15 0 237 KB
ِِ
ASUHAN KEBIDANAN PADA KELUARGA BERENCANA PADA NY. M DENGAN KONTRASEPSI MANTAP MOW DI RSUD KARANGANYAR 2007
Disusun oleh: ENDRI 2006.054
AKADEMI KEBIDANA MAMBAUL ULUM SURAKARTA 2006/2007
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat serta karuniaNya sehingga penulus dapat menyelesaikan tugas pencapaian kasus dengan judul "Asuhan Kebidanan Pada Keluarga Berencana Ny.M Dengan MOW diRSUD Karanganyar". Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semuaa pihak yan telah bersimpati dan berempati sehingga tersesainya tugas ini. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1
Ibu Henik Istikhomah. SST Selaku direktur AKBID Mamba`ul 'Ulum Surakarta
2
Ibu Henik Isyikhomah ,SSiT Selaku pmbimbing kasus Askeb
3
Ayah dan Ibu penulis yang telah mendukung dan memberi semangat kepada penulis
4
Staff dan para Dosen AKBID Mamba`ul 'Ulum Surakarta
5
Teman-teman teman satu angkatan yang ikut membantu dan belajar bersama-sama penulis selama praktik.
Penulis menyadari banyak kekurangan dalam penyusunan laporan ini. Maka penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang sifatnya membangun.
Surakarta,
Penulis
2008
DAFTAR ISI
Halaman Judul Lembar Pengesahan Kata Pengantar Daftar Isi Bab I Pendahuluan 1.1
Latar Belakang
1.2
Tujuan
Bab II Tinjauan Teori 2.1
Pengertian
2.2
Indikasi
2.3
Waktu Untuk Kontap
2.4
Kantra Indikasi
2.5
Jenis Mow
2.6
Keuntungan
2.7
Kerugian
Bab III Tinjauan Kasus 3.1
Pengkajian Data
3.2
Interpretasi Data
3.3
Diagnosa Potensial dan Antisipasi
3.4
Tindakan Segera
3.5
Intervensi
3.6
Implementasi
3.7
Evaluasi
Bab IV Penutup 4.1
Kesimpulan
4.2
Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kontrasepsi mantap (kontap) atau sterilisasi merupakan metode KB yang paling efektif, murah, aman, dan mempunyai nilai demografi yang tinggi. Peranan bidan sangat besar dalam upaya menggalakkan penerimaan kontrasepsi mantap sehingga semakin dapat diterima dimasyarakat. Fungsi bidan terutama KIE tentang kontrasepsi mantap, yaitu memberikan konseling mengenai bagaimana kontap itu, dimana didapatkan pelayanan kontap dan kapan dilaksanakan. Pada wanita ( MOW ) pelayanan ini diberikan pada rumah sakit atau klinik kebidanan dimana terdapat kamar bedah. Pelayanan ini I dapat diberikan kapan saja klien menghendaki. Para wanita sebagian besar dilakukan saat wanita masih dirawat dirumah sakit, yaitu setelah melahirkan, setelah keguguran, saat operasi besar dan setiap setiap saat dikehendaki. Dalam upaya menggalakkan penerimaan kontap, bidan pentik untuk dapat memberikan informasi tentang kontrasepsi mantap. Diharapkan bidan dapat menjadi pusat penggerak penerimaan kontrasepsi mantap. 1.2 Tujuan 1.2.1
Tujuan Umum Setelah pembelajaran klinik penulis mendapatkan pengalaman nyata dalam asuhan kebidanan secara komprehensif pada keluarga berencana dengan 7 langkah varney.
1.2.2
Tujuan Khusus 1.2.2.1 Dapat melakukan asuhan kebidanan dari pengkajian sampai evaluasi dengan pendekatan manajement kebidanan 7 langkah varney . 1.2.2.2 Dapat menganalisa kesenjangan antara teori dan praktek. 1.2.2.3 Dapat memberikan alternatif pemecahan masalah jika ditemukan kesenjangan dapat mendokumentasikan hasil asuhan dengan SOAP NATES.
BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Pengertian Metode opersi wanita adalah sterilisasi pada wanita yang merupakan kontrasepsi yang permanen bagi wanita yang tidak menginginkan anak lagi. Motu merupakan suatu rosedur yang aman dan sederhana. Motu dapat dilakukan hanya dengan anastesi local. Petugas kesehatan yang telah terlatih akan membuat insisi kecil diperut wanita dan mengikat atau memotong kedua saluran tuba fallopi. Kedua saluran tuba tersebut membawa sel telur dari ovarium ke uterus. Dengan menghalangi saluran tuba, sel telur dari wanita taidak akan dapat bertemu sel sperma. Wanita tetap akan mengalami siklus menstruasi. 2.2 Indikasi Keputusan mengenai strerilisasi pada wanita diambil oleh wanita itu sendiri. Biasanya, jika wanita telah menikah, maka akan lebih baik jika dia dan suaminya menyetujui sterilisasi tersebut. Keputusan tidak dapat dibuat oleh orang lain, walaupun itu adalah suaminya, seorang petugas kessehatan, anggota keluarga atau siapapun juga. Seorang petugas kesehatan bertugas untuk meyakinkan bahwa keputusan wanita tersebut untuk setuju atau menolak sterilisai tidak dipaksakan atau ditekan oleh orang lain. Petugas kesehatan dapat dan harus membantu wanita untuk membuat keputusannya. Jika dia menolak sterilisasi, maka petugas kesehatan harus menerima dan menghargai keputusan tersebut. Pada waktu yang sama, petugas kesehatan tidak dapat membuat peraturan keras dan teguh yang menolak steilisasi pada wanita yang menginginkannya. Contohnya, peraturan yang mengharuskan mereka harus menikah atau harus memiliki anak dalam jumlah tertentu atau harus mencapai usia tertentu. Seorang wanita dapat menjalani sterilisasi setiap waktu, pada saat : Ibu memutuskan bahwa dia tidak menginginkan anak lagi atau jika dia tidak memiliki anak, karena dia tidak pernah meginginkannya.
Jika ibu tidak boleh hamil 2.3 Waktu Untuk Kontap Bisa Dilakukan Pada : Pasca persalinan Hendaknya telah diakukan dalm waktu 24 jam atau selambat-lambatnya 48 jam pasca persalinan. Setelah lebih dari 48 jam, operasi dipersulit oleh adanya odema tuba dan infeksi yang kan menyebabkan kegagalan sterilisai. Bila dilakukan setelah hari ke 7-10 pasca persalinan, uterus dan alat-alat genital lain telah mengecil dan menciut, maka akan lebih sulit mudah berdarah dan infeksi. Pasca keguguran Dapat dilakukan segera sterilisasi Masa interval Sebaiknya setelah selesai haid, atau dalam 2 minggu pertama siklus haid atau setelah itu, asal kaitus telah dilindungi dengan kontrasepsi lain, atau kaitus tidak dilakukan Waktu operasi membuka perut Setiap opersasi yang dilakukan dengan membuka dinding perut hendakn ya harus dipikirkan apakah wanita tersebut sudah mempunyai indikasi untuk dilakukan sterilisasi. Hal ini harus diterangkan kepada pasangan suami istri karena kesempatan ini dapat dipergunakan sekaligus untuk melakukan kontrasepsi mantap. Setiap waktu setelah siklus menstruasi apabila diyakini rasional klien tidak hamil 2.4 Kontra Indikasi Tindakan Metode Operasi Wanita (MOW) tidak boleh dilakukan pada wanita yang tidak memberikan persetujuannya atau menyetujuinya dengan tekanan atau paksaan, wanita hamil, infeksi pada panggul serta riwayat kesehatan buruk yang tidak memungkinkan dilakukan pembedahan. 2.5 Masa MOW Untuk MOW diperlukan 2 jenis tindakan yaitu :
2.5.1 Mencapai tuba fallopi Dapat dilakukan dengan cara operatif : a. Abdomnal/transabdominal : Cara Porneroy Cara Kroener Cara Inving Cara Modlener Cara Uchida Mini Laparatony Laparaskopi : Tindakkan memasukkan endoskop kedealam rongga perut melalui insisi kecil. Endoskop adalah alat-alat canggih untuk melihat bagian dalam tubuh dengan sumber cahaya optic seperti senter. b. Vagina/transuterine Kolpotami : Tindakan memasukkan endoskop kedalam vagina (kolpos) Kuldoskopi : Tindakan memasukkan endoskop kedalam forniks posterior (cul de sac) c. Transcervical/transuterine Histeroskopi : Tindakan memasukkan endoskop kedalm rongga rahim Tanpa melihat langsung (blind delivery) 2.5.2 Oklusi/Penutupan Tuba Fallopi : a. Penyinaran (sinar leser) b. Secara Kimiawi Dengan zat-zat kimia berbentuk cair, pasta dan lain-lain yang kemudian akan menjadi padat dan membentuk sumbat/plug didalam tuba fallopi c. Secara mekanis dengan Intra Tubal Devices
2.6 Keuntungan 2.6.1
Sangat efektif dan permanen. Dengan 1 prosedur untuk seumur hidup, aman dan merupakan metode keluarga berencana yang sangat efektif
2.6.2
Tidak membutuhkan pemeriksaan ulang
2.6.3
Tidak menggangu sek sualitas
2.6.4
Meningkatkan kesenangan seksual, karena tidak perlu khawatir akan terjadinya kehamilan
2.6.5
Tidak mempengaruhi pemberian ASI
2.6.6
Tidak memilki efek jangka panjang atau resiko pada kesehatan
2.6.7
Minilaparatomi dapat dilakukan pada ibu yangt baru melahirkan (lebih baik jika ibu memutuskannya seelum bersalin)
2.6.8
Membantu melindungi wanita dari kanker ovarium
2.7 Kerugian 2.7.1
Biasanya sakit pada awalnya, tetapi rasa sakit akan menghilang setelah 1 atau 2 hari
2.7.2
Kadang-kadang terjadi komplikasi pembedahan : Infeksi atau pendarahan pada bagian insisi Infeksi didalam atau pendarahan Perlukaan pada organ dalm lainnya Resiko anastesi : o Dengan anastesi local tanpa penerang, bisa terjadi reaksi alergi atau kebanyakan dosis o Dengan anastesi umum, bisa memperlambat kesembuhan dan meninggalkan efek samping. Komplikasi lebih berat dibandingkan anastesi local
2.7.3
Sangat jarang terjadi kematian yang diakibatkan anastesi yang berlebihan atau komplikasi lainnya
2.7.4
Pada kasus jarang dimana terjadi kehamilan, mungkin akan terjadi kehamilan ektopik dibandingkan wanita yang tidak menggunakan alat kontrasepsi
2.7.5
Membutuhkan pemeriksaan fisik dan bedah mirror oleh seorang petugas kesehatan yang sudah terlatih
2.7.6
2.7.7
Dibandingkan dengan MOP, sterilisasi pada wanita :
Lebih beresiko
Sering lebih mahal, juika dipungut biaya Operasi untuk mengembalikan fungsi tuba sulit, mahal dan tidak
tersedia dikebanyakan tempat, keberhasilan pemngembalian tidak dapat dijamin 2.7.8
Tidak ada perlindungan terhadap penyakit menular seksual (PMS) termasuk HIV/AIDS
BAB III TINJAUAN KASUS ASUHAN KEBIDANAN PADA KELUARGA BERENCANA NY. R DENGAN MOW DI BRSUD SUKOHARJO Tgl/Jam masuk
: 29-11-2007/09.00 WIB
Tempat
:RSUD Karanganyar
Dokter
: Dr. Sumaryadi
3.1 PENGKAJIAN A. Data Subyektif 1. Identitas Pasien Nama
: Ny. M
Umur
: 35 Tahun
Agama
: Islam
Suku/Bangsa
: Jawa/Indonesia
Pendidikan
: SLTA
Pekerjaan
: Swasta
Alamat
: Bekonang,Sukoharjo
Nama Suami
: Tn. S
Umur
: 38 Tahun
Agama
: Islam
Suku/Bangsa
: Jawa/Indonesia
Pendidikan Pekerjaan
: SLTA : Swasta
2. Alasan Masuk Rumah Sakit Ibu mengatakan ingin KB steril karena anaknya sudah 4 dan tidak ingin punya anak lagi
3. Data Keluarga Kawin berapa kali
: 1 kali
Jumlah anak
:4
Berapa kali hamil
: 4 kali
Persalinan terakhir
: 12-04-2008
4. Data Kebidanan a. Haid Menarche : 13 tahun Lamanya : ± 6 hari Siklus
: 28 hari
Banyak
: 2-4 x ganti pembalut
Keluhan
:-
Amenore : 5. Riwayat Kesehatan a. Riwayat Kehamilan Sekarang Keluhan utama : Ibu ingin KB steril Riwayat penyakit yang diderita : Ibu mengatakan tidak memiliki penyakit menular seperti TBC, Hepatitis,
dan
penyakit
menahun
seperti
Hipertensi,
Jantung dll Pengobatan yang pernah didapat : Ibu mengatakan belum pernah mendapatkan pengobatan Alergi terhadap obat : Ibu mengatakan tidak mempunyai alergi terhadap obat b.
Riwayat kesehatan yang lalu Ibu menyatakan dulu tidak memiliki penyakit menular seperti TBC, Hepatitis, dan penyakit menahun seperti DM, Hipertensi
c. Riwayat kesehatan keluarga Ibu menyatakan bahwa keluarganya tidak menderita penyakit seperti Jantung, TBC, Asma, DM, Hipertensi, dan Ibu juga mengatakan bahwa keluarganya tidak mempunyai keturunan kembar 6. Data Keluarga Berencana
~Persalinan terakhir
: 12-04-2008
~Jenis persalinan
: Spontan
~Pernah memakai alat kontrasepsi : Pernah Kalau ya, metode apa yang digunakan : KB Pil ~Berapa lama menggunakan ~Kalau tidak alasannya apa
: 2 Tahun :-
~Apakah pernah drop out
:-
~Kapan drop out
:-
~Metode apa yang diyakini sekarang
: MOW
~Pasien dating atas petunjuk
: Sendiri
~Dating pertama dapat pelaksanaan KB
: Di RS
~Perencanaan anak dalam keluarga : 4 7. Data Psikiologi ~Ibu mengatakan mantap dengan metode alat kontrasepsi yang diyakini sekarang ~Ibu mengatakan cemas akan dilakukan operasi MOW B. Data Obyektif 1. Pemeriksaan Umum a. Keadaan Umum Kesadaran b. Tanda-tanda vital
: Baik : Compos Mentis : T : 130/80 mmHg N : 80 x /menit
S : 36,5 ºC R : 23 x /menit
2. Kepala dan Leher ~Wajah
: Tidak ada Oedem
~Mata
Conjungtiva
: Tidak pucat
Sclera
: Tidak kuning
~ Mulut
: Tidak ada radang
~ Leher
Kelenjar Tiroid
: Tidak terjadi pembesaran
Pembuluh Limfe
: Tidak terjadi pembesaran
3. Dada: Jantung Paru
: Normal : Normal
Payudara ~ Bentuk dan ukuran
: Simetris
~ Keadaan putting susu
: Menonjol
~ Hyperpigmentasi : Tidak ~ Pengeluaran
: Tidak ada
~ Benjolan
: Tidak ada
~ KGB Oxila
: Tidak ada pembesaran
5. Abdomen ~ Pembesaran Uterus
: Tidak ada
~ Pembesaran Hati : Tidak ada ~ Kelaianan
: Tidak ada
6. Tangan dan Kaki :
~Edema
~Kuku jari : Tidak pucat ~Varices
: Tidak
~Reflek Patella
:+/+
7. Genetallia Eksoterna ~Vagina
: Varices
: Tidak ada
Infeksi
: Tidak ada
Cairan
: Tidak ada
~Kelenjar Bartholins Edema
: Tidak ada
Massa/Kista
: Tidak ada
Cairan
: Tidak ada
8. Pemeriksaan Dalam ~Posisi rahim
: Antefleksi
~Cerviks
:-
3.2 INTERPRETASI DATA Tanggal/Jam : 29-11-2007/09.15 Diagnosa Kebidanan : Ibu Ny.M umur 35 tahun P3Ao, umur anak terakhir 3 bulan, calon akseptur MOW Dasar : S
: Ibu mengatakan ingin memakai KB steril ; sebelumnya akseptor
O
: KU : Baik VS : T : 130/80 mmHg N: 80 x /menit
S : 36,5 ºC R : 23 x /menit
Masalah : Ibu merasa cemas akan dilakukan opersai MOW Kebutuhan : Beri informasi pada ibu tentang pelaksanaan KB MOW 3.3 DIAGNOSA POTENSIAL ~ Infeksi Jahitan 3.4 TINDAKAN SEGERA DAN ANTISIPASI Kolaborasi dengan dokter SPOG
~ 3.5 INTERVENSI
Tanggal/Jam : 29-11-2007/10.00 WIB ~
Periksa KU dan VS
~
Beri informasi dan penjelasan ibu tentang indikasi dan kontraindikasi MOW Jelaskan pada ibu untuk menandatangani surat persetujuan
~ dilakukan MOW ~
Beri support mental pada ibu
~
Kolaborasi dengan dokter obsgin untuk tindakan operasi MOW
~
Kolaborasi dengan tim OK
3.5 Implementasi Tanggal/Jam : 29-11-2007/10.45 WIB ~
Memeriksa KU dan VS
~
Memberi informasi dan penjelasan ibu tentang indikasi dan kontraindikasi MOW Menjelaskan
~
pada
ibu
untuk
menandatangani
surat
persetujuan dilakukan MOW ~
Memberi support mental pada ibu
~
Melakukan kolaborasi dengan dokter SPOG untuk tindakan operasi MOW Melakukan kolaborasi dengan tim OK
~ 3.6 Evaluasi
Tanggal/Jam : 29-11-2007/11.30 WIB ~
Keadaan umum : Baik VS : T : 130/80 mmHg N : 82 x /menit
~
S : 36,5 ºC R : 22 x /menit
Ibu sudah mengerti dan memahami tentang indikasi dan kontraindikasi MOW
~
Ibu mendapat dukungan dari suami dan keluarga
~
Ibu sudah menandatangani persetujuan tindakan MOW
~
Tindakan operasi telah dilaksanakan
DATA PERKEMBANGAN Tnggal/Jam : 19-07-2007/12.00 WIB 1. Subyektif : Ibu mengatakan masih merasa pusing, lemas dan mual 2. Obyektif : ~
Kesadaran : Umum : Baik
~ VS : T : 130/80 mmHg N : 80 x /menit
S : 36,5 ºC R : 20 x /menit
~ Mata : Konjungtinya tidak anemis, sclera tidak ikterik, tidak ada secret ~ Abdomen : Bentuk simetris Terdapat luka bekas operasi MOW pada perut dibawah pusat 3. Assesment Ibu umur 37 tahun P4Ao dengan post operasi MOW 4. Planning ~ Observasi KU dan VS ~ Anjurkan ibu untuk mobilisasi dini ~ Anjurkan ibu untuk makan dan minum setelah haus ~ Pemberian terapi antibiotic dan analgetik ~ Anjurkan ibu untuk jaga kebersihan luka OP ~ Beritahu ibu untuk Kontrol 1 minggu setelah operasi dilakukan
BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Kontrasepsi mantap (kontap) atau sterilisasi merupakan metode KB yang paling efektif, murah, aman. Kontrasepsi mantap ini dapatdilaksanakan pada wanita dan pria. Pada wanita dikenal dengan metode operasi wanita (MOW) dan pada pria dikenal dengan metode operasi pria (MOP). Metode operasi wanita adalah sterilisasi pada wanita yang merupakan kontrasepsi yang permanent bagi wanita yan tidak menginginkan anak lagi. Keputusan mengenai sterilisasi pada wanita diambil oleh wanita itu sendiri. Untuk MOW perlu dilakukan 2 tindakan, yaitu : mencapai tuba dan oklusi tuba.
Mencapai
tuba
dapat
dilakukan
secara
transabdominal
dengan
minilaparatomi dan aparaskopi, transvaginal dan transcerval sedangkan oklusi tuba dapat dilakukan secara penyinaran (sinar laser), kimiawi dengan obat-obat kimia dan secara mekanis dengan intra tubal devices. 4.2 Saran Sebelum melakukan tindakan pada klien maka perlu adanya kesepakatan antara petugas kesehatan dengan klien berupa inform consent. Dalam hal ini petugas kesehatan perlu adanya mamhesis dahulu terhadap klien.