Bab 1 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS



METODOLOGI PENELITIAN “Analisis Kualitas Pengolahan Air Limbah Swis Bell Hotel Kendari”



OLEH : IMPI SULFIAH JALIKI E1A3 16 020



JURUSAN TEKNIK SIPIL PROGRAM STUDI REKAYASA INFRASTRUKTUR DAN LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2019



BAB I PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Masalah Limbah dapat didefenisikan sebagai buangan yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungannya karena tidak mempunyai nilai ekonomi. Limbah dapat mengandung bahan pencemar yang bersifat racun dan berbahaya karena alasan warna, isinya, kandungan anorganik atau organik, kadar garam, keasaman, alkalinitas dan sifat-sifat khas mereka yang beracun (Ginting, 1992). Usaha perhotelan yang berkembang cepat, limbah rumah tangga yang semakin berlimpah mengakibatkan timbulnya pencemaran yang semakin meningkat dari tahun ke tahun. Limbah cair yang berasal dari hotel dapat digolongkan sebagai limbah domestik atau limbah rumah tangga. Namun perbedaannya adalah limbah yang berasal dari hotel jauh lebih banyak daripada limbah yang berasal dari rumah tangga. Oleh sebab itu perlu dilakukan dan dikembangkan suatu usaha untuk dapat mengatasi atau mengurangi dampak negatif oleh kegiatan tersebut. Limbah cair yang berasal dari hotel berkisar 150 – 220 L/orang/hari (Depparpostel, 1988). seiring dengan kapasitas tamu atau pengunjung yang masuk setiap hari. Sumber limbah cair hotel biasanya berasal dari kamar mandi, maupun wc (MCK), loundry, dapur, restaurant, bar, ac sentral atau yang sendiri-sendiri, yang masing-masing mempunyai karakteristik atau sifat tersendiri.



Pada penelitian (FILLIAZATI, 2013) Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, pengolahan limbah cair dengan biofilter aerob dengan menggunakan media bioball dan tanaman kiambang (Salvinia Molesta) mampu menurunkan kandungan BOD tertinggi dengan efisiensi 68,98% dari kadar BOD awal sebesar 758,5 mg/l dan penurunan minyak lemak dengan efisiensi sebesar 96,60% dari kadar awal 5213 mg/l. Dari hasil penelitian yang sudah dilakukan, kandungan BOD, minyak dan lemak yang telah diolah dengan biofilter aerob menggunakan media bioball dan tanaman kiambang masih di atas baku mutu Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No.112 Tahun 2003 untuk BOD sebesar 100 mg/L dan Minyak lemak sebesar 10 mg/L.



Pada penelitian (Wirawan, 2010) Berdasarkan hasil penelitian didapatkan pengaruh Pistia stratiotes L. dalam pengolahan limbah cair domestik menunjukkan adanya peningkatan nilai BOD maksimal sebesar 45,35% pada perlakuan A6B2, penurunan nilai COD maksimal sebesar 65,06% pada perlakuan A6B2, penurunan nilai TSS maksimal sebesar 19,99% pada perlakukan A6B2, nilai pH maksimum sebesar 8,50 pada perlakuan A3B2, dan penurunan nilai minyak dan lemak maksimum sebesar 37,10% pada perlakuan A6B2. Perlakuan lama waktu retensi 6 hari dengan aerasi (A6B2) paling efisien dalam pengolahan limbah cair domestik dengan tanaman kayu apu.



Pada penelitian (Sitompul, Sutisna, & Pharmawati, 2013) hasil pengolahan air limbah yang menggunakan pengolahan air limbah dengan proses fitoremediasi menggunakan tumbuhan eceng gondok cukup optimal dalam penyisihan parameter BOD ,TSS dan kekeruhan Dari dari beberapa penelitian tersebut,saya ingin melalukan penelitian terkait pengolahan air limbah di Kendari dengan judul “Analisis Kualitas



Pengolahan Air Limbah Swis Bell Hotel Kendari”.



1.2 Rumusan Masalah Adapun Rumusan Masalah dari penelitian ini adalah: 1. Bagaimana proses pengolahan limbah yang ada pada hotel SwissBel Kendari ? 2. Apakah sistem pengolahan air limbah di hotel Swiss-Bel telah menggunakan sistem campur atau terpisah ? 3. Apakah proses pegolahan air limbah di hotel Swiss-Bel telah efektif dan hasil olahan limbah telah memenuhi baku standar ?



1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah adalah : 1. Untuk mengetahui proses pengolahan limbah yang ada pada hotel Swiss-Bel Kendari 2. Untuk Mengetahui pengolahan air limbah di hotel Swiss-Bel telah menggunakan sistem campur atau terpisah 3. Untuk mengetahui pegolahan air limbah di hotel Swiss-Bel telah efektif dan hasil olahan limbah telah memenuhi baku standar



1.4 Batasan Masalah Adapun batasan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Penelitian ini dilakukan pada skala laboratorium. 2. Pengambilan sampel uji di lakukan di tempat pengolahan limbah Swis Bell Hotel. 3. Penentuan mutu kualitas air menggunakan Metode Indeks Pencemaran yang bersumber dari Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.115 Tahun 2003.



BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Pengertian Air Limbah Menurut Ehless dan Steel, Air limbah atau air buangan adalah sisa air dibuang yang berasal dari rumah tangga, industri maupun tempat-tempat umum lainnya, dan pada umumnya mengandung bahan-bahan atau zat-zat yang dapat membahayakan bagi kesehatan manusia serta mangganggu lingkungan hidup. Batasan lainnya mengatakan bahwa air limbah adalah kombinasi dari cairan dan sampah cair yang berasal dari daerah pemukiman, perdagangan, perkantoran dan industri, bersama-sama dengan air tanah, air pemukiman dan air hujan yang mungkin ada (Haryoto Kusnoputranto, 1985). Dari batasan tersebut dapat disimpulkan bahwa air buangan adalah air yang tersisa dari kegiatan manusia, baik kegiatan rumah tangga maupun kegiatan lain seperti industri, perhotelan, dan sebagainya. Meskipun merupakan air sisa, namun volumenya besar, karena kurang lebih 80% dari air yang digunakan bagi kegiatan-kegiatan manusia sehari-hari tersebut dibuang lagi dalam bentuk yang sudah kotor (tercemar). Selanjutnya air limbah ini akhirnya akan kembali ke sungai dan laut dan akan digunakan oleh manusia lagi. Oleh karena itu, air buangan ini harus dikelola dan atau diolah secara baik.



1.2 Sumber Air Limbah Air limbah ini dapat berasal dari berbagai sumber, secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi sebagai berikut:



1. Air buangan yang bersumber dari rumah tangga (domestic wasteswater), yaitu air limbah yang berasal dari pemukiman penduduk 2. Air buangan industri (industrial wastes water), yang berasal dari berbagai jenis industry akibat proses produksi. Zat-zat yang terkandung di dalamnya sangat bervariasi sesuai dengan bahan baku yang dipakai oleh masing-masing industri, antara lain: nitrogen, sulfide, amoniak, lemak garam-garam zat pewarna, mineral, logam berat, zat pelarut dan sebagainya. Oleh sebab itu, perlu dilakukan pengolahan jenis air limbah ini, agar tidak menimbulkan polusi lingkungan menjadi lebih rumit. 3. Air buangan kotapraja (municipal wastes water), yaitu air buangan yang berasal dari daerah; perkantoran,perdagangan, hotel, restoran, tempat-tempat umum, tempat-tempat ibadah, dan sebagainya. Pada umumnya zat-zat yang terkandung dalam jenis air limbah ini sama dengan jenis air limbah rumah tangga.



1.3



Karakteristik Air Limbah Karakteristik air limbah penting untuk diketahui, karena hal ini akan menentukan pengolahan yang tepat, sehingga tidak mencemari lingkungan hidup. Secara garis besar dapat digolongkan sebagai berikut: 1. Karakteristik fisik Air limbah terdiri dari 99,9% air, sedangkan kandungan bahan padatnya mencapai 0,1% dalam bentuk suspensi padat (suspendedsolid) yang volumenya bervariasi antara 100-500 mg/l. Apabilavolume suspensi padat kurang dari 100mg/l, air limbah disebut lemah, sedangkan bila lebih dari 500mg/l disebut kuat.Terutama air limbah rumah tangga, biasanya berwarna suram seperti larutan sabun, bekas cucian beras dan sayur, dan sebagainya.



2. Karakteristik kimiawi Biasanya air buangan ini mengandung campuran zat-zat kimia anorganik yang berasal dari air bersih serta bermacam-macam zat organik berasal dari penguraian tinja, urine, dan sampah-sampah lainnya. Oleh sebab itu, pada umumnya bersifat basa pada waktu masih baru, dan cenderung ke asam apabila sudah mulai membusuk. Substansi organik dalam air buangan terdiri dari 2 golongan, yakni: a) Gabungan yang mengandung nitrogen, misalnya; urea, protein, atau asam amino. b) Gabungan yang tidak mengandung nitrogen, misalnya: lemak, sabun, atau karbohidrat 3. Karakteristik bakteriologis Bakteri dalam air limbah berfungsi untuk menyeimbangkan DO dan BOD. Sedangkan bakteri pathogen banyak terdapat dari hasil buangan dari peternakan, rumah sakit, laboratorium, sanatorium, buangan rumah tangga khususnya dari kamar mandi/wc. Kandungan bakteri pathogen serta organism golongan E. coli terdapat juga dalam air limbah tergantung dari mana sumbernya, namun keduanya tidak berperan dalam proses pengolahan air limbah. Limbah industri tidak banyak mengandung bakteri kecuali dari bahan produksinya memang berhubungan dengan



potensi



adanya



bakteri



diantaranya



makanan/minuman, pengalengan ikan dan daging, abbatoir. Beberapa mikroorganisme dalam air limbah, antara lain: 1. Kelompok protista : virus, bakteri, jamur, protozoa 2. Kelompok tanaman dan bintang :algae, cacing



industri



2.4



Parameter Air Limbah Berikut adalah parameter yang dapat digunakan berkaitan dengan air limbah. 1. Kandungan zat padat (total solid, suspending solid, dissolved solid) 2. Kandungan zat organik 3. Kandungan zat anorganik (mis; P, Pb, Cd, Mg) 4. Kandungan gas (mis: O2, N, CO2) 5. Kandungan bakteri (mis: E.coli) 6. Kandungan pH 7. Suhu



2.5



Dampak Buangan Air Limbah Air limbah yang tidak menjalani proses pengolahan yang benar tentunya dapat menimbulkan dampak yang tidak diinginkan. Dampak tersebut antara lain: 1.



Gangguan Kesehatan Air limbah dapat mengandung bibit penyakit yang dapat menimbulkan penyakit bawaan air. Selain itu di dalam air limbah mungkin juga terdapat zat-zat berbahaya dan beracun yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan bagi makhluk hidup yang mengkonsumsinya. Adakalanya, air limbah yang tidak dikelola dengan baik juga dapat menjadi sarang vector penyakit (misalnya nyamuk, lalat, kecoa, dan lain-lain)



2.



Penurunan Kualitas Lingkungan Air limbah yang dibuang langsung ke air permukaan (misalnya sungai dan danau) dapat mengakibatkan pencemaran air permukaan tersebut. Sebagai contoh, bahan organic yang terdapat dalam air limbah bila dibuang langsung ke sungai dapat menyebabkan penurunan kadar oksigen yang terlarut didalam sungai tersebut. Dengan demikian menyebabkan kehidupan di



dalam air yang membutuhkan oksigen akan terganggu, dalam hal ini akan mengurangi perkembangannya. Adakalanya, air limbah juga dapat merembes ke dalam air tanah, sehingga menyebabkan pencemaran air tanah. Bila air tanah tercemar, maka kualitasnya akan menurun sehingga tidak dapat lagi digunakan sesuai peruntukannya. 3. Gangguan Terhadap Keindahan Adakalanya air limbah mengandung polutan yang tidak mengganggu kesehatan dan ekosistem, tetapi mengganggu keindahan. Contoh : air limbah yang mengandung pigmen warna yang dapat menimbulkan perubahan warna pada badan air penerima.



Walaupun



pigmen



tersebut



tidak



menimbulkan



gangguan terhadap kesehatan, tetapi terjadi gangguan keindahan terhadap badan air penerima tersebut. Kadang-kadang air limbah dapat juga mengandung bahanbahan yang bila terurai menghasilkan gas-gas yang berbau. Bila air limbah jenis ini mencemari badan air, maka dapat menimbulkan gangguan keindahan pada badan air tersebut. 4. Gangguan terhadap kerusakan benda Adakalanya air limbah mengandung zat-zat yang dapat dikonversi oleh bakteri anaerobik menjadi gas yang agresif seperti H2S. Gas ini dapat mempercepat proses perkaratan pada benda yang terbuat dari besi (mis. Pipa saluran air.limbah) dan bangunan air kotor lainnya.



Dengan



cepat



rusaknya



air



tersebut



maka



biaya



pemeliharaannya akan semakin besar juga, yang berarti akan menimbulkan kerugian material. Untuk menghindarkan terjadinya gangguan-gangguan diatas, air limbah yang dialirkan ke lingkungan harus memenuhi ketentuan



seperti yang disebutkan dalam Baku Mutu Air Limbah. Apabila air limbah tidak memenuhi ketentuan tersebut, maka perlu dilakukan pengolahan air limbah sebelum mengalirkannya ke lingkungan.



2.6



Pengolahan Air Limbah Air limbah sebelum dilepas ke pembuangan akhir harus menjalani pengolahan terlebih dahulu. Untuk dapat melaksanakan pengolahan air limbah yang efektif diperlukan rencana pengelolaan yang baik. Pengelolaan air limbah dapat dilakukan secara alamiah maupun dengan bantuan peralatan. Pengolahan air limbah secara alamiah biasanya dilakukan dengan bantuan kolam stabilisasi sedangkan pengolahan air dengan bantuan peralatan misalnya dilakukan pada Instalasi Pengolahan Air Limbah/ IPAL (Waste Water Treatment Plant / WWTP). 2.6.1 Tujuan Pengolahan Air Limbah Adapun tujuan dari pengelolaan air limbah itu sendiri, antara lain: 1) Mencegah pencemaran pada sumber air rumah tangga. 2) Melindungi hewan dan tanaman yang hidup didalam air. 3) Menghindari pencemaran tanah permukaan. 4) Menghilangkan tempat berkembangbiaknya bibit dan vektor penyakit. 2.6.2



Syarat Sistem Pengolahan Air Limbah Sementara itu, sistem pengelolaan air limbah yang diterapkan harus memenuhi persyaratan berikut: 1) Tidak mengakibatkan kontaminasi terhadap sumbersumber air minum. 2) Tidak mengakibatkan pencemaran air permukaan. 3) Tidak menimbulkan pencemaran pada flora dan fauna yang hidup di air di dalam penggunaannya sehari-hari.



4) Tidak dihinggapi oleh vektor atau serangga yang mengakibatkan penyakit. 5) Tidak terbuka dan harus tertutup. 6) Tidak menimbulkan bau atau aroma tidak sedap. 2.6.3 Metode Pengolahan Air Limbah Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengelolah air limbah, diantaranya: 1. Pengenceran (disposal by dilution) Air limbah dibuang ke sungai, danau, atau laut agar mengalami pengenceran. Dengan cara ini air limbah akan mengalami purifikasi alami. Namun, cara semacam ini dapat mencemari air permukaan dengan bakteri pathogen, larva dan telur cacing, serta bibit penyakit lain yang ada di dalam air limbah itu. Apabila hanya cara ini yang dapat diterapkan, maka persyaratan berikut harus dipenuhi:  Air sungai atau danau tidak boleh digunakan untuk keperluan lain.  Volume air mencukupi sehingga pengenceran berlangsung kurang dari 30-40 kali  Air harus cukup mengandung oksigen. Dengan kata lain air harus mengalir (tidak boleh stagnan) agar tidak menimmbulkan bau. 2. Cesspool Bentuk cesspool ini menyerupai sumur tetapi digunakan untuk pembuangan air limbah. Dibuat pada tanah yang berpasir agar air buangan mudah meresap kedalam tanah. Bagian atas ditembok agar tidak tembus air. Apabila ceespool sudah penuh (±60bulan), lumpur didalamnya dapat dihisap keluar atau dari semula dibuat



cesspool secara berangkai, sehingga bila yang satu penuh, air akan mengalir ke cesspool berikutnya. Jarak cesspool dengan sumur air bersih adalah 45 meter dan minimal 6 meterdari pondasi rumah. 3. Sumur resapan (seepage pit) Sumur



resapan



merupakan



menampung air limbah



sumur



tempat



yang telah mengalami



pengolahan dalam system lain, misalnya dari aqua privy atau septic tank. Dengan cara ini, air hanya tinggal mengalami peresapan ke dalam tanah. Sumur resapan ini dibuat pada tanah yang berpasir, dengan diameter 1-2,5 meter dan kedalaman 2,5 meter. Lama pemakaian dapat mencapai 6-10 tahun. 4. Septic tank Septic tank, menurut WHO, merupakan metode terbaik untuk mengelolahair limbah walau biayanya mahal, rumit, dan memerlukan tanah yang luas. Septic tank memiliki 4 bagian, antara lain:  Ruang pembusukan. Dalam ruang ini, air kotor akan tertahan 13 hari dan akan mengalami penguraian oleh bakteri pembusuk yang akan menghasilkan gas, cairan, dan lumpur. Gas dan cairan



akan



masuk



kedalam



dosingchamber



melalui pipa. Lumpur akan masuk ke ruang lumpur.  Ruang lumpur. Ruang lumpur merupakan tempat penampungan lumpur. Apabila ruang sudah penuh, lumpur dapat dipompa keluar.  Dosing chamber. Dalam dosing chamber terdapat siphon McDonald yang berfumgsi untuk mengatur



kecepatan air yang akan dialirkan ke bidang resapan agar merata.  Bidang resapan. Bidang ini akan menyerap cairan keluar dari dosing chamber dan menyaring bakteri pathogen maupun bibit penyakit lain. Panjang minimal bidang resapan ini 10meter dan dibuat pada tanah berpasir. 



System Riool (sewage). System riool menampung semua air kotor dari rumah maupun perusahaan, dan



terkadang



menampung



kotoran



dari



lingkungan. Apabila dipakai untuk menampung air hujan, sistem riool ini disebut combined system, sedangkan jika bak penampung air hujannya dipisahkan maka disebut separated system. Agar tidak



merugikan



kepentingan



lain,



air



kotordialirkan ke ujung kota, misalnya ke daerah peternakan, pertanian, atau perikanan darat. Air kotor itu masih memerlukan pengolahan. Proses pengolahan yang dilakukan, antara lain: 1. Penyaringan (screening). Penyaringan ditujukan untuk menangkap



benda-benda



yang



terapung



diatas



permukaan air. 2. Pengendapan (sedimentation). Pada proses ini, air limbah dialirkan ke dalam bak besar (sand trap) sehingga aliran menjadi lambat dan lumpur serta pasir mengendap. 3. Proses biologis. Proses ini menggunakan mikroba untuk memusnahkan zat organic di dalam limbah baik secara aerob maupun anaerob.



a.



Disaring dengan saringan pasir (sand filter)



b. Desinfeksi. Desinfeksi dengan kaporit (10kg/1 juta air limbah) untuk membunuh mikroba patogen. c. Pengenceran. Terakhir, air limbah dibuang ke sungai, danau atau laut sehingga mengalami pengenceran.



BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1



Waktu dan Lokasi Adapun waktu dan tempat penelitian yang saya lakukan adalah : A. Waktu Hari dan tanggal : Rabu, 25 November 2019 Pukul



: 14.00-Selesai WITA



B. Lokasi Adapun tempat atau lokasi dari penelitian yaitu bertempat di “Swiss-Bell hotel Kendari” JL. Edi Sabara No.88, Kecamatan Kendari Barat, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara.



Gambar 3.1 Lokasi Hotel Swiss-bell Kendari Sumber : Maps 2019



3.2 Jenis Penelitian



Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional dengan pendekatan deskriptif dengan tujuan untuk memperoleh gambaran tentang kondisi pengolahan air limbah. dimana yang dikumpulkan berupa pendapat, tanggapan, informasi, konsep-konsep dan keterangan yang berbentuk uraian dengan cara meng-Interview/wawancara petugas teknisi dari pihak Swiss-Belhotel tersebut. Pendekatan ini merupakan rangkaian kegiatan atau proses penyaringan data atau informasi yang bersifat sewajarnya mengenai suatu masalah dalam kondisi, aspek atau bidang tertentu dalam objeknya.



DAFTAR PUSTAKA



FILLIAZATI, M. (2013). Pengolahan Limbah Cair Domestik Dengan Biofilter Aerob Menggunakan Media Bioball Dan Tanaman Kiambang. Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basah, 1(1), 1– 10. https://doi.org/10.26418/jtllb.v1i1.4028 Sitompul, D. F., Sutisna, M., & Pharmawati, K. (2013). Pengolahan Limbah Cair Hotel Aston Braga City Walk dengan Proses Fitoremediasi menggunakan Tumbuhan Eceng Gondok. Jurnal Institut Teknologi Nasional, 1(2), 1–10. Wirawan, et al. (2010). MENGGUNAKANTANAMAN KAYU APU ( PISTIA STRATIOTES L .) ( DEEPFLOWTECHNIQUE ) Domestic Wastewater Treatment UsingWater Lettuce ( Pistia stratiotes L .) Planting With DFT ( Deep Flow Technique ) Hydroponic System. Sumberdaya Alam Dan Lingkungan, 1, 63– 70.