Askep Gerontik Demensia [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH KEPERAWATAN GERONTIK



ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PASIEN DENGAN DEMENSIA



Disusun oleh : ARIE DYAH NUR AINI (11182029) FISKA RACHMI PUTRI (11182037) RIZKA RAHMA AMBARWATI (11182040) YOYOH SRI ALFIAH (11182047)



Sekolah Tinggi llmu Kesehatan Pertamedika SI Keperawatan / Non Reguler Tahun Ajaran 2018 / 2019



KATA PENGANTAR   Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan YME karena atas rahmatdan hidayahNya-lah sehingga penulisan makalah dengan judul “Asuhan Keperawatan Pada lansia dengan Kasus Demensia ” ini dapat diselesaikan dengan tepat waktu. Dengan adanya penulisan makalah ini, kiranya dapat memberi masukan dan dijadikan referensi belajar bagi semua mahasiswa kesehatan. Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih belum sempurna, untuk itu saran dan kritik yang membangun sangatlah penulis harapkan untuk kesempurnaan makalah ini.    



Tangerang Selatan, 24 September 2019



Penyusun



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR....................................................................................................i DAFTAR ISI.................................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1 A. LATAR BELAKANG........................................................................................1 B. TUJUAN.............................................................................................................3 C. MANFAAT........................................................................................................3 BAB II LANDASAN TEORITIS..................................................................................4 A. KONSEP DEMENSIA.......................................................................................4 1.



DEFINISI........................................................................................................4



2.



ETIOLOGI......................................................................................................5



3.



PATOFISIOLOGI...........................................................................................5



4.



MANIFESTASI KLINIS................................................................................6



5.



KLASIFIKASI................................................................................................7



6.



PENCEGAHAN.............................................................................................8



7.



PENATALAKSANAAN................................................................................8



8.



KOMPLIKASI................................................................................................9



B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN............................................................9 1.



PENGKAJIAN................................................................................................9



2.



DIAGNOSA KEPERAWATAN..................................................................17



3.



INTERVENSI KEPERAWATAN................................................................18



BAB III CONTOH KASUS........................................................................................21 A. PENGKAJIAN.................................................................................................21



B. ANALISA DATA.............................................................................................30 C. DIAGNOSA KEPERAWATAN......................................................................32 D. INTERVENSI KEPERAWATAN...................................................................32 BAB IV PENUTUP.....................................................................................................35 A. SIMPULAN......................................................................................................35 B. SARAN.............................................................................................................35 DAFTAR PUSTAKA



BAB I PENDAHULUAN



A. LATAR BELAKANG Demensia adalah sebuah sindrom karena penyakit otak, bersifat kronis atau progresif dimana ada banyak gangguan fungsi kortikal yang lebih tinggi, termasuk



memori,



berpikir,



orientasi,



pemahaman,



perhitungan,



belajar,kemampuan, bahasa, dan penilaian kesadaran tidak terganggu. Gangguan fungsikognitif yang biasanya disertai, kadang-kadang didahului, oleh kemerosotandalam pengendalian emosi, perilaku sosial, atau motivasi. Sindrom terjadi pada penyakit Alzheimer, di penyakit serebrovaskular dan dalam kondisi lain terutama atau sekunder yang mempengaruhi otak (Durand dan Barlow, 2006) Berdasarkan sejumlah hasil penelitian diperoleh data bahwa dimensia seringkali terjadi pada usia lanjut yang telah berumur kurang lebih 60 tahun. Dimensia tersebut dapat dibagi menjadi 2 kategori, yaitu: 1) Dimensia Senilis (60 tahun); 2) Demensia Pra Senilis (60 tahun). Sekitar 56,8% lansia mengalami demensia dalam bentuk Demensia Alzheimer (4% dialami lansia yang telah berusia 75 tahun, 16% pada usia 85 tahun, dan 32% pada usia 90 tahun). Sampai saat ini diperkirakan +/- 30 juta penduduk dunia mengalami Demensia dengan berbagai sebab (Oelly Mardi Santoso, 2002). Pertambahan jumlah lansia Indonesia, dalam kurun waktu tahun 1990 – 2025, tergolong tercepat di dunia (Kompas, 25 Maret 2002:10). Jumlah sekarang 16 juta dan akan menjadi 25,5 juta pada tahun 2020 atau sebesar 11,37 %



1



penduduk dan ini merupakan peringkat ke empat dunia, dibawah Cina, India dan Amerika Serikat. Sedangkan umur harapan hidup berdasarkan sensus BPS



2



1998 adalah 63 tahun untuk pria dan 67 tahun untuk perempuan. (Meski menurut kajian WHO (1999), usia harapan hidup orang Indonesia rata-rata adalah 59,7 tahun dan menempati urutan ke 103 dunia, dan nomor satu adalah Jepang dengan usia harapan hidup rata-rata 74,5 tahun). Gejala awal gangguan ini adalah lupa akan peristiwa yang baru sajaterjadi, tetapi bisa juga bermula sebagai depresi, ketakutan, kecemasan, penurunan emosi atau perubahan kepribadian lainnya. Terjadi perubahan ringandalam pola



berbicara,



penderita



menggunakan



kata-kata



yang



lebih



sederhana,menggunakan kata-kata yang tidak tepat atau tidak mampu menemukan kata-katayang tepat.Ketidakmampuan mengartikan tanda-tanda bisa menimbulkankesulitan dalam mengemudikan kendaraan. Pada akhirnya penderita tidak dapatmenjalankan fungsi sosialnya. Demensia



banyak



menyerang



mereka



yang



telah



memasuki



usia



lanjut.Bahkan, penurunan fungsi kognitif ini bisa dialami pada usia kurang dari 50tahun. Sebagian besar orang mengira bahwa demensia adalah penyakit yanghanya diderita oleh para Lansia, kenyataannya demensia dapat diderita oleh siapasaja dari semua tingkat usia dan jenis kelamin (Harvey, R. J. et al. 2003). Untuk mengurangi risiko, otak perlu dilatih sejak dini disertai penerapan gaya hidupsehat. (Harvey, R. J., Robinson, M. S. & Rossor, M. N, 2003). Kondisi ini tentu saja menarik untuk dikaji dalam kaitannya dengan masalah demensia. Betapa besar beban yang harus ditanggung oleh negara atau keluarga jika masalah demensia tidak disikapi secara tepat dan serius, sehubungan dengan dampak yang ditimbulkannya. Mengingat bahwa masalah demensia merupakan masalah masa depan yang mau tidak mau akan dihadapi orang Indonesia dan memerlukan pendekatan holistik karena umumnya lanjut 3



usia (lansia) mengalami gangguan berbagai fungsi organ dan mental, maka masalah demensia memerlukan penanganan lintas profesi yang melibatkan: Internist, Neurologist, Psikiater, Spesialist Gizi, Spesialis Rehabilitasi Medis dan Psikolog Klinis.   B. TUJUAN 1. Untuk mengetehui definisi Demensia. 2. Untuk mengetahui Etiologi Demensia dari demensia. 3. Untuk mengetahui Patofisiologi Demensia 4. Untuk mengetahui Manifestasi Klinis Demensia 5. Untuk mengetahui  Klasifikasi dari demensia 6. Untuk mengetahui Pencegahan & Perawatan Demensia 7. Untuk mengetahui Komplikasi Demensia 8. Untuk mengetahui Asuhan keperawatan Demensia C. MANFAAT Makalah ini diharapkan dapat memberikan informasi dan wawasan kepada pembaca mengenai penyakit Demensia pada lansia. Bagi kelompok lansia makalah ini dapat digunakan sebagai masukan untuk memperhatikan  gaya hidup mereka yang merupakan faktor resiko terjadinya demensia.      



4



BAB II LANDASAN TEORITIS



A. KONSEP DEMENSIA 1. DEFINISI Demensia adalah gangguan fungsi intelektual tanpa gangguan fungsi atau keadaan yang terjadi. Memori, pengetahuan umum, pikiran abstrak, penilaian, dan interpretasi atas komunikasi tertulis dan lisan dapat terganggu. Demensia merupakan sindrom yang ditandai oleh berbagai gangguan fungsi kognitif antara lain intelegensi, belajar dan daya ingat, bahasa, pemecahan masalah, orientasi,persepsi perhatian dan konsentrasi, penyesuaian dan kemampuan bersosialisasi (Corwin, 2009). Dimensia alzheimer adalah penyakit deganeratif otak yang progresif, yang mematikan sel otak sehigga mengakibatkan menurunya daya ingat, kemampuan berpikir, dan perubahan perilaku. Dimensia alzheimer merupakan penyakit neurodegeneratif progresif dengan gambaran klinis dan patologi yang khas, berfariasi dalam awitan, umur, berbagai gambar gangguan kognitif, dan kecepatan pemburukannya. Penyakit alzheimer ditemukan oleh seorang dokter ahli saraf dari jerman yang bernama Dr. Alois Alzheimer pada tahun 1906 penyakit ini 60% menyebabkan kepikunan atau dimensia dan diperkirakan akan meningkat terus, bahkan diramalkan pertumbuhannya akan lebih cepat dari padakecepatan pertambahan jumlah penduduk usia diatas 65.



5



2. ETIOLOGI Menurut Nugraho (2009) penyebab terjadinya demensia adalah: a. Sindroma demensia dengan penyakit yang etiologi dasarnya tidak dikenal kelainan yaitu : terdapat pada tingkat subseluler atau secara biokimiawi pada system enzim, atau pada metabolism b. Sindroma demensia dengan etiologi yang dikenal tetapi belum dapat diobati, penyebab utama dalam golongan ini diantaranya : Penyakit degenerasi spino – serebelar. 1) Sub akut leuko-eselfalitis sklerotik fan bogaert 2) Khores Hungtington. 3) Sindrome demensia dengan etiologi penyakit yang dapat diobati, dalam golongan ini diantranya : a) Penyakit cerrebro kardioavaskuler b) penyakit Alzheimer.



3. PATOFISIOLOGI Proses menua tidak dengan sendirinya menyebabkan terjadinya demensia. Penuaan menyebabkan terjadinya perubahan anatomi dan biokimiawi di susunan saraf pusat yaitu berat otak akan menurun sebanyak sekitar 10 % pada penuaan antara umur 30 sampai 70 tahun. Berbagai faktor etiologi yang telah disebutkan di atas merupakan kondisi-kondisi yang dapat mempengaruhi sel-sel neuron korteks serebri. Penyakit degeneratif pada otak, gangguan vaskular dan penyakit lainnya, serta gangguan nutrisi, metabolik dan toksisitas secara langsung maupun tak langsung dapat menyebabkan sel neuron mengalami kerusakan melalui mekanisme iskemia, infark, inflamasi, deposisi protein abnormal sehingga



6



jumlah neuron menurun dan mengganggu fungsi dari area kortikal ataupun subkortikal. Di samping itu, kadar neurotransmiter di otak yang diperlukan untuk proses konduksi saraf juga akan berkurang. Hal ini akan menimbulkan gangguan fungsi kognitif (daya ingat, daya pikir dan belajar), gangguan sensorium (perhatian, kesadaran), persepsi, isi pikir, emosi dan mood. Fungsi yang mengalami gangguan tergantung lokasi area yang terkena (kortikal atau subkortikal) atau penyebabnya, karena manifestasinya dapat berbeda. Keadaan patologis dari hal tersebut akan memicu keadaan konfusio akut demensia (Boedhi-Darmojo, 2009).



4. MANIFESTASI KLINIS Gejala klinis demensia berlangsung lama dan bertahap sehingga pasien dengan keluarga tidak menyadari secara pasti kapan timbulnya penyakit. Gejala klinik dari demensia Nugroho (2009) menyatakan jika dilihat secara umum tanda dan gejala demensia adalah : a.



Menurunnya daya ingat yang terus terjadi. Pada penderita demensia, lua menjadi bagian keseharian yang tidak bisa lepas.



b. Gangguan orientasi waktu dan tempat, misalnya: lupa hari, minggu, bulan, tahun, tempat penderita demensia berada. c. Penurunan dan ketidakmampuan menyusun kata menjadi kalimat yang benar, menggunakan kata yang tidak tepat untuk sebuah kondisi, mengulang kata atau cerita yang sama berkali-kali. d. Ekspresi yang berlebihan, misalnya menangis berlebihan saat melihat sebuah drama televisi, marah besar pada kesalahan kecil yang dilakukan orang lain, rasa takut dan gugup yang tak beralasan.



7



e. Penderita demensia kadang tidak mengerti mengapa perasaan-perasaan tersebut muncul. f. Adanya perubahan perilaku, seperti : acuh tak acuh, menarik diri dan gelisah 5. KLASIFIKASI Berdasarkan umur, perjalanan penyakit, kerusakan struktur otak,sifat klinisnya dan menurut Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia III (PPDGJ III) : a. Menurut Umur 1) Demensia senilis (>65th) 2) Demensia prasenilis (