Askep TB Paru Anak [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TB PARU PADA ANAK



DI SUSUN OLEH : 1. 2. 3. 4. 5.



ALFI AFIATA DEWI MRLLIYUNITS ELIS SRI YUHANA LUTFIYATUL MUNAWIROH SELVY IRFONI KRISNANDYA



S1 ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS WIDYA HUSADA SEMARANG



2020/2021



BAB I PENDAHULUAN A.    Latar Belakang Insidensi Tuberculosis (TB) dilaporkan meningkat secara drastis pada dekade terakhir ini di seluruh dunia termasuk juga di Indonesia. Penyakit ini biasanya banyak terjadi pada negara berkembang atau yang mempunyai tingkat sosial ekonomi menengah ke bawah. Tuberculosis (TB) merupakan penyakit infeksi penyebab kematian dengan urutan atas atau angka kematian (mortalitas) tinggi, angka kejadian penyakit (morbiditas), diagnosis dan terapi yang cukup lama. Di Indonesia untuk tingkat dunia penderita penyakit TBC urutan ke-3 setelah Cina dan India. Dibandingkan dengan Provinsi lainnya di Indonesia, Jawa Barat jumlah terbesar penderita penyakit TB (Tuberkulosis). Data di Dinas Kesehatan (Dinkes) Jabar, tahun 2007 tercatat 30.000 orang penderita TBC, yang sudah datang berobat ke rumah Sakit dan Puskesmas. Kecenderungan sekitar 16 persen penyakit yang berasal dari kuman tersebut menyerang anak-anak, hingga tahun 2008 terus meningkat yakni mencapai 35.000 orang. Tuberculosis paru merupakan suatu gangguan pada saluran pernafasan yang disebabkan oleh bakteri tahan asam. Mycrobacterium yang menyerang



paru-paru



dan



merupakan



penyakit



yang



menular



melalui droplet nuclei atau infeksi air ludah sehingga mudah dalam proses penularan dari orang yang satu ke yang lainnya.



B.     Rumusan masalah 1.      Apa defenisi dari TB paru? 2.      Apa penyebab penyakit TB paru? 3.      Bagaimana perjalanan penyakit (patofisiologi) TB paru? 4.      Bagaimana cara membuat Asuhan Keperawatan pada masalah TB paru? C.     Tujuan Tujuan umum Untutk memahami asuhan keperawatan anak dengan Tuberkulosis paru Tujuan khusus 1.      Agar kita dapat mengetahui defenisi dari TB paru? 2.      Agar kita dapat mengetahui penyebab penyakit TB paru? 3.      Agar kita dapat mengetahui bagaimana perjalanan penyakit (patofisiologi) TB paru? 4.   Agar kita dapat mengetahui bagaimana cara membuat Asuhan Keperawatan pada masalah TB paru?



BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA



2.1 Pengertian Tuberkulosis



(TBC)



adalah



penyakit



akibat



kuman



Mycobakterium tuberkculosis sistemis sehingga dapat mengenai semua organ tubuh dengan lokasi terbanyak di paru paru yang biasanya merupakan lokasi infeksi primer (Arif Mansjoer,2000). 2.2 Etiologi Agens infeksius utama, mycobakterium tuberkulosis adalah batang aerobik tahan asam yang tumbuh dengan lambat dan sensitif terhadap panasdan sinar ultra violet, dengan ukuran panjang 1-4 /um dan tebal 0,3  – 0,6/um. 2.3 Klasifikasi



a. Pembagian secara patologis: Tuberkulosis primer ( Child hood tuberculosis). Tuberkulosis post primer ( Adult tuberculosis).  b.Berdasarkan pemeriksaan dahak, TB Paru dibagi menjadi 2 yaitu: Tuberkulosis Paru BTApositif. Tuberkulosis Paru BTAnegative c. Pembagian secara aktifitas radiologis: Tuberkulosis paru ( Koch pulmonal )aktif. Tuberkulosis non aktif. Tuberkulosis quiesent ( batuk aktif yang mulai sembuh). d. Pembagian secara radiologis ( Luas lesi) Tuberculosis minimal Moderateli advanced tuberculosis



For advanced tuberculosis



2.4 Patofisiologis Penularan tuberculosis paru terjadi karena kuman dibersinkan atau dibatukkan keluar menjadi droplet nuclei dalam udara. Partikel infeksi ini dapat menetap dalam udara bebas selama 1-2 jam, tergantung pada ada tidaknya sinar ultraviolet, ventilasi yang buruk dan kelembaban. Dalam suasana



lembab



dan



gelap



kuman



dapat



tahan



selama



berhari-



harisampaiberbulan-bulan. Bila partikel infeksi ini terhisap oleh orang sehat akan menempel pada jalan nafas atau paru-paru. Partikel dapat masuk ke alveolar bila ukurannya kurang dari 5 mikromilimeter. Tuberculosis



adalah



penyakit



yang



dikendalikan



oleh



respon



imunitas perantara sel. Sel efektornya adalah makrofag sedangkan limfosit ( biasanyaselT)adalahimunoresponsifnya.Tipeimunitassepertiinibasanyalokal, melibatkan makrofag yang diaktifkan ditempat infeksi oleh limposit dan limfokinnya. Raspon ini desebut sebagai reaksi hipersensitifitas (lambat). Basil tuberkel yang mencapai permukaan alveolus biasanyadiinhalasi sebagai unit yang terdiri dari 1-3 basil. Gumpalan basil yang besar cendrung tertahan dihidung dan cabang bronkus dan tidak menyebabkan penyakit ( Dannenberg 1981 ). Setelah berada diruang alveolus biasanya dibagian bawah lobus atas paru-paru atau dibagian atas lobus bawah, basil tuberkel inimembangkitkan reaksi peradangan. Leukosit polimorfonuklear didaerah rsebut



dan



organisme



Sesudah



ini.



memfagosit hari-hari



bakteria pertama



namun leukosit



tidak akan



tampak



membunuh digantikan



olehmakrofag . Alveoli yang terserang akan mengalami konsolidasi dan timbul gejala pneumonia akut. Pneumonia seluler akan sembuh dengan sendirinya, sehingga tidak ada sisa atau proses akan berjalan terus dan bakteri akan terus difagosit atau berkembang biak didalam sel. Basil juga menyebar melalui getah bening menuju kelenjar getah bening regional. Makrofag yang mengadakan infiltrasi menjadi lebih panjang dan sebagian bersatu sehingga membentukseltuberkelepiteloidyangdikelilingiolehlimposit.Reaksiini butuh



waktu 10-20 hari.  



Nekrosis pada bagian sentral menimbulkan gambangan seperti kejuyang



 biasa disebut nekrosis kaseosa. Daerah yang terjadi nekrosis kaseosa dan jaringan granulasi disekitarnya yang terdiri dari sel epiteloid dan fibroblast menimbulkan respon yang berbeda.Jaringan granulasi menjadi lebih fibrosamembentuk jaringan parut yang akhirnya akan membentuk suatu kapsul yang mengelilingi tuberkel. Lesi primer paru dinamakn fokus ghon dan gabunganterserangnya kelenjar getah bening regional dan lesi primer dinamakan kompleks ghon. Respon lain yang dapat terjadi didaerah nekrosis adalah pencairandimanabahan cair lepas kedalam bronkus dan menimbulkan kavitas. Materi tuberkel yang dilepaskan dari dinding kavitas akan masuk kedalan percabangantrakeobronkhial. Proses ini dapat terulang lagi kebagian paru



lain



atau terbawa kebagian laring,



telinga tengah atauusus. Kavitas



yang



kecil



dapat



menutup



sekalipun



tanpa



pengobatan



danmeninggalkan jaringan parut fibrosa. Bila peradangan mereda lumen brokusdapat menyempit dan tertutup oleh jaringan parut yang terdapt dekat denganperbatasan bronkus rongga. Bahan perkejuan dapat mengental sehingga tidak dapat mengalir melalui saluran penghubung sehingga kavitas penuh dengan bahan perkejuan dan lesi mirip dengan lesi kapsul yang terlepas. Keadaan ini dapat dengan tanpa gejala dalam waktu lama atau membentuk lagi hubungan dengan brokus sehingge menjadi peradangan aktif. Penyakit dapat menyebar melalui getah bening atau pembuluh darah. Organisme yang lolos dari kelenjar getah bening akan mencapai aliran darah dalam jumlah kecil, kadang dapat menimbulkan lesi pada oragan lain. Jenispenyeban ini disebut limfohematogen yang biasabya sembuh sendiri. Penyebaran hematogen biasanya merupakan fenomena akut yang dapat menyebabkantuberkulosismilier.Initerjadiapabilafokusnekrotikmerusak  pemb uluh darah sehingga banyak organisme yang masuk kedalam sistem vaskuler



dan tersebar keorgan-organ lainnya.



2.5 Patway



2.6 Manifestai klinis Gejala penyakit TBC dapat dibagi menjadi gejala umum dan gejala



khusus yang timbul sesuai dengan organ yang terlibat.



Gambaran



secara



klinis tidak terlalu khas terutama pada kasus baru, sehingga cukup sulit untuk menegakkan diagnosa secaraklinik. Gejala sistemik/umum, antara lain sebagaiberikut: 1.Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan malam hari disertai keringat malam. 2



.Kadang-kadang



serangan



demam



seperti



influenza



dan



bersifat



(dapat



disertai



hilangtimbul. 3. Penurunan nafsu makan dan beratbadan. 4.



Batuk-batuk



selama



lebih



dari



3



minggu



dengandarah).Perasaan tidak enak (malaise),lemah Gejala khusus, antara lain sebagaiberikut: Tergantungdariorgantubuhmanayangterkena,bilaterjadisumbatansebagia n bronkus (saluran yang menuju ke paru-paru) akibatpenekanan kelenjar getah



bening



yang



membesar,



akan



menimbulkansuara“mengi”,suaranafasmelemahyangdisertaisesak.Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat disertai dengan keluhan sakitdada.Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulangyang pada suatu saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit di atasnya, pada muara ini akan keluar cairannanah.Pada anakanak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan disebut sebagai meningitis (radang selaput otak), gejalanya adalah demam tinggi, adanya penurunan kesadaran dankejang-kejang. 2.7 Komplikasi Menurut Depkes RI (2002), merupakan komplikasi yang terjadi pada penderita tuberculosis paru stadium lanjut yaitu: Hemoptisis berat, Atelaktasis, Bronkiektalasis, dan penyebaran infeksi ke organlain seperti otak, tulang, persendian, dan ginjal.



2.8 Pemeriksaan penunjang 1. Kultur sputum : positif untuk mycobakterium pada tahap akhirpenyakit. 2. Ziehl Neelsen : (pemakaian asam cepat pada gelas kaca untuk usapan cairan darah) positif untuk basil asamcepat. 3. Test kulit : (PPD, Mantoux, potongan vollmer) ; reaksi positif (area durasi 10 mm) terjadi 48  –  72 jam setelah injeksi intra dermal. Antigen menunjukaninfeksimasalaludanadanyaantibodytetapitidaksecara berarti menunjukan penyakit aktif. Reaksi bermakna pada pasien yang secara klinik sakit berarti bahwa TB aktif tidak dapat diturunkan atau infeksi disebabkan oleh mycobacterium yang berbeda. 4. Elisa / Western Blot : dapat menyatakan adanyaHIV. 5. Foto thorax ; dapat menunjukan infiltrsi lesi awal pada area paru atas, simpanan kalsium lesi sembuh primer atau efusi cairan, perubahan menunjukan lebih luas TB dapat masuk rongga areafibrosa. 6. Histologi atau kultur jaringan ( termasuk pembersihan gaster ; urien dancairan



serebrospinal,



biopsi



kulit



)



positif



untuk



mycobakteriumtubrerkulosis. 7. Biopsi jarum pada jarinagn paru ; positif untuk granula TB ; adanya sel raksasa menunjukannekrosis. 8.



Elektrolit,dapattidaknormaltergantunglokasidanbertanyainfeksi;ex



;Hyponaremia, karena retensi air tidak normal, didapat pada TB paru luas 9. Pemeriksaan fungsi pada paru ; penurunan kapasitas vital, peningkatan ruangmati,peningkatanrasioudararesidodankapasitasparutotaldan penurunan saturasi oksigen sekunder terhadap infiltrasi parenkhim / fibrosis, kehilangan jaringan paru dan penyakit pleural (TB paru kronis luas).



2.9 Penatalaksanaan Dalam pengobatan TB paru dibagi 2 bagian :



1.Jangka pendek. Dengan tata cara pengobatan : setiap haridengan jangka waktu 1 – 3bulan.



*Streptomisin inj 750mg. *Pas 10mg. *Ethambutol 1000mg. *Isoniazid 400mg. Kemudian dilanjutkan dengan jangka panjang, tata cara pengobatannyaadalah setiap 2 x seminggu, selama 13  –  18 bulan, tetapi setelah perkembangan pengobatan ditemukan terapi. Therapi TB paru dapat dilakukan dengan minum obat saja, obat yang diberikan dengan jenis : *INH. *Rifampicin. *Ethambutol Dengan fase selama 2 x seminggu, dengan lama pengobatan kesembuhan menjadi 6-9 bulan. 2.Dengan menggunakan obat program TB paru kombipack bila ditemukan dalam pemeriksan sputum BTA ( + ) dengankombinasi obat *Rifampicin. *Isoniazid(INH). *Ethambutol. *Pyridoxin(B6).



2.10 Pencegahan



1. Imunisasi BCG pada anak balita, Vaksin BCG sebaiknya diberikan sejak anak masih kecil agar terhindar dari penyakittersebut. 2. Bila ada yang dicurigai sebagai penderita TBC maka harus segera diobati sampaituntasagartidakmenjadipenyakityanglebihberatdanterjadi penularan. 3. Jangan minum susu sapi mentah dan harusdimasak. 4. Bagi penderita untuk tidak membuang ludahsembarangan. 5. Tidak melakukan kontak dengan penderita dan gunakan etika batuk



BAB 3 KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN



3.1 Pengkajian a. Pola aktivitas danistirahat Subjektif : Rasa lemah cepat lelah, aktivitas berat timbul. Sesak (nafas pendek), demam,menggigil. Objektif : Takikardia, takipnea/dispnea saat kerja, irritable, sesak (tahap lanjt, infiltrasi



radang



sampai



setengah



paru),



demam subfebris (40 -410C)



hilangtimbul.



b. Pola nutrisi Subjektif



:



Anoreksia,



mual,



tidak



enak



diperut,



penurunanberat badan.Objektif : Turgor kulit jelek, kulit kering/bersisik, kehilangan lemak sub kutan.



c. Respirasi Subjektif : Batuk produktif/non produktif sesak napas, sakitdada. Objektif : Mulai batuk kering sampai batuk dengan sputum hijau/purulent, mukoid



kuning



atau



bercak



darah,



pembengkakan



kelenjarlimfe,terdengarbunyironkhibasah,kasardidaerahapeks paru, (penyakit



luas



atau



fibrosis



parenkim



parudanpleural), sesak napas,



pengembangan pernapasan tidak simetris (effusi dan



penurunan



takipneu



pleura.),



perkusi



pekak



fremitus (cairanpleural), deviasi trakeal (penyebaran



bronkogenik).



d. Rasanyaman/nyeri Subjektif : Nyeri dada meningkat karena batukberulang. Objektif : Berhati-hati pada area yang sakit, prilaku distraksi, gelisah, nyeri bisa timbul bila infiltrasi radang sampai ke pleura sehingga timbulpleuritis.



e. Integritas ego Subjektif:Faktorstresslama,masalahkeuangan,perasaantak berdaya/tak



ada



harapan. Objektif



:



Menyangkal



(selama



tahap



dini),



ansietas,ketakutan,



mudahtersinggung. f. Keamanan Subyektif: adanya kondisi penekanan imun, contoh AIDS,kanker. Obyektif: demam rendah atau sakit panasakut.



h. InteraksiSosial Subyektif:Perasaanisolasi/penolakankarenapenyakitmenular,perubahan



pola



biasa



dalam



tanggung



melaksanakanperan. 3.2 DiagnosaKeperawatan



jawab/



perubahan



kapasitas



fisik



untuk



3.4 Evaluasi Dx 1:Kebersihan jalan napas efektif, dengan kriteriaevaluasi: Mempertahankan jalan napaspasien Mengeluarkan sekret tanpabantuan. Menunjukkan prilaku untuk memperbaiki bersihan jalannapas. Berpartisipasi dalam program pengobatan sesuaikondisi.



Mengidentifikasi potensial komplikasi dan melakukan tindakantepat



Dx 2: Pertukaran gas efektif, dengan kriteriaevaluasi: Melaporkan tidak terjadidispnea. Menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi jaringan adekuatdengan GDA dalam rentangnormal.Bebas dari gejala distresspernapasan. Dx 3: Kebutuhan nutrisi adekuat, dengan kriteriaevaluasi: Menunjukkan berat badan meningkat mencapai tujuan dengan nilai laboratoriurn normal dan bebas tandamalnutrisi. Melakukanperubahan pola



hidup untuk meningkatkan dan



mempertahankan berat badan yangtepat. Dx 4: Nyeri dapat berkurang atau terkontrol, dengan kriteriaevaluasi: Menyatakan nyeri berkurangatauterkontrol dan Pasien tampakrileks DX 5 : Suhu tubuh kembali normal dengan kriteria evaluasi: Suhu tubuh36°C-37°C. DX 6 : Pasien mampu melakukan aktivitas dalam batas yang ditoleransi dengan kriteria evaluasi: Melaporkan atau menunjukan peningkatan toleransi terhadap aktivitas yang dapat diukur dengan adanya dispnea, kelemahan berlebihan, dan tanda vital dalam rentannormal. DX 7 :Tidak terjadi penyebaran/ aktivitas ulang infeksi,dengan kriteria evaluasi: Mengidentifikasi intervensi untuk mencegah/menurunkanresiko penyebaran infeksi.



Menunjukkan/melakukan



perubahan



pola



hidup



untuk



meningkatkan



lingkungan yang. aman.



BAB 4 ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN ANAK DENGAN TUBERCULOSIS PARU



4.1 Pengkajian I. IdentifikasiKlien Identifikasiklien  Nama



: An.EP



Umur



: 7 tahun



Jeniskelamin



:Laki-laki



Alamat



: Batu benawa simpangempat



TanggalMRS



: 20-09-2012



Tanggalpengkajian



: 21-09-2012



Diagnosa Diagnosa medis



: Tuberculosis paru



II. Identitas orang tua  NamaAyah



: Tn.p



Usia



: 45tahun



Agama



:Islam



Suku



:Banjar 



Pendidikan



:SMA



Pekerjaan



:Wiraswasta



Alamat



: Batu benawasimpang



 NamaIbu



: Ny.S



Usia



:35



Agama



:Islam



Suku



:Bugis



Pendidikan



:SMP



Pekerjaan



: Ibu rumahtangga



Alamat



: Batu benawa simpangempat



II. StatusKesehatanSaatIni 1. Keluhan Saat MRS menerus.



: Ibu klien mengatakananaknya batuk terus



2. Keluhan Saat Pengkajian : Klien mengalami, batuk, sesak dan anoreksia. 3. Riwayat Penyakit Sekarang: Ibu selamaminggu.



Batuk



terjadi



klien mengtakan anaknya batuk



secara



terus



menerus



disertai



sekret,sehinggaanaknyakelelahan.Batukpasienakanbertambah parah



pada



malam hari. Karena khawatir dengan keadaan anaknya, ibu pasien membawa pasien ke RSUD Tanah Bumbu.



III. Riwayat PenyakitDahulu 1. Penyakit yang pernah dialami: *Kecelakaan termasuk kecelakaan lahir/persalinan, bila pernah (jenis dan waktu) : Tidakada *Operasi (jenis dan waktu) : Tidakada *Penyakit kronis/akut:Klien sering menderita batuk-batuk sejak usia 6 tahun kemudian di beri obat dansembuh. *Terakhir kali MRS : Tidakada



a. BCG



:-



2.Imunisasi



 b. Campak



: 1 kali



Klien telah mendapat imunisasi yang tidaklengkap



c. DPT



: 3 kali



d. Polio



: 4 kali



e. Hepatitis



: 3 kali



IV. Riwayat kesehatan keluarga a. Penyakit yang di derita kelurga : Ibu mengungkapakan bahwa sepupu klien menderita TBC sudah 2 bulan dan sudah mulai di obati. b. Lingkungan rumah dan komunitas : Ibu klien mengatakan bahwa klien dan kelurganya tinggal yang tidak padat penduduknya.Rumah klien tepat didalam gangkecil. c. Prilaku yang mempengaruhi kesehatan : ibu klien mengatakan anaknya hanya mau makan telur dan ayam tapi tidak mau makan sayur. d. Presepsi kelurga terhadap penyakit : Kelurga klien sangat khawatir dengan ondisi yang di deritaanaknya.



V. Riwayat Kehamilan danPersalinan



Klien lahir dengan berat badan dan lahir 3000 gram, lahir langsung dan menangis, menurut ibu klien selama hamil ibu sering periksa ke dokter maupun bidan praktek. Klien juga di beri ASI selam 1 tahun dan din berikan susu formula samapai sekarang.



VI. Pola Akitivitas danIstrahat Subjektif:Rasalemahcepatlelah,aktivitasberattimbul sesak (nafas pendek), demam,menggigil. Objektif : Takikardia, takipnea/dispnea saat kerja, irritable, sesak (tahap lanjut; infiltrasi radang sampai setengah paru), demam subfebris (40 -410C) hilangtimbul.



VII. PolaNutri-Metabolik  Subjektif : Anoreksia, penurunanberat badan.



mual,



tidak



enak



diperut,



Objektif : Turgor kulit jelek, kulit kering/bersisik, kehilangan lemak subkutan.



VIII. Respirasi Subjektif:Batukproduktif/nonproduktifsesaknapas,sakitdada. Objektif : Mulai batuk kering sampai batuk dengan sputumhijau/purulent, mukoid



kuning



atau



bercak



darah,



pembengkakan



kelenjarlimfe,terdengarbunyironkhibasah,kasardidaerahapeksparu, takipneu (penyakit luas atau fibrosis parenkim paru danpleural), pengembangan pernapasan



sesak



napas,



tidaksimetris(efusi pleura), perkusi pekak dan



penurunan fremitus (cairan pleural). IX. Rasa nyaman dannyeri Subjektif:Nyeridadameningkatkarenabatukberulang. Obiektif : Berhati-hati pada area yang sakit, prilaku distraksi, gelisah, nyeri bisa timbul bila infiltrasi radang sampai ke pleura sehingga timbulpleuritis.



X. Integritasego Subjektif



:



Faktor



stress



lama,



masalah



keuangan,



perasaantak  berdaya/tak ada harapan. Objektif



:



Menyangkal



(selama



tahap



dini),



ansietas,ketakutan,



mudahtersinggung.



XI. Keamanan Subyektif:adanyakondisipenekananimun,contohAIDS,kanker. Obyektif:demamrendahatausakitpanasakut. XII. Interaksisosial Subyektif: Perasaan isolasi/ penolakan karena penyakit menular, perubahan pola biasa dalam tanggung jawab/ perubahan kapasitas fisik untuk melaksanakan peran.



XIII. Pemeriksaan fisik 1. KeadaanUmum Anak duduk di meja pemeriksaan kesadaran compomentis, anak tampak batuk-batuk dan tampak sesak.



a. Kesadaran  b. GCS



: Compos mentis : 4-5-6



c. BB SMRS



: 30 Kg



2. Tanda-tandavital



d. BB MRS -+ -+ e. TB



: 29 Kg



a. TD :110/70mmHg



: 110 cm



b. HR : 85x/menit c. RR:27x/menit d. Suhu tubuh : 27,8℃



3. Integumen Inspeksi :Kulit sianosis, lesi (-), edema (-), diaphoresis (-), inflamasi (-), kukusianosis.Palpasi :Akral kering, tekstur kasar, turgor > 2 detik, nyeritekan (-), tekstur kuku halus, capillary refill time > 2 detik. 4. Kepala Inspeksi



:Posisi



kepala



tegak,



proporsional,



bentuk



kepala



-sesuai,rambutlurus,tersebarmeratadanterpotongpendek.Palpasi :tidak ada benjolan,



tidak



ada



krepitasi



dandeformitas,nyeritekantidakada,kulitkepalalembab.



1. 5. Mata inspeksi:Posisisimetris,alissejajar,daerahorbitanormal,



kelopak



mata



normal, bulu mata normal, konjungtivaanemis -/-, ikterik -/-, perdarahan -/-, iris simetris, warna hitam,reflexpupil(+),akomodasinormalki/ka. Palpasi:edema(-),nyeri(-).



6. Telinga Inspeksi



:posisi



sejajar,



proporsional,



simetris,



(-),kemerahan(-),battlesign(-),serumen(-),tidakkotor. Palpasi:teksturlembut,nyeritekan(-),pembengkakan(-). 7. Hidung



otorea



Inspeksi :ukuran proporsional, secret (+), bulu hidung normal, rhinorea (-), perdarahan



(-),



lesi



(-),



pernapasan



cuping



hidung(-).palpasi:nyeritekan(-),krepitasi(-). 8. Bibir, 5 mulut, 5 dan faring Inspeksi:warnasianosis,lesi(-),mukosabibirkering,gigi



utuh



bersih,



pendarahan gusi (-), lidah bersih, tidak bau mulut, faringkemerahan. 9. leher Inspeksi:M.Sternokleidomastoideussimetris,kontraksi(-), deviasi trakea (-), pembesaran tiroid (-), pembesaran limfe (-), pembesaran vena jugularis (-), eritema(-).Palpasi :posisi trakea pada garis tengah, pembesaran tiroid (-), nyeri tekan (-), pembesaran limfe(-). 10. Thoraks Inspeksi:bentuknormal,simetris,lesi(-),ekspansidinding dadatidaksimetris,retraksiototbantupernafasanberat, bentuk



mamae



simetris,



ukuran sama, putting menonjol, kulit halus, RR 37 x/menit, rasio inspirasi ekspirasi1:2.Palpasi :massa (-), krepitasi (-), deformitas (-), nyeri tekan (-),ictuscordisterabadimidclavikulasinistra4-5ICS, pembengkakan



(-),



emfisema



sub kutis (-), fremitus lemah dekstra sinistra. Perkusi :Pekak, batas jantung kiri ICS 2 SL kiri dan 4 SL kiri,bataskananICS2SLkanandanICS5MCLkanan, pembesaran jantung (-), pekak.



Auskultasi:Bunyironkikasarpadaapekparuki/ka.



a. Ronkhi



b. Vokal fremitus lemah ki/ka



11. Abdomen Inspeksi :Bentuk rata, penegangan abdomen (-), caput medusa (-), kulit pruritus, massa(-).Palpasi : Massa (-), hepar tidak teraba, lien tidak teraba, fesestidak teraba, VU tidak teraba, nyeritekan(-) padasemuaregio.



Perkusi :Timpani. Auskultasi:Bisingusus3x/menit.



12. Inguinal-Genitalia-Anus Nadi femoralis teraba, tidak ada hernia, pembengkakan pembuluh limfe tidak ada, tidak ada hemoroid, warna feses kuning lembek, urine kuning bening. 13. Ekstremitas Inspeksi:garisanatomilurus,persendiannormal,eritema(-). Palpasi :kekuatan tendon (+), nyeri tekan (-), krepitasi (-), deformitas(-). Pergerakannormal,kekuatanotot5/5.



14. Persyarafan Pasien dalam keadaan compos mentis 15. Refleks Biceps: +, patella:+ babinski:+



XIV. Prosedur diagnostik dan pengobatan



XV. Analisa data Nama klien



: An. EP



Umur



: 7 tahun



Ruang



: Anak



No



Tanggal



Analisa data



Problem



Etiologi



1



Ds: ibu klien mengatakan anaknya batuk terus menerus elama 1 minggu



Ketidakefektifan bersihan jalan nafas



Respon imun menurun



Do: TD :110/70mmHg Pembentukan sputum dan sekre



HR : 85x/menit RR:27x/menit Suhu tubuh : 27,8℃



Penumpukan secret



Keadaan umum: Sesak (+), batuk (+_, sekret (+)



2



Ds:



Gangguan pertukaran gas



Do:takipnea (+) RR 37x/menit, ronkhi (+), membran mukosa dan bibir sianosis, fremitus lemah ki/ka, karbondioksida darah 60mEq/l 3



Ds: ibu klien mengatakan anaknya tidak mau makan Do: turgor kulit >2



BAB 5 PENUTUP



A. Kesimpulan



Sesak nafas



Sianosis



Hipoksia



Gangguan keseimbangan nutrisis kurang dari kebutuhan



Respon tubuh menurun



Batuk, reflek muntah



Tuberculosis adalah penyakit yang disebabkan mycobacterium tuberculosis yang hamper seluruh organ tubuh dapat terserang olehnya, tapi yang paling banyak adalah paru-paru. Klasifikasi tuberculosis tb paru ada banyak, pendapat seperti yang tertera diatas, antaralain : klasifikasi tuberculosis berdasarkan system lama, klasifikasi menurut American thoracic society, clasifikasi diindonesia di pakai berdasarkan kelainan klinis, rsdiologis, dan patofisiologi saluran pernafasan di bagi menjadi 2 bagian yaitu saluran pernafasan atas dan saluran pernafasan bawah. Disini akan di jelaskan anatomi dan fisiologi pernafasan atas saluran pernafasan bawah. , yang berhubungan dengan penyakit tuberculosis. Saran Bagi perawat di harapkan dapat melaksanakanasuhan keperawatan sesuai dengan prosedur yang ada. Bagi para orang tua di harapkan memantau pertumbuhan dan perkembangan anak sejak dini untuk dapat mengetahui adakah gejala gejala penyakit pada anak terutama pengetahuan tentang penyakit TB.



DAFTAR PUSTAKA



1. Nurarif, A.H.& KUSUMA, H. (2015). Aplikasi keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA/NIC-NOC. Yogyakarta : Media Action publishing. 2. Ns. Harwina Widya Astuti, S.Kep & Ns. Angga Saefull Rahmat, S.Kep (2010). Asuhan Keperawatan Anak & dengan gangguan system pernafasaan. Jakarta : Trnas info Media 3. Sri Sukmawati, S.Kep, Am.Keb & Ns. Retno Puji Hastuti, S.Kep dkk (2009). 4. Keetrampilan Dasar Asuhan Kebidanan Pemeriksaan fisik pada bayi dan anak.



&



Jakarta : Trans info Media