16 0 228 KB
LAPORAN PENDAHULUAN KMB II DENGAN VERTIGO DI RS SIAGA MEDIKA PURBALINGGA Dosen Pengampu : Widjijati, MN.
Afifah Neli Widayanti P1337420218118 Tingkat 3C
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN PURWOKERTO JURUSAN KEPERAWATAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG 2021
1
LAPORAN PENDAHULUAN VERTIGO DI RS SIAGA MEDIKA I.
Teori tentang penyakit A. Pengertian Vertigo adalah ilusi gerakan, yaitu pasien merasa bahwa ia sedang berputar dialamraya (vertigo subyektif) atau bahwa sekelilingnya berputar disekitar dirinya ( vertigo objektif). Perkataan vertigo berasal dari bahasa Yunani vertere yang artinya memutar. Pengertian vertigo adalah : sensasi gerakan atau rasa gerak dari tubuh atau lingkungan sekitarnya, dapat disertai gejala lain, terutama dari jaringan otonomik akibat gangguan alat keseimbangan tubuh Vertigo mungkin bukan hanya terdiri dari satu gejala pusing saja, melainkan kumpulan gejala atau sindrom yang terdiri dari gejala somatic (nistagmus, unstable), otonomik (pucat, Vertigo dapat digolongkan sebagai salah satu bentuk gangguan keseimbangan atau gangguan orientasi di ruangan. Banyak system atau organ tubuh yang ikut terlibat dalam mengatur dan mempertahankan keseimbangan tubuh kita. Keseimbangan diatur oleh integrasi berbagai sistem diantaranya sistem vestibular, system visual dan system
somato
sensorik
(propioseptik).
Untuk
memperetahankan
keseimbangan diruangan, maka sedikitnya 2 dari 3 sistem system tersebut diatas harus difungsikan dengan baik. Pada vertigo, penderita merasa atau melihat lingkunganya bergerak atau dirinya bergerak terhadap lingkungannya. Gerakan yang dialami biasanya berputar namun kadang berbentuk linier seperti mau jatuh atau rasa ditarik menjauhi bidang vertikal. Pada penderita vertigo kadang-kadang dapat kita saksikan adanya nistagmus. Nistagmus yaitu gerak ritmik yang involunter dari pada bolamata (Lumban Tobing, 2003). dingin, mual, muntah) dan pusing.
2
Vertigo adalah perasaan yang abnormal, mengenai adanya gerakan penderita sekitarnya atau sekitarnya terhadap penderita; tiba-tiba semuanya serasa berputar atau bergerak naik turun dihadapannya. Keadaan ini sering disusul dengan muntah-muntah, bekringat, dan kolaps. Tetapi tidak pernah kehilangan kesadaran. Sering kali disertai gejala-gejala penyakit telinga lainnya. (Manjoer, Arif, dkk. 2002) Vertigo juga dapat terjadi pada berbagai kondisi, termasuk kelainan batang otak yang serius, misalnya skelerosis multiple, infark, dan tumor. (Muttaqin, Arif. 2008) B. Patofisiologi Vertigo timbul jika terdapat ketidakcocokan informasi aferen yang disampaikan kepusat kesadaran. Susunan aferen yang terpenting dalam sistem ini adalah susunan vestibuler atau keseimbangan, yang secara terus menerus menyampaikan impulsnya ke pusat keseimbangan. Susunan lain yang berperan
ialah
sistem
optik
dan
pro-prioseptik,
jaras-jaras
yang
menghubungkan nuklei vestibularis dengan nuklei N. III,IV dan VI, susunan vestibuloretikularis, dan vestibulospinalis. Informasi yang berguna untuk keseimbangan tubuh akan ditangkap oleh reseptor vestibuler, visual, dan proprioseptik; reseptor vestibuler memberikan kontribusi paling besar, yaitu lebih dari 50 % disusul kemudian reseptor visual dan yang paling kecil kontribusinya
adalah
proprioseptik.
Dalam
kondisi
fisiologis/normal,
informasi yang tiba di pusat integrasi alat keseimbangan tubuh berasal dari reseptor
vestibuler,
visual
dan
proprioseptik
kanandan
kiri
akan
diperbandingkan, jika semuanya dalam keadaan sinkron dan wajar, akan diproses lebih lanjut. Respons yang muncul berupa penyesuaian otot-otot mata dan penggerak tubuh dalam keadaan bergerak. Di samping itu orang menyadari posisi kepala dan tubuhnya terhadap lingkungan sekitar. Jika fungsi alat keseimbangan tubuh di perifer atau sentral dalam kondisi tidak
3
normal/ tidak fisiologis, atau ada rangsang gerakan yang aneh atau berlebihan, maka proses pengolahan informasi akan terganggu, akibatnya muncul gejala vertigo dan gejala otonom; di samping itu, respons penyesuaian otot menjadi tidak adekuat sehingga muncul gerakan abnormal yang dapat berupa nistagmus, unsteadiness, ataksia saat berdiri/ berjalan dan gejala lainnya. C. Tanda dan gejala Manifestasi klinis pada klien dengan vertigo yaitu Perasaan berputaryang kadang-kadang disertai gejala sehubungan dengan reak dan lembab yaitu mual, muntah, rasa kepala berat, nafsu makan turun, lelah, lidah pucat dengan selaput putih lengket, nadi lemah puyeng(dizziness), nyerikepala, penglihatan kabur, tinitus, mulut pahit,mata merah, mudah tersinggung, gelisah, lidah merah dengan selaput tipis. Pasien Vertigo akan mengeluh jika posisi kepala berubah pada suatu keadaan tertentu. Pasien akan merasa berputaratau merasa sekelilingnya berputar jika akan ketempat tidur, berguling dari satu sisi kesisilainnya, bangkit dari tempat tidur dipagi hari, mencapai sesuatu yang tinggi atau jika kepala digerakkan kebelakang. Biasanya vertigo hanya berlangsung 5-10detik. Kadang-kadang disertai rasa mual dan seringkali pasien merasa cemas. Penderita biasanya dapat mengenali keadaan ini dan berusaha menghindarinya dengan tidak melakukan gerakan yang dapat menimbulkan vertigo. Vertigo tidak akan terjadi jika kepala tegak lurus atau berputar secara aksial tanpa ekstensi, pada hampir sebagian besar pasien, vertigo akan berkurang dan akhirnya berhenti secara spontan dalam beberapa hari atau beberapa bulan, tetapi kadang-kadang dapat juga sampai beberapa tahun. Pada anamnesis, pasien mengeluhkan kepala terasa pusing berputar pada perubahan posisi kepala dengan posisi tertentu. Secara klinis vertigo terjadi pada perubahan posisi kepala dan akan berkurang serta akhirnya berhenti secara spontan setelah beberapa waktu. Pada pemeriksaan THT secara umum tidak didapatkan kelainan berarti, dan pada uji kalori tidak ada paresiskanal. Uji posisi dapat membantu mendiagnosa vertigo, yang
4
paling baik adalah dengan melakukan manuver Hallpike : penderita duduk tegak, kepalanya dipegang pada kedua sisioleh pemeriksa, lalu kepala dijatuhkan mendadak sambil menengok kesatu sisi. Pada tes ini akan didapatkan nistagmus posisi dengan gejala : 1. Penderita vertigo akan merasakan sensasi gerakan seperti berputar, baik dirinya sendiri atau lingkungan 2. Merasakan mual yang luar biasa 3. Sering muntah sebagai akibat dari rasa mual 4. Gerakan mata yang abnormal 5. Tiba-tiba muncul keringat dingin 6. Telinga sering terasa berdenging 7. Mengalami kesulitan bicara 8. Mengalami kesulitan berjalan karena merasakan sensasi gerakan berputar 9.Pada keadaan tertentu, penderita juga bisa mengalami ganguuan penglihatan D. Komplikasi 1. Ciderafisik Pasien dengan vertigo ditandai dengan kehilangan keseimbangan akibat terganggunya sarafVIII (Vestibularis), sehingga pasien tidak mampu mempertahankan diri untuk tetap berdiri dan berjalan. 2.
Kelemahan otot Pasien yang mengalami vertigo seringkali tidak melakukan aktivitas. Mereka lebih sering untuk berbaring atau tiduran, sehingga berbaring yang terlalu lama dan gerak yang terbatas dapat menyebabkan kelemahan otot.
E. Pemeriksaan khusus dan penunjang 1. Pemeriksaan khusus : a) ENG (elektronistagmografi)
5
b) Audiometri dan BAEP c) Psikiatrik 2. Pemeriksaan tambahan : a. Laboratorium b. Radiologik dan Imaging c. EEG, EMG, dan EKG. 3. Pemeriksaan penunjang :
a. Pemeriksaan laboratorium rutin atas darah dan urin, dan pemeriksaan lain sesuai indikasi.
b. Foto Rontgen tengkorak, leher, Stenvers (pada neurinoma akustik). c. Neurofisiologi Elektroensefalografi (EEG), Elektromiografi (EMG), Brainstem Auditory Evoked Potential (BAEP).
d. Pencitraan CTscan, arteriografi, magnetic resonance imaging (MRI) F. Terapi Beberapa terapi yang dapat diberikan adalah terapi obat-obatan seperti : a. Anti kolinergik - Sulfas atropin : 0,4 mg/im b. Simpatomimetika - Epidame 1,5mg c. Menghambat aaktivitas nukleus vestibuler - Golongan antihistamin Terapi menurut (Cermin Dunia Kedokteran No. 144, 2004: 48) : Terdiri dari : 1.
Terapi kausal.
2.
Terapi simtomatik.
3.
Terapi rehabilitatif.
6
II. Analisa Data No 1
Data DS : Klien mengeluh pusing
Etiologi Agent cedera fisik
berputar dan nyeri kepala
Problem Gangguan rasa nyaman : Nyeri akut
DO : Pasien tampak lemah dan 2
merintih kesakitan DS : Pasien mengatakan sangat
Ketidakmampuan
Perubahan pola
hati-hati saat melakukan
beraktifitas secara
aktivitas
aktivitas
mandiri
DO : - Klien tampak dibantu keluarga saat melakukan aktivitas III. Diagnosa Keperawatan 2. Nyeri akut berhubungan dengan agent cedera fisik (Domain 12, Kelas 1, Kode 00132) 3.
Perubahan pola aktifitas sehubungan dengan ketidakseimbangan pergerakan
akibat vertigo
7
IV. Perencanaan Keperawatan NO 1
DIAGNOSA KEPERAWATAN Gangguan rasa nyaman Setelah
TUJUAN dilakukan
INTERVENSI tindakan Manajemen Nyeri (1400
RASIONAL 1. Mengetahui
sejauh
: Nyeri akut
keperawatan selama 2 x 24 jam, 1. Kaji tingkat nyeri klien
mana
berhubungan dengan
diharapkan nyeri yang dirasakan
mengganggu aktivitas
agent cedera fisik
berkurang dengan indikator :
2. Anjurkan untuk istirahat
NOC : Tingkat Nyeri (2102) Indikator
Awal
adequat.
Nyeri yang 2
an 5
dilaporkan Ekspresi
3
5
nyeri wajah Tidak bisa 2
5
klien. 2. Memberi
3. Ajarkan teknik relaksasi :
Tuju
nafas dalam.
3. Menenangkan pasien, pemberian
obat, penurunan pusing dan analgetik.
perasaan
nyaman pada klien salah
4. Kolaborasi
nyeri
satu
mengurangi
teknik rasa
nyeri. 4. Obat analgetik dapat
beristirahat Skala :
mengurangi
1 : Berat
mempercepat
2 : Cukup Berat
penyembuhan klien.
yang
3 : Sedang 4 : Ringan
1
nyeri
diharapkan
5 : Tidak ada Pola aktifitas klien kembali ke Perubahan pola 2
aktivitas berhubungan
semula dengan kriteria:
1. Kaji
dengan
2x24
ketidakseimbangan
berkurang, klien tidak
pergerakan akibat
lemas
vertigo
dan
aktivitas klien
Jangka Pendek jam
kebutuhan
sejauh
2. Anjurkan
pusing
keluarga
membantu aktivitas klien 3. Anjurkan
klien
untuk
tidak langsung turun dari
Jangka Panjang 1 minggu pusing hilang
1. Mengidentifikasi
tempat
tidur
melainkan
secara
perlahan
yaitu
duduk dulu baru berdiri
bisa
mana
klien
melakukan
aktivitas
secara
mandiri. 2. Mengurangi
resiko
cidera 3. Mengurangi pusing
rasa yang
mengakibatkan ketidakseimbangan dalam pergerakan
V. Evaluasi
2
Evaluasi adalah perbandingan yang sistemik atau terencana tentang kesehatan pasien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara berkesinambungan, dengan melibatkan pasien, keluarga dan tenaga kesehatan lainnya. (Carpenito, 1999 : 28) Tujuan Pemulangan pada vertigo adalah : 1. Nyeri dapat dihilangkan atau diatasi 2. Perubahan gaya hidup atau perilaku untuk mengontrol atau mencegah kekambuhan 3. Memahami kebutuhan atau kondisi proses penyakit dan kebutuhan terapeutik
3
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. I DENGAN VERTIGO DI RUANG ALAMANDA 2 RSU SIAGA MEDIKA PURBALINGGA Disusun guna memenuhi tugas Praktik Klinik Keperawatan Medikal Bedah II Dosen Pengampu : Widjijati, MN
Afifah Neli Widayanti P1337420218118 3C
KEMENTRIAN KESEHATAN RI POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SEMARANG PRODI DIII KEPERAWATAN PURWOKERTO 2021
1
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.I DENGAN GANGGUAN SISTEM PERSARAFAN AKIBAT VERTIGO DI RS. SIAGA MEDIKA PURBALINGGA
A. PENGKAJIAN Identitas Penyaji Nama
: Afifah Neli Widayanti
NIM
: P1337420218118
Tanggal : Selasa, 9 Maret 2021 Tempat
: Ruang Alamanda 2
Jam
: 13.00 WIB
1. Biodata Pasien Nama
: Ny. I
Umur
: 34 tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Pendidikan
: Diploma III
Pekerjaan
: Perawat
Suku Bangsa
: Jawa, Indonesia
Alamat
: Babakan 14/04, Kec. Kalimanah, Purbalingga
Tanggal Masuk
: 05 Maret 2021– Pkl. 16.00
No. RM
: 00047830
Diagnosa Medis
: Vertigo, DM
2. Biodata Penanggung Jawab Nama
: Tn. J
Umur
: 35 tahun
Suku Bangsa
: Jawa, Indonesia
Agama
: Islam
2
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
: Polri
Alamat
: Babakan 14/04, Kec. Kalimanah, Purbalingga
Hubungan dengan klien
: Suami
3. Riwayat Kesehatan a. Keluhan Utama Klien mengeluh pusing berputar P : Vertigo Q : Seperti berputar R : Kepala S : Skala nyeri 5 T : Nyeri b. Keluhan Tambahan Klien mengeluh pusing berputar, lemas, mual dan muntah serta telinga berdengin c. Riwayat Penyakit Sekarang Klien sudah 2 hari ini mengeluh pusing berputar, lemas, mual dan muntah serta telinga berdenging. Lalu keluarga membawa ke Igd RS Siaga Medika Purbalingga pada pukul 16.00. kemudian dokter memutuskan dirawat di ruang Alamanda 2. d. Riwayat Kesehatan Masa Lalu Klien mengatakan pernah mengalami penyakit yang dideritanya seperti sekarang ini. Klien juga tidak mempunyai riwayat penyakit jantung, hipertensi dan klien mempunyai riwayat penyakit diabetes mellitus. e. Riwayat Kesehatan Keluarga Klien mengatakan bahwa dalam keluarganya tidak ada yang memiliki penyakit seperti klien dan tidak ada yang memiliki riwayat penyakit keturunan seperti hipertensi dan diabetes melitus serta penyakit menular seperti TBC.
3
f. Struktur Keluarga Klien adalah anak ke-3 dari 3 bersaudara klien memiliki 2 orang anak dan tinggal bersama 2 orang anaknya dan suami klien Genogram :
Keterangan : : Laki-laki : Perempuan : Klien : Hubungan Keluarga : Tinggal Serumah 4. Pola Fungsional Gordon a. Pola Persepsi Kesehatan DS : Pasien mengatakan kesehatan itu penting, setiap ada anggota keluarga pasien yang sakit selalu dibawa ke pelayanan kesehatan. DO: Pasien pergi Ke RS Siaga Medika Purbalingga untuk melakukan pengobatan. b. Pola Nutrisi DS : Pasien mengatakan pasien makan 3 kali sehari dengan porsi sedikit. Selama dirawat Pasien mengatakan makannya tetap lancar 3 kali sehari sesuai diit yang diberikan dan minum 8 gelas sehari
4
DO: Terlihat pasien menghabiskan 1 porsi makanan yang diberikan oleh RS dan pasien terlihat minum air putih 8 gelas setiap hari c. Pola Eliminasi DS : Pasien mengatakan sebelum sakit BAB dan BAK lancar, BAB 1 kali sehari, BAK 4-6 kali sehari. Selama di rumah sakit pasien mengatakan BAB dua hari 1 kali dan BAK 3-4x sehari DO: Pasien tidak terpasang dc d. Pola latihan dan aktifitas DS : Pasien mengatakan masih pusing sehingga dalam melakukan aktivitas sehari-hari dibantu oleh keluarga DO: Pasien dibantu oleh keluarga dalam melakukan aktivitas sehari-hari selama pasien di rawat dirumah sakit Kemampuan Perawatan Diri
0
1
Mandi
2
3
4
√
Minum
√
Toileting
√
Ambulasi
√
Berpindah
√
Mobilisasi di tempat tidur
√
Keterangan : 0
: Mandiri
1
: Dibantu alat
2
: Dibantu orang lain
3
: Dibantu alat dan orang lain
4
: Tergantung total
e. Pola Istirahat Tidur DS : Pasien mengatakan pasien sulit tidur karena merasakan nyeri
5
DO : Pasien tampak lemas, lesu dan terlihat merintih kesakitan f. Pola Perspektif Kognitif DS : Pasien mengatakan indera penglihatan, perasa dan peraba masih normal DO: Pasien merespon apa yang disampaikan perawat dan terlihat tidak menggunakan alat bantu seperti alat bantu pendengaran, penglihatan dan lainnya. g. Pola Persepsi dan Konsep Diri DS : Pasien mengatakan ingin cepat sembuh DO: Pasien kooperatif dengan tindakan yang dilakukan h. Pola Sex dan Reproduksi DS : Pasien mengatakan pasien sudah menikah dan mempunyai dua orang anak, satu laki laki dan satu perempuan yang berumur 10 dan 8 tahun DO: pasien berjenis kelamin laki-laki i. Pola Koping dan Toleransi Stress DS : Pasien mengatakan jika pasien ada masalah selalu dibicarakan dengan keluarga DO: Pasien diantar oleh keluarganya ke rumah sakit untuk melakukan pengobatan, dan ditunggu oleh suami tercinta j. Pola Peran dan Hubungan DS : Pasien mengatakan pasien memiliki hubungan dengan keluarganya, kerabat, ataupun tetangga baik DO: Selama dirumah sakit selalu ditunggu oleh suaminya dan kadang gantian oleh ibu atau adiknya k. Pola Nilai dan Keyakinan DS : Pasien mengatakan pasien beragama islam DO: Pasien beribadah kepada Allah SWT 5. Pemeriksaan fisik a. Keadaan umum Kesadaran : Compos Mentis
6
Tanda-tanda vital :
Antropometri :
TD :
120 / 84 mmHg
BB
: 65 kg
N
:
100x/menit
TB
: 165 cm
R
:
20x/menit
S
:
36,40 C
b. Pemeriksaan Kepala Mesochepal, bersih, tidak berketombe c. Mata Simetris, konjungtiva anemis, sklera anikterik d. Teling Simetris, ada serumen dalam jumlah normal, Pendengaran kurang. e. Mulut dan gigi Mukosa bibir kering f. Pemeriksaan Leher Tidak ada kelenjar tiroid dan limfe g. Pemeriksaan Dada Paru
: vasikuler dan simetris
Jantung
: simetris, tidak ada kelainan
h. Pemeriksaan Abdomen Inspeksi
: tidak ada kelainan, simetris
Palpasi
: tidak ada pembesarana organ dalam perut seperti lambung, jantung
Auskultasi
: bising usus 16 x/menit (normal)
Perkusi
: tidak ada suara tambahan
i. Pemeriksaan Kulit
: warna kulit coklat, turgor kulit jelek
j. Pemeriksaan Genetalia Pasien berjenis kelamin perempuan dan mempunyai 2 orang anak. k. Pemeriksaan Ekstermitas Eksteritas atas
: tangan kanan terpasang infus, tidak ada kelainan
tidak ada edema, dan tangan dapat digerakan
7
Ekstermitas bawah : tidak ada kelainan, tidak ada edema, kaki dapat digerakan l. Pola Psikologis Konsep diri -
Body image Klien menyukai seluruh anggota tubuhnya, klien juga tahu bahwa sakit yang dialaminya sekarang dapat menyebabkan kelemahan pada tubuhnya.
-
Harga diri Klien tidak merasa malu dengan keadaan sakitnya sekarang
-
Ideal diri Klien berharap dirinya lekas sembuh dan berkumpul dengan keluarganya di rumah.
-
Peran Sejak dirawat di RS, klien tidak dapat melakukan peran dan kegatan sehari-harinya sebagai ibu.
-
Idenititas diri Klien mempunyai suami dan 2 orang anak
Gaya Komunikasi Klien menggunakan komunikasi verbal saat berhubungan dengan perawat, klien fasih berbahasa Indonesia. 6. Pemeriksaan Penunjang Tanggal
:
Pemeriksaan
Hasil
Sartuan
Nilai Normal
/ul
5000-10000
%
13-16
HEMATOLOGI Leukosit
8.080
Golongan darah Hemoglobin
B
8
Trombosit
14.7
Eritrosit
/ul
4500-5000
309
Hematokrit
150-400
%
37-43
fL
76-96
pg
27-32
%
30-35
%
2-8
%
55-65
%
20-40
mg/dl
0.6-1.1
mg/dl
10-50
SGOT
IU/L