14 0 318 KB
KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “ Batu Buli-Buli ” ini dengan baik. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sistem Perkemihan I.Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan tugas ini terdapat kekurangan baik dari segi materi maupun teknik penulisan.Oleh karena itu penulis mengharapkan adanya masukan dan kritik serta saran yang membangun untuk kekurangan yang ada. Penulis tak henti-hentinya mengucapkan terima kasih dan semoga Tuhan YME memberikan kebaikan dan rahmat bagi kita semua.Segala kesalahan, keterbatasan dan kekurangan dalam laporan tugas ini, penulis memohon maaf, kiranya dapat dimaklumi.
Jakarta, November 2014
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................ i ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN PASIEN BATU BULI-BULI
Page 1
DAFTAR ISI.................................................................................................................. ii BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................... 2 A.
Latar Belakang.................................................................................................. 2
B.
Tujuan Penulisan................................................................................................. 5
C. Rumusan Masalah............................................................................................. 6 D. Sistematika Penulisan....................................................................................... 6 BAB II TINJAUAN TEORI.......................................................................................................... 7 A.
Anatomi Dan Fisiologi Sistem Perkemihan........................................................7
B.
Definisi............................................................................................................ 12
C.
Etiologi......................................................................................................... 12
D. Patofisiologi..................................................................................................... 14 E.
PATWAY........................................................................................................... 17
F.
Gejala dan Tanda............................................................................................ 19
G. Pemeriksaan Diagnostik..................................................................................19 H. Penatalaksanaan Medis................................................................................... 21 I.
Komplikasi....................................................................................................... 21
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN............................................................................................ 22 A.
Pengkajian....................................................................................................... 22
B.
Diagnosis Keperawatan................................................................................... 23
C. Intervensi........................................................................................................ 24 BAB IV PENUTUP.................................................................................................................. 34 A.
KESIMPULAN................................................................................................... 34
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................... 35
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN PASIEN BATU BULI-BULI
Page 2
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional, sesuai dengan yang tertulis dalam Undang-undang no. 23 tahun 1992 tentang kesehatan ditetapkan bahwa kesehatan adalah sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Sedangkan dalam Konstitusi Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO) tahun 1948 disepakati antara lain bahwa diperolehnya derajat kesehatan yang setinggi-tingginya adalah suatu hak yang fundamental bagi setiap orang tanpa membedakan ras, agama, politik yang dianut dan tingkat sosial ekonominya. Masalah kesehatan masyarakat pada dasarnya menyangkut berbagai aspek kehidupan. Masalah kesehatan masyarakat, dapat dipandang sebagai problem akibat dari berbagai kebijakan atau kondisi masyarakat. Sebaliknya masalah kesehatan sebagai salah satu unsur kualitas sumber daya manusia, merupakan penentu berbagai kebijakan pembangunan (Santoso, 2007). Perkembangan zaman saat ini menuntut setiap orang untuk melakukan segala hal secara tepat dan efisien. Hal ini mempengaruhi gaya hidup dan pola kebiasaan sehari-hari. Misalnya kebiasaan minum yang kurang dari kebutuhan tubuh perharinya. Masukan cairan yang tidak adekuat dapat berdampak pada ginjal seperti pembentukan batu buli (Tripod, 2007). Penyakit batu saluran kemih sudah dikenal sejak zaman Babilonia dan zaman Mesir kuno. Sebagai salah satu buktinya adalah diketemukan batu pada kandung kemih seorang mumi. Penyakit ini dapat menyerang penduduk di seluruh dunia tidak terkecuali penduduk di Indonesia. Angka kejadian penyakit ini tidak sama diberbagai belahan bumi. Di negara-negara berkembang banyak dijumpai pasien batu buli-buli sedangkan di negara maju lebih banyak dijumpai penyakit batu saluran kemih bagian atas, hal ini karena adanya pengaruh status gizi dan aktivitas pasien sehari-hari. Di Amerika Serikat 5-10% penduduknya menderita penyakit ini, sedangkan di seluruh dunia rata-rata terdapat 1-12% penduduk yang menderita batu saluran ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN PASIEN BATU BULI-BULI
Page 3
kemih. Penyakit ini merupakan tiga penyakit terbanyak dibidang urologi disamping infeksi saluran kemih dan pembesaran prostat benigna. BKK merupakan penyakit yang sering di klinik urologi di Indonesia. Angka kejadian BKK di Indonesia tahun 2002 berdasarkan data yang dikumpulkan dari rumah sakit di seluruh Indonesia adalah 37.636 kasus baru, dengan jumlah kunjungan 58.959 penderita. Sedangkan jumlah pasien yang dirawat adalah 19.018 penderita, dengan jumlah kematian 378 penderita. Menurut Departemen Kesehatan RI (2004), jumlah pasien rawat inap penderita Batu Kandung Kemih di rumah sakit seluruh Indonesia yaitu 17.059 penderita, dengan Case Fatality Rate (CFR) 0,97%. Menurut Depkes RI (2006), jumlah pasien rawat inap penderita BKK di Rumah Sakit seluruh Indonesia yaitu 16.251 penderita dengan CFR 0,94%. Data dari Rumah Sakit Tembakau Deli PTP Nusantara II Medan tahun 2006-2010 diketahui bahwa jumlah pasien rawat inap BKK 111 penderita dengan proporsi 11, 53 dari 963 kasus penyakit dibagian urologi, dengan rincian 24 penderita (2,5%) tahun 2006, 21 (2,2%) penderita pada tahun 2007, 22 penderita (2,3%) pada tahun 2008, 11 penderita (1,1) pada tahun 2009, dan 33 penderita (3,4%) pada tahun 2010. Data rekam medik Rumah Sakit Tembakau Deli PTP Nusantara II Medan, di ketahui bahwa selama 5 tahun dari tahun 2006-2010 penyakit BKK merupakan penyakit ketiga terbanyak kasusnya di bagian urologi yaitu setelah Gagal Ginjal Kronik (GGK) dengan proporsi 39,1% dan Infeksi Saluran Kemih (ISK) dengan proporsi 22,55% . Daerah Kalimantan Timur khususnya di Rumah Sakit Abdul Wahab Sjahranie Samarinda jumlah pasien yang dirawat diruang cempaka dengan kasus batu buli pada bulan November dan Desember tahun 2011 sebanyak 20 pasien. Untuk bulan Maret sampai dengan Bulan September 2012 tercatat ada sebanyak 34 pasien yang dirawat dengan kasus batu buli. Jumlah pasien ini diambil dari data rekam medik yang ada di ruang administrasi cempaka. Dari data tersebut, ditemukan penyakit batu buli tidak termasuk dalam kategori penyakit 10 besar yang ada di ruang cempaka. Gejala awal terbentuknya batu jarang dirasakan oleh penderita, mungkin hanya perubahan dalam pola perkemihan, namun bila tidak ditindaklanjuti maka dapat menimbulkan keadaan yang parah, seperti nyeri yang hebat, terjadi penyumbatan saluran kemih bahkan terjadi kerusakan ginjal. ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN PASIEN BATU BULI-BULI
Page 4
Peran perawat dalam hal ini adalah memberikan penyuluhan tentang: pencegahan terjadinya batu, seperti mengkonsumsi cairan dalam jumlah banyak (3 – 4 liter/hari), diit yang seimbang/sesuai dengan jenis batu yang ditemukan, aktivitas yang cukup serta segera memeriksakan diri bila timbul keluhan pada saluran kemih agar dapat segera ditangani. Bagi penderita yang mengalami batu pada kandung kemih agar selalu menjaga kesehatannya agar tidak terjadi pembentukan batu yang baru pada kandung kemih. Menghindari terjadinya komplikasi yang tidak diharapkan, perlu hendaknya dilakukan penanganan yang baik. Dalam hal ini perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan perlu hendaknya meningkatkan mutu asuhan keperawatan yang akan diberikan dengan memperhatikan aspek biologis, psikologis, sosial, dan spiritual.
B. Tujuan Penulisan Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah: 1.
Untuk memperdalam anatomi fisiologi penyakit batu saluran kemih yang
merupakan dasar pengkajian dan intervensi keperawatan. 2.
Memperoleh dasar atau acuan dalam merawat pasien yang menderita batu
saluran kemih, serta memberikan asuhan keperawatan yang tepat sesuai dengan konsep-konsep yang diperoleh dari perkuliahan dan literatur. 3. Tugas kelompok mata kuliah Sistem Perkemihan I C. Metode Penulisan Dalam penulisan makalah ini, kelompok menggunakan metode dengan studi kepustakaan yaitu menggunakan beberapa literatur yang digunakan sebagai referensi.
C. Rumusan Masalah 1 2 3 4 5
Bagimana anatomi sistem perkemihan ? Apa yang Dimaksud dengan batu buli-buli ? Bagaimana Penyebab yang terjadi pada pasien batu buli- buli? Bagaimana Perjalanan penyakit dengan batu buli-buli ? Apa saja Tanda dan gejala pada klien dengan batu buli-bulii?
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN PASIEN BATU BULI-BULI
Page 5
6 7 8 9
Komplikasi apa saja yang dapat terjadi dengan pasien batu buli-buli ? Bagaimana Pemeriksaan penunjang pada batu buli-buli? Penatalaksanaan apa saya yang diberikan dengan batu buli-buli? Bagimana asuhan keperawatan batu buli-buli ?
D.Sistematika Penulisan Sistematika penulisan makalah ini diawali dengan BAB I
Pendahuluan yang
berisi tentang: Latar Belakang, Tujuan Penulisan, Metode Penulisan,Rumus Masalah dan Sistematika Penulisan. BAB II Tinjauan Teoritis yang terdiri dari: Konsep Dasar dan Konsep Asuhan Keperawatan. Dalam konsep dasar medik berisi tentang anatomi fisiologi, definisi, etiologi, patofisiologi, tanda dan gejala, patofisiologi,pathway, pemeriksaan diagnostik, penatalaksanaan dan komplikasi. Pada konsep dasar asuhan keperawatan dibahas mengenai pengkajian, diagnosa keperawatan dan rencana keperawatan, discharge planning, dan diakhiri dengan Daftar Pustaka.
BAB II TINJAUAN TEORI
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN PASIEN BATU BULI-BULI
Page 6
A Anatomi Dan Fisiologi Sistem Perkemihan Sistem
perkemihan
merupakan
suatu
sistem
dimana
terjadinya
proses
penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh larut dalam air dan dikeluarkan berupa urin (air kemih) . Susunan sistem perkemihan terdiri dari: a) dua ginjal(ren) yang menghasilkan urin, b) dua ureter yang membawa urin dari ginjal ke vesika urinaria (kandung kemih), c) satu vesika urinaria tempat urin dikumpulkan, dan d) satu uretra urin dikeluarkan dari vesika urinaria.(Linda Wylie,2011 :167)
Ginjal
Tampilan :
Bentuk ginjal seperti biji kacang. Berwarna merah tua. Panjang kurang lebih 12,5 cm,tebal 2,5 cm (kurang lebih sebesar keaplan tangan) .
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN PASIEN BATU BULI-BULI
Page 7
Berat 125 g-175 g(pria dewasa : 150 -170 g,wanita dewasa :115-155 g) Letak :
Rongga peritoneal,sebelah kanan dan kiri kolumna vertebralis di kelilingi
lemak dan jaringan ikat Pada bagian atas terdapat kelenjar suprarenal Ginjal kanan terletak agak di bawah di bandingkan ginjal kiri karena ada hati
pada sisi kanan Ginjal terletak pada dinding posterior di belakang peritoneum pada kedua sisi vertebra torakalis ke-12 sampai vertebra lumbalis ke-3.
Fungsi ginjal adalah memegang peranan penting dalam pengeluaran zat-zat toksis atau racun, mempertahankan suasana keseimbangan cairan, mempertahankan keseimbangan kadar asam dan basa dari cairan tubuh, dan mengeluarkan sisa-sisa metabolisme akhir dari protein ureum, kreatinin dan amoniak . (Linda Wylie,2011 :168) Ureter Ureter adalah organ berbentuk tabung kecil untuk mengalirkan urine dari ginjal ke dalam vesika urinaria(kandung kemih) . Terdiri dari 2 saluran pipa masing-masing bersambung dari ginjal ke vesika urinaria. Panjangnya ±25-34 cm, dengan penampang 0,5 cm. Ureter sebagian terletak pada rongga abdomen dan sebagian lagi terletak pada rongga pelvis. Lapisan dinding ureter menimbulkan gerakan-gerakan peristaltik yang mendorong urin masuk ke dalam kandung kemih.
Lapisan dinding ureter terdiri dari: a. Dinding luar jaringan ikat (jaringan fibrosa) b. Lapisan tengah lapisan otot polos c. Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa (Linda Wylie,2011 :173)
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN PASIEN BATU BULI-BULI
Page 8
Vesika urinaria (kandung kemih) Kandung kemih (vesika urinaria ) berfungsi untuk menampung urine dari ureter dan kemudian mengeluarkannya melalui uretra dalam mekanisme miksi (berkemih). Dalam menampung urine ,kandung kemih mempunyai kapasitas maksimal,dimana pada orang dewasa kurang lebih 300 – 450 ml.Pada saat kosong ,kandung kemih terletak di belakang simfisis pubis dan pada saat penuh berada diatas simfisis sehingga dapat palpasi dan perkusi. Kandung kemih berbentuk seperti buah pir bila kosong dan berbentuk menyerupai bola saat penuh dengan urin.Kandung kemih dapat menampung sampai 600 ml urine,namun keinginan berkemih akan dihantarkan ke sistem saraf saat kandung kemih berisi sekitar 300 -450 ml. Bagian atas kandung kemih disebut fundus dan diselimuti oleh perioneum secara longgar agar mudah mengembang bila kandung kemih terisi banyak urine. Ruang yang dibentuk
antara
kandung
kemih
dan
uterus
disebut
sebagai
kavum
uterovasikular(uterovesicular pouch). Bagian dasar kandung kemih disebut sebagai leher kandung kemih, dan di dalamnya terbentuk segitiga atau trigonum dengan jalur masuknya ureter. Dinding kandung kemih tersusun atas tiga lapisan : 1. Lapisan luar berupa jaringan ikat 2. Lapisan tengah berupa otot polos,otot detrusor yang saling bersilangan dengan
serabut
elastic
sehingga
memungkinkan
kandung
kemih
berkontraksi kandung kemih berkontraksi dan kembali ke bentuk asalnya bila sedang kosong. 3. Lapisan dalam berupa lapisan epitel transisional, yang berlipat-lipat di sebut rugae,sehingga memungkinkan kandung kemih mengembang.
Trigonum mempunyai lapisan dalam yang tidak membentuk lipatan,yaitu di daerah yang harus mempertahankan posisi tiga orifisium (lubang) pada ureter dan uretra. Di pangkal jalan keluar ksndung kemih ke utetra, terdapat penebalan lapisan otot untuk ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN PASIEN BATU BULI-BULI
Page 9
membentuk sfingter internal yang mengontrol aliran urine ke uretra.(Linda Wylie,2011 : 174) Uretra Merupakan saluran sempit yang berpangkal pada vesika urinaria yang berfungsi menyalurkan air kemih ke luar.
Pada laki-laki panjangnya kira-kira 13,7-16,2 cm, terdiri dari: 1. Urethra pars Prostatica 2. Urethra pars membranosa ( terdapat spinchter urethra externa) 3. Urethra pars spongiosa.
Urethra pada wanita panjangnya kira-kira 3,7-6,2 cm (Taylor), 3-5 cm (Lewis). Sphincter urethra terletak di sebelah atas vagina (antara clitoris dan vagina) dan urethra disini hanya sebagai saluran ekskresi.
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN PASIEN BATU BULI-BULI
Page 10
Dinding urethra terdiri dari 3 lapisan: 1. Lapisan otot polos, merupakan kelanjutan otot polos dari Vesika urinaria. Mengandung jaringan elastis dan otot polos. Sphincter urethra menjaga agar urethra tetap tertutup. 2. Lapisan submukosa, lapisan longgar mengandung pembuluh darah dan saraf. 3. Lapisan mukosa. (Linda Wylie,2011 :175) E. Definisi Batu di dalam saluran kemih adalah masa keras seperti batu yang terbentuk di sepanjang saluran kemih dan bisa menyebabkans nyeri, perdarahan, penyumbatan aliran kemih atau infeksi. Batu ini bisa terbentuknya di dalam ginjal maupun di dalam kandungan kemih. Proses pembentukan batu ini disebut urothilitiasis, dan dapat terbentuk pada : 1. 2. 3. 4.
Ginjal (nefrolithiasis) Ureter (ureterothiliasis) Vesika urinaria (vesikolithiasis) Uretra (uretrolithiasis)
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN PASIEN BATU BULI-BULI
Page 11
(www.scribd.com/doc/93236679/batu-buli) Batu kandung kemih adalah suatu kondisi terdapatnya batu di dalam kandung kemih (Arif muttaqin dan kumala sari,2011,hal 202 ). Batu kandung kemih adalah batu yang tidak normal di dalam saluran kemih yang mengandung komponen kristal dan matriks organik tepatnya pada vesika urinari atau kandung kemih. Batu kandung kemih sebagian besar mengandung batu kalsium oksalat atau fosfat (Prof.Dr. Arjatm T. Ph.D. Sp. And dan dr. Hendra Utama, SPFK, 2001). F. Etiologi Banyak faktor
yang
memungkinkan
kondisi
batu
di
dalam
kandung
kemih.Obstruksi kandung kemih merupakan faktor yang paling umum menyebabkan batu kandung kemih pada orang dewasa . Pembesaran prostat,ketinggian leher kandung kemih, dan stasis sisa urine yang tinggi menyebabkan peningkatan kristalisasi.Statis
urine
juga
meningkatkan
infeksi
saluran
kemih
yang
akan
meningkatkan pembentukan batu kandung kemih. Dalam suatu studi pada pasien dengan cedera tulang belakang yang dimonitor selama lebih dari 8 tahun 36% pasien mengalami pembentukan batu kandung kemih. Terdapat beberapa factor risiko yang dapat mendasari predisposisi batu kandung kemih pada pasien anak yang menjalani augmentasi kandung kemih.Mathoera et al ( 2000) menjelaskan faktor risiko untuk pembentukan batu di 89 pasien anak yang telah menjalani augmentasi kandung kemih dan kalkuli kandung kemih. Faktor etiologi lainnya untuk pembentukan batu kandung kemih adalah termasuk benda asing yang masuk ke dalam kandung kemih yang bertindak sebagai nidus untuk pembentukan batu. Hal ini adalah material yang masuk ke dalam kandung kemih.kelompok pertama meliputi bahan jahit , balon kateter foley, stent ureter, alat kontrasepsi, erosi dari implant bedah dan stent uretra prostat.Menurut basler (2009) kelainan metabolic bukan penyebab signifikan pembentukan batu. Dalam kelompok ini pasien,terutama batu terdiri atas kalsium dan struvite. Dalam kasus yang jarang terjadi, obat-obatan
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN PASIEN BATU BULI-BULI
Page 12
(misalnya: inhibitor protease virus) dapat menjadi sumber untuk pembentukan kalkulus kandung kemih. Secara umum,jika orang sehat ditemukan memiliki batu kandung kemih, dilakukan evaluasi urologi yang lengkap untuk menemukan penyebab stasis urine.Contohnya termasuk BPH,striktur uretra,kandung kemih neurogenic,diverticula dan anomaly kongenital seperti ureterocele dan leher kontraktur kandung kemih.Pada wanita,contoh-contoh
termasuk
perbaikan
inkontinensia
yang
terlalu
ketat,cystoceles,dan diverticula kandung kemih. Menurut wratsongko madya dan trianggoro penyebab terbentuknya batu buli-buli yaitu :
Dehidrasi
metabolisme tak dapat dikeluarkan Sering menahan kencing Infeksi kandung kemih(Wratsongko
menyebabkan
budisulistyo.2006.205
air
kencing
resep
kurang
dan
madya
pencengahan
endapan
&
sisa
trianggoro
penyembuhan
penyakit.Jakarta : Qultummedia) Faktor Predisposisi a. Riwayat pribadi tentang batu kandung kemih dan saluran kemih b. Usia dan jenis kelamin c. Kelainan morfologi d. Pernah mengalami infeksi saluran kemih e. Makanan yang dapat meningkatkan kalsium dan asam urat f. Adanya kelainan pada ginjal dan saluran kemih g. Masukan cairan kurang dari pengeluaran h. Profesi sebagai pekerja keras i. Penggunaan obat antasid, aspirin dosis tinggi dan vitamin D terlalu lama.
G.Patofisiologi
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN PASIEN BATU BULI-BULI
Page 13
Kebanyakan kalkuli veskalis terbentuk de novo dalam kandung kemih,tetapi beberapa awalnya mungkin telah terbentuk di dalam ginjal,kemudian menuju ke dalam kandung kemih,di mana dengan adanya pengedapan tambahan akan menyebabkan tumbuhnya batu Kristal.Pada pria yang lebih tua,batu kandung kemih terdiri atas asam urat.Batu jenis ini merupakan batu yang paling mungkin terbentuk di kandung kemih.Batu yang terdiri atas kalsium oksalat biasanya awalnya terbentuk di ginjal. Jenis umum dari sebagian besar batu vesikalis pada orang dewasa terdiri atas asam urat (>50%).Pada kondisi yang lebih jarang,batu kandung kemih terdiri atas kalsium oksalat ,kalsium fosfat,ammonium urat,sistem atau magnesium ammonium fosfat (bila dikaitkan dengan infeksi). Menariknya,pasien dengan batu asam urat jarang pernah memiliki riwayat gout atau hyperuticemia. Batu pada anak terutama terdiri atas asam urat ammonium,kalsium,oksalat atau campuran tercemar asam urat dan oksalat kalsium ammonium dengan fosfat kalsium. Pemberian air tajin(air mendidih atau pada saat menanak beras) sebagai pengganti ASI memiliki rendah fosfor,akhirnya menyebabkan ekskresi ammonia tinggi.Anak – Anak juga biasanya memiliki asupan tinggi sayuran kaya oksalat (meningkatkan kristaluria oksalat dan protein hewani (sitrat diet rendah ) Dengan terbentuknya batu di dalam kandung kemih , masalah akan tergantung pada besarnya batu dalam menyumbat muara uretra. Berbagai manifestasi akan muncul sesuai dengan derajat penyumbatan tersebut.Ketika batu menghambat dari saluran urine,terjadi obstruksi,meningkatkan tekanan hidrostatik.Bila nyeri mendadak terjadi secara akut dan disertai nyeri tekan suprapublik, serta muncul mual muntah,maka klien sedang mengalami episode kolik renal.Diare,demam dan perasaan tidak nyaman di abdominal dapat terjadi.Gejala gastrointestinal ini terjadi akibat refleks dan proksimitas anatomik ginjal ke lambung,pancreas dan biasa,akut dan kolik yang menyebar ke kepala,abdomen dan genitalia. Klien sering merasa ingin BAK , namun hanya sedikit urine yang keluar dan biasanya mengandung darah akibat aksi abrasi batu,gejala ini disebabkan kolik ureter . Umunya ,klien akan mengeluarkan batu yang berdiameter 0,5 sampai dengan 1 cm secara spontan>batu yang berdiameter lebih dari
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN PASIEN BATU BULI-BULI
Page 14
1 cm biasanya harus diangkat atau dihancurkan sehingga dapat dikeluarkan secara spontan dan saluran urine membaik dan lancar. Penyebab spesifik dari batu kandung kemih adalah bisa dari batu kalsium oksalat dengan inhibitor sitrat dan glikoprotein. Beberapa promotor (reaktan) dapat memicu pembentukan batu kemih seperti asam sitrat memacu batu kalsium oksalat. Aksi reaktan dan inhibitor belum di kenali sepenuhnya dan terjadi peningkatan kalsium oksalat, kalsium fosfat dan asam urat meningkat akan terjadinya batu disaluran kemih. Adapun faktor tertentu yang mempengaruhi pembentukan batu kandung kemih, mencangkup infeksi saluran ureter atau vesika urinari, stasis urine, priode imobilitas dan perubahan metabolisme kalsium. Telah diketahui sejak waktu yang lalu, bahwa batu kandung kemih sering terjadi pada laki-laki dibanding pada wanita, terutama pada usia 60 tahun keatas serta klien yang menderita infeksi saluran kemih. Kelainan bawaan atau cidera, keadan patologis yang disebabkan karena infeksi, pembentukan batu disaluran kemih dan tumor, keadan tersebut sering menyebabkan bendungan. Hambatan yang menyebabkan sumbatan aliran kemih baik itu yang disebabkan karena infeksi, trauma dan tumor serta kelainan metabolisme dapat menyebabkan penyempitan atau struktur uretra sehingga terjadi bendungan dan statis urin. Jika sudah terjadi bendungan dan statis urin lama kelamaan kalsium akan mengendap menjadi besar sehingga membentuk batu. Proses pembentukan batu ginjal dipengaruhi oleh beberapa faktor yang kemudian dijadikan dalam beberapa teori :
Supersaturasi Tingkat kejenuhan komponen-komponen pembentuk batu ginjal mendukung terjadinya kristalisasi. Kristal yang banyak menetap menyebabkan terjadinya agregasi kristal dan kemudian menjadi batu.
Matriks Matriks merupakan mikroprotein yang terdiri dari 65 % protein, 10 % hexose,
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN PASIEN BATU BULI-BULI
Page 15
3-5 hexosamin dan 10 % air. Adanya matriks menyebabkan penempelan kristal-kristal sehingga menjadi batu.
Kurangnya Inhibitor Pada individu normal kalsium dan fosfor hadir dalam jumlah yang melampaui daya kelarutan, sehingga membutuhkan zat penghambat pengendapan. fosfat mukopolisakarida dan fosfat merupakan penghambat pembentukan kristal. Bila terjadi kekurangan zat ini maka akan mudah terjadi pengendapan.
Epistaxy Merupakan pembentuk batu oleh beberapa zat secara bersama-sama. Salah satu jenis batu merupakan inti dari batu yang lain yang merupakan pembentuk pada lapisan luarnya. Contoh ekskresi asam urat yang berlebih dalam urin akan mendukung pembentukan batu kalsium dengan bahan urat sebagai inti pengendapan kalsium.
Kombinasi Batu terbentuk karena kombinasi dari bermacam-macam teori diatas
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN PASIEN BATU BULI-BULI
Page 16
H.PATWAY
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN PASIEN BATU BULI-BULI
Page 17
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN PASIEN BATU BULI-BULI
Page 18
I. Gejala dan Tanda Tanda dan gejala batu kandung kemih menurut brunner& sudarth (2002: 1460) 1. Kencing kurang lancar tiba-tiba terhenti sakit yang menjalar ke penis bila pasien merubah posisi kencing lama, pada anak-anak mereka akan berguling-guling dan menarik penis 2. Terjadi infeksi ditemukan : sistitis,kadang-kadang terjadi hematuria 3. Adanya nyeri tekan suprasimpisis karena infeksi 4. Demam akibat obstruksi saluran kemih memerlukan dekompensasi segera 5. Terbentuknya batu di dalam kandung kemih yang terlalu besar untuk dibuang bersama urin melalui saluran kemih. 6. Terdapat darah saat berkemih 7. Kencing terasa sakit 8. Sering terasa ingin buang air kencing meskipun hanya keluar dikit
J. Pemeriksaan Diagnostik 1. Laboratorium Urinalisis.Pemeriksaan urinalisis pada pasien batu kandung kemih dilakukan secara mikroskopis dan makroskopis.pemeriksaan secara mikroskopis
dilakukan
untuk
menilai
jenis
batu
dengan
menilai
pH,konsistensi dan komposisi batu. Pemeriksaan makroskopis dilakukan untuk menilai warna dan kejernihan darin urine. Pada pasien dewasa dengan jenis batu asam urat,secara mikroskopis lazim didapatkan pH asam,sedangkan secara makroskopis didapatkan adanya hematuria dan piuria. Hitung jumlah sel darah lengkap : pada pasien dengan obstruksi dan infeksi akan didapatkan sel darah putih (WBC) meningkat. 2. USG Ultrasonografi,menampilkan
objek
hyperechoic
klasik
dengan
membayangi posterior,efektif dalam mengidentifikasi baik radiolusen dan batu radio-opak. 3. Foto polos abdomen ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN PASIEN BATU BULI-BULI
Page 19
Pemeriksaan standar untuk menilai adanya batu radio-opak 4. Intravena pyelography (IVP) Jika kecurigaan klinis tetap tinggi dan foto polos abdomen tidak mengungkapkan adanya batu,langkah berikut adalah cystography atau IVP. 5. CT Scan CT
Scan
biasanya
diperoleh
karena
alasan
lain
(misalnya:sakit
perut,massa panggul anses dicurigai) tetapi mungkin menunjukan batu kandung
kemih
ketika
dilakukan
tanpa
kontras
intravena
6. Sistoskopi Digunakan untuk mengkonfirmasi keberadaan batu kandung kemih dan rencana pengobatan. Prosedur ini memungkinkan untuk visualisasi batu, ukuran, posisi. Selain itu pemeriksaan uretra, prostat, dinding kandung kemih, dan lubang saluran kemih memungkinkan untk dilakukan identifikasi striktur, obstruksi prostat, difertikula kandung kemih dan tumor kadung kemih.
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN PASIEN BATU BULI-BULI
Page 20
K. Penatalaksanaan Medis Tujuan dasar penatalaksanaan adalah untuk menghilangkan batu, menentukan jenis batu, mencegah kerusakan nefron, mengidentifikasi infeksi, serta mengurangi obstruksi akibat batu. Cara yang biasanya digunakan untuk mengatasi batu kandung kemih adalah : a. Vesikolitektomi atau secsio alta. b. Litotripsi gelombang kejut ekstrakorpureal. c. Ureteroskopi d. Nefrostomi.
L. Komplikasi 1. Sakit punggung 2. Demam dan menggigil 3. Jika terus berlangsung bisa menyebabkan kerusakan ginjal yang 4. 5. 6. 7. 8.
menetap Obstruksikronik Infeksi Peradangan Hidronefrosis Hidroureter
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN PASIEN BATU BULI-BULI
Page 21
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN
A Pengkajian Pengkajian yang dilaksanakan pada pasien dengan trauma uretra meliputi: a. Identitas pasien: Riwayat kesehatan umum meliputi berbagai ganguan penyakit yang lalu ,berhubungan dengan atau yang dapat mempengaruhi penyakit sekarang. b. Riwayat kesehatan keluarga c. Riwayat kesehatan sekarang
meliputi
keluhan/gangguan
yang
berhubungan dengan gangguan/penyakit yang dirasakan saat ini 1) Bagaimana frekuensi miksi, apakah terdapat poliuri, oliguri, miksi ke luar sedikit-sedikit tetapi sering, urgensi, nocturi, tempo berhentinya
arus
urine
selama
miksi,
pasien
mengalami
keraguan/kesukaran sewaktu memulai miksi, urine keluar secara menetes, inkontinentia urine. 2) Adakah kelainan waktu miksi sepertidisuri, ada rasa panas, hematuri, piuri. 3) Adakah rasa sakit terdapat pada daerah setempat atas secara 4) 5) 6) 7)
umum Apakah penyakit timbul setelah adanya penyakit yang lain. Apakah terdapat, mual, muntah. Apakah terdapat oedema Bagaimana keadaan urinen(volume,warna,bau,berat, jenis,jumlah
urine,dalam 24 jam ) 8) Rasa nyeri ( lokasi ,identitas , saat timbulya nyeri). 9) Riwayat kecelakaan ( patah tulang panggul ”staddle injury”. Data fisik 1) Inpeksi Secara umum dan secara khusus pada daerah genital. 2) Palpasi : Pada daerah abdomen , buli-buli ,lipat paha. ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN PASIEN BATU BULI-BULI
Page 22
3) Auskultasi : daerah abdomen 4) Perkusi : daerah abdomen ginjal Keadaan umum pasien: 1) Tingkat kesdaran 2) Tinggi badan /berat badan 3) TTV meliputi tensi , nadi, suhu, pernafasan. Data psikologis 1) Keluhan dan reaksi pasien terhadap penyakit 2) Tingkat adaptasi pasien terhadap penyakit 3) Persepsi pasien terhadap penyakit 4) Penanggulangan masalah
M.
Diagnosis Keperawatan 1) Nyeri b.d peningkatan tekanan hidrostatik,frekuensi kontraksi urtheral. 2) Perubahan eliminasi urine b.d stimulasi kandung kemih oleh batu iritasi ginjal dan ureter obstruksi mekanik dan peradangan 3) Gangguan keseimbangan cairan tubuh b.d mual muntah 4) Risiko infeksi b.d abrasi mukosa ureter, perdarahan 5) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d mual, muntah efek sekunder dari nyeri
N.Intervensi 1) Nyeri b.d peningkatan tekanan hidrostatik,frekuensi kontraksi urtheral. Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24 jam nyeri berkurang Kriteria hasil : 1. Pasien mengungkapkan perasaan nyaman berkurangnya nyeri 2. Pasien tampak rileks, bisa tidur dan istirahat.
INTERVENSI 1. Catat lokasi, lamanya/intensitas
RASIONAL
Membantu evaluasi tempat obstruksi
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN PASIEN BATU BULI-BULI
Page 23
nyeri (skala 1-10) dan
dan kemajuan gerakan batu. Nyeri
penyebarannya. Perhatikan tanda
panggul sering menyebar ke
non verbal seperti: peningkatan TD
punggung, lipat paha, genitalia
dan DN, gelisah, meringis,merintih,
sehubungan dengan proksimitas
menggelepar.
pleksus saraf dan pembuluh darah yang menyuplai area lain. Nyeri tibatiba dan hebat dapat menimbulkan gelisah, takut/cemas.
2. Jelaskan penyebab nyeri dan
Melaporkan nyeri secara dini
pentingnya melaporkan kepada
memberikan kesempatan pemberian
staf perawatan setiap perubahan
analgesi pada waktu yang tepat dan
karakteristik nyeri yang terjadi.
membantu meningkatkan kemampuan koping klien dalam menurunkan ansietas.
Meningkatkan relaksasi dan
3. Lakukan tindakan yang mendukung
menurunkan ketegangan otot.
kenyamanan (seperti masase ringan/kompres hangat pada punggung, lingkungan yang tenang)
Mengalihkan perhatian dan membantu relaksasi otot.
4. Bantu/dorong pernapasan dalam, bimbingan imajinasi dan aktivitas terapeutik.
Aktivitas fisik dan hidrasi yang adekuat meningkatkan lewatnya
5. Bantu/dorong peningkatan aktivitas (ambulasi aktif) sesuai indikasi disertai asupan cairan
batu, mencegah stasis urine dan mencegah pembentukan batu selanjutnya.
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN PASIEN BATU BULI-BULI
Page 24
sedikitnya 3-4 liter perhari dalam batas toleransi jantung.
Obstruksi lengkap ureter dapat menyebabkan perforasi dan
6. Perhatikan peningkatan/menetapnya
ekstravasasiurine ke dalam area
keluhan nyeri abdomen.
perrenal, hal ini merupakan kedaruratan bedah akut.
7. Kolaborasi pemberian obat sesuai
Analgetik (gol. narkotik) biasanya
program terapi:
diberikan selama episode akut untuk
- Analgetik
menurunkan kolik ureter dan meningkatkan relaksasi otot/mental.
Menurunkan refleks spasme, dapat
menurunkan kolik dan nyeri. - Antispasmodik
Mungkin digunakan untuk menurunkan edema jaringan untuk membantu gerakan batu.
- Kortikosteroid
Mencegah stasis/retensi urine, menurunkan risiko peningkatan
8. Pertahankan patensi kateter urine
tekanan ginjal dan infeksi.
bila diperlukan.
2) Perubahan eliminasi urine b.d stimulasi kandung kemih oleh batu iritasi ginjal dan ureter obstruksi mekanik dan peradangan Tujuan: Dalam waktu 2x24 jam pola eliminasi urine membaik
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN PASIEN BATU BULI-BULI
Page 25
Kriteria Evaluasi: -
Secara subjektif melaporkan pola miksi membaik skala nyeri 0-10\ Dapat mengindentifikasi aktivitas yang meningkatkan atau menurunkan
-
perubahan pola miksi Ekspresi klien relaks
Intervensi 1. Awasi intake dan output, karakteristik,urine,
Rasional Memberikan infromasi tentang
catat
fungsi dan adanya komplikasi .
adanya keluaran batu
penemuan
batu
memungkinkan identifikasi tipe 2. Tentukan pola berkemih normal
klien
batu
dan
perhatikan variasi yang
pilihan terapi. Batu saluran eksitablilitas
peningkatan
kemih
dapat
penignkatan saraf
menimbulkan
asupan cairan 4. Observasi
mempengaruhi
menyebabkan
terjadi 3. Dorong
dan
sehingga sensasi
kebutuhan berkemih segera. perubahan
Biasanya frekuensi dan urgensi
statu mental , perilaku,
meningkat bila batu mendekati
dan tingkat kesadaran.
pertemuan uretrovesikal Peningkatan hidrasi dapat
5. Pantau
pemeriksaan
mebilas bakteri, darah, debris,
laboratorium (elektrolit ,
dan
BUN, kreatinin ) 6. Kolaborasi
untuk
pemberian : - Asetazolamid (Diamox) - Alupurinol (ziloprim) 7. Hidroklorotazid Klortalidon Amoium klorida, kalium atau natrium fosfat Natrium bikarbonat
membantu
melewatnya
batu. Akumulasi sisa uremik dan ketidakseimbangan
elektrolit
dapat menjadi toksik pada SSP Peninggian BUN, kreatinin, dan elektrolit menunjukan disfungsi
ginjal Meningkatkan Ph urine untuk menurunkan
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN PASIEN BATU BULI-BULI
pembentukan Page 26
8. Pertahankan
patensi
kateter tak menetap 9. Irigasi dengan larutan asam atau alkali sesuai
batu asam. Emncegah statis urine dana menurunkan
indikasi 10. Sia[kan klien dna bantu
pembentukan
batu kalsium Menrunkan pembentukan batu fosfat, menurunkan produksi asam
prosedur endoskopi.
urat,
mengganti
kehilangan yang tidak dapat teratasi selama pembuangan bikarbonat dan atau alkalinisasi urine,
dapat
berulangnya
mencegah pembentukan
batu alkalin. Pertahankan
tak menetap Mengubah pH
patensi urin
kateter dapat
membantu pelarutan batu dan mencegah pembentukan batu
selanjutnya Berbagai prosedur
endo-
urologi dapat dilakukan untuk mengeluarkan batu
3) Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh b.d mual muntah Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24 jam kebutuhan cairan dan elektrolit pasien terpenuhi Kriteria hasil : - Keseimbangan cairan adekuat - Turgor kulit baik
INTERVENSI KEPERAWATAN
RASIONAL
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN PASIEN BATU BULI-BULI
Page 27
1. Awasi asupan dan haluaran
Mengevaluasi adanya stasis urine/kerusakan ginjal.
2. Catat insiden dan karakteristik
muntah, diare.
Mual/muntah dan diare secara umum berhubungan dengan kolik ginjal karena saraf ganglion seliaka menghubungkan kedua ginjal dengan lambung.
3. Tingkatkan asupan cairan 3-4
Mempertahankan keseimbangan
liter/hari.
cairan untuk homeostasis, juga dimaksudkan sebagai upaya membilas batu keluar.
4. Awasi tanda vital.
Indikator hiddrasi/volume sirkulasi dan kebutuhan intervensi.
5. Timbang berat badan setiap hari.
Peningkatan BB yang cepat mungkin berhubungan dengan retensi.
6. Kolaborasi pemeriksaan HB/Ht dan elektrolit.
Mengkaji hidrasi dan efektiviatas intervensi.
7. Berikan cairan infus sesuai program terapi.
Mempertahankan volume sirkulasi
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN PASIEN BATU BULI-BULI
Page 28
(bila asupan per oral tidak cukup) 8. Kolaborasi pemberian diet
sesuai
Makanan mudah cerna
keadaan klien.
menurunkan aktivitas saluran cerna, mengurangi iritasi dan membantu mempertahankan cairan dan keseimbangan nutrisi.
9. Berikan obat sesuai program terapi
Antiemetik mungkin diperlukan untuk menurunkan mual/muntah.
(antiemetik misalnya
Proklorperasin/ Campazin).
4) Risiko infeksi b.d abrasi mukosa ureter, perdarahan Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24 jam , faktor resiko infeksi akan hilang. Kriteria hasil : - terbebas dari tanda dan gejala infeksi - tidak terjadi infeksi selama perawatan. INTERVENSI
RASIONAL
KEPERAWATAN 1. kaji kondisi keluaran / dischart
Perubahan yang terjadi pada
yang keluar; jumlah warna dan
dischart dikaji pada setiap dischart
bau
yang keluar. Adanya bau yang tidak enak dan warna yang gelap mungkin merupakan tanda infeksi.
2. lakukan perawatan vulva ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN PASIEN BATU BULI-BULI
Page 29
Inkubasi kuman pada area genital yang relative cepat dapat menyebabkan infeksi.
3. terangkan pada klien cara
Berbagai manifestasi klinis dapat menjadi tanda nonspesifik infeksi.
mengidentifikasi tanda infeksi
4. batasi pengunjung dan ajari pengunjung untuk mencuci
Mencegah terjadinya infeksi nosocomial
tangan dengan baik
5. observasi suhu tubuh.
6. nilai hasil lab (leukosit, darah lengkap).
Mengetahui infeksi lanjut.
Terjadinya penurunan sel darah putih akibat dari proses penyakit.
5) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d mual, muntah efek sekunder dari nyeri Tujuan
:
setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan
2x24
jam
memperlihatkan asupan makanan dan cairan yang seimbang. Kriteria Hasil :
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN PASIEN BATU BULI-BULI
Page 30
a. Status gizi ditunjukan oleh indikator berikut : (sebutkan 1-5 : tidak adekuat, sedikit adekuat, cukup adekuat, adekuat, sangat adekuat) b. Massa tubuh dan berat badan dalam batas normal c. Tingkat energy pasien adekuat INTERVENSI 1. beri kesempatan pada
RASIONAL Untuk
pasien mendiskusikan alas an
mengkaji
untuk tidak makan . 2.
observasi
dan
catat
tentukan
makanan
gangguan makan Untuk mengkaji zat gizi
mendapatkan
pasien. Untuk meningkatkan nafsu pasien
kesukaan pasien dan usahakan untuk
penyebab
yang dikonsumsi oleh
asupan pasien 3.
membantu
makanan
tersebut. 4. timbang pasien sesuai
Untuk apakah
interval yang tepat
mengetahui berat
badan
pasien sudah normal
5.berikan informasi yang
termotivasi
tepat dengan kebutuhan nutrisi
gizi
dalam
menentukan
kebutuhan gizi pasien.
untuk
mencukupi kebutuhan
dan bagaimana memenuhinya.
6. diskusikan dengan ahli
atau meningkat. Agar pasien dapat
nutrisinya.
Untuk nutrisi
memenuhi pasien
yang
adekuat.
1. Discharge planning a. Mengubah pola berkemih; hindari menahan BAK. b. Mengubah pola minum: 1) Minum banyak > 2000 cc/hari. ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN PASIEN BATU BULI-BULI
Page 31
2) Hindari minuman yang mengandung tinggi kalsium( susu, air yang mengandung c. 1) 2) 3) d.
kapur). Mengubah pola makan: mengurangi makanan yang menyebabkan batu: Tinggi kalsium ( keju, coklat). Tinggi purin (ikan,unggas, daging). Tinggi oksalat (bayem, sledri, kopi). Mengurangi konsumsi obat-obatan bebas yang dapat menimbulkan batu saluran
kemih. e. Memberitahu tentang tanda dan gejala komplikasi yaitu demam. Pengeluaran urin yang sedikit, nyeri pada saat BAK. f. Jelaskan teknik higiene personal yang benar. g. Libatkan keluarga dalam pengelolaan diet dan pola makan.
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN PASIEN BATU BULI-BULI
Page 32
BAB IV PENUTUP A KESIMPULAN Batu Buli-buli atau Batu Kandung Kemih (vesicolithiasis) adalah batu yang terdapat di dalam saluran kemih yang mengandung komponen kristal dan matriks organik tepatnya pada vesika urinari atau kandung kemih. Adapun tanda dan gejala Batu Buli-buli di antaranya: nyeri kencing / disuria hingga strangulasi, perasaan tidak enak sewaktu kencing, dan kencing tiba-tiba terhenti kemudian menjadi lancar kembali dengan perubahan posisi tubuh. Sedangkan penyebab spesifik dari batu kandung kemih adalah bisa dari batu kalsium oksalat dengan inhibitor sitrat dan glikoprotein serta beberapa promotor (reaktan) dapat memicu pembentukan batu kemih seperti asam sitrat memacu batu kalsium oksalat. Komplikasi yang dapat terjadi apabila batu yang letaknya pada ureter dapat menyebabkan obstruksi baik sebagian atau total. Obstruksi yang lama biasanya disertai dengan infeksi berulang-ulang dan piuria yang sukar ditanggulangi.
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN PASIEN BATU BULI-BULI
Page 33
DAFTAR PUSTAKA
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN PASIEN BATU BULI-BULI
Page 34