Ayat Dan Hadits Perencanaan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

AYAT DAN HADITS PERENCANAAN



Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu kebutuhan persyaratan perkuliahan pada Mata kuliah Tafsir dan hadis manajemen pendidikan Program Studi Manajemen Pendidikan Islam kelompok 5 Semester 6



Oleh MUTIA NIRWANA 02183108 RESKA APRILIANI ASDAR 02183118 MAULANA EFRIANTI 02183117



INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ( IAIN) BONE FAKULTAS TARBIYAH 2021



KATA PENGANTAR Assalamualaikum Wr.Wb Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas khadiaratnya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah Ayat dan hadis perencanaan. Tujuan penulisan makalah ini untuk mengetahui dan mempelajari materi tentang ayat dan hadis perencanaan di dalam Mata kuliah Tafsir dan hadis manajemen pendidikan. Pada kesempatan ini kami ingin menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu hingga selesainya penulisan makalah ini. . Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca. Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan kami harap Makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca. Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan karunianya kepada kita semua, dan semoga dapat bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya. Wassalamualaikum wr.wb Watampone,23 Maret 2021



KELOMPOK 1



i



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR.............................................................................................i DAFTAR ISI...........................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang.......................................................................................1 B. Rumusan Masalah..................................................................................1 C. Tujuan Penulisan....................................................................................2 BAB II PEMBAHASAN A. QS.Al.Hasyr Ayat 18..............................................................................3 B. QS.Al-Qiyamah Ayat 13........................................................................6 C. Hadis dari Amir mu’minin tentang niat.................................................8 D. Hadis dari Jabir tentang kehidupan .....................................................11 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan..........................................................................................13 B. Saran.....................................................................................................13 DAFTAR PUSTAKA............................................................................................iii



ii



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pandangan Islam, segala sesuatu harus dilakukan secara rapi, benar, tertib, dan teratur. Proses-prosesnya harus diikuti dengan baik. Sesuatu tidak boleh dilakukan secara asal-asalan Mulai dari urusan terkecil seperti mengatur urusan Rumah Tangga sampai dengan urusan terbesar seperti mengatur urusan sebuah negara semua itu diperlukan pengaturan yang baik, tepat dan terarah dalam bingkai sebuah manajemen agar tujuan yang hendak dicapai bisa diraih dan bisa selesai secara efisien dan efektif.1 Manusia sebagai komponen terpenting sumber daya organisasi mendapat perhatian yang besar dalam Al-Qur’an, baik sebagai mahluk individu, sosial, atau manusia sebagai totalitas mahluk Tuhan yang terdiri dari unsur jasmani dan rohani. Dalam surat Al-‘Ashr tersebut ditegaskan bahwa manusia yang tidak menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya maka ia akan merugi dalam kehidupannya. Bahwa dalam pandangan ajaran Islam, segala sesuatu harus dilakukan dengan benar, tertib, teratur dan disiplin waktu, prosesprosesnya harus diikuti dengan baik. Al Quran dan hadits diyakini mengandung prinsip dasar menyangkut segala aspek kehidupan manusia. Penafsiran atas Al Quran dan Hadits perlu senantiasa dilakukan. Hal ini penting dilakukan, sebab pada satu sisi wahyu dan kenabian telah berakhir sedangkan pada sisi yang lain kondisi zaman selalu berubah seiring dengan perkembangan pemikiran manusia dan tetap mutlak diperlukannya petunjuk yang benar bagi manusia. Sudah menjadi kepastian, bahwa Al Quran dan Hadits menjadi referensi dan pandangan hidup dalam aspek kehidupan umat Islam, maka akan dibahas lebih lanjut mengenai ayat dan hadis mengenai perencanaan. B. Rumusan Masalah 1. Jelaskan makna dari surah Al-Hasyr ayat 18 ? 2. Jelaskan makna dari surah Al-Qiyamah ayat 13? Sulistyo, Komplek,2009),h.210 1



Manajemen



Pendidikan



1



islam,



Cetakan



I,(Yogyakarta:



Teras



3. Apa makna dari hadis dari amir mu’munin tentang niat? 4. Apa makna dari hadist dari jabir tentang kehidupan? C. Tujuan Penulisan 1. Untuk mengetahui makna dari surah Al-Hasyr ayat 18. 2. Untuk mengetahui makna dari surah Al-Qiyamah ayat 13. 3. Untuk mengetahui makna dari hadis dari amir mu’munin tentang niat. 4. Untuk mengetahui makna dari hadist dari jabir tentang kehidupan.



2



BAB II PEMBAHASAN A. Surah Al-Hasyar Ayat 18 Perencanaan (Planning) adalah sebuah proses perdana ketika hendak melakukan pekerjaan baik dalam bentuk pemikiran maupun kerangka kerja agar tujuan yang hendak dicapai mendapatkan hasil yang optimal. Demikian pula halnya dalam pendidikan Islam perencanaan harus dijadikan langkah pertama yang benar-benar diperhatikan oleh para manajer dan para pengelola pendidikan Islam. Sebab perencanaan merupakan bagian penting dari sebuah kesuksesan, kesalahan dalam menentukan perencanaan pendidikan Islam akan berakibat sangat patal bagi keberlangsungan pendidikan Islam. Ketika konsep perencanaaan mulai ramai dibicarakan, terutama sekali oleh para sarjana Barat, Islam dalam AlQur’annya sudah lebih dulu menempatkan konsep perencanaan dalam tatacara “berkehidupan” umatnya. Perencanaan bukanlah hal baru.2 Allah berfirman : ْ ‫ٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُوا اتَّقُوا هّٰللا َ َو ْلتَ ْنظُرْ نَ ْفسٌ َّما قَ َّد َم‬ َ‫ت لِ َغ ۚ ٍد َواتَّقُوا هّٰللا َ ۗاِ َّن هّٰللا َ خَ بِ ْي ٌر ۢبِ َما تَ ْع َملُوْ ن‬ Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Maha teliti terhadap apa yang kamu kerjakan.” (Q.S.Al-Hasyr (59):18). Imam Al-Ghozali kemudian menafsirkan ayat tersebut sebagai berikut: bahwa manusia diperintahkan untuk memperbaiki dirinya, untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah Swt, di mana proses kehidupan manusia tidak boleh sama dengan kehidupan yang sebelumnya (kemarin), di samping itu kata perhatikanlah menurut Iman Al-Ghazali mengandung makna bahwa manusia harus memperhatikan dari setiap perbuatan yang dia kerjakan, serta harus mempersiapkan diri (merencanakan) untuk selalu berbuat yang terbaik demi hari esok. 2



Sugeng kurniawan, konsep manajemen pendidikan islam perspektif al-qur’an dan alhadits,vol.2 No.2,Oktober 2015,h.11



3



Keperluan merencanakan ini terletak pada kenyataan bahwa manusia dapat mengubah masa depan menurut kehendaknya. Manusia tidak boleh menyerah pada keadaan dan masa depan yang menentu tetapi menciptakan masa depan itu. Masa depan adalah akibat dari keadaan masa lampau. Keadaan sekarang dan disertai dengan usaha–usaha yang akan dilaksanakan. Dengan demikian landasan dasar perencanaan adalah kemampuan manusia untuk secara sadar memilih alternative masa depan yang akan dikehendakinya dan kemudian mengarahkan daya upayanya untuk mewujudkan masa depan yang dipilihnya, dalam hal ini manajemen yang akan diterapkan seperti apa, sehingga dengan dasar itulah maka suatu rencana akan terealisasikan dengan baik Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa dalam Manajeman Pendidikan Islam perencanaan merupakan kunci utama untuk menentukan aktivitas berikutnya. Tanpa perencanaan yang matang aktivitas lainnya tidaklah akan berjalan dengan baik bahkan mungkin akan gagal. Oleh karena itu buatlah perencanaan sematang mungkin agar menemui kesuksesan yang memuaskan.3 Dalam upaya meningkatkan efektivitas dan efisiensi suatu organisasi pendidikan, perhitungan-perhitungan secara teliti sudah harus dilakukan pada vase perencanaan pendidikan. Untuk memenuhi tuntutan tersebut, maka berlaku prinsip-prinsip perencanaan, yaitu: Perencanaan harus bersifat komprehensif, Perencanaan pendidikan harus bersifat integral,Perencanaan pendidikan harus memperhatikan aspekaspek kualitatif, Perencanaan pendidikan harus merupakan rencana jangka panjang dan kontinyu, Perencanaan pendidikan harus didasarkan pada efisiensi, Perencanaan pendidikan harus memperhitungkan semua sumbersumber yang ada atau yang dapat diadakan, Perencanaan pendidikan harus dibantu oleh organisasi administrasi yang efisien dan data yang dapat diandalkan.4  Soejitno



Irmin



dalam



buku



 Kepmimpinan



Melalui



Asmaul



Husna manafsirkan atas ayat tersebut bahwa: Allah sebagai pencipta, Allah sebagai



Perencana



semua



makhluk



ciptaannya,



Allah



adalah



Maha



3 Saefullah, Manajemen Pendidikan Islam, Cetakan pertama,(Bandung:Cv.Pustaka Setia,2012),h.214-215 4 Djumransjah Indar, Perencanaan Pendidikan (Strategi dan Implementasi-nya),



(Surabaya: Karya Abditama, 1995), h. 12



4



Merencanakan, Al-Bari,  sifat tersebut menjadi inspirasi bagi umat islam terutama para manajer. Karena pada dasarnya manajer yang harus mempunyai banyak konsep tetang manajemen termasuk di dalamnnya perencanaan adalah yang mempunyai visi dan misi, dan membangun kedua hal tersebut agar berjalan sesuai dengan tujuan bersama. Visi dan misi merupakan hasil dari perencanaan yang baik dan matang. Sebagaimana yang dikutip oleh U. Saefullah menyebutkan bahwa perencanaan berkaitan dengan penentuan suatu yang akan dilakukan. Perencanaan mendahului pelaksanaan kegiatan, karena perencanaan merupakan proses untuk menentukan arah dan mengidentifikasi persyaratan yang diperlukan dengan cara yang paling efektif dan efisien.5 Mahdi bin Ibrahim mengemukakan bahwa ada lima perkara penting untuk diperhatikan demi keberhasilan sebuah perencanaan, yaitu: a. Ketelitian dan kejelasan dalam membentuk tujuan b. Ketepatan waktu dengan tujuan yang hendak dicapai c. Keterkaitan antara fase-fase operasional rencana dengan penanggung jawab operasional, agar mereka mengetahui fase-fase tersebut dengan tujuan yang hendak dicapai d. Perhatian terhadap aspek-aspek amaliah ditinjau dari sisi penerimaan masyarakat, mempertimbangkan perencanaan, kesesuaian perencanaan dengan tim yang bertanggung jawab terhadap operasionalnya atau dengan mitra kerjanya, kemungkinankemungkinan yang bisa dicapai, dan kesiapan perencanaan melakukan evaluasi secara terus menerus dalam merealisasikan tujuan. e. Kemampuan organisatoris penanggung jawab operasional. Ada beberapa hal yang menyebabkan mengapa manajemen pendidikan Islam harus bersofat cooperative dan partisipasif hal ini disebabkan karena dalam kehidupan ini kita tidak bisa melepaskan diri dari beberapa limitasi (keterbatasan) yang menurut Chester I Bernard limitasi tersebut meliputi: 1) Limitasi fisik (alam) misalnya untuk memenuhi kebutuhan makanan ia harus menanam dan ini sering dilakukan orang lain atau bersama orang lain 5



U. Saefullah, Manajemen Pendidikan Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2012), h. 212.



5



2) Limitasi Psikologi (ilmu jiwa). Manusia akan menghargai dan menghormatinya 3) Limitasi sosiologi. Manusia tidak akan dapat hidup tanpa orang lain 4) Limitasi biologis. Manusia secara biologis termasuk makhluk termasuk makhluk yang lemah sehingga untuk memperkuat dan mempertahankan dirinya manusia harus bekerjasama, saling memberi dan menerima bersatu dan mengadakan ikatan dengan manusia6 B. Surah Al-Qiyamah Ayat 13 Perencanaan dapat dikatakan pula sebagai proses intelektual yang menentukan secara sadar tindakan yang akan ditempuh dan mendasarkan keputusan keputusan yang hendak dicapai, informasi yang tepat waktu dan dapat dipercaya serta mempehatikan perkiraan yang akan datang. Oleh karena itu perencanaan memerlukan pendekatan yang rasional ke arah tujuan yang ditetapkan sebelumnya. Perencanaan dapat pula dikatakan sebagai penyusunan langkah-langkah yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Secara singkat dapat disimpulkan bahwa perencanaan adalah suatu konsep yang bersifat rumusan yang lengkap erhadap sesuatu yang akan dicapai.7 Perencanaan adalah salah satu fungsi awal dari aktivitas manajemen dalam mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Anderson memberikan definisi perencanaan adalah pandangan masa depan dan menciptakan kerangka kerja untuk mengarahkan tindakan seseorang di masa depan.



Dalam QS.Al-Qiyamah ayat 13, Allah berfirman. ‫ ۢ ٍذ بِ َما قَ َّد َم َواَ َّخ ۗ َر‬xِ‫يُنَبَّؤُا ااْل ِ ْن َسانُ يَوْ َم ِٕٕى‬ Artinya : “Pada hari itu diberitakan kepada manusia apa yang telah dikerjakannya dan apa yang dilalaikannya”. 6



Malayu Sibuan, Manajemen Dasar Pengertian dan Masalah, (Jakarta: CV. Haj Mas



Gus, 1989), h. 41. 7



AW. Widjaya, Perencanaan sebagai Fungsi Manajemen, (Jakarta: PT Bina Aksara,



1987), h. 33.



6



Ayat ini menerangkan bahwa pada hari itu diberitakan kepada manusia apa yang telah dikerjakannya dan apa yang dilalaikannya. Kepada manusia diceritakan ketika telah tiba waktunya menghisab dan menimbang amalannya. Semua akan dibeberkan dengan jelas, mana perbuatan baik yang telah dikerjakan dan mana yang seharusnya dikerjakan tapi tidak sempat lagi dilaksanakan. Ibnu 'Abbas mengartikan ayat ini dengan menjelaskan bahwa yang diceritakan tidak hanya sekadar perbuatan buruk dan baik seseorang menjelang dia meninggal dunia, tetapi juga segala karya, pikiran, dan kebiasaannya. Perencanaan yang baik akan dicapai dengan mempertimbangkan kondisi di waktu yang akan datang dalam mana perencanaan dan kegiatan yang akan diputuskan akan dilaksanakan, serta periode sekarang pada saat rencana di buat. Dapat memudahkan kegiatan untuk mengidentifikasikan hambatan-hambatan yang akan mungkin timbul dalam usaha mencapai tujuan. Keperluan merencankan ini terletak pada kenyataan bahwa manusia dapat mengubah masa depan menurut kehendaknya. Manusia tidak boleh menyerah pada keadaan dan masa depan yang menentu tetapi menciptakan masa depan itu. Masa depan adalah akibat dari keadaan masa lampau. Keadaan sekarang dan disertai dengan usaha–usaha yang akan dilaksanakan. Dengan demikian landasan dasar perencanaan adalah kemampuan manusia untuk secara sadar memilih alternative masa depan yang akan dikehendakinya dan kemudian mengarahkan daya upayanya untuk mewujudkan masa depan yang dipilihnya, dalam hal ini manajemen yang akan diterapkan seperti apa, sehingga dengan dasar itulah maka suatu rencana akan terealisasikan dengan baik8 Fungsi perencanaan merupakan fungsi yang sangat urgen dalam manajemen pendidikan islam. Setiap prosesperencanaan sedapat mungkin harus disusun secara sistematis,rapi dan rasional. Beberapa hal yang tercakup dalam perencanaan antara lain : a.



Penentuan prioritas, sehingga pendidikan dapat berjalan dengan efektif.



Dalam menentukan prioritas kebutuhan, seluruh komponen yang terlibat dalam 8



M. bukhari, dkk, Azaz – Azaz Manajemen. (Yogyakarta : Aditya Media. 2005. Hal. 35 –



36.



7



proses pendidikan, seperti masyarakat dan peserta didik, harus terlibat didalamnya. b.



Penetapan tujuan, yang berfungsi sebagai garis pengerah sekaligus sebagai



evaluasi terhadap pelaksanaan pendidikan berikut hasilnya. c.



Penetapan tujuan rencana tindakan atau formulasi prosedur.



d.



Penyerahan tanggung jawab, baik terhadap individu maupun kelompok



kerja bersama.9 C. Hadis riwayat dari Amirul mu’minin tentang niat Pada dasarnya, perencanaan pendidikan yang ditawarkan oleh nabi muhammad melalui hadits-haditsnya, adalah perencanaan secara global. Dalam hal ini yang dimaksud Rosulullah adalah persiapan, dalam arti ketika kita hendak melaksanakan aktifitas dalam kehidupan termasuk aktifitas pendidikan sebaiknya harus dimulai dengan perencanaan atau persiapan.( Ahmad falah: 2010)



َ ‫ص ُع َم َر ْب ِن‬ ُ ‫س ِم ْعتُ َر‬ َ :‫ضي هللاُ تعالى ع ْنهُ قَا َل‬ ِ‫سو َل هللا‬ ِ ‫الخطَّا‬ ٍ ‫عَنْ أَ ِمي ِر ال ُمؤ ِمنينَ أَبي َح ْف‬ َ ‫ب َر‬ ،‫وى‬J ِ ‫ إِنَّ َما األَ ْع َما ُل بِالنِّيَّا‬:‫صلى هللا تعالى عليه وعلى آله وسلم يَقُو ُل‬ َ Jَ‫ئ َما ن‬ ٍ ‫ َوإِنَّ َما لِ ُك ِّل ا ْم ِر‬،‫ت‬ ‫ ُد ْنيَا‬J ِ‫هُ ل‬J ُ‫انَتْ ِه ْج َرت‬JJ‫ َو َمنْ َك‬،‫وله‬J ‫س‬ ُ ‫هُ إلى هللاِ َو َر‬J ُ‫وله فَ ِه ْج َرت‬J ‫س‬ ُ ‫هُ إِلى هللاِ َو َر‬J ُ‫انَتْ ِه ْج َرت‬JJ‫فَ َمنْ َك‬ ‫َاج َر إِلَ ْيه‬ َ ‫ فَ ِه ْج َرتُهُ إِلى َما ه‬،‫ أَو ا ْمرأَة يَ ْن ِك ُح َها‬،‫ص ْيبُ َها‬ ِ ُ‫ي‬ Artinya : “Amirul Mu’minin (Umar bin Khattab, ra) berkata: “aku mendengar Rasulullah saw bersabda: “Sesungguhnya amal perbuatan itu disertai dengan niat, dan setiap orang mendapat balasam amal sesuai dengan niatnya. Barang siapa yang berpijak karena Allah dan Rosulnya, dan barang siapa yang hijrahnya karena dunia yang diharapkan atau karena wanita yang ia nikahi, maka nikahnya menuju yang ia inginkan.” (HR. Al- Bukhori dan Muslim).10 Perencanaan adalah sebuah proses perdana ketika hendak melakukan pekerjaan baik dalam bentuk pemikiran maupun kerangka kerja agar tujuan yang hendak dicapai mendapatkan hasil yang optimal. Demikian pula halnya dalam pendidikan Islam perencanaan harus dijadikan langkah pertama yang benar-benar Muh.Hambali,Manajemen Pendidikan Islam Kontemporer,cet.1, (Yogyakarta: IRCiSoD,2020),h.29. 10 Sugeng kurniawan, konsep manajemen pendidikan islam perspektif al-qur’an dan alhadits,vol.2 No.2,Oktober 2015,h.30 9



8



diperhatikan oleh para manajer dan para pengelola pendidikan Islam. Sebab perencanaan merupakan bagian penting dari sebuah kesuksesan, kesalahan dalam menentukan perencanaan pendidikan Islam akan berakibat sangat patal bagi keberlangsungan pendidikan Islam. Bahkan Allah memberikan arahan kepada setiap orang yang beriman untuk mendesain sebuah rencana apa yang akan dilakukan dikemudian hari. Perencanaan merupakan hal yang sangat penting dan essensial, misalnya hadits tentang “niat seorang mu’min”, hal itu sangat berkaitan dengan perencanaan. Niat dapat diumpamakan sebagai perencanaan meskipun niat belum terbentuk atau tergambar dalam sebuah tulisan, namun sudah terlintas dan tergambar dalam hati atau fikiran seseorang. Suatu perencanaan yang matang akan menghasilkan hasil yang baik dan maksimal, bagitu juga sebaliknya perencanaan yang kurang matang atau tidak baik maka akan membuahkan hasil yang tidak maksimal juga. Begitu pula dengan niat, ketika niat seorang mu’min tidak baik maka hasil yang dikeluarkan dari perbuatannya tentu tidak baik.  Tanpa adanya niat atau perencanaan atau persiapan,  maka aktifitas seseorang tidak akan berhasil dan sia-sia belaka. Begitu juga di dalam perencanaan pendidikan harus direncanakan dengan baik dan matang agar hasil yang dikeluarkan dapat memenuhi tujuan pendidikan.Ketika menyusun sebuah perencanaan dalam pendidikan Islam tidaklah dilakukan hanya untuk mencapai tujuan dunia semata, tapi harus jauh lebih dari itu melampaui batas-batas target kehidupan duniawi. Arahkanlah perencanaan itu juga untuk mencapai target kebahagiaan dunia dan akhirat, sehingga kedua-duanya bisa dicapai secara seimbang. Hiks dan Guelt menyatakan bahwa perencanaan berhubungan dengan : 1) Penentuan dan maksud – maksud organisasi 2) Perkiraan- perkiraan ligkungan di mana tujuan hendak dicapai 3) Penentuan pendekatan dimana tujuan dan maksud organisasi hendak dicapai.11 11



Mariono dkk. Manajemen Dan Kepemimpinan Pendidikan Islam. (Bandung : PT



Refika Ditama. 2008),Hal. . 1



9



Sebagaimana fahami bahwa perencanaan dalam sebuah lembaga pendidikan adalah sebuah keniscayaan. Akan tetapi satu hal yang perlu dipahami dalam perumusan perencanaan tersebut tidak melepaskan tujuan dari pendidikan itu sendiri. Yang mana tujuan dari perencanaan adalah segala upaya yang dilakukan untuk tercapainya tujuan secara sestimatis, efektif dan efesien. Sedangkan tujuan pendidikan Islam adalah untuk membentuk manusia yang bertakwa disisi Allah. Ketika menyusun sebuah perencanaan dalam pendidikan Islam tidaklah dilakukan hanya untuk mencapai tujuan dunia semata, tapi harus jauh lebih dari itu melampaui batas-batas target kehidupan duniawi. Arahkanlah perencanaan itu juga untuk mencapai target kebahagiaan dunia dan akhirat, sehingga keduaduanya bisa dicapai secara seimbang. perencanaan merupakan kunci utama untuk menentukan aktivitas berikutnya. Tanpa perencanaan yang matang aktivitas lainnya tidaklah akan berjalan dengan baik bahkan mungkin akan gagal. Oleh karena itu buatlah perencanaan sematangmungkin agar menemui kesuksesan yang memuaskan.12



Sugeng kurniawan, konsep manajemen pendidikan islam perspektif al-qur’an dan alhadits,vol.2 No.2,Oktober 2015,h.12. 12



10



D. Hadis riwayat dari Jabir tentang kehidupan



ٌ ‫ـح َّم ُد ِعشْ َما ِش ْئتَ فَإِنَّكَ َمي‬ ،ُ‫ه‬xُ‫ارق‬ َ ‫ يَا ُم‬:‫ال‬ َ َ‫ فَق‬،ُ‫أَتَانِي ِجب ِْريْـل‬ ِ َ‫ ْئتَ فَإِنَّكَ ُمف‬x‫ َوأَحْ بِبْ َمـا ِش‬،‫ِّت‬ ُّ ‫ َو ِع‬،‫ل‬xْ ُ‫ــــزه‬ ِ ‫ هُ ِباللَّي‬x‫ َرفَ الـ ُم ْؤ ِم ِن قِيَا ُم‬x‫ َوا ْعـلَـ ْم أَ َّن َش‬،‫ ِه‬xِ‫َوا ْع َملْ َما ِش ْئتَ فَإِنَّكَ َمـجْ ِزيٌّ ب‬ ‫اس‬ ِ َّ‫اسْـتِـ ْغــنَا ُؤهُ ع َِن الن‬ (‫)رواه الـبـيهقى عن جابر‬ Terjemahan : “Malaikat jibril telah datang kepadaku dan berkata: “Hai Muhammad, hiduplah sesukamu karena sesungguhnya engkau pasti mati, dan sukailah/cintailah apa/siapa yang engkau kehendaki karena sesungguhnya engkau akan berpisah darinya, dan beramallah sesukamu karena sesungguhnya engkau akan mendapatkan balasannya. Dan ketahuilah, bahwa kehormatan seorang mukmin terletak pada sholatnya (yang dilakukan) di malam hari, dan kemuliaannya terletak pada kemandiriannya dari pertolongan orang lain.” (HR. Imam Baihaqi melalui Jabir r.a) Bagian pertama dari hadits ini menganjurkan agar ber-zuhud terhadap perkara duniawi dan mencintai perkara ukhrawi. Betapapun lamanya manusia hidup di dunia, niscaya pada akhirnya ia akan mati juga karena tiada seorang pun yang hidup abadi di dunia ini, dan betapa pun cintanya seseorang kepada seseorang yang lain atau sesuatu, niscaya ia akan berpisah darinya, karena ia akan mati dan meninggalkannya. Setelah itu semua amal perbuatan yang telah dikerjakan selama hidupnya pasti akan mendapat balasannya; apabila amalnya baik, maka balasannya baik; dan apabila perbuatannya buruk, maka balasannya pun buruk pula. Bagian kedua disebutkan bahwa kehormatan seorang mukmin itu terletak pada sholat (sunnahnya) di malam hari. Semakin rajin ia mengerjakan sholat sunnah di malam hari, semakin tinggi derajat yang dimilikinya disisi Allah swt. Kemudian pada bagian akhir dari hadits ini disebutkan bahwa seseorang dipandang hidup mulia apabila ia tidak meminta-minta kepada orang lain atau tidak menggantungkan hidupnya dari pertolongan orang lain.



11



Perencanaan dapat dikatakan pula sebagai proses intelektual yang menentukan secara sadar tindakan yang akan ditempuh dan mendasarkan keputusan keputusan yang hendak dicapai, informasi yang tepat waktu dan dapat dipercaya serta mempehatikan perkiraan yang akan datang. Oleh karena itu perencanaan memerlukan pendekatan yang rasional ke arah tujuan yang ditetapkan sebelumnya. Perencanaan dapat pula dikatakan sebagai penyusunan langkah-langkah yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Secara singkat dapat disimpulkan bahwa perencanaan adalah suatu kosep yang bersifat rumusan yang lengkap terhadap sesuatu yang akan dicapai.13 Dengan



adanya



standar



pelaksanaan/SOP



(standar



operasional



pelaksanaan) dan pengawasan, skala prioritas, tujuan, batasan wewenang, pedoman kerja serta adanya Ketepatan waktu dengan tujuan yang hendak dicapai. Dalam kelompok manusia manapun, seseorang pemimpin harus memiliki pengaruh di antaranya adalah: a. Power eksekutif (pelaksanaan), yaitu pengaruh yang dapat menimbulkan kharisma dan wibawa untuk mengatur anggota kelompok atau untuk mengatur orang lain. b. Power legislatif (pembuat hukum) yaitu pengaruh untuk mengatur hubungan antar kelompok . c. Power pembuat keputusan, yaitu pengaruh untuk melerai perselisihan yang terjadi dalam penerapan hukum.14



13



M. Bukhari, dkk, Azas-Azas Manajemen, (Yogyakarta: Aditya Media, 2005), h.



36. 14



Ali Muhammad Taufik. Praktik Manajemen Berbasis Al Quran, ( Jakarta: Gema Insani. 2004), Hal. 35-36.



12



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Dari pembahasan diatas mengenai ayat dan hadits perencanaan, dapat disimpulkan bahwa : a. QS.Al-Hasyar Ayat 18, dalam surah tersebut membahas agar setiap orang dalam melakukan suatu kegiatan harus dilakukan dengan teliti. Perencanaan yang matang seperti adanya penentuan visi dan misi yang baik. b. QS.Al-Qiyamah Ayat 13, mengandung makna kegiatan manusia akan ditunjukkan baik yang telah dikerjakan atau dilalaikan didunia. Maka dalam perencanaan, harus dilaksanakan dengan baik dan sesuai dengan sasaran serta visi misi yang telah di tetapkan sebelumnya agar tidak ada kelalaian. c. Hadis riwayat dari Amirul mu’minin tentang niat. Mengandung makna niat dalam mengerjakan sesuatu karena tanpa adanya niat, perencanaan atau persiapan,  maka aktifitas seseorang tidak akan berhasil dan siasia belaka. Begitu juga di dalam perencanaan pendidikan harus direncanakan dengan baik dan matang d. Hadis riwayat dari Jabir tentang kehidupan. Hadits tersebut membahas terkait dalam kehidupan harus ada perencanaan yang baik untuk masa yang akan datang. B. Saran



Dengan ucapan alhamdulillah, kami penulis menyampaikan rasa syukur kepada Allah SWT karena tanpa izin-Nya makalah ini tidak akan tersusun sampai selesai. Meskipun demikian, penulis belum merasa puas dengan apa yang telah dituliskan dalam makalah ini, karena penulis menyadari bahwa dalam penyusunan masih banyak kekurangan disanasini. Maka kami mengharapkan betul kritik dan saran dari pembaca sekalian terhadap makalah ini. Semoga apa yang penulis sampaikan dalam 13



makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada umumnya, dan bagi penulis pada khususnya.



14



DAFTAR PUSTAKA Ali Muhammad Taufik. Praktik Manajemen Berbasis Al Quran,. Jakarta: Gema Insani. 2004. AW. Widjaya.Perencanaan sebagai Fungsi Manajemen. Jakarta: PT Bina Aksara, 1987. Djumransjah Indar. Perencanaan Pendidikan (Strategi dan Implementasinya).Surabaya: Karya Abditama.1995. M. bukhari, dkk. Azaz – Azaz Manajemen.Yogyakarta : Aditya Media. 2005. Malayu Sibuan.Manajemen Dasar Pengertian dan Masalah.Jakarta: CV. Haj Mas Gus.1989. Mariono dkk. Manajemen Dan Kepemimpinan Pendidikan Islam. Bandung : PT Refika Ditama..2008 Muh.Hambali.Manajemen



Pendidikan



Islam



Kontemporer,cet.1.Yogyakarta:



IRCiSoD.2020. Saefullah.Manajemen Pendidikan Islam. Cetakan pertama..Bandung:Cv.Pustaka Setia.2012. Sugeng kurniawan. konsep manajemen pendidikan islam perspektif al-qur’an dan al-hadits.vol.2 No.2.Oktober 2005. Sulistyo.Manajemen



Pendidikan



islam.Cetakan



I.Yogyakarta:



Komplek.2009. U. Saefullah. Manajemen Pendidikan Islam. Bandung: Pustaka Setia.2012.



iii



Teras