6 0 276 KB
MAKALAH KEPERAWATAN OVERDOSIS DAN KERACUNAN KERACUNAN OBAT
Disusun Oleh |Kelompok 5 :
Axell Malakauseya (12114201180108) Rien Latue (12114201180149) Gloria Tanikwele (12114201180047) Kristy Toisutta (12114201180060) Frisilya Mamuly Harlen Huwae Mikhael Usmany Vensi Sipahelut
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA MALUKU FAKULTAS KESEHATAN , PRODI ILMU KEPERAWATAN ANGKATAN 2018
KATA PENGANTAR Puji Syukur Kehadirat Tuhan yang Maha Esa, atas Karunia, Berkat, Rahmat dan hadirat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ‘’Asuhan Keperawatan Overdosis dan keracunan ‘’tepat waktu. Kami berharap semoga dengan diterbitkannya makalah ini dapat membantu menambah pengetahuan dan wawasan bagi para pembacanya tentang Asuhan Keperawatan Overdosis dan Keracunan. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih terdapat kesalahan-kesalahan, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam pembuatan makalah ini.
Ambon, 14 Jully 2021
Penulis
1
DAFTAR ISI
COVER
…………………………………………………………….
KATA PENGANTAR
…………………………………………………………….
DAFTAR ISI
……………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN
…………………………………………………………..
A. LATAR BELAKANG………………………………………………………. B. RUMUSAN MASALAH……………………………………………………. C. TUJUAN…………………………………………………………………….. BAB II PEMBAHASAN
…………………………………………………………..
A. KONSEP TEORI\ ………………………………………………………….. B. ASUHAN KEPERAWATAN…………………………………………………. BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN B. SARAN DAFTAR PUSTAKA
…………………………………………………………. ………………………………………………………… ………………………………………………………… ………………………………………………………….
2
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Overdosis atau kelebihan dosis terjadi akibat mengalami keracunan obat akibat obat OD Sering terjadi bila menggunakan narkoba dalam jumlah banyak dengan rentang waktu terlalu singkat,biasanya digunakan secara bersamaan antara putaw, pil, heroindigunakan bersama alcohol. Keracunan merupakan masalah serius karena dapat menyebabkan anak meninggal dunia. Keracunan merupakan masuknya zat yang mengandung racun kedalam tubuh baik melalaui saluran pencernaan, saluran pernafasan, atau melalui kulit atau mukosa yang menimbulkan timbul gejala klinis. Anak dapat mengalami keracunan oleh beberapa hal, seperti produk-produk pembersih, vitamin, obat-obatan, alcohol,cat dan tanaman. Dalam bidang keperawatan, tentu kita harus mengetahi asuhan yang tepat untuk pasien yang mengalami hal ini. Oleh karena itu, makalah ini akan mengkaji asuhan keperawatan yang tepat untuk pasien keracunan dan overdosis. B. RUMUSAN MASALAH - Definisi overdosis dan keracunan obat - Etiology overdosis dan keracunan obat - Patofisiologi dan pathway - Manifestasi Klinis - Komplikasi - Pemeriksaan penunjang - Penatalaksana C. Tujuan - Dapat menjelaskan definisi overdosis dan keracunan obat - Dapat mengetahui etiology overdosis dan keracunan obat - Dapat mengetahui patofisiologi dan pathway overdosis dan keracunan - Dapat mengetahui manifestasi klinis overdosis dan keracunan obat - Dapat mengetahui komplikasi overdosis dan keracunan obat - Dapat mengetahui pemeriksaan penunjang overdosis dan keracunan obat - Dapat mengetahui penatalaksana overdosis dan keracunan obat
3
BAB II PEMBAHASAN A. KONSEP TEORI 1. DEFENISI Keracunan adalah keadaan sakit yang ditimbulkan oleh racun. Bahan racun yang masuk kedalam tubuh dapat langsung menganggu organ tubuh tertentu, seperti paru-paru, hati ginjal dan lainnya. Tetapi zat tersebut dapat pula terakumulasi dalam organ tubuh, tergantung sifatnya pada tulang, hati, darah atau organ lainnya sehinggah akan menghasilkan efek yang tidak diinginkan dalam jangka panjang. Intoksikasi atau keracunan adalah masuknya zat atau senyawa kimia dalam tubuh manusia yang menibulkan efek merugikan pada yang menggunakannya. Overdosis atau kelebihan dosis terjadi akibat tubuh mengalami keracunan akibat obat. OD sering terjadi bila menggunakan narkoba dalam jumlah banyak dengan rentang waktu terlalu singkat, biasanya digunakan secara bersamaan antara putaw, pil, heroin digunakan bersama alcohol. Atau menelan obat tidur seperti golongan barbiturate ( luminal ) atau obat penenang 2. ETIOLOGI 1) Usia tua biasanya lebih sering 2) Mengkomsumsi berbagai jenis Narkoba 3) Penyakit-penyakit yang mempunyai metabolism menurun Keracunan dan overdosis dapat menyebabkan perubahan fisik dan mental pada seorang, penyebab keracunan dan overdosis yaitu : Jamu – jamu Alcohol Racun serangga Inhalasi 3. PATOFISIOLOGI Ketika seseorang mengalami overdosis obat ada beberapa saluran yang terganggu yaitu saluran cerna dan saluran pernapasan. Disaluran pencernaan akan menibulkan mual, muntah dan diare, sedangkan pada saluran pernapasan terjadi korosi di trakea sehingga terjadi pembengkakan atau edema pada laring. Pembengkakan inilah yang akan menghambat jalan napas atau terjadilah obstruksi jalan napas. Disaluran 4
pencernaan dan pernapasan pembuluh darah terganggu karena darah menyerap obat dalam jumlah banayk, terganggunya ini akan mengakibatkan gangguan saraf otonom yang akan menyebabkan nyeri kepala, kelemahan dan gangguan di pusat pernapasan. Dipusat pernapasan yang terganggu pernapasan pasien akan cepat dan dalam yang akan mengakibatkan alkolisis respiratori. 4. PATHWAY
5. MANIFESTASI KLINIS Yang paling menonjol adalah kelainan virus, hiperaktivitas, kelenjar ludah, keringat dan gangguan pencernaan, serta kesukaran bernapas. Gejala-gejalana meliputi : 1) Keracunan ringan meliputi : Anoreksia, nyeri kepala, rasa lemah, rasa takut, tremor pada lidah, kelopak mata, pupil miosis. 2) Keracunan sedang : nausea, muntah-muntah, kejang atau keram perut, hipersaliva, hyperhidrosis, fasikulasi otot dan bradikardi 3) Keracunan berat : diare, pupil pi-poin, reaksi cahaya negative, sesak napas, sianosis, edema paru, inkotenesia urin dan feses, kovulsi, koma, blockade jantung akhirnya meninggal.
5
6. KOMPLIKASI 1) Gagal ginjal 2) Kerusakan hati 3) Gangguan pencernaan 4) Gangguan pernafasan
7. PEMERIKSAAN PENUNJANG 1. Laboratorium Pengukuran kadar KhE dengan sel darah merah dan plasma, penting untuk memastikan diagnosis keracunan IFO akut maupun kronik (Menurun sekian % dari harga normal ). a. Keracunan akut, ringan : 40 - 70 %, sedang : 20 - 40 %, berat : < 20 %. b. Keracunan kronik bila kadar KhE menurun sampai 25 - 50 % setiap individu yang berhubungan dengan insektisida ini harus segara disingkirkan dan baru diizinkan bekerja kemballi kadar KhE telah meningkat > 75 % N. 2. Patologi Anatomi ( PA ) Pada keracunan acut,hasil pemeriksaan patologi biasanya tidak khas.sering hanya ditemukan edema paru,dilatsi kapiler,hiperemi paru,otak dan organ-oragan lainnya. 8. PENATALAKSANAAN 1. Tindakan emergensi Airway : Bebaskan jalan nafas, kalau perlu lakukan intubasi. Breathing : Berikan pernafasan buatan bila penderita tidak bernafas spontan atau pernapasan tidak adekuat. Circulation : Pasang infus bila keadaan penderita gawat dan perbaiki perfusi jaringan. 2. Identifikasi penyebab keracunan Bila mungkin lakukan identifikasi penyebab keracunan, tapi hendaknya usahamencari penyebab keracunan ini tidak sampai menunda usaha-usaha penyelamatan penderita yang harus segera dilakukan.
6
3. Eliminasi racun. Racun yang ditelan, dilakukan dengan cara: a. Rangsang muntah akan sangat bermanfaat bila dilakukan dalam1 jam pertama sesudah menelanbahan beracun, bila sudah lebih dari 1 jam tidak perlu dilakukan rangsangmuntah kecuali bila bahan beracun tersebut mempunyai efek yang menghambatmotilitas (memperpanjang pengosongan) lambung Rangsang muntah dapat dilakukan secara mekanis dengan merangsang palatum mole atau dinding belakang faring,atau dapat dilakukan dengan pemberian obat- obatan : 1) Sirup Ipecac, diberikan sesuai dosis yang telah ditetapkan. 2) Apomorphine Sangat efektif dengan tingkat keberhasilan hampir 100%,dapat menyebabkanmuntah dalam 2 - 5 menit. Dapat diberikan dengan dosis 0,07 mg/kg BB secara subkutan. Kontraindikasi rangsang muntah : Keracunan hidrokarbon, kecuali bila hidrokarbon tersebut mengandung bahan-bahan yang berbahaya seperti camphor, produk-produk yang mengandung halogenat atau aromatik, logam berat dan pestisida. Keracunan bahan korossif Keracunan bahan-bahan perangsang CNS ( CNS stimulant, seperti strichnin). Penderita kejang. Penderita dengan gangguan kesadaran. b. Kumbah Lambung akan berguna bila dilakukan dalam 1-2 jam sesudah menelan bahan beracun, kecuali bila menelan bahan yang dapat menghambat pengosonganl ambung. Kumbah lambung seperti pada rangsang muntah tidak boleh dilakukan pada : 1) Keracunan bahan korosif 2) Keracunan hidrokarbon 3) Kejang pada penderita dengan gangguan kesadaran atau penderita- penderita dengan resiko aspirasi jalan nafas harus dilindungi dengan cara pemasangan pipa endotracheal. Penderita diletakkan dalam posisi trendelenburg dan miring kekiri, kemudian di masukkan pipa orogastrik dengan ukuran yang sesuai dengan pasien, pencucian lambung dilakukan dengan cairan garam fisiologis ( normal saline/ PZ ) atau ½ normal saline 100 ml atau kurang berulang-ulang sampai bersih. c. Pemberian Norit (activated charcoal) jangan diberikan bersama obat muntah, pemberian norit harus menunggu paling tidak 30 - 60 menit sesudah emesis. Indikasi pemberian norit untuk keracunan : 7
1) Obat2 analgesik/antiinflammasi : acetamenophen, salisilat,antiinflamasi nonsteroid, morphine, propoxyphene. 2) Anticonvulsants/ sedative : barbiturat, carbamazepine,chlordiazepoxide, diazepam phenytoin, sodium valproate. 3) Lain-lain : amphetamine, chlorpheniramine, cocaine, digitalis,quinine, theophylline, cyclic anti-depressants Norit tidak efektif pada keracunan Fe, lithium, cyanida, asam basa kuat dan alkohol. 4) Catharsis Efektivitasnya masih dipertanyakan. Jangan diberikan bila ada gagal ginjal, diare yang berat (severe diarrhea), ileus paralitik atau trauma abdomen. 5) Diuretika paksa (Forced diuretic) Diberikan pada keracunan salisilat dan
Asuhan Keperawatan Kritis pada Ny. L. D dengan gangguan sistem phenobarbital (alkalinisasi urine). Tujuan adalah untuk mendapatkan produksi urine ………………… : …………………………………………….. di Ruang ……………. Rumah Sakit …………………………………………………. 5,0ml/kg/jam, hati-hati jangan sampai terjadi overload cairan. Harus dilakukan monitor dari elektrolit serum pada pemberian diuresis paksa. Kontraindikasi : udema otak dan gagal ginjal4.salah Pemberian antidotum kalau mungkin. Disusun guna sebagai satu syarat menyelesaikan tugas MK Keperawatan KRITIS 6) Pengobatan Supportif Pemberian cairan dan elektrolitPerhatikan nutrisi penderita pengobatan simtomatik (kejang, hipoglikemia, kelainan elektrolit.
Axell Malakauseya (12114201180108) Rien Latue (12114201180149) Gloria Tanikwele (12114201180047) Kristy Toisutta (12114201180060)
Program Studi Keperawatan Fakultas Kesehatan - UKIM Ambon - 2021
8
Contoh kasus : Pasien Tn. D datang ke IGD di bawa oleh keluarga nya dengan keluhan lemas, badan bergetar akral dingin dan merasa takut dengan keramaian keluarga mengatakan beberapa minggu ini dia seperti orang gila marah-marah tidak jelas dan badannya semakin kurus. Riwayat penyakit sebelumnya pasien pernah dirawat karena demam berdarah.
Keperawatan UKIM PENGKAJIAN KEPERAWATAN PADA PASIEN Ny/Tn/Nn/An DI RUANG INTENSIF
Tgl Pengkajian : 13 Juli 2021 Jam : 10.00
Nama Tgl.Lahir JK No RM Alamat
Sumberdata : ( ) Pasien, (√ ) keluarga ( )Lainnya: Rekam Medik
: Tn . D : 25 Maret 1992 :L : 89818 : Batu Gajah Ruangan : gawat darurat Tanggal masuk : 13 Juli 2021
IDENTITAS PASIEN Agama : ( ) Hindu, ( ) Islam, (√ ) Protestan, ( ) Katolik, ( ) Budha, () Kong Hu Cu ( ) Lainnya Pendidikan : ( ) Belum Sekolah, ( ) Paud, ( ) TK, ( ) SD, ( ) SMP (√ )SMA ( ) PT Kewarganegaraan : (√ ) WNI, ( ) WNA RIWAYAT KESEHATAN Alasan Masuk Ruma Sakit : Keluarga pasien mengatakan pasien tampak lemas,badan gemetar, akral dingin dan merasa takut dengan keramaian, keluarga juga mengatakan beberapa minggu ini dia seperti orang gila marah-marah tidak jelas dan badannya semakin kurus. Diagnosa medis saat ini : keracunan dan overdosis Riwayat keluhan/penyakit saat ini: pasien tampak lemas ditambah badan pasien gemetar dan merasa takut pada keramaian Riwayat penyakit terdahulu keluarga mengatakan pasien pernah dirawat karena demam berdarah
PROSEDUR INVASIF tidak ada KONTROL RESIKO INFEKSI Pneumonia
: (√ ) tidak diketahui
( ) diketahui: ( ) HCAP, ()HAP, ( ) VAP
KEADAAN UMUM Kesadaran : ( ) Compos mentis, ( ) Apatis, () Somnolen, ( ) Soporocoma, ( ) Coma GCS (E : 2, M : 4, V :2), Antopometri :Tanda-tanda vital : Suhu :37,5 0C , Pernafasan:14 x/menit, HR = 100 x/menit, BP : 100/70 mmHg, MAP : , SaO2 : 100 %, PENGKAJIAN SKALA NYERI C-CPOT SCALE Indikator Kondisi Skor Keterangan Ekspresi wajah Rilek 0 Tidak ada ketegangan otot Kaku 1 Mengerutkan kening, mengangkat alis, orbit menegang (misalnya membuka mata atau menangis selama prosefur nosiseptif) Meringis 2 Semua gerakan wajah sebelumnya ditambah kelopak mata tertutup rapat (Pasien dapat mengalami mulut terbuka, mengigit selang ETT) Gerakan tubuh Tidak ada gerakan abnormal 0 Tidak bergerak (tidak kesakitan) atau posisi normal (tidak ada gerakan lokalisasi
9
Aktivasi alarm ventilator mekanik (Pasien diintubasi) Berbicara jika pasien diekstubasi Ketegangan otot
Lokalisasi nyeri Gelisah
1 2
Pasien kooperatif terhadap kerja ventilator mekanik Alarm aktif tapi mati sendiri Alarm selalu aktif Berbicara dalam nada normal atau tidak ada suara Mendesah, mengeran Menangis Tidak ada ketegangan otot Tegang, kaku Sangat tegang atau kaku
0
nyeri) Gerakan hati-hati, menyentuh lokasi nyeri, mencari perhatian melalui gerakan Mencabut ETT, mencoba untuk duduk, tidak mengikuti perintah, mencoba keluar dari tempat tidur Alarm tidak berbunyi
1 2 0
Batuk, alarm berbunyi tetapi berhenti secara spontan Alarm sering berbunyi Bicara dengan nada pelan
Total
1 Mendesah, mengerang 2 Menangis, berteriak 0 Tidak ada ketegangan otot 1 Gerakan otot pasif 2 Gerakan sangat kuat Skor 0 : tidak nyeri Skor 1-2 : nyeri ringan Skor 3-4 : nyeri sedang Skor 5-6 : nyeri berat Skor 7-8 : nyeri sangat berat
Keluhan lain : tidak ada
PEMERIKSAAN FISIK SISTEM PERNAPASAN inspeksi palpasi perkusi auskultasi SISTEM KARDIOVASKULER SISTEM PERSYARAFAN -
SISTEM PERKEMIHAN
SISTEM PENCERNAAN Pasien tidak ada napsu makan , sehari hanya 2 kli makan tapi dalam porsi yang sedikit SISTEM MUSKULOSKELETAL Deformitas : Ya Contusio : Ya Abrasi : Ya Laserasi : Ya Edema : √ Ya Dekubitus : Ya Luka Bakar : Ya Grade:……………
Tidak Lokasi ... ... Tidak Lokasi ... ... Tidak Lokasi ... ... Tidak Lokasi Tidak Lokasi ekstremitas atas dan bawah Tidak Lokasi sakrum Lokasi ... ... √ Tidak presentase:………………..%
SISTEM PENGINDRAAN Simetris, palpebrae tidak oedema, sclera non ikterik, konjungtiva non anemis, Pupil isokor tidak ada tekan SISTEM ENDOKRIN
10
tidak ada
DATA PSIKOLOGIS No. Apakah bapak/ibu dalam 1 minggu terakhir. Ya / tidak 1. Merasa puas dengan kehidupan yang dijalani? Ya 2. Banyak meninggalkan kesenangan/minat dan aktifitas anda? Tidak 3. Merasa bahwa kehidupan anda hampa? Tidak 4. Sering merasa bosan? Tidak 5. Penuh pengharapan akan masa depan? Ya 6. Mempunyai semangat yang baik setiap waktu? Ya 7. Diganggu oleh pikiran-pikiran yang tidak dapat diungkapkan? Ya 8. Merasa bahagia disebahagian waktu? Ya 9. Merasa takut sesuatu terjadi pada anda? Tidak 10. Sering kali merasa tidak berdaya? Tidak 11. Sering merasa gelisah dan gugup? Tidak 12. Memilih tinggal dirmh dari pada pergi melakukan sesuatu yang tidak bermanfaat? Ya 13. Sering kali merasa khawatir akan masa depan? Tidak 14. Merasa mempunyai banyak masalah dengan daya ingat dibandingkan orang lain? Tidak 15. Berfikir bahwa hidup ini sangat menyenangkan sekarang?sering kali merasa merana? Ya Analisis akhir : terganggu nilai 1 Normal nilai 0 Nilai : 6-15 :depresi ringan sampai sedang Nilai :16-30 : depresi berat Nilai : 0-5 : normal Diungkapan DATA SOSIAL, EKONOMI DAN SPIRITUAL Tinggal bersama : orang tua Pekerjaan : wiraswasta Kegiatan beribadah : jarang untuk pergi beribadah SKRINING NUTRISI DENGAN MST ( Malnutrisi Screening Tools) 1. Apakah berat badan (BB) anda menurun akhir-akhir ini tanpa direncanakan? □ Tidak 0 √ □ Ya, bila ya berapa penurunan berat badan Anda? □ 1 – 5 kg 1 □ 6 – 10 kg 2 □ 11 – 15 kg 3 □ > 15 kg 4 Tidak yakin 2 2. Apakah nafsu makan anda berkurang? Tidak 0 √□ Ya 1 3. Sakit Berat √ □ Tidak 0 Ya 2
Pembiayaan Kesehatan : BPJS
Perlu Rohanian : (√ ) Tidak
4 Total Skor Catatan : Nilai MST : □ Risiko Rendah (MST = 0 – 1 ) □ Risiko Sedang (MST = 2-3) Risiko Tinggi (MST = 4 – 5) Monitoring lebih lanjut dilakukan oleh Ahli Gizi. *Bila resiko rendah dilakukan skrinning ulang setiap 7 hari *Bila resiko sedang dan tinggi dilakukan pengkajian gizi lebih lanjut oleh ahli gizi, *Bila pasien resiko rendah dengan indikasi khusus yaitu DM,Gangguan ginjal, Jantung, TB, Paliatif, pediatric, geriatric, Gastro, Hipertensi, HIV, SARS, Flu Burung, Bedah/reseksi slauran cerna, penurunan imun, kanker dan pasien tidak sadar dilakukan pengkajian oleh ahli gizi *Pasien dirawat di ruang intensif dilakukan pengkajian langsung oleh dr gizi klinik
PENILAIAN RESIKO JATUH SKALA MORSE Factor resiko Riwayat jatuh yang baru atau dalam satu bulan terakhir
Keterangan Tidak Ya Tidak Ya
Diagnosa Medis sekunder >1
Nilai 0 25 0 15
Alat bantu jalan Bed Rest atau dibantu perawat Penopang tongkat/ walker Berpegangan pada Furniture Tidak Ya
Terapi Intravena infus / Lock Heparin
11
0 15 30 0 20
Skor
Cara berjalan dan berpindah Normal / Bedrest / Immobilisasi Lemah Terganggu
0 10 20
Status Mental Orientasi sesuai kemampuan diri Lupa / keterbatasan diri
Kriteria Skala Morse Nilai MPS 0 – 24 25 – 50 ≥ 50
Tingkat Resiko Tidak beresiko Resiko Rendah Resiko tinggi
0 15 Jumlah Skor Skala Morse
Tindakan Perawatan dasar Intervensi jatuh standar Intervensi jatuh Resiko tinggi
PENGKAJIAN PRESSURE ULCER
Persepsi Sensori Kelembaban Aktivitas Mobilisasi Status Nutrisi Friksi/ Gesekan
1 Keterbatasan Penuh Lembab terus menerus Ditempat tidur Tidak Dapat bergerak Sangat Buruk Bermasalah
BRADEN SCALE 2 3 Sangat terbatas Keterbatasan ringan Sangat lembab Kadang-kadang lembab Diatas kursi Kadang-kadang berjalan Pergerakan sangat terbatas Keterbatasan ringan Tidak adekuat Adekuat Potensi bermasalah Tidak ada masalah
4 Tidak ada keterbatasan Tidak ada lembab Sering berjalan Tidak ada keterbatasan Baik sekali
Skor
Total Skor Kesimpulan Tingkat risiko, 19= risiko rendah/ tidak berisioko ASESSMEN FUNSIONAL No FUNGSI 1 Mengontrol BAB
2
3 4
5
Mengontrol BAK
Membersihkan diri( lap muka, sisir rambut, sikat gigi) Penggunaan toilet, pegi ke dalamdari WC (melepas, memakai celana, menyeka, menyiram) Makan
KETERANGAN Inkontinen/tidak teratur (perlu enema) Kadang-kadang inkontinen (1x seminggu) Kontinen teratur Inkontinen atau pakai kateter dan tak terkontrol Kadang-kadang inkontinen (max 1x24 jam) Mandiri
SKOR 0
No 6
FUNGSI Berpindah tempat dari tidur ke duduk
1 2 0 1
7
Mobilisasi/ berjalan
2
Butuh pertolongan orang lain Mandiri
0 1
Tergantung pertolongan orang lain Perlu pertolongan pada beberapa aktivitasterapi, dapat mengerjakan sendiri beberapa aktivitas yang lain Mandiri Tidak mampu Perlu seseorang menolong memotong makanan Mandiri
0
8
Berpakaian (Memakai baju
1
2 0 1
KETERANGAN Tidak mampu
SKOR 0
Perlu banyak bantuan untuk bisa duduk (2 orang) Bantuan minimal 1 orang Mandiri
1
Tidak mampu
0
Bisa berjalan dengan kursi roda Berjalandengan bantuan satu Mandiri
1
Tergantung orang lain
0
Sebagian di bantu ( mis: mengancing baju)
1
2 3
2 3
9
Naik-turun tangga
Mandiri Tidak mampu Butuh pertolongan
2 0 1
10
Mandi
Mandiri Tergantung orang lain Mandiri
2 0 1
2
Kesimpulan skor : 2 ( )Mandiri 20 ( )Ketergantungan ringan 12-19 ( )Ketergantugan sedang 9-11 ( )Ketergantungan berat 5-8 ( )Ketergantungan total 0-4
12
PEMERIKSAAN PENUNJANG 1. Radiologi 2.
Laboratorium Pemeriksaan elektrolit Fungsi hati Urinalisis Elektrokardiografi, osmolalitas serum
TERAPI OBAT No. Nama Terapi 1 IVFD Nacl 0,9% 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Ranitide 25 mg oksigenasi
Dosis 500cc/24 jam
Rute infus
Waktu Pemberian
2x1 amp
IV
18:00 Sehari full
KEBUTUHAN EDUKASI 1. Apa yang keluarga ketahui tentang penyakit klien : keluarga tidak mengetahui perihal pasien sering mengkonsumsi obat-obatan 2. Informasi apa yang ingin diketahui/ diperlukan oleh keluarga : keluarga ingin mengetahui perihal tentang terjadinya overdosis pada pasien 3.
Siapa dari keluarga yang akan ikut terlibat dalam perawatan anak selanjutnya : orang tua pasien
13
Keterangan (Kegunaan Obat) Mengatur cairan tubuh, mengatur kerja dan fungsi otot jantung, mendukung metabolism tubuh, merangsang kerja saraf Mengurangi kadar asam yang berlebihan Mengurangi sesak napas
PERENCANAAN PULANG (DISCARGE PLANING) Tempat tingal klien setelah pulang : No Kriteria pasien 1 Usia diatas 70 tahun 2 Pasien tinggal sendiri 3 Tempat tinggal klien memiliki tangga 4 Memerlukan perawatan lanjutan di rumah 5 Memiliki keterbatasan kemampuan merawat diri 6 Pasien pulang dengan jumlah obat lebih dari 6 jenis/macam obat 7 Kesulitan gerak/ mobilitas 8 Memerlukan alat bantu 9 Memerlukan pelayanan medis 10 Memerlukan pelayanan keperawatan 11 Memerlukan bantuan dalam kehidupan sehari-hari 12 Riwayat sering menggunakan fasilitas gawat darurat Kesimpulan : Ket : jika “ya”, rujuk ke formulir edukasi ORIENTASI PASIEN BARU (diberikan penjelasa nmengenai) Lokasi ruangan : (√ ) ya ( ) tidak Keamanan ruangan : Tata tertib ruangan : (√ ) ya ( ) tidak Waktu dokter visite : Jam berkunjung : (√ ) ya ( ) tidak Administrasi awal : Fasilitas ruangan : (√ ) ya ( ) tidak Rencana perawatan : Hak dan kewajiban : (√ ) ya ( ) tidak ANALISA DATA No Data 1
DS : Sulit dikaji DO : menggunakan otot pernafasan tambahan
2
DS : pasien mengeluh merasa lemas
Ya
Tidak tidak tidak tidak tidak tidak
Ket bersama orang tua
tidak tidak tidak tidak tidak tidak tidak
(√ ) ya ( ) tidak (√ ) ya ( ) tidak (√ ) ya ( ) tidak (√ ) ya ( ) tidak
Etiologi
Masalah Keperawatan
obstruksi jalan nafas
ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan distress pernafasan
gangguan system saraf pusat
penurunan kesadaran berhubungan dengan depresi system saraf
DO : - keadaan umum pasien tampak lemas - pasien tampak rishi dengan kramaian
pusat
MASALAH KEPERAWATAN (Diurutkan berdasarkan prioritas masalah) 1. ketidakefektifannya pola nafas berhubugan dengan distress pernafasan 2. penurunan kesadaran berhubungan dengan depresi system saraf pusat NAMA DAN TANDA TANGAN PERAWAT YANG MENGKAJI DAN MENDIAGNOSIS Ambon, tgl/bln/yhn Perawat yang mendiagnosis
(nama perawat)
14
NURSING CARE PLAN No. 1
Diagnosa Keperawatan ketidakefektifannya pola nafas
Tujuan dan Kriteria hasil tujuan : mempertahankan pola napas tetap efektif
Intervensi 1. observasi tanda-tanda vital
Rasionalisasi 1. Untuk mengetahui keadaan umum pasien dalam menentukan tindakan selanjutnya
2. Berikan O2 sesuai anjuran dokter
2. Terapi oksigen meningkatkan suplai oksigen ke jantung
berhubugan dengan distress pernafasan
3. jika pernapasan depresi, berikan oksigen (ventilator) dan lalukan suction. 4. berikan kenyamanan dan istirahat pada pasien dengan memberikan asuhan keperawatan individual 2
penurunan kesadaran berhubungan dengan depresi system saraf pusat
tujuan : setelah dilakukan tindakan perawatan diharapka n dapat mempertahankan tingkat kesadaran pasien (komposmentis)
1. monitor vital sign tiap 15 menit 2. catat tingkat kesadaran pasien 3. kaji adanya tanda-tanda distress pernafasan, nadi cepat, sianosis dan kolapsnya pembulu darah
3. ventilator bisa membantu memperbaiki depresi jalan napas 4. kenyamanan fisik akan memperbaiki kesejahteraan pasien dan mengurangi kecemasan, istirahat mengurangi komsumsi oksigen miokard 1. bila ada perubahan yang bermakna merupakan indikasi penurunan kesadaran 2. penurunan kesadaran sebagai indikasi penurunan aliran darah otak
4. monitor adanya perubahan tingkat kesadaran
3. gejala tersebut merupakan manifestasi perubahan pada otak, ginjal, jantung dan paru.
dari
5. kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian anti dotum
4. tindakan umum yang bertujuan untuk keselamatan hidup, meliputi resusitasi : airway, breathing, sirkulasi 5. anti dotum ( penawar racun ) dapat membantu mengakumulasi penumpukan racun
NAMA DAN TANDA TANGAN PERAWAT PEMBUAT NCP Ambon, tgl/bln/yhn Perawat yang mendiagnosis
(nama perawat)
15
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN No. DX. Hari, Tanggal Jam Tindakan keperawatan 1 Selasa 13 juli 08.00 1. mengobservasi tanda-tanda vital 2021 2. memberikan O2 sesuai anjuran dokter 3. jika pernafasan depresi, berikan oksigen (ventilator) dan lakukan suction 4. memberikan kenyamanan dan istirahat pada pasien dengan memeberikan asuhan keperawatan individual
2
Selasa 13 2021
Juli
08.30
1. memonitor vital sign 2. memonitor status nutrisi 3. memonitor masukan makanan/cairan dan hitung intake kalori harian
16
Evaluasi S: Pasien mengatakan sudah mulai berkurang rasa lemasnya O: tidak ada tanda-tanda bahwa pasien merasa lemas dan pasien sudah tidak merasa rishi pada keramaian A: Tujuan tercapai sebagian P: lanjut monitoring ttv pasien dan juga gizi pasien S: Pasien mengatakan sudah tidak merasa lemas lagi O: Pasien tampak tenang pada saat ada dalam keramaian, asupan nutrisi pasien juga sudah terpenuhi A: Tujuan sebagian sudah tercapai P: Lanjutkan monitoring ttv dan asupan nurisi pasien
Paraf
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN Keracunan atau intoksinasi adalah keadaan patologik yang disebabkan oleh obat,serum, alcohol, bahan serta senyawa kimia toksik, dan lain-lain. Beberapa jenis obat dan zat yang dapat menyebabkan keracunan dan overdosis adalah IFO, karbonmonoksida dan NAPZA. Overdosis atau kelebihan dosis terjadi akibat mengalami keracunan obat akibat obat OD Sering terjadi bila menggunakan narkoba dalam jumlah banyak dengan rentang waktu terlalu singkat,biasanya digunakan secara bersamaan antara putaw, pil, heroindigunakan bersama alcohol. B. SARAN Kegawatan pada pasien dengan keracunan dan overdosis sangat penting untuk segera ditangani . bila hal ini dibiarkan tentu akan berakibat fatal bagi korban atau pasien bahkan bias menimbulkan kematian. Oleh karena itu kita sebagai petugas kesehatan hendaknya perlu memahami penanganan kegawatdaruratan pada pasien dengan keracunan dan overdosis secara tepat, cermat dan tepat sehingga hal-hal tersebut dapat kita hindari.
17
DAFTAR PUSTAKA
Keracunan.2016.Perawatan dini penderita keracunan.The Committee on toxic: American collage of surgeon . Di alihbahasakan yayasan Essentia Medica,Yogyakarta: Yayasan Essentia Medica Hemdrotomo.2016.Keracunan dan penanggulangannya
18