BAB I Gondola [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN 1.1



Latar Belakang Gondola secara umum dapat diartikan sebagai penunjang atau pembantu bagi pekerja yang akan bekerja di luar gedung bertingkat. Gondola digerakkan dengan bantuan motor listrik ataupun digerakkan secara manual dan bergerak secara vertical maupun horizontal. Penggunaan gondola dalam membersihkan kaca bagian luar gedung bertingkat oleh pekerjanya masih sangat beresiko, meskipun gondola yang digunakan tergolong aman dan telah memenuhi syarat Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3), tetap saja pekerjaan ini masih mampu mengancam nyawa pekerjanya. Pada tahun 2012 sampai 2014, dalam setiap tahunnya selalu terjadi kecelakaan pekerja cleaning service meninggal dunia karena terjatuh dari gondola saat bekerja membersihkan kaca gedung. Kecelakaan terakhir terjadi pada bulan Juni tahun 2014. Kecelakaan dalam penggunaan gondola memang terjadi karena kesalahan dari pekerjanya, dan faktor dari alam juga mempengaruhi, misalnya hembusan angin yang berhembus disisi gedung, sehingga menyebabkan gondola yang digunakan menjadi melayang dan membahayakan pekerjanya. Berdasarkan hal tersebut, banyak kejadian kecelakaan kerja di ketinggian



menelan



korban



jiwa



khususnya



pada



pekerjaan



yang



menggunakan gondola. Hal ini lebih disebabkan karena para pekerja sama sekali tidak mempunyai pengetahuan dasar mengenai keselamatan kerja di ketinggian selain itu aturan mengenai keselamatan kerja di ketinggian yang ada masih sangat minim menyentuh mengenai keselamatan kerja di ketinggian atau teknologi keselamatan yang diterapkan sudah tidak valid 1.2



Rumusan Masalah 1. Bagaimana spesifikasi teknis gondola david socket? 2. Bagaimana manual/prosedur kerja alat gondola david socket?



1



3. Bagaimana sistem kontrol/safety gondola david socket? 4. Bagaimana contoh kasus kecelakaan kerja pada gondola? 1.3



Tujuan 1. Untuk mengetahui spesifikasi teknis alat angkat angkut (gondola david socket) 2. Untuk mengetahui manual/prosedur kerja alat gondola 3. Untuk mengetahui sistem kontrol/safety gondola david socket 4. Untuk mengetahui kasus kecelakaan kerja pada gondola



2



BAB II PEMBAHASAN 2.1



Spesifikasi Teknis Alat Gondola David Socket Konstruksi David Socket adalah konstruksi penggantung yang digunakan untuk gedung yang memiliki space terbatas. Area minimal yang diperlukan untuk konstruksi jenis david socket adalah 80 cm dari paraphet bagian dalam. David Socket memiliki batas maksimal yang telah direkomendasi oleh depnaker yaitu hanya boleh digunakan untuk gedung maksimal 10 lantai, serta batas dimensi yang diperbolehkan adalah tinggi konstruksi 2 meter dan panjang lengan pengantung 2 meter. David Socket dipasang pada sitting plate yang sudah mengait ke struktur gedung menggunakan angkur. Berikut ini merupakan spesifikasi teknis Gondola David Socket : UNIT



MODEL GONDOLA DAVID SOCKET (SKY KLIMANN NO. 14-063-2 & NO. 14-070-1) 300 kg 90 m – 120 m 10 – 12 mm/min 8 – 10 mm/min 2mm/min 5,5 kw 0.5 kwx2 2.2 kw -



Lifting capacity Lifting height Lifting velocity Traveling velocity Amluffingvelocity Turning velocity Lifting motor Travelling motor Amluffing motor Turning motor Size of cage Wire rope Operation system Power suplly system Safety device Signal device Controller Brake



6 x 24.08 x 4 Push button 50 hz, 220/380 v final limitswitch Interphone Manual AC magnetic brake



3



Dengan mengetahui spesifikasi teknik gondola, maka operator gondola dapat mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan pengoperasian gondola, misalnya: 1. Kapasitas angkut gondola, sehingga tidak terjadi beban berlebih. Berdasarkan kapasitas tersebut, maka operator gondola tidak boleh membebani gondola, melebihi kapasitasnya. Jika hal ini terjadi maka akan membahayakan keselamatan operator gondola. 2. Jenis gondola disesuaikan dengan bentukgedung. Dijelaskan



ada



beberapa



jenis



gondola



yang penggunaannya



disesuaikan dengan bentuk dan desain gedung.Sehingga gondolagondola yang tipekhusus hanya dapat dipergunakan untuk gedunggedung yang memiliki desain khusus. 3. Kebutuhan daya listrik. Dengan mengetahui daya listrik yang diperlukan untuk pengoperasian gondola maka akan dapat disesuaikan supply atau penyediaannya daya listrik baik yang berasal dari internal gedung (genset) maupaun yang berasal dari perusahaan listrik negara (PLN). 4. Cara mengoperasikan gondola. Meskipun secara umum perinsip-perinsip dasar pengoperasian gondola adalah



sama,



namun



ada



kekhasan



atau



kekhususan



cara



mengoperasikan gondola sesuai dengan spesifikasi teknisnya, seperti gondola teleskopik, gondola temporer maupaun gondola permanen. 5. Ukuran gondola Ukuran gondola yang digunakan harus disesuaikan dengan gedung yang akan dibersihkan, lokasi kerjanya dan beban yang akan diangkutnya, seperti jumlah orang, alat-alat dan material untuk keperluan pembersihan gedung. 2.2



Manual/Prosedur Kerja Alat Gondola Pengetahuan dasar untuk dapat mengoperasikan gondola harus mulai dikenalkan kepada calon operator yang dipersiapkan untuk waktu yang akan datang agar dapat mengoperasikan gondola dengan benar dan aman.Namun 4



demikian tidak terkecuali bagi operator gondola yang sehari- hari telah terbiasa mengoperasikan gondola, diperlukan bekal pengetahuan tentang teknik pengoperasian yang benar, mengingat tidak semua operator dalam perjalanan



kariernya



telah



mendapat



pengatahuan



ini



melalui



pelatihan.Pengetahuan teknik pengoperasian gondola diperlukan bagi seorang operator agar nantinya dalam mengoperasikan gondola pada pekerjaan yang sebenarnya di lapangan dapat mengaplikasikannya dengan baik dan benar tanpa ada keraguan. Operator gondola harus mampu memahami perinsip kerja gondola sebagai berikut: 1. Cara menghidupkan dan mematikan gondola yaitu: a. Sambungkan kabel elektrik untuk sumber aliranlistrik.



Sambungan kabel elektrik untuk sumber aliran listrik



b. Untuk menghidupkan tekan tombol on,dan tekan tombol off untuk mematikan.



Tombol ON/Off



5



Emergency Stop



Tombol Start



Kunci Pintu panel



c. Cara mengoperasikan gondola naik, turun, kiri, kanan dan menstabilkan. a)



Untuk menaikkan gondola tekan tombolUP.



b) Untuk menurunkan gondola tekan tombolDOWN. c)



Untuk menstabilkan gondola yang miring ke kanan atau ke kiri tekan tombol penstabil hingga posisi gondola menjadi seimbang/rata antara kiri dankanan. Tombol naik Tombol Turun (DOWN) Indikator Selector Switch (Kanan, Kiri danstabiliz



6



d. Cara menggunakan tuas manual ketika aliran listrik terputus. Jika aliran listrik putus maka gerakkan tuas secara manual untuk mencapai posisi terdekat ke atas atau ke bawah. e. Cara menggunakan sistem keselamatangondola. 1. Alat pelindung diri (APD) yaitu helm, masker, sabuk pengaman, sarung tangan dan sepatu pengamandigunakan.



7



8



b. Gunakan safety brake sesuai kondisi yang ada



c. Tali kawat baja tidak boleh melilit pada saat gondola dioperasikan



Wire Rope



d. Alat-alat emergency siap digunakan pada kondisi darurat



9



e. Siapkan alat komunikasi HT atau HP dan digunakan sesuai kebutuhan atau



kondisi darurat.



f.



Alat-alat kerja dan material untuk membersihkan gedung ditempatkan dalam keranjang gondola dengan rapi dan aman agar tidak terjatuh



10



g. Setelah pekerjaan pembersihan dinding gedung selesai, maka gondola



diturunkan secara perlahan dan tidak boleh terjadi hentakan ketika sampai lantai dasar.



h. Tekan tombol OFF untuk mematikan gondola



Tombol ON/Off



11



2.3



Sistem Kontrol/Safety Gondola David Socket Setelah mengetahui gambaran secara garis besar jenis-jenis gondola, maka operator gondola harus mampu mengidentifikasi komponen gondola dan penempatannya sesuai dengan pedoman dari pabrik yang meliputi: 1.



Keranjang atau plat form gondola Keranjang atau plat form gondola dibuat dari bahan atau material baja dengan mutu baja ST 37, baut penyambung A325, diameter 12 mm, kekuatan tarik 53 KN. Adapun ukurannya bervariasi antar 2 m, 3 m, dan 4 m, bahkan ada yang mencapai 9 m tergantung permintaan dari pemesan atau pemilik gedung. Plat form atau keranjang gondola ini digunakan untuk mengangangkut operator gondola dengan kapasitas 2 ( dua ) orang ditambah material dan alat-alat kerja untuk membersihkan gedung, biasanya setara dengan 200 kg. Untuk mencegah pemebanan berlebih ( over load ) setiap akan mengoperasikan gondola harus dicek lagi berapa kapasitas plat form/keranjang gondola yang akan dioperasikan. Dalam kondisi tidak atau belum beroperasi, keranjang gondola atau plat form berada di lantaidasar.



2.



Motor, wire rope, wire winder, drumwinder a.



Motor, digunakan untuk menggerakkan gondola. Untuk gondola temporer, motornya terletak di plat form atau keranjang gondola 12



sedang untuk gondola permanen,motornya terletak di mobil/rumah gondola yang terletak di atap ( roof top ) gedung. Power supply 380 v/3 phase /50hz.



b. Wire rope atau tali baja digunakan untuk mengangkut atau gerakan naik turun keranjang gondola. tali baja atau wire rope ini terbuat dari bahan baja yang kuat dan berkualitas tinggi, tidak boleh ada sambungan, simpul, belitan, kusut, berjumbai dan terkelupas.



Wire Rope



13



c. Wire winder /drum winder berfungsi sebagai tempat wire rope digulung. Wie rope digunakan pada gondola temporer yang ditempatkan pada keranjang atau plat form godola. Sedangkan drum windwe digunakan pada gondolapermanen dan ditempatkan pada rumah gondola di atas atap (roof top) )gedung.



3. Safety lock, Safety block adalah alat pengaman yang digunakan jika keranjang atau platform gondola mengalami kemiringan sekitar 15 derajat. Block stop ini terletak wirerope.



14



4. Stick digunakan dengan cara menggerakkan posisi stick yang sudah terpasang (siap digunakan) naik turun, sehingga gondola bergerak menuju ke lantai dasar. Hal ini dilakukan secara manual yaitu pada saat aliran listrik terputus.



5. Counter weight digunakan untuk beban 5. keseimbangan bila beban yang diangkut melebihi beban konstruksi. Counter weight ini terletak di atap ( roof top ) gedung, peranannya sangat penting, karena menyangkut



nyawa



manusia



untuk



itu



harus



benar-benar



diperhatikan. Jika kekurangan counter weight maka gondola tidak akan stabil dan akibatnya sangat membahayalan keselamatan jiwa operator gondola.



15



6.



Panel gondola (On/Off, gerakan miring kiri kanan, naik turun, emergency stop), merupakan tempat tombol-tombol untuk menghidupkan dan mematikan gondola, dan untuk mengatur gerakan gondola yaitu gerakan naik turun dan gerakan ke kiki serta kekanan.



a. Kabel Power, merupakan kabel untuk aliran listrik yang menghidupkan motor gondola.



16



b. Hoist, alat untuk menaikkan gondola dan terletak di platform, ada beberapa model yaitu compact dengan safety device sky lock, tirak X 300 dengan safety device blockstop, model tirak X 500 dengan safety device blockstop dan model bisomac 80 dengan safety device fallsave.



c. Safety device ( Blocstop, sky lock dan fall safe) adalah alat pengaman atau keselamatan gondola yang terletak pada wire rope. Jika kecepatan hoist melebihi kecepatan yang telah ditentukan oleh pabrik, safety device ini secara otomatis akan mengunci naik ke wire rope dan menopang beban. Selanjutnya dengan mengaktifkan trip



manual,



maka



keranjang



secaraaman.



17



gondola



dapat



dogerakkan



d. Davit socket & arm, digunakan untuk gedung yang ruangnya sempit, terdiri dari arm (lengan), socket dan sitting (dudukan), angkur, baut dan fondasi.



Sebelum gondola dioperasikan, maka operator gondola harus lebih dahulu mengidentifikasi batas kerusakan komponen gondola untuk dilaporkan pada atasan.Jika menurut penilaian atasan atau yang mewakili menyimpulkan bahwa batas kerusakan tidak dapat diterima, maka gondola tidak boleh dioperasikan.Sebaliknya jika atasan menyimpulkan bahwa batas kerusakan masih dalam batas yang diizinkan, maka gondola bisa dioperasikan. Adapun komponen – komponen gondola yang diperiksa batas kerusakannya diantaranya adalah : 1. Keranjang gondola, apakah rangkanya ada yang patah, baut lepas, alasnya retak atau sobek. 2. Motor, apakah ada baut pengikat yang kendor, bearingnya pecah atau lami kendor, terdapat bunyi yang tidak normal. 3. Wire rope dan tali keselamatan, apakah terdapat kabel 18



yang terkelupas, melintir, putus, lilitan, abrasi,rapuh. 4. Wire winder / drum winder, apakah ada gear box yang pecah, pully (kerek) macet, mechanical brake screw rusak. 5. Safety lock, apakah ada baut yang lepas, per patah, kerek macet, komponennya ada yang retak atau patah. 6. Counter weight, patah , pecah, hilang sehingga beratnya berkurang atau tidak memadai. 7. Panel gondola, apakah terjadi gangguan atau kerusakan pada instalasi di dalam panel, lampu indikator tidak menyala, tombol-tombol lepas atau tidak berfungsi, baut dan engsel pintu panel lepas, dan lain-lain. 8. Kabel power terkelupas sehingga membahayakan keselamatan operator gondola mauapun orang lain yang melintas di dekat lokasi kerja. 9. Hoist mengalami macet sehingga tidak bisa berfungsi untuk menaikkan gondola. 10. Safety device seperti bloc stop, wire rope dan tali keselamatan tidak berfungsi atau mengalami gangguan karena ada baut yang lepas, kerek ( pully ) macet, komponennya patah, wire rope rapuh, mengelupas, dan lain-lain. 11. Davit socket & arm dan roof hoke, apakah ada dudukan yang retak, baut yang lepas atau hilang, dinding parapet beton yang retak atau rusakdan lain – lain.Hasil pemeriksaan dilaporkan pada atasan, jika terdapat kerusakan maka gondola tidak boleh dioperasikan, lapor pada atasan untuk segera diperbaiki. Tetapi kondisi gondola dalam keadaan baik dan menurut atsan juga baik, maka dilanjutkan pada tahap berikutnya.



19



Contoh Gondola David Socket



2.4



Contoh Kasus Kecelakaan Gondola 20



Korban Tewas pada Insiden Gondola Jatuh adalah Karyawan PT Hitacindo sebuah gondola jatuh dari lantai 23 Gedung Intiland Tower, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat, Rabu (26/10/2016) siang. Dalam kejadian itu seorang karyawan PT Hitacindo bernama Agus Heryadi tewas di tempat kejadian. PT Hitacindo merupakan kontraktor pembersihan gedung dan Agus sedang menguji coba gondola itu ketika tiba-tiba jatuh dari ketinggian. "Korbannya karyawan kontraktor perbaikan gedung atas nama Agus Heryadi. Usianya 30 tahun," kata Kanit Reskrim Polsek Tanah Abang, Kompol Mustakim ketika dihubungi. Mustakim menjelaskan, Agus dan gondolanya jatuh dari lantai 23 hingga ke lantai dasar gedung tersebut. Ketika itu, ia sedang mengetes gondola yang baru saja diperbaiki. "Jadi gondola itu habis diperbaiki dan hari ini sedang proses uji coba yang dilakukan oleh korban," kata dia. Saat ini pihak kepolisian sedang melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP). Belum diketahui secara pasti apa penyebab gondola tersebut jatuh.



Gondola yang jatuh di Intiland Tower, Rabu (26/10/2016)(David Oliver Purba/Kompas.com)



BAB III 21



PENUTUP 3.1



Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis terdapat beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Komitmen manajemen (commitment) berpengaruh positif terhadap iklim keselamatan kerja (safety climate). 2. Komunikasi (communication) berpengaruh positif terhadap iklim keselamatan kerja (safety climate). 3. Peraturan dan prosedur keamanan (safety rules and procedures) berpengaruh positif terhadap iklim keselamatan kerja (safety climate). 4. Lingkungan pendukung (supportive environment) berpengaruh positif terhadap iklim keselamatan kerja (safety climate). 5. Pengawasan (supervisory environment) berpengaruh positif terhadap iklim keselamatan kerja (safety climate). 6. Keterlibatan pekerja (workers’ involvement) berpengaruh positif terhadap iklim keselamatan kerja (safety climate). 7. Pengetahuan personal tentang resiko (personal appreciation of risk) berpengaruh negatif terhadap iklim keselamatan kerja (safety climate).



3.2



Saran Diharapkan untuk lebih memperhatikan masalah keselamatan kerja, terutama



dalam



memperhatikan



faktor-faktor



yang



mempengaruhi



terciptanya iklim keselamatan kerja, dimana untuk faktor berpengaruh positif lebih diperhatikan dan ditingkatkan penanganannya seperti faktor komitmen manajemen, komunikasi, peraturan dan prosedur keamanan, keberadaan lingkungan pendukung, pengawasan, keterlibatan pekerja, lingkungan kerja fisik dan bahaya kerja, dan kompetensi, sedangkan faktor yang berpengaruh negatif seperti faktor pengetahuan personal tentang resiko dan tekanan kerja untuk lebih diperhatikan dan diperbaiki karena sangat berpengaruh terhadap perilaku pekerja dalam menjalankan pekerjaannya. 22



23