Askep Gerontik Vertigo [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA NY.D DENGAN DIAGNOSA MEDIS VERTIGO DI DESA KORE KEC.SANGGAR KAB.BIMA



Oleh : IDA SUKMAWATI, S.KEP NPM.02.002.1163.



PROGRAM STUDI PROFESI NERS ANGKATAN XVI SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MATARAM 2020/2021



LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN KASUS KELOLAAN ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA NY.” D” YANG MENDERITA VERTIGO DI DESA KORE KEC.SANGGAR KAB. BIMA Laporan ini telah diperiksa dan disetujui pada: Hari/tanggal : Tempat : Mahasiswa IDA SUKMAWATI, S.Kep NPM.02.002.1163



Pembimbing Akademik



(



Pembimbing Lahan



)



(



)



KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmatNya tentang



“vertigo







Asuhan Keperawatan Gerontik



dapat



diselesaikan



tepat



pada



waktunya. Tidak lupa pula, dalam kesempatan ini kami mengucapkan banyak terima kasih pada teman – teman yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini dan pada pembimbing yang telah memberikan kami kesempatan untuk menyusun asuhan keperawatan gerontik ini. Dalam



menyusun



Asuhan



keperawatan



gerontik



ini



penyusun menyadari bahwa Asuhan keperawatan gerontik ini



masih



terdapat



banyak



kekurangan,



untuk



itu



penyusun mengharapkan saran dan kritik yang membangun, agar dapat memperbaiki kekurangan dan dapat lebih baik dalam penyusunan Asuhan keperawatan selanjutnya. Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga Asuhan keperawatan



gerontik



ini



dapat



bermanfaat



dalam



menunjang kemandirian mahasiswa. Bima, FEBRUARI 2021 Penyusun



PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu tolak ukur kemajuan salah satu bangsa sering



kali



dilihat



dari



harapan



hidup



penduduknya.



Demikian juga indonesia sebagai negara berkembang,dengan perkembangan



yang



cukup



baik,semakin



tinggi



harapan



hidupnya maka diproyeksikan dapat mencapai lebih dari 70 tahun pada tahun-tahun yang akan datang. Pada



tahun



2000



jumlah



orang



yang



lanjut



usia



sebesar 7,28% dan pada tahun 2020 diperediksikan sebesar 11,34 sebesar 11,34% (BPS, 1992). Dari data USABureu of the cencus,bahkan diperkirakan indonesia akan mengalami penambahan



lansia



terbesar



1999-2025,



yaiyu



seluruhdunia,antara



sebesar



41,4%



tahun



(keinsela



dan



teuber,1993). Menua (menjadi tua = aging) adalah suatu proses menghilangnya untuk



secara



memperbaiki



perlahan-lahan



diri



struktur



normalnya



terhadap



jejas



dan



mempertahankan



sehinnga



(termasuk



kemampuan



tidak



infeksi)



fungsi



dapat dan



jaringan dan



bertahan



memperbaiki



kerusakan yang diderita (Contantinides). Proses menua (aging proses) merupakan bagian dari kontinum



kehidupan,



pengaruh-pengaruhnya



bervariasi



secara luas dari satu individu ke individu lainnya tidak berkembang pada kecepatan yang sama, dan pada satu waktu tertentu



pasien



karakteristik.



dapat



memperlihatkan



Klasifikasi



lansia



hanya



telah



beberapa



berubah



tahun ketahun karena peningkatan lama hidup



dari



antara 65-



75 termasuk dewasa lanjut dan lebih dari 75 termasuk dewasa lansia. Dengan



lanjutnya



usia,



energi



pelan-pelan



berkurang, reaksi terhadap kejadian disekitarnya menjadi lambat,



daya



kreatif



dan



inisiatif



berangsur-angsur



menyempit dan pelan –pelan dia menarik diri.



B. Tujuan Penulisan Adapun tujuan penulisan dalam pembuatan laporan ini adalah : 1. Mampu



mengkaji



data



klien



yang



ada



di



Desa



Kore



kab.Bima. 2. Mampu menganalisa data yang diperoleh. 3. Mampu merumuskan diagnosa secara cepat dan tepat. 4. Mampu memprioritaskan masalah dari suatu permasalahan yang sedang dihadapi. 5. Mampu menentukan tujuan tindakan keperawatan. 6. Mampu merencanakan tindakan keperawatan. 7. Mampu



melaksanakan



tindakan



keperawatan



yang



telah



direncanakan. 8. Mampu



mengevaluasi



hasil



tindakan



keperawatan



yang



telah direncanakan. C. Metode Penulisan Adapun metode yang digunakan penulis adalah : 1. Metode Wawancara Dimana



pada



metode



yang



digunakan



ini



diharapkan



peran aktif dari klien dari setiap pertanyaan yang diajukan oleh perawat. Pada metode ini perawat bisa memperoleh



data



yang



membantu



perawat



lebih dalam



akurat,



sehingga



menegakkan



dapat



diagnosa



keperawatan. 2. Metode Observasi Pada metode ini perawat menilai dan memantau setiap tindakan dan sikap dari klien. 3. Studi kasus Penulis melakukan atau mempelajari kasus yang akan di lakukan pengkajian. 4. Studi kepustakaan Penulis mempelajari kasus dengan menggunakan berbagai teori



atau



kepustakaan.



literature



yang



diambil



dari



buku



dan



5. Sumber data Primer



: Yang diperoleh dari klien itu sendiri.



Skunder : Yang di peroleh dari orang terdekat, team kesehatan lain,



serta hasil pemeriksaan fisik.



TINJAUAN TEORI A. Konsep Dasar 1. Proses Menua Menjadi



orang



menghilangnya



secara



jaringan



untuk



tua



adalah



perlahan



memperbaiki



suatu







diri



lahan /



prosess kemampuan



mengganti



dan



mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan



dari



infeksi



dan



memperbaiki



diri



dari



kerusakan yang diderita 2. Teori Menua a. Teori genetic Teori ini didasarkan pada asumsi bahwa lama hidup ditentukan pada informasi DNA pada gen. b. Kerusakan DNA Informasi yang dibutuhkan yang dibutuhkan seluntuk membangun protein esensial tergantung pada bangunan molekul DNA c. Teori radikal bebas Radikal bebas mengandung oksigen dengan aktivitas yang



tinggi



molekul



yang



lain



dan



sangat



cepat



membuat



bereaksi



aktivitas



dengan



enzim



dan



protein dapat berubah. d. Teori auto imun Teori



ini



mengemukakan



bahwa



proses



penuaan



diakibatkan karena antibodi yang bereaksi terhdap sel normal dan merusaknya. 3. Batasan usia lanjut 1) Menurut WHO; a) Middle Age / Usia Pertengahan b) Elderly Age / Usia Lanjut c) Old Age / Usia Lanjut Tua d) Very Old Age / Usia Sangat Tua 2) Menurut



UU



Nomor



13



tahun



1998



UU nomor 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lansia



menyebutkan bahwa lanjut usia adalah seseorang yang berusia 60 tahun keatas. 3) Menurut Binner dan Jenner (1977). a) Usia Kronologis. Yaitu



usia



yang



menunjuk



pada



jangka



waktu



seseorang sesuai dengan tahun kelahirannya. b) Usia Biologis. Yaitu



Usia



seseorang



yang



menunjuk



sejak



lahirnya



kepada



jangka



berada



dalam



waktu



keadaan



hidup tidak mati. c) Usia Psikologis. Yaitu



usia



yang



seseorang



menunjuk



untuk



kepada



mengadakan



kemampuan



penyesuaian-



penyesuaian kepada situasi yang dihadapi. d) Usia Sosial. Yaitu usia yang menunjuk kepada peran-peran yang diharap



atau



diberikan



masyarakat



kepada



seseorang sehubungan dengan usianya. 4. Prinsip proses menua. a. Proses menua merupakan proses secara terus menerus (berlanjut)



secara



alamiah



yang



dialami



semua



makhluk hidup. b. Proses menua setiap individu pada organ tubuh tidak sama cepatnya. c. Proses



menua



merupakan



bukanlah



proses



suatu



berkurangnya



penyakit daya



tahan



namun tubuh



dalam menghadapi rangsang dari luar tubuh maupun dalam tubuh. Dengan



demikian



kaum



lanjut



usia



sering



menderita



berbagai penyakit.



5. Tugas Perkembangan Lansia. a. Penyesuaian terhadap penurunan fisik dan psikis. b. Penyesuaian pendapatan.



terhadap



pension



dan



penurunan



c. Menemukan makna kehidupan. d. Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan. e.



Menemukan kepuasan dalam hidup berkeluarga.



f. Penyesuaian diri terhadap kenyataan akan meninggal. g. Menerima dirinya sebagai seorang lanjut usia. 6. Tipologi Lansia. a) Menurut Kemampuannya : 1) Lanjut usia mandiri sepenuhnya. 2) Lanjut usia dengan bantuan sebagian. 3) Lanjut usia dengan bantuan sepenuhnya. b) Menurut Karakter / Pengalaman Hidup : 1) Tipe Konstruktif 2) Tipe Ketergantungan 3) Tipe Bermusuhan 4) Tipe Membenci Diri 7. Perubahan – Perubahan yang Terjadi Pada Lansia. a. Sel 1) Lebih sedikit jumlahnya. 2) Lebih besar ukurannya. 3) Berkurangnya jumlah cairan tubuh 4) Berkurangnya cairan intra sel. b. Sistem Syaraf 1)Berat otak menurun. 2)Kurang sensitif terhadap rangsang sentuh. 3)Mengecilnya syaraf panca indera. 4)Menurunnya waktu berespon. c. Sistem Pendengaran 1) Presbiakusis 2) Membran tympani atropi 3) Peningkatan serumen d. Sistem Penglihatan 1)Sfingter pupil sklerosis 2)Kornea lebih berbentuk sferis / bola 3)Lensa lebih suram / keruh 4)Daya akomodasi hilang 5)Menurunnya lapang pandang



6)Menurunnya kemampuan membedakan warna e. Sistem Gastrointestinal 1)Kehilangan gigi. 2)Menurunya indera pengecap 3)Esofagus melebar. 4)Peristaltik melemah 5)Fungsi absorbsi melemah f. Sistem Respirasi 1)Otot pernafasan menjadi kaku 2)Menurunya aktivitas silia 3)Kehilangan elastisitas paru-paru 4)Alveoli melebar dan jumlahnya berkurang 5)Oksigen pada arteri menurun 6)Kapasitas residu meningkat g. Sistem Muskuloskeletal 1) Tulang kehilangan density 2) Kifosis 3) Pinggang, lutut, dan jari-jari gerakan terbatas 4) Pembesaran sendi dan kuku 5) Tendon mengkerut 6) Atrofi serabut otot 7) Sistem Kardiovaskuler 8) Katub jantung menebal dan menjadi kaku 9) Kemampuan jantung dalam memompakan darah menurun 10) Hilangnya elastisitas pembuluh darah 11) Tekanan darah meninggi



h. Sistem Genito-Urinaria 1)Ginjal mengecil, Nefron atrofi, aliran darah ke ginjal menurun. 2)Otot vesika urina menurun 3)Pembesaran prostat 4)Atrofi vulva i. Sistem Endokrin 1)Semua produksi hormon menurun



2)Fungsi paratiroid dan sekresinya tidak berubah j. Sistem Integumen 1)Kulit keriput akibat kehilangan jaringan lemak 2)Pigmentasi dan gangguan elastisitas kulit 3)Kelenjar keringat berkurang 4)Kuku jari menjadi keras dan rapuh 5)Menurunnya respon terhadap trauma



TINJAUAN KASUS Tanggal Pengkajian :24/02/2021 Nama Pengkaji



:Ida Sukmawati, S.Kep



Waktu Pengkajian



:



I. PENGKAJIAN A. Data biografi Nama



: NY.”D”



Jenis Kelamin



: Perempuan



Umur



: 60 Tahun



Tempat/tgl.lahir



: Desa Kore Kab.Bima



Gol. Darah



: O



Pendidikan



: SD



Agama



: Islam



Status Perkawinan



: Nikah



TB/BB



: 162 Cm/ 60 Kg



Penampilan



: bersih,rapi



Ciri Tubuh



: Sedang



Alamat



:



Desa



kab.Bima Telepon



: Tidak Ada



Orang dekat yang bisa dihubungi



: Tn.”A”



Hubungan dengan lansia Alamat B. Riwayat keluarga 



Genogram



:



: suami



Kore



kec.Sanggar







Keterangan; : Perempuan hidup : Laki-laki hidup : Perempuan meninggal : Laki-laki Meninggal : Klien : Tinggal serumah



C. Riwayat Pekerjaan 1. Pekerjaan saat ini: Klien



mengatakan



masih



aktif



bekerja



sebagai



Pedagang. 2. Berapa jarak dari rumah: Sekitar 5 meter dari rumah. 3. Alat transportasi: Jalan kaki. 4. Alamat pekerjaan: Klien mengatakan



memiliki kios depan rumahnya.



5. Pekerjaan sebelumnya: Kalau dulu klien mengaku aktif bekerja disawah namun



sekarang



sudah



tidak



lagi



karena



sudah



tidak memiliki lahan. 6. Sumber-sumber pendapatan dan kecukupan terhadap kebutuhan: NY.D



menceritakan



kebutuhan



sehari-hari



terpenuhi dari hasil jualan. Selain itu tidak ada lagi.



D. Riwayat Lingkungan Hidup 1. Tipe tempat tinggal: Tipe rumah permanen. 2. Jumlah Kamar: Rumah hanya terdiri dari 3 ruangan,yaitu ruang tamu,kamar tidur dan dapur. 3. Jumlah tongkat: Tidak ada.



4. Kondisi tempat tinggal: Ruangan rumah tampak bersih,Ventilasi ada selalu



dan



dibuka. Pencahayaan cukup, terdapat lima



lubang angin berukuran kecil (diameter sekitar 15-20 cm).. 5. Jumlah orang yang tinggal dirumah: Ruangan ditempati oleh NY.D dan suaminya Tn.”A” 6. Derajat privasi: derajat privasinya sangat baik. 7. Tetangga terdekat: Disamping rumahnya terdapat rumah anak-anaknya, didepan



ada



rumah



anaknya



yang



bungsu



dan



disamping utara rumahnya terdapat rumah anaknya perempuannya yang nomer dua. 8. Alamat/telpon: Desa kore kab.bima E. Riwayat Rekreasi 1. Hobi / minat: NY.D mengatakan hobby mengaji. 2. Keanggotaan organisasi: Tidak pernah berorganisasi 3. Liburan perjalanan: Tidak ada aktifitas berlibur seperti berjalanjalan bersama keluarga ataupun sendiri.



F. Sistim Pendukung 1. Perawat/Bidan/Dokter/Fisioterapi: Terdapat Poskesdes yang diketuai oleh seorang bidan. 2. Jarak dari rumah: Sekitar 100 meter. 3. puskemas: puskesmas terdekat adalah



yang berjarak sekitar



10 Km. 4. Klinik: Tidak ada 5. Pelayanan kesehatan dirumah: Tidak ada. 6. Makanan yang dihantarkan: Makanan sehari-hari yang dihidangkan oleh ny.D sendiri. 7. Perawatan sehari-hari yang dilakukan keluarga: Tidak



ada



perawatan



khusus



yang



dilakukan



keluarga terkait upaya menjaga kesehatan NY.”D”. G. Deskripsi Kekhususan 1. Kebiasaan ritual: NY.D terbiasa melakukan ibadah sholat s



olat



5 waktu, pengajian di Desanya sudah lama tidak aktif. H. Status Kesehatan 1. Statatus kesehatan untuk selama satu tahun yang lalu:



Klien



mengatakan



menderita



sakit



kepala



berat 2 hari yang lalu, terasa seperti goyang dan berputar-putar,



melayang



dan



muntah-muntah.



Keluhan ini sering sekali kumat, hampir setiap 2 atau 3 hari. 2. Status lalu: tinggi



kesehatan Klien dan



umum



mengatakan sakit



selama



lima



pernah



kepala,



tahun



menderita



kemudian



yang demam



keluarga



membawa



berobat



ke



Puskesmas



dan



di



vonis



yang



masih



penyakit Thyfus oleh dokter. I. Keluhan Utama Keluhan datang



saat



ini



tiba-tiba,



adalah



rasa



pusing



pengelihatan



terasa



perih



dan



kabur. Provokative/Paliative: NY.D



mengatakan



hilang-timbul.



merasakan Pusing



pusing



biasanya



sedang kelelahan bekerja atau



sudah



kumat



lama,



jikalau



kalau sedang ada



pikiran yang memberatkan. Quality/Quantity: Terasa



goyang,



melayang.



berputar-putar



Semakin



berat



dan



terasa



seperti



kalau



tidur



dengan bantal yang rendah. Kepala terasa seperti kosong Region: Rasa sakit dikepala terasa menyebar diseluruh permukaan



kepala.



Sedangkan



dimata



perihnya



dibagian depan bola mata. Severity Scale: Skala Nyeri untuk pusing saat ini masih terasa tidak terlalu berat dengan nilai 5 pada skala 010. Timming: NY.D mengatakan biasanya sakit kepalanya kumat pada malam hari saat sedang tidur atau bangun tidur,



apalagi



sedang



banyak



pikiran



atau



kelelahan. 1. Pemahaman dan penatalaksanaan masalah kesehatan: NY.D menyadari saat ini dirinya semakin tua dan sering sakit namun dia harus tetap bekerja untuk nafkah



keluarga,



kedokter katanya.



kalaupun



sakit



ya



harus



2. Obat – obatan: Obat



yang



sering



Paracetamol



dikonsumsi



diminum



3x1



oleh



tablet



NY.D



adalah



sehari



atau



Fanadol 3x1 tablet sehari. 3. Status imunisasi: NY.D mengatakan tidak pernah imunisasi Alergi: Tidak ada riwayat alergi. Penyakit yang diderita: NY.D



mengatakan



dirinya



menderita



Rhematik,



Pusing-pusing dan Pengelihatan kabur. J. Aktivitas Sehari-hari 1. Indeks Katz NY.D mendapatkan skor A artinya klien mandiri dalam hal makan, mandi, berpakaian, toileting, kontinen dan mobilisasi. 2. Oksigenasi NY.D



mengatakan



pernapasan,



hal



tidak ini



ada



terbukti



masalah dengan



pada



bernapas



tanpa alat bantu dan frekuensi pernapasan klien normal yaitu 20 kali/menit. 3. Cairan dan Elektrolit NY.D mengatakan minum air putih 3 gelas per hari setiap



habis



makan,



selain



juga terbiasa minum kopi 1



air



putih



kelayan



sehari.



4. Nutrisi NY.D mengatakan makan 3 kali sehari, dengan menu yang seimbang. 5. Eliminasi NY.D mengatakan biasanya BAB sekali sehari dan BAK sekitar 4-5 kali sehari. 6. Aktivitas Pagi



setelah



sarapan



NY.D



segera



memulai



aktifitas hariannya yaitu membuka kios dan mulai bejualan.



Demikianlah



diceritakan oleh NY.”D”.



aktifitas



harian



yang



7. Istirahat tidur NY.D tidak suka begadang, malam selepas sholat Isya,



mengobrol



sejenak



dan



mereka



siap-siap



untuk tidur. Karena baisanya menjdelang shubuh pagi hari dia sudah terbangun katanya. Kecuali jikalau



ada



terkadang



keluhan



bisa



tidak



seperti tidur



sebelumnya,



semalam



suntuk



tambahnya. 8. Personal Hygiene Mandi 2 kali sehari, kadang disungai atau kadang dikamar mandi sekitar rumahnya. Kadang memakai sabun atau terkadang juga tidak pakai. 9. Seksual Kebutuhan seksual biologis sudah lama tidak lagi . 10. Rekreasi Tidak ada rekreasi jalan-jalan yang di agendakan oleh



NY.D



paling



sekedar



duduk-duduk



di



kios



bersama anak dan cucunya. 11. Psikologis 



Persepsi klien: Klien



mengatakan



dialaminya



keluhan



kesehatan



yang



merupakan penyakit yang biasa di



derita orang tua. 



Konsep diri yang terdiri dari : o Identitas: Klien



mampu



sebagai



memahami



orang



lansia



kondisinya dan



kini



berprilaku



sebagaimana lansia pada umumnya. o Body image: Klien



mengaku



tubuhnya



dan



menyadari memandang



bentuk positif



kondisi terhadap



kondisi dan keadaan tubuhnya saat ini. o Ideal diri: Klien



dapat



bertingkahlaku



sewajarnya



sebagai mana lansia pada umumnya.



o Harga diri: Klien dapat berinteraksi dengan masyarakat tanpa



kendala



terkait



rasa



percaya



diri



dan harga diri. o Peran: Klien bisa berinteraksi dengan masyarakat sesuai dengan perannya sebagai orang yang dituakan saat ini. 



Emosi: Ungkapan klien tentang emosi relatif stabil walaupun terkadang marah juga sesekali waktu.







Adaptasi: Klien



mengatakan



selalu



bisa



menyesuaikan



diri dengan lingkungan sekitarnya. 



Mekanisme pertahanan diri: Setiap permasalahan yang sedang dihadapi oleh klien



selalu



berusaha



ia



sampaikan



ke



keluarga bahkan terhadap masalah yang kecil sekalipun



tak



terkecuali



permasalahan



kesehatan yang sering dialaminya. K. Tinjauan Sistim Keadaan umum: Baik Tingkat kesadaran: Kompos mentis GCS: 



Membuka mata: 4 (spontan)







Verbal: 6 (Mengikuti perintah)







Motorik:



5



(Orientasi



sesuai) Total GCS klien adalah 15 Tanda–tanda vital: 



Nadi: 80 kali / menit







RR:20 kali / menit







Tensi:130/80 mmHg







Suhu: 37 derajat



baik



dan



 1.



VOD: 6/6 dan VOS: 5/6



Kepala Inspeksi: Rambut putih, tipis, tidak terdapat kutu, kulit kepala tidak terdapat lesi. Palpasi



:



Tidak



terdapat



benjolan,



tidak



ada



nyeri tekan. 2.



Mata, telinga, hidung: Inspeksi



:



mata:



tampak



gejala



pengkristalan



pada lensa mata kiri lebih tebal daripada mata kanan,



tampak



mata,tampak



lingkaran lingkaran



halo



pada



halo



kedua



pada



bola kedua



mata,VOD:6/6, VOS:5/6, telinga dan hidung bentuk simetris,tidak tampak benjolan polip dihidung, telinga



kiri



konjungtiva



dan



kanan



normal,



tampak



sclera



ada



serumen,



tidak



ikterik,



repleks pupil positif. Palpasi :Tidak ada benjolan dan tidak ada nyeri tekan 3.



Leher Inspeksi:



tampak



simetris,



benjolan/pembengkakan



kelenjar



tidak



tampak



thyroid



ataupun



vena jugularis. Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak terdapat pembesaran



kelenjar



tiroid,



maupun



pelebaran



vena jugularis . 4.



Dada dan punggung : Inspeksi : Bentuk dada simetris, punggung tampak kiposis, dengan



tampak



tidak



ada



kemerahan, tarikan



pernapasan



dinding



dada,



normal tidak



terdapat lesi disekitar dada dan punggung. Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak terdapat massa. Perkusi : jaringan paru terdengar



sonor, pada



daerah jantung terdengar suara pekak. Auskultasi



:



suara



nafas



vesikuler,



tidak



terdapat suara ronchi, dan vokal resonan antara



dinding kiri dan kanan sama getarannya dan tidak ada suara tambahan(murmur). 5.



Abdomen dan pinggang Inspeksi: abdomen datar Palpasi: tidak terdapat nyeri tekan, tidak ada massa atau pun benjolan dan turgor kulit kembali < 2 detik. Perkusi : suara lambung timpani, hati redup. Auskultasi : Bising usus normal 12x/menit



6.



Ekstremitas atas dan bawah Inspeksi : Kulit keriput, tidak tampak kemerahan pada



ekstremitas



atas



dan



bawah



tonus



otot



ekstremitas atas 5, sedangkan ekstremitas bawah 5. Palpasi



:



tidak



ekstremitas



atas



ada



nyeri



dan



tekan



ekstremitas



pada bawah,



persendian tidak teraba hangat. Perkusi



:



ketukan



tendom



bisep



dan



terisep



normal, reflex patella (+). 7.



Sistem imune: Tidak erkaji



8.



Genetalia : Tidak terkaji



9.



Sistem



reproduksi:



Klien



tidak



mengeluhkan



kelainan pada sistem reproduksi. 10. Sistem persarafan Refleks



fisiologis



refleks



patella



dalam



yang



keadaan



kanan



normal



dan



yang



kiri



maupun



normal, klien masih mampu tersenyum, meringis, dan memperlihatkan gigi yang ada. 11. Sistem pengecapan: Kelien masih bisa membedakan rasa manis, asin, asam dan pahit. 12. Sistem penciuman: Klien masih memiliki sistem penciuman yang baik terlihat pada kelayan masih bisa membedakan bau kopi dan parfum. 13. Taktil



respon:



Klien



masih



terhadap stimulus panas, dingin.



mampu



merespon



L. Status Kognitif, Afektif dan Sosial 1) Short Portable Mental Status Questioner (7) 2) Mini Mental State Examination (MMSE)=27 3) Intervensin Depresi Back (4) 4) APGAR keluarga (7) M. Data Penunjang 1) Laboratorium:2) Radiologi:3) EKG:4) CT scan:5) Obat–obatan: Paracetamol 500 mg



a. No 1



Analisa Data Symtom



DS: P:Klien



mengatakan



merasakan



pusing



sudah lama, hilang timbul.



Etiologi Ketegangan



Problem Gangguan



fisik dan



rasa



fikiran



nyaman



Pusing biasanya kumat jikalau sedang kelelahan bekerja atau



kalau sedang



nyeri Pusing



ada pikiran yang memberatkan. Q:Terasa



goyang,



berputar-putar



dan



seperti melayang. Semakin



berat



terasa



kalau



tidur



dengan bantal yang rendah. Kepala terasa seperti kosong. R:Klien mengatakan lokasi sakitnya jauh didalam kepala. S:Klien



menyatakan



nyerinya



tidak



terlalu berat (sedang). T:paling sering kumat pada saat tidur pada



malam



bangun tidur.



hari



atau



kadang



saat



Nyeri



(kronis)



DO: o



Klien



mengekspresikan



meringis



saat



wajah



menceritakan



tentang



penyakitnya. o



Klien menunjukkan lokasi pusingnya didalam kepala.



o



Nyeri



sedang



nilai



5



Pada



skala



nyeri 0-10. dirasakan 6 (0-10) o



TTV TD : 130/90 mmHg N : 80x/menit RR : 20x/menit Suhu : 37 C



2



DS: o



Klien mengatakan pengelihatan tidak



Usia



Gangguan



meningkat



persepsi



jelas. o



Klien



sensori mengatakan



sering



silau



dan



terasa perih dimata apabila melihat



Penurunan



penglihat



enzim



an



cahaya. o



Klien mengatakan kalau malam susah



Degenerasi



berjalan



pada lensa



karena



pengelihatan



terganggu. DO: o



Klien



Katarak tampak



kesulitan



focus



pada



pengelihatan. o



Tampak Pengkristalan bola mata kiri lebih



tebal



dari



pada



bola



mata



kanan. o



Tampak



lingkaran



halo



pada



kedua



mata. o 3



VOD: 6/6



o VOS: 5/6 DS: o



Klien



mengatakan



Gangguan



Resiko



penerimaan



cidera



pandanganya kabur



sensori



DO: o



b/d penurunan



Kelayan saat



terlihat



perlahan-lahan



aktivitas



dari



ketajaman



dan



penglihatan



pada



Resiko



malam hari kurang dan kamar mandi



cidera



tempat



tidur



ke



berpindah



Menurunya



kamar



mandi



dari tempat tidur ke musolla o



Lantai



licin,



pencahayaan



tidak ada pegangan.



b. Diagnosa Keperawatan 1.



Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan ketegangan fisik dan pikiran.



2.



Gangguan



persepsi



sensori



pengelihatan



berhubungan dengan proses kristalisasi lensa mata (katarak) ditandai dengan 3.



Resiko cidera b/d penurunan visus



visus



II. No 1



Intervensi Keperawatan Diagnosa keperawatan Gangguan rasa



Tujuan Setelah



nyaman dilakukan



Intervensi 1. Pantau tanda-tanda



dalam melakukan tindakan



nyeri.



keperawatan.



tindakan



berhubungan



keperawatan



dengan



selama 3x30



istirahat ditempat



ketegangan



menit di



tidur.



pikiran.



dan harapkan pusing



2. Anjurkan klien



3. Atur posisi pasien



berkurang dengan



senyaman mungkin



kriteria hasil :



4. Anjurkan klien untuk



 Klien mengungkapkan rasa pusing



1. Mengenal dan memudahkan



vital, intensitas/skala



pusing



fisik



Rasional



meminimalkan pergerakan ketika tidur. 5. Motivasi keluarga untuk



2. Istirahat untuk mengurangi intesitas nyeri. 3. Posisi yang tepat mengurangi penekanan dan mencegah ketegangan otot serta mengurangi nyeri. 4. Banyak gerak meningkatkan intensitas pusing 5. Kerja sama keluarga



berkurang.



membantu istirahat



menciptakan lingkungan



 Klien tampak



tidur klien secara



kondusif meningkatkan



maksimal.



kwalitas istirahat klien.



tenang dan rileks.  Klien dapat beristirahat tidur dengan



6. Ajarkan teknik



6. Relaksasi mengurangi



relaksasi dan napas



ketegangan dan membuat



dalam.



perasaan lebih nyaman.



7. Jelaskan manfaat obat analgetik untuk



7. Analgetik mengurangi pusing sehingga klien menjadi lebih



2



Gangguan



nyaman. Setelah



mengurangi pusing. 1. Kaji ketajaman



Persepsi



dilakaukan



penglihatan klien dan



komplikasi dapat mencegah



sensori



tindakan



observasi tanda-tanda



kerusakan lebih lanjut.



penglihatan



keperawatan



disorientasi.



berhubungan



selama 3x 30



dengan



menit klien



pengkris



mampu



talan lensa



meningkatkan



yang kabur dan tanda-



mata



kwalitas



tanda iritasi mata.



(katarak)



pengelihatan



2. Orientasikan klien terhadap lingkungannya. 3. Kaji status penglihatan



4. Modifikasi lingkungan



dalam batas



dalam batas keamanan dan



situasi kondisi



kenyamanan klien.



dengan kriteria;  Mengenal gangguan pengelihatan dan mampu berkompensasi terhadap perubahan  Mengidentifi kasi potensial



5. Anjurkan klien untuk memeriksakan kesehatan peglihatan lebih lanjut.



nyaman. 1. Penemuan data



awal terhadap



2. Meningkatkan keamanan mobilitas dalam lingkungan. 3. Rangsangan cahaya yang berat dapat menyebabkan ketidaknyamanan. 4. Menghindarkan dari cidera fisik. 5. Penatalaksanaan mencegah komplikasi.



dini



bahaya dalam 3



lingkungan. Setelah



Resiko cidera



b/d



1. Kurangi resiko bahaya



dilakukan



dari lingkungan klien



penurunan



tindakan



seperti:



visus



keperawatan



-berikan pencahayaan



selama 3 x 30



yang adekuat



menit klien



-turun dari tempat tidur



tidak mengalami



dari sisi mata yang



cidera atau



tidak mengalami gangguan



gangguan visus



penglihatan



akibat jatuh



-pasang pengaman tempat



dengan kriteria:



tidur



 Klien mampu



-singkirkan benda-benda



mengidentifika



berbahaya dari area yang



si hal – hal



di lewati klien



yang meningkatkan resiko cidera (jatuh)  Klien mampu mengidentifika si dan



1.mencegah cidera



menyingkirkan benda-benda berbahaya dari lingkungan  Klien mampu mencegah aktifitas yg meningkatkan resiko cidera



III. No



Implementasi Keperawatan



Hari/



No. Dx.



Tindakan Keperawatan



Evaluasi Tindakan



Ttd



1



Tgl 24/02/



Kep. I



2021



1. Mengakaji



tanda-tanda



vital, 1. TD:130/80 mmhg



intensitas/skala nyeri.



Jam



2. Menganjurkan



09.00



klien



N:80x/menit.



istirahat



ditempat tidur.



S: 37 C RR:20 x/menit Skala nyeri 6



3. Mengatur posisi pasien senyaman mungkin.



(sedang) 2. Klien tampak lebih nyaman tidur



4. Menganjurkan meminimalkan



klien



untuk



dengan 3 bantal yang ditinggikan



pergerakan



ketika



(semi fowler) di tempat tidurnya.



tidur.



3. Klien



5. Memotivasi



keluarga



untuk



menyatakan



6. Mengajarkan



dan



teknik



relaksasi



dan napas dalam. 7. Mengedukasi 2.



24/02/



II



menyatakan



meminta



konsumsi



dijelaskan



lebih



terperinci.



obat 6. Parasetamol



500



mg



senantiasa



menemani. penglihatan 1. VOD:6/6



2021



klien dan observasi tanda-tanda



VOS:5/6



Jam



disorientasi.



Penglihatan



09.00



2. Mengorientasikan



klien



terhadap



lingkungannya. status



kesiapannya



5. Klien tampak lebih tenang.



pengurang nyeri. 1. Mengkaji ketajaman



3. Mengkaji



gerak



terasa semakin sakit.



membantu istirahat tidur klien 4. Keluarga secara maksimal.



semakin



terasa



perih



dan mata kiri lebih kabur. 2. Klien



pengelihatan



kabur,



hafal



dan



lingkungan sekitar.



memahami



yang



kabur



dan



tanda-tanda 3. Terdapat



iritasi mata. 4. Memodivikasi batas



mata, lingkungan



keamanan



dan



dalam



lensa



kenyamanan



mata.



klien. 5. Menganjurkan



24/02/



III



klien



untuk



pegelihatan lebih lanjut. 1.Mengurangi resiko bahaya dari lingkungan klien seperti:



Jam



2.Memberikan pencahayaan yang adekuat 3.turun dari tempat tidur dari sisi mata yang tidak mengalami gangguan penglihatan 4.memasang pengaman tempat tidur 5.Menyingkirkan benda-benda berbahaya dari area yang di lewati klien



tanda-tanda berwarna



dikedua



pengapuran



putih



dikedua



yang memudahkan klien.



kesehatan 5. Klien setuju.



2021 09.00



halo



4. Menata barang dan perabot kamar



memeriksakan 3.



lingkaran



1.klien dan keluarga



mengerti



IV.



Evaluasi Keperawatan Diagnosa



No



Hari/Tgl



1



25/02/2021



keperawatan Gangguan rasa



Jam 11.00



nyaman pusing berhubungan dengan



Evaluasi S:  Klien mengatakan terasa lebih nyaman dengan posisi istirahat setengah duduk.  Klien mengatakan kalau tidak banyak bergerak pusing tidak



ketegangan fisik dan pikiran.



terlalu terasa. O:  Pasien tampak nyaman dan rileks.  Skala nyeri 3  Tanda-tanda vital : TD: 130/80 mmhg N: 80 x/menit S: 37 RR: 20 x/menit A:Masalah teratasi P:-



2.



25/02/2021



Gangguan



Jam 11.00



Persepsi sensori



 Klien mengatakan masih bisa beraktifitas dengan aman.



penglihatan



 Rasa perih dimata masih terasa kalau terkena sinar/cahaya.



berhubungan



 Mata kanan lebih kabur.



dengan pengkris



 Keluarga kooferatif membantu klien dalam aktifitas sehari-hari.



talan lensa



 Keluarga mengatakan akan mengajak klien mengontrol



mata (katarak)



S:



penglihatannya ke puskesmas.



O:  VOD:6/6 VOS:5/6  Inspeksi: tampak lingkaran halo pada OD dan OS.  Pengapuran mata pada OS lebih tebal/lebih putih. A:Masalah teratasi sebagian. P:  Intervensi dipertahankan.  Beri support system kepada keluarga untuk memeriksakan klien ke puskesmas.



3.



25/02/2021



Resiko



Jam 11.00



b/d



cidera penurunan



S:  Klien mengatakan selalu berhati-hati ketika akan melakukan



visus



kegiatan O:  Terlihat klien sangat hati-hati di setiap geraknya  A:Masalah teratasi



P:-



SATUAN ACARA PENYULUHAN VERTGO



Disusun Oleh : Nama : IDA SUKMAWATI , S.Kep NPM : 02.002.1163



PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS ANGKATAN XVI



SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MATARAM



2020/2021



SATUAN ACARA PENYULUHAN Topik



: VERTIGO



Sasaran



: Keluarga NY.’’D’’



Tempat



: Desa Kore kab. bima



Hari/Tanggal : 28/02/2021 Waktu



: 1 x 30 menit.



I. ANALISA SITUASI A. Peserta Keluarga NY.D dengan salah satu anggota keluarga menderita Vertigo. B. Tempat  Keadaan ruangan cukup luas,bersih dan nyaman. II.



TUJUAN A. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM Setelah mendapatkan penyuluhan, diharapkan Keluarga mampu memahami tentang Vertigo. B. TUJUAN INTRUKSIONAL KHUSUS Setelah diberikan penyuluhan, diharapkan peserta dapat : 1. Menjelaskan pengertian Vertigo. 2. Mengetahui penyebab Vertigo. 3.



Mengetahui gejala Vertigo.



4. Menjelaskan cara penatalaksanaan Vertigo. 5. Makanan pantangan penderita Vertigo. III. MATERI 1. Pengertian Vertigo. 2. Penyebab Vertigo. 3. Gejala-gejala Vertigo.



4. Penatalaksanaan Vertigo. 5. Makanan pantangan penderita Vertigo.



IV.METODE 1. Ceramah 2. Tanya jawab V.MEDIA - Leaflet VI. ALAT BANTU VII.KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR No



WAKTU



KEGIATAN PENYULUHAN



KEGIATAN PESERTA



1



3 menit



Pembukaan :



20 menit



1. Membuka kegiatan dengan mengucapkan salam 2. Memperkenalkan diri 3. Menjelaskan tujuan dari penyuluhan 4. Menyebutkan materi yang akan diberikan Pelaksanaan :



1. 2. 3. 4.



2



1. Menjelaskan tentang materi Vertigo. 2. Memberikan kesempatan kepada peserta untuk bertanya 3. Memberikan jawaban atas pertanyaan 3



5 menit



Evaluasi: Menanyakan kepada peserta tentang materi yang telah diberikan, redemostrasi dan reinforcement kepada peserta yang dapat menjawab pertanyaan.



Menjawab salam Mendengarkan Memperhatikan Memperhatikan



1. Memperhatikan 2. Bertanya 3. Memperhatikan



Menjawab pertanyaan



4



2 menit



Terminasi: 1. Mengucapkan terima kasih atas peran serta peserta 2. Mengucapkan salam penutup



VIII.



1. Mendengarkan 2. Menjawab salam



EVALUASI A. Standar evaluasi Peserta dapat memahami dengan menjelaskan kembali materi tentang Vertigo. B. Pertanyaan evaluasi 1. Sebutkan pengertian Vertigo? 2. Sebutkan penyebab Vertigo? 3. Sebutkan gejala-gejala dari Vertigo tersebut? 4. Jelaskan cara penatalaksanaan Vertigo.



IX.



SUMBER KEPUSTAKAAN Doenges., 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi III. Jakarta : EGC Mansoer ,dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Edisi III. Jakarta : EGC Kamus Kedokteran Dorland. Edisi 29.EGC: Jakarta. Internet : http://medicastore.com Internet : www.triohardinhakim08.blogspot.com Wahit Iqbal Mubarak, dkk. 2006. Ilmu Keperawatan Komunitas 2. Jakarta : EGC.



X. LAMPIRAN MATERI 1. Pengertian  Pengertian Perkataan vertigo berasal dari bahasa Yunani vertere yang artinya memutar. Pengertian vertigo adalah : sensasi gerakan atau rasa gerak dari tubuh atau lingkungan sekitarnya, dapat disertai gejala lain, terutama dari jaringan otonomik akibat gangguan alat keseimbangan tubuh Vertigo mungkin bukan hanya terdiri dari satu gejala pusing saja, melainkan kumpulan gejala atau sindrom yang terdiri dari gejala somatik (nistagmus, unstable), otonomik (pucat, peluh dingin, mual, muntah) dan pusing. (http://www.kalbefarma.com).  Etiologi Menurut (Burton, 1990 : 170) yaitu : 



Lesi vestibular







Fisiologik







Labirinitis







Menière







Obat ; misalnya quinine, salisilat.







Otitis media







“Motion sickness”







“Benign post-traumatic positional vertigo”







Lesi saraf vestibularis







Neuroma akustik







Obat ; misalnya streptomycin







Neuronitis







vestibular







Lesi batang otak, serebelum atau lobus temporal







Infark atau perdarahan pons







Insufisiensi vertebro-basilar







Migraine arteri basilaris







Sklerosi diseminata







Tumor







Siringobulbia







Epilepsy lobus temporal







Penyakit Sistem Vestibuler Perifer :  Telinga bagian luar : serumen, benda asing.  Telinga bagian tengah: retraksi membran timpani, otitis media purulenta



akuta,



otitis



media



dengan



efusi,



labirintitis,



kolesteatoma, rudapaksa dengan perdarahan.  Telinga bagian dalam: labirintitis akuta toksika, trauma, serangan vaskular, alergi, hidrops labirin (morbus Meniere ), mabuk gerakan, vertigo postural.  Nervus VIII. : infeksi, trauma, tumor.  Inti Vestibularis: infeksi, trauma, perdarahan, trombosis arteria serebeli posterior inferior, tumor, sklerosis multipleks. 



Penyakit SSP :  Hipoksia Iskemia otak. : Hipertensi kronis, arterios-klerosis, anemia, hipertensi kardiovaskular, fibrilasi atrium paroksismal, stenosis dan insufisiensi aorta, sindrom sinus karotis, sinkop, hipotensi ortostatik, blok jantung.  Infeksi : meningitis, ensefalitis, abses, lues.  Trauma kepala/ labirin.  Migren.  Epilepsi.  Kelainan endokrin: hipotiroid, hipoglikemi, hipoparatiroid, tumor medula adrenal, keadaan menstruasi-hamil-menopause.  Kelainan



psikiatrik:



depresi,



neurosa



hiperventilasi, fobia.  Kelainan mata: kelainan proprioseptik.



cemas,



sindrom



 Intoksikasi.  Patofisiologi Vertigo timbul jika terdapat ketidakcocokan informasi aferen yang disampaikan ke pusat kesadaran. Susunan aferen yang terpenting dalam sistem ini adalah susunan vestibuler atau keseimbangan, yang secara terus menerus menyampaikan impulsnya ke pusat keseimbangan. Susunan lain yang berperan ialah sistem optik dan pro-prioseptik, jaras-jaras yang menghubungkan nuklei vestibularis dengan nuklei N. III, IV dan VI, susunan vestibuloretikularis, dan vestibulospinalis. Informasi yang berguna untuk keseimbangan tubuh akan ditangkap oleh reseptor vestibuler, visual, dan proprioseptik; reseptor vestibuler memberikan kontribusi paling besar, yaitu lebih dari 50 % disusul kemudian reseptor visual dan yang paling kecil kontribusinya adalah proprioseptik. Dalam kondisi fisiologis/normal, informasi yang tiba di pusat integrasi alat keseimbangan tubuh berasal dari reseptor vestibuler, visual dan proprioseptik kanan dan kiri akan diperbandingkan, jika semuanya dalam keadaan sinkron dan wajar, akan diproses lebih lanjut. Respons yang muncul berupa penyesuaian otot-otot mata dan penggerak tubuh dalam keadaan bergerak. Di samping itu orang menyadari posisi kepala dan tubuhnya terhadap lingkungan sekitar. Jika fungsi alat keseimbangan tubuh di perifer atau sentral dalam kondisi tidak normal/ tidak fisiologis, atau ada rangsang gerakan yang aneh atau berlebihan, maka proses pengolahan informasi akan terganggu, akibatnya muncul gejala vertigo dan gejala otonom; di samping itu, respons penyesuaian otot menjadi tidak adekuat sehingga muncul gerakan abnormal yang dapat berupa nistagmus, unsteadiness, ataksia saat berdiri/ berjalan dan gejala lainnya.



 Klasifikasi Vertigo Berdasarkan gejala klinisnya, vertigo dapat dibagi atas beberapa kelompok : a. Vertigo paroksismal Yaitu vertigo yang serangannya datang mendadak, berlangsung beberapa menit atau hari, kemudian menghilang sempurna; tetapi suatu ketika serangan tersebut dapat muncul lagi. Di antara serangan, penderita sama sekali bebas keluhan. Vertigo jenis ini dibedakan menjadi :  Yang disertai keluhan telinga : Termasuk kelompok ini adalah : Morbus Meniere, Arakhnoiditis pontoserebelaris, Sindrom Lermoyes, Sindrom Cogan, tumor fossa cranii posterior, kelainan gigi/ odontogen.  Yang tanpa disertai keluhan telinga : Termasuk di sini adalah : Serangan iskemi sepintas arteria vertebrobasilaris, Epilepsi, Migren ekuivalen, Vertigo pada anak (Vertigo de L’enfance), Labirin picu (trigger labyrinth).  Yang timbulnya dipengaruhi oleh perubahan posisi: Termasuk di sini adalah : Vertigo posisional paroksismal laten, Vertigo posisional paroksismal benigna. b. Vertigo kronis Yaitu vertigo yang menetap, keluhannya konstan tanpa (Cermin Dunia Kedokteran No. 144, 2004: 47) serangan akut, dibedakan menjadi:  Yang disertai keluhan telinga : Otitis media kronika, meningitis Tb, labirintitis kronis, Lues serebri, lesi labirin akibat bahan ototoksik, tumor serebelopontin.  Tanpa keluhan telinga : Kontusio serebri, ensefalitis pontis, sindrom pasca komosio, pelagra, siringobulbi, hipoglikemi, sklerosis multipel, kelainan okuler, intoksikasi obat, kelainan psikis, kelainan kardiovaskuler, kelainan endokrin.



 Vertigo yang dipengaruhi posisi : Hipotensi ortostatik, Vertigo servikalis. c.



Vertigo yang serangannya mendadak/akut, kemudian berangsurangsur mengurang, dibedakan menjadi :  Disertai keluhan telinga : Trauma labirin, herpes zoster otikus, labirintitis akuta, perdarahan labirin, neuritis n.VIII, cedera pada auditiva interna/arteria vestibulokoklearis.  Tanpa keluhan telinga : Neuronitis vestibularis, sindrom arteria vestibularis anterior, ensefalitis vestibularis, vertigo epidemika, sklerosis multipleks, hematobulbi, sumbatan arteria serebeli inferior posterior.



Ada pula yang membagi vertigo menjadi :  Vertigo Vestibuler: akibat kelainan sistem vestibuler.  Vertigo Non Vestibuler: akibat kelainan sistem somatosensorik dan visual.  Manifestasi klinik Perasaan berputar yang kadang-kadang disertai gejala sehubungan dengan reak dan lembab yaitu mual, muntah, rasa kepala berat, nafsu makan turun, lelah, lidah pucat dengan selaput putih lengket, nadi lemah, puyeng (dizziness), nyeri kepala, penglihatan kabur, tinitus, mulut pahit, mata merah, mudah tersinggung, gelisah, lidah merah dengan selaput tipis.  Pemerikasaan Penunjang a. Pemeriksaan fisik : 



Pemeriksaan mata







Pemeriksaan alat keseimbangan tubuh







Pemeriksaan neurologik







Pemeriksaan otologik







Pemeriksaan fisik umum.







Pemeriksaan khusus :ENG







Audiometri dan BAEP







Psikiatrik







Pemeriksaan tambahan :







Laboratorium







Radiologik dan Imaging







EEG, EMG, dan EKG.



 Penatalaksanaan Medis Terapi menurut (Cermin Dunia Kedokteran No. 144, 2004: 48) Terdiri dari :  Terapi kausal  Terapi simtomatik  Terapi rehabilitatif.



Pembimbing Lahan



Mahasiswa



(................................)



( Ida Sukmawati, S Kep) Npm.02.002.1163



Mengetahui Pembimbing Akademik



(...................................................)