7 0 182 KB
“ASUHAN KEBIDANAN BAYI SAKIT PADA BY.M UMUR 7 BULAN DENGAN BATUK BUKAN PNEUMONIA DI PUSKESMAS SORONG BARAT KOTA SORONG”
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Praktik Klinik Kebidanan Komprehensif Program Studi DIII Kebidanan Poltekkes Kemenkes Sorong
DISUSUN OLEH : NUR HAYANI 4 1540118028
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN POLTEKKES KEMENKES SORONG TAHUN 2021
HALAMAN PERSETUJUAN
“ASUHAN KEBIDANAN BAYI SAKIT PADA BY.M UMUR 7 BULAN DENGAN BATUK BUKAN PNEUMONIA DI PUSKESMAS SORONG BARAT KOTA SORONG”
Yang disusun oleh : NUR HAYANI 4 1540118028
Telah dikonsultasikan dan disetujui oleh :
Pembimbing Klinik
Pembimbing Institusi
.....................
FITRAH DUHITA,M.Keb
NIP.
NIP. 198805172020122003
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas semua berkat dan rahmatNya sehingga dapat terselesaikannya“Asuhan Kebidanan Bayi Sakit Pada By.M Umur 7 Bulan dengan Batuk bukan Pneumonia di Puskesmas Sorong Barat Kota Sorong”. Dalam hal ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, karena kesempatan ini kali ini penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada: 1. Ariani Pongoh, S.ST, M.Kes selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Sorong, yang telah memberi kesempatan menyusun Laporan Asuhan Kebidanan pada By.M 2. Sunaeni, M.Keb selaku Ketua Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Sorong yang telah memberikan kesempatan menyusun Laporan Asuhan Kebidanan pada By.M 3. Adrianan Egam, S.ST, M.Kes selaku Ketua Program Studi DIII Kebidanan Poltekkes Kemenkes Sorong yang telah memberikan kesempatan menyusun Laporan Asuhan Kebidanan pada By.M 4. Fitrah Duhita, M.Keb selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan sehingga tugas Laporan askeb ini dapat terselesaikan. 5. ...................selaku Pembimbing Klinik di Ruang MTBS Puskesmas Sorong Barat yang memberikan kesempatan untuk menyelesaikan Laporan Asuhan Kebidanan pada By.M. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan balasan pahala atas segala amal yang di berikan dan semoga laporan ilmiah ini berguna bagi semua pihak yang memanfaatkannya. Sorong, Mei 2021 Penulis
Nur Hayani
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN.....................................................................................................................ii KATA PENGANTAR................................................................................................................................iii DAFTAR ISI..............................................................................................................................................iv BAB I..........................................................................................................................................................1 PENDAHULUAN.......................................................................................................................................1 A.
Latar Belakang.................................................................................................................................1
B.
Tujuan..............................................................................................................................................2
C.
Manfaat............................................................................................................................................3
BAB II.........................................................................................................................................................4 TINJAUAN TEORI.....................................................................................................................................4 A.
Konsep Dasar Batuk........................................................................................................................4 1.
Definisi Batuk..............................................................................................................................4
2.
Etiologi........................................................................................................................................4
3.
Patofisiologi.................................................................................................................................5
4.
Mekanisme batuk.........................................................................................................................5
5.
Klasifikasi Batuk Secara umum...................................................................................................7
6.
Penanganan Batuk.......................................................................................................................8
7.
Faktor yang dapat meringankan batuk.........................................................................................8
BAB III TINJAUAN KASUS.............................................................................................................9 BAB IV.....................................................................................................................................................19 PENUTUP.................................................................................................................................................19 A.
Kesimpulan....................................................................................................................................19
B.
Saran..............................................................................................................................................19
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pneumonia biasanya disebabkan oleh virus atau bakteria. Sebagian besar episode yang serius disebabkan oleh bakteria. Biasanya sulit untuk menentukan penyebab spesifik melalui gambaran klinis atau gambaran foto dada. Dalam program penanggulangan penyakit ISPA, pneumonia diklasifikasikan sebagai pneumonia sangat berat, pneumonia berat, pneumonia dan bukan pneumonia, berdasarkan ada tidaknya tanda bahaya, tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam dan frekuensi napas, dan dengan pengobatan yang spesifik untuk masing-masing derajat penyakit. (http://www.ichrc.org/42-pneumonia). Dalam MTBS/IMCI, anak dengan batuk di”klasifikasi”kan sebagai penyakit sangat berat (pneumonia berat) dan pasien harus dirawatinap; pneumonia yang berobat jalan, dan batuk: bukan pneumonia yang cukup diberi nasihat untuk perawatan di rumah. Derajat keparahan dalam diagnosis pneumonia dalam buku ini dapat dibagi menjadi pneumonia berat yang harus di rawat inap dan pneumonia ringan yang bisa rawat jalan (Modul MTBS,2015). Pneumonia merupakan penyakit yang menyerang saluran pernafasan bagian bawah, jadi secara sederhana pneumonia merupakan infeksi akut saluran pernafasan bawah. Masyarakat awam menyebut kondisi ini sebagai paru-paru basah. Penyakit ISPA pada balita dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah faktor lingkungan seperti pencemaran udara dalam rumah, ventilasirumah, dan kepadatan hunian. Faktor individu anak meliputi umur anak, berat badan lahir, status gizi, vitamin A dan status imunisasi. Faktor lingkungan meliputi perilaku
pencegahan dan penanggulangan ISPA pada balita atau peran aktif keluarga atau masyarakat dalam menangani penyakit ISPA serta perilaku kebiasaan yang merugikankesehatan seperti merokok dalam keluarga (Maryunani, 2010). Batuk merupakan mekanisme reflex yang sangat penting untuk menjaga jalan napas tetap terbuka (paten) dengan cara menyingkirkan hasil sekresi lendir yang menumpuk pada jalan napas. Tidak hanya lendir yang akan disingkirkan oleh reflex batuk tetapi juga gumpalan darah dan benda asing (Djojodibroto, D. 2016). Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk mengambil judul “Asuhan Kebidanan Bayi Sakit Pada bayi M Umur 7 bulan , Di Ruang MTBS Puskesmas Sorong Barat.” B. Tujuan 1. Tujuan Umum Mampu melaksanakan asuhan kebidanan balita sakit pada By. M dengan menggunakan tujuh langkah varney secara komprehensif. 2. Tujuan Khusus a. Dapat melakukan pengkajian data baik data subyektif maupun obyektif pada By.M di Puskesmas Sorong Barat. b. Dapat membuat interpretasi data dengan tepat pada pada pada By.M dengan batuk bukan pneumonia di Puskesmas Sorong Barat. c. Dapat menentukan diagnosa/masalah potensial dan antisipasi pada By.M di Puskesmas Sorong Barat. d. Dapat menentukan tindakan segera yang tepat untuk pada By. M di Puskesmas Sorong Barat. e. Dapat membuat perencanaan tindakan yang tepat untuk pada By.M dengan batuk bukan pneumonia di Puskesmas Sorong Barat.
f. Dapat melaksanakan rencana tindakan yang telah dibuat dengan baik pada By.M di Puskesmas Sorong Barat. g. Dapat melakuakn evaluasi dari tindakan yang telah dilakukan dari awal
sampai
akhir pada By.M di Puskesmas Sorong Barat. C. Manfaat a. Bagi institusi Sebagai dokumentasi dan perbandingan antara teori yang didapatkan dipendidikan terhadap Bayi sakit dengan Batuk bukan Pneumonia b. Bagi lahan praktik Menambah wawasan dan pengetahuan tenaga kesehatan khususnya bidan dalam menangani asuhan kebidanan pada Bayi sakit dengan Batuk bukan Pneumonia . Serta dapat meningkatkan mutu yang sudah ada dan dapat memberikan pelayanan baru bagi mahasiswa yang akan dibimbing selanjutnya c. Bagi mahasiswa Menambah wawasan dan pengetahuan serta pengalaman tentang asuhan kebidanan pada Bayi sakit dengan Batuk bukan Pneumonia, serta sebagai penerapan ilmu yang telah didapat.
BAB II TINJAUAN TEORI A. Konsep Dasar Batuk 1. Definisi Batuk Batuk merupakan mekanisme reflex yang sangat penting untuk menjaga jalan napas tetap terbuka (paten) dengan cara menyingkirkan hasil sekresi lender yang menumpuk pada jalan napas. Tidak hanya lendir yang akan disingkirkan oleh reflex batuk tetapi juga gumpalan darah dan benda asing (Djojodibroto, 2009). Batuk merupakan proses ekspirasi (penghembusan nafas) yang eksplosif yang memberikan mekanisme proteksi normal untuk membersihkan saluran pernafasan dari adanya benda asing yang mengganggu. Batuk bukanlah suatu penyakit melainkan suatu tanda atau gejala adanyaganggan pada saluran pernafasan. Selain itu, batuk juga merupakan jalur penyebaran infeksi. Batuk dapat menyebabkan rasa tidak nyaman, mengganggu kehidupan normal, dan rasa khawatir terhadap penyebab batuk (Ikawati, 2016).
2. Etiologi Pemicu batuk adalah adanya berbagai iritan yang memasuki saluran nafas melalui inhalasi (asap, debu, atau asap rokok, makanan yang tidak sehat) atau melalui inhalasi (sekresi jalan nafas, benda asing, atau isi lambung). Batuk karena iritasi karena sekresi jalan nafas (seperti postnasal drip) atau isi lambung biasanya faktor pemicunya tidak dikenal dan batuknya bersifat persisten. Jika terus terpapar oleh iritan maka dapat memicu batuk dan sensitifitas jalan nafas meningkat. Infeksi pernafasan karena virus maupun bakteri yang menyebabkan inflamasi, konstriksi, dan kompresi jalan nafas juga dapat menyebabkan batuk. Adanya kelainan pada jantung, yaitu gagal jantung kongestif, juga dapat menimbulkan batuk karena adanya edema di daerah peribronkial dan interstisial (Ikawati, 2016).
3. Patofisiologi Batuk membantu membersihkan jalan nafas saat ada banyak partikelpartikel asing yang terhirup, lendir dalam jumlah yang berlebihan, dan jika ada substansi abnormal pada jalan nafas, seperti cairan edema atau nanah. Refleks batuk dimulai dengan adanya stimulasi pada reseptor, dimana reseptor batuk merupakan golongan reseptor yang secara cepat beradaptasi terhadap adanya iritan. Ada ujung syaraf yang berlokasi di dalam epitelium di hampir sepanang saluran nafas yang paling banyak dijumpai pada dindng posterior trakea, karina, dan daerah percabangan saluran nafas utama. Pada bagian faring juga terdapat reseptor batuk yang dapat dipicu oleh adanya stimulus kimia maupun mekanis. Reseptor mekanis sensitif terhadap sentuhan an perubahan; terkonsentrasi di laring, trakea, dan karina. Reseptor kimia sensitif pada adanya gas dan baubauan berbahaya; terkonsentrasi di laring, bronkus, dan trakea (Ikawati, 2016).
4. Mekanisme batuk Batuk merupakan suatu rangkaian refleks yang terdiri dari reseptor batuk, saraf aferen, pusat batuk, saraf eferen, dan efektor. Refleks batuk tidak akan sempurna apabila salah satu unsurnya tidak terpenuhi. Adanya rangsangan pada reseptor batuk akan dibawa oleh saraf aferen ke pusat batuk yaitu medula untuk diteruskan ke efektor melalui saraf eferen. Reseptor batuk terdapat pada farings, larings, trakea, bronkus, hidung (sinus paranasal), telinga, lambung, dan perikardium sedangkan efektor batuk dapat berupa otot farings, larings, diafragma, interkostal, dan lain-lain. Proses batuk terjadi didahului inspirasi maksimal, penutupan glotis, peningkatan tekanan intra toraks lalu glotis terbuka, dan dibatukkan secara eksplosif untuk mengeluarkan benda asing yang ada pada saluran respiratorik. Inspirasi diperlukan untuk mendapatkan volume udara sebanyak-banyaknya sehingga terjadi peningkatan tekanan intratorakal (Supriyatno, 2010). Selanjutnya terjadi penutupan glotis yang bertujuan mempertahankan volume paru pada saat tekanan intratorakal besar. Pada fase ini terjadi kontraksi otot ekspirasi karena pemendekan otot ekspirasi sehingga selain tekanan intratorakal tinggi tekanan intraabdomen pun tinggi. Setelah
tekanan intratorakal dan intraabdomen meningkat maka glotis akan terbuka yang menyebabkan terjadinya ekspirasi yang cepat, singkat, dan kuat sehingga terjadi pembersihan bahan-bahan yang tidak diperlukan seperti mukus dan lain-lain. Setelah fase tersebut maka otot respiratorik akan relaksasi yang dapat berlangsung singkat atau lama tergantung dari jenis batuknya. Apabila diperlukan batuk kembali maka fase relaksasi berlangsung singkat untuk persiapan batuk (Supriyatno, 2016). Menurut Guyton dan Hall (2018), mekanisme batuk dapat dibagi menjadi empat fase yaitu : a. Fase iritasi Iritasi dari salah satu saraf sensoris nervus vagus di laring, trakea, bronkus besar, atau serat afferen cabang faring dari nervus glosofaringeus dapat menimbulkan batuk. Batuk juga timbul bila reseptor batuk di lapisan faring dan esofagus, rongga pleura dan saluran telinga luar dirangsang. b. Fase inspirasi Pada fase inspirasi glotis secara refleks terbuka lebar akibat kontraksi otot abduktor kartilago aritenoidea. Inspirasi terjadi secara dalam dan cepat, sehingga udara dengan cepat dan dalam jumlah banyak masuk ke dalam paru. Hal ini disertai terfiksirnya iga bawah akibat kontraksi otot toraks, perut dan diafragma,sehingga dimensi lateral dada membesar mengakibatkan peningkatan volume paru. Masuknya udara ke dalam paru dengan jumlah banyak memberikan keuntungan yaitu akan memperkuat fase ekspirasi sehingga lebih cepat dan kuat serta memperkecil rongga udara yang tertutup sehingga menghasilkan mekanisme pembersihan yang potensial. c. Fase kompresi Fase ini dimulai dengan tertutupnya glotis akibat kontraksi otot adduktor kartilago aritenoidea, glotis tertutup selama 0,2 detik. Pada fase ini tekanan intratoraks meninggi sampai 300 cm H2O agar terjadi batuk yang efektif. Tekanan pleura tetap meninggi selama 0,5 detik setelah glotis terbuka . Batuk dapat terjadi tanpa penutupan glotis karena otot-otot ekspirasi mampu meningkatkan tekanan intratoraks walaupun glotis tetap terbuka.
d. Fase ekspirasi/ ekspulsi Pada fase ini glotis terbuka secara tiba-tiba akibat kontraksi aktif otot ekspirasi, sehingga terjadilah pengeluaran udara dalam jumlah besar dengan kecepatan yang tinggi disertai dengan pengeluaran benda-benda asing dan bahan-bahan lain. Gerakan glotis, otot-otot pernafasan dan cabang-cabang bronkus merupakan hal yang penting dalam fase mekanisme batuk dan disinilah terjadi fase batuk yang sebenarnya. Suara batuk sangat bervariasi akibat getaran sekret yang ada dalam saluran nafas atau getaran pita suara.
5. Klasifikasi Batuk Secara umum penyakit batuk dapat dikelompokkan menjadi 2 jenis, yaitu batuk produktif dan batuk tidak produktif. Pengelompokan ini didasarkan pada ada dan tidaknya dahak yang diproduksi oleh si penderita. a. Batuk Produktif Masyarakat umumnya menebutnya dengan sebutan batuk berdahak. Batuk berdahak adalah batuk yang disertai dengan dihasilkannya dahak. Batuk berdahak sangat mengganggu karena terasa gatal dan dahak akan keluar seiring dengan batuk. Batuk jenis ini biasanya disebabkan oleh alergi dan disertai flu. b. Batuk Tidak Produktif Batuk tidak produktif, atau batuk tidak berdahak atau disebut juga batuk kering, adalah jenis batuk yang tidak disertai produksi dahak yang berlebihan. Adapun jenis batuk berdasarkan berapa lama batuk tersebut bertahan yaitu: a. Batuk Akut Batuk akut merupakan jenis batuk yang berlangsung kurang dari 2 minggu. Batuk jenis ini biasanya disebabkan oleh masuk angin, influenza, atau infeksi sinus. b. Batuk Kronik Batuk kronik merupakan jenis batuk yang bertahan selama lebih dari 2 minggu, bahkan ada juga yang menahun. Jenis batuk ini juga terjadi secara berulang. Penyebab batuk kronik antara lain adalah asma, TB, dan batuk rejan. Batuk rejan dapat dicegah sejak dini dengan cara memberikan imunisasi DPT.
6. Penanganan Batuk a. Memberikan kemoprofilaksis (pelega tenggorokan/pereda batuk) pada anak dengan infeksi pernapasan akut dan anak dengan mengi b. Memperbaiki nutrisi atau mempertahankan pemberian nutrisi yang baik c. Menjaga kebersihan d. Mengurangi polusi lingkungan seperti polusi udara dalam ruangan, lingkungan berasap rokok dan polusi di luar ruangan. e. Mengurangi penyebaran kuman dan mencegah penularan langsung dengan cara menjauhkan anak dari penderita batuk. f. Memperbaiki cara-cara perawatan anak. Usaha untuk mencari pertolongan medis, memberikan pendidikan pada ibu tentang cara perawatan anak yang baik (WHO, 2010).
7. Faktor yang dapat meringankan batuk Menurut Eveline, Djamaludin (2010) ada beberapa cara untuk meringankan batuk diantaranya : a. Memperbanyak minum air putih untuk membantu mengencerkan dahak, mengurangi iritasi, rasa gatal b. Menghindari paparan debu, minuman atau makanan yang merangsang tenggorokan seperti makanan yang berminyak dan minuman dingin c. Menghindari paparan udara dingin d. Menghindari rokok dan asap rokok karena dapat mngiritasi tenggorokan sehingga dapat memperparah batuk e. Menggunakan zat-zat Emoliensia seperti kembang gula, madu, atau permen hisap pelega tenggorokan. Ini berfungsi untuk melunakkan rangsangan batuk dan mengurangi iritasi pada tenggorokan dan selaput lendir f. Istirahat yang cukup berguna untuk meningkatkan ketahan tubuh
BAB III TINJAUAN KASUS
I. PENGKAJIAN Tanggal/ Jam
: 31 Mei 2021 / 10. 39 WIT
Tempat
: Ruang MTBS
DATA SUBYEKTIF Tanggal / jam : 31 Mei 2021 / 10. 39 WIT A. Identitas Nama : By.M
Nama
: Ny. J (Ibu Kandung)
Umur : 8 bulan
Umur
: 24 tahun
JK
Pekerjaan
: PNS
: Perempuan ( ♀ )
Alamat: Kamp. Baru
Alamat: Kamp : Baru
B. Keluhan utama Ibu mengatakan ingin memeriksakan kesehatan anaknya dengan batuk lendir dan pilek selama 2 hari C. Data Kesehatan 1) Riwayat Penyakit Sekarang Ibu mengatakan anaknya batuk lendir dan pilek selama 2 hari 2) Riwayat penyakit dahulu Ibu mengatakan bayinya tidak pernah sakit
3) Riwayat penyakit keluarga Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak menderita penyakit menurun ( ashma, DM ), menular ( TBC ), menahun ( jantung ) seperti seperti dada berdebar – debar (jantung),sering makan,minum, dan kencing (DM), sesak nafas (Asma),tekanan darah >140/90 mmHg (Hipertensi). Sakit Kuning (Hepatitis), Kejang sampai keluar busa (Epilepsi) dan keputihan Gatal – Gatal (PMS).
D. Data Imunisasi 1 √
HB 2 3 √ √
4 √
1 √
POLIO 2 3 4 √ √ √
BCG √
1 √
DPT 2 3 √ √
CAMPAK X
E. Kebutuhan dasar Kebutuhan Pola Makan
Sebelum Sakit
Saat Sakit
Frekuensi
4 – 5 x sehari
1 - 2x sehari
Porsi
1 mangkok sedang
1 mangkok kecil
Makanan
yang bubur, sup ayam
Bubur
disukai Makanan yang tidak Tidak ada
Tidak ada
disukai Jenis makanan
Bubur , sayur
Bubur, sayur
Keluhan
Tidak
Tidak
Pantangan
Tidak
Tidak
DT 1 2 √ √
Istirahat Lama Tidur
10 jam/hari
8 jam/hari
Tidak ada
Tidak ada
Mandi
2xsehari
2xsehari
Sikat Gigi
2x sehari
2x sehari
Ganti Pakaian
Tiap basah / kotor
Tiap basah / kotor
Tidak ada Aktif
Tidak ada Aktifitas
Keluhan Personal Hygiene
Keluhan Aktifitas bermain
bermain
anak berkurang Eliminasi Frekuensi BAK
4-6x sehari
4-6x sehari
Warna
Kuning jernih
Kuning jernih
Jumlah
1 popok penuh
1 popok penuh
Keluhan
Tidak ada
Tidak ada
Frekuensi BAB
1 - 2x sehari
1 - 2x sehari
Warna
Kuning kecoklatan
Kuning kecoklatan
Bau
Khas
Khas
Konsistensi
Lembek
Lembek
Keluhan
Tidak ada
Tidak ada
2) Data Obyektif 1. Pemeriksaan umum a. Keadaan umum b. Vital sign
: Baik
kesadaran : composmentis
T
:-
RR
: 42 x/menit
N
: 90 x/menit
S
: 36, 50C
c. BB
: 8 kg PB
: 74 cm
d. LILA
: 14
LK
2. Kepala dan wajah a. Rambut Warna
: hitam
Pertumbuhan
: rata / normal
Keadaan
: bersih
Lesi
: tidak ada
Oedema
: tidak ada
b. Mata Conjungtiva
: anemis
Sclera
: tidak ikterik
Sekret
: tidak ada
Bentuk
: simetris
Tanda infeksi
: tidak ada
Kelainan
: tidak ada
c. Hidung
: 52 cm
Sekret
: ada
Keadaan
: bersih
d. Mulut Secret
: tidak ada
Lidah
: bersih
Gigi
: Jumlah 8 ( Atas 4, Bawah 4 ), bersih
Gusi
: kemerahan, tidak bengkak, tidak berdarah
e. Leher Bentuk
: simetris
Massa
: tidak ada
Kekakuan
: tidak ada
Kel. Tiroid
: tidak ada pembesaran
Kel. Parotis
: tidak ada pembengkakan
f. Dada Bentuk
: simetris
Type pernafasan
: normal
Perkusi dada
: normal
Auskultasi suara
: normal
Pernafasan
: normal
KGB axila
: tidak ada pembesaran
g. Abdoment Bentuk
: simetris
Meteorismus
: ada, perut kembung
Bekas luka op
: tidak ada
Resistensi
: tidak ada
Peristaltik usus
: meningkat
Tumor/masa
: tidak ada
Palpasi hepar
: normal / tidak ada pembesran
Palpasi lien
: normal / tidak ada pembesaran
Palpasi mc. burney
: normal / tidak ada nyeri tekan
h. Genetalia
:
Oedem
: tidak ada
Secret
: tidak ada
Kelainan
: tidak ada
i. Ekstremitas Oedema
: tidak ada
Kelainan
: tidak ada
Turgor Kulit
: menurun
3. Pemeriksaan penunjang Tidak dilakukan pemeriksaan
4. Pengobatan yang telah didapat Ibu mengatakan anaknya belum pernah mendapatkan pengobatan apapun
II. INTERPRETASI DATA
Tanggal / jam : 19 November 2020 / 10.05 WIB
1. Diagnosa Kebidanan An. A umur 2 tahun dengan batuk bukan pneumonia. Dasar
: DS
: Ibu mengatakan ingin memeriksakan kesehatan anaknya dengan
batuk lendir dan pilek selama 2 hari
DO
: KU : Lemah
Kesadaran : CM N
: 90 x / menit
RR
: 42 x / menit
S
: 36,50C
Wajah pucat, conjungtiva anemis 2. Masalah
: tidak ada
III. DIAGNOSA / MASALAH POTENSIAL DAN ANTISIPASI Potensial terjadinya dehidrasi ringan ANTISIPASI : Penuhi asupan cairan untuk mengatasi dehidrasi atau rehidrasi Pemberian nutrisi yang adekuat. IV. TINDAKAN SEGERA Tidak ada V. PERENCANAAN Tanggal / jam : 31 Mei 2021 / 10. 45 WIT 1. Beritahu ibu mengenai protocol kesehatan yang berlaku di rumah sakit selama pandemic covid 19 R/ Untuk meminimalkan penyebaran covid 19 EBM/
Instruksi
KESEHATAN
Kementerian
Kesehatan
REPUBLIK
HK.01.07/MENKES/413/2020
TENTANG
KEPUTUSAN
MENTERI
INDONESIA
NOMOR
PEDOMAN
PENCEGAHAN
DAN PENGENDALIAN CORONAVIRUS DISEASE 2019 (COVID-19) 2. Observasi KU dan Vital Sign. 3. Anjurkan ibu untuk memberi nutrisi yang bergizi dan istirahat yang cukup. 4. Anjurkan ibu untuk mengompres anaknya bila panas 5. Berikan KIE pada ibu tentang nutrisi dan personal hygiene pada anaknya. 6. Berikan terapi pada anak ibu. 7. Anjurkan ibu untuk kontrol setelah obat habis
VI. PELAKSANAAN Tanggal / jam : 31 Mei 2021 / 10. 55 WIT 1. Memberitahu pada ibu bahwa selama pandemic pasien wajib menggunakan masker dan mencuci tangan sesering mungkin pada tempat yang telah disediakan. 2. Mengobservasi KU dan Vital Sign. 3. Menganjurkan ibu untuk memberi nutrisi yang bergizi dan istirahat yang cukup. 4. Menganjurkan ibu untuk mengompres anaknya dengan air hangat bila panas 5. Berikan KIE pada ibu tentang nutrisi dan personal hygiene pada anaknya : a. Nutrisi Diet rendah serat dengan cara melakukan pengenceran pada pembuatan susu formula. b. Personal Hygiene Menjaga kebersihan badan terutama pada kebersihan kuku dan jari. Cara membersihkan botol sesuai dengan standart ( sterilisasi ) yaitu dengan cara merebus botol ke dalam air mendidih 20 menit untuk menghilangkan kuman / bakteri yang tertinggal di dalam botol. 6. Memberikan terapi pada anak ibu. Ambroxol
3 x 1/5 hari
Vit C
3 x 1/5 hari
CTM
3 x 1/5hari
7. Menganjurkan ibu untuk kontrol setelah obat habis
VII. EVALUASI Tanggal / jam : 31 Mei 2021 / 11:10 WIT 1. Ibu telah mengetahui penjelasan dan tentang keadaan anaknya. KU: Lemah Kesadaran: Compos mentis Nadi
: 90 x / menit
Respirasi: 42 x / menit Suhu
: 36,50C
4. Ibu bersedia untuk memberikan nutrisi yang bergizi dan istirahat yang cukup. 5. Ibu bersedia untuk mengompres anaknya bila panas dengan air hangat. 6. Ibu sudah mengerti tentang nutrisi dan personal hygiene. 7. ibu mengatakan akan memberikan anaknya obat sesuai anjuran. 8.Ibu bersedia untuk kontrol setelah obat habis.
\
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan Setelah melakukan pengkajian asuhan kebidanan pada By. M umur 8 Bulan dengan batuk lendir dan pilek selama 2 hari di ruang MTBS Puskesmas Sorong Barat. Penulis dapat mengambil kesimpulan dengan menggunakan manajement varney dengan menggunakan soap dapat meningkatkan kemampuan dan ketrampilan dan sikap yangan harus dilakukan bidan dalam memberikan asuhan secara tepat, cermat, menyeluruh Dengan manajement varney dapat meningkatkan kemammpuan bidan dalam hal pengetahuan didapatkan hasil pengkajian pada By. M umur 8 Bulan dengan batuk lendir dan pilek selama 2 hari Kesadaran: CM, VS: T : -, N : 90 x/menit, RR : 42x/menit, S : 37 oC, tidak ada riwayat penyakit yang membahayakan. Asuhan Kebidanan yang diberikan yaitu terapi obat,memberikan informasi tentang batuk, memberikan KIE tentang nutrisi dan personal hygiene, anjurkan ibu untuk mengontrolkan anaknya 1 minggu lagi atau bila ada keluhan. B. Saran 1. Bagi tenaga kesehatan Bagi tenaga kesehatan dapat memberikan asuhan pelayanan dan penyuluhan kepada masyarakat sesuai dengan standar yang telah ditetapkan 2. Bagi pasien Hendaknya dapat mendukung dan mampu diajak kerjasama dengan tenaga kesehatan 3. Untuk Keluarga Hendaknya memberikan dukungan kepada pasien baik mental maupun spiritual.
DAFTAR PUSTAKA Ibrahim, Christina, S. Dra. 1996. Perawatan Kebidanan Jilid 2. Jakarta : Bratara
Nelson. 2002. Ilmu Kesehatan Anak Jilid 2. Jakarta : EGC
Saminem, Hj. 2008. Kehamilan Normal. Jakarta : EGC
Staf Pengajar IKA FKUI 1998. Ilmu Kesehatan Anak Jilid 1. Jakarta : FKUI
Widjaja, M.C. 2002. Mengatasi Diare dan Keracunan Pada Balita. Jakarta : Kawan Pustaka