan ISPA antara lain : 1. 2. 3. 4.



Menigkatkan istirahat minimal 8 jam perhari. Meningkatkan makanan bergizi Bila demam beri kompres dan banyak minum Bila hidung tersumbat karena pilek bersihkan lubang hidung dengan sapu tangan yang bersih. 5. Bila badan seseorang demam gunakan pakaian yang cukup tipis tidak terlalu ketat 6. Bila terserang pada anak tetap berikan makanan dan ASI bila anak tersebut masih menetek 3. Pengobatan a. Mengatasi panas (demam) dengan memberikan parasetamol atau dengan kompres, bayi dibawah 2 bulan dengan demam harus segera dirujuk. Parasetamol diberikan 4 kali tiap 6 jam untuk waktu 2 hari. Cara pemberiannya, tablet dibagi sesuai dengan dosisnya, kemudian digerus dan diminumkan. Memberikan kompres, dengan menggunakan kain bersih, celupkan pada air (tidak perlu air es). b. Mengatasi batuk. Dianjurkan memberi obat batuk yang aman yaitu ramuan tradisional yaitu jeruk nipis ½ sendok teh dicampur dengan kecap atau madu ½ sendok teh , diberikan tiga kali sehari.



BAB 3 TINJAUAN KASUS ASUHAN KEBIDANAN PADA ANAK SAKIT An “R” USIA 2 TAHUN DENGAN ISPA POLI ANAK PUSKESMAS JOGOROGO



I. PENGKAJIAN A. Data Subjektif Tanggal Pengkajian



: 05 Oktober 2020



Pukul : 09.00 WIB



Tempat Pengkajian



: Poli Anak Puskesmas Jogorogo



1. Identitas Klien 1. Identitas Anak Nama



: An R



Tanggal lahir



: 05 – 07- 2018



Umur



: 2 tahun



Jenis kelamin



: Perempuan



Alamat



:



Anak Ke



:1



2. Identitas Orang Tua Nama Ibu



: Ny. “S”



Nama Suami



: Tn.”H”



Umur



: 28 tahun



Umur



: 30 tahun



Suku/Kebangsaan



: Jawa/Indonesia



Suku/Kebangsaan



: Jawa/Indonesia



Agama



: Islam



Agama



: Islam



Pendidikan



: SMA



Pendidikan



: SMA



Pekerjaan



: IRT



Pekerjaan



: Swasta



Penghasilan



:-



Penghasilan



:-



Alamat



:



Alamat



:



2. Keluhan Utama Ibu mengatakan datang kebidan ingin memeriksakan anaknya yang sedang sakit dengan keluhan badan panas, batuk, dan flu. 3. Riwayat Kesehatan sekarang



Ibu mengatakan anaknya sekarang sedang panas, batuk dan flu sejak kemarin 4. Riwayat Kesehatan lalu Ibu mengatakan dulu anaknya juga pernah mengalami sakit panas, batuk, flu dan biasanya hanya di bawa kebidan sudah sembuh. 5. Pola Kebiasaan 1. Nutrisi Sebelum sakit



: makan dalam sehari 3-4x dengan menu



lauk, sayuran tahu tempe dan ayam goreng serta makan buahbuahan dan minum jus serta air putih dan susu Formula. Selama sakit



: Makan sehari hanya 2x dengan porsi



sedikit, minum air putih sedikit ( harus dipaksa) dan tidak mau minum air susu. 2. Eliminasi Sebelum sakit



: BAB 1x dalam sehari dengan konsistensi



lunak bau khas feses, BAK 4-5x sehari dengan warna serta bau khas urine . Selama sakit



: dari kamarin belum BAB dan BAK sehari



hanya 2-3x dengan bau khas urine. 3. Istirahat Sebelum sakit



: tidur siang 2-3 jam sehari dan tidur malam



8-9 jam sehari. Selama sakit : tidur siang hanya 1 jam kurang dan saat malam tidur terganggu karena sering bangun.



4. Personal Hygiene Sebelum sakit



: Mandi sehari 2x pagi dan sore ganti



pakaian saat habis mandi dan jika kotor. Keramas semingu 34 x, gosok gigi sehari 2 x Selama sakit gigi sehari 2x



: Mandi sehari 1x belum keramas dan gosok



5. Riwayat Tumbuh kembang BB Lahir



: 2800 Gram



TB Lahir



: 49 cm



TB Sekarang



: 77 cm



BB sekarang



: 25 kg



Umur 3 bulan mulai mengangkat kepala dada Umur 5 bulan dapat mengangkat kepala dan mengoceh Umur 7 bulan dapat duduk tengkurap berbalik lagi Umur 9 bulan dapat merangkak Umur 10 bulan dapat berdiri dan berjalan di tuntun Umur kurang dari setahun dapat berjalan dan berdiri sendiri serta dapat memanggil ibu atau ayah Umur 1 tahun dapat diajak bernyanyi walaupun belum terlalu jelas lafalnya Umur 2 tahun dapat berlari lari dan mencoret coret 6. Riwayat imunisasi Umur 1 bulan : Hepatitis 1, BCG, polio Umur 2 bulan : Hb 1, DPT 1, Polio 2 Umur 3 bulan : Hb2, DPT 2, Polio 3 Umur 4 bulan : Hb3, DPT 3, Polio 4 Umur 9 bulan : campak B. Data Objektif 6. Pemeriksaan Umum a. KU



: Baik



b. Kesadaran



: Composmentis



c. TTV



: Nadi : 90 x/menit



7. Pemeriksaan Antopometri a. BB sekarang



: 25 cm



b. TB



: 75 cm



c. LK



: 46 cm



RR



: 34 x/menit



S



: 36,8 o C



d. Lingkar dada



: 43 cm



8. Pemeriksaan Fisik -



Kepala



: Bentuk kepala bulat, rambut hitam, tipis, halus, penyebaran merata, kepala bersih, tidak ada benjolan abnormal.



-



Muka



: Agak pucat, sembab, tidak odeme.



-



Mata



: Simetris, konjungtiva palpebra merah muda, sclera putih.



-



Mulut



: tidak ada kelainan stomatitis, ada gigi yang belum tumbuh ada karang gigi



-



Hidung



: Simetris, tidak ada tumor, ada secret, tidak ada pernafasan cuping hidung, defiasi septumnasi tidak ada pembesaran, terpasang Oksigen.



-



Telinga



: Simetris, tidak ada serumen, tidak ada benjolan abnormal.



-



Leher



: Tidak ada bendungan vena jugularis, tidak ada pembesaran kelenjar kelenjar tyroid dan limfe



-



Dada



: Simetris, tidak ada kelainan, bentuk dada normal, tidak ada retraksi otot pernafasan puting menonjol.



-



Perut



:Tali pusat basah, tidak ada tanda infeksi, tali pusat tidak ada kelainan, perut teraba lunak, tidak kembung.



-



Genetalia :bersih simetris tidak ada kelainan..



-



Tungkai dan kaki : simetris, tidak ada kelainan, tungkai kaki menyerupai buah tomat..



-



Anus



: Lubang ada, mekonium +, tidak ada lesi/iritasi.



Punggung : tidak ada spina bifida.



-



2. Pemeriksaan penunjang 3. Terapi Amoxilin Flucadex II. INTERPRESTASI DATA Tanggal : 05 oktober 2020



Jam



: 09.10 WIB



Dx



: An “ R” usia 2 tahun dengan ISPA



Ds



: ibu mengatakan anaknya panas, flu dan batuk 2 hari Ibu mengatkan anaknya rewel dan susah makan



Do



: KU



: Baik



Kesadaran



: Composmentis



TTV



:N



: 90x/ menit



S



: 380 C



R



: 35x/ menit



BB



: 25 kg



PB



: 75 cm



Anak terlihat agak pucat Kulit teraba hangat Mata tampak sayup dan berkaca kaca Anak batuk hidung meler dan muka agak kemerahan III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL Batuk / Pneumonia Pilek / sirotinus IV.



IDENTIFIKASI KEBUTUHAN DAN TINDAKAN SEGERA Istirahat cukup Pemeberian terapi amox,flucadek



V. INTERVENSI Tanggal



: 05 Oktober 2020



Pukul : 09.15 WIB



Dx



: An “R” usia 2 tahun dengan ISPA



Tujuan



:Setelah dilakukan asuhan kebidanan diharapkan anak dapat segera membaik.



Kriteria Hasil



: KU



: Baik



Kesadaran



: Komposmentis



TTV



: dalam batas normal



Anak tidak batuk lagi Anak tidak flu lagi Suhu tubuh dapat segera teratasi Anak tidak rewel kembali



Intervensi 1. Cuci tangan 7 langkah dengan menggunakan sabun sebelum dan sesudah tindakan R/ Agar bayi terhindar dari infeksi 2. Pastikan ibu agar mengetahui kondisi anaknya R/ agar ibu merasa lebih tenanag 3. Anjurkan ibu untuk mengompres anaknya jika panas R/ dapat membantu menurunkan panas secara konduksi. 4. Anjurkan ibu untuk memberikan pakain yang tipis dan menyerap keringat R/ membantu untuk proses penguapan. 5. Berikan terapi untuk anak dan ajarkan cara pemberiannya. R/ agar penyembuhan cepat dan ibu dapat mengetahui dengan jelas cara pemberiannya 6. Anjurakan untuk tidak makan makanan yang berminyak serta minum air dingin .



R/ dapat membantu proses penyembuhan dengan cepat. 7. Anjurkan ibu untuk tetap memberikan nutrisi yang adekuat. R/ agar kebutuhan nutrisi selama sakit dapat tetap terpenuhi dengan baik. 8. Anjurkan ibu agar anaknya dapat beristirahat dengan teratur R/ agar dapat membantu proses penyembuhan. 9. Anjurakan ibu untuk meminumkan obat secara teratur dan tepat. R/ agar panas dan batuk serta flu dapat segera terasi dan anak bisa segera sembuh. 10. Anjurakan ibu untuk kontrol kembali jika tidak ada perubahan setelah obat habis. R/ untuk mengetahui perkembangan anak dan dapat segera mendapat penanganan lebih lanjut jika sakitnya tidak ada perubahan.



VI. IMPLEMENTASI Tanggal



: 05 Oktober 2020



Dx



: An “R” usia 2 tahun dengan ISPA.



Jam



: 09.20 WIB



1. Melakukan cuci tangan 7 langkah sesuai dengan SOP yang benar sebelum dan sesudah tindakan terhadap bayi. 2. Memastikan ibu agar mengetahui kondisi anaknya dengan begitu ibu lebih tenang. Suhu nadi serta pernafasan. 3. menganjurkan ibu untuk mengompres anaknya jika panas yaitu dengan air dingin mengggunakan kain. 4. menganjurkan ibu untuk memberikan pakain yang tipis dan menyerap keringat. 5. memberikan terapi untuk anak dan ajarkan cara pemberiannya. Yaitu dengan memberikan amoxcillin dan flucadek untuk ISPA. 6. Menganjurkan untuk tidak makan makanan yang berminyak serta minum air dingin seperti gorengan ( lauk pauk yang digoreng untuk sementara sakit) 7. Menganjurkan ibu untuk tetap memberikan nutrisi yang adekuat seperti makan makanan dengan sayur lauk buah yang tidak mengganggu proses penyembuhan anaknya. 8. Menganjurkan ibu agar anaknya dapat beristirahat dengan teratur tidak memperbolehkan anaknya main selama sakit. 9. Menganjurakan ibu untuk meminumkan obat secara teratur dan tepat.sehari 3x dengan dosis yang sesuai.



10. Mengannjurakan ibu untuk kontrol kembali jika tidak ada perubahan setelah obat habis. VII.



EVALUASI Tanggal: 05 oktober 2020



Jam : 09.35 WIB



Dx



:An R usia 2 tahun dengan ISPA.



S



: ibu mengatakan sudah mengerti mengenai penjelasan yang



diberikan oleh petugas dan ibu mau melaksanakan anjuran dari bidan O



: KU



:Baik



Kesadaran



: Komposmentis



TTV



:N



: 90x/ menit



S



: 380 C



R



: 35x/ menit



Ibu mampu mengulangi penjelasan yang dberikan oleh bidan Ibu menganggukan kepala tanda ibu mengerti



A



: By “R” usia 2 tahun dengan ISPA masalah teratas sebagian.



P



: 1. Lanjutkan intervensi. 2. Memberikan motivasi ibu agar dapat melakukan anjuran yang diberikan dengan baik. 3. Mengingatkan ibu untuk kembali jika tidak ada perubahan.



BAB 4 PENUTUP IV.1



Kesimpulan



Setelah melakukan asuhan kebidanan pada An “R”  usia 2 tahun dengan ISPA, didapatkan kesimpulan bahwa dalam pengkajian dilakukan pengumpulan data yang meliputi data subjectif dan objectif.Dari pengkajian tersebut diambil suatu diagnosa bahwa An “R” usia 2 tahun dengan ISPA. yang diberikan  disesuaikan dengan ketentuan yang ada, sedangkan penerapannya disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada. Evaluasi dilakukan setelah implementasi dilakukan,yang menunjukkan bahwa Ny “R” mengalami kemajuan : 1. Ibu mengerti tentang keadaan anaknya 2. Ibu bersedia melakukan Anjuran yang disarankan bidan mengenai anaknya. IV.2



Saran



1. Bagi Tenaga Kesehatan Diharapkan bagi tenaga kesehatan agar dapat memberikan asuhan yang tepat, sesuai dengan kebutuhan penderita. 2. Bagi Pasien Di harapkan melakukan pemeriksaan secara rutin bila timbul kelainan yang lebih berlanjut dapat segera terdeteksi. 3. Bagi Pembaca Diharapkan pada para pembaca agar menjadikan sebagai salah satu cara untuk dapat memberikan asuhan yang benaranak dengan ISPA. 4. Bagi Institusi Diharapkan Institusi agar dapat dijadikan sebagai bahan tambahan literatur. 5.  Bagi Praktek Mandiri Bidan. Diharapkan kepada pihak PMB agar dapat membantu penerapan atau penatalaksana anak dengan ISPA.



DAFTAR PUSTAKA



Mansjoer, Arif. 2001. Kapita Selekta Kedokteran Edisi III vol. 1. Jakarta: Media             Aesculapius. Nelson. 2000. Ilmu Kesehatan Anak Bagian II. Jakarta: EGC. Ngastiyah. 1997. Perawatan Anak Sakit. Jakarta: EGC Suriadi, Yuliana R. 2010. Asuhan Keperawatan pada Anak Edisi I. Jakarta: PT. Fajar Interpratama Hidayat, Aziz Alimul A. 2006. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak jilid 2. Jakarta: Salemba Medika Suriadi & Yuliani, Rita. 2001. Buku Pegangan Praktek Klinik: Asuhan Keperawatan pada Anak. Jakarta: Sagung Seto