9 0 80 KB
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN VERTIGO DI RUANG B1 RUMAH SAKIT Dr. KARIADI SEMARANG
DISUSUN OLEH :
POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG PROGRAM STUDI KEPERAWATAN SEMARANG 2005
VERTIGO A. Pengertian Vertigo
adalah
suatu
penyakit
yang
berhubungan
dengan
keseimbangan saraf, terutama karena gangguan di dalam telinga (bagian keseimbangan) dan keluhan yang ada adalah pusing tujuh keliling disertai dengan bunyi berdengung pada kuping (tinitus) (Dr. August, Selasa, 17 Maret 1998). B. Etiologi Penyebab dari vertigo bermacam-macam, bisa karena mabuk perjalanan, sehabis naik jet coaster, atau karena infeksi pada telinga bagian dalam sampai karena tumor otak kecil juga trauma pada cerebellum. C. Patofisiologi Vertigo yang dalam bahasa Yunani artinya memutar ini, sebagian besar disebabkan oleh gangguan sistem vestibular yang sering dibarengi gangguan sistem otonom (mual, pucat, keringat dingin, muntah, perubahan denyut nadi, tekanan darah dan diare) karena sistem keseimbangan dalam otak terganggu sehingga perasaan berputar muncul. Yang mengatur sistem keseimbangan adalah sistem vestibuler, sistem cerebellum (otak kecil) dan sistem korteks (lapisan luar) serebri dan batang otak. "Vertigo karena gangguan pada sistem vestibular ini datangnya bisa mendadak (akut) dan dirasakan berat," kata dr. Robert Loho Sp.S. dari RS Siloam Gleneagles, Lippo Karawaci, Tangerang. "Penderita merasa seolaholah berputar, pusing tujuh keliling sampai mual dan muntah-muntah."
D. Klasifikasi vertigo Vertigo diklasifikasikan menjadi dua : 1. Vertigo ringan : a. Vertigo posisional, yakni vertigo akan muncul hanya pada sikap atau posisi kepala tertentu, misalnya miring ke kanan atau kiri dan telinga yang terganggu ditempatkan di sebelah bawah. Sindrom ini pada umumnya hanya berlangsung beberapa detik atau menit saja, namun disertai rasa mual. b. Vertigo situasional yakni vertigo muncul setiap kita berhadapan dengan keramaian, atau sebaliknya, saat kita berada di tengah lapangan luas yang kurang penerangan. c. Vertigo stress, yakni Penderita bisa saja mengalami gejala kepala berputar tujuh keliling sampai muntah-muntah karena stress. Namun begitu stress dapat dihilangkan, gejala akan sirna. 2. Vertigo berat : a. Vertigo yang disebabkan karena adanya tumor di otak kecil (cerebellum) sehingga harus dilakukan tindakan operasi untuk mengatasinya. b. Vertigo karena trauma diarea cerebellum dapat menyebabkan gangguan
keseimbangan
karena
cerebellum
merupakan
pusat
keseimbangan sentral pada tubuh manusia. c. Vertigo yang disebabkan karena infeksi pada area keseimbangan dalam telinga (vestibular) yang sifatnya sangat sensitif terhadap perubahan atau kelainan apa pun pada organ tersebut. Misalnya akibat salesma berat, masuk angin, atau kurang tidur terjadi infeksi pada telinga, sehingga aliran darah kurang sempurna. Semuanya ini bisa menyebabkan vertigo.
E. Manifestasi klinis Vertigo sebenarnya merupakan gejala dari suatu penyakit, bisa akibat benturan atau trauma pasca kecelakaan, stres, gangguan pada telinga bagian dalam, obat-obatan, terlalu sedikit atau terlalu banyak aliran darah ke otak, dll. Sensasi sempoyongan juga dapat dialami seseorang yang berdiri di ketinggian atau bingung berada di tempat yang ramai dan asing. Yang lebih parah apabila sakit kepala ini merupakan gejala stroke atau tumor otak. Untuk mengetahui pangkal penyebabnya perlu dilakukan pemeriksaan secara teliti. F. Pengobatan Dengan memberikan pengobatan dan penanganan secara cepat dan tepat keadaan vertigo akan dapat segera reda. Pada umumnya terapi yang dapat diberikan untuk mengatasi gejala itu penderita seharusnya terus berusaha mempertahankan sikap atau posisi yang mencetuskannya. Dengan latihan ini lama kelamaan intensitas serangan akan mereda. Dan bisa juga dilakukan cara berbaring santai, minum obat antimuntah dan mabuk serta berusaha menenangkan diri. Tapi ini tergantung penyebabnya, kalau kelainan terletak pada batang otak atau serebelum, tidak akan diperoleh perbaikan dengan cara di atas.
G. Pathways
Trauma cerebellum
Ukuran lensa mata tidak sama
Aliran darah ke otak
Infeksi pada telinga dalam (vestibuler)
Vertigo
Penurunan fungsi kognitif
Tekanan intra kranial
Cemas
Nyeri
Stress meningkat
Tekanan pada otot leher
Koping individu tidak efektif
Gangguan pola tidur
H. Diagnosa keperawatan 1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan peningkatan tekanan intrakranial. 2. Gangguan pola istirahat dan tidur berhubungan dengan tekanan pada otot leher. 3. Koping individu tidak efektif berhubungan dengan stres yang meningkat. 4. Cemas berhubungan dengan penurunan fungsi kognitif dan kurangnya pengetahuan terhadap penyakitnya.
I. Intervensi
Diagnosa Tujuan Gangguan rasa Rasa nyeri berkurang nyaman
nyeri setelah dilakukan
Intervensi - Teliti keluhan nyeri,
Rasional Mengidentifikasi
catat intensitasnya,
karakteristik nyeri
lokasinya dan lamanya.
merupakan faktor yang
berhubungan
tindakan keperawatan
dengan
selama 2 x 24 jam
penting untuk
peningkatan
dengan KH :
menentukan terapi yang
tekanan
- pasien mengatakan
cocok serta mengevaluasi
intrakranial.
nyeri berkurang.
keefektifan dari terapi.
- Pasien menunjukan skala nyeri pada angka 3. - Ekspresi wajah klien rileks.
- Catat kemungkinan
Pemahan terhadap
patofisiologi yang khas,
penyakit yang
misalnya adanya
mendasarinya membantu
infeksi, trauma servikal.
dalam memilih intervensi yang sesuai.
- Berikan kompres dingin pada kepala
Meningkatkan rasa nyaman dengan menurunkan vasodilatasi.
- Anjurkan untuk Gangguan
pola Setelah dilakukan
Menurunkan stimulasi
beristirahat diruangan
yang berlebihan dapat
yang tenang
menurunkan vertigo.
istirahat dan tidur tindakan keperawatan berhubungan dengan
selama 1 x 24 jam,
tekanan istirahat dan tidur klien
pada otot leher.
dapat terpenuhi dengan
- Berikan kompres hangat
Meningkatkan sirkulasi
pada leher sesuai dengan
pada otot leher dan
kebutuhan.
mengurangi ketegangan.
KH : - Pasien tidak sering terbangun.
- Masase daerah leher jika
Menghilangkan
pasien dapat mentolelir
ketegangan dan
- Pasien tampak segar
sentuhan.
wajahnya saat bangun
meningkatkan relaksasi otot.
tidur. Koping individu
Individu akan tahu
Diskusikan tentang
Tingkah laku maladaptif
tidak efektif
tentang koping yang ia
perilaku koping, seperti
mungkin dilakukan untuk
berhubungan
lakukan tidak efektif
pemakaian alkohol,
mengatasi masalah yang
dengan stres yang
setelah dilakukan
kebiasaan merokok, pola
dialami.
meningkat.
tindakan keperawatan
makan, strategi relaksasi.
3 x 24 jam dengan KH: - Pasien akan
Dekati klien dengan penuh
Menemukan kebutuhan
mengidentifikasi
ramah dan perhatian.
psikologis yang akan
perilaku koping yang
Ambil keuntungan dari
meningkatkan harga diri
tidak efektif dan
kegiatan yang dapat
dan meningkatkan
akibatnya.
diajarkan.
kesempatan untuk belajar
- Pasien akan
cara- cara baru dalam
mengungkapkan
mengatasi keadaan.
kesadaran tentang kemampuan koping
Sarankan klien untuk
Pasien mampu untuk
yang dimiliki.
mengekspresikan
mengenali perasaannya
perasaannya dan diskusi
yang berhubungan dengan
mengenai bagaimana
vertigo yang terjadi
vertigo menggangu kerja dan kesenangan hidup. Mempengaruhi pemilihan Cemas
b/d Setelah dilakukan
penurunan fungsi tindakan keperawatan
Diskusikan etiologi
terhadap penanganan dan
individual dari sakit kepala
berkembang kearah
kognitif
dan selama 2 x 24 jam
bila diketahui.
proses penyembuhan.
kurangnya
pasien tahu akan
pengetahuan
kondisi penyakitnya
terhadap
dengan KH :
Bantu pasien dalam
faktor ini seringkali
penyakitnya.
- Pasien
mengidentifikasi faktor
mencegah berulangnya
presdiposisi
serangan.
mengungkapkan
Menghindari/ membatasi
kondisinya dan bagaimana
Pasien mungkin tidak
pengobatannnya.
Identifikasi dan diskusikan
menerima dengan tidak
resiko timbulnya bahaya
adanya ksembuhan dari
– tanya tentang
yang tidak nyata dan terapi
standart penanganan yang
kondisi penyakitnya
yang bukan terapi medis.
dilakukan dan mungkin
- Pasien tidak bertanya
saait ini.
akan mencari sumber lain
- Ekspresi wajah pasien
yang tidak hanya akan
tidak tampak gelisah.
memberikan kesembuhan tetapi mungkin juga sangat membahayakan. Menurunkan regangan Diskusikan tentang
pada otot daerah leher dan
pentingnya posisi/ letak
lengan dan dapat
tubuh yang normal.
menghilangkan ketegangan dari tubuh dengan sangat berarti.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner and Suddarth. (1996). Text book of Medical-Surgical Nursing. EGC. Jakarta. Doengoes Merillynn. (1999) (Rencana Asuhan Keperawatan). Nursing care plans. Guidelines for planing and documenting patient care. Alih bahasa : I Made Kariasa, Ni Made Sumarwati. EGC. Jakarta. Prince A Sylvia. (1995). (patofisiologi). Clinical Concept. Alih bahasa : Peter Anugrah EGC. Jakarta. www. medicastore. com. (2003).