6 0 203 KB
LAPORAN
ASUHAN KEBIDANAN PADA REMAJA DENGAN DISMENORE DI PUSKESMAS RAWAT INAP CIPANAS KABUPATEN LEBAK - BANTEN TAHUN 2022
OLEH : RENI NURLINA NIM : 210703078
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ABDI NUSANTARA JAKARTA TAHUN 2021
1
LAPORAN ASUHAN KEBIDANAN PADA REMAJA DENGAN DISMENORE DIPRAKTEK MANDIRI BIDAN LILIS KOTA SERANG - BANTEN TAHUN 2021 Diajukan sebagai salah satu Syarat untuk Menyelesaikan Program Profesi Kebidanan
OLEH : LILIS NURLIANI NIM : 200702019
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ABDI NUSANTARA JAKARTA TAHUN 2021
2
LEMBAR PERSETUJUAN LAPORAN KASUS ASUHAN KEBIDANAN PADA REMAJA DENGAN DISMENORE DIPRAKTEK MANDIRI BIDAN LILIS KOTA SERANG - BANTEN TAHUN 2021
Telah disetujui, diperiksa, Dan siap diujikan dihadapan Tim Penguji
Pembimbing
NurSitiyaroh,SST,M.Kes
i
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN KASUS ASUHAN KEBIDANAN PADA REMAJA DENGAN DISMENORE DIPRAKTEK MANDIRI BIDAN LILIS KOTA SERANG - BANTEN TAHUN 2021
Studi Kasus ini telah diperiksa dan disahkan oleh Tim Penguji Studi Kasus Stikes Abdi Nusantara Jakarta.
Penguji
( ……………….)
Menyetujui
Ka. Prodi Studi Profesi Kebidanan Stikes Abdi Nusantara Jakarta
ii
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan Kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Kasus yang berjudul “Asuhan Kebidanan
pada Remaja dengan
dismenore Di Praktek Mandiri Bidan Lilis Tahun 2021”. Dalam penyusunan Laporan ini, penulis banyak mendapatkan dukungan dari berbagai pihak, baik secara moril maupun materil. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada : 1. Bapak Khairil Walid, SKM, MPd Ketua Yayasan Abadi Nusantara Jakarta. 2. Ibu Lia Idealistiana, SKM, SST, MARS, Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Abdi Nusantara Jakarta. 3. Ibu NurSitiyaroh,SST,M.Kes Pembimbing yang telah banyak memberikan masukan, pengarahan, dan bantuan kepada penulis dalam melakukan perbaik an- perbaikan untuk ke sempurnaan laporan penulis. 4. Ibu, Penguji yang telah banyak memberikan masukan, pengarahan, dan bantuan kepada penulis dalam melakukan perbaikanperbaikan untuk kesempurnaan laporan penulis. 5. Kedua orangtua tercinta, adik-adikku tersayang serta keluarga besar yang selalu mendoakan, memotivasi dan membantu dengan tulus dan kasih sayang serta selalu memberi semangat kepada penulis. Dalam penulisan laporan, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk perbaikan di masa yang akan datang. Penulis berharap semoga laporan kasus ini dapat berguna bagi pembaca umumnya dan profesi kebidanan khususnya. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan rahmat dan hidayahNya kepada kita semua.
Serang, Oktober 2021
Penulis
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN....................................................................................i LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................ii KATA PENGANTAR............................................................................................iii DAFTAR ISI......................................................................................................... iv BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1 A. Latar Belakang...........................................................................................1 B. Tujuan.........................................................................................................2 1. Tujuan Umum.......................................................................................2 2. Tujuan Khusus.....................................................................................2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................3 A. Dismenore..................................................................................................3 1. Pengertian............................................................................................3 2. Epidemiologi........................................................................................3 3. Klasifikasi.............................................................................................4 4. Patosfisiologi.......................................................................................5 5. Manifestasi Klinis.................................................................................6 B. Disminore Sekunder..................................................................................7 1. Definisi..................................................................................................7 2. Etiologi..................................................................................................7 BAB III TINJAUAN KASUS/SITUASI...................................................................8 FORMULIR PENGKAJIAN REMAJA...............................................................8 DATA SUBJEKTIF...........................................................................................8 DATA OBJEKTIF............................................................................................11 ANALISA........................................................................................................ 12 PENATALAKSANAAN...................................................................................12 DOKUMENTASI DALAM BENTUK PATHWAY ASUHAN KEBIDANAN..........14 iv
BAB IV PEMBAHASAN....................................................................................16 BAB V................................................................................................................. 18 PENUTUP...........................................................................................................18 A. Kesimpulan..............................................................................................18 B. Saran........................................................................................................ 18 A.
Bagi Institusi Pendidikan...............................................................18
B.
Bagi Lahan Praktek.........................................................................18
C.
Bagi Mahasiswa..............................................................................18
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................19
v
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan reproduksi menurut WHO adalah kesejahteraan fisik, mental dan social yang utuh bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan, dalam segala aspek yang berhubungan dengan system reproduksi, fungsi serta prosesnya. Kesehatan Reproduksi adalah kaadaan sejahtera baik fisik, mental, social yang utuh dalam segala hal yang berkaitan dengan fungsi, peran dari system reproduksi wanita. Pengetahuan kesehatan reproduksi sebaiknya dilakukan sejak remaja, karena seseorang akan dapat mengenali kelainan pada kesehatan reproduksinya sendiri mungkin, terutama tentang mentruasi. (Kinanti, 2009). Mentruasi adalah perubahan fisiologis pada wanita yang terjadi secara berkala dan dipengaruhi oleh hormone Reproduksi., biasanya terjadi dalam setiap bulan antara Remaja sampai menopause (Joseph, 2010). Mentruasi merupakan siklus yang komplek dan berkaitan dengan psikologispanca indra, korteks cerebri, aksis hipotalamus-hipofisis-ovarial, dan endrogen ( uterus-endometrium dan alat seks sekunder) (Manuaba,2016) Angka kejadian nyeri haid (Dismenore) didunia sangat besar, rata-rata lebih dari 50 % perempuan disetiap Negara mengalami Dismenore. Di Indonesia angkanya di perkirakan 55 % perempuan produktif yng mengalami dismenore.. Angka kejadian (Prevalensi) Dismenore berkisar 45-95% di kalangan wanita usia produktif (Misaroh, 2009). Adapun pendapat lain tentang nyeri mentruasi yang terjadi di Indonesia 60-70 % dengan 15 % diantaranya mengeluh aktifitas mereka menjadi terbatas akibat nyeri pada mentruasi (glasier, 2005). Di Puskesmas Rawat Inap Cipanas waaupun kasus Dismenore belum begitu banyak, tapi setiap bulan pasti ada pasien yang datang dengan keluhan dismenore baik remaja maupun wanita usia subur lainnya. Data penderita Dismenore tahun 2020 dan 2021 Berdasarkan latar belakang diatas , penulis tertarik untuk mengambil kasus dengan judul “ Asuhan Kebidanan
1
Remaja pada Nn. P dengan
dismenore di Puskesmas Rawat Inap Cipanas Kabupatrn Lebak Banten Tahun 2022
B. Tujuan 1. Tujuan Umum Mahasiswa mampu menganalisa
perjalanan kasus mulai
dari
melakukan pengkajian, mendiagnosa dan melakukan asuhan kebidanan sesuai dengan kondisi pasien, dan dibandingkan teori yang berkaitan dengan kasus Asuhan kebidanan Remaja pada Nn. P dengan Dismenore di Puskesmas Rawat Inap Cipanas Lebak Tahun 2022. 2. Tujuan Khusus a. Mahasiswa
mampu melakukan pengkajian
Obyektif sesuai
fakta
dibandingkan
data Subyektif dan
dengan
teori
Asuhan
kebidanan Remaja pada Nn P dengan Dismenore di Puskesmas Rawat Inap Ciapanas Lebak Tahun 2022. b. Mahasiswa
mampu
menegakkan
diagnosis
dan
masalah,
menegakkan diagnosis dan masalah potensial, melakukan tindakan segera jika dibutuhkan pada Asuhan kebidanan Remaja pada Nn P dengan Dismenore di Puskesmas Rawat Inap Ciapanas Lebak Tahun 2022. c. Mahasiswa mampu memberikan Asuhan Kebidanan yang benar dan tepat sesuai dengan diagnosis dan masalah pada Asuhan kebidanan Remaja pada Nn P dengan Dismenore di Puskesmas Rawat Inap Ciapanas Lebak Tahun 2022. d. Mahasiswa mampu membuat rasionalisasi asuhan yang telah diberikan pada. Asuhan
kebidanan Remaja pada Nn P dengan
Dismenore di Puskesmas Rawat Inap Ciapanas Lebak Tahun 2022. e. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi asuhan kebidanan yang diberikan pada
Asuhan
kebidanan Remaja pada Nn P dengan
Dismenore di Puskesmas Rawat Inap Ciapanas Lebak Tahun 2022.
2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dismenore 1. Pengertian Kesehatan reproduksi remaja adalah keadaan sejahtera, fisik, mental dan sosial, tidak hanya bebas penyakit atau kecacatan, dalam sistem, fungsi dan proses reproduksi. Gangguan Reproduksi adalah istilah generik yang mengacu pada semua penyakit yang mempengaruhi sistem reproduksi pada manusia dan mencegah terjadinya reproduksi pada manusia. Hal tersebut dapat berupa kelainan bawaan, genetik atau penyakit menular seksual (Mulugada, 2011). Dismenore adalah nyeri kram (tegang) daerah perut mulai terjadi pada 24 jam sebelum terjadinya perdarahan haid dan dapat bertahan selama 24-36 jam meskipun beratnya hanya berlangsung selama 24 jam pertama. Kram tersebut terutama dirasakan didaerah perut bagian bawah tetapi dapat menjalar kepunggung atau permukaan dalam paha, yang terkadang menyebabkan penderita tidak berdaya dalam menahan nyerinya tersebut. Dismenore memperlihatkan gejala lain seperti lemas, pusing, berkeringat, sakit kepala, sakit punggung, mual, muntah, diare, dan semua itu terjadi saat menstruasi berlangsung. Dismenore selama ini telah menjadi gangguan atau keluhan pada sebagian besar wanita, terutama pada remaja dan dewasa muda. Dismenore dapat mengganggu aktivitas dan produktivitas wanita di rumah atau di tempat kerja. Oleh karena itu, dismenore adalah suatu gejala yang paling sering menyebabkan para wanita pergi ke dokter untuk konsultasi dan pengobatan. 2. Epidemiologi Dismenore merupakan gejala ginekologis yang paling banyak dikeluhkan
olehpara
wanita.
Sembilan
puluh
persen
wanita
memperlihatkan gejala nyeri saat menstruasi. Walaupun prevalensi terjadinya dismenore berbeda–beda di seluruh dunia, diseluruh dunia mengeluh terjadinya dismenore mulai dari gejala sedang sampai berat.
3
Dismenore dengan gejala berat biasanya menunjukkan adanya kelainan organik di dalamnya atau masalah fisik, seperti endometriosis, polip uteri, leiomioma, stenosis serviks, atau penyakit radang panggul. Salah satu faktor risiko dismenore adalah usia, dimana terjadi lebih banyak kasus dismenore pada remaja daripada wanita dewasa, yaitu dari umur 20 sampai 24 tahun, dengan episode berat terbanyak terjadi pada wanita usia dibawah 25 tahun. Dismenore primer juga terjadi paling banyak pada wanita belum menikah dari pada wanita yang sudah menikah (61% : 51%). Faktor menarche pada usia lebih muda, meningkatnya volume darah saat menstruasi, dan riwayat keluarga juga menjadi faktor risiko terjadinya episode nyeri yang lebih berat. Faktor merokok mengakibatkan gejala nyeri lebih berat juga terbukti cukup kuat. Studi prospektif terbaru menunjukkan
bahwa
terdapat
hubungan
dismenore
dengan
meningkatnya paparan asap rokok. Ada beberapa dugaan bahwa terjadinya perubahan pada kehidupan sehari-hari yang sering, kurangnya dukungan sosial, dan stres mungkin berhubungan dengan meningkatnya dismenore. Oleh karena itu, meningkatnya prevalensi dismenore terjadi pada kelompok yang kehidupan sosial ekonominya rendah. 3. Klasifikasi a. Dismonero Primer Etiologi Beberapa faktor memegang peranan sebagai penyebab dismenore primer, antara lain : 1) Faktor kejiwaan: Pada wanita yang secara emosional tidak stabil, apalagi jika mereka tidak mendapat edukasi yang baik tentang proses haid, mudah timbul dismenore. 2) Faktor konstitusi : Faktor ini dapat juga menurunkan ketahanan terhadap rasa nyeri, contohnya seperti anemia dan penyakit kronis dapat mempengaruhi timbulnya dismenore. 3) Faktor obstruksi kanalis servikalis : Pada wanita dengan uterus dalam hiperantefleksi mungkin dapat terjadi stenosis kanalis servikalis, akan tetapi hal ini sekarang tidak dianggap sebagai 4
faktor yang penting sebagai penyebab dismenore. Banyak wanita menderita dismenore tanpa stenosis servikalis dan tanpa uterus hiperantefleksi. Sebaliknya, terdapat banyak wanita tanpa keluhan dismenore, walaupun ada stenosis servikalis dan uterus terletak hiper antefleksi.
Gambar 1. Uterus hiperantefleksi Sumber: M. Yusoff Dawood.Dysmenorrhea.Depertment of Obstetrics, Gynecology, and Reproductive Sciences. Houston: University of Texas Medical School ( Vol I, hap 18; Vol 5,Chap 7 ). 1981
4) Faktor endokrin : Pada umumnya ada anggapan bahwa kejang yang terjadi pada dismenore primer disebabkan oleh kontraksi uterus yang berlebihan. Faktor endokrin mempunyai hubungan dengan soal tonus dan kontraktilitas otot usus. Endometrium dalam
fase
sekresi
memproduksi
prostaglandin
F2
yang
menyebabkan kontraksi otot- otot polos. Jika jumlah prostaglandin F2 yang berlebihan berlebih dilepaskan dalam peredaran darah, maka selain dismenore, dijumpai pula efek umum, seperti diare, nausea, dan muntah. 4. Patosfisiologi Patofisiologi penyebab terjadinya dismenore primer disebabkan oleh prostaglandin
yang
disekresi.
Pada
saat
awal
menstruasi,
sebelumnya korpus luteum beregresi karena tidak terjadi pembuahan. Progesteron dan estrogen yang dihasilkan oleh korpus luteum menurun tajam saat korpus luteum beregresi, sehingga pengaruh inhibitorik terhadap hormon FSH dan LH lenyap. Kadar kedua hormon ini kembali meningkat dan merangsangnya berkembang folikel baru.
5
Berkembangnya folikel baru dimulai saat fase awal haid. Pada awal fase folikel, lapisan endometrium yang kaya akan nutrien dan pembuluh darah terlepas akibat dari menurunnya hormon progesteron dan estrogen. berlebihan,
Untuk
menghambat
terjadinya
aliran
darah
yang
disekresikan prostaglandin untuk meningkatkan kontraksi
uterus sehingga mengurangi aliran darah. Prostaglandin yang dihasilkan berlebihan akan menyebabkan vasokonstriksi yangberlebihan yang mengurangi aliran darah sehingga akan terjadi iskemik. Nyeri yang dihasilkan saat dismenore akibat dari peningkatan aktivitas uterus, terjadinya iskemik,dan sensitisasi dari nervus terminal pada prostaglandin dan endoperoksida.8,9
Gambar 2. Patofisiologi terjadinya dismenore primer Sumber:Hacker,Moore,Gambone.DysmenorrheaandChronicPelvicPain.Es sentials of Obstetric and Gynecology. Chicago: Elsevier Saunders. 2007.287 – 334 5. Manifestasi Klinis Sembilan puluh persen terjadi pada 2 tahun pertama wanita menarche, dismenore terjadi pada beberapa jam sebelum atau sesudah menstruasi dan biasanya berlangsung selama 48 – 72 jam. Nyeri berupa kram dan biasanya paling nyeri di abdomen bawah dan menyebar sampai ke paha belakang atau dalam. Nyeri bisa disertai dengan gejala berikut :
Mual dan muntah
6
Diare
Lelah
Nyeri Pinggang
Nyeri Kepala
Serta pada pemeriksaan pelvis tidak ditemukan kelainan
B. Disminore Sekunder 1. Definisi Dismenore sekunder adalah nyeri haid yang disebabkan oleh patologi pelvis secara anatomis atau makroskopis dan terutama terjadi pada wanita berusia 30-45 tahun. Pengertian yang lain menyebutkan definisi dismenore sekunder sebagai nyeri yang muncul saat menstruasi namun disebabkan oleh adanya penyakit lain. Penyakit lain yang sering menyebabkan dismenore sekunder antara lain endometriosis, fibroid uterin, adenomyosis uterin, dan inflamasi pelviskronis.
2. Etiologi Dismenore sekunder disebabkan oleh kondisi iatrogenik dan patologis yang beraksi di peritoneum. Secara
uterus, tuba
umum,
falopi, ovarium,
atau
pelvis
nyeri datang ketika terjadi proses yang
mengubah tekanan didalam atau disekitar pelvis, perubahan atau terbatasnya aliran darah, atau karena iritasi peritoneum pelvis. Proses ini berkombinasi
dengan
fisiologi
normal
dari
menstruasi
sehingga
menimbulkan ketidak nyamanan. Ketika gejala ini terjadi pada saat menstruasi, proses ini menjadi sumber rasa nyeri. Penyebab dismenore sekunder dapat diklasifikasikan dalam 2 golongan, yaitu penyebab intrauterin dan penyebab ekstrauterin. Beberapa penyebab disminore sekunder adalah :
Adenomyosis Mioma Polip Penggunaan Intra Uterine Device (IUD) Infeksi Endometriosis Adhesi
7
8
BAB III TINJAUAN KASUS/SITUASI FORMULIR PENGKAJIAN REMAJA No Reg
: 0216
Nama Pengkaji
: Lilis Nurliani
Hari dan tanggal Pengkajian : 04 – 10 -2021 Waktu Pengkajian
: 16.00 WIB
Tempat Pengkajian
: Praktek Mandiri Bidan
DATA SUBJEKTIF 1. Identitas Nama
: Nn. O
Umur
: 18 th
Agama
: Islam
Suku/Bangsa
: Indonesia
Pendidikan
: D3
Alamat
: Kp. Taktakan
No. Telp
:-
2. Keluhan saat ini Pasien mengatakan setiap haid selalu nyeri perut bagian bawah, terasa sakitnya sejak mentruasi hari pertama saat ini sedang mentruasi hari ke dua sehingga mengganggu aktifitasnya 3. Riwayat Menstruasi Menarche
: 12 tahun
Lama
: 6 hari
Siklus
: 28 hari
Keluhan
: Pasien mengatakan nyeri perut bagian bawah
Keputihan
: Tidak
9
4. Riwayat Kesehatan a. Penyakit Masa Kecil: 1) Apakah Pernah sakit? Pernah 2) Jika pernah, sakit apa? Demam 3) Berapa lama? 3 hari b. Dirawat di rumah sakit 1) Apakah pernah dirawat di rumah sakit? Tidak 2) Jika pernah, kapan di rawat dan diagnosa apa? 3) Berapa lama perawatannya? c. Obat-obatan yang digunakan 1) Adakah menggunakan obat rutin? Tidak 2) Obat apa yang digunakan? 3) Berdasarkan resep dokter atau beli sendiri? d. Tindakan operasi 1) Apakah pernah mengalami tindakan operasi? Tidak 2) Jika pernah,Kapan dan tindakan operasi apa? 5. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari a. Pola Makan Frekuensi Porsi Jenis makanan
: nasi, lauk, sayur, buah sehari 3x1 piring
Makanan pantangan keluhan : Tidak ada b. Pola minum frekuensi porsi Jenis minuman
: Air mineral, teh, susu frekuensi 7-8 gelas sedang/hari
Keluhan
: Tidak ada
c. Istrihat lama tidur: 7-8 jam/hari Keluhan: Tidak ada d. Personal Hygiene Mandi
: 2 x sehari
Keramas
: 3 x seminggu
Sikat gigi
: 2 x sehari
Ganti baju
: 2 x sehari
Keluhan
: Tidak ada
e. Eliminasi Frekuensi BAK
: 4 x 5 x sehari
Warna
: Kuning jernih
Bau
: Khas
10
Keluhan
: Tidak ada
Frekuensi BAB
: 1 x sehari
Warna
: Kecoklatan
Bau
: Khas
Keluhan
: Tidak ada
6. Riwayat Imunisasi a. Imunissi TT TT I
: Lupa
TT II
:-
TT III
:-
TT IV
:-
TT V
:-
b. Imunisasi HPV HPV I
:-
HPV II
:-
HPV III
:-
7. Kebiasan yang mengganggu kesehatan a. Konsumsi alkohol
: Tidak
b. Merokok
: Tidak
c. Penggunaan Napza : Tidak d. Seks Bebas
: Tidak
8. Riwayat Psikososial Pola pengasuhan orangtua a. Otoriter (orang tua menerapkan aturan dan batasan yang mutlak harus ditaati, tanpa memberikan kesempatan kepada anak untuk berpendapat) : tidak b. Demokratis (menanamkan disiplin kepada anak dan menghargai kebebasan yang tidak mutlak, dengan bimbingan penuh pengertian antara anak dan orang tua) : Ya c. Permisif (membebaskan anak untuk melakukan apa yang ingin dilakukan tanpa mempertanyakan) Tidak
11
DATA OBJEKTIF 1. Pemeriksaan Umum a. Keadaan umum
: Baik
b. kesadaran
: Composmetis
c. Status emosional
: Sabil
d. Tanda vital Tekanandarah
: 110/70 mmhg
Nadi
: 82 x/menit
Pernafasan
: 24 x/menit
Suhu
: 36,5 c
e. BB/TB
: 52 kg/156 cm
2. Pemeriksaan Fisik a. Kepala 1) Rambut
: Hitam, lurus, bersih, tidak rontok
2) Kepala
: Simetris, bersih, tidak teraba benjolan
b. Wajah 1) Pucat
: Tidak tampak pucat
2) Edema
: Tidak
c. Mata 1) Sklera
: Putih
2) Konjungtiva
: Merah muda
d. Hidung 1) Kebersihan
: Bersih
2) Polip
: Tidak ada
3) Serumen
: Tidak ada
e. Telinga
f.
1) Kebersihan
: Simetris
2) Serumen
: Tidak ada
3) Nyeri tekan
: Tidak ada
Mulut 1) Stomatitis
: Tidak ada
2) Gusi
: Tidak berdarah
3) Gigi
: Tidak caries
g. Leher 1) Kelenjar tiroid
: Tidak ada pembesaran
12
2) Kelenjar Limfe
: Tidak ada pembesaran
3) Vena jogularis
: Tidak ada pembesaran
h. Dada i.
j.
: Tidak dilakukan
Abdomen 1) Bentuk
: Simetris
2) Bekas luka
: Tidak ada
3) Massa/Tumor
: Tidak ada
4) Turgor kulit
: Tidak ada
5) Nyeri tekan
: Terdapat nyeri tekan pada perut bagian bawah
Genetalia
: Tidak dilakukan
k. Ekstremitas 1) Telapak tangan
: Tidak pucat
2) Oedem
: Tidak ada
3) Varices
: Tidak ada
4) Reflek Patella
: Positif
3. Pemeriksaan Penunjang a. Hb
: Tidak dilakukan
b. Hepatitis
: Tidak dilakukan
c. HIV/AIDS
: Tidak dilakukan
d. Sifilis
: Tidak dilakukan
ANALISA Nn.O Umur 18 tahun dengan gangguan reproduksi dismenore primer
PENATALAKSANAAN 1. Memberitahu pasien bahwa pasien dalam keadaan baik (pasien mengerti apa yang di jelaskan bidan) 2. Menjelaskan kepada pasien tentang nyeri yang di rasakan adalah hal yang masih normal karena nyeri pada mentruasi
akan pulih dengan sendiri
(pasien mengerti dan meminta therapi obat untuk menurunkan rasa nyeri pada bagian perut bawahnya) 3. Menjelaskan
penceahan
yang
dilakukan
untuk
mengatasi
dan
menyembuhkan nyeri mentruasi yaitu menghindari stres yang menimbulkan
13
kecemasan, memiliki pola makan yang teratur, istirahat cukup,olah raga teratur, meningkatkan konsumsi sayur, buah, daging, ikan (pasien mengerti ) 4. Menjelaskan penanganan pada nyeri mentruasi yaitu pengompresan pada bagian yang nyeri dengan menggunakan air hangat (pasien mengerti dengan penjelasan yang di berikan) 5. Memberikan therapi obat untuk mengurangi rasa nyeri yaitu asammefenamat 500 mg 3x1 dan vitamin C 2x1, FE 1x1 6. Menyarankan untuk kunjungan ulang 2 hari lagi atau ada keluhan nyeri semakin hebat (pasien bersedia melakukan kunjungan ulang)
14
LAMPIRAN 2
DOKUMENTASI DALAM BENTUK PATHWAY ASUHAN KEBIDANAN Hari dan Tanggal Tempat Praktik Nama Program Studi
: Senin, 4 Oktober 2021 : Praktek Mandiri Bidan : Lilis Nurliani : Profesi Bidan Pathway Kasus Kebidanan Perencanaan Kehamilan Nama: Nn. O, Usia:18 Tahun, Dengan gangguan Reproduksi Dismenore Primer
Tanda / Gejala / keluhan secara teori : Dismenore Primer : Nyeri berupa kram dan biasanya paling nyeri di abdomen bawah dan menyebar sampai ke paha belakang atau dalam. Nyeri bisa disertai dengan gejala berikut :
Mual dan muntah Diare Lelah Nyeri Pinggang Nyeri Kepala Serta pada pemeriksaan pelvis tidak ditemukan kelainan (Nugroho, 2014)
Asuhan yang di berikan
1 Memberitahu
pasien bahwa pasien dalam keadaan baik 2 Menjelaskan kepada pasien tentang nyeri yang di rasakan adalah hal yang masih normal karena nyeri pada mentruasi akan pulih dengan sendiri.
Patofisiologi Dsmenore adalah disebabkan oleh prostaglandin yang disekresi. Progesteron dan estrogen yang dihasilkan oleh korpus luteum menurun tajam saat korpus luteum beregresi, sehingga pengaruh inhibitorik terhadap hormon FSH dan LH lenyap. Kadar kedua hormon ini kembali meningkat dan merangsangnya berkembang folikel baru. Berkembangnya folikel baru dimulai saat fase awal haid. Pada awal fase folikel, lapisan endometrium yang kaya akan nutrien dan pembuluh darah terlepas akibat dari menurunnya hormon progesteron dan estrogen. Untuk menghambat terjadinya aliran darah yang berlebihan, disekresikan prostaglandin untuk meningkatkan kontraksi uterus sehingga mengurangi aliran darah. Prostaglandin yang dihasilkan berlebihan akan menyebabkan vasokonstriksi yang berlebihan yang mengurangi aliran darah sehingga akan terjadi iskemik. Nyeri yang dihasilkan saat dismenore akibat dari peningkatan aktivitas uterus, terjadinya iskemik,dan sensitisasi dari nervus terminal pada prostaglandin dan endoperoksida.
Pasien mengeluh nyeri perut pada bagian bawah, saat ini sedang haid hari kedua dan mengganggu aktivitas • -Siklus haid teratur (28 hari), lamanya 7 hari TD 110/70 mmHg, R:24 x/m. S :36,5 0C. N: 82 x/m Pada Palpasi Abdomen ada nyeri tekan pada perut bagian bawah
Rasionalisasi dari diberikan :
asuhan yang
1. Dengan menjelaskan tentang keadaan yang di alami maka pasien akan mengerti sehingga pasien akan bersifat koperatif terhadap tindakan atau anjuran yang di berikan oleh petugas
2. Dengan menjelaskan kepada pasien tentang nyeri yang dirasakan diharapkan pasien mengurangi rasa cemas, Rasionalisasi dari yang gelisahasuhan (Anurogo,2011) diberikan :
Asuhan yang di berikan : 1. Menjelaskan pencegahan yang dilakukan untuk mengatasi dan menyembuhkan nyeri mentruasi yaitu menghindari stres yang menimbulkan kecemasan, memiliki pola makan yang teratur, istirahat cukup,olah raga teratur, meningkatkan konsumsi sayur, buah,
Tanda / Gejala / keluhan yang dialami pasien :
15
1. Penerapan pola hidup sehat dapat membantu dalam menangani gangguan mentruasi (alaettin,2010) 2. Dengan menjelaskan penanganan pada nyeri mentruasi dengan pengompresan dapat membantu
16
BAB IV PEMBAHASAN
Pada tanggal 04 Oktober 2021 jam 16.00 wib pengkajian dengan mengumpulkan data pasien dengan cara wawancara langsung. Pada kasus Nn.O umur 18 tahun dengan data subjektif yaitu sakit perut pada bagian bawah, sedang mengalami mentruasi , siklus haid teratur sifat darah encer agak menggumpal, dan data objektif yaitu keadaan umum baik, kesadaran komposmetis, TD 110/70 mmhg, N : 82 x/menit, Respirasi 24 x/menit, Suhu : 36,5 ºC, muka tidak tampak pucat, sklera putih, Konjungtiva merah muda, pada palpasi abdomen didapat nyeri tekan pada perut. Menurut teori (Sulistyawati, 2014) siklus haid perlu ditanyakan untuk mengetahui apakah siklus haid teratur atau normal. Karena siklus haid setiap wanita berbeda-beda sekitar 23 sampai 32 hari .dan menurut teori (Kusmiran, 2012) Dismenorea Primer adalah nyeri yang timbul sejak haid pertama dan akan pulih sendiri dengan berjalannya waktu, tepatnya setelah stabilnya hormone tubuh atau perubahan posisi rahim setelah menikah dan melahirkan.(Hal ini sesuai dengan teori dan tidak ada kesenjangan antara teori dengan praktik). Pada Asuhan Nn O di berikan penjelasan tentang nyeri yang di rasakan adalah hal yang masih normal karena nyeri pada mentruasi akan pulih dengan sendiri, menjelaskan pencegahan yang dilakukan untuk mengatasi dan menyembuhkan nyeri mentruasi yaitu menghindari stres yang menimbulkan kecemasan, memiliki pola makan yang teratur, istirahat cukup,olah raga teratur, meningkatkan konsumsi sayur, buah, daging, ikan, menjelaskan penanganan pada nyeri mentruasi yaitu pengompresan pada bagian yang nyeri dengan menggunakan air hangat, memberikan terapi obat untuk mengurangi rasa nyeri yaitu asammefenamat 500 mg 3x1 dan vitamin C 2x1, FE 1x1, menyarankan untuk kunjungan ulang 2 hari lagi atau ada keluhan nyeri semakin hebat menurut teori Nugroho dan utomo, 2014 yaitu jelaskan pada pasien tentang keadaannya, anjurkan pasien istirahat cukup, anjurkan pasien untuk kompres hangat di daerah perut, anjurkan pasien untuk mengkonsumsi minuman hangat yang mengandung kalsium tinggi, anjurkan pasien untuk menggosok-gosok perut atau pinggang yang sakit, anjurkan pasien untuk tarik nafas dalam-dalam secara perlahan.
17
anjurkan
pasien
untuk
menggunakan
obat-obatan
yang
berdasarkan
pengawasan bidan atau dokter, boleh minum analgesik (penghilang rasa nyeri) yang banyak di jual di toko obat, anjurkan pasien untuk memperbanyak mengkonsumsi protein dan sayuran hijau (Kusmira, 2012). (Hal ini sesuai dengan teori dan tidak ada kesenjangan antara teori dengan praktik).
18
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Pada pengkajian pasien Nn.O didapatkan data subyektif dan data objektif. Data subyektif diperoleh dari wawancara dengan pasien dimana pasien mengeluh bahwa nyeri pada perut bagian bawahnya sehingga menggangu aktifitas pasien. Pasien di berikan asuhan untuk mengkonsumsi sayursayuran, buah-buahan, ikan dan makanan bergizi lainnya. Pasien juga di beri konseling tentang pencegahan dan penanganan nyeri mentruasi sebelum pasien minum obat dan pasien di berikan diberikan terapi obat untuk mengurangi rasa nyeri yaitu asamefenamat 500 mg 3x1 sehari, vitamin c 2x1 sehari dan FE 1 x1 sehari.
B. Saran A. Bagi Institusi Pendidikan Agar lebih meyediakan buku sumber khususnya materi tentang mentruasi, siklus mentruasi, patofisiologi untuk melengkapi referensi dalam penyusunan kasus B. Bagi Lahan Praktek Agar lebih meningkatkan profesiol kerja dan mutu pelayanan dalam memberikan pelayanan kepada pasien khususnya pada pasien nyeri haid. C. Bagi Mahasiswa Agar meningkatkan wawasan dan mengaplikasikan ilmu serta teori yang telah didapat
19
DAFTAR PUSTAKA Andrea J. Rapkin, Candace N. Howe. Pelvic Pain and Dysmenorrhea. Berek & Novak's
Gynecology.Ed.WashingtonDC:Lippincott
Williams
&
Wilkins. 2007.506 – 535 D.Keith Edmonds. Benign Disease of Uterus.Dewhurst’s Textbook ofObstetric & Gynecology Ed.7. London: Blackwell Publishing. 2007. 634 – 644 Departemen Farmakologi dan Terapeutik FKUI. AntiInflamasi Non Steroid. Farmakologi dan Terapi. Jakarta : FKUI. 2007. 230 – 246 Gumanga S. K, Kwanee – Aryee R. Prevalence and Severity of Dysmenorrhea Among Some Adolescent Girls in A secondary School in Accra, Ghana. Postgraduate Medical Journal of Ghana.2012 Hacker,Moore,Gambone.Dysmenorrhea
and
Chronic
Pelvic Pain.
Essentialsof Health. Washington DC: Lippincott Williams & Wilkins. 2007. 314 – 322 Ilmu Kandungan. Jakarta : Bina Pustaka. 2008. 229 – 232 Lauralee Sherwood. Fisiologi Reproduksi. Fisiologi Manusia dari Sel keSistem Ed.2.Jakarta: EGC. 2001. 708 – 715 M. Yusoff Dawood. Dysmenorrhea. Depertment of Obstetrics, Gynecology, and Reproductive Sciences. Houston: University of Texas Medical School ( Vol I, Chap 18; Vol 5, Chap 7 ).1981 MarcA.Fritz,LeonSperoff. Endometriosis.Clinical Gynecologic Endocrinology and Infertility. 2007. Washington DC: Williams and Wilkins 853 - 865 Obstetric and Gynecology. Elsevier Saunders. 2007. 287 – 234 Patofisiologi Konsep Klinis Proses – proses Penyakit vol. 2 Ed.6. Jakarta: EGC. 2006. 1288 – 1289 Roger P. Smith. Chronic Pelvic Pain.
Netter’s Obstetrics, Gynecology, and
Women Sarwono Prawirohardjo. Gangguan Lain Dalam Hubungan Dengan Haid. Dismenore. SOGC
CLINICAL
PRACTICE
GUIDELINE. Primary Dysmenorrhea Consensus Guideline. No. 169, December2005. Sylvia A. Price, Lorraine M. Wilson. Gangguan Sistem Reproduksi. Dismenore
20
LEMBAR INFORMED CONSENT DOKUMENTASI
21