Bab I [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan MABIM (Masa Bimbingan) merupakan kegiatan atau tahapan yang harus dilakukan dan dilampaui oleh anggota muda MAHAPEKA Cirebon dan MABIM ini syarat wajib untuk mendapatkan nomor



anggota



dengan



syarat



membuat



sebuah



laporan



pertanggungjawaban MABIM. B. Nama Kegiatan Kegiatan ini dinamakan MABIM ( Masa Bimbingan ). C. Pelaksanaan Kegiatan Pelaksanaan MABIM ini dilaksanakan pada hari Senin-Sabtu tanggal 02-07 Juli 2018. D. Tujuan 1) Salah satu syarat wajib untuk mendapatkan nomor anggota. 2) Pendalaman materi dan mempraktikannya di lapangan. 3) Agar mempermudah anggota muda untuk memilih salah satu divisi. E. Bentuk Kegiatan 1) Materi kelas setiap divisi. 2) Pengaplikasian materi. 3) Praktik di lapangan.



1



BAB II MATERI KELAS 1. Materi



: Rock Climbing ( Panjat Tebing )



Pemateri



: Abd. Rofi (Sepet)



Waktu



: Senin, 02 Juli 2018



Pukul



: 16.00 – 19.30 WIB



A. Pengertian Rock Climbing ( Panjat Tebing) Panjat



Tebing



adalah



menaiki



atau



memanjat



tebing



yang



memanfaatkan celah atau benjolan yang dapat digunakan sebagai pijakan atau pegangan dalam suatu pemanjatan untuk menambah ketinggian.1 B. Sejarah Panjat Tebing Awal mula panjat tebing di dunia terjadi pada tahun 1492 sekelompok orang perancis di bawah pimpinan Anthoine de Ville mencoba memanjat Mount Aiguille (2.097 MDPL), dikawasan Vercors Massif. Beberapa dekade kemudian, orang-orang yang sering naik turun tebing-tebing batu di pegunungan alpen adalah para pemburu Chamonis, sejenis kambing gunung. Dan di indonesia sendiri panjat tebing pertama kali di lakukan oleh anggota TNI-AD untuk dijadikan medan latihan pada tahun 1959 di tebing 48 Citatah. Danp pada tahun 1979 Rock Climing (panjat tebing) terpublikasikan oleh si Mata Tebing (Harry Sulistiato). Kemudian panjat tebing mulai perkembang dengan dibuat nya sekolah panjat tebing Indonesia yaitu Skygers Amateur Rock Climbing Group yang dibuat oleh Deddy Hikmat. Dengan perkembangannya kemudian dinding panjat (wall climbing) digunakan untuk media latihan untuk para pemanjat tebing pada tahun 1988.2 A. Macam-Macam Jenis Panjat Tebing 



Adventure, merupakan panjat tebing yang mengarah ke petualangan. Dan bisa diterapkan di tebing alam



1 2



GEMALAWA.2018.Pendidikan Dasar Gemalawa:Pekalongan Ibid



2







Sport, merupakan pamanjatan yang lebih mengarah ke olahraga atau kompetisi, pemanjaan ini terbagi menjadi yaitu: Boulder, Speed, Lead.







Industri, pemamjatan ini digunakan untuk industrial seperti pembuatan patung raksasa, membersihkan kaca di gedung pencakar langit.







Vertical Rescue, pemanjatan ini di khususkan untuk penyelamatan pada medan yang susah di jangkau harus menggunakan alat bantu untuk penyelamatan.3



B. Teknik Pemanjatan 



FREE CLIMBING Pemanjatan yang menggunakan peralatan hanya untuk menahan jatuh dan saat berhenti menambat. Pengamanan tidak digunakan untuk pegangan atau pijakan untuk menambah ketinggian.







AID CLIMBING Pemanjatan yang menggunakan peralatan selain untuk menahan saat jatuh, juga digunakan untuk menambah ketinggian dengan cara dijadikan pegangan atau pijakan.







BOULDERING Pemanjatan yang dilakukan pada tebing yang tidak terlalu tinggi, dengan menggunakan gerakan vertikal kanan–kiri dan naik turun. Dalam bouldering ini gerakan dilakukan berulang-ulang dan hanya memerlukan peralatan yang berupa pakaian, sepatu, dan chalk bag.4 C. System Pemanjatan  ALPINE Pemanjatan tanpa lagi berhubungan dengan base camp, semua perlengkapan, makanan dibawa terus. 



HIMALAYAN pemanjatan dengan cara menghubungkan antar base camp melalui tali, perlengkapan dan makanan dikirim secara estafet dari camp ke camp. D. Gerakan Memanjat   



3 4



Layback yaitu digunakan pada celah vertikal yang memanfaatkan tekanan antar tubuh. Cheval yaitu dilakukan pada batu bagian punggung tebing batu dengan bidang yang sangat kecil dan tipis. Mantelshelf yaitu digunakan bila menghadapi suatu tonjolan datar atau flat yang luas sehingga dapat menjadi tempat untuk berdiri.



GEMALAWA.2018.Pendidikan Dasar Gemalawa:Pekalongan Ibid.



3



    



Slab/Friction Climbing yaitu teknik yang dilakukan pada tebing yang licin dan tanpa celah atau rekahan serta kondisi tidak terlalu curam. Wriggling yaitu teknik yang dilakukan pada celah celah antara dua tebing. Backing up yaitu teknik yang dilakukan pada suatu celah dengan lebar yang cukup. Bridging yaitu teknik yang dilakukan pada lubang tebing yang besar. Traversing yaitu gerakan menyamping atau horisontal dari suatu tempat ketempat.



E. Macam-Macam Pegangan 



Open Grip, yaitu pegangan biasa yang mengandalkan tonjolan pada tebing yang agak datar dan lebar.







Pinch Grip, yaitu digunakan untuk memegang tonjolan pada tebing, bentuk nya seperti mencubit.







Palming, yaitu telapak tangan yang digunakan sebagai pegangan







Crimp Grip, yaitu cara memegang hand hold dengan 4 jari dan di bantu ibu jari di atasnya yang berfungsi sebagai mengunci







Undercut, yaitu cara memegang yang pegangannya menghadap keatas dengan posisi lengan lurus.







Side Pull, yaitu cara memegang hand hold dengan arah yang berlawanan apabila arah pegangan ke kiri maka tarikan atau bebannya ke kanan begitu pun sebaliknya.



F. Macam-Macam Pijakan 



Hooking, cara meminjak hold dengan menggunakan tumit pada saat menemukan contur dinding roof/ pada saat akan melewati roof.







Smearing, cara memijak hand hold di sepatu bagian tengah/telapak atas dibawah jari kaki.







Edging, cara memijak hand hold menggunakan ujung sepatu/ ujung kaki.



G. Perencanaan Pemanjatan



5







Kenalilah kemampuan diri dan anggota.







Amatilah, pelajaran dan rencanakan route.







Perkiraan waktu.







Periksalah perlengkapan dan peralatan.5



Laporan Pertanggungjawaban Spesialisasi Indriyani Awliya Fajrin.2017.hal 6



4



H. Prosedur-Prosedur Pemanjatan 



Orientasi medan.







Menyiapkan alat.







Leader, memilih jalur yang tidak menggangu pemanjatan dan membuat lintasan.







Bilayer, memasang angkor dan merapihkan alat dan membantu leader, mengamankan leader dengan aba-aba leader.







Memberikan aba-aba.







Leader mencapai satu pitch membuat angkor.







Leader yang sudah memasang angkor bergegas sebagai bilayer.







Begitupun sebaliknya.



I. Alat-Alat Panjat Tebing a) Kernmanthel Yaitu tali yang digunakan untuk melakukan pemanjatan sebagai pengaman. Kernmanthel ini di bagi menjadi 2 yaitu: 



Kernmanthel Statis, yang tekstur tali nya keras dan tingkat kelenturan nya 6-9%







Kenrmanthel Dinamis, yang memiliki kelenturan 25%



b) Carabiner Yaitu alat yang menggabungkan berbagai jenis peralatan. Carabiner memiliki banyak bentuk dan variasi, yaitu: a. Carabiner screw, carabiner yang memiliki kunci.



5



b. Carabiner snap, carabiner yang tidak memiliki cincin/kunci.



c) Descender Yaitu alat yang digunakan untuk meniti tali kabawah atau biasanya disebut denga Rappeling. 



Figur Of Eight







Auto Stop



d) Stopper Yaitu sebuah pengaman sisip untuk celah vertikal yang menyempit.



e) Hexantrik Yaitu sebuah pengaman sisip untuk celah yang sempit berbentuk Hexagonal.



6



f) Fren Pengaman sisip yang diselipkan pada celah batu yang berongga.



g) Sky Hook Pengaman sementara untuk kita membuka jalur pemanjatan.



h) Webbing Bisa digunakan sebagai tali tubuh, bisa juga untuk alat bantu peralatan lainnya.



i) Chalk Bag Sebagai wadah magnesium.



7



j) Hammer Alat bantu menanamkan python pada tebing agar terpasang kuat.



k) Sepatu Digunakan untuk melindungi kaki pemanjat.



l) Sarung Tangan Untuk melindungi tangan saat membelay.



m) Matras Untuk alas peralatan tebing agar tidak bersentuhan dengan tanah secara langsung.



8



n) Carrier Digunakan untuk menyimpan peralatan dan mempermudah untuk membawa peralatan.



o) Helm Digunakan untuk melindungi kepala.



p) Harnest 



Sit Harnest, sebagai pengikat tubuh untuk menahan berat badan di pinggang dan paha.







Full Body Harnest, sebagai pengikat tubuh digunakan untuk menahan seluruh tubuh.



9



q) Sling Yaitu tali pipih yang disambungkan dan dihubungkan dengan carabiner menjadi runner.



r) Pipih Hook Digunakan sebagai pengam sementara.



s) Python Berfungsi sebagai pengaman sisip akan tetapi digunakannya menggunakan Hammer. Dan dibagi menjaidi 2 yaitu: 



Python king, untuk celah yang sempit atau kecil.







Python angel, untuk celah yang besar.



10



t) Hanger Berfungsi sebagai anchor, pengaman waktu pemanjatan.



u) Runner Gabungan ntar sling dengan 2 buah carabiner.



J. Macam-Macam Simpul a) Simpul Dasar, sebagai dasar dari semua simpul.



b) Simpul Kambing, untuk pengaman di medan yang sulit, dan hanya perlu dibuatkan simpul pengaman tambahan.



c) Simpul Delapan dan Delapan Ganda, digunakan untuk anchor tiang/patok yang rendah atau tinggi untuk menyambung dua tali panjang sama besar.



11



d) Simpul Pangkal, digunaka untuk membuat tiang/patok secara cepat dan mudah.



e) Simpul Italian Hitch, untuk menuruni tali bila tidak ada Figure Of Eight.



f) Simpul Nelayan, menyambungkan dua tali yang sama besar.



g) Simpul Kupu-Kupu, untuk memperpendek tali dan juga baik untuk pengaman.



h) Simpul Set Belt, menyambung dua buah tali yang sama besar atau tidak licin dan basah.



i) Simpul Pita, untuk menyabungkan webbing atau pengikat pada tandu.



K. Aba-Aba Pemanjatan       



Pemanjat : “On belay” (Saya akan memanjat, Apakah belaying sudah siap?) Belayer : “Belay on” (Saya sudah siap) Pemanjat : “Climbing” ( Saya mulai memanjat ) Belayer : “Climb” (Silahkan memanjat) Pemanjat : “Slack” (Kendorkan talinya. Saya tidak bias bergerak tali terlalu kencang) Pemanjat : “Up rope” (tali terlalu kendur. Mohon tali dikencangkan sedikit), belayer mengencangkan tali tanpa menyahut.



12



       



Pemanjat : “Off belay” ( saya dalam posisi yang baik, tidak perlu belaying) Belayer : “Belay off” (belayer coba menyakinkan bahwa pemanjat betulbetul tidak tidak membutuhkan belaying lagi) Pemanjat : “Tension” (tahan tali dengan erat) belayer menahan dengan mengunci tali belaying. Pemanjat : “Falling” (saya jatuh, tali mohon dikunci) Pemanjat : “Rock” (ada benda keras yang jatuh, hati-hati) Belayer : “Rock” (belayer meneriakkan kembali kata-kata pemanjat sebagai tanda bahwa dia sudah mengetahui).







Pemanjat : “lower me”(saya akan turun).







Belayer : “ lowering” (saya turunkan).



L. Grade Jalur Merupakan suatu dasar untuk mengetahui tingkat kesulitan pada tebing. Dimulai : 



5.7 – 5.8, yaitu tingkat kesulitan nya mudah.







5.9, yaitu tingkat kesulitannya agak sulit.







5.10, yaitu tingkat kesulitanya sulit.







5.11 – 5.12, yaitu tingkat kesulitannya lebih sulit.







5.13 – 5.15, yaitu tingkat kesulitannya extreme.



2. Materi



: Caving ( Susur Goa )



Pemateri



: M. Ahdali ( Raweng )



Waktu



: Selasa, 03 Juli 2018



Pukul



: 15.00 – 17.20 WIB



A. Pengertian Caving ( Susur Goa ) Caving berasal dari bahasa Inggris yaitu dari kata “Cave” yang berarti goa jadi caving merupakan kegiatan yang melakukan penelusuran sebuah goa. B. Sejarah Penelusuran gua dimulai oleh John Beaumont seorang ahli bedah dari Somerset Inggris (1674). Secara resmi ilmu Speleologi lahir pada abad ke 19,



13



berkat ketekunan Edward Alfred Martel yang pada masa itu dianggap sebagai bapak Speleologi hingga sekarang. Tetapi Speleologi di Indonesia berkembang sekitar tahun 1980-an. Perkembangannya diawali dengan berdirinya klub SPECAVINA yang didirikan oleh Norman Edwin dan Dr. R. King Tjoen Ko.6 C. Ketentuan-Ketentuan 



Orientasi medan.







Persiapan peralatan dan bekal.







Intermedit (pengamanan).



D. Bio Speleologi Bio speologi adalah ilmu yang mempelajari tentang makhluk hidup yang ada didalam goa. Ciri-ciri flora dan fauna yang ada didalam goa : -



Flora



1. Memiliki epidermis tipis, dan 2. Stomata yang kurang -



Fauna Mempunyai kemampuan penglihatan yang kurang. Jenis-jenis hewan



 Troglobite yaitu hewan yang menetap digua (ikan buta, belut dan laba-laba)  Troglofhile yaitu hewan periodik didalam gua (kelelewar, kapinis, dan walet)  Trogloxene yaitu hewan yang tidak menetap didalam gua (harimau dan srigala)7



E. Teknik Penelusuran Goa Di lihat dari kondisi medan yang ada, goa dibagi 3 yaitu: 1. Gua Horizontal Dapat ditelusuri dengan 6 teknik yaitu:



6 7



Laporan Pertanggungjawaban Mabimka Pengstu Abie Bakrin.2014.Hal:17 Ibid



14



a. Crawling (merayap), apabila ketinggian gua sekitar 50 cm. b. Squezing (merangkak), apabila Ketinggian gua antara 50-100 cm. c. Ducking (jongkaok), Ketinggian gua antara 100-150 cm. d. Chimneying (memanjat), Medan gua menyempit ke atas (Crack). e. Climbing (memanjat), Medan gua tebing atau air terjun. f. Traverse (menyamping), Medan gua sempit seperti jurang. 2. Gua Vertikal Dapat ditelusuri dengan SRT (Single Rope Technique) yaitu teknik



menaiki



lintasan



(Ascending)



dan



menuruni



lintasan



(Descending) dengan menggunakan satu tali. Peralatan SRT: 1. Harnest : Alat untuk mengikat atau berfungsi sebagai pengaman tubuh. Jenis yang digunakan dalam SRT yaitu penggabungan



Sit



Harnest



dengan



Chest



Harnest



menggunakan Croll dan DMR.



2. Ascender Non Handle (Croll) : Alat yang digunakan untuk menaiki lintasan tali. Dipasang di dada dengan menggunakan Chest Harnest.



3. Ascender Handlec : Alat yang digunakan untuk menaiki lintasan tali. Posisi Ascender di tangan. Ascender dihubungkan pada Sit Harnest dengan menggunakan Cowstail. Ascender yang digunakan hanya satu buah.



2. Descender (Inpanic Descender) : Alat ini digunakan untuk menuruni lintasan tali. Jenis yang digunakan dalam SRT (Single Rope Technique) adalah ID (Inpanic Descender).



3. Mailon Rapide : Mailon Rapide Dibagi menjadi 2 yaitu :



15



- Delta Mailon Rapide (DMR) → digunakan untuk menggabungkan antara Croll (Chest Harnest) dengan Sit Harnest. - Oval Mailon Rapide (OMR) → alat yang dipasangkan pada Sit Harnest sebagai media untuk menggantungkan alat-alat lain.



4. Foot Loop : Alat ini digunakan sebagai pijakkan kaki untuk mengangkat badan kita pada saat menaiki lintasan dipasangkan pada Ascender dengan menggunakan Carabiner (Oval).



5. Cowstail : Alat ini berupa tali dinamis dengan 2 Loop pada kedua sisinya, Loop yang satu berfungsi sebagai penghubung Ascender, Loop yang lainnya adalah sebagai pengaman kita pada Anchor.



F. Peralatan Caving 1. Helm 2. Head Lamp 3. Warepack 4. Sarung Tangan 5. Sepatu Boot 6. Lilin 7. Dry Bag 8. Kernmanthel Statis 9. Peralatan SRT 10. Webbing 11. Carabiner 12. Oksigen 13. Bekal atau Logistik



16



G. Rigging Rigging adalah teknik pemasangan tali (pembuatan lintasan) baik vertikal, horizontal pada anchor. Rigging dilakukan oleh dua orang yaitu: •



Rigging Man (RM) orang yang bertugas memasang lintasan utama.







Assistain Rigging (AR) orang yang bertugas membantu rigging man.



3. Materi



: Gunung Hutan



Pemateri



: Kayadi S.Pd (Bocank)



Waktu



: Selasa, 3 Juli 2018



Pukul



: 18.30 – 23.00 WIB Mountainerring



A. Pengertian Gunung hutan berasal dari kata gunung dan hutan, definisi gunung ialah suatu daratan tinggi yang minimalnya memiliki ketinggian 1500 mdpl. Sedankan hutan ialah daratan yang di penuhi oleh pepohonan dan vegetasi lainnya. Jadi pegertian dari gunung hutan (Mountainerring) ialah kegiatankegiatan yang dilakukan di gunung atau suatu perjalanan yang bertujuan tertentu.



B. Sejarah Sejarah awal pendakian pada tahu 1964 ada ekspedisi cendrawasih sudarso dan sugini bersama orang jepangnya freed atahe yaitu puncak



17



soekarno di pegunungan jayawijaya. Dari situlah banyak yang membuat pekumpulan pecinta alam. C. Jenis – Jenis Pendakian 



Hill Walking, yaitu jenis pendakian yang relative landai dan rendah tanpa menggunakan alat yang lengkap.







Scrembling, yaitu jenis pendakian yang medannya sedikit curam dan dengan bantuan kaki dan tangan.







Climbing, yaitu:- Rock Climbing, yaitu pendakian yang harus menggunakan



alat



bantuan



untuk



menambah



ketinggian dan medannya horizontal dan vertical. - Ice Snow Climbing, yaitu sama halnya seperti Rock Climbing akan tetapi ini medannya berupa salju atau es. 



Mountanerring, yaitu pendakian dari semua jenis pendakian.



D. Manajemen Pendakian 1. Persiapan : - Fisik, usahakan sebelum melakukan pendakian 3 bulan sebelumnya joging seminggu dua kali. - Mental - Pengetahuan dan keterampilan - Etiak :  Harus menghormati adat  Jangan meninggalkan sesuatu kecuali jejak  Jangan mengambil sesuatu kecuali dokumentasi  Jangan berburu sesuatu kecuali waktu. 2. Perencanaan : - Pengumpulan informasi sebelum pendakian harus mengumpulkan informasi terlebih dahulu baik itu informasi mengenai cuaca di gunung, mengenai sumber air, dll. Bisa lewat internet atau bertanya langsung kepada orang yang pernah mendaki ke gunung itu. - Tujuan Tujuan mendaki itu untuk apa? Apakah untuk observasi, atau pengembaraan, atau hanya untuk senang-senang saja. Tapi intinya harus mentaati etika. - Infentalisir anggota



18



Sebelum melakukan pendakian sebaiknya di pastikan dulu ada berapa orang dalam satu team agar lbih mudah untuk memenegement logistik yang ada. -



-



-



Peralatan :  Carrier  Dome  Alat masak  Dan alat-alat pribadi yang lain Perbekalan :  Protein 30%  Lemak 20%  Karbohidrat 50% Biaya akomodasi & administrasi



-



Pelaksanaan : - Teknis medan - Teknis waktu - Teknis indevidu / kelompok - Evaluasi dan pelaporan Navigasi Darat ( NAVDAR) A. Pengertian NAVDAR Navigasi adalah suatu kegiatan untuk menentukan posisi dan arah perjalanan secara tepat baik di medan sebenarnya maupun di peta dengan menggunakan peta, kompas, dan protector (berhubungan dengan membaca koordinat dan angka). Sebelum kita melakukan navigasi kita harus dapat membaca peta, menggunakan kompas, dan mengetahui tanda–tanda alam. B. Alat – Alat NAVDAR 1. Peta Peta adalah suatu gambar atau lukisan dari suatu bagian permukaan bumi, yang dibuat atas skala, yang menyatakan perbandingan ukuranukuran dari keadaan di peta, dengan keadaan sebenarmya di medan dalam bentuk datar. Peta topografi yaitu peta yang dibuat dengan selengkaplengkapnya yaitu dengan menggambarkan keadaan yang ada di medan dengan tanda-tanda topografi dan beda dengan peta biasanya.



19



a) Bagian-bagian peta : -



Skala/kedar adalah perbandingan jarak antara titik di peta dengan jarak mendatar di medan sebenarnya. Jadi cara membaca peta yaitu setiap 1 cm pada peta sama dengan 50.000 cm di medan sebenarnya. (skala 1:50.000)



-



Legenda Peta adalah keterangan peta yang berupa simbol atau tanda yang terdapat di bawah peta.



-



Karfak yaitu garis hayal yang membantu dalam penentuan koordinat pada peta.



-



Nomor Peta : sheet 41/XXX/X-B First Edition Bilingual Edition (di bagian kanan atas)



-



Tahun pembuatan peta: 1942 (AMSI) First GSGS Edition (di bagian bawah)



-



Judul Peta (bagian yang menyatakan identitas peta): Palimanan



-



Arah Mata Angin



-



Kontur yaitu bentuk suatu medan/garis khayal yang tidak terputus (sambung-menyambung). 



Semakin kecil kontur, semakin tinggi keadaan sebenarnya (puncak)







Semakin rapat jarak antar kontur (lereng)







Semakin renggang jarak antar kontur (dataran)







Semakin besar kontur (dataran)



b) Jenis-Jenis Peta -



Peta topografi, yaitu peta yang menggambarkan permukaan bumi lengkap dengan reliefnya. Penggambaran relief permukaan bumi ke dalam peta digambar dalam bentuk garis kontur. Garis kontur adalah garis pada peta



yang menghubungkan tempat-tempat



yang



mempunyai ketinggian yang sama. -



Peta korografi, yaitu peta yang menggambarkan seluruh atau sebagian permukaan bumi yang bersifat umum, dan biasanya berskala sedang. Contoh peta korografi adalah atlas.



-



Peta dunia atau geografi, yaitu peta umum yang berskala sangat kecil dengan cakupan wilayah yang sangat luas.



20



-



Peta khusus (peta tematik), yaitu peta yang menggambarkan informasi dengan tema tertentu/khusus. Misalnya, peta politik, peta geologi, peta penggunaan lahan, peta persebaran objek wisata, peta kepadatan penduduk, dan sebagainya



-



Peta kadaster (sangat besar) adalah peta yang berskala > 1: 100 sampai > 1: 5000. Contoh: Peta pertanahan, Peta Pertambangan



-



Peta besar adalah peta yang berskala > 1: 5000 sampai > 1: 250.000. Contoh: peta kecamatan/kabupaten



-



Peta sedang adalah peta yang berskala > 1: 250.000 sampai > 1: 500.000. Contoh: peta provinsi



-



Peta kecil adalah peta yang berskala > 1: 500.000 sampai > 1: 1.000.000. Contoh: peta negara



-



Peta geografis (sangat kecil) adalah peta yang berskala > 1: 1.000.000 ke bawah. Contoh: Peta benua/dunia.



2. Kompas Kompas adalah alat penunjuk arah, yaitu arah utara magnetis bumi yang disebabkan oleh sifat kemagnetisannya. Macam-macam kompas yang digunakan: 



Kompas Silva Digunakan untuk orienteering (lintas medan).







Kompas Prisma Digunakan untuk membidik/navigasi, karena hasilnya lebih akurat.



3. Protector/Busur derajat Terdapat beberapa bentuk derajat lingkaran berbentuk segi empat, dan terdapat tali pusat untuk memperpanjang pengikiran dan mempermudah perhitungan azimuth dan back azimuth. 4. Penggaris



21



5. Balpoint C. Menghitung Jarak Peta A. Menghitung jarak Peta



Rumus :



K=



JP



atau



JM



JM =



JP K



atau JP = K × JM



Keterangan : -



K



= skala



-



JP



= jarak pada peta



-



JM



= jarak pada medan sebenarnya



Contoh : Diketahui: skala 1:50000 JP = 5 cm Ditanyakan : Berapa JM =......? Jawab : JM =



JP K



=



5 1/50.000



= 5 × 50.000 = 250.000 cm (jarak di peta) = 2.5 km (jarak di medan sebenarnya) D. Survival Survival berasal dari kata “SURVIVE” yang berarti perjuangan untuk tetap hidup. SURVIVAL adalah tindakan yang paling awal bagi makhluk hidup untuk mempertahankan hidupnya dari berbagai ancaman dengan memanfaatkan potensi alam dengan potensi dirinya.







S : Sadar







U : Usahakan untuk tetap tenang







R : Rasa takut dan panik hilangkan







V : Vitalitas dikuatkan



22







I : Ingin hidup







V : Variasi alam dapat di manfaatkan







A : Asal mengerti, berlatih dan tahu caranya







L : Lancar dan selamat



Menghilangkan rasa panik bisa menerapkan prinsip seperti berikut: 



S = STOP (berhenti)







T = Thinking (berfikir)







O = Observation (mengamati, meneliti)







P = Planning (rencana)



E. Botani dan Zoologi Praktis Botani adalah ilmu yang mempelajari mengenai tumbuhan, baik tumbuhan tingkat tinggi ataupun rendah. sedangkan zoologi adalah ilmu yang mempelajari tentang hewan-hewan, jadi botani dan zoologi praktis dapat didefinisikan sebagai salah satu ilmu yang mempelajari tentang hewan dan tumbuhan dengan lebih simple dalam keadaan darurat. 1) Ciri-ciri tumbuhan yang dapat di makan: 



Tidak berwarna mencolok







Tidak berbulu







Tidak mengandung getah







Tidak berduri







Tidak berbau menyengat







Dimakan oleh mamalia, misalnya monyet



4. Materi



: Rafting ( Arum Jeram )



Pemateri



: Kiki Taqyudin ( Cacing )



Waktu



: Rabu, 4 Juli 2018



Pukul



: 15.00 – 17.20 WIB



A. Pengertian Rafting Arung jeram adalah suatu kegiatan mengarungi sungai dengan menggunakan perahu khusus. Kriteria sungai untuk arung jeram yaitu



23



berbatu, berarus deras, dan bergelombang, kemiringan sungai lebar sungai, arus utama sungai (main stream). B. Sejarah Rafting Awal mula Rafting setelah perang dunia II yaitu penemunya Jhon Macregor pada abad ke 19 dan pada tahun 1950 Rafting mulai berkembang menjadi olahraga extreme. Awal mula di indonesia dicetuskan oleh wanadri pada tahun 1987 dan mapal UI pun kemudian ikut mengembakannya. C. Peralatan Rafting 1.



Perahu karet (boat) Bagian-bagian yang terdapat pada perahu: -



Bow and Stern



-



Chamber atau biasa disebut tube



-



Floor



-



Thwart



-



Boat line (tali kapal)



-



D-Ring



-



Handling Grip



-



Bilge



Hole/self



bailing -



Valve



2. Dayung Alat yang digunakan untuk megendalikan jalannya perahu dan juga sebagai pengaman ketika terjatuh dari perahu 3. Pelampung Pengaman tubuh agar tetap mengapung dan mengantisipasi tenggelam ketika jatuh dari perahu.



24



4. Helm Pelindung kepala dari benturan batu ataupun benda keras lainnya 5. Pompa Alat untuk mengontrol tekanan udara pada perahu 6. Peluit Sebagai pemberi aba-aba yang digunakan oleh Skipper



7. Dry Bag Tempat menyimpan barang agar tetap dalam keadaan kering ketika dalam pengarungan sungai 8. Carabiner Snap Sebagai pengait ketika terjatuh dari perahu 9. Webbing sebagai alat bantu untuk membalik perahu ketika dalam keadaan flip. 10. P3K disesuaikan



dengan



jumlah



anggota,



lama



pengarungan, dan hal-hal yang mungkin terjadi sepanjang sungai 11. Sepatu sepatu kanvas atau parasit yang tidak mengganggu saat kita berenang dapat dipergunakan 12. Logistik dan Kamera untuk dokumentasi



D. Klasifikasi Sungai Sungai merupakan media utama dalam kegiatan rafting, pembagian sungai yaitu:  Hulu, yaitu bagian atas sungai yang dangkal, sempit, lembah yang dalam  Peralihan, yaitu cabang sungai yang cukup dalam, lebar, deras



25



 Hilir, yaitu bagian bawah sungai yang lebar, dalam , airnya tenang Klasifikasi Arus :  Arus utama ( Mainstream )  Gelombang arus ( Standing wave )  Arus balik, hole dan hidrolik  Edies Tingkat kesulitan sungai :  Class I



mudah



 Class II



medium



 Class III



sulit



 Class IV



sangat sulit



 Class V



extreme



 Class VI



unrunable



E. Teknik Dayung 



Forward stroke / dayung maju







Backward stroke / dayung mundur







Draw Stroke / dayung tarik







Dry stroke / dayung tolak







Crossbow Stroke / dayung pancung







C. Stroke







J. Stroke



F. Aba-Aba 



Dayung maju







Dayung mundur







STOP







Belok kiri







Belok kanan







Bump / merunduk







Pindah kiri







Pindah kanan



G. Sinyal dalam Rafting



26



a. Dengan menggunakan peluit: 



Bunyi 1 kali : perhatian







Bunyi 2 kali : Go







Bunyi 3 kali : ada masalah



b. Dengan menggunakan dayung: 



Stop : dayung diangkat ke atas







Edy out : menggunakan tangan







Oke : tepuk helm







Boat Flip : satu tangan diatas kepala dengan tangan dibolak-balikan







Perlu P3K : kedua tangan membentuk huruf X







Perlu Pompa : tangan diatas kepala dengan menaik-turunkan







Jalur kanan : menggunakan tangan kanan







Jalur kiri : menggunakan tangan kiri







Ada orang berenang : tangan menggerakan seperti renang







Go : dayung diangkat lurus tegak







Hilang dayung : dengan menunjukan dayung yang masih ada







Ada masalah : dengan melambaikan dayung



5. Materi



: Konservasi Sumber Daya Alam ( KSDA )



Pemateri



: Nurul Haq ( Pleye )



Waktu



: Rabu, 4 Juli 2018



Pukul



: 18.30 – 20.00 WIB



A. Pengertian KSDA Konservasi adalah upaya pelestarian dan perlingdungan lingkungan dengan tidak mempengaruhi keberadaan lingkungan untuk pemanfaatan masa depan dan dilindungi oleh badan hukum. Kawasan Konservasi adalah bagian dari wilayah yang dimana perlu dilindungi



dan



dilestarikan



kemudian



dimanfaatkan,



sehingga



keberadaannya terjamin bagi generasi saat ini dan yang akan datang.



27



B. Landasan Hukum Landasan hukum konservasi sumber daya alam yaitu, UU No 5 Tahun 1990 tentang konservasi sumber daya alam hayatu beserta ekosistemnya. Beberapa landasan hukum KSDA lainnya: -



UU no 25 th 1997 tentang pengelolaan LH



-



UU no 27 th 1999 tentang Amdal



-



PP no 19 th 1999 tentang pengendalian pencemaran danau dan pengerusakan laut.



-



PP no 41 th 1999 tentang pengendalian pencemaran udara.



C. Wilayah Konservasi 



Daerah resapan air dan sungai ( DAS Hulu-Hilir )







Daerah rawan lonsor







Daerah potensial dan subur



Pembagian kawasan konservasi : a. Cagar Alam Merupakan kawasan suaka alam yang karena keadaan alamnya mempunyai kekhasan tumbuhan, satwa dan ekosistemnya. b. Suaka Margasatwa Merupakan kawasan suaka alam yang mempunyai ciri khas berupa keanekaragaman dan keunikan jenis satwa dimana untuk kelangsungan



hidupnya



dapat



dilakukan



pembinaan



terhadap



habitatnya. D. Bentuk-Bentuk KSDA 1. Konservasi in situ Yaitu konservasi yang dilakukan di dalam habitat aslinya. Contohnya: Taman Nasional Gunung Ciremai. 2. Konservasi ex situ Yaitu konservasi yang dilakukan bukan di dalam habitat aslinya. Contohnya: kebun raya, arberotum dan kebun binatang. E. Kawasan pelestarian alam



28



Adalah kawasan dengan ciri khas tertentu baik didaratan maupun di perairan yang mempunyai fungsi perlindungan sistem penyangga kehidupan. Kawasan ini mencakup: a. Taman nasional Yaitu kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli yang di kelola dengan sistem zonasi yang bertujuan untuk ilmu pengetahuan,



penelitian,



pendidikan,



budaya



dan



pariwisata.



Contohnya: taman nasional gunung ciremai. b. Kebun raya Yaitu kawasan yang berfungsi untuk koleksi tumbuhan yang mempunyai nilai ekonomis dan digunakan untuk penelitian, pendidikan ataupun pariwisata. Contonya: kebun raya Bogor. c. Arboretum Yaitu kebun yang berupa pepohonan yang merupakan bentuk konservasi plasma nutfah hasil buatan manusia.



29



BAB III MATERI LAPANGAN



1. Materi



: Rafting ( Arum Jeram )



Pemateri



: Kiki Taqyudin ( cacing )



Waktu



: Kamis, 05 Juli 2018



Pukul



: 13.30 – 16.00 WIB Pukul 13.00 kami sampai di Telaga Herang untuk melakukan



praktek Rafting kami pun bergegas mengganti pakaian. Setelah mengganti pakaian saya, colet, mencu, korap memakai perlekapan untuk rafting supaya aman seperti pelampung, dan helm. Lalu materi pertama kami dikasih tau caranya mempompa dan mengangkat perahu yang benar dan baik. Setelah itu kami langsung turun ke telaga untuk menaiki perahu. Setelah menaiki perahu kami diberi arahan untuk maju, mundur, belok kanan, belok kiri. Sehabis itu kami di melanjutkan materi flip flop yaitu membalikan perahu yang terbalik. Setelah itu kami mencoba bergantian menjadi skeeper. Kemudian itu rangkaian praktek Rafting sudah selesai. Kami pun bersiap siap pulang ke kampus dan bersiap siap berangkat ke Tebing Cupang. 2. Materi



: Rock Climbing



Pemateri



: Abd. Rofi ( Sepet )



Waktu



: Jumat, 06 Juli 2018



Pukul



: 09.00 – 11.00 WIB Pukul 08.00 kami mempersiapkan peralatan untuk Rock Climbing.



Setelah itu saya dan colet langsung ke puncak tebing nya untuk materi pemasangan anchor dan rappeling. Serta mempraktikan materi tadi yang di sampaikan oleh pemateri jadi saya dan colet membuat anchor terlebih dahulu. Setelah anchor terpasang pemateri mencontohkan rappeling yang benar dan baik, kemudian saya dan colet pun turun tebing dengan rappeling. Berhubung waktu tidak mencukupi materi lapangan Rock climbing di sambung esok harinya.



30



3. Materi



: SRT ( Single Rope Technique )



Pemateri



: M. Ahdali ( Raweng )



Waktu



: Jumat, 06 Juli 2018



Pukul



: 14.00 – 17.00 WIB Selesai sholat jumat saya melanjutkan materi SRT . kami



mempersiapkan alat-alat yang dibutuhkan untuk SRT lalu kami memakain perlenkapan yang safety supaya aman terkendali. Lalu saya dapat giliran pertama untuk mempraktikan SRT yang telah diajarkan oleh pemateri. SRT ini bertujuan untuk media pertolongan atau vertikal rescue. Kami juga belajar simpul-simpul untuk kegiatan Caving ini. Dan satu persatu pun sudah mempraktikan SRT itu. Setelah itu pemateri mengulas kembali tentang SRT dan Caving. Dan selesai materi lapangan Caving. 4. Materi



: Gunung Hutan



Pemateri



: Yusuf Supriyatna ( Baplang )



Waktu



: Sabtu, 07 Juli 2018



Pukul



: 08.00 – 12.00 WIB Pukul 07.30 kami bersiap-siap untuk melanjutkan materi. Setelah



peralatan sudah lengkap ada semua kami melanjutan ketempat praktik untuk NAVDAR. Sesampainya disana kami lansung dibagi kelompok menjadi 2 kelompok dan saya satu kelompok dengan mencu. Materi yang pertama yaitu NAVDAR kami mempersiapkan kompas, peta, penggari, protektor, alat tulis. Kemudian kami membidik gunung bendera dan gunung jaya untuk mengetahui posisi kita diman ini langkah langkahnya: 1. Dilakukan orientasi medan 2. Dicari objek/titik yang mudah dikenali pada



peta dan medan



sebenarnya yaitu Gn.Jaya dan Gn. Bendera. 3. Bidik gunung tersebut dengan kompas, sehingga menghasilkan azimuth Gn. Jaya : 315° Gn. Bendera : 185° 4. Lalu hitung back azimuth Gn. Jaya : 315° − 180° = 135° Gn. Bendera: 185− 180° = 5°



31



5. Pindahkan sudut Back azimuth pada peta dengan menggunakan protector dan buat garis. 6. Perpotongan garis ditarik sehingga menjadi titik acuan. Titik acuan tersebut adalah posisi kita dipeta. 7. kemudian menghasilkan titik koordinat 9 detik dan 9 detik.  Menentukan titik koordinat suatu objek pada peta (intersection) Pempraktekan di lapangan : 1. Memastikan posisi kita berada (resection) 2. Bidik obyek yang mudah dikenali pada peta dan medan sebenarnya. 3. Bergerak ke posisi lain 4. Melakukan resection yang kedua dengan menghasilkan\ Azimuth Gn. Bendera : 187° Gn. Jaya : 315° Back azimuth Titik koordinat : 12 detik dan 6 detik 5. Kemudian mencari jarak dari koordinat pertama ke koordinat kedua dengan hasil JP = 1 cm , skala 1:50.000 6. Menghitung JM = =



JP K



1 1/50.000



= 1 × 50.000 = 50.000 cm = 500 m



Kemudian setelah materi NAVDAR kami pun mendapatkan materi pembuatan bivak dan trap untuk hewan. Dan kami pun langsung membuat sesuai kelompok yang tadi dibuat untuk materi NAVDAR. Kemudain semua materi sudah dilaksanakan kami pun kembali ke tenda untuk istirahat.



32



5. Materi



: Rock Climbing



Pemateri



: Abd. Rofi ( Sepet )



Waktu



: Sabtu, 07 Juli 2018



Pukul



: 13.30 – 16.00 WIB Karena kemarin terbentur oleh waktu dan sholat jumat jadi materi



Rock Climbing dimulai lagi dan sekarang kita ingin melakukan aid climbing dan mecoba memakai pengaman sisip yang baik dan benar. Setelah kami selesai dan berganti-gantian sudah semuanya kami pun melanjutkan materi ke jalur tebing yang berbeda kami akan melakukan runneran sampai top puncak. Kami pun berganti-gantian untuk jadi pemanjat dan bilayernya. Setelah itu materi Rock Climbing sudah selesai semua.



6. Materi



: KSDA



Pemateri



: Ika Siti Nurjannah (chely)



Waktu



: Sabtu, 07 Juli 2018



Pukul



: 16.15 – 18.15 WIB Sebelum ke materi kita di suruh mencari daun yang lebar. Setelah



itu kami dipaparkan oleh pemateri tentang herabrium dan plester cast. Herbarium itu bentuk konservasi sumber daya alam yang mengkhususkan oleh tumbuhan yang langkan dan di awetkan dengan alcohol. Sedangkan plester cast itu konservasi hewan dengan membuat jejak kaki yang sama dengan hewan yang baisanya sudah hampir punah untuk di teliti lebih lanjut. Plester cast ini menggunakan bahan semen putih dan air saja. Materi pun selesai.



33



BAB IV PENUTUP



Assalamualaikum Wr.Wb Salam Lestari. Dalam kegiatan MABIM ini saya banyak mendapatkan ilmu pengetahuan tentang semua divisi akan tetapi saya masih banyak yang ingin saya ketahui lebih dalam lagi , dengan demikian kedepan nya saya bisa mendapatkan lebih banyak ilmu dalam bentuk teori maupun praktek. Demikian hasil dari laporan yang saya buat mungkin segala kekurangan dalam penulisan dan penyampaian masih banyak kekurangan karena saya masih belajar, untuk itu saya membutuhkan kritik dan saran membangun untuk kedepannya lebih baik lagi. Mungkin itu saja dari yang saya dapat sampaikan, mohon maaf bila ada kekurangan maupun kesalahan dalam penulisan laporan ini. Dan semoga laporan ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua.



Wasslamu’alaikum Wr. Wb



34