Asuhan Keperawatan Diare [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ASUHAN KEPERAWATAN AN. R DENGAN GASTROENTRITIS ACUTE TANPA DEHIDRASI DI RUANG TONDANO RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR SAIFUL ANWAR MALANG Untuk Memenuhi Tugas Pendidikan Profesi Ners Departemen Keperawatan Anak di Ruang Tondano Rumah Sakit Umum Daerah dr Saiful Anwar Malang



Disusun oleh: ANDREAS ADITYA NOVIAWAN NIM. 2114314901001



PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAHARANI MALANG 2021



1 |Pengkajian Anak/FIH-SMM 1920



LEMBAR PENGESAHAN DEPARTEMEN KEPERAWATAN ANAK



Laporan Pendahuluan, Asuhan Keperawatan dan Resume Pada Departemen Keperawatan Anak dibuat oleh :



Nama NIM



: Andreas Aditya Noviawan : 2114314901001



Semester



:1



Prodi



: Ners



Telah diperiksa kelangkapannya pada: Hari: Jumat Tanggal: 12 November 2021 Dan dinyatakan memenuhi kompetensi



Mahasiswa



Pembimbing Lahan



Andreas Aditya noviawan (NIM: 2114314901001)



Kusdarwati (NIP: 19605011997032003)



Pembimbing Institusi



Ns.Lilla Maria, M.Kep (NIND : 0709028102)



2 |Pengkajian Anak/FIH-SMM 1920



LAPORAN PENDAHULUAN DIARE



A. DIARE AKUT 1. DEFINISI Perubahan konsistensi tinja yang terjadi tiba-tiba akibat kandungan air di dalam tinja melebihi normal (10 mL/kgBB/hari) dengan peningkatan frekuensi defekasi lebih dari 3 kali dalam 24 jam dan berlangsung kurang dari 14 hari. Pola defekasi neonates dan bayi, hingga usia 4-6 bulan, yang defekasi >3x/ hari dan konsistensinya cair atau lembek masih dianggap normal selama tumbuh kembangnya baik. 2. ETIOLOGI a. Infeksi: virus (rotavirus, adenovirus, Norwalk), bakteri (Shigella sp., Salmonella sp., E. coli, Vibrio sp), parasite (protozoa: E. hystolytica, G. lamblia, Balantidium coli; cacing: ascharis sp, Trichuris sp, Strongyloides sp; jamur: Candida sp), infeksi ekstra usus (otitis media akut, infeksi saluran kemih, pneumonia). Terbanyak disebabkan rotavirus (20-40%) b. Alergi makanan: alergi susu sapi, protein kedelai, alergi multiple c. Malabsorpsi: karbohidrat (intoleransi laktosa), lemak dan protein d. Keracunan makanan (misalnya makanan kaleng akibat (Botulinum sp) e. Lain-lain: obat-obatan (antibiotic atau obat lainnya), kelainan anatomi Pertimbangkan apakah diare termasuk primer (infeksi pada saluran cerna) atau sekunder (gejala ikutan dari penyakit sistemik, seperti bronkopneumoni, ensefalitis dsb) 3. DIAGNOSIS a. Anamnesis Perlu ditanyakan deskripsi diare (frekuensi, lama diare berlangsung, warna, konsistesi tinja, adanya lender/ darah dalam tinja), adanya muntah, tanda dehidrasi (rasa haus, anak rewel/ lemah, BAK terakhir), demam, kejang, jumlah cairan masuk, Riwayat makan minum, penderita sekitar, pengobatan yang diterima, dan gejala invaginasi (tangisan keras dan bayi pucat) b. Pemeriksaan fisis  Periksa keadaan umum, kesadaran, tanda vital dan berat badan  Selidiki tanda-tanda dehidrasi: rewel/ gelisah, letargis/ kesadaran berkurang, mata cekung, cubitan kulit perut Kembali lambat (turgor abdomen), haus/ minum lahap, malas/ tidak dapat minum, ubun-ubun cekung, air mata berkurang/ tidak ada, keadaan mukosa mulut  Tanda-tanda ketidakseimbangan asam basa dan elektrolit, kembung akibat hipokalemia, kejang akibat gangguan natrium, nafas cepat dan dalam akibat asidosis metabolik c. Pemeriksaan penunjang 3 |Pengkajian Anak/FIH-SMM 1920



 



Pemeriksaan tinja, namun tidak rutin dilakukan, kecuali ada tanda-tanda intoleransi laktosa dan kecurigaan ambubiasis. Dapat dilakukan secara makroskopis, mikroskopis maupun kimiawi Dehidrasi berat: elektrolit serum, analisis gas darah, nitrogen urea, kadar gula darah



4. KLASIFIKASI Klasifikasi Dehidrasi berat Kehilangan cairan >10% berat badan



Dehidrasi ringan-sedang Kehilangan cairan 5-10% berat badan



Tanpa dehidrasi Kehilangan cairan =2 detik) Dua atau lebih tanda berikut:  Rewel, cengeng, gelisah  Ubun-ubun besar, mata sedikit cekung  Tampak kehausan, minum lahap  Cubitan perut Kembali lambat Tidak ada cukup tanda untuk diklasifikasikan ke dua kriteria di atas



5. TATA LAKSANA Pada prinsipnya ada lima pilar tata laksana diare menurut WHO: 1) rehidrasi; 2) dukungan nutrisi; 3) pemberian antibiotic sesuai indikasi; 4) pemberian zink; 5) edukasi pada orang tua. Berikut alur tata laksana diare sesuai derajat dehidrasinya.  Diare Akut Dehidrasi Berat  Rehidrasi intravena, 100cc/ kgBB cairan Ringer Laktat atau Ringer Asetat (jika tidak ada, gunakan salin normal) dengan ketentuan berikut:







Pertama berikan 30 cc/ Selanjutnya, 70 cc/ kgBB dalam: kgBB dalam: Umur < 12 bulan 1 jam 5 jam Umur >12 bulan 30 menit 2 ½ jam Diikuti rehidrasi oral jika sudah dapat minum, dimulai 5 cc/kgBB/jam selama proses rehidrasi Periksa Kembali status hidrasi anak setiap 15-30 menit, klasifikasikan ulang derajat rehidrasi setelah 3 jam (untuk anak) atau 6 jam (untuk bayi). Tata laksana selanjutnya diberikan sesuai derajat dehidrasi tersebut



4 |Pengkajian Anak/FIH-SMM 1920







Jika tidak ada fasilitas intravena, pasang pipa nasogastric dan beri 20cc/ kgBB/jam selama 6 jam atau rujuk segera ke rumah sakit



 Diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang  Pasien dipantau di puskesmas/ rumah sakit  Berikan larutan oralit dalam waktu 3 jam pertama sebanyak 75 cc/kgBB, ajarkan ibu membuat oralit sedikit-sedikit tapi sering (small but frequent) dengan sendok teh, cangkir, mangkok atau gelas. Bila anak muntah tunggu 10 menit, lalu lanjutkan dengan lebih lambat  Lanjutkan pemberian ASI  Periksa Kembali dan klasifikasikan ulang setelah 3 jam  Diare Akut Tanpa Dehidrasi Dapat dilakukan terapi rawat jalan dengan empat aturan perawatan di rumah sebagai berikut (juga berlaku untuk diare dengan dehidrasi setelah perawatan):  Beri cairan tambahan, seperti ASI, yang lebih sering dan lama. Jika anak tidak memperoleh ASI eksklusif, berikan oralit, air matang atau cairan makanan (kuah sayur, air tajin). Pada kasus dengan dehidrasi, berikan 6 bungkus oralit (@200 cc), berikan 100 cc tiap BAB.  Beri tablet zink selama 10-14 hari, yaitu ½ tablet (10 mg)/ hari untuk anak usia 6 bulan. Zink bermanfaat untuk menurunkan frekuensi BAB dan memperbaiki volume tinja, mengurangi lama diare, serta menurunkan kejadian diare pada bulanbulan berikutnya.  Beri makanan segera setelah anak dapat makan. Lanjutkan pemberian makan atau ASI, dengan pola sedikit tapi sering (sekitar 6x/ hari)  Edukasi kapan harus Kembali (jika keadaan anak memburuk, tidak dapat/ malas minum, timbul demam, timbul darah dalam tinja, tidak membaik setelah 5 hari) Terapi lainnya:  Antibiotic tidak digunakan secara rutin dan hanya bermanfaat pada anak dengan diare berdarah (disentri), suspek kolera, dan infeksi berat lain yang tidak berhubungan saluran pencernaan. Penggunaan antibiotic tidak rasional akan mengganggu keseimbangan flora usus sehingga memperpanjang diare menjadi persisten, mempersulit penyembuhan, dan meningkatkan kemungkinan penularan. Selain itu juga menyebabkan resistensi kuman terhadap antibiotic.  Obat antiprotozoa jarang digunakan  Obat-obatan anti diare tidak boleh diberikan pada anak karena tidak mencegah dehidrasi maupun meningkatkan status gizi anak, namun memiliki efek sanping berbahaya hingga fatal  Probiotik dapat bermanfaat mempersingkat lama diare pada anak dan mencegah diare pada bayi



5 |Pengkajian Anak/FIH-SMM 1920







Vaksin rotavirus menimbulkan imunogenitas yang baik pada anak dan efek samping yang rendah, diberikan sebelum usia 6 bulan dalam 2-3 kali pemberian dengan interval 4-6 minggu



Langkah Promotif/ Preventif a. ASI tetap diberikan b. Menjaga kebersihan perorangan, cuci tangan sebelum makan c. Menjaga kebersihan lingkungan, BAB di jamban d. Imunisasi campak e. Memberikan makanan penyapihan yang benar f. Penyediaan air minum bersih, serta makanan yang selalu dimasak secara adekuat 6. KOMPLIKASI Dehidrasi, gangguan elektrolit, penurunan berat badan, gagal tumbuh, serta diare yang lebih berat dan sering terjadi B. DIARE PERSISTEN 1. DEFINISI Diare persisten adalah diare akut dengan atau tanpa disertai darah dan berlanjut sampai 14 hari atau lebih 2. FAKTOR RESIKO Usia 6 bulan: 20 mg atau 1 tablet per hari Tata laksana spesifik sesuai etiologic yang mendasari:  Kasus infeksi: antibiotic sesuai hasil identifikasi bakteri penyebab. Berikan metronidazole 50 mg/kg PO dibagi 3 dosis selama 5 hari untuk kasus ambubiasis dan giardiasis, atau metronidazole 30 mg/kgBB dibagi 3 dosis untuk kasus Clostridium difficile. Pada kasus infeksi Klebsiela sp. Atau E. coli pathogen, berikan antibiotic sesuai uji sensitivitas  Kasus intoleransi laktosa; berikan formula/ diet bebas laktosa  Kasus alergi susu sapi: teruskan ASI dan hindari makanan dari susu sapi  Kasus malabsorpsi: berikan makanan atau formula elemental secara oral atau parenteral  Kasus antibiotic-induced: hentikan antibiotic dan berikan probiotik selama 7-10 hari  Evaluasi keberhasilan pengobatan: asupan makanan cukup, penambahan berat badan, diare berkurang, tidak ada demam



6. INDIKASI RAWAT Anak mengalami gizi buruk, atau disertai tanda-tanda diare akut 7. KOMPLIKASI Dehidrasi, syok hipovolemik, hipokalemia, hipoglikemia, kejang, malnutrisi energi protein



7 |Pengkajian Anak/FIH-SMM 1920



Format Pengkajian Keperawatan Anak I.



Pengkajian Hari/Tanggal pengkajian: Senin, 08 November 2021



II.



Informasi Klien dan Status Kesehatan A. Identitas Klien INFORMASI UMUM KLIEN Nama: An. R Umur: 7 th Jenis kelamin: P



Agama: Islam Pendidikan: SD No. RM: 11168xxx Suku/Bangsa: Jawa/ Indonesia Pekerjaan: Belum bekerja Tgl. MRS: 7-11-2021 Tgl. Pengkajian: 8 November 2021



Alamat: Blitar Status Rencana Pembiayaan: Pribadi BPJS Perusahaan Diagnosa Medis: Gastroentritis acute tanpa dehidrasi



JamKesMas



GAKIN



Jaminan



B. Identitas Penanggung Jawab INFORMASI UMUM PENANGGUNG JAWAB



Nama: Ny. I Umur: 35 tahun Jenis kelamin: P Alamat: Pasuruhan



Agama: Islam Status Marital: Kawin Suku/Bangsa: Jawa/ Indonesia



Pendidikan: Sarjana Pekerjaan: Swasta Hubungan dengan klien : Ibu kandung



C. Identitas dan Karakteristik Keluarga (Orang tua dan tipe keluarga) KARAKTERISTIK KELUARGA Nama ayah/ibu: Tn. A Umur: 36 tahun Jenis kelamin: L Tipe Keluarga: Nuclear Family Alamat: Pasuruhan



Agama: Islam Status Marital: Kawin Suku/Bangsa: Jawa/ Indonesia



Pendidikan ayah/ibu: Sarjana Pekerjaan ayah/ibu : Swasta Bahasa sehari-hari: Bahasa Jawa



Status ekonomi keluarga Tn. R adalah seorang karyawan sawasta disebuah pabrik di sidoarjo, sedangkan ny. I adalah seorang guru SD Aktivitas rekreasi keluarga Keluarga menyempatkan rekreasi sebulan sekali, namun semenjak pandemic covid 19 jarang untuk rekreasi keluarga, lebih banyak berlibur kerumah kerabat. 8 |Pengkajian Anak/FIH-SMM 1920



D. RIWAYAT KESEHATAN 1. Keluhan Utama Diare 2. Riwayat Kesehatan/Penyakit Sekarang Pasien datang ke UGD RSSA secara mandiri, karena anaknya tiba- tiba mengeluh bab cair 8x sehari sebelum masuk rumah sakit setelah minum Jus buah,dan minum susu kemasan di rumah saudara di malang. Bab cair seperti air kran, ampas sedikit, warna kuning kecoklatan, tidak ada darah, ada lendir, bau kecut. Kemudian orang tua membelikan obat diare anak, namun keluhan masih menetap, malahan anaknya timbul keluhan nyeri perut, mual, dan masih diare. Melihat keluhan anaknya tidak membaik kemudian anaknya dibawa ke UGD RSSA dan disarankan rawat inap untuk perbaikan kondisi. Pasien tidak ada keluhan muntah dan demam. Di UGD pasien mendapat terapi infus Rehidrasi NS 0,9% 250 cc selama 30 menit kemudian infus D5-1/2NS 20 tpm, Inj. Ranitidin 50 mg (IV) ondansentron 2mg (IV) dan disarankan rawat inap untuk mendapat terapi lebih lanjut. 3. Riwayat Kesehatan/Penyakit Dahulu Ibu pasien mengatakan anaknya tidak pernah sakit, baru pertama kali masuk rumah sakit 4. Riwayat Kesehatan/Penyakit Keluarga Dalam keluarga tidak ada yang menderita sakit seperti anaknya , terkait masalah pencernaan. 5. Genogram (minimal tiga generasi dan riwayat kesehatan keluarga)



= laki-laki = perempuan \



= klien = garis perkawinan = tinggal 1 rumah = garis keturunan



6. Riwayat Prenatal, Intranatal, Tumbuh Kembang pada anak (khusus pada klien : anak yang berusia 0-18 tahun) a. Riwayat Prenatal Ibu (kunjungan pemeriksaan, imunisasi TT) Ibu pasien mengatakan rutin periksa kehamilan di bidan tiap bulan dan telah mendapat imunisasi TT, konsumsi vitamin ibu hamil. b. Riwayat Intranatal (jenis persalinan, proses melahirkan) Ibu pasien mengatakan jenis persalinan normal, BBL 3100 gram, lahir langsung menangis c. Riwayat Penyakit/masalah yang pernah diderita selama kehamilan, melahirkan dan post melahirkan oleh Ibu Ibu mengatakan tidak ada keluhan apa pun d. Riwayat psikologis Ibu selama hamil Ibu mengatakan sangat senang dengan kehamilan anak yang kedua e. Riwayat Interaksi Ibu selama hamil (penerimaan ibu/suami/keluarga dalam kehamilan,kegiatan selama hamil, pengaruh kehamilan dalam bermasyarakat) 9 |Pengkajian Anak/FIH-SMM 1920



Ibu mengatakan baik suami atau keluarga sangat senang dan Bahagia dengan kehamilan anak kedua. Mendapat dukungan penuh dari keluarga dan tidak ada kendala dalam interaksi f. Peran dan harapan Ibu setelah melahirkan Ibu berharap kedua anaknya selalu sehat g. Riwayat Imunisasi Klien (kelengkapan imunisasi dasar, ketepatan jadwal pemberian imunisasi dasar BCG, Hepatitis B, DPT, Polio, Campak )



Ibu mengatakan anaknya sudah mendapat Imunisasi dasar lengkap



h. Riwayat Perkembangan dan Pertumbuhan anak , Denver test (diisi jika klien berusia



Diare



2



DS: ibu mengatakan perut anaknya masih terasa nyeri. Bertambah nyeri bila banyak aktivitas, seperti bejalan, berdiri.anak hanya ongon tiduran dan digendong. Ibu mengatakan anaknya menghabiskan makan ½ posi saja karena perut tidak nyaman, kembung dan nyeri. DO: - Tampak lemah, Gcs: 4-5-6 - TD: 100/ 70 mmHg, Suhu: 36.0C, HR: 115 x/menit, RR: 24 x/menit. - Tampak murung, hanya ingin digendong - Bising usus 13x/ mnt - Palpasi abdomen: nyeri tekan didaerah umbilikalis



17 |Pengkajian Anak/FIH-SMM 1920



Kode: D.0077 Nyeri akut sehubungan dengan Inflamasi



Faktor Infeksi (Virus, Bakteri, Jamur) masuk melalui makanan yang terkontaminasi berkembang dalam usus melepaskan enterotoksin iritsasi otot dan lapisan mukosa



-



-



Skala nyeri 4-6, bertambah saat dibuat aktifitas seperti berjalan. Berkurang saat istirahat. Perkusi abdomen: meteorismus Tampak menghabsikan ½ porsi makan



interstinum Inflamasi pelepasan mediator nyeri merangsang nosiseptor diahantarkan serabut A-del ta dan C medulla spinalis>> sampai ke otak Persepsi Nyeri Nyeri akut



3.



DS: Ibu mengatakan khawatir dengan kondisi anaknya, berharap segera sembuh, selesai dengan pengobatan dan pulang ke Pasuruhan. Keluarga berharap anaknya tidak salah makan dan diare lagi karena kasihan melihat anaknya sakit. Ibu juga mengataakan anaknya bertanya kepadanya, apa sakitnya bisa sembuh. Pasien juga ingin segera pulang dari RS. Selama di RS pasien sering meminta gendong dan lebih banyak istirahat di tempat tidur. DO: - Tampak lemah, Gcs: 4-5-6 - Ibu tampak cemas, banyak menanyakan kondisi tentang anaknya dan butuh perawatan berapa lama. - Ekspresi anak tampak datar, digendong ibunya, sesekali menyakan ke ibunya kapan bisa pulang ke rumah.



IV.



Diagnosis Keperawatan



18 |Pengkajian Anak/FIH-SMM 1920



Kode: D.0080 Ansietas sehubungan dengan ancaman status kesehatan



Penatalaksanaan terapi Hospitalisasi Kurang pengetahuan kondisi, prognosa dan program terapi Kecemasan anak dan orang tua Ansietas



1. Diare sehubungan dengan proses infeksi 2. Nyeri akut sehubungan dengan Inflamasi 3. Ansietas sehubungan dengan ancaman status kesehatan



19 |Pengkajian Anak/FIH-SMM 1920



No



1.



Diagnosis Keperawatan



Kode: D. 0020 Diare sehubungan dengan proses infeksi



NURSING CARE PLAN



Rencana Keperawatan



Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi (Nursing Outcome Criteria) (Nursing Intervention Criteria) A. Eliminasi Fekal (L.04033) A. Manajemen diare (I.03101) Tujuan: setelah dilakukan intervensi 1. Identifikasi penyebab diare (misalnya keperawatan diharapkan proses defakasi inflamasi, gastroinstetinal, iritasi normal yang diseratai dengan pengeluaran gastroinstetinal, proses infeksi, malabsorpsi, feses mudah dan konsistensi, frekuensi serta ansietas, stress, efek obat-obatan, pemberian bentuk feses normal. botol susu Kriteria hasil: 2. Identifikasi riwayat pemberian makanan - Kontrol pengeluaran feses meningkat (5) 3. Monitor warna, volume, frekuensi dan - Distensi abdomen menurun (5) konsistensi tinja - Nyeri abdomnen menurun (5) 4. Monitor tanda dan gejala hipovolemia (misal - Konsistensi feses membaik (5) takikardi, nadi teraba lemah, tekanan darah - Frekuensi defekasi membaik (5) turun, turgor kulit turun, mukosa mulut kering, - Peristaltik usus membaik (5) CRT melambat, BB turun B. Fungsi Gastrointestinal (L.03019) 5. Monitor iritasi dan ulserasi kulit di daerah Tujuan: setelah dilakukan intervensi perianal keperawatan diharapkan kemampuan 6. Monitor jumlah pengeluaran diare saluran cerna untuk memasukan dan 7. Pasang jalur intra vena mencerna makanan serta menyerap nutrisi 8. Anjurkan makan porsi kecil dan sering secara dan membuang zat sisa membaik. bertahap Kriteria hasil: 9. Anjurkan menghindari makanana pembentuk - Toleransi terhadap makanan meningkat (5) gas, pedas dan mengandung laktosa - Nafsu makan membaik meningkat (5) 10. Kolaborasi pemberian terapi pengobatan - Nyeri abdomen menurun (5) diare - Distensi abdomen menurun (5) - Frekuensi BAB membaik (5) - Konsistensi feses membaik (5)



-



Peristaltik usus membaik (5) Jumlah feses membaik (5)



2.



Kode: D.0077 Nyeri akut sehubungan dengan Inflamasi



A. Nyeri akut (D.007) A. Manajemen nyeri (I.08238) Tujuan: setelah dilakukan intervensi 1. Identiffikasi lokasi, karakteristik, durasi, keperawatsn diharapkan nyeri menurun frekuensi, kualitas, intensitas nyeri Kriteria hasil: 2. Identifikasi skala nyeri - Kemampuan menuntaskan aktivitas (5) 3. Identifikasi respon nyeri non verbal - Keluhan nyeri menurun (5) 4. Identifikasi factor yang memperberat dan - Gelisah menurun (5) memperingan nyeri - Kesuiltan tidur menurun (5) 5. Monitor efek samping penggunaan analgesic - Frekuensi nadi membaik (5) 6. Control lingkungan yang memperberat rasa - Pola nafas membaik (5) nyeri (missal suhu ruang, pencahayaan, - Nafsu makan membaik (5) kebisingan) - Pola tidur membaik (5) 7. Fasilitasi istirahat dan tidur 8. Kolaborasi pemberian analgesic



3.



Kode: D.0080 A. Tingkat ansietas (L.09093) A. Reduksi ansietas (I.09314) Ansietas sehubungan dengan ancaman status Tujuan: setelah dilakukan intervensii 1. Monitor tanda-tanda ansietas (verbal dan kesehatan keperawatan diharapkan ansietas menurun nonverbal) Kriteria hasil: 2. Identifikasi kemampuan mengambil - Verbalisasi kebingungan menurun (5) keputusan - Verbalisasi khawatir akibat kondisi yang 3. Ciptakan suasana terapeutik untuk dihadapi menurun (5) menumbuhkan kepercayaan - Perilaku gelisah menurun (5) 4. Temani pasien untuk mengurangi kecemasan - Perilaku tegang menurun (5) jika memungkinkan - Pola tidur membaik (5) 5. Pahami situasi yang membuat ansietas - Orientasi membaik (5) 6. Dengarkan dengan penuh perhatian 7. Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan 8. Informasikan secara factual mengenai



diagnosis, pengobatan dan prognosis 9. Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi 10. Latih kegiatan pengalihan untuk mengurangi ketegangan



CATATAN PERKEMBANGAN No. 1.



Hari/Tanggal Senin/ 8 November 2021



No Dx.Kep 1



Jam



Implementasi



Evaluasi (sertai jam)



10.00



1. Mengidentifikasi penyebab diare (misalnya inflamasi, gastroinstetinal, iritasi gastroinstetinal, proses infeksi, malabsorpsi, ansietas, stress, efek obat-obatan, pemberian botol susu 2. Mengidentifikasi riwayat pemberian makanan 3. Memonitor warna, volume, frekuensi dan konsistensi tinja 4. Memonitor tanda dan gejala hipovolemia (misal takikardi, nadi teraba lemah, tekanan darah turun, turgor kulit turun, mukosa mulut kering, CRT melambat, BB turun 5. Memonitor iritasi dan ulserasi kulit di daerah perianal 6. Memonitor jumlah pengeluaran diare 7. Memasang jalur intra vena 8. Menganjurkan makan porsi kecil dan sering secara bertahap 9. Menganjurkan menghindari makanana pembentuk gas, pedas dan mengandung laktosa 10. Berkolaborasi pemberian terapi pengobatan diare



Selasa/ 9 November 2021 jam 10.00 DS: ibu mengatakan anaknya masih diare 3x cair, ampas. Masih ada keluhan nyeri perut DO: - Tampak lemah, Gcs: 4-5-6 - Skala nyeri 4-6 - Bising usus 13x/ mnt - Perkusi abdomen: meteorismus - DL Tgl 7 November 2021, WBC: 14.70 103/ µL - FL Tgl 7 November 2021, Bacteri ++ - Terapi farmakologis 1. IVFD D5-1/2NS 20 Tpm makro 2. Inj. Ceftriaxone 3x 300 mg (IV) 3. Inj. Metamizole 3x 300 mg (IV) 4. Lacto- B 3x1 sachet 5. Zinck Syrup 1x 5cc 6. Diet Lunak TKTP rendah serat (1600 kkal) A: masalah teratasi Sebagian P: lanjutkan intervensi no 1-10



Paraf



Rabu, 10 November 2021 jam 10.00 DS: ibu mengatakan diare anaknya BAB 3x, ampas lebih banyak, nyeri perut berkurang DO: - Tampak segar, Gcs: 4-5-6 - Skala nyeri 0-3 - Bising usus 10x/ mnt - Perkusi abdomen: meteorismus - DL Tgl 10 November 2021, WBC: 7.2 103/ µL - Terapi farmakologis 1. IVFD D5-1/2NS 20 Tpm makro 2. Inj. Ceftriaxone 3x 300 mg (IV) 3. Inj. Metamizole 3x 300 mg (IV) 4. Lacto- B 3x1 sachet 5. Zinck Syrup 1x 5cc 6. Diet Lunak TKTP rendah serat (1600 kkal) A: masalah teratasi Sebagian P: lanjutkan intervensi no 1-10 Kamis/ 11 November 2021, jam 10.00 DS: ibu mengatakan BAB anaknya 1 kali



lembek, perut sudah tidak nyeri DO: - Tampak segar, Gcs: 4-5-6 - Skala nyeri 0 - Bising usus 5-6x/ mnt - Perkusi abdomen: timpani - DL Tgl 7 November 2021, WBC: 14.70 103/ µL - Terapi farmakologis 1. IVFD plug 2. Inj. Ceftriaxone stop 3. Inj. Metamizole stop 4. Lacto- B 3x1 sachet 5. Zinc Syrup 1x 5cc 6. Diet Lunak TKTP rendah serat (1600 kkal) A: masalah teratasi P: hentikan intervensi 1-10 Pasien direncakanan KRS 2.



Senin/ 8 November 2021



2



10.00



1. Mengidentiffikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri 2. Mengidentifikasi skala nyeri 3. Mengidentifikasi respon nyeri non verbal 4. Mengidentifikasi factor yang memperberat dan memperingan nyeri 5. Memonitor efek samping penggunaan analgesic 6. Mengoontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (missal suhu ruang, pencahayaan, kebisingan) 7. Memfasilitasi istirahat dan tidur



Selasa/ 9 November 2021 jam 10.00 DS: ibu mengatakan perut anaknya masih terasa nyeri. Bertambah nyeri bila banyak aktivitas, seperti bejalan, berdiri.anak hanya ongon tiduran dan digendong. Ibu mengatakan anaknya menghabiskan makan ½ posi saja karena perut tidak nyaman, kembung dan nyeri.



8. Berkolaborasi pemberian analgesic



DO: - Tampak lemah, Gcs: 4-5-6 - TD: 100/ 70 mmHg, Suhu: 36.0C, HR: 115 x/menit, RR: 24 x/menit. - Tampak murung, hanya ingin digendong - Bising usus 13x/ mnt - Palpasi abdomen: nyeri tekan didaerah umbilikalis - Skala nyeri 4-6, bertambah saat dibuat aktifitas seperti berjalan. Berkurang saat istirahat. - Perkusi abdomen: meteorismus - Tampak menghabsikan ½ porsi makan - Terapi farmakologis 1. IVFD D5-1/2NS 20 Tpm makro 2. Inj. Ceftriaxone 3x 300 mg (IV) 3. Inj. Metamizole 3x 300 mg (IV) 4. Lacto- B 3x1 sachet 5. Zinck Syrup 1x 5cc 6. Diet Lunak TKTP rendah serat (1600 kkal) A: masalah belum teratasi P: lanjutkan intervensi no 1-8 Rabu/ 10 November 2021 jam 10.00



DS: ibu mengatakan nyeri perut anaknya berkurang, anaknya menghabiskan makan 1 porsi DO: - Tampak segar, Gcs: 4-5-6 - TD: 100/ 70 mmHg, Suhu: 36.0C, HR: 115 x/menit, RR: 24 x/menit. - Tampak segar, anak tampak duduk-duduk di teras - Bising usus 10x/ mnt - Palpasi abdomen: nyeri tekan didaerah umbilikalis berkurang - Skala nyeri 0-3 - Perkusi abdomen: timpani - Tampak menghabsikan 1 porsi makan - Terapi farmakologis 1. IVFD D5-1/2NS 20 Tpm makro 2. Inj. Ceftriaxone 3x 300 mg (IV) 3. Inj. Metamizole 3x 300 mg (IV) 4. Lacto- B 3x1 sachet 5. Zinck Syrup 1x 5cc 6. Diet Lunak TKTP rendah serat (1600 kkal) A: masalah belum teratasi P: lanjutkan intervensi no 1-8



Kamis/ 11 November 2021, jam 10.00 DS: ibu mengatakan anaknya sudah tidak nyeri perut, menghabiskan makan 1 porsi DO: - Tampak segar, Gcs: 4-5-6 - Skala nyeri 0 - Bising usus 5-6x/ mnt - Perkusi abdomen: timpani - Terapi farmakologis 1. IVFD plug 2. Inj. Ceftriaxone stop 3. Inj. Metamizole stop 4. Lacto- B 3x1 sachet 5. Zinck Syrup 1x 5cc 6. Diet Lunak TKTP rendah serat (1600 kkal) A: masalah teratasi P: hentikan intervensi, Pasien direncanakan KRS 3.



Senin/ 8 November 2021



3



10.00



1. Memonitor tanda-tanda ansietas (verbal dan nonverbal) 2. Mengidentifikasi kemampuan mengambil keputusan 3. Menciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan kepercayaan 4. Menemani pasien untuk mengurangi kecemasan jika memungkinkan 5. Memahami situasi yang membuat ansietas



Selasa/ 9 November 2021, jam 10.00 DS: Ibu mengatakan khawatir dengan kondisi anaknya, berharap segera sembuh, selesai dengan pengobatan dan pulang ke Pasuruhan. Keluarga berharap anaknya tidak salah makan dan diare lagi karena kasihan melihat



6. Mendengarkan dengan penuh perhatian 7. Menggunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan 8. Menginformasikan secara factual mengenai diagnosis, pengobatan dan prognosis 9. Menganjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsI 10. Melatih kegiatan pengalihan untuk mengurangi ketegangan



anaknya sakit. Ibu juga mengataakan anaknya bertanya kepadanya, apa sakitnya bisa sembuh. Pasien juga ingin segera pulang dari RS. Selama di RS pasien sering meminta gendong dan lebih banyak istirahat di tempat tidur. DO: - Tampak lemah, Gcs: 4-5-6 - Ibu tampak cemas, banyak menanyakan kondisi tentang anaknya dan butuh perawatan berapa lama. - Ekspresi anak tampak datar, digendong ibunya, sesekali menyakan ke ibunya kapan bisa pulang ke rumah. A: masalah teratasi sebagian P: lanjutkan intervensi no 1-10 Rabu/ 10 November 2021, jam 10.00 DS: Ibu mengatakan setelah dijelaskan tentang kondisi pasien oleh dokter dan perawat, serta diberikan penyuluhan tentang penyakit kejang demam merasa lebih tenang dan menambah informasi banyak tentang sakit yang diderita anaknya, walaupun anaknya masih diare. DO:



-



Ibu tampak lebih tenang dan tidak panik - Anak mulai dapat berorientasi dengan lingkungan, dengan duduk-duduk diteras dan jalanjalan disekitar ruangan A: masalah teratasi sebagian P: pertahankan intervensi no 1-10 Kamis/ 11 November 2021, jam 10.00 DS: Ibu mengatakan sudah tidak cemas lagi mengenai kondisi anaknya, dan kondisi anaknya membaik, tidak diare, nyeri perut, sduah di ijinkan pulang oleh dokter DO: - Ibu dan anak tampak senang. A: masalah teratasi P: hentikan intervensi, pasien direncanakan KRS hari ini



DAFTAR PUSTAKA Tanto, Chris, dkk. 2014. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Definisi dan Indikator Diagnostik Edisi 1 Cetakan III (Revisi). Jakarta: DPP PPNI Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Definisi dan Tindakan Keperawatan Edisi 1 Cetakan II. Jakarta: DPP PPNI Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia Edisi 1 Cetakan II. Jakarta: DPP PPNI