Askep Anak Disabilitas Tunawicara [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH KEPERAWATAN KELUARGA “asuhan keperawatan keluarga tentang anak kebutuhan khusus”



Dosen Pembimbing : Ns. Wulida, Litaqia, M. Kep



Disusun Oleh: Zumardi azra (821181009)



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) YARSI PONTIANAK TAHUN AJARAN 2021/2022



A. PENGKAJIAN I.



IDENTITAS SISWA Nama



: An. E



Kelamin



: Perempuan



Tanggal Lahir



: 28 Februari 2009



Umur



: 12 tahun



Anak Ke



: 1 (Pertama)



Nama Orang Tua



II.



Nama Ayah



: Tn. L



Nama Ibu



: Ny. B



Pendidikan Ayah



: S.E



Pendidikan Ibu



: Smp



Agama



: Islam



Suku/Bangsa



: Melayu



Pekerjaan Ayah



: PNS



Pekerjaan ibu



: Wiraswasta



Alamat



: parit masigi 1



Diagnose Medis



: Tuna Wicara



Sumber Informasi



: Ibu Klien



Riwayat kesehatan Sekarang a. Keluhan utama An “E” mengalami gangguan bicara sejak umur 5 tahun b. Riwayat kehamilan dan persalinan 1. Pre Natal Pada saat hamil ibu jarang mengalami sakit, selama hamil ibu tidak pernah mengkonsumsi obat- obatan baik oral mauoun injeksi, ibu biasa mengkonsumsi ramuan herbal, ibu tidak tau jenis obat herbal yang di konsumsi 2. Natal Pada saat melahirkan , ibu melahirkan dengan usia 39 minggu, ibu melahirkan di rumah sakit umum provinsi nusa tenggara barat dengan  persalinan normal , bayi lahir mengangis kuat, BBL : 2700 gr dan PB : 50 cm 3. Post Natal Saat di lahirkan anak tampak norma , menangis kuat, anak langsung mendapatkan vit K dan salep mata. Serta rutin mendapatkan imunisasi lengkap. c. Riwayat kesehatan sekarang An “E” mengalami gangguan bicara sejak umur 5 tahun , An ”E “ sudah mampu menjaga kontak mata dan mengerti kata/kalimat perintah yang di ucapkan



d. Riwayat kesehatan dahulu An”E”sebelumnya tidak mempunyai riwayat penyakit seperti pernah kejang atau penyakit lainnya, hanya terkena penyakit seperti flu dan batuk. Sejak kecil ketika flu dan batuk An”E” sangat senang mengkonsumsi obat. Menurut ibu, An”E” sangat sering mengkonsumsi obat sejak kecil hingga saat ini e. Riwayat kesehatan keluarga Ibu klien mengatakan, ada anggota keluarga yang mengalami gangguan bicara seperti yang klien alami. Yaitu 3 orang saudara kandung sang ayah dari An”E”  f.



Riwayat imunisasi No. 1 2 3 4



UMUR 2 bulan 3 bulan 4 bulan 5 bulan



BB 4500 gram 5100 gram 5700 gram 6900 gram



VAKSIN Dps I, HB2, POLIO DP II, POLIO II DP III, POLIO IV PUYER FLUCOLDEXIN



g. Genogram



Keterangan: : Laki-laki : Perempuan : Klien : Orang terdekat : Tinggal serumah : Meninggal h. Riwayat sosial dan lingkungan An “E” tinggal dengan kedua orang tuanya beserta dengan seorang adiknya, An “E” di



berikan izin untuk keluar rumah dan berinteraksi dengan anak seusianya, namun An”E” selalu malu untuk keluar dari lingkungan rumahnya



i. status social ekonomi keluarga



:



1. anggota keluarga yang mencari nafkah : yag mencari nafkah untuk biaya hidup sehari-hari adalah bapak Tn. K 2. Penghasilan: penghasilan Tn. K Rp. 10.000.000/bln 3. Upaya lain: tidak mengandalkan penghasilan perhari 4. Harta benda yang dimiliki: sebuah rumah, mobil, motor, pink up. 5. Kebutuhan yang di keluarkan: ibu tini mengatakan uang penghasilan suaminya habis untuk belanja kebutuhan rumah, dan tidak hanya kebutuhan rumah akan tetapi kebutuhan anak, dan dirinya. 6. aktivitas reakresi keluarga menonton TV bersama, makan bersama dan beriwisata dengan keluarga bersama, dan shoping bersama. III.



Data Lingkungan 1. Karakteristik rumah



8



7 6 5 4 9 3



2



1



Keterangan : -



1. Teras rumah



-



2. Kamar anak



-



3. Ruang tamu



-



4. Ruang santai keluarga



-



5. Dapur



-



6. Kamar tidur oang tua



-



7. Toilet



-



8. Kamar mandi



-



9. bagasi



2. Karakteristik tetangga dan komunitas ; -



Sangat baik dan ramah, tetangga di sekitar sangat membantu, dan ketika ada gotong royong semua kompang.



3. Mobilitas geografis keluarga : -



Keluarga berpindah-pindah rumah, karna suami sering bekerja di luar negri.



4. Perkumpulan keluarga : -



Perkumpulan dengan keluarga dilakukan ketika ada waktu luang



5. System pendukung keluarga : IV.



Keluarga tidak memiliki sistem pendukung seperti BPJS



STRUKTUR KELUARGA 1. Struktur peran - Suami berperan sesuai dengan peran utamanya yaitu keluarga mencari nafkah, melindungi keluarga dan memberi rasa aman terhadap keluarga. - Istri tidak ikut bekerja di luar rumah dan hanya bertugas menjaga, merawat, dan mendidik anak di rumah. 2. Nilai dan norma keluarga : - Orang tua mengajarkan anak-anak untuk melatih berbicara. 3. Pola komunitas keluarga : - Pola komunikasi keluarga yang digunakan adalah pola komunikasi terbuka, tetapi pengambilan keputusan adalah bapak, yang berperan sebagai kepalak keluarga saat ini. Apabila ada masalah di dalam keluarga biasanya dilakukan dengan berdiskuasi secara bersama-sam dengan istri dan anggota keluarga lainya. 4. Struktur kekuatan keluarga : -



Pengambilan keputusan biasanya dirundingkan terlebhdahulu bersama anggota keluarga nya.



V.



FUNGSI KELUARGA 1. Fungsi afektif ; -



Suami dan istri saling memanggil dengan sebutan ayah atau bunda, dan anak memanggil oarang tunya dengan sebutan bunda dan ayah.



2. Fungsi sosialisasi :



-



Orang tua mengajarkan kepada anak-anak untuk bersosialisasi dengan lingkungan sekitar seperti dengan membiarkan anak-anak untuk bermain dengan temen sebayanya.



3. Fungsi perawatan keluarga : -



Kemampuan mengenal masalah kesehatan : Orang tua mampu mengenal masalah, meskipun hanya dengan menyebutkan definisi sederhana.



-



Kemampuan mengambil keputusan untuk melakukan tindaakan : Ketika anak terserang suatu penyakit misalnya demam, orang tua mengambil keputusan untuk mengobatinya, dengan langsung kedokter



-



Kemampuan melakukaan perawatan terhadap anggota keluarga yang sakit : Istri cukup mampu melakukan perawataan sederhana terhadap anak, misalnya membuat rebusan air jambu



-



Kemampuan mencipttakan lingkungan yang dapat meningkatkan kesehatan : Keluarga tidak membuat apotek hidup untuk menanam obaat-obatan tradisional yang dapat mendukung penyembuhan anggota kelurga yang sakit.



-



Kemampuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada : Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada dengan membawa keluarga yaang sakit ke puskemas atau tempat pelayanan kesehatan yang lain.



4. Fungsi ekonomi - Meliputi mencari nafkah dan menggunakan dana untuk memenuhi segalah kebutuhan yang diperkukan dalam sebuah keluarga 5. Fungsi repoduksi : -



Keluarga bapak Tn. K, merupakan pasangan yang masih produktif, berencana mepunyai lebih dari 2 orang anak..



VI.



PEMERIKSAAN FISIK a. Keadan umum : Baik b. Kesadaran : compos mentis c. Vital sign - Nadi



: 84 x/ menit



- Suhu



: 36,5 ºC



- Td



: 110/80 mmHG



- Pernapasan : 24 x/menit d. Kepala Rambut lurus, tidak ada ketombe, tidak sada kelainan bentuk kepala (normocchepaly), tidak terdapat bekas luka sirkumsisi pada bagian kepala e. Mata Konjungtiva tidak anemis, sclera anikterik, tidak ada kotoran pada mata



f.



Telinga Simetris kiri dan kanan, letak sejajar dengan mata, lubang telinga bersih tidak ada benjolan dan tidak ada pengeluaran secret



g. Hidung Simetris kiri dan kanan, lubang hidung ada 2, bersih, tidak ada terdapat cuping hidung h. Mulut Bentuk normal, bibir tidak kering tidak menggunakan gigi palsu atau aksesporis gigi, mukosa mulut lembab, posisi lidah tepat di tengah, lidah bersih, ovula berada di tengah berwarna merah muda, tidak terdapat karies gigi, namun klien mengalami gangguan bicara i.



Leher Tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid, tidak ada pembengkakan vena  jogularis



j.



Paru-paru Sura napas vesikuler, tidak terdapat wheezing atau suara tambahan lainnya



k. Jantung Bunyi jantung 1 dan 2 tunggal, tidak ada bunyi tambahan 7. Abdomen Bentuk simetris, tidak ada pembesaran, tidak ada bekas luka , bising usus normal, tidak peristaltik, nyeri tekan pada perut tidak ada l.



Ekstermitas Gerakan aktip, tonus normal L5 dapat melawan tahanan pemeriksa dengan kekuatan penuh, tidak ada pembesaran atau pengecilan otot



m. Tingkat perkembangan 1. Motorik halus Anak bisa memgang, memindahkan , menulis, menggambar 2. Motorik kasar Anak bias berjalan, berlari, memakai baju, mandi secara mandiri dan makan secara mandiri 3. Bicara



Anak tidak bisa mengatakan kata dengan jelas, artikulasi yang kurang jelas, hanya mampu menyebutkan 1-2 kosa kata. 4. Pola nutrisi Nafsu makan anak baik makan 3x sehari, tidak ada pantangan makanan untuk anak n. Pola aktivitas Di rumah anaka terbiasa nonton tv, menjaga warung dan belajar. Anak tidak terbiasa bermain di luar, untuk kebutuhan makan atau minum anak terbiasa mandiri, anak rajin membersihkan kamar, tempat tidur serta merawat dirinya. o. Pola eliminasi Ibu klien mengatakan anaknya sudah terbiasa bab dan bak sendiri. VII.



LEMBAR OBSERVASI Kemampuan prilaku adaptif 1. Keterampilan menolong dir (makan , minum dll) Anak sudah mampu untuk merawat diri sendiri meliputi makan, minum, berpakaian, pergi ke wc , bersepatu dan memelihara kesehatan secara mandiri 2. Keterampiran gerak Tidak ada gangguan perkembangan motorik kasar pada anak, anak sudah mampu brlari , berenang dan lain-lain 3. Kemampuan motorik halus Tidak ada gangguan dalam perkembanganmotorik halus anak, anak sudah mampu menulis, menggenggam tanpa terjatuh atau terlepas dan kemampuan menggambar. 4. Kemampuan komunikasi Anak di ketahui tidak bisa berbicara seperti anak seusianya pada saat usia anak mencapai 5 tahun, anak berkomunikasi pada keluarga dan lingkungan dengan bahasa isyarat, mengamati mimik wajah juga sering kali menggunakan tulisan dan handpone untuk mempermudah anak berkomunikasi. 5. Keterampilan sosial Anak dengan gangguan bicara mengalami kesulitan dalam bergaul dengan temantemannya di karenakan kesulitan dalam berkomunikasi sehingga terkadang di temani kerabat terdekatnya dalam berinteraksi dan menggunakan komunikasi visual dalam mempermudah komunikasinya 6. Fungsi kognitif Anak dapat menulis, menggambar, dan mengetahui jumlah mata uang dan kegunaanya, keterbatasan yang di miliki hanya berupa sedikitnya kosa kata yang di ketahui anak dan kesulitan dalam merangkai kata menjadi kalimat yang benar 7. Memelihara kesehatan Anak sudah dapat melakukan dan mengetahui beberapa cara memelihara kesehatan diri



yaitu dengan cara berolahraga dan hanya mendapatkan sedikit bantuan ketika anak mengalami gangguan kesehatan. Namun An”E” sudah terbiasa dari kecil hingga saat ini ketika sakit sedikit flu dan batuk meminta untuk mengkonsumsi obat kepada ibunya. 8. keterampilan berbelanja anak sudah mampu mengatur penggunaan uang dan terbiasa berbelanja sesuai kebutuhan di sekolah dan hanya terkadang di temani dalam berkomunikasi 9. Keterampilan domestic Anak sudah terbiasa membersihkan, merapikan kamar secara mandiri dan membersihkan perengkapan salah satunya keperluan dapur setelah selesai mengkonsumsi makanan 10. Orientasi lingkungan Anak tidak terbiasa brepergian sendiri dan tidak bias menggunakan alat transportasi dan anak menggunakan beberapa media sosial dan handphone 11. Keterampilan vokasional Anak terbiasa menggunakan pakaian sendiri dan berangkat ke sekolah di antar oleh orang tua anak. VIII.



Harapan keluarga



Keluarga berharap melalui perawatan dan pendidikan kesehatan yang dilakukan selama asuhan keperawatan keluarga



B. Analisa data No Data Senjang 1 DS : -  ibu klien mengatakan An “E” tidak biasa berbicara seperti anak seusianya sejak umur 5 tahun



Etiologi gangguan bahasa



Problem Gangguan komunikasi verbal



DO : -  Klien tidak bisa berbicara dan menggunakan bahasa isyarat untuk berkomunkasi 2



DS: -  Ibu klien mengatakan An “E” masih di bantu berinteraksi denga temannya -  Ibu klien mengatakan tidak terlalu



Ganggua intelektual



Ketergantungan sebagian



paham ketika An.”E” meminta suatu hal di luar kebiasaan sehari-hari DO: -  Saat pengkajian An “E” di bantu oleh ibu guru saat berinteraksi dengan perawat



Gangguan bahasa



Gangguan komunikasi verbal



C. DIAGNOSA 1. Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan ganguan bahasa di tandai dengan ibu klien mengatakan An “E” tidak biasa berbicara seperti anak seusianya sejak umur 5 tahun, klien tidak bisa berbicara dan hanya menggunakan bahasa isyarat untuk berkomunkasi 2. Ketergantungan sebagian di tandai dengan gangguan komunikasi verbal di tandai dengan Ibu klien mengatakan An “E” masih di bantu berinteraksi denga temannya Ibu klien mengatakan tidak ter lalu paham ketika An.”E” meminta suatu hal di luar kebiasaan sehari-hari. Saat pengkajian An “E” di bantu oleh ibu guru saat berinteraksi dengan perawat



D. INTERVENSI No 1



Diagnosa Gangguan verbal



Tujuan Dan



Kriteria Hasil komunikasi Setelah di lakukan tindakan keperawatan selama 1x 24 jam di menyebutkan diharapkan ; - anak dapat 1-2 kosa kata dengan artikulasi yang jelas dengan kriteria hasil : - anak dapat menyebutkan 1-2 kata dengan



Intervensi



Rasional



Gunakan bahasa yang sederhana dan umum dalam berkomunikasi sehari-hari - Gunakan diverifikasi  bahasa sesuai dengan tingkat kematangan dan  pengetahuan anak. - Lakukan



-  Memudahkan pemahaman dan menghindari kebingungan akibat bahasa yang berubah- ubah -  Diverifikasi bahasa dapat di berikan jika kemampuan anak sudah matang seperti setelah umur 7 tahun



-



artikulasi yang jelas - Anak dapat memahami kata sampai kalimat dengan jelas



komunikasi secara komprehendif baik verbal maupun non verbal



-  Komunikasi yang komprehensif akan memperbanyak jumlah stimulus yang di terima anak sehingga akan memperkuat memori anak terhadap suatu kata -  Anak lebih suka mendengarkan kata-kata dari pada mengucapkan



2



Ketergantungan sebagian



Setelah di lakukan tindakan keperawatan selama 1x 24 jam di harapkan anak dan keluarga dapat saling memahami komunikasi yang di lakukan dengan anak dengan criteria hasil - Keluarga dapat mengetahui apa yang di inginkan anak



- Ajarkan pasien ubtuk meminta bantuan dengan gerakan bila perlu - Ajarkan klien dan keluarga pengguanaan metode alternative saat  berkomunikasi - Jelaskan kepada orang tua mengenai pentinggnya menggunkan komunikasi visual atau dengan bahasa isyarat



- Sebagai komunkasi denga orang lain dalam mencegah keadaaan yang daurat - Sebagai upaya menjaga dan mempermudah komunikasi antara  pasien dan orang lain dan lingkungan Sebagai media dan taktik alternative dalam  berkomunikasi dengan  pasien atau klien



SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) Pokok Bahasan



: gizi seimbang



Sasaran



: Warga jl, panglima Ai mRT 01 s/d RT 04



Tanggal Pelaksanaan : 30 maret, 2021 Waktu



: 1 x 35 menit



Pukul



: 16.00 WIB



Tempat



: jl parit masigi 1



A. Tujuan Instruksional Umum Hasil yang diharapkan setelah dilakukan pendidikan kesehatan yaitu warga parit masigi 1 mengetahui dan mengerti tentang autoimun.



B. Tujuan Instruksional Khusus Setelah mengikuti pendidikan kesehatan selama 1 x 35 menit, warga parit masigi 1, dapat menyebutkan: 1.



Pengertian disabilitas



2.



Penyebab disabalitas



3.



Tanda dan disibalitas



4.



Cara mencegah disabilitas



C. Materi Pengajaran 1. Pengertian disabilitas 2. Penyebab disabalitas 3. Tanda dan disibalitas 4. Cara mencegah disabilitas D. Metode Pengajaran 1. Ceramah 2. Diskusi/ Tanya jawab E. Kegiatan Pendidikan Kesehatan No 1



Waktu 5 menit



Kegiatan Penyuluhan Pembukaan : 1. Memberi salam 2. Menjelaskan tujuan pendidikan kesehatan



Kegiatan Klien 



Menjawab salam, mendengarkan dan memperhatikan



3. Menyebutkan materi/pokok bahasan yang akan disampaikan Menggali pengetahuan/apresepsi 2



20 menit



warga tentang Autoimun Pelaksanaan : Menjelaskan materi pendididikan kesehatan secara berurutan dan



 Memperhatikan dan merespon



teratur. Materi : 1.



 Memperhatikan dan Pengertian disabilitas



menyimak materi



2.



Penyebab disabalitas



3.



Tanda dan disibalitas



4.



Cara mencegah  Menanyakan hal yang



disabilitas Memberi



kesempatan



kepada



belum jelas



klien untuk bertanya  Mendengar dan 



Menjawab



pertanyaan



memperhatikan



klien dengan tepat dan mudah dimengerti 3



10 menit



Penutup : 1. Menyimpulkan materi yang







telah disampaikan 2. Mengajukan pertanyan pada



Mendengar dan memperhatikan







klien tentang materi yang



Merespon pertanyaan



sedang disampaikan 3. Menutup pertemuan dan mengucapkan salam penutup







Memperhatikan dan menjawab salam



F. Media Pengajaran 1. Leaflet G. Setting Tempat dan Waktu 1. Setting Tempat



A



Keterangan :



B C



C D



A



: Penyaji



B



: Pembawa Acara/ Moderator



C



: Peserta



D



: Observer



2. Waktu Hari/Tanggal : selasa, 22, maret, 2021 Waktu



: 16.00 – 16.35 WIB



Lokasi



: Jalan panglima aim



H. Evaluasi Metode Evaluasi              : Tanya Jawab Jenis Pertanyaan               : Lisan (Langsung) Jumlah Soal                      : 2 soal 1.



Pengertian gizi seimbang Difabel, disabilitas, atau keterbatasan diri (bahasa Inggris: disability) dapat bersifat fisik, kognitif, mental, sensorik, emosional, perkembangan atau beberapa kombinasi dari ini. Istilah difabel dan disabilitas sendiri memiliki makna yang agak berlainan. Difabel (different ability—kemampuan berbeda) didefinisikan sebagai seseorang yang memiliki kemampuan dalam menjalankan aktivitas berbeda bila dibandingkan dengan orang-orang kebanyakan, serta belum tentu diartikan sebagai "cacat" atau disabled. Sementara itu, disabilitas (disability) didefinisikan sebagai seseorang



yang belum



mampu



berakomodasi



dengan



lingkungan



sekitarnya sehingga menyebabkan disabilitas.Difabel atau disabilitas adalah istilah yang meliputi gangguan, keterbatasan aktivitas, dan pembatasan partisipasi. Gangguan adalah sebuah masalah pada fungsi tubuh atau strukturnya; suatu pembatasan kegiatan adalah kesulitan yang dihadapi oleh individu dalam melaksanakan tugas atau tindakan, sedangkan pembatasan partisipasi merupakan masalah yang dialami oleh individu dalam keterlibatan dalam situasi kehidupan. Jadi disabilitas adalah sebuah fenomena kompleks, yang mencerminkan interaksi antara ciri dari tubuh seseorang dan ciri dari masyarakat tempat dia tinggal. (Dini Widinarsih, 2019) Disabilitas (disabilitas) atau cacat adalah mereka yang memiliki keterbatasan fisik, mental, intelektual, atau sensorik, dalam jangka waktu lama di mana ketika mempertimbangkan berbagai hambatan, hal ini dapat menghalangi partisipasi penuh dan efektif mereka dalam masyarakat berdasarkan kesetaraan dengan yang lainnya. " Istilah "penyandang disabilitas" mempunyai arti yang lebih luas dan mengandung nilai-nilai inklusif yang sesuai dengan jiwa dan semangat reformasi hukum di Indonesia, dan sejalan dengan substansi Convention



on the Rights of Persons wvith Disabilities (CRPD) "yang telah disepakati untuk diratilikasi pemerintah. (Ari pratiwi dkk, 2018. Hal 3) 2.



Ciri-ciri penderita Disabilitas -



Penyandang Cacat Fisik individu yang mengalami kelainan kerusakan fungsi organ tubuh dan kehilangan organ sehingga mengakibatkan gangguan fungsi tubuh. Misalnya gangguan penglihatan, pendengaran, dan gerak.



-



Penyandang Cacat Mental individu yang mengalami kelainan mental dan atau tingkah laku akibat bawaan atau penyakit. Individu tersebut tidak bisa mempelajari dan melakukan perbuatan yang umum dilakukan orang lain (normal), sehingga menjadi hambatan dalam melakukan kegiatan sehari-hari.



- Penyandang Cacat Fisik dan Mental individu yang mengalami kelainan fisik dan mental sekaligus atau cacat ganda seperti gangguan pada fungsi tubuh, penglihatan, pendengaran dan kemampuan berbicara serta mempunyai kelainan mental atau tingkah laku, sehingga yang bersangkutan tidak mampu melakukan kegiatan sehari-hari selayaknya. (Arif Maftuhin, 2016) 3.



Jenis-jenis Disabilitas  Berdasarkan definisi yang diterbitkan oleh Kementerian Sosial Tahun 2005, penyebab disabilitas dibedakan menjadi 3 (tiga) yaitu disabilitas akibat kecelakaan (korban peperangan, kerusuhan, kecelakaan kerja/industri, kecelakaan lalu lintas serta kecelakaan lainnya), disabilitas sejak lahir atau ketika dalam kandungan, termasuk yang mengidap disabilitas akibat penyakit keturunan, dan disabilitas yang disebabkan oleh penyakit (penyakit polio, penyakit kelamin, penyakit TBC, penyakit kusta, diabetes dll).berdasarkan pernyataan diatas maka jeni-jenis Disabilitas dapat dikelompokkan, sebagai berikut:



I.



Disabilitas Mental. Kelainan mental ini terdiri dari:  a. Mental Tinggi Sering dikenal dengan orang berbakat intelektual, di mana selain memiliki kemampuan intelektual di atas rata-rata dia juga memiliki kreativitas dan tanggungjawab terhadap tugas.



b. Mental Rendah Kemampuan mental rendah atau kapasitas intelektual/IQ (Intelligence Quotient) di bawah rata-rata dapat dibagi menjadi 2 kelompok yaitu anak lamban belajar (slow learnes) yaitu anak yang memiliki IQ (Intelligence Quotient) antara 7090. Sedangkan anak yang memiliki IQ (Intelligence Quotient) di bawah 70 dikenal dengan anak berkebutuhan khusus. c. Berkesulitan Belajar Spesifik Berkesulitan belajar berkaitan dengan prestasi belajar (achievment) yang diperoleh II.



Disabilitas Fisik. Kelainan ini meliputi beberapa macam, yaitu: 



a. Kelainan Tubuh (Tuna Daksa). Tunadaksa adalah individu yang memiliki gangguan gerak yang disebabkan oleh kelainan neuro-muskular dan struktur tulang yang bersifat bawaan, sakit atau akibat kecelakaan (kehilangan organ tubuh), polio dan lumpuh.



b. Kelainan Indera Penglihatan (Tuna Netra). Tunanetra adalah individu yang memiliki hambatan dalam penglihatan. Tunanetra dapat diklasifikasikan kedalam dua golongan yaitu: buta total (blind) dan low vision. c. Kelainan Pendengaran (Tunarungu). Tunarungu adalah individu yang memiliki hambatan dalam pendengaran baik permanen maupun tidak permanen. Karena memiliki hambatan dalam pendengaran individu tunarungu memiliki hambatan dalam berbicara sehingga mereka biasa disebut tunawicara. d. Kelainan Bicara (Tunawicara), adalah seseorang yang mengalami kesulitan dalam mengungkapkan pikiran melalui bahasa verbal, sehingga sulit bahkan tidak dapat dimengerti oleh orang lain. Kelainan bicara ini dapat dimengerti oleh orang lain. Kelainan bicara ini dapat bersifat fungsional di mana kemungkinan disebabkan karena ketunarunguan, dan organik yang memang disebabkan adanya ketidaksempurnaan organ bicara maupun adanya



gangguan pada organ motorik yang berkaitan dengan bicara. III.



Tunaganda (disabilitas ganda).



Penderita cacat lebih dari satu kecacatan (yaitu cacat fisik dan mental) 4.



Penyebab Disabilitas  I. Disabilitas mental a. Kelainan genetik dan kromosom salah satu penyebab utama adalah genetik yang disebut down syndrome pada dasarnya adalah suatu kondisi dimana seseorang memiliki 47 kromosom, yang bertentangan dengan 46 kromosom yang biasanya dimiliki seseorang manusia normal. Kromosom ekstra ini mengganggu fungsi otak, sehingga sering menimbulkan keterbelakangan. b. Kekurangan gizi adalah salah satu penyebab terbesar dari berbagai kondisi kesehatan. Kekurangan gizi selama kehamilan dapat lebih merugikan bagi anak yang belum lahir daripada



untuk



besi,yodium,seng,dsb,



ibu.Kurangnya terbukti



nutrisi



diketahui



seperti



vitamin



menyebabkan



masalah



A,zat yang



berkaitan dengan kesehatan mental selama lebih dari 2 miliar orang di dunia.Hal ini ini tidak mengherankan mengingat tren makanan jank food ditengah masyarakat saat ini, kekurangan gizi menjadi cepat berkembang tidaak seperti sebelumnya. c. Kondisi lingkungan dan zat beracun Lingkungan dalam kasus seperti itu umumnya mengacu pada kemiskinan dan pola



hidup.



Kemiskinan



diketahui



menjadi



penyebab



yang



sering



terjadi,karena kondisi miskin dapat menyebabkan paparan kondisi lingkungan yang tidak cocok untuk pertumbuhan mental. Kondisi lain yang menyebabkan keterbelakangan mental juga seperti kondisi traumatis yang dihadapi selama kehamilan atau setelah melahirkan,hanguan metabolik,infeksi, dan banyak masalah lain yang tidak dapat dijelaskan. II. Disabilitas fisik Penyandang Cacat Fisik a. Tuna Netra 1) Masa Prenatal :



-



Akibat penyakit campak Jerman. Jika menyerang ibu yang sedang hamil 1-3 bulan, besar kemungkinan bayinya lahir dalam keadaan tuna netra.



-



Akibat penyakit Syphilis, bayi yang ada dalam kandungan kemungkinan terlahir dengan keadaan tuna netra.



-



Akibat kecelakaan, keracunan obat2an/zat kimia, sinar laser, minuman keras yg mengakibatkan kerusakan janin khususnya pada bagian mata.



-



Infeksi virus Rubella, toxoplasmosis.



-



Malnutrisi berat pada tahap embrional minggu ke 3 sampai ke 8.



2) Masa Natal : -



Kerusakan mata atau syaraf mata pada saat proses kelahiran. Terjadi karena proses kelahiran yang sulit, sehingga bayi harus keluar dengan bantuan alat (vakum).



-



Ibu menderita penyakit Gonorrchoe, sehingga kuman gonococcus (GO) menular pada bayi saat kelahiran.



-



Retrolenta Fibroplasia yang disebabkan karena bayi lahir sebelum waktunya, sehingga diberikan konsentrasi oksigen yang tinggi dalam inkubator.



3) Masa Perkembangan : -



Kekurangan vitamin A.



-



DM, menyebabkan kelainan retina.



-



Darah tinggi ; pandangan rangkap/kabur.



-



Stroke ; kerusakan syaraf mata.



-



Radang kantung air mata, radang kelenjar kelopak mata, hemangiona, retinoblastoma, efek obat/zat kimiawi.



b. Tuna Rungu 1) Masa Prenatal : -



Salah satu dari orang tua penderita merupakan pembawa sifat abnormal.



-



Ibu yang sedang mengandung mengalami sakit pada masa 3 bulan pertama kehamilan, yaitu pada masa pembentukan ruang telinga.



-



Keracunan obat-obatan.



2) Masa Natal : -



Kesulitan pada saat melahirkan, sehingga harus dibantu oleh beberapa alat.



-



Kelahiran prematur.



-



Masa Perkembangan :



-



Ketulian karena terjadinya infeksi, difteri, dan morbili.



-



Karena kecelakaan yang mengakibatkan rusaknya alat pendengaran bagian dalam.



c. Tuna Daksa 1) Masa Prenatal : -



Anoxia prenatal, disebabkan pemisahan bayi dari placenta, penyakit anemia, kondisi jantung yang gawat, shock, percobaan abosrtus.



-



Gangguan metabolisme pada ibu.



-



Kromosom, gen yang tidak sempurna.



-



Pembelahan sel telur, sperma yang kualitasnya buruk.



2) Masa Natal : -



Kesulitan saat persalinan karena letak bayi sungsang, atau pinggul ibu terlalu kecil.



-



Pendarahan pada otak saat kelahiran.



-



Kelahiran prematur.



-



Gangguan pada placenta yang dapat mengurangi oksigen sehingga mengakibatkan terjadinya anorexia



3) Masa Perkembangan : -



Faktor penyakit ; meningitis, radang otak, diptheri, partusis dll



-



Faktor kecelakaan.



-



Pertumbuhan tubuh/tulang yang tidak sempurna.



d. Disabilitas fisik dan mental (ganda) Tuna Ganda 1) Masa Prenatal :



-



Ketidaknormalan kromosom komplikasi-komplikasi pada anak dalam kandungan ketidakcocokan Rh infeksi pada ibu yang kekurangan gizi pada saat sedang mengadung, serta terlalu banyak menkonsumsi obat dan alkohol.



2) Masa Natal : -



Kelahiran prematur dan kekurangan oksigen



-



Terdapat luka pada otak saat kelahiran.



3) Masa Perkembangan : -



Kepala mengalami kecelakaan kendaraan ,jatuh ,dan mendapat pukulan atau siksaan



-



Anak tidak dirawat dangan baik, keracunan makanan atau penyakit tertentu yang sama, sehingga dapat berpengaruh tehadap otak (meningitis atau encephalities).



DAFTAR PUSTAKA Dini Widinarsih, 2019. “Penyandang Disabilitas Diindonesia:Perkembangan Istilah Dan Definisi’. Jurnal Ilmu kesejah teraan Sosial Jilid 20,Nomor 2,



Ari Pratiwi Dkk, 2018. “Disabilitas Dan Pendidikan Inklusif Di Perguruan Tinggi”. Malang : UB Press Frichy Ndaumanu, 2020. “Hak Penyandang Disabilitas: Antara Tanggung Jawab Dan Pelaksanaan Oleh Pemerintah Daerah(Disability Rights: Between Responsibility And Implementationby The Local Government). Jurnal Ham, Volume 11 Nomor 1 Arif Maftuhin, 2016. MengIkat Maknadiskriminasi : Penyandang Cacat Sifabel Dan Penyandang Disabiitas. Nklusi: Journal Of Disability Studiesvol. 3, No. 2, Anisza E S, Santoso T R, Nurliana C A, 2019. Dukungan Sosial Keluarga Bagi Orang Dengan Disabilitas Sensorik. Prosiding Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat, Vol 6, No: 1