Asuhan Keperawatan Paliatif Care Pada Pasien Hiv [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ASUHAN KEPERAWATAN PALIATIF CARE PADA PASIEN HIV/AIDS Untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Menjelang Ajal Dosen: Iskandar Markus Sembiring, S.Kep.Ns,M.Kep



D I S U S U N OLEH: KELOMPOK 1     



ADE MULIANA LESTARI APRIYANI DAMANIK DEARMAITHA SARAGIH INDAH LAWDYAH HILDA PUTRI HARAHAP



PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN DAN FISIOTERAPI INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM T.A 2019/2020



1



KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta



hidayahnya



kami



dapat



menyelesaikan



makalah



tentang



“ASUHAN



KEPERAWATAN PALIATIF CARE PADA PASIEN HIV/AIDS” dengan baik, meskipun masih banyak kekurangan di dalamnya. Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran, dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun. Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang telah membacanya dan dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya.



Lubuk Pakam, September 2019



Penulis



2



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR........................................................................................................ii DAFTAR ISI.....................................................................................................................iii PENDAHULUAN.............................................................................................................1 A.



LATAR BELAKANG..........................................................................................1



B.



RUMUSAN MASALAH......................................................................................4



C.



TUJUAN...............................................................................................................4



BAB II...............................................................................................................................5 PEMBAHASAN...............................................................................................................5 A. KONSEP TERMINAL DAN MENJELANG AJAL PADA PASIEN HIV/AIDS.....................................................................................................................5 B.



TUJUAN PERAWAT PASIEN TERMINAL PADA PASIEN HIV/AIDS......6



C.



TAHAP BERDUKA.............................................................................................6



D.



TUGAS PERAWAT DALAM SETIAP TAHAP...............................................7



E. TIPE-TIPE PERJALANAN MENJELANG KEMATIAN PADA PASIEN HIV/AIDS.....................................................................................................................8 F. MANIFESTASI KLINIS MENJELANG KEMATIAN PADA PASIEN HIV/AIDS.....................................................................................................................8 BAB III...........................................................................................................................11 ASUHAN KEPERAWATAN MENJELANG KEMATIAN PADA PASIEN HIV/AIDS.......................................................................................................................11 BAB IV............................................................................................................................16 KASUS............................................................................................................................16 BAB V.............................................................................................................................30 PENUTUP.......................................................................................................................30 DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................31



3



BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perawatan paliatif adalah bentuk perawatan medis dan kenyamanan pasien



yang



mengontrol



intensitas



penyakit



atau



memperlambat



kemajuannya, apakah ada atau tidak ada harapan untuk sembuh. Perawatan paliatif tidak bertujuan untuk menyediakan obat dan juga tidak sebaliknya perkembangan penyakit. Perawatan paliatif merupakan bagian penting dalam perawatan pasien yang terminal yang dapat dilakuakan secara sederhana sering kali prioritas utama adalah kulitas hidup dan bukan kesembuhan dari penyakit pasien. Namun saat ini, pelayanan kesehatan di Indonesia belum menyentuh kebutuhan pasien dengan penyakit yang sulit disembuhkan tersebut, terutama pada stadium



lanjut dimana prioritas



pelayanan tidak hanya pada penyembuhan tetapi juga perawatan agar mencapai kualitas hidup yang terbaik bagi pasien dan keluarganya. Pada stadium lanjut, pasien dengan penyakit kronis tidak hanya mengalami berbagai masalah fisik seperti nyeri, sesak nafas, penurunan berat badan, gangguan aktivitas tetapi juga mengalami gangguan



psikososial dan



spiritual yang mempengaruhi kualitas hidup pasien dan keluarganya. Maka kebutuhan pasien pada stadium lanjut suatu penyakit tidak hanya pemenuhan/ pengobatan gejala fisik,, namun juga pentingnya dukungan terhadap kebutuhan psikologis, sosial dan spiritual yang dilakukandengan pendekatan interdisiplin yang dikenal sebagai perawatan paliatif. (Doyle & Macdonald, 2003: 5) Berdasarkan data Departemen kesehatan (Depkes) pada periode Juli-September 2006 secara kumulatif tercatat pengidap HIV positif ditanah air telah mencapai 4.617 orang dan AIDS 6.987 orang (Media Indonesi,2006). HIV/AIDS merupakan penyakit yang tidak dapat disembuhkan dan belum ditemukan obat yang dapat memulihkannya hingga saat ini. Menderita HIV/AIDS di Indonesia dianggap aib, sehingga



4



dapat menyebabkan tekanan psikologis terutama pada penderitanya maupun pada keluarga dan lingkungan disekelilingnya. Secara fisiologis HIV menyerang system kekebalan tubuh penderitanya. Jika ditambah dengan stress psikososial-spiritual yang berkepanjangan pada pasien terinfeksi HIV, maka akan mempercepat terjadinya AIDS. Modulasi respon penderita akan menurun secara signifikan, seperti aktivitas APC (makrofag); Th1(CD4); IFNγ ; IL-2; Imunoglobulin A,G,E, dan anti-HIV. Penurunan tersebut akan berdampak terhadap penurunan jumlah CD4 hingga mencapai 180 sel/μl per tahun. Stress



yang



dialami



pasien



HIV/AIDS



menurut



konsep



psikoneuromunologis, stimulusnya akan melalui sel astrosit pada corticol dan amigdala pada system limbik berefek pada hipotalamus, sedangkan hipofisis akan menghasilkan CRF (Corticotropin Releasing Factor). CRF memacu pengeluaran ACTH (adrenal corticotropin hormone) untuk memengaruhi kelenjar korteks adrenal agar menghasilkan kortisol. Kortisol ini bersifat immunosuppressive terutama pada sel zona fasikulata. Apabila stress yang dialami pasien sangat tinggi, maka kelenjar adrenal akan menghasilkan kortisol dalam jumlah besar sehingga dapat menekan system imun (Apasou dan Sitkorsky,1999), yang meliputi aktivitas APC (makrofag); Th-1 (CD4); sel plasma: IFNγ ; IL-2;IgM-IgG, dan AntibodiHIV (Ader,2001). Salah satu metode yang digunakan adalah metode asuhan keperawatan. Pendekatan yang digunakan adalah strategi koping dan dukungan social yang bertujuan untuk mempercepat respon adaptif pada paasien terinfeksi HIV, meliputi modulasi respon imun (Ader,1991; Setyawan, 1996; Putra, 1999), respons psikologis, dan respon social ( Steward,1997). Perawat merupakan faktor penting dalam pengelola stress, khususnya dalam memfasilitasi dan mengarahkan koping pasien konstruktif agar pasien dapat beradaptif dengan sakitnya. Selain itu perawat juga berperan dalam pemberian dukungan sosial berupa dukungan



5



emosional, informasi, informasi, dan material (Batuman,1996; Folkman dan Lazarus,1998)



6



B. RUMUSAN MASALAH 1. Bagaimana konsep terminal dan menjelang ajal pada pasien HIV/AIDS? 2. Apa tujuan perawatan pasien terminal pada pasien HIV/AIDS? 3. Bagaimana tahap menjelang ajal pada pasien HIV/AIDS? 4. Apa tugas perawat pada setiap tahap menjelang ajal pada pasien HIV/AIDS? 5. Bagaiman tipe-tipe perjalanan menejelang ajal pada pasien HIV/AIDS? 6. Bagaimana manifestasi klinis menjelang ajal pada pasien HIV/AIDS? 7. Bagaimana asuhan keperawatan menjelang ajal pada pasien HIV/AIDS? C. TUJUAN 1. Untuk mengetahui konsep terminal dan menjelang ajal pada pasien HIV/AIDS 2. Untuk mengetahui tujuan perawatan pasien terminal pada pasien HIV/AIDS 3. Untuk mengetahui tahap menjelang ajal pada pasien HIV/AIDS 4. Untuk mengetahui tugas perawat pada setiap tahap menjelang ajal pada pasien HIV/AIDS 5. Untuk mengetahui tipe-tipe perjalanan menejelang ajal pada pasien HIV/AIDS 6. Untuk mengetahui manifestasi klinis menjelang ajal pada pasien HIV/AIDS 7. Untuk mengetahui asuhan keperawatan menjelang ajal pada pasien HIV/AIDS



7



BAB II PEMBAHASAN A. KONSEP TERMINAL DAN MENJELANG AJAL PADA PASIEN HIV/AIDS Kematian adalah kejadian natural dan merupakan fenomena yang setiap manusia akanhadapi. Kematian adalah suatu kejadian khusus danmembutuhkan pendekatan khusus dalam intervensinya (Macleod et al, 2012). Petugas kesehatan, termasukPerawat harus berperan aktif dalam



perawatanterhadap



pasien



dengan



kebutuhan



khusus



tersebut(Gillan et al, 2014). Keperawatan paliatif adalah pendekatan yang sesuai untuk menghadapi permasalahan kematian pada pasien ini. Keperawatan paliatif menawarkan peningkatan kualitas hidup pasien dan keluarga dalammenghadapi penyakit yang mengancam kehidupan daripertama didiagnosis sampai proses berduka akibatkematian melalui pendekatan psiko-sosio, kultural, danspiritual (Macleod et al, 2012). Beragam masalah telah ditimbulkan oleh penyakit HIV/AIDS daiantaranya meliputi masalah, fisik, social, emosional dan spiritual (Smeltzer & Bare 2002). Masalah fisik diakibatkan oleh penurunan imunitas tubuh yang progresif sehingga ODHA mudah terkena infeksi bakteri atau penyakit opportunistik lainnya. Mayoritas pasien HIV AIDS mengalami kondisi depresi dan gangguan emosional lainnya, sehingga mempengaruhi kualitas hidup mereka. Maka dari itu perlu dilakukan upaya tambahan melalui pemenuhan kebutuhan spiritual, yang selama ini belum banyak dilakukan kajian. Salah satu pendekatan yang sering digunakan dalam pendampingan pasien yang telah lama mengidap HIV/AIDS adalah melalui spiritual approach. Penelitian Astuti, Yosep, dan Susanti (2015) didapatkan hasil signifikan dalam penangan pasien HIV/AIDS yang mengalami depresi dengan pemberian terapi spiritual emotional freedom technique. Terapi spiritual yang dilakukan secara tidak langsung dapat meningkatkan makna spiritualitas pasien tentang penyakitnya.



8



Spiritualitas adalah bagian kualitas hidup yang dalam hal ini memiliki nilai-nilai personal, standar personal dan kepercayaan, yang mana ketiga komponen tersbut berada dalam domain kapasitas diri atau being. Spiritual ditekankan pada penerimaan pasien terhadap sakit yang dideritanya (Ronaldson, 2000). Sehingga PHIV akan dapat menerima dengan ikhlas terhadap sakit yang dialami dan mampu mengambil hikmah. B. TUJUAN PERAWAT PASIEN TERMINAL PADA PASIEN HIV/AIDS Tujuan perawatan paliatif untuk mengurangi  penderitaan  pasien, meningkatkan  kualitas hidupnya, juga memberikan support kepada keluarganya. Jadi, tujuan utama perawatan paliatif bukan untuk menyembuhkan penyakit dan yang ditangani bukan hanya penderita,  tetapi juga keluarganya. Meski pada akhirya pasien meninggal, yang terpenting sebelum meninggal dia sudah siap secara psikologis dan spiritual, serta tidak stres menghadapi penyakit yang dideritanya. C. TAHAP BERDUKA Dr.Elisabeth Kublerr-Ross telah mengidentifikasi lima tahap berduka yang dapat terjadi pada pasien dengan penyakit terminal : 1. Denial ( pengingkaran ) Dimulai ketika orang disadarkan bahwa ia akan meninggal dan dia tidak dapat menerima informasi ini sebagai kebenaran dan bahkan mungkin mengingkarinya. 2. Anger ( Marah ) Terjadi ketika pasien tidak dapat lagi mengingkari kenyataan bahwa ia akan meninggal. 3. Bergaining ( tawar-menawar ) Merupakan tahapan proses berduka dimana pasien mencoba menawar waktu untuk hidup.



9



4. Depetion ( depresi ) Tahap dimana pasien datang dengan kesadaran penuh bahwa ia akan segera mati.ia sangat sedih karna memikirkan bahwa ia tidak akan lama lagi bersama keluarga dan teman-teman. 5. Acceptance ( penerimaan) Merupakan tahap selama pasien memahami dan menerima kenyataan bahwa ia akan meninggal. Ia akan berusaha keras untuk menyelesaikan tugas-tugasnya yang belum terselesaikan. D. TUGAS PERAWAT DALAM SETIAP TAHAP 1. Memfasilitasi strategi koping: a) Memfasilitasi sumber penggunaan potensi diri agar terjadi respons penerimaan sesuai tahapan dari Kubler-Ross b) Teknik Kognitif, penyelesaian masalah; harapan yang realistis; dan pandai mengambil hikmah c) Teknik Perilaku, mengajarkan perilaku yang mendukung kesembuhan: kontrol & minum obat teratur; konsumsi nutrisi seimbang; istirahat dan aktifitas teratur; dan menghindari konsumsi atau tindakan yang menambah parah sakitnya 2. Dukungan sosial: a) Dukungan emosional, pasien merasa nyaman; dihargai; dicintai; dan diperhatikan b) Dukungan informasi, meningkatnya pengetahuan dan penerimaan pasien terhadap sakitnya c) Dukungan material, bantuan / kemudahan akses dalam pelayanan kesehatan pasien



10



E. TIPE-TIPE PERJALANAN MENJELANG KEMATIAN PADA PASIEN HIV/AIDS Ada 4 type dari perjalanan proses kematian, yaitu: 1.



Kematian yang pasti dengan waktu yang diketahui, yaitu adanya perubahan yang cepat dari fase akut ke kronik.



2.



Kematian yang pasti dengan waktu tidak bisa diketahui, baisanya terjadi pada kondisi penyakit yang kronik.



3.



Kematian yang belum pasti, kemungkinan sembuh belum pasti, biasanya terjadi pada pasien dengan operasi radikal karena adanya kanker.



4.



Kemungkinan mati dan sembuh yang tidak tentu. Terjadi pada pasien dengan sakit kronik dan telah berjalan lama.



F. MANIFESTASI KLINIS MENJELANG KEMATIAN PADA PASIEN HIV/AIDS Pada beberapa negara, pemeriksaan limfosit CD4+ tidak tersedia. Dalam hal ini pasien bisa didiagnosa berdasarkan gejala klinis, yaitu tanda dan gejala mayor dan minor. Menurut WHO: a. Gejala mayor 



Penurunan BB ≥ 10%







Demam memanjang atau lebih dari 1 bulan







Diare kronis







Tuberkulosis



b. Gejala minor 



Koordinasi orofaringeal







Batuk menetap lebih dari 1 bulan







Kelemahan tubuh







Berkeringat malam







Hilang nafsu makan



11







Infeksi kulit generalisata







Limfodenopati







Herpes zoster 3







Infeksi herpes simplek kronis







Pneumonia







Sarkoma kaposi



Dalam perkembangannya, WHO telah menetapkan stadium klinis HIV/AIDS: Stadium 1 Asimptomatik  Tidak ada penurunan berat badan  Tidak ada gejala atau hanya : Limfadenopati Generalisata Persisten Stadium 2 Sakit ringan  Penurunan BB 5-10%  ISPA berulang, misalnya sinusitis atau otitis  Herpes zoster dalam 5 tahun terakhir  Luka di sekitar bibir (keilitis angularis)  Ulkus mulut berulang  Ruam kulit yang gatal (seboroik atau prurigo -PPE)  Dermatitis seboroik  Infeksi jamur kuku Stadium 3 Sakit sedang  Penurunan berat badan > 10%  Diare, Demam yang tidak diketahui penyebabnya, lebih dari 1 bulan  Kandidosis oral atau vaginal  Oral hairy leukoplakia  TB Paru dalam 1 tahun terakhir  Infeksi bakterial yang berat (pneumoni, piomiositis, dll)  TB limfadenopati



12



 Gingivitis/Periodontitis ulseratif nekrotikan akut  Anemia (Hb