Askep Jerawat [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat serta hidayah-Nya semata, sehingga tugas mata kuliah makalah "Acne Vulgaris" ini dapat terselesaikan dengan baik. Tugas ini disusun untuk memenuhi salah satu penugasan yang diberikan dalam mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah 3. Semoga segala sumbangsih yang diberikan kepada penulis mendapatkan imbalan dari Allah SWT, dan penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak untuk perbaikan langkah penulis selanjutnya. Terima Kasih. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Acne Vulgaris merupakan peradangan menahun folikel polisebasea yang umumnya terjadi pada remaja dan dapat sembuh sendiri. Umunya insiden terjadi pada usia 14-17 tahun pada wanita dan 16-19 tahun pada pria. Penyebab dari acne vulgaris ini ada bermacam-macam diantaranya stress, ras, hormonal cuaca dan lain-lain Penyakit ini cukuo merisaukan karena berhubungan dengan depresi dan ansetas yang mana dapat mempengaruhi kepribadian, emosi, kesan din dan harga diri, perasaan isolasi social dan kemampuan untuk membentuk hubungan Acne Vulgaris merupakan penyakit kulit yang umum di derita oleh masyarakat. Saat ini tidak begitu banyak sumber yang memuat mengenai prevalensi acne vulgaris di seluruh penjuru dunia. Di Inggris 85% dari penduduk usia 12-24 tahun menderita acne vulgaris Pada masa remaja, acne vulgaris lebih sering terjadi pada pria dari pada wanita. Sedangkan pada dewasa acne vulgans lebih sering pada wanita dari pada pria. Acne tidak hanya terbatas pada kalangan remaja saja, 12% pada wanita dan 5% pada oria di usia 45 tahun, 5% pria dan wanita memiliki acne. Lesi awal acne mungkin mulai terlihat pada usia 8-9 tahun dan kurang lebih 50-60% terdapat pada usia remaja. Pada remaja yang berjerawat stimulasi androgenic akan meningkatkan daya responsive kelenjar sebasa sehingga acne terjadi ketika duktus pilosebasa tersumbat oleh tumpukan sebum. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa definisi dari acne vulgaris? 2. Bagaimana etiologi, gejala, komplikasi hingga penatalaksanaan pada acne vulkaris? 3. Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien dengan acne vulgaris?



BAB 2 PEMBAHASAN 2.1 Definisi Acne Vulgaris adalah penyakit swasina berupa peradangan menahun pada unit folikel piloobase yang banyak terjadi pada remaja Gambaran klinis AV sering pleimorfik yaitu berupa papul, pustule, nodul, dan jaringan parut Acne Vulgaris dapat terjadi di wajah. leher, dan lengan atas Acne Vulgaris biasanya timbul pada masa pubertas dan merupakan tanda awal peningkatan produksi hormone seks. Definisi lain acne vulgaris atau di sebut juga common acne adalah penyakit radang menahun dari apparatus pilosebasea, lesi paling sering jumpai pada wajah, dada dan punggung. Kelenjar yang meradang dapat membentuk papul kecil berwarna merah muda, yang kadang kala mengelilingi komedo sehingga tampak hitam pada bagian tengahnya, atau membentuk pustule atan kista penyebab tak di ketahui, tetapi telah dikemukakan banyak factor, termasuk stress, factor herediter, hormone, obat dan bakteri, khususnya propionibacterium acnes, staphylococcus albus dan malassezia furfur. 2.2 Etiologi Acne vulgaris adalah penyakit yang di sebabkan multifactor, menurut pindhu (dalam tumbuh kembang remaja dan permasalahanya) Factor-faktor yang mempengaruhi terjadinya acne adalah: 1) Faktor genetic Factor genetic memegang peranan penting terhadap kemungkinan seseorang menderita acne. Penelitian di jerman menunjukan bahwa acne terdapat pada 45% remaja yang salah satu kedua orang tuanya menderita acne, dan hanya 8% bila kedua orang tuanya tidak menderita acne. 2) Faktor Ras Warga Amerika berkulit putih lebih banyak menderita acne dibandingkan dengan yang berkulit hitam dan acne yang diderita lebih berat di bandingkan dengan 3) Hormonal orang jepang Hormonal dan kelebihan keringat semua pengaruh perkembang dan atau keparahan dari jerawat Beberapa factor fisiologis seperti menstruasi dapa mempengaruhi acne Pada wanita 60-70% acne yang di derita menjadi lebih parah beberapa hari sebelum menstruasi dan menetap sampai seminggu setelah menstruasi 4.) Diet Tidak ditemukan adanya hubungan antara acne dengan asupan total kalori dan jenis makanan, walaupun beberapa penderita menyatalcan acne bertambah parah setelah mengkonsumsi beberapa makanan tertentu seperti coklat dan makanan berlemak.



5) Iklim. Cuaca yang panas dan lembab memperburuk acne.Hidrasi pada stratum koreneum epidermis dapat merangsang terjadinya acne.Pancaran sinar matahari yang berlebihan dapat memperburuk acne. 6) Lingkungan Acne lebih sering ditemukan dan gejalanya lebih berat di daerah industry. dan pertambangan di bandingkan dengan di pedesaan. 7) Stres Acne dapat kambuh atau bertambah buruk pada penderita stres emosional. Mekanisme yang tepat dari proses jerawat tidak sepenuhnya di pahami. Namun di ketahui di cirikan oleh sebelum berlebih, hiperkeratinisasi folikel, stress oksidatif dan peradangan. Androgen mikroba dan pengarah pathogenetic juga bekerja dalam proses terjadinya jerawat. Perubahan patogenik pertama dalam acne adalah  1) Kratinisasi yang abnormal pada epitel folikel, mengakibatkan pengaruh pada sel berkeratin didalam lumen 2) Peningkatan sekresi sebum oleh kelenjar sebasea. Penderita dengan acne vulgaris memiliki produksi sebum yang lebih dari rata-rata dan biasanya. keparahan acne sebanding dengan produksi sebum. 3) Proliferasi proprionebacteriumakne dalam folikel. 4) Radang 2.3 Klasifikasi Acne Berdasarkan keparahan klinis akne vulgaris dibagi menjadi ringan, sedang dan berat. Klasifikasi dari bagian Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FKUI/ RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo sebagai berikut: (Djuanda, 2007). 1. Ringan - Beberapa lesi tidak beradang pada 1 predilesi. Sedikit lesi tidak beradang pada beberapa tempat predileksi - Sedikit tempat beradang pada 1 predileksi 2. Sedang - Banyak lesi tidak beradang pada 1 predileksi



- Beberapa lesi tidak beradang pada beberapa tempat predileksi -beberapa tempat beradang pada 1 predilksi 3. Berat - Banya lesi tidak beradang pada satu predileksi - Banyak lesi beradang pada 1 predileksi Dalam klasifikasi ini dikatan sedikit apabila jumlah 10 lesi. Tak beradang meliputi komedo putih, komedo hitam dan papul. Sedangkan beradang meliputi pustule, nodus dan kista. 2.4 Pathway



2.5 Gejala Klinis Acne Vulgaris di tandai dengan empat tipe dasar lesi, komedo terbuka dan tertutup, papula, pustule dan lesi nodulokistik. Salah atau lebih tipe lesi dapat mendominasi bentuk yang paling ringan yang paling sering terlihat pada awal usia remaja,lesi terbatas pada komedo pada bagian tengah wajah. Lesi dapat mengenai dada, punggung atas dan daerah deltoid. Lesi yang mendominasi pada kening. 2.6 Patofisiologi



Jerawat merupakan proses inflamasi kronik pada kelenjar sebasea, yang sering di alami oleh remaja dan dewasa muda dan akan menghilang dengan sendirinya pada usia 20-30 tahun. Walaupun demikian ada banyak kasus orang setengah baya yang mengalami acne.Acne biasanya berkaitan dengan tingginya sekresi sebum. Pada system hormone, hormone androgen adalah perangsang sekresi sebum. sedangkan estrogen mengurangi produksi sebum Suatu mendadak serangan acne yang di sertai hirsutisme dan kelainan menstruasi mungkin menunjukan adanya gangguan endokrin. Pada pasien wanita acne pada wanita berusia sekitar 20-an. 30-an dan 40-an sering kali di sebabkan oleh kosmetik dan pelembab yang bahan dasarnya minyak dan menimbulkan komedo. Faktor-faktor mekanik seperti mengusap tekanan friksi dapat juga mencetuskan acne. Kortikosteroid oral kronik yang di pakai untuk mengobati penyakit lam(seperti lupus eritemasus sistemik atau transplan ginjal) dapat menimbulkan putula di permukaan kulit wajah, dada, dan punggung. Konstrasepsi iral biasanya dapat membantu pengobatan acne karena mengandung estrogen. Akan tetapi pada beberapa wanita, konstrasepsi oral justru dapat memperburuk keadaan. Obat-obatan lain yang memperberat acne adalah bromide, yodida, difetonin, litium, dan hidrazid asam isonikotinat. 2.7 Komplikasi Acne Vulgaris Semua tipe acne berpotensi meninggalkan akula eritema yang bersifat sementara setelah lesi sembuh.Pada warna kulit yang lebih gelap, hiperpigmentasi post inflamasi dapat bertahan berbulanbulan setelah lesi acne sembuh. Acne juga dapat menyebabkan terjadinya scar pada beberapa individu. Selain itu adanya acne juga menyebabkandampak psikologis Di katakana 30-50% penderita acne mengalami gangguan psikiatrik karena adanya acne. 2.8 Penatalaksanaan Tujuan utama dalam penatalaksanaan ini adalah mengurangi koloni bakteri, menurunkan aktivitas kelenjar schuseu, mencegah agar folikel tidak tersumbat, mengurangi inflamasi, memerangi sekunder, meminimalkan pembentukan jaringan parut dan mengeliminas: factor-faktor predisposisi terjadinya acne. Beberapa hal yang perlu di perhatikan dalam pengobatan acne yaitu: 1. Perhatian terhadap keadaan emosional remaja tidak boleh di abaikan 2. Pengobatan perlu waktu beberapa bulan dan pengobatan topical sering menyebabkan acne lebih parah dalam 3-4 minggu 3. Melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik penderita wanita perlu di periksa adanya histurisme, alopsi dan obesitas. Perla di tanyakan tentang siklus menstruasi dan penggunaa pil kontraksi oral 4. Diet makanan tidak meningkatkan keparahan acne sehingga pembatasan diet. tidak perlu di lakukan, kecuali pada penderita yang mengeluhkan penyalitnya memburuk setelah menkomsumsi makanan tertentu.



2.9 Medikamentosa Medikamentosa terdiri dari: 1. Pengobatan topical Pengobatan topical di lakukan untuk mencegah pembentukan komedo, menekan peradangan, dan mempercepat penyembuhan lesi. Obat topical terdiri atas bahan iritan yang dapat mengelupas kulit, antibiotika topical yang dapat mengurangi jumlah mikroba dan folikel acne vulgaris seperti Eritromycin dan Clindamycin anti peradangan topical dan lainnya seperti asam laktat 10% yang untuk menghambat pertumbuhan jasad renik. Benzoil peroksida memiliki efek anti bacterial yang poten. Retinoid topical akan menormalkan proses keratinasi epitel folikuler, sehingga dapat mengurangi komedo dan menghambat terbentuknya lesa baru 2. Non medikamentosa Nasehat untuk memberitahu penderita mengenai seluk beluk acne vulgaris.P erawatan wajah, perawatan kulit kepala dan rambut, kosmetika, diet, emosi dan factor psikosomatik. BAB 3 KONSEP ASKEP Pengkajian I. Identitas klien 2 Keluhan utama 3. Riwayat penyakit a. Data subjektif 1. Pasien mengeluh gatal pada wajah 2. Pasien mengeluh nyeri bilah disentuh 3. Pasien mengeluh tentang bagian tubuhnya yang terdapat jerawat 4. Pasien mengatakan takut tentang bekas jerawatnya 5. Pasien mengatakan tidak tahu tentang cara mengatasi cara jerawatnya b. Data objektif 1. Terdapat komedo pada wajah, bahu, leher, dada, punggung bagian atas dan lengan bagian atas 2. Terdapat pus 3. Terdapat darah 4. Pasien tampak cemas



5. Pasien tampak bertanya-tanya tentang wajanya 6. Pasien tampak mengaruk-garuk wajahnya c. Pemeriksaan Fisik Acne vulgaris bercirikan adanya komedo, papula, pustule dan nodul pada distribusi sebaceous.Komedo dapat berupa whitehead (komedo tertutup) atau blackhead (komedo terbuka) tanpa disertai tandatanda klinis dari peradangan apapun Papula dan pustula terangkat membenjol (bumps) disertai dengan peradangan yang nyata. Wajah dapat menjadi satu-satunya permukaan kulit yang terserang jerawat namun dada, punggung dan lengan atas juga sering terkena jerawat juga. Pada acne komedo (comedonal acne) tidak ada lesi peradangan. Lesi komedo (comedonal leasions) merupakan lesi acne yang paling awal, sedangkan komedo tertutup (closed comedones) merupakan lesi precursor dari lexi peradangan (inflammatory lesions. Acne peradangan yang ringan (mild inflammatory acne) bercinkan adanya komedo dan papula peradangan. Acne peradangan yang sedang (moderate inflammatory acne) memiliki komedo, papula peradangan dan pustula. Acne memiliki banyak lesi dibandingkan dengan acne peradangan yang lebih ringan. Acne nodulocystic bercirikan komedo, lesi-lesi peradangan dan nodul besar yang berdiameter lebih dari 5mm seringkali tampak jaringan parut (scarring) 2. Diagnosa Keperawatan a. Resiko terjadi penyebaran infeksi b/d perubahan sekresi pH b. Nyeri b/d agen pencedera fisiologis d/d infeksi c. Defisit pengetahuan b/d kurang minat dalam belajar d'd penyakit akut d. Gangguan intergritas kulit b/d factor mekanis. No. SDKI



SLKI



SIKI



1.



Setelah dilakukan perawatn selama 3x24 jam diharapkan tingkat infeksi mendapatkan hasil: Kemerahan cukup menurun Nyeri cukup menurun Bengkak cukup menurun



Pencegahan Infeksi



Resiko Infeksi b/d perubahan sekresi pH



Observasi - Monitor tanda dan gejala infeksi local dan sistemik Terapeutik - Batasi jumlah pengunjung - Berikan perawatan kulit pada area edema - Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien



pasien dan lingkungan - Pertahankan teknik aseptic pada pasien beresiko tinggi Edukasi - Jelaskan tanda dan gejala infeksi - Ajarkan cara memeriksa kondisi luka atau luka operasi - Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi dan cairan



2.



Nyeri b/d pencedera agen fisiologis d/d infeksi



Setelah dilakukan perawatan selama 3x24 jam diharapkan tingkat nyeri mendapatkan hasil Keluhan nyeri Cukup menurun Meringis Cukup menurun Sikap protektif Cukup menurun



Kolaborasi - Kolaborasi pemberian imunisasi, jika perlu Observasi - Idenifikasi lokasi nyeri - Identifikasi skala nyen - Identifikasi respons nyeri non verbal - Identifikasi factor yang memperberat memperingan nyeri Terapeutik - Berikan teknik farmakologis non untuk memperingan rasa nyeri - Control lingkungan yang memperberat rasa nyeri - Fasilitasi istirahat dan tidur Edukasi Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri - Jelaskan strategi meredakan nyeri - Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri Kolaborasi - Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu



3.



Defisit pengetahuan b/d kurang minat dalam belajar d/d penyakit akut



Setelah dilakukan perawatan selama 3x24 jam diharapkan tingkat pengetahuan mendapatkan hasil : Perilaku sesuai anjuran Cukup meningkat



4.



Gangguan intergritas kulit b/d factor mekanis



Perilaku sesuai dengan pengetahuan Cukup meningkat Persepsi yang keliru terhadap masalah Setelah dilakukan perawatan selama 3x24 jam diharapkan mendapatkan hasil: Kerusakan lapisan kulit Cukup Menurun Kerusakan jaringan Cukup Menurun Nyeri Cukup menurun



BAB 4 PENUTUP 4.1 Kesimpulan Acne vulgaris merupakan peradangan menahun folikel polisebaseayang umumnya terjadi pada remaja, yang sering ditemukan pada daerah muka, leher serta badan bagian atas Hampir semua orang pernah mengalami penyakit ini sehingga acne vulgaris ini di sebut sebagai penyakit kulit yang timbul secara fisiologis. Untuk mencegah timbulnya acne di anjurkan beberapa hal yaitu: diet, perawatan kulit dan memberikan informasi yang cukup kepada pasien mengenai penyebab penyakit serta pencegahanya. Infeksi kulit tidak hanya dapat menimbulkan masalah kesehatan fisik namun juga masalah psikis dan ekonomi sosial seseorang. Infeksi kulit berdasarkan penyebabnya dibagi menjadi infeksi bakteri, infesi virus, dan infeksi jamur. Infeksi bakteri terdiri dariimpetigo, folikulitis, furunkel, dan karbunakel. Infeksi virus contoh yang paling banyak adalah herpes zoster. Infeksi jamur terdiri dari yínea kapitis, tinea korporis, tinea kruris, tinea pedis, dan tinea ungiumngum. Penatalaksanaan infeksi kulit tergantung pada penyebabnya itu sendiri. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemeriksaan integument adalah Lokasi dan/atau dari kelainan yang ada, karekteristik dari setiap lesi. pemeriksaan lokasi-lokasi "sekunder" dan teknik-teknik pemeriksaan "khusus". Adapaun masalah keperawatan yang dapat muncul dari infeksi kulit adalah Nyeri, hipertermi, ansietas, kerusakan integritas kulit, gangguan citra tubuh. 4.2 Saran Dan hasil pembahasan di atas, maka di sarankan agar dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien dengan acne vulgaris harus di perhatikan pendidikan kesehatan yang penting yakni: diet, perawatan diri dan menghindari kosmetik yang berlebihan. ASUHAN KEPERAWATAN INFEKSI KULIT A. DEFINISI



Infeksi merupakan proses invasif oleh organisme dan berproliferasi di dalam tubuh sehingga menimbulkan penyakit (Potter & Perry, 2005). Sedangkan infeksi kulit merupakan suatu penyakit yang ditimbulkan karena suatu bakteri/kuman, virus, jamur. a) Infeksi Bakteri (Pioderma) Infeksi bakteri pada kulit bisa primer atau sekunder. Infeksi kulit primer berawal dari kulit yang sebelumnya tampak normal dan biasanya infeksi ini disebabkan oleh satu macam mikroorganisme. Infeksi kulit sekunder terjadi akibat kelainan kulit yang sudah ada sebelumnya atau akibat disrupsi keutuhan kulit karena cedera atau pembedahan. Pada kedua keadan ini, beberapa jenis mikroorganisme dapat terlibat, misalnya Staphylococcus aureus atau streptokus. Infeksi bakteri primer yang paling sering terjadi, antara lain:     



Impetigo bulosa. Folikulitis. Pseudofolikulitis barbae ("shaving bumps Furunkel (bisul). Karbunkel.



b) Infeksi Virus Infeksi yang paling sering terjadi adalah Herpes zoster. Herpes zoster merupakan kelainan inflamatorik viral di mana virus penyebabnya menimbulkan erupsi vesikuler. yang nyeri di sepanjang distribusi saraf sensorik dari satu atau lebih ganglion posterior. c) Infeksi Mikotik (Fungus) Fungus (jamur) yang merupakan anggota dunia tanaman yang berukuran kecil dan makan dari bahan organik, merupakan penyebab berbagai jenis infeksi kulit yang sering ditemukan, - jenis infeksi kulit yang sering ditemukan, antara lain     



Tinea pedis (jamur kaki/athlete's foot). Tinea korporis (penyakit jamur badan). Tinea kapitis (penyakit jamur kulit kepala). Tinea kruris (penyakit jamur lipat paha Tinea unguiun (onikomikosis).



B. ETIOLOGI DAN MANIFESTASI a) Infeksi Bakteri Terdapat berbagai macam bakteri yang dapat menyebabkan penyakit pada tubuh manusia. Infeksi bakteri dapat ditularkan melalui udara, air, tanah, makanan, cairan dan jaringan tubuh serta benda



mati.Bakteri pathogen memiliki kemampuan untuk menularkan, melekat dan menginvasi ke sel inang, toksikasi, serta mampu mengelabuhi sistem imun, beberapa memiliki gejala dan beberpa lagi asimptomatik. Beberapa bakteri yang dapat menyebabkan infeksi antara lain.Infeksi bakteri Streptokokus. Bakteri ini dapat menyebabkan Selulitis beberapa infeksi antara lain: o Infeksi Haemophilus Influenzae o Infeksi bakteri Stafilokokus b) Infeksi Virus Virus memiliki asam nukleat, karena hal ini virus hidup dalam inangnya. Virus dapat menyebabkan penyakit apabila mengadakan kontak dengan sel yang rentan, bereplikasi. dan menyebabkan kerusakan sel. Beberapa virus yang dapat menyebabkan penyakit antara lain: Virus Varicella Zoster menyebabkan Varicella Zoster (Cacar Air). Manifestasi yang muncul antara lain. 1. Gejala Prodromal Keluhan biasanya diawali dengan gejala prodromal yang dapat berlangsung selama 1-4 hari berupa nyeri pada daerah dermatom yang akan timbul lesi. 2. Gejala konstitusi juga merupakan gejala prodromal berupa malaise, sefalgia, rangsang meningeal dan nausea, yang biasanya akan menghilang setelah erupsi kulit timbul. Kadang kadang terjadi limfadenopati regional. 



Erupsi kulit



Erupsi kulit hampir selalu unilateral dan biasanya terbatas pada daerah yang dipersarafi oleh satu ganglion sensorik. Erupsi dapat terjadi di seluruh bagian tubuh, yang tersering di daerah ganglion torakalis. Lesi dimulai dengan makula eritroskuamosa, kemudian terbentuk papul-papul dan dalam waktu 12-24 jam lesi berkembang menjadi vesikel. 



 



Human Papylomavirus (HPV) Kutil (Wart) = Merupakan neoplasma jinak epidermis.Kutil biasa (common wart) Penampakannya seperti tonjolan kembang kol tertama paada telapak tangan. Kutil ini dapati berkemlompok di sekitar kuku. Kutil ini banyak menyerang anak anak dan dapat sembuh secara spontan.Kutil telapak kaki (plantar wart) Kutil datar (plane wart) Kutil kelamin (kandilomata akuminata). Poxvirus



Moluskum Kontagiosum Manifestasi yang ditunjukkan seperti mutiara, papula merah mudah dengan umbilikasi sentral yang berisi sumbat keratin. Lesi dapat timbul di seluruh bagian tubuh, namun paling sering ditemukan di kepala.leher, dan badan. Lesi dapa juga disertai dengan reaksi eksema ringan di sekelilingnya. Moluskum kontagiosum dapat sembuh secara spontan pada bayi dan anak-anak.







Penyakit pada domba yang dapat ditularkan pada manusia. Penyakit ini disebabkan oleh parapoxvirus.



Manifestasinya berupa papula yang meradang dan soliter dan dengan cepat berkembang menjadi nodul dari jaringan yang bergranulasi yang biasanya timbul pada jari walaupun kadang juga di wajah. o Herpes Virus Hominis (HSH) 



HSV tipe 1 menyebabkan herpes simpleks primer. Manifestasinya lesi timbul ringan biasanya tidak diperhatikan. Kadang dapat timbul gingivostomatitis dengan erosi yang terasa nyeri pada mukosa pipi dan. bibir.  Infeksi Jamur yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia antara lain:  Dermatophyte  Intertrigo seperti kacang C. PATOFISIOLOGI a. Patofisiologi Infeksi Bakteri Infeksi bakteri terjadi ketika terdapat inokulum bakteri yang jumlahnya mencapai 100.000 organisme per ml eksudat, atau per gram jaringan, atau per mm2 daerah permukaan. Itu kemudian ditunjang dengan lingkungan yang rentan terhadap bakteri seperti air, elektrolit, karbohidrat, hasil pencernaan protein, dan darah. Hilangnya resistensi pejamu terhadap infeksi (sawar fisik yang terganggu, respon biokimiawi/humoral yang menurun, respon selular yang menurun). Setelah kulit terpapar bakteri, timbul respon inflamasi seperti rubor (kemerahan), tumor (pembengkakan), dolor (nyeri), dan kalor (panas). Setelah itu rekasi inflamasinya menetap, sedangkan infeksinya menghilang. Infeksi kemudian menyebar melalui beberapa cara: (1) langsung ke jaringan sekitar; (2) sepanjang daerah jaringan; (3) melalui sistem limfatik; dan (4) melalui aliran darah. Setelah infeksi menyebar, muncul abses. Abses ini merupakan respon kekebalan tubuh terhadap infeksi yang muncul. b. Patofisiologi Infeksi Virus Ada banyak virus yang dapat menyebabkan infeksi, salah satunya adalah Human Papiloma Virus (HPV). HPV dapat bereplikasi pada sel-sel epidermis dan menular kepada orang yang tidak memiliki imunitas spesifik terhadap dirinya. Keberadaan virus ini menyebabkan munculnya Veruka vulgaris atau kutil yang kasar pada badan, tungkai, tangan, lengan, genitalia, bahkan membran mukosa mulut (Price dkk., 2005). Kemunculan kutil disebabkan oleh replikasi di dalam sel-sel epidermis dengan menimbulkan penebalan yang tidak teratur pada stratum korneum di daerah yang terinfeksi. Individu yang kehilangan imunitas yang spesifik terhadap virus sangat mudah mengalami infeksi oleh virus tersebut (Kowalak dkk, 2011) c. Patofisiologi Infeksi Jamur



Infeksi jamur dapat dialami orang yang terpajan pada keadaan apa pun dalam hidupnya. Faktor predisposisi infeksi ini dapat terjadi tanpa alasan yang jelas. Tetapi seringkali orang terpajan akibat lingkungan atau perilakunya. Sebagai contoh, seorang atlet dapat terinfeksi jamur yang tumbuh di loker dari keringat dan mandi yang sering. Selain itu juga terjadi pada orang yang mengalami penurunan fungsi imun, misalnya pasien diabetes, wanita hamil, dan bayi. Mereka yang menderita imunodefisiensi berat, termasuk pengidap AIDS, berisiko mengalami infeksi jamur yang kronik dan berat. D. PEMERIKSAAN FISIK     



Hal-hal pokok dalam pemeriksaan integument yang baik adalah: Lokasi dan/atau dari kelainan yang ada Karekteristik dari setiap lesi Pemeriksaan lokasi-lokasi "sekunder" Teknik-t pemeriksaan husus"



E. KOMPLIKASI o Infeksi Bakteri Pada kasus folikulitis, furunkel dan karbunkel dapat menyebabkan terjadinya pembentukan jaringan parut, bakteremia atau selulitis, dan penyebaran kuman yang meluas dapat menyebabkan cacat pada katup jantung atau arthritis pada persendian. Selulitis sendiri juga bisa mengarah pada terjadinya sepsis (selulitis yang tidak diobati) dan juga penyebaran meluas ke lebih banyak jaringan tubuh. Selulitis pada ekstremitas bawah lebih besar kemungkinan menjadi tromboflebitis pada pasien. lansia. o Infeksi Jamur Infeksi jamur yang dalam (internal) dapat menyebabkan morbiditas dan mortalitas yang bermakna. Muncul jaringan parut kulit atau alopesia (rambut rontok) akibat tinea kapitis.Kadang-kadang, saraf yang terkena dampak adalah saraf motorik dan saraf sensorik yang sensitif. Hal ini dapat menimbulkan kelemahan (palsy) pada otot-otot yang dikontrol oleh saraf yang terkena. Komplikasi lain seperti infeksi otak oleh virus varisela-zoster atau penyebaran virus ke seluruh tubuh. Ini adalah komplikasi yang sangat serius tapi jarang terjadi. o Infeksi Virus Herpes zoster tidak menimbulkan komplikasi pada kebanyakan orang. Bila timbul komplikasi, hal-hal berikut dapat terjadi adalah sebagai berikut :  Neuralgia Pasca Herpes  Herpes zoster Asuhan keperawatan A. Pengkajian



a Identitas/ data demografi Identitas yang dikaji meliputi nama, usia, jenis kelamin, pekerjaan yang sering terpapar sinar matahari secara langsung, tempat tinggal sebagai gambaran kondisi lingkungan dan keluarga, dan keterangan lain mengenai identitas pasien. Keluhan Utama : Nyeri pada kulit dan perubahan bentuk pada kulit. -Riwayat Penyakit Sekarang Berisi tentang kapan terjadinya penyakit kulit yang diderita. apakah ada keluhan yang paling dominan seperti sering gatal/ menggaruk pada area mana, ada lesi pada kulit penyebab terjadinya penyakit, apa yang dirasakan klien dan apa yang sudah dilakukan untuk mengatasi sakitnya sampai pasien bertemu perawat yang mengkaji. - Riwayat penyakit keluarga Adanya riwayat penyakit kulit akibat infeksi jamur, virus, atau bakteri - Riwayat psikososial perasaan dan emosi yang dialami penderita sehubungan dengan penyakitnya serta tanggapan keluarga terhadap penyakit penderita. • Pemeriksaan Fisik Integumen -Warna - Pemeriksaan fisik pada infeksi virus biasanya bersifat lokal, lesi menyebar di seluruh tubuh dimulai suatu vesikula dan akan berkembang lebih banyak di seluruh tubuh. to Pemeriksaan fisik pada infeksi bakteri, ditemukan karakteristik lesi adalah vesikel yang berkembang menjadi sebuah bula kurang dari 1 cm pada kulit normal, dengan sedikit atau tidak ada kemerahan disekitarnya. - Infeksi jamur : lesi pada bagian muka, leher, ekstremitas, lesi berbentuk cincin atau lingkaran. yang khas dan berbatas tegas terdiri atas eritema, skuama. B. Diagnosa keperawatan. 1. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan kerusakan struktur lapisan dermis 2. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan struktur kulit 3. Ansietas berhubungan dengan proses penyakit C. Intervensi dan Rasional 1. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan kerusakan struktur lapisan dermis Ditandai dengan: o Gangguan jaringan epidermis dan dermis.



o Adanya lesi (primer, skunder) o Eritema o Pruritus. Tujuan dalam waktu 3x24 jam, kulit pasien dapat mengalami penyembuhan Kriteria Hasil: o Individu menunjukkan penyembuhan jaringan progresif o Berkurangnya gangguan jaringan epidermis, lesi, eritema, dan pruritis Intervensi o Kaji kondisi luka klien (area, warna, bau, kelembaban, turgor). Rasional Menjadi informasi dasar untuk memberikan informasi intervensi perawatan luka selanjutnya. o Tingkatkan asupan protein dan karbohidrat untuk mempertahankan keseimbangan nitrogen positif. Rasional; dengan asupan nutrisi yang cukup membuat proses penyembuhan semakin cepat o Masase dengan lembut kulit sehat disekitar area yang sakit. Rasional: tuk memperlancar sirkulasi o Lakukan perawatan intensif terhadap kulit dengan perawatan dan obat yang sesuai dengan lesi/luka yang dialami klien. Rasional: Penanganan dan pemberian obat yang sesuai dengan kondisi kulit pasien dapat mempercepat penyembuhan jaringan 2. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan struktur kulit Ditandai dengan: o Respon negatif verbal atau nonverbal. o Tidak melihat bagian tubuh tertentu. o Perubahan dalam keterlibatan sosial Tujuan dalam waktu 1x24 pasien dapat menerima keadaan tubuhnya Kriteria Hasil: o Pasien mengungkapkan dan mendemonstrasikan penerimaan penampilan (kerapian, pakaian, postur, pola makan, kehadiran diri). o Pasien mengimplementasikan pola penanganan baru Intervensi



o Dorong individu untuk mengekspresikan perasaan, khususnya mengenai pikiran, perasaan, pandangan dirinya Rasional Mengungkapkan perasaannya membuat pasien merasa lebih nyaman setelah. o Dorong individu untuk bertanya mengenai masalah, penanganan, perkembangan, prognosis kesehatan. Rasional Informasi dapat membuat pasien lebih lebih tahu tentang permasalahannya o Anjurkan orang terdekat untuk memberikan support system terhadap perubahan fisik dan emosional. Rasional : Untuk membuat pasien bisa menerima keaadaannya sekarang 3. Ansietas berhubungan dengan proses penyakit. Ditandai dengan: o Peningkatan frekuensi jantung o Insomnia o Gelisah o Ketakutan. Tujuan dalam waktu 1x24 jam ansietas dapat berkurang/hilang atau teradaptasi Kriteria Hasil: Pasien menyatakan peningkatan kenyamanan psikologis dan fisiologis. Intervensi o Kaji tingkat ansietas: ringan, sedang, berat. o Beri kenyamanan dan ketentraman hati o Dampingi pasien o Jelaskan tentang penyakitnya. Berbicara dengan perlahan dan tenang. o Jangan membuat tuntutan. Beri kesempatan klien untuk mengungkapkan rasa cemasnya. Untuk menentukan tingkat keparahan ansietas supaya dapat ditentukan penanganan yang tepat o Supaya pasien lebih tenang karena pendampingan perawat dan ketika pasien mengetahui tentang proses penyakitnya, pasien akan bisa lebih tenang DAFTAR PUSTAKA https://www.scribd.com/document/453479777/AsKep-Acne-Vulgaris https://www.scribd.com/presentation/403420553/ASKEP-INFEKSI-KULIT