Askep Polio [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ASKEP POLIO ASEP BADRUJAMALUDIN,BN.,MN.,RN



Definisi Poliomyeilitis atau sering disebut polio adalah penyakit akut yang menyerang sistem saraf perifer yang disebabkan oleh virus polio. Penyakit poliomyelitis paling banyak menyerang pada anak – anak di bawah 5 tahun dan juga bisa pada remaja. Gejala utama penyakit ini adalah kelumpuhan. Kelumpuhan biasanya dapat menetap setelah 60 hari yang akan menyebabkan kecacatan. (Widoyono, 2011)



Etiologi 1. Virus polio- genus enterovirus 2. Alam bebas virus polio bertahan 48 jam kemarau, 2mingu pada musim hujan



Tipe I Brunhilde : Sering menimbulkan epidemi yang luas dan ganas b. Tipe II Lansing : Kadang menyebabkan kasus yang sporadik c. Tipe III Leon : Epidemi ringan



Organ yang di serang virus polio Medula spinalis terutama kornu anterior 2. Batang otak pada nucleus vestibularis dan inti – inti saraf kranial serta



formasioretikularis yang mengandung pusat vital 3. Sereblum terutama inti – inti virmis 4. Otak tengah “ midbrain ” terutama masa kelabu substansia nigra dan kadang – kadang nucleus rubra 5. Talamus dan hipotalamus



6. Palidum



Patofisiologi Virus biasanya memasuki tubuh melalui rongga orofaring, berkembang biak dalam saluran pencernaan (traktus digestivus), kelenjar getah bening regional dan sistem (retikuloendotelial). Dalam keadaan ini timbul :



1. Perkembangan virus. Tubuh bereaksi dengan membentuk tipe antibodi spesifik.



2. Bila pembentukan zat anti dalam tubuh mencukupi dan cepat maka virus akan dinetralisasikan sehingga timbul gejala klinik yang ringan, atau tidak terdapat sama sekali dan timbul imunitas terhadap virus tersebut.



3. Bila proliferasi virus tersebut lebih cepat dari pembentukan zat anti, maka akan timbul viremia dan gejala klinik, kemudian virus akan terdapat dalam feses untuk beberapa minggu lamanya.



Penularan Cara penularannya dapat melalui inhalasi , makanan dan minuman, bermacam serangga seperti lipas, lalat, dan lainlain. Penularan melalui oral berkembang biak di usus di tandai verimia virus dengan DC faecese beberapa minggu (Huda, 2016). Masa inkubasi polio biasanya 7-14 hari dengan rentang 335 hari. Manusia merupakan satu-satunya reservoir dan merupakan sumber penularan. Virus ditularkan antar manusia melalui rute oro-fekal.



Manifestasi Klinis Minor Illnesses (Gejala Ringan) 1. Sangat ringan atau bahkan tanpa gejala 2. Nyeri tenggorokan dan perasaan tak enak diperut, gangguan gastrointestinal, demam ringan, perasaan lemas, dan nyeri kepala



3. Terjadi selama 1-4 hari, kemudian menghilang dan jarang lebih dari 6 hari. 4. Selama waktu itu virus bereplikasi pada nasofaring dan saluran



cerna bagian bawa



Major Illnesses (Gejala Berat) Poliomielitis non-paralitik Gejala klinis sama dengan poliomyelitis abortif, hanya nyeri kepala, nausea dan muntah lebih berat. Gejala-gejala ini timbul 1-2 hari, kadang-kadang diikuti penyembuhan sementara untuk kemudian remisi demam atau masuk dalam fase kedua dengan nyeri otot. Khas untuk penyakit ini adalah adanya nyeri atau kaku otot belakang leher



Poliomielitis paralitik Gejala poliomielitis paralitik sama dengan yang terdapat pada poliomyelitis non-paralitik disertai kelemahan satu atau lebih kumpulan otot skelet atau kranial, dan timbul paralisis akut. Pada bayi ditemukan paralisis vesika urinaria dan atonia usus Bentuk spinal Gejala kelemahan/paralysis/paresis otot leher, abdomen, tubuh, diafragma, toraks dan terbanyak ekstremitas bawah.



Komplikasi 1. Hiperkalsuria



5.Pneumonia



2. Melena



6. Ulkus dekubitus dan emboli paru



3. Pelebaran lambung akut



4. Hipertensi ringan



7. Psikosis



Pemeriksaan Penunjang 1. Pemeriksaan Lab : Pemeriksaan darah tepi perifer Cairan serebrospinal Pemeriksaan serologik Isolasi virus polio 2. Pemeriksaan radiology 3. Pemeriksaan MRI dapat menunjukkan kerusakan di daerah kolumna anterior 4. Pemeriksaan likuor memberikan gambaran sel dan bahan mikia ( kadar gula



dan protein Pemeriksaan Histologik corda spinalis dan batang otak untuk menentukkan kerusakan yang terjadi pada sel neuron



Penatalaksanaan Simptomatis dan suportif. Adapun penatalaksanaan menurut klasifikasi poliomyelitis yaitu sebagai berikut: 1. Infeksi tanpa gejala : istirahat total 2. Infeksi abortif : istirahat sampai beberapa hari setelah temperatur norma. Kalau perlu dapat diberikan analgetik, sedatif. Jangan melakukan aktivitas selama 2 minggu, 2 bulan kemudian dilakukan pemeriksaan neuromuskuloskeletal untuk mengetahui adanya



kelainan.



Non Paralitik : sama dengan tipe abortif. Pemberian analgetik sangat efektif bila diberikan bersamaan dengan pembalut hangat selama 15- 30 menit setiap 2-4 jam dan kadang – kadang mandi air panas juga dapat membantu. Sebaiknya diberikan foot board, papan penahan pada telapak kaki, yaitu agar kaki terletak pada sudut yang sesuai terhadap tungkai. Fisioterapi dilakukan 3-4 hari setelah demam hilang. Fisioterapi bukan mencegah atrofi otot yang timbul sebagai akibat denervasi sel kornu anterior, tetapi dapat mengurangi deformitas yang terjadi.



Paralitik : Harus di rawat di rumah sakit karena sewaktu – waktu dapat terjadi paralisis pernafasan, dan untuk ini harus diberikan pernafasan mekanis. Bila rasa sakit telah hilang dapat dilakukan fisioterapi pasif dengan menggerakkan kaki/tangan. Jika terjadi paralisis kandung kemih maka diberikan stimulan parasimpatetik seperti bethanechol (Urecholine) 5-10 mg oral atau 2,55mg/SK



Pencegahan 1. Imunisasi aktif : Vaksin polio dibagi menjadi dua yaitu inactivated polio virus (IPV) yang diberikan secara suntikan dan attenuated polio virus (OPV) yang diberikan tetesan dibawah lidah. usia 2 bulan, 4 bulan, dan 6 – 12 bulan dan sebelum masuk sekolah (usia 4 tahun)



2. SAFP adalah suatu pengamatan ketat pada semua kasus kelumpuhan yang mirip dengan kelumpuhan dengan kelumpuhan pada kasus poliomyelitis, yaitu akut ( < 2 minggu ), flaccid ( layu, tidak kaku) yang terjadi pada anak kurang dari 15 tahun, dalam rangka menentukkan kasus polio



ASKEP POLIO Pengkajian 1,Identitas pasien : dibawah 15 tahun umunya 2. Riwayat Kesehatan:



Riwayat Kesehatan skrg: keluarga pasien biasanya mengeluh aktivitas anaknya terganggu karena kelemahan, kelelahan, serta kelumpuhan yang sifatnya mendadak dan layuh. Riwayat Keluhan Utama : Awalnya keluarga pasien mengeluh semakin hari berat badan anaknya berkurang disertai dengan keluahan tidak nafsu makan, mual muntah, kelemahan, kelelahan, serta kelumpuhan



Riwayat Penyakit Terdahulu: Riwayat penyakit yang pernah diderita anak, biasanya sebelumnya anak belum pernah mengalami penyakit poliomyelitis Riwayat Penyakit Keluarga, Riwayat Imunisasi: Tumbuh kembang anak



Pemeriksaan Fisik 1. Keadaan umum : Biasanya keadaan umum anak dengan polio yaitu lemah. 2. Kesadaran : Biasanya kesadaran anak menurun. 3. Tanda – tanda vital : a. Tekanan darah : Tekanan darah anak kemungkinan akan meningkat. b. Denyut nadi : Denyut nadi anak kemungkinan akan meningkat. c. Suhu : Biasanya anak mengalami hipertermi 4. Pernapasan : Pernapasan anak biasanya meningkat 5. Berat Badan : BB anak biasanya turun karena anoreksia. 6. Kepala Bibir anak tampak pucat. 7. Ektermitas Biasanya pada anak poliomyelitis terdapat kelumpuhan pada ektermitas bawah.



Diagnosa Keperawatan 1. Gangguan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh b/d anoreksia, mual dan muntah.



2. Hipertermia b/d proses infeksi. 3. Nyeri akut b/d proses infeksi yang menyerang syaraf. 4. Gangguan Mobilitas Fisik b/d paralysis.



5. Ansietas pada anak dan keluarga b/d kondisi penyakit



SLKI- SIKInya Mohon di baca pas Diskusi akan ditanyakan.



Evaluasi 1.Anak meningkat nafsu makannya dan imun tubuh anak membaik. 2. Suhu badan anak sudah dalam rentang normal 3. Anak sudah dapat mengontrol rasa nyeri dan rasa terhadap nyeri sudah



mulai berkurang 4. Anak dapat melakukan pergerakan sehingga dapat mengikuti latihan yang diberikan



5. Anak sudah merasa tenang dan dapat mengekspresikan perasaannya



Daftar Pustaka Eka Ayu Sartika, Resa. 2018. WHO: Wabah Polio Terjadi Di Papua Nuigini Setelah 18 Tahun. Kompas.com Huda Nurarif, Amin & Kusuma, Hardi. 2016. Asuhan Keperwatan Praktis.Yogyakarta: Mediaction Jogja. Manurung, santa. 2011. Keperawatan profesional. Jakarta : Tim. PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi Dan Indikator Diagnostik Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI. PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi Dan Tindakan Keperawatan Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI. Widoyono. 2011 . Penyakit Tropis. Surabaya: Erlangga