Askep Pneumonia [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

A. LAPORANPENDAHULUAN 1.PENDAHULUAN a. LatarBelakang Pneumonia merupakan infeksi saluran nafas bawah yang masih menjadi masalah kesehatan di Negara berkembang maupun negara maju. Menurut survey kesehatan rumah tangga tahun 2002, penyakit saluran nafas merupakan penyebab kematian nomor 2 di Indonesia. Data dari SEAMIC Health Statistic 2001 menunjukkan bahwa pneumonia merupakan penyebab kematian nomor 6 di Indonesia. Ada berbagai faktor resiko yang meningkatkan kejadian beratnya penyakit dan kematian karena pneumonia. Yaitu status gizi (gizi kurang dan gizi buruk resiko besar), polusi udara dan tingginya prevalensi kolonisasi bakteri pathogen nasofaring. Selain itu orang yang mudah terkena pneumonia yaitu peminum alcohol, perokok, diabetes mellitus, penderita gagal jantung, PPOK, Gangguan system kekebalan. Untuk mencegah efek samping dan resiko lain yang timbul karena penggunaan obat maka harus disesuaikan dengan kebutuhan pasien untuk lebih lengkapnya akan dibahas padababselanjutnya. b. Tujuan 1. Tujuan umum Dapat membuat asuhan keperawatan terkait dengan penyakit Pneumonia. 2. Tujuan Khusus: a)



Mengetahui apa yang dimaksud dengan pneumonia.



b)



Mengetahui penyebab dari pneumonia.



c)



Mengetahui tanda dan gejala pneumonia.



d)



Mengetahui cara pengobatan penyakit pneumonia.



2. TINJAUAN MEDIK a. Definisi Pneumonia merupakan peradangan akut parenkim paru yang biasanya berasal dari suatu infeksi. (Price, 1995) Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru, distal dari bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius, alveoli, serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan menimbulkan gangguan pertukaran gas setempat. (Zul, 2001) Pneumonia adalah proses infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru atau alveoli. Terjadinya pneumonia, khususnya pada anak, seringkali bersamaan dengan proses infeksi akut pada bronkus, sehingga biasa disebut dengan bronchopneumonia. Gejala penyakit tersebut adalah nafas yang cepat dan sesak karena paru-paru meradang secara mendadak.Penumonia adalah inflasi parenkim paru, biasanya berhubungan dengan pengisian cairan di dalam alveoli. Hal ini terjadi ini terjadi akibat adanya invaksi agen atau infeksius adalah adanya kondisi yang mengganggu tahanan saluran. Pneumonia adalah sebuah penyakit pada paru-paru di mana pulmonary alveolus (alveoli) yang bertanggung jawab menyerap oksigen dari atmosfer menjadi "inflame" dan terisi oleh cairan. Pneumonia dapat disebabkan oleh beberapa penyebab, termasuk infeksi oleh bakteria, virus, jamur, atau parasit. Pneumonia dapat juga disebabkan oleh iritasi kimia atau fisik dari paru-paru atau sebagai akibat dari penyakit lainnya, seperti kanker paru-paru atau terlalu banyak minum alkohol. b. Anatomi Fisiologi Pengertian Pernafasan adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang mengandung oksigen ke dalam tubuh serta menghembuskan udara yang banyak mengandung CO2 sebagai sisa dari oksidasi keluar dari tubuh. Penghisapan udara ini disebut inspirasi dan menghembuskan disebut ekspirasi. Pernafasan paru-paru Merupakan pertukaran oksigen dan karbondioksida yang terjadi pada paru-paru. Pernafasan melalui paru-paru atau pernafasan eksterna oksigen diambil melalui mulut dan hidung pada waktu bernafas dimana oksigen masuk



melalui trakea sampai ke alveoli berhubungan dengan darah dalam kapiler pulmonar, alveoli memisahkan oksigen dari darah , O2 menembus membran, diambil oleh sel darah merah dibawa ke jantung dan dari jantung dipompakan ke seluruh tubuh. Guna pernafasan : 1. Mengambil O2 yang kemudian dibawa oleh darah ke seluruh tubuh (sel-selnya) untuk mengadakan pembakaran. 2. Mengeluarkan CO2 yang terjadi sebagai sisa dari pembakaran, kemudian dibawa oleh darah ke paru-paru untuk dibuang (karena tidak berguna lagi oleh tubuh). 3. Menghangatkan dan melembabkan udara. Pernafasan dalam keadaan normal Orang dewasa : 16 – 18 x/mnt Anak-Anak kira-kira : 24 x/ mnt Bayi kira-kira : 30 x/ mnt Organ-organ pernafasan a. Organ saluran pernafasan atas 1. Hidung Merupakan saluran udara yang pertama, mempunyai 2 lubang, dipisahkan oleh sekat hidung (septum oli) di dalamnya terdapat bulu-bulu yang berguna untuk menyaring udara, debu, dan kotoran-kotoran yang masuk ke dalam lubang hidung. 2. Faring Merupakan tempat persimpangan antara janaln nafas dan jalan makanan. Terdapat di bawah dasar teng korak, di belakang ronga hidung dan mulut sebelah depan rusa tulang leher. Faring dibagi tiga bagian : a) Bagian atas yang sama tingginya dengan koana yang disebut nesofaring b) Bagian tengah yang sama tingginya denan istmus fausium disebu orofaring. c) Bagian bawah sekat, dinamakan langiofaring. 3



Laring



Merupakan saluran pendek yang menghubugnkan faring dan trakea, dan bertindak sebagai pembentukan suara. b. Organ saluran pernafasan bawah a. Trakhea Merupakan lanjutan dari laring yang dibentuk oleh 16 s/d 20 cincin yang terdiri dari tulang-tulang rawan yang berbentuk seperti kuku kuda. Panjang trakhea 911 cm dan di belakang terdiri dari jaringan ikat yang dilapisi oleh otot polos. Bronkhial dan alveoli Ujung distal trachea membagi menjadi bronki primer kanan dan kiri yang terletak di dalam rongga dada. Fungsi percabangan bronkial untuk memberikan saluran bagi udara antara trakea dan alveoli. Alveoli berjumlah 300-500 juta di dalam paru-paru, fungsinya adalah sebagai satu-satunya tempat pertukaran gas antara lingkungan eksternal dan aliran darah. b. Paru-paru Merupakan sebuah alat tubuh yang sebagian besar terdiri dari gelembunggelembung (gelembung hawa-alveoli). Gelembung-gelembung alveolir ini terdiri dari sel-sel epitel dan endotel. Banyaknya gelembung paru-paru ini kurang lebih 700.000.000 buah (paru kiri dan kanan). Kapasitas paru-paru : a. Kapasitas total: Jumlah udara yang dapat mengisi paru-paru pada èinspiasi sedalam-dalamnya. b. Kapasitas vital: Jumlah udara yang dapat dikeluarkan setelah ekspirasi maksimal. c. Toraks Rongga toraks terdiri dari rongga pleura kanan dan kiri dan bagian tengah yang disebut mediastinum. Toraks mempunyai peranan penting dalam pernafasan, karena bentuk elips dari tulang rusuk dan sudut perlekatannya tulang belakang. Perubahan dalam ukuran toraks inilah yang memungkinkan terjadinya proses inspirasi dan ekspirasi. Bagian paru-paru :



1) Pleura adalah bagian terluar dari paru-paru dikelilingi oleh membran halus, licin atau pleura. 2) Mediastinum adalah bagian dinding yang membagi rongga toraks menjadi 2 bagian 3) Lobus adalah bagian paru-paru dibagi menjadi lobus kiri terdiri atas lobus bawah dan atas tengah dan bawah 4) Bronkus dan bronkiolus terdapat beberapa divisi bronkus di dalam setiap lobus paru. Brokiolus adalah percabangan dari bronkus 5) Alveoli paru terbentuk oleh sekitar 300 juta alveoli yang tersusun dalam kloster antara 15-20 alveoli c. Fisiologi Pernafasan Paru adalah struktur elastik yang dibungkus dalam sangkar toraks, yang merupakan suatu bilik udara kuat dengan dinding yang dapat menahan tekanan. Efek dari gerakan ini adalah secara bergantian meningkatkan dan menurunkan kapasitas dada. Inspirasi adalah ketika kapasitas dalam dada meningkat, udara masuk melalui trakea. Ekspirasi adalah ketika dinding dada dan diafragma kembali ke ukurannya semula d. Etiologi 1. Bakteri Pneumonia bakteri biasanya didapatkan pada usia lanjut. Organisme gram posifif seperti : Steptococcus pneumonia, S. aerous, dan streptococcus pyogenesis. Bakteri gram negatif seperti Haemophilus influenza, klebsiella pneumonia dan P. Aeruginosa. 2. Virus Disebabkan oleh virus influensa yang menyebar melalui transmisi droplet. Cytomegalovirus dalam hal ini dikenal sebagai penyebab utama pneumonia virus. Adapun contoh virusnya adalah virus influenza, virus parainfluenza, adenovirus, rhinovirus, sitomegalovirus, Rubeola, Varisella, Micoplasma, Pneumococcus, Streptococcus dan Staphilococcus



3. Jamur Infeksi yang disebabkan jamur seperti histoplasmosis menyebar melalui penghirupan udara yang mengandung spora dan biasanya ditemukan pada kotoran burung, tanah serta kompos. 4. Protozoa Menimbulkan terjadinya Pneumocystis carinii pneumonia (CPC). Biasanya menjangkiti pasien yang mengalami immunosupresi. (Reeves, 2001) 5. Aspirasi Biasanya disebabkan oleh makanan, cairan dan muntah. 6.



Inhalasi Disebabkan oleh racun atau bahan kimia, rokok, debu dan gas



e. EPIDEMIOLOGI Insiden penyakit ini pada negara berkembang hampir 30% pada anak-anak di bawah umur 5 tahun dengan resiko kematian yang tinggi, sedangkan di Amerika pneumonia menunjukkan angka 13% dari seluruh penyakit infeksi pada anak di bawah umur 2 tahun (Bradley et.al., 2011) f. PATOFISIOLIGI Aspirasi mikroorganisme yang mengkolonisasi sekresi orofarinks merupakan rute infeksi yang paling sering. Rute inokulasi lain melipti inhalasi, penyebaran infeksi melalui darah (hematogen) dari area infeksi yang jauh dan penyebaran langsung dari tempat penularan infeksi. Jalan napas atas merupakan garis pertahanan pertama terhadap infeksi, tetapi pembersihan mikroorganisme oleh air liur, ekspulsi mukosiliar, dan sekresi Ig A dapat terhambat oleh berbagai penyakit, penurunan imun, merokok, dan intubasi endotrakeal. Pertahanan jalan napas bawah meliputi batuk, refleks muntah, ekspulsi mukosiliar, surfaktan, fagositosis makrofag dan polimorfonukleosit (PMN) dan imunitas selular dan humoral. Pertahanan ini dapat dihambat oleh penurunan kesadaran, merokok, produksi mukus yang abnormal (misal kistik fibrosis atau bronkitis kronis), penurunan imun, intubasi dan tirah baring berkepanjangan. Makrofag alveolar merupakan pertahanan primer terhadap invasi saluran pernapasan bawah dan setiap hari membersihkan jalan napas dari mikroorganisme yang teraspirasi tanpa menyebabkan inflamasi yang bermakna. Bila jumlah atau virulensi mikroorganisme terlalu besar, maka makrofag akan merekrut PMN dan memulai rangkaian inflamasi dengan pelepasan berbagai sitokin termasuk



leukotrien, faktor nekrosis tumor (TNF), interleukin, radikal oksigen dan protease. Inflamasi tersebut menyebabkan pengisian alveolus mengalami ketidakcocokan ventilasi / perfusi dan hipoksemia. Terjadi apoptosis sel-sel baru yang meluas, ini membantu mikro organisme intrasel seperti tuberkulosis atau klamida, tetapi juga turut andil dalam proses patologis kerusakan paru. Infeksi dan inflamasi dapat tetap terlokalisir di paru atau dapat menyebabkan bakteremia yang mengakibatkan meningitis atau endokarditis, sindrom respons inflamasi sistemik (systemic inflamatory response syndrome, (SIRS) dan / atau sepsis. Faktor virulensi dari berbagai mikroorganisme dapat patofisiologis dan perjalanan klinis penyakit. Streptococus pneumoniae (pneumococcus) merupakan contoh yang sangat tepat (Brasher, 2008 : 101-102). Menurut Somantri (2009:75) pneumonia dikelompokkan berdasarkan sejumlah sistem yang berlainan. Salah satu diantaranya adalah berdasarkan cara diperolehnya, dibagi menjadi dua kelompok, yaitu community-acquired (diperoleh di luar sarana pelayanan kesehatan) dan hospital-acquired) diperoleh di rumah sakit atau sarana kesehatan lainnya). Streptococcus pneumoniae menjadi penyebab tersering terjadinya pneumonia yang didapat di luar sarana pelayanan kesehatan. Pneumonia yang didapat di rumah sakit cenderung bersifat lebih serius karena pada saat menjalani perawatan di rumah sakit, sistem pertahanan tubuh penderita untuk melawan infeksi sering kali terganggu. Selain itu, kemungkinan terjadinya infeksi oleh bakteri yang resisten terhadap antibiotik menjadi lebih besar. Gambaran patologis dalam batas tertentu bergantung pada agen etiologis. Pneumonia bakteri ditandai oleh eksudat intraalveolar supuratif disertai konsolidasi. Proses infeksi dapat diklasifikasikan berdasarkan anatomi. Jika terjadi pada satu atau lebih lobus disebut dengan pneumonia lobaris, sedangkan pneumonia lobularis atau bronkopneumonia menunjukkan penyebaran daerah infeksi yang memiliki bercak dengan diameter sekitar 3-4 cm mengelilingi dan mengenai bronkus. Penting juga diketahui tentang perbedaan antara pneumonia yang didapat dari masyarakat dengan pneumonia yang didapat di rumah sakit. Frekuensi relatif dari agen-agen penyebab pneumonia berbeda pada kedua sumber ini. Infeksi nosokomial lebih sering disebabkan oleh bakteri gram negatif atau staphylococcus aureus. G. MANIFESTASI KLINI



Manifestasi klinis dari pneumonia adalah antara lain: Kesulitan dan sakit pada saat pernafasan 1.



Nyeri pleuritik



2. Nafas dangkal dan mendengkur 3. Takipnea



Bunyi nafas di atas area yang menglami konsolidasi 1. Mengecil, kemudian menjadi hilang 2. Krekels, ronki, egofoni 3. Gerakan dada tidak simetris 4. Menggigil dan demam 38,8 ° C sampai 41,1°C, delirium 5. Diaforesis 6. Anoreksia 7. Malaise 8. Batuk kental, produktif 9. Gelisah 10. Cyanosis 11. Pernafasan cuping hidun H. Klasifikasi Pneumonia Klasifikasi menurut Zul Dahlan (2001) 1. Berdasarkan ciri radiologis dan gejala klinis, dibagi atas : a)



Pneumonia tipikal, bercirikan tanda-tanda pneumonia lobaris dengan



opasitas lobus atau lobularis. b)



Pneumonia atipikal, ditandai gangguan respirasi yang meningkat lambat



dengan gambaran infiltrat paru bilateral yang difus. 2. Berdasarkan faktor lingkungan : a)



Pneumonia komunitas



b)



Pneumonia nosokomial



c)



Pneumonia rekurens



d)



Pneumonia aspirasi



e)



Pneumonia pada gangguan imun



f)



Pneumonia hipostatik



3.



Berdasarkan sindrom klinis :



a)



Pneumonia bakterial berupa : pneumonia bakterial tipe tipikal yang



terutama mengenai parenkim paru dalam bentuk bronkopneumonia dan pneumonia lobar serta pneumonia bakterial tipe campuran atipikal yaitu perjalanan penyakit ringan dan jarang disertai konsolidasi paru. b)



Pneumonia non bakterial, dikenal pneumonia atipikal yang disebabkan



Mycoplasma, Chlamydia



pneumoniae



atau



Legionella



I. PEMERIKSAANAN PENUNJANG a.



Sinar x : mengidentifikasi distribusi struktural; dapat juga menyatakan abses luas/infiltrat, empiema(stapilococcus); infiltrasi menyebar atau terlokalisasi (bakterial); atau penyebaran /perluasan infiltrat nodul (virus). Pneumonia mikoplasma sinar x dada mungkin bersih



b. Analisa Gas Darah (Analisa Gas Darah) : tidak normal mungkin terjadi, tergantung pada luas paru yang terlibat dan penyakit paru yang ada. c. Pemeriksaan gram/kultur sputum dan darah diambil dengan biopsi jarum, aspirasi transtrakeal, bronkoskopifiberotik atau biopsi pembukaan paru untuk mengatasi organisme penyebab. d. Pemeriksaan serologi : titer virus atu legionella, aglutinin dingin. e. LED : meningkat f.



Pemeriksaan fungsi paru



volume ungkin menurun (kongesti dan kolaps alveolar); tekanan jalan nafas mungkin meningkat dan komplain menurun, hipoksemia. g. Elektrolit : natrium dan klorida mungkin rendah h.



Bilirubin : mungkin meningkat



i. Aspirasi perkutan/biopsi jaringan paru terbuka :menyatakan intranuklear tipikal dan keterlibatan sitoplasmik (CMV) (Doenges, 1999). G.PENATALAKSANAAN 1..Oksigen 1-2 L/ menit 2.IUFD dekstrose 10%: Nacl 0,9 % = 3:1, +Kci 10 ml cairan. Jumlah cairan sesuai berat badan, kenaikan suhu, dan status hidrasi. 3.Jika sesak tidak terlalu hebat, dapat dimulai makan enteral bertahap melalui selang nasogastrik dengan feeding drip 4.Jika sekresi lendir berlebihan dapat diberikan inhalasi dengan salin normal dan beta agonis untuk memperbaiki transpor mukosilier 5.Koreksi ganguan keseimbangan asam basa dan elektrolit 6.Antibiotik sesuai hasil bukan atau berikan. Untuk kasus pneumonia community base: Ampisilin 100 mg/ kg/ BB/ hari dalam 4 kali pemberian Untuk kasus pneumonia hospital base: Sefoktasin 100 mg/ Kg/ BB/ hari dalam 2 kali pemberian. Mansjoer, Arif (2000 : 467) J. KOMPLIKASI Menurut Mansjoer Arif (2000 : 467), komplikasi dari pneumonia adalah : 1.Abses kulit 2.Abses jaringan lunak 3.Otitis media 4.Sinusitis 5.Meningitis purulenta 6.Perikarditis