Askep Pda Pada Bayi Kel.1 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI DENGAN PATENT DUCTUS ARTERIOUS (PDA) Disusun dalam rangka untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Komunitas I Dosen Pembimbing : Ahmad Subandi, M.Kep.,Sp.Kep.An



Disusun Oleh : KELOMPOK 1 1. Annisa Fatimatul Zahra (108118027) 2. Intan Nilawanti



(108118029)



3. Ratna Komala Dewi



(108118030)



4. Sundari



(108118031)



5. Sindi Yulia Iryani



(108118032)



6. Melani Dewi Purwanti (108118033) PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN TINGKAT 3B SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) AL IRSYAD AL ISLAMIYYAH CILACAP 2020



i



KATA PENGANTAR



Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-NYA sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai .Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya. Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi. Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.



Cilacap, 28 September 2020



Kelompok 1



DAFTAR ISI ii



HALAMAN JUDUL......................................................................................................i KATA PENGANTAR....................................................................................................ii DAFTAR ISI...................................................................................................................iii BAB PENDAHULUAN.................................................................................................1 A. Latar Belakang.................................................................................................... B. Rumusan Masalah............................................................................................... C. Tujuan Makalah.................................................................................................. BAB PEMBAHASAN.................................................................................................... A. Pengertian PDA.................................................................................................. B. ............................................................................................................................. BAB PENUTUP............................................................................................................. A. Kesimpulan......................................................................................................... B. Saran................................................................................................................... DAFTAR PENUTUP......................................................................................................



iii



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Patent Ductus Arteriosus (PDA) adalah duktus arteriosus yang tetap terbuka. Duktus Arteriosus adalah saluran yang berasal dari arkus aorta ke VI pada janin yang menghubungkan arteri pulmonalis dengan aorta desendens. Pada bayi normal duktus tersebut menutup secara fungsional 10 – 15 jam setelah lahir dan secara anatomis menjadi ligamentum arteriosum pada usia 2 – 3 minggu. Bila tidak menutup disebut Duktus Arteriosus Persisten (Persistent Ductus Arteriosus : PDA). Patent Duktus Arteriosus adalah kegagalan menutupnya ductus arteriosus (arteri yang menghubungkan aorta dan arteri pulmonal) pada minggu pertama kehidupan, yang menyebabkan mengalirnya darah dari aorta tang bertekanan tinggi ke arteri pulmonal yang bertekanan rendah. Patent Duktus Arteriosus (PDA) adalah tetap terbukanya duktus arteriosus setelah lahir, yang menyebabkan dialirkannya darah secara langsung dari aorta (tekanan lebih tinggi) ke dalam arteri pulmoner (tekanan lebih rendah). Duktus arteriosus adalah suatu pembuluh darah yang menghubungkan aorta (pembuluh arteri besar yang mengangkut darah ke seluruh tubuh) dengan arteri pulmonalis (arteri yang membawa darah ke paruparu), yang merupakan bagian dari peredaran darah yang normal pada janin. Duktus arteriosus memungkinkan darah untuk tidak melewati paru-paru. Pada janin, fungsi ini penting karena janin tidak menghirup udara sehingga darah janin tidak perlu beredar melewati paru-paru agar mengandung banyak oksigen. Janin menerima oksigen dan zat makanan dari plasenta (ari-ari). Tetapi pada saat lahir, ketika bayi mulai bernafas, duktus arteriosus akan menutup karena darah harus mengalir ke paru-paru agar mengandung banyak oksigen. Pada 95% bayi baru lahir, penutupan duktus terjadi dalam waktu 48-72 jam. B. Rumusan Masalah 1. Apa pengertian dari PDA? 2. Apa saja etiologi dari PDA? 3. Bagaimana manifestasi klinis dari bayi dengan PDA? 4. Bagaimana patofisiologi dari PDA? 4



5. Bagaimana pathway dari PDA? 6. Apa saja komplikasi bayi dengan PDA? 7. Bagaimana pemeriksaan penunjang pada bayi dengan PDA? 8.



BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian



Duktus arteriosus paten (DAP) merupakan suatu keadaan menetapnya



pembuluh darah yang menghubungkan aorta dan arteri



pulmonalis. Secara fisiologi, konstriksi awal dari duktus arteriosus terjadi pada 10-15 jam pertama kehidupan, lalu terjadi penutupan duktus arteriosus secara fungsional setelah 72 jam postnatal. Kegagalan penutupan duktus arteriosus ini disebut sebagai duktus arteriosus paten (DAP) (Ontoseno, 2018). Pada bayi dengan DAP, terjadi pirau kiri ke kanan (left to right shunt), dimana aliran darah mengalir dari aorta ke arteri pulmonalis(Philips, 2013). Tekanan darah di aorta lebih tinggi dibandingkan di arteri pulmonalis, sehingga terjadi aliran darah secara kontinyu, baik fase sistolik maupun diastolik. Kondisi ini mengakibatkan aliran darah yang berlebih ke paru-paru, dilatasi atrium kiri, dan hipertrofi ventrikel kiri.



Fenomena



ini



dikenal



sebagai



(Hamrick,Hansmann, 2010).



5



ductal



steal



phenomenon



Gambar : Duktus arteriosus paten Patent Duktus Arteriosus (PDA) adalah penyakit jantung bawaan yang asianotik yang dimana tetap terbukanya duktus arterious setelah lahir, yang menyebabkan dialirkannya darah secara langsung dari aorta (tekanan lebih tinggi) ke dalam arteri pulmoner (tekanan lebih rendah) (Schumacher et al, 2011). Patent Ductus Arteriosus (PDA) adalah kegagalan duktus arteriosus untuk menutup setelah kelahiran. Duktus arteriosus, pada keadaan normal, akan menutup dua hingga tiga hari setelah bayi dilahirkan. Secara fungsional, duktus arteriosus menutup pada sekitar 90% bayi cukup bulan atau aterm dalam 48 jam setelah lahir. Secara persisten, beberapa intermiten, terbukanya duktus hingga selama sepuluh hari setelah kelahiran ditemukan pada pasien dengan kelainan sirkulasi dan ventilasi, bahkan periode patensi yang lebih lama banyak ditemukan pada bayi premature (Busse, J. 2011). Duktus Arteriosus adalah saluran yang berasal dari arkus aorta ke VI  pada janin yang menghubungkan arteri pulmonalis dengan aorta desendens. Pada bayi normal duktus tersebut menutup secara fungsional 10  –  15 jam setelah lahir dan secara anatomis menjadi ligamentum arteriosum pada usia 2  –  3 minggu. Bila tidak menutup disebut Duktus 6



Arteriosus Persisten (Persistent Ductus Arteriosus : PDA). (Buku ajar kardiologi FKUI, 2011 ; 227). Patent Duktus Arteriosus adalah kegagalan menutupnya ductus arteriosus (arteri yang menghubungkan aorta dan arteri pulmonal) pada minggu pertama kehidupan, yang menyebabkan mengalirnya darah dari aorta tang bertekanan tinggi ke arteri pulmonal yang bertekanan rendah. (Suriadi, Rita Yuliani, 2011; 235). Patent Duktus Arteriosus (PDA) adalah tetap terbukanya duktus arteriosus setelah lahir, yang menyebabkan dialirkannya darah secara langsung dari aorta (tekanan lebih tinggi) ke dalam arteri pulmoner (tekanan lebih rendah). (Betz & Sowden, 2012 ; 375) B. Etiologi Penyebab terjadinya penyakit jantung bawaan belum dapat diketahui secara pasti, tetapi ada beberapa faktor yang diduga mempunyai pengaruh pada peningkatan angka kejadian pnyakit jantung bawaan. 1. Faktor prenatal a. Prematuritas b. Ketuban Pecah dini c. Ibu menderita penyakit infeksi : rubella. d. Ibu alcoholisme e. Umur ibu > 40 tahun. f. Ibu menderita penyakit Diabetes Mellitus (DM) yang memerlukan 7



insulin. g. Ibu meminum obat-obatan berbahaya seperti, obat penenang. 9. Faktor genetik a. Anak yang lahir sebelumnya menderita penyakit jantung bawaan. b. Ayah/ibu menderita penyakit jantung bawaan. c. Kelainan kromosom seperti Sindrom Down. d. Lahir dengan kelainan bawaan lainnya. C. Manifestasi Klinis 1. Gawat nafas disertai tanda-tanda gagal jantung pada bayi khususnya yang lahir prematur. Gangguan pernafasan ini disebabkan oleh pernafasan oleh pemintasan aliran darah dalam jumlah sangat besar ke dalam paru-paru melalui duktus arterious yang terbuka yang terbuka (paten) dan peningkatan beban kerja pada jantung sebelah kiri. 2. Bising Gipson (machineri mur-mur yang klasik), bising yang terus menerus terdengar disepanjang sistole dan daistole pada anak-anak yang lebih besar dan dewasa akibat pemintasan aliran darah ke aorta ke dalam arteri pulmonaris pada saat sistole dan diastole. 3. Tekanan nadi yang melebar akibat kerusakan tekanan sistolik dan terutama akibat penurunan tekanan diastolik pada saat darah memintas melalui PDA . 4. Tidak mau menyusu 5. Berkeringat 8



6. Kesulitan dalam bernafas 7.   Denyut jantung yang cepat. 8. Motorik yang lambat akibat gagal jantung 9. Kegagalan tumbuh kembang akibat gagal jantung D. Patofisiologi Duktus arteriosus adalah pembuluh darah yang menghubungkan aliran darah pulmonal ke aliran darah sistemik dalam masa kehamilan (fetus). Hubungan ini (shunt) ini diperlukan oleh karena sistem respirasi fetus yang belum bekerja di dalam masa kehamilan tersebut. Aliran darah balik fetus akan bercampur dengan aliran darah bersih dari ibu (melalui vena umbilikalis) kemudian masuk ke dalam atrium kanan dan kemudian dipompa oleh ventrikel kanan kembali ke aliran sistemik melalui duktus arteriosus. Normalnya duktus arteriosus berasal dari arteri pulmonalis utama (atau arteri pulmonalis kiri) dan berakhir pada bagian superior dari aorta desendens, ± 2-10 mm distal dari percabangan arteri subklavia kiri. Dinding duktus arteriosus terutama terdiri dari lapisan otot polos (tunika media) yang tersusun spiral. Diantara sel-sel otot polos terdapat serat-serat elastin yang membentuk lapisan yang berfragmen, berbeda dengan aorta yang memiliki lapisan elastin yang tebal dan tersusun rapat (unfragmented). Sel-sel otot polos pada duktus arteriosus sensitif terhadap mediator vasodilator prostaglandin dan vasokonstriktor (pO2). Setelah persalinan terjadi perubahan sirkulasi dan fisiologis yang dimulai segera setelah eliminasi plasenta dari neonatus. Adanya perubahan tekanan, sirkulasi dan meningkatnya pO2 akan menyebabkan penutupan spontan duktus arteriosus dalam waktu 2 minggu. Duktus arteriosus yang persisten (PDA) akan mengakibatkan pirai (shunt) L-R yang kemudian dapat menyebabkan hipertensi pulmonal dan sianosis. Besarnya pirai (shunt) ditentukan oleh diameter, panjang PDA serta tahanan vaskuler paru (PVR).



9



E. Pathway



10



F. Komplikasi 1.      Endokarditis 2.      Obstruksi pembuluh darah pulmonal 3.      CHF 4.      Hepatomegali (jarang terjadi pada bayi prematur) 5.      Enterokolitis nekrosis 6.      Gangguan paru terjadi bersamaan (misalnya sindrom gawat nafas atau displasia bronkkopulmoner) 7.      Perdarahan gastrointestinal (GI), penurunan jumlah trombosit 8.      Hiperkalemia (penurunan keluaran urin 9.      Aritmia 10.  Gagal tumbuh G. Pemeriksaan Diagnostik 1. Analisis Gas Darah Arteri a.       Biasanya menunjukkan kejenuhan yang normal karena paru overcirculation b.      Ductus arteriosus besar dapat menyebabkan hypercarbia dan hypoxemia dari CHF dan ruang udara penyakit (atelektasis atau intra-alveolar cairan / pulmonary edema) c.       Dalam kejadian hipertensi arteri pulmonal persisten (terus-menerus sirkulasi janin); kanan-ke-kiri intracardiac shunting darah, aliran darah paru berkurang dengan dihasilkannya hypoxemia, sianosis, dan mungkin acidemia hadir. 2.      Foto Thorak           Atrium dan ventrikael kiri membesar secara signifikan (kardiomegali), gambaran vaskuler paru meningkat. 3.      Pemeriksaan dengan Doppler Berwarna    



         Untuk mengevaluasi aliran darah dan arahnya. 4.      EKG 11



           



Sesuai yingkat keparahan, pada PDA kecil tidak ada abnormalitas, hipertrofi ventrikel kiri pada PDA yang lebih besar. 5.      Kateterisasi Jantung Untuk mengevaluasi lebih jauh hasil ECHO atau Doppler yang meragukan bila ada defek tambahan lain. 6.      Magnetic Resonance Imaging (MRI) Perkembangan lebih lanjut dari penyakit ini tergantung pada volume dan tekanan hubungan. a.       Volume (tekanan atau perlawanan) b.      Volume suara tinggi menghasilkan peningkatan tekanan arteri paru-paru pada akhirnya menghasilkan perubahan endotel dan otot dalam dinding pembuluh darah. c.       Perubahan ini mungkin akhirnya menyebabkan penyakit paru obstruktif vaskular (PVOD), suatu kondisi perlawanan terhadap aliran darah paru yang mungkin tidak dapat diubah dan akan menghalangi perbaikan definitif.



12