Sap Jerawat [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

SATUAN ACARA PENDIDIKAN KESEHATAN “MASALAH JERAWAT PADA REMAJA”



Satuan Acara Pendidikan Kesehatan disusun untuk memenuhi Tugas Keperawatan Medikal Bedah III di bina oleh : Ns.Wiwik Agustina., S.Kep., M.Biomed



Kelompok 2 1. Hengki Suseno



(1814314201011)



2. Amelia Oktaviany



(1814314201039)



3. Alifiya Eka R



(1914314201030)



4. Ana Khumaidita P



(1914314201031)



5. Dwi Febriyanti



(1914314201040)



6. Khunatul Iqfiyah



(1914314201049)



7. Mokhammad Farid F



(1914314201054)



8. Mutia Widya



(1914314201055)



9. Riska Nur Hasfita



(1914314201061)



10. Vina Kusumawati



(1914314201069)



SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAHARANI PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN 2021/2022



LATAR BELAKANG Jerawat



adalah



penyakit



peradangan



menahun



folikel



pilosebaseae yang umumnya terjadi pada masa remaja dan dapat sembuh sendiri. Prevalensi tertinggi terjadinya jerawat yaitu pada usia 16-17 tahun, dimana berkisar 83-85% pada wanita dan pada pria berkisar 95-100% (Goodman, 1999). Dari survei di kawasan Asia Tenggara, terdapat 40-80% kasus



jerawat,



sedangkan



di



Indonesia,



catatan



kelompok



studi



dermatologi kosmetika Indonesia, menunjukkan terdapat 60% penderita jerawat pada tahun 2006 dan 80% pada tahun 2007. Minor acne adalah suatu bentuk jerawat ringan (gangguan ini masih dianggap proses fisiologis) yang dialami oleh 85% remaja, sedangkan 15% remaja lainnya menderita mayor acne. Jerawat merupakan jenis penyakit yang



tidak



mengancam



kehidupan.



Namun,



selain



menimbulkan



ketidaknyamanan fisik akibat rasa nyeri yang ditimbulkan, jerawat dapat menimbulkan gangguan psikologis yang berat (rasa tidak percaya diri) dan menimbulkan efek negatif pada kualitas hidup penderita. Oleh karena itu, perlu dilakukan penanganan yang baik terhadap jerawat dan bukan hanya untuk tujuan kosmetik.



SATUAN ACARA PENDIDIKAN KESEHATAN (SAP)



Pokok bahasan



: Sistem Integumen



Sub pokok bahasan



: Masalah Jerawat Pada Remaja



Sasaran



: Pelajar SMK Maharani Malang



Tempat



: Ruang kelas SMK Maharani Malang



Hari / Tanggal



: 27 September 2021



Waktu



: 60 menit



Tim Pendidikan Kesehatan



I.



: Kelompok 2 STIKES MAHARANI



TUJUAN a) Tujuan Intruksional Umum Setelah mengikuti kegiatan Pendidikan Kesehatan “Masalah Kulit Pada Remaja” pelajar SMK Farmasi Maharani Malang dapat memahami tentang jerawat dan mengatasi masalah kulit wajah berjerawat. b) Tujuan Intruksional Khusus Setelah mengikuti kegiatan Pendidikan Kesehatan “Masalah Kulit Pada Remaja” pelajar SMK Farmasi Maharani Malang diharapkan mampu: 1. Menjelaskan pengertian jerawat 2. Menyebutkan jenis-jenis jerawat 3. Menyebutkan penyebab jerawat 4. Menjelaskan cara mencegah jerawat 5. Menjelaskan cara mengatasi jerawat, 6. Menjelaskan penatalaksanaan jerawat 7. Menjelaskan asuhan perawatan kulit berjerawat 8. Melakukan teknik mencuci wajah dengan benar.



II. MATERI (terlampir) 1. Pengertian Jerawat 2. Jenis-Jenis Jerawat 3. Penyebab Jerawat 4. Cara Mencegah Jerawat 5. Cara Mengatasi Jerawat 6. Penatalaksanaan Jerawat 7. Asuhan Perawatan Kulit Berjerawat 8. Praktik Teknik Mencuci Wajah Dengan Benar. III. METODE a. Tanya jawab b. Demonstrasi c. IV. MEDIA DAN ALAT PENDUKUNG 1. Media a. Leaflet b. LCD c. PPT d. Video e. Speaker 2. Alat pendukung a. Meja b. Kursi c. Doorprize



V. KEGIATAN PENDIDIKAN KESEHATAN



KEGIATAN NO 1.



PENDIDIKAN KESEHATAN Pembukaan



KEGIATAN PESERTA - Mengucapkan salam



WAKTU 5 menit



- Memperkenalkan diri - Menjelaskan TIU dan TIK - Menyebutkan materi yang akan diberikan 2.



Pemaparan materi



- Kontrak waktu Menjelaskan : - Pengertian jerawat - Jenis-jenis jerawat - Penyebab jerawat - Cara mencegah jerawat - Cara mengatasi jerawat - Penatalaksanaa Jerawat Mendemonstrasikan/memperagakan :



40 menit



3.



Tanya jawab



- Teknik mencuci wajah - Tim pendidikan kesehatan memberikan kesempatan peserta



5 menit



pendidikan kesehatan untuk bertanya - Tim pendidikan kesehatan memberikan jawaban pertanyaan peserta 4.



Evaluasi



pendidikan kesehatan - Tim pendidikan kesehatan memberikan pertanyaan



5 menit



- Tim pendidikan kesehatan meminta peserta pendidikan kesehatan 5.



Penutupan



untuk redemonstrasi teknik/cara mencuci wajah - Ucapan terimakasih - Pemberian leaflet - Pemberian doorprize - Salam penutup



5 menit



VI.



DAFTAR PERTANYAAN



Berikut daftar pertanyaan untuk peserta pendidikan kesehatan saat evaluasi : 1. Apa yang dimaksud dengan jerawat? 2. Sebutkan jenis-jenis jerawat! 3. Apa saja penyebab timbulnya jerawat? 4. Bagaimana cara pencegahan jerawat? 5. Bagaimana cara mengatasi? 6. Bagaimana penatalaksanaan jerawat? 7. Bagaimana cara mencuci wajah yang benar? VII. EVALUASI a) EvaluasiStruktural a) Sasaran hadir di tempat pendidikan kesehatan sesuai waktu yang dijadwalkan b) Penyelenggaraan dilaksanakan di SMK Farmasi Maharani Malang c) Pengorganisasian penyelenggaraan dilaksanakan sebelumnya b) EvaluasiProses a)



Sasaran antusias terhadap materi pendidikan kesehatan



b) Tidak ada sasaran yang meninggalkan tempat pendidikan kesehatan sampai acaraberakhir c)



Sasaran menjawab pertanyaan dan dapat menyimpulkan hasil pendidikan kesehatan



c) Evaluasi Hasil No 1.



Evaluasi Lisan



2. 3. 4. 5. 6. 7.



Jenis-jenis Jerawat Penyebab Jerawat Mencegah Jerawat Mengatasi Jerawat Penatalaksanaan Jerawat Cara Mencuci Wajah



Pengertian Jerawat



VIII. PROTOKOL KESEHATAN



Respon Audiens



Nilai



Berikut aturan protokol kesehatan saat kegiatan pendidikan kesehatan berlangsung : 1. Seluruh panita, tim pendidikan kesehatan dan peserta pendidikan kesehatan wajib mencuci tangan sebelum dan sesudah kegiatan pendidikan kesehatan. 2. Seluruh panita, tim pendidikan kesehatan dan peserta pendidikan kesehatan wajib menggunakan masker saat pendidikan kesehatan berlangsung. 3. Seluruh panita, tim pendidikan kesehatan dan peserta pendidikan kesehatan wajib menjaga jarak satu sama lain.



LAMPIRAN MATERI



1. Pengertian Jerawat  Jerawat atau acne vulgaris adalah suatu kondisi inflamasi umum



pada unit polisebaseus, ditandai dengan terbentuknya komedo, papul, pustul, atau nodul Jerawat adalah suatu keadaan dimana pori-pori kulit tersumbat sehingga menimbulkan peradangan. Jerawat adalah kondisi abnormal kulit akibat gangguan produksi kelenjar minyak (sebaseae gland ) yang menghasilkan minyak berlebihan sehingga menyebabkan penyumbatan saluran folikel rambut dan pori-pori kulit. Jerawat merupakan reaksi peradangan kronik dalam folikel sebasea yang disertai dengan pembentukan papula, pustula, dan abses terutama di daerah yang banyak mengandung kelenjar sebasea. Jerawat dapat muncul pada muka, bahu, bagian atas ekstremitas atas, dada, dan punggung. Jerawat merupakan penyakit kulit yang kerap terjadi pada remaja usia 16-19 tahun hingga dewasa usia 30 tahun. Jerawat umumnya disebabkan oleh



pertumbuhan



bakteri



seperti



Propionibacterium



acnes,



Staphylococcus aureus, dan Staphylococcus epidermidis. 2. Jenis-Jenis Jerawat Ada beberapa jenis jerawat, diantaranya (Ray, Trivedi, & Sharma, 2013) : a. Komedo Komedo adalah jerawat yang tidak menyebabkan rasa sakit karena jenis jerawat ini muncul akibat tersumbatnya pori-pori kulit wajah oleh minyak dan sel kulit mati. Ada 2 jenis komedo : 1. Whitehead (komedo putih) adalah komedo yang tertutup, berupa bintik kecil berwarna putih yang letaknya di dalam kulit.



2. Blackhead (komedo hitam) adalah komedo yang terbuka pada



permukaan kulit. Warnanya berwarna hitam karena mengalami oksidasi langsung dengan udara.



b. Papula (benjolan merah) Komedo yang tidak diobati dapat memburuk menjadi papula ketika dinding kelenjar yang terinfeksi mengalami kerusakan sehingga memungkinkan campuran sebum dan bakteri menembus kulit di sekitarnya. Sel-sel darah putih akan masuk ke kelenjar



yang



rusak



untuk



melawan



bakteri



yang



akan



menimbulkan peradangan.



c. Pustula (benjolan merah dengan puncak putih) Pustula terjadi beberapa hari kemudian ketika sel darah putih keluar kepermukaan kulit. Pustula memiliki ciri-ciri memiliki noda di bagian tepi, meradang berwarna kemerahan dan bagian tengahnya berwarna kekuningan atau putih.



d. Jerawat batu (Cystic acne) Cystic acne merupakan jerawat berukuran besar dengan peradangan hebat, terdapat pada seluruh wajah. Penderita jerawat batu biasanya memiliki keluarga dekat yang menderita jerawat jenis ini. Secara genetik, penderita jerawat batu memiliki kelenjar minyak yang over active, pertumbuhan sel kulit tidak normal, dan respon berlebihan terhadap peradangan.



3. Penyebab jerawat a. Sebum/produksi minyak berlebihan Sebum merupakan faktor utama penyebab timbulnya jerawat. Sebum menyebabkan penyumbatan saluran folikel rambut dan pori-pori kulit. Jerawat timbul karena produksi minyak yang berlebihan tercampur dengan sel-sel kulit mati dan debu/kotoran lain. b. Keringat Keringat mengandung kotoran dari dalam tubuh, bakteri, dan debu. Kandungan keringat tersebut dapat menjadi penyebab munculnya jerawat di bagian tubuh atau wajah.



c. Genetik (keturunan) Faktor herediter (keturunan) berpengaruh pada aktivitas produksi kelenjar minyak. Apabila orangtua berjerawat, maka aktivitas kelenjar minyak anak menjadi lebih produktif dan jerawat mudah timbul. Faktor keturunan biasanya sulit diobati. d. Hormon Jenis hormon yang memicu meningkatnya produksi kelenjar minyak antara lain androgen, esterogen, dan progesteron. e. Keadaan psikologis (stress) Secara tidak langsung, stress dapat menyebabkan jerawat. Stress dapat memicu meningkatnya hormon didalam tubuh yang mengakibatkan produksi minyak berlebihan pada kelenjar minyak. f. Bakteri Bakteri Propionibacterium acne cenderung berkembangbiak didalam kelenjar minyak yang tersumbat dan menimbulkan iritasi atau peradangan. Peradangan menyebabkan kelenjar membengkak dan pecah, kemudian menyebarkan radang pada kulit sekitarnya. Bakteri tersebut dapat berasal dari handuk, kuas make up, jari tangan, telepon, dan lain-lain. Stress, hormon, dan udara yang lembab memperbesar kemungkinan terbentuknya jerawat. g. Poni di wajah Keringat dan kotoran yang menempel pada poni dapat bebas tersapu di kulit wajah. Poni menutup kulit dan membuat kulit lembab, sehingga  jerawat berkembangbiak di balik poni. h. Rasa gatal di wajah Rasa gatal pada wajah akibat debu, kotoran, dan nyamuk membuat seseorang gemas dan ingin menggaruk wajahnya. Dapat dibayangkan apabila sebelumnya orang tersebut sedang melakukan suatu kegiatan (dengan benda-benda yang mengandung bakteri atau kotoran) maka bakteri akan berpindah dan menempel pada kulit wajah.



i. Kosmetik Pemakaian bahan-bahan kosmetik tertentu seperti bedak, pelembab, krim pelindung sinar UV, dan krim malam secara terus menerus dalam waktu lama dapat menyebabkan penyumbatan pori-pori dan pembentukan komedo. Kosmetik yang berbahan dasar minyak dapat menambah potensi terbentuknya jerawat. Penggunaan bedak seharusnya diganti setiap 3-4 bulan sekali untuk menghindari bakteri dan jerawat yang tertinggal pada bedak berpindah ke wajah. j. Penggunaan telepon genggam Permukaan



telepon



genggam



dapat



menjadi



tempat



perkembang- biakan bakteri. Bakteri tersebut dapat berpindah ke wajah pada saat telepon genggam menempel pada pipi. k. Diet Makanan pemicu timbulnya jerawat 1) Makanan dengan kadar gula tinggi Makanan tinggi gula seperti kue dan ice cream dapat meningkatkan kadar gula dalam darah. Kadar gula dalam darah yang tinggi dapat memicu peningkatan produksi lemak di bawah jaringan kulit dan hormon tertosteron yang menye- babkan timbulnya jerawat. Donat merupakan makanan manis yang mengandung gula dan karbohidrat tinggi. Makanan ini biasanya dipanggang. Makanan manis yang dipanggang dapat menyebabkan timbulnya jerawat. 2) Makanan instan Bahan pengawet yang terdapat dalam makanan cepat saji (misalnya mie instan) dapat menimbulkan alergi pada kulit seperti jerawat. Selain itu mie instan dapat menyebabkan jerawat karena makanan ini cukup banyak mengandung protein dan minyak.



3) Udang dan kerang Udang dan kerang merupakan jenis makanan laut yang mengandung iodium dalam jumlah tinggi. Makanan asin (iodium) dapat memicu pertumbuhan jerawat. 4) Kacang-kacangan Semua



jenis



kacang-kacangan



diketahui



memiliki



kandungan minyak yang banyak, terutama kacang tanah. Berbagai jenis makanan yang berasal dari kacang, seperti tahu dan tempe jika dikonsumsi terlalu banyak dapat menyebabkan timbulnya jerawat. 5) Gorengan Gorengan mengandung banyak minyak yang dapat menjadi penyebab timbulnya jerawat. Apalagi jika proses penggorengannya menggunakan minyak yang telah digunakan berkali-kali dan banyak mengandung kolesterol jahat. 6) Kelapa Semua makanan yang terbuat dari bahan kelapa, termasuk makanan bersantan, camilan dengan kelapa parut, dan daging kelapa itu sendiri memiliki kandungan minyak dan lemak yang tinggi. 7) Kuning telur Kuning telur baik untuk kesehatan. Namun, kandungan protein dan lemak dalam kuning telur sangat tinggi sehingga dapat menyebabkan timbulnya jerawat. 8) Kopi dan soda Kopi dan soda mengandung kafein yang dapat merangsang kelenjar adrenalin yang memicu stress dan merupakan salah satu faktor penyebab jerawat. 4. Mencegah Jerawat a. Minum air putih cukup (1,5  –  2 liter setiap hari) untuk membantu pengeluaran racun dan zat tidak berguna dari dalam tubuh. b. Jauhi stress, usahakan selalu rileks.



c. Perbanyak konsumsi sayur dan buah. d. Hindari/kurangi makanan tinggi gula, makanan berlemak/bersantan, makanan instan, kacang-kacangan, gorengan, minuman dengan pemanis buatan, dan minuman yang mengandung kafein. e. Cuci muka dengan air bersih. Gunakan sabun pembersih dua kali setiap hari untuk mengurangi kelebihan minyak. Hindari pemakaian sabun antiseptik yang sering, dapat menyebabkan iritasi. f. Singkirkan rambut dari wajah, rambut yang kotor dan berminyak terdapat bakteri dan kotoran yang dapat menyebabkan jerawat. g. Jangan menempelkan telepon genggam ke pipi pada saat menelepon, bersihkan



permukaan



telepon



genggam



secara



rutin



dengan



menggunakan alkohol. h. Olahraga selama ± 30 menit setiap hari. i. Lakukan perawatan wajah. 5. Mengatasi Jerawat a. Jaga kebersihan kulit wajah. Bersihkan wajah pada pagi dan sore hari dengan menggunakan sabun pembersih khusus. b. Gunakan sabun pembersih wajah sesuai jenis kulit (kulit berminyak, kulit kering) c. Hindari



kebiasaan menyentuh, memencet,



menggosok



dan



memecahkan jerawat. d. Hindari penggunaan/pemakaian kosmetik pada saat tidur. e. Lakukan pengobatan untuk mengurangi/menyembuhkan jerawat : - Produk topikal seperti retinoid dapat membantu mencabut folikel. - Perawatan gabungan yang biasa diresepkan para dokter, yaitu retinoid dan antimikroba atau antibiotik oral untuk melawan bakteri,



misalnya



agen



benzoyl



klindamisin. - Obat isotretinoin oral maupun topikal.



peroksida



dan



antibiotik



6. Penatalaksanaan Jerawat a. Terapi diet Meskipun



pembatasan



makanan



terus



dianjurkan



dalam



penanganan acne, diet tidak memerankan peranan yang utama dalam terapi. penghindaran jenis atau produk makanan tertentu yang berkaitan dengan intensitas akne, seperti coklat, cola, goreng- gorengan atau produk susu, harus dihentikan. b. Hygiene kulit Pada kasus-kasus acne yang ringan tindakan yang diperlukan mungkin hanya dengan membasuh muka dua kali sehari dengan sabun pembersih muka seperti Lava, Dial atau Neutrogena. Jenis sabun ini dapat menghilangkan minyak kulit yang berlebihan dan pada sebagian besar kasus melenyapkan komedo. c. Terapi Topikal Obat-obat yang digunakan kebanyakan mengandung unsur sulfur dan astringen yang membuat kulit mudah mengelupas dan membuka



sumbatan



seperti povidon



iodin



folikel dan



rambut.



klorheksidin



Antiseptik sering



topical



digunakan,



walaupun hanya terbukti sedikit manfaatnya. Benzoil peroksida digunakan secara luas. Obat ini mengurangi komedo, tetapi harus digunakan dengan teratur dan dalam waktu yang lama. d. Terapi sistemik Antibiotik merupakan obat utama untuk pengobatan acne papulopustular. Tidak diketahui dengan pasti bagaimana kerja obat itu sesungguhnya,



tetapi



antibiotik



menurunkan



jumlah bakteri,



paling tidak pada awal pengobatan, dan mungkin mempunyai efek langsung sebagai antiinflamasi. Antibiotik yang paling efektif adalah tetrasiklin dan eritromisin. Agar dapat bekerja, antibiotik harus dapat larut dalam lemak, dan karenanya penicillin tidak bermanfaat. Kebanyakan



tetrasiklin



harusdiminum



sewaktu



perut



kosong.



Tetrasiklin merupakan merupakan kontraindikasi bagi anak-anak



dibawah usia 12 tahun, bagi ibu hamil, dan ibu menyusui. e. Tindakan bedah Terapi bedah pada acne terdiri atas ekstraksi komedo, penyuntikan kortikosteroid kedalam lesi yang mengalami inflamasi , dan insisi serta drainase pada lesi kistik noduler yang berfluktuasi



dan berukuran



besar. Kriosurgeri (pembekuan dengan nitrogen cair) dapat digunakan pada penyakit akne bentuk noduler dan kistik. Pasien dengan sikatriks yang dalam dapat ditangani dengan terapi abraksi dalam (dermabrasi), dimana epidermis dan sebagian lapisan dermis superfisial dibuang sampai setinggi sikatriks. 7. Teknik Mencuci Wajah a. Siapkan sabun pembersih wajah sesuai keadaan kulit. b. Siapkan handuk yang bersih dan kering. c. Basahi wajah dengan air bersih. d. Tuang sabun pembersih secukupnya pada telapak tangan, kemudian usapkan pada telapak tangan secara perlahan hingga terlihat busa, dan usapkan pada wajah sambil dipijat lembut. e. Basuh wajah dengan air bersih hingga sisa sabun hilang. f. Keringkankan wajah dengan handuk bersih dan kering tidak diusapusap, handuk disapukan secara perlahan.



DAFTAR PUSTAKA Siahaan, Renato Rashidi, 2017, “KLASIFIKASI JENIS-JENIS JERAWAT MENGGUNAKAN MULTILAYER PERCEPTRON”. Medan. Universitas Sumatera Utara Sibero, Hendra Taringan, Putra, I Wayan Wardana and Anggraini, Dwi Indria. 2019. " Tatalaksana Terkini Acne Vulgaris". Vol 3(2):313-320. Wardani, Hanifa Nurusita. 2020. "Potensi Ekstrak Daun Sirsak Dalam Mengatasi Kulit Wajah Berjerawat". Jurnal Penelitian Perawat Profesional, Volume 2(4):563 – 570