Bab I Pedahuluan (A-B) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN A. Informasi Proyek 1. Lokasi Proyek Proyek Pembangunan Laboratorium SMPN 14 Kota Banda Aceh terletak di Komplek perumahan Panteriek, Kecamatan Lueng Bata, Kota Banda Aceh, Provinsi Aceh.



Gambar 1.1 Lokasi Laboratorium SMPN 14 Kota Banda Aceh 2. Fungsi Bangunan Proyek Pembangunan Laboratorium SMPN 14 Kota Banda Aceh oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Banda Aceh, akan difungsikan sebagai Gedung laboratorium, dengan luas lantai keseluruhan adalah adalah 594m2. 3. Pemilik Proyek Pemilik Proyek Pembangunan Laboratorium SMPN 14 Kota Banda Aceh adalah Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Banda Aceh. 4. Sumber dana Dana yang digunakan dalam Pembangunan Laboratorium SMPN 14 Kota Banda Aceh bersumber dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Banda Aceh dengan nilai proyek sebesar Rp.1.554.270.000,00,1



5. Organisasi Pengolahan Proyek Struktur organisasi adalah susunan dan hubungan antara tiap bagian serta posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalankan kegiatan-kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi atau perusahaan. Dalam



suatu



proyek



diperlukan



pengelolaan



yang



tepat



untuk



menyelesaikannya. Maka dari itu, diperlukan peran-peran sekelompok orang atau organisasi yang ahli di bidangnya. Organisasi pengelola proyek pembangunan Laboratorium SMPN 14 Kota Banda Aceh dapat dilihat pada bagan di bawah ini :



PEMILIK PROYEK / OWNER Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Banda Aceh



KONSULTAN PERENCANA CV. MEMBRANE ENGINEERING CONSULTANT



B. Analisis Bangunan gedung 1. Arsitektural Bangunan ini merupakan bangunan yang difungsikan sebagai tempat untuk melatih keterampilan dan kebiasaan menemukan suatu masalah dan sikap teliti, tempat timbulnya berbagai masalah dan tempat memecahkan masalah tersebut, Laboratorium SMPN 14 Kota Banda Aceh terdiri dari 2 lantai, sehingga bangunan tersebut dibuat dengan desain yang nyaman namun tidak meninggalkan faktor kekuatan konstruksi agar pengguna gedung tersebut juga merasa aman dan nyaman jika berada didalamnya.



2



Gambar 1.2 Gambar Tampak Depan Gedung



a. Organisasi Ruang Gedung lantai 1 Gedung Kantor dan Ruang Serba Guna SMAK 1 Surakarta mempunyai fungsi yang dapat dilihat pada Tabel 1.1



Gambar 1.3 Gambar Denah Lantai 1 Tabel 1.1 Sifat ruang No. 1. 2. 3. 4. 5.



Jenis Ruangan Ruang Perpustakaan Ruang Kepala Perpustakaan Ruang Pemeliharaan Ruang Persiapan Laboratorium IPA



Sifat Publik Privat Semi privat Publik Publik



Jumlah luas ruangan pada denah lantai 1 sebesar 297m 2 sedangkan pada denah lantai 2 sebesar 297m2. Luas total bangunan pada lantai 1 dan 2 sebesar 594m2. 3



Sifat ruang dilihat dari privasi pemakaiannya, ruangan dapat diklasifikasikan sebagai mana Tabel 1.1 sebagai berikut.  Privat, yaitu ruangan yang menmpunyai sifat privat. Artinya bersifat tertutup bagi orang luar.  Semi Privat, yaitu ruangan yang mempunyai sifat privat tetapi terbuat untuk umum.  Publik, yaitu ruangan yang dapat dijangkau oleh segala publik. Tabel 1.2 Organisasi Ruang Lantai 1 No. 1.



Jenis Ruangan Ruang Perpustakaan



Ukuran 7,0 x 12meter



84 m²



2.



Ruang Kepala Perpustakaan



3,5 x 3 meter



10,5 m²



3.



Ruang Pemeliharaan



3,5 x 3 meter



10,5 m²



4.



Ruang Persiapan



3,5 x 3 meter



10,5 m²



5.



Laboratorium IPA



7 x 9 meter



63 m²



Total



Luas



178,5 m²



Gedung lantai 2 Gedung Kantor dan Ruang Serba Guna SMAK 1 Surakarta mempunyai fungsi yang dapat dilihat pada Tabel 1.2



Gambar 1.4 Gambar Denah Lantai 2 Tabel 1.3 Sifat ruang



4



No. 1. 2.



Jenis Ruangan Laboratorium Komputer Laboratorium Bahasa



Sifat Publik Pbliku



Jumlah luas ruangan pada denah lantai 2 sebesar 297m 2 sedangkan pada denah lantai 2 sebesar 297m2. Luas total bangunan pada lantai 1 dan 2 sebesar 594m2. Sifat ruang dilihat dari privasi pemakaiannya, ruangan dapat diklasifikasikan sebagai mana Tabel 1.4 sebagai berikut. Tabel 1.4 Organisasi Ruang Lantai 1 No. 1.



Jenis Ruangan Laboratorium Komputer



Ukuran 7,0 x 12meter



84 m²



2.



Laboratorium Bahasa



7,0 x 12 meter



84 m²



Total



Luas



168m²



b. Penghawaan Untuk



penghawaan di Laboratorium SMPN 14 Kota Banda Aceh ini



menggunakan penghawaan atau sirkulasi udara secara alami dan buatan. Hal ini seperti yang terlihat pada tampak bangunan di bawah ini: 1) Penghawaan Alami Penghawaan alami yaitu proses pertukaran udara di dalam bangunan melalui bantuan elemen-elemen bangunan yang terbuka. Sirkulasi udara yang baik di dalam bangunan dapat memberikan kenyamanan. Aliran udara dapat mempercepat proses penguapan di permukaan kulit sehingga dapat memberikan kesejukan bagi penghuni bangunan. Untuk



penghawaan di



Laboratorium SMPN 14 Kota Banda Aceh ini menggunakan penghawaan atau sirkulasi udara secara alami yaitu melalui jendela, ventilasi, dan pintu.



Gambar 1.5 Tampak Depan Bangunan



5



Gambar 1.6 Tampak Belakang Bangunan



2) Penghawaan Buatan Penghawaan buatan yang ada di Laboratorium SMPN 14 Kota Banda Aceh. Tujuan dari sistem pengendalian penghawaan buatan untuk memberikan kondisi-kondisi suhu dan suasana yang nyaman, yang dicapai dengan mengolah dan mendistribusikan udara yang disejukkan ke seluruh bangunan . c. Pencahayaan Pencahayaan Laboratorium SMPN 14 Kota Banda Aceh pada setiap ruangan mempunyai pencahayaan alami dan buatan yang sesuai dengan kebutuhan yang dapat dilihat pada Tabel 1.5 dibawah ini :



Tabel 1.5 Jumlah Kebutuhan Jendela dan Ventilasi Tiap Lantai Jenis



Lantai 1



Lantai 2



HE 23 Watt HE 18 Watt



16 3



16 4



6



Gambar 1.7 Denah Pencahayaan Lantai 1



Gambar 1.8 Denah Pencahayaan Lantai 2



d. Sirkulasi Horizontal dan vertikal System sirkulasi pada bangunan dapat di definisikan sebagai jalan lalu lalang dari jalan masuk di luar bangunan sampai masuk ke dalam bangunan. System sirkulasi pada bangunan dapat digolonkan kepada sirkulasi horizontal dan sirkulasi vertikal. 1) Sirkulasi Horizontal Persentasi kemiringan pada jenis sirkulasi ini tidak lebih dari 10 %. Sedangkan alat transformasi jenis sirkulasi horizontal ini adalah koridor dan selasar. 2) Sirkulasi Vertikal



7



Sirkulasi vertikal pada Laboratorium SMPN 14 Kota Banda Aceh ini menggunakan tangga.



Gambar 1.9 Sirkulasi Horizontal Lantai 1



8



Gambar 1.10 Sirkulasi Horizontal Lantai 2



Gambar 1.11 Sirkulasi Vertikal Gedung



2. Kontruksi Bangunan Struktur bangunan pada umumnya terdiri dari struktur bawah (lower structure) dan struktur atas (upper structure) seperti kolom, balok, plat dan tangga. Setiap



9



komponen tersebut memiliki fungsi yang berbeda-beda di dalam sebuah struktur. Bila ditinjau dari letak dan posisi struktur dapat dibedakan menjadi 2 yaitu sebagai berikut: a. Struktur bawah (lower structure) Struktur bawah (lower structure) yang dimaksud adalah pondasi dan struktur bangunan yang berada di bawah permukaan tanah. 1) Pondasi Pada bangunan Laboratorium SMPN 14 Kota Banda Aceh ini menggunakan dua jenis pondasi yaitu pondasi tapak sumuran dan Batu gunung yang terbagi menjadi beberapa jenis dengan rincian yang terlihat pada gambar dibawah :



Gambar 1.12 Gambar Rencana pondasi



Tabel 1.6 Jumlah Kebutuhan Pondasi FootPlat KODE P1



JENIS Tapak



GAMBAR



Sumuran



10



JUMLAH 26



P2



Tapak



10



Sumuran



11







P1 Mempunyai ukuran 1.20 m x 1.20 m x 0.8 m dengan kolom persegi ukuran 0,35 m x 0,35 m







P2 Mempunyai ukuran 1.00 m x 1.00 m x 0.8 m dengan kolom persegi ukuran 0,3 m x 0,3 m



2) Sloof Menurut Adiyono (2008) Sloof merupakan bagian struktur bangunan bawah yang berfungsi untuk menyalurkan atau meratakan beban bangunan ke pondasi apabila jika terjadi penurunan, selain itu juga untuk menahan rembesan air. Pada pembangunan Laboratorium SMPN 14 Kota Banda Aceh ini menggunakan 2 jenis sloof. Denah perletakan sloof dapat dilihat sebagai berikut:



Gambar 1.13 Gambar Rencana Sloof



12



Tabel 1.7 Detail Penulangan Sloof Gambar



Tipe



Tulangan



Sengkang



Ukuran



D10-100



25 x 40



D10-100



20 x 35



2D16 2D16 2D16



S1



2D16 2D16



S2



b. Struktur atas (upper structure) Struktur atas (upper structure) adalah struktur bangunan yang berada di atas permukaan tanah .Berikut Struktur yang ada di Laboratorium SMPN 14 Kota Banda Aceh. 1) Kolom Kolom adalah komponen struktur yang menopang atau menyangga beban aksial tekan vertikal dengan bagian tinggi yang tidak dipotong paling tidak tiga kali dimensi lateral (SK SNI T-15-1991-03). Ada 2 jenis kolom yang di gunakan.



13



Gambar 1.14 Gambar Rencana Kolom Lantai 1



Gambar 1.15 Gambar Rencana Kolom Lantai 2



Gambar 1.16 Detail Kolom



14



2) Balok Dalam SK SNI T-15-1991-03, balok adalah batang horizontal dari rangka struktural yang memikul beban tegak lurus sepanjang beban tersebut (biasanya berasal dari dinding, pelat, atau atap bangunan) dan menyalurkan beban pada kolom atau struktur yang ada di bawahnya. Selain itu balok juga berfungsi sebagai pengekang dari struktur kolom satu dengan yang lain. Dalam perencanannya,balok mempunyai bermacam-macam ukuran atau dimensi sesuai dengan jenis dan besar beban yang akan dipikul oleh balok itu sendiri. Pada proyek pembangunan Laboratorium SMPN 14 Kota Banda Aceh menggunakan 4 jenis balok.



Gambar 1.17 Gambar Rencana Balok Lantai



Gambar 1.18 Gambar Detail Balok



15



3) Plat Lantai Plat lantai atau slab merupakan suatu konstruksi yang menumpang pada beban hidup



pada



waktu



pelaksanaan



konstruksi



maupun



pada



waktu



gedung,dioperasikan. Pada proyek ini plat lantai system konvensional dibuat monolit dengan balok sehingga diasumsikan terjepit pada keempat sisinya (Wibowo, 2011). Plat lantai konvensional direncanakan mampu menahan beban mati dan Pelat lantai pada pembangunan Laboratorium SMPN 14 Kota Banda Aceh ini menggunakan ketebalan pelat utama 12 cm. Denah tipe pelat lantai dapat dilihat seperti pada gambar dibawah :



Gambar 1.19 Gambar Rencana Plat Lantai



Gambar 1.20 Gambar Detail Rencana Plat Lantai



16



4) Tangga Tangga merupakan jalur yang mempunyai undak - undak (trap) yang menghubungakan satu lantai dengan lantai diatasnya dan mempunyai fungsi sebagai jalan untuk naik dan turun antara lantai tingkat. Konstruksi tangga terdiri dari pondasi, plat tangga, plat bordes, dan anak tangga. Berikut adalah data-data konstruksi tangga yang digunakan pada proyek pembangunan Laboratorium SMPN 14 Kota Banda Aceh: Lebar tangga



: 5,59 m



Tinggi ke bordes



: 1,10 m



Tinggi antar lantai



: 4,00 m



Luas bordes



: 2,00 m x 2,50 m



Tinggi langkah naik



: 25 cm



Langkah datar



: 25 cm



Pondasi tangga



: Tapak



Gambar 1.21 Gambar Potongan Rencana Tangga Utama



5) Struktur Atap Struktur atap merupakan bagian struktur bangunan yang paling atas yang berfungsi sebagai penutup gedung. Pada pembangunan Laboratorium SMPN 14 Kota Banda Aceh menggunakan rangka atap baja ringan dan untuk penutup atap menggunakan atap spandex. dapat dilihat seperti pada gambar di bawah : 17



Gambar 1.22 Gambar Rencana Kuda-Kuda



3. Mekanikal Elektrikal a. Sumber Listrik Sumber daya utama Sumber daya cadangan



: PLN 16000 Watt : Genset



b. Sistem Instalasi Mekanikal dan Elektrikal Bangunan Instalasi Listrik yang digunakan pada pembangunan Laboratorium SMPN 14 Kota Banda Aceh dapat dilihat pada Tabel 1.7 dan 1.8. Tabel 1.7 Instalasi listrik lantai 1 Lantai 1 Jenis Instalasi Lampu HE 23 Watt Lampu HE 18 Watt Stop Kontak Saklar Double Saklar Tunggal MCB



Jumlah 16 Buah 3 Buah 12 Buah 2 Buah 4 Buah 1 Buah



Tabel 1.8 Instalasi listrik lantai 2 Lantai 2 Jenis Instalasi Lampu HE 23 Watt Lampu HE 18 Watt



Jumlah 16 Buah 4 Buah 18



Stop Kontak Saklar Double Saklar Tunggal MCB



9 Buah 2 Buah 1 Buah 1 Buah



C. Data Teknis Pelaksanaan Pekerjaan 1. Pelaksanaan Pekerjaan Arsitektural Pelaksanaan pekerjaan arsitektural meliputi pekerjaan pasangan bata, pekerjaan plesteran/mortar, pekerjaan kusen dan daun pintu jendela, pekerjaan lantai keramik, pekerjaan alat penggantung/pengunci, besi dan kaca , pekerjaan langitlangit, pekerjaan pengecatan. a. Pasangan Batu Bata (Tembok) Syarat-syarat pelaksanaan pekerjaan pasangan bata adalah sebagai berikut: a) Persyaratan Bahan 



Batu



bata



yang



dipakai



adalah



batu



bata



ringan



ex.Hebel/Citicon/Bricon/Blesscon, Grand Elephant, dengan kualitas terbaik, siku, sama ukurannya 20x40 dengan ketebalan 10cm untuk dinding interior dan 10 cm untuk dinding exterior dan yang disetujui Direksi Pengawas. 



Berat jenis kering : 520 kg/m3







Berat jenis normal : 650 kg/m3







Kuat tekan : > 4,0 N/mm2







Konduktifitas termis : 0,14 W/mK







Tebal spesi : 3 mm







Ketahanan terhadap api : 4 jam







Jumlah per luasan per 1 m2 : 22 - 26 buah tanpa construction waste.



Plasteran dinding menggunakan MU-301 atau PM-200 atau setara dengan acian dinding MU-200 atau,PM-300 atau setara kualitas.



b) Persyaratan Pelaksanaan Pasangan Batu Bata 



Pasangan batu bata ringan dengan menggunakan aduk MU-300 atau PM100. 19







Setelah bata terpasang dengan aduk, nad/siar-siar harus dikerok rata dan dibersihkan dengan sapu lidi dan kemudian disiram air.







Pasangan dinding bata ringan sebelum diplester dengan MU-301 atau PM200 harus dibasahi dengan air terlebih dahulu dan siar-siar telah dikerok serta dibersihkan.







Setelah pekerjaan plesteran selesai tidak diperkenankan untuk langsung diaci atau di pasang keramik dinding, tunggu 48 jam setelah kelembaban air keluar dalam dinding/berkeringat kering, dapat dilakukan pekerjaan acian dengan MU-200,PM-300 atau pemasangan keramik dinding.







Pemasangan dinding bata dilakukan bertahap, setiap tahap terdiri maksimum 8-10 lapis setiap harinya, diikuti dengan cor kolom praktis.







Bidang dinding 1/2 batu yang luasnya lebih besar dari 12 m2 ditambahkan kolom dan balok penguat (kolom praktis) dengan ukuran 12 x 12 cm, dengan tulangan pokok 4 diameter 10 mm, beugel diameter 6 mm jarak 20 cm.







Pembuatan lubang pada pasangan untuk perancah/steiger sama sekali tidak diperkenankan.







Pembuatan lubang pada pasangan bata ringan yang berhubungan dengan setiap bagian pekerjaan beton (kolom) harus diberi penguat stek-stek besi beton diameter 6 mm jarak 75 cm, yang terlebih dahulu ditanam dengan baik pada bagian pekerjaan beton dan bagian yang ditanam dalam pasangan bata ringan sekurang-kurangnya 30 cm kecuali ditentukan lain.







Tidak diperkenankan memasang bata ringan yang patah 2 (dua) melebihi dari 2 %. Bata yang patah lebih dari 2 tidak boleh digunakan.







Pelaksanaan pasangan harus cermat, rapi dan benar-benar tegak lurus.



b. Pekerjaaan plesteran a) Persyaratan Bahan 



SemenMortar harus memenuhi NI-8 (dipilih dari satu produk untuk seluruh pekerjaan).







Air harus memenuhi NI-3 pasal 10. 20







Penggunaan campuran untuk plesteran :



-



Tuang air sebanyak 13 liter untuk kantong semen mortar khusus plesteran dan acian (40kg).



-



Masukan adukan kering semen mortar khusus plesteran acian ke dalam bak adukan.



-



Aduk campuran diatas hingga rata.



-



Pelaksanaan acian tebal 1,5 mm.



-



Semen mortar menggunakan produk Mortar Utama (MU), AM atau Prime Mortar.



b) Persyaratan Pelaksanaan Pasangan Batu Bata







Plesteran dilaksanakan sesuai standard spesifikasi dari bahan yang digunakan sesuai dengan petunjuk dan persetujuan Perencana dan persyaratan tertulis dalam Uraian dan Syarat Pekerjaan ini.







Pekerjaan plesteran dapat dilaksanakan bilaman pekerjaan bidang beton atau pasangan dinding batu bata telah disetujui oleh Perencana sesuai Uraian dan Syarat Pekerjaan yang tertulis dalam buku ini.







Dalam melaksanakan pekerjaan ini, harus mengikuti semua petunjuk dalam gambar Arsitekur terutama pada gambar detail dan gambar potongan mengenai ukuran tebal/tinggi/peil dan bentuk profilnya.







Pekerjaan plesteran dinding hanya diperkenankan setelah selesai pemasangan instalasi pipa listrik dan plumbing untuk seluruh bangunan.







Khusus untuk permukaan beton yang akan diplester, maka : a. Seluruh permukaan beton yang akan diplester harus dibuat kasar dengan cara dipahat halus. b. Sebelum plesteran dilakukan, seluruh permukaan beton yang akan diplester, dibersihkan dari segala kotoran, debu dan minyak serta disiram / dibasahi dengan air semen. c. Plesteran beton dilakukan dengan aduk kedap air campuran 1 PC : 3 pasir.







Untuk bidang pasangan dinding batu bata dan beton bertulang yang akan difinish dengan cat dipakai plesteran halus (acian diatas permukaan plesterannya).



21







Untuk dinding tertanam didalam tanah harus diberapen dengan memakai spesi kedap air.







Semua bidang yang akan menerima bahan (finishing) pada permukaannya diberi alur-alur garis horizontal atau diketrek (scrath) untuk memberi ikatan yang lebih baik terhadap finishingnya, kecuali untuk yang menerima cat.







Pasangan kepala plesteran dibuat pada jarak 1 M, dipasang tegak dan menggunakan keping-keping plywood setebal 9 mm untuk patokan kerataan bidang.







Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan permukaan dinding/kolom yang dinyatakan dalam gambar, atau sesuai peil-peil yang diminta gambar. Tebal plesteran 2,5 cm, jika ketebalan melebihi 2,5 cm harus diberi kawat ayam untuk membantu dan memperkuat daya lekat dari plesterannya pada bagian pekerjaan yang diizinkan Perencana.







Untuk setiap permukaan bahan yang berbeda jenisnya yang bertemu dalam satu bidang datar, harus diberi naat (tali air) dengan ukuran 0,7 cm dalamnya 0,5 cm, kecuali bila ada petunjuk lain didalam gambar.







Untuk permukaan yang datar, harus mempunyai toleransi lengkung atau cembung bidang tidak melebihi 5 mm untuk setiap jarak 2 m. jika melebihi, Kontraktor berkewajiban memperbaikinya dengan biaya atas tanggungan Kontraktor.







Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung wajar tidak terlalu tiba-tiba, dengan membasahi permukaan plesteran setiap kali terlihat kering dan melindungi dari terik panas matahari langsung dengan bahan-bahan penutup yang bisa mencegah penguapan air secara cepat.







Jika terjadi keretakan sebagai akibat pengeringan yang tidak baik, plesteran harus dibongkar kembali dan diperbaiki sampai dinyatakan dapat diterima oleh Perencana dengan biaya atas tanggungan Kontraktor.







Selama 7 (tujuh) hari setelah pengacian selesai Kontraktor harus selalu menyiram dengan air, sampai jenuh sekurang-kurangnya 2 kali setiap hari.



22







Selama pemasangan dinding batu bata/beton bertulang belum difinish, Kontraktor wajib memelihara dan menjaganya terhadap kerusakan yang terjadi menjadi tanggung jawab Kontraktor dan wajib diperbaiki.







Tidak dibenarkan pekerjaan finishing permukaan dilakukan sebelum plesteran berumur lebih dari 2 (dua) minggu.



c. Pekerjan Pintu, Jendela, Ventilasi, Dan Kaca a) Persyaratan Bahan 



Terbuat dari bahan Aluminium Framing System, dari produk dalam negeri ex. , Indalex, Alexindo, indal, berwarna yang memenuhi Aluminium extrusi sesuai SII extrusi 0695- 82, 0649-82.







Bentuk ukuran profil kusen yang dipakai adalah 4” (4,4 x 10,2 cm) dan 3” (3,8 x 7,6 cm) atau sesuai dalam gambar, dengan terlebih dahulu dibuatkan gambar detail rinci dalam shop drawing yang disetujui Direksi Pengawas.







Warna profil : Untuk Kusen Aluminium warna Putih lapis powder coating atau sesuai gambar rencana.







Seluruh bahan aluminium berwarna harus datang di proyek dengan dilengkapi bahan pelindung / pembungkus dan baru diperkenankan dibuka sesudah mendapat persetujuan Direksi Pengawas.







Untuk keseragaman warna disyaratkan, sebelum proses fabrikasi warna profil-profil harus diseleksi secermat mungkin. Kemudian pada waktu fabrikasi unti-unit jendela, pintu, partisi dan lain-lain, profil harus diseleksi lagi warnanya sehingga dalam tiap unit didapatkan warna yang sama.







Bahan yang akan melalui proses fabrikasi harus diseleksi terlebih dahulu dengan seksama sesuai dengan bentuk toleransi, ukuran, ketebalan, kesikuan, kelengkungan, pewarnaan yang disyaratkan Direksi.







Persyaratan bahan yang digunakan harus memenuhi Rencana Kerja dan Syarat-syarat dari pekerjaan aluminium serta memenuhi ketentuan-ketentuan dari pabrik yang bersangkutan.



23







Konstruksi kusen yang dikerjakan harus seperti yang ditunjukkan dalam detail gambar termasuk bentuk dan ukurannya.







Kusen aluminium eksterior memiliki ketahanan terhadap tekanan angin 120 kg/m2, untuk setiap type dan harus disertai hasil test.







Kusen aluminium eksterior memiliki ketahanan terhadap air/kebocoran air, tidak terlihat kebocoran signifikasi (air masuk ke dalam interior bangunan sampai tekanan 137 Pa (positif) dengan jangka waktu 15 menit, dengan jumlah air minimum 3,4 L/m2 min. k. Nilai deformasi diijinkan maksimum 2 mm.







Pekerjaan mesin potong, mesin punch, drill, dan lain-lain harus sedemikian rupa sehingga diperoleh hasil rakitan untuk unit-unit jendela, pintu dan partisi yang mempunyai toleransi ukuran sebagai berikut : untuk tinggi dan lebar 1 mm. untuk diagonal 2 mm.







Accessories. Sekrup dari galvanized kepala tertanam, weather strip dari vinyl, pengikat alat penggantung yang dihubungkan dengan aluminium harus ditutup caulking dan sealant.







Sealant yang dipergunakan adalah ex. Dow Corning type 795 atau setara.







Angkur-angkur untuk rangka / kusen aluminium terbuat dari steel plate tebal 2-3 mm, dengan lapisan zink tidak kurang dari 13 mikron sehingga tidak dapat bergerak / bergeser.







Handle, engsel, kunci maupun slot pintu dan jendela menggunakan kwalitas I dengan merk : Solid / Dexxon / cannary. Untuk hak angin sikutan menggunakan casement.



b) Persyaratan Pelaksanaan Pekerjan Pintu, Jendela, Ventilasi, Dan Kaca 



Sebelum memulai pelaksanaan Kontraktor diwajibkan meneliti gambar-gambar dan kondisi di lapangan, terutama ukuran dan peil lubang bukaan dinding. Kontraktor diwajibkan membuat contoh jadi (mock-up) untuk semua detail sambungan dan profil aluminium yang berhubungan dengan sistem konstruksi bahan lain dan dimintakan persetujuan dari Direksi / Pengawas.







Kontraktor wajib mengajukan mockup profil untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi Pengawas.



24







Proses fabrikasi harus sudah berjalan dan siap lebih dulu sebelum pekerjaan lapangan dimulai. Proses ini harus didahului dengan pembuatan shop drawing atas petunjuk manajemen Konstruksi, meliputi gambar denah, lokasi, merk, kualitas, bentuk, ukuran. Kontraktor juga diwajibkan untuk membuat perhitungan-perhitungan yang mendasari sistem dan dimensi profil aluminium terpasang, sehingga memenuhi persyaratan yang diminta/berlaku. Kontraktor bertanggung jawab penuh atas kehandalan pekerjaan ini.







Semua frame / kosen baik untuk jendela, pintu dan dinding partisi, dikerjakan secara fabrikasi dengan teliti sesuai dengan ukuran dan kondisi lapangan agar hasilnya dapat dipertanggung jawabkan.







Pemotongan aluminium hendaknya dijauhkan dari material besi untuk menghindarkan penempelan debu besi pada permukaannya. Disarankan untuk mengerjakannya pada tempat yang aman dengan hati-hati tanpa menyebabkan kerusakan pada permukaannya.







Pengelasan dibenarkan menggunakan non-activated gas (argon) dari arah bagian dalam agar sambungannya tidak tampak oleh mata. Pengelasan harus rapi untuk memperoleh kualitas dan bentuk yang sesuai dengan gambar.







Akhir bagian kosen harus disambung dengan kuat dan teliti dengan sekrup, rivet, stap dan harus cocok.







Angkur-angkur untuk rangka / kosen aluminium terbuat dari steel plate setebal 2-3 mm dan ditempatkan pada interval 600 mm.







Penyekrupan harus dipasang tidak terlihat dari luar dengan sekrup anti karat, sedemikian rupa sehingga hair line dari tiap sambungan harus kedap air dan memenuhi syarat kekuatan terhadap air sebesar 1.000 kg/cm2. Celah antara kaca dan sistem kosen aluminium harus ditutup oleh sealant.







Untuk fitting hardware dan reinforcing materials yang mana kosen aluminium akan bertemu dengan besi, tembaga atau lainnya maka permukaan metal yang bersangkutan harus diberi lapisan chromium untuk menghindari timbulnya korosi.







Toleransi pemasangan kosen aluminium disatu sisi dinding adalah 10-25 mm yang kemudian diisi dengan beton ringan / grout.







Khusus untuk pekerjaan jendela geser aluminium, kehorizontalan rel mutlak diperhatikan sebelum rangka kosen terpasang. Permukaan bidang dinding horizontal yang melekat pada ambang bawah dan atas harus waterpass (pelubangan dinding). 25







Untuk memperoleh kekedapan terhadap kebocoran udara terutama pada ruang yang dikondisikan, hendaknya ditempatkan mohair dan jika perlu dapat digunakan synthetic rubber atau bahan dari synthetic resin. Penggunaan ini dilakukan pada swing door dan double door.







Sekeliling tepi kosen yang terlihat berbatasan dengan dinding agar diberi sealant supaya kedap air dan suara.







Tepi bawah ambang kosen exterior agar dilengkapi flashing untuk penahan air hujan.



d. Pekerjaan Lantai a) Persyaratan Bahan 



Lantai keramik dan step nosing yang digunakan : 1. Jenis : Glaze Ceramic Tile ex. Roman/Platinum atau setara kualitas sesuai persetujuan Direksi Pengawas. 2. Daya serap : 1% 3. Kekerasan : Minimum 6 skala Mohs. 4. Kekuatan tekan : Minimum 900 kb per cm2. 5. Daya tanah lengkung : Minimum 350 kg/cm2. 6. Mutu : tingkat 1 (satu), extruded single firing, tahan asam dan basa. 7. Chemical Resistance : Konsisten terhadap PUBB 1970(ni-3) pasal 33D ayat 17-23 8. Bahan pengisi : AM/MU/Lemkra Grout 9. Bahan perekat : Adukan spesi 1PC:3 pasir pasang ditambah bahan perekat/Carofix 2 atau produk AM 10. Warna : Akan ditentukan kemudian. 11. Ukuran : 20x20, 30x30, 40x40, 60x60, 10x20, 10x30, 10x40 atau sesuai yang tertera pada gambar.







Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan peraturan-peraturan ASTM, peraturan keramik Indonesia (NI-19), PUBB 1970 dan PVBI 1982.







Semen Portland harus memenuhi NI-8, pasir dan air harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam PVBB 1970 (NI-3) dan PBI 1971 (NI-2) dan ASTM.







Warna akan ditentukan kemudian. Masing-masing warna harus seragam, warna yang tidak seragam akan ditolak.



26







Bahan bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan contoh contohnya untuk mendapatkan persetujuan dari Perencana.







Kontraktor harus menyerahkan 2 copy ketentuan dan persyaratan teknis operatif dari pabrik sebagai informasi bagi Perencana.







Material lain yang tidak terdapat pada daftar tersebut tetapi dibutuhkan untuk menyelesaikan/penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harus baru, kualitas terbaik dari jenisnya dan harus disetujui Perencana.



b) Persyaratan pelaksanaan 



Sebelum dimulai pekerjaan diwajibkan Kontraktor membuat shop drawing mengenai pola keramik.







Keramik yang terpasang harus dalam keadaan baik, tidak retak, cacat dan ternoda.







Adukan pasangan/pengikat dengan aduk campuran 1PC:3 pasir pasang dan ditambah bahan perekat seperti yang disyaratkan atau dapat pula digunakan acian PC murni dan ditambah bahan perekat.







Pemasangan Lantai dan plint dilakukan setelah alas dari lantai Keramik sudah selesai dengan baik dan sempurna serta disetujui Direksi (antara lain lantai screed, kering dari lantai screed = min. 7 hari, waterproofing dan lain-lain) baru pemasangan Keramik dilaksanakan. Kering sempurna dari lantai beton adalah minimum berusia 28 hari.







Bahan keramik sebelum dipasang harus direndam dalam air bersih (tidak mengandung asam alkali) sampai jenuh,







Hasil pemasangan lantai keramik harus merupakan bidang permukaan yang benar-benar rata, tidak bergelombang, dengan memperhatikan kemiringan didaerah basah dan teras.







Pola, arah dan awal pemasangan lantai keramik harus sesuai gambar detail atau sesuai petunjuk Perencana.







Jarak antara unit-unit pemasangan keramik satu sama lain (siar-siar) harus sama lebarnya, maximum 3 mm, yang membentuk garis-garis sejajar dan lurus yang sama lebar dan sama dalamnya, untuk siar-siar yang berpotongan membentuk sudut siku yangsaling berpotongan tegak lurus sesamanya.







Siar-siar diisi dengan bahan pengisi siar yang bermutu baik, dari bahan seperti yang telah disyaratkan diatas. Warna keramik yang dipasang. 27







Pemotongan untui-unit keramik tiles harus menggunakan alat pemotong keramik khusus sesuai persyaratan dari pabrik.







Keramik yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala macam noda pada permukaan keramik, hingga betul-betul bersih.







Keramik yang terpasang dihindarkan dari sentuhan/beban selama 3 x 24 jam dan dilindungi dari kemungkinan cacat akibat dari pekerjaan itu.







Keramik plint terpasang siku terhadap lantai, dengan memperhatikan siar-siarnya bertemu siku dengan siar lantai dan dengan ketebalan siar yang sama pula.







Grouting



-



Keramik diberi grout ketika Keramik sudah terpasang dengan tepat, setelah naat dibersihkan dari kotoran / pencemaran dengan menggunakan compresor (ditiup)



-



Bersihkan grout yang berlebih dan buat bentuk naat sesuai yang diinginkan.



-



Ketika grout sudah mengeras, basahi Keramik dengan air dan akhirnya poles dengan kain.



e. Pekerjaan Alat Pengunci dan Penggantung a) Persyaratan Bahan Produk Kend/Solid/Griff/SES/setara kualitas yang disetujui Direksi Pengawas.







Pengunci Pintu: Lockcase, Handle, Backplate, Striking plate, dan cylinder.







Pengunci pintu toilet: Lockcase, Handle, Backplate, Striking plate, dan cylinder dengan knop.







Pengunci pintu shaft: menggunakan flush ring & secure lock. d. Engsel pintu: 3 engsel perdaun pintu ukuran 5”.







Grendel tanam pintu double: flush bolt dipasang pada sisi dalam.







Door closer: hold open arm-ex Griff/Dorma/Geze Rolland/ setara kualitas yang disetujui Direksi Pengawas.







Pengunci Jendela: Rambuncis/Grendel tanam.







Engsel Jendela: friction stay/engsel







Warna-warna finishing hardwares akan ditentukan kemudian.



28



b) Persyaratan Pelaksanaan Semua “Hardware” yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam buku spesifikasi teknis. Bila terjadi perubahan / penggantian hardware akibat dari pemilihan merk, kontraktor harus nelaporkan hal tersebut untuk mendapatkan persetujuan.







Semua kunci – kunci tanam terpasang dengan kuat pada rangka daun pintu dipasang setinggi 90 cm dari lantai atau sesuai petunjuk direksi.







Untuk engsel pintu dipasang minimal 3 buah untuk setiap daun, menggunakan sekrup kembang dengan warna yang sama dengan warna engsel. Jumlah engsel yang dipasang harus diperhitungkan menurut bebab berat daun pintu, tiap engsel memikul maksimal 20 kg.







Engsel diatas dipasang kurang dari 28 cm (as) dari permukaan atas pintu, engsel bawah dipasang 32 cm (as) dari permukaan bawah pintu, engsel ditengah dipasang ditengah antara kedua engsel tersebut.







Pemasangan lock case, handle harus rapi, lurus dan sesuai dengan letak posisi yang telah ditentukan oleh direksi. Apabila hal tersebut tidak tercapai, kontraktor wajib memperbaiki tanpa tambahan biaya.







Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik, untuk itu harus dilakukan pengujian secara kasar dan halus.







Tanda pengenal anak kunci harus dipasang sesuai dengan pintunya.







Kontraktor wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan).



f. Pekerjaan Langit – langit a) Persyaratan Bahan 



Penutup Plafond



-



Bahan penutup langit langit gypsum board yang digunakan adalah gypsum board tebal 9 mm atau ukuran lain, sesuai dengan gambar.



-



Gypsum board yang digunakan merk Jayaboard/ Knauff/ Yoshino Gypsum/yang disetujui oleh Direksi Pengawas lengkap dengan acessories nya.



29



-



Gypsum board dipasang tanpa sambungan (flush joint )dimana sambungan pertemuan adalah yang dalam pengerjaanya dipasang dengan jointing compound dan cotton tape.



-



Model bentuk dan ukuran Cornice yang dipakai sesuai dengan yang tercantum pada gambar.







Rangka Plafond



-



Rangka plafond terbuat dari metal furring/ besi hollow yang merupakan produk yang direkomendasi oleh produsen.



-



Bilamana rangka plafond terbuat dari besi hollow maka material tersebut sebelum dipasang harus sudah difinish dengan cat primer anti karat Zincrhomate atau di galvanized sesuai dengan yang tertera pada gambar.



-



Rangka merupakan 'grid' yang terdiri dari profil profil yang terdiri atas profil utama (maintee), profil penghubung (cross tee) dan lis lis tepi dengan gesper pengatur ketinggian.



-



Penggantung rangka plafon terbuat dari besi bulat diameter 6 mm yang dilengkapi dengan mur dan klem, penggantung-penggantung terikat kuat pada beton, dinding atau rangka baja yang ada. Dan jarak penggantung sesuai dengan gambar.



b) Persyaratan Pelaksanaan 



Pengukuran kembali dan Shop Drawing



-



Desain dan produk dari sistem langit-langit harus mendapat persetujuan dari Direksi Pengawas.



-



Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti gambar gambar yang ada dan kondisi dilapangan (ukuran dan lubang), termasuk mempelajari bentuk, pola lay out/penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan detil detil sesuai gambar.



-



Diwajibkan



kepada



Kontraktor



untuk



membuat



shop



drawing



sesuai



ukuran/bentuk/mekanisme kerja yang telah ditentukan oleh Perencana.



-



Bilamana diinginkan, Kontraktor wajib membuat mock up sebelum pekerjaan dimulai dan dipasang.



30







Rangka Plafond



-



Semua batang profil untuk rangka langit langit telah diseleksi dengan baik, lurus dan rata. Tidak ada bagian yang bengkok atau melengkung atau cacat cacat lainnya. Semua bahan yang akan dipasang harus disetujui terlebih dahulu oleh Direksi Pengawas.



g. Pekerjaan Pengecatan a) Persyaratan Bahan 



Cat dinding dan plafond bagian luar bangunan (Exterior) dan ruang basah (toilet).



-



Cat yang digunakan Vinyl Acrylic dengan kemampuan tahan cuaca dan jamur ex Dulux / Nippon / Mowilex/ Setara kualitas disetujui oleh Direksi Pengawas.







-



Tanpa plamir



-



Tahap 1: Alkali resistant primer, 1 Lapis.



-



Tahap 2: Acrylic wall filler, 1 Lapis



-



Tahap 3: Cat akhir : Wheather shied dengan minimal 2 kali pengecatan.



-



Warna akan ditentukan Kemudian.



Cat dinding dan Plafond bagian dalam bangunan (Interior)



-



Cat yang digunakan cat Maxillite/Jotun/ Mowilex/setara kualitas yang disetujui Direksi Pengawas.



-



Dilaksanakan pada permukaan tembok bagian dalam, dinding atau plafond/plafond beton ekspose dengan urutan pengecatan sebagai berikut :



-



Tahap 1: Alkali resistant primer, 1 Lapis



-



Tahap 2: Undercoat : Acrylic wall filler, 1 Lapis



-



Tahap 3: Cat akhir : Acrylic emulsion paint 2 kali pengecatan.



b) Persyaratan Pelaksanaan 



Yang termasuk pekerjaan cat dinding/ plafond/ Beton expose adalah pengecatan seluruh plesteran bangunan dan/atau bagian-bagian yang lain yang ditentukan gambar.







Sebelum dinding plamur, plesteran sudah harus betul-betul kering, tidak ada retak-retak dan kontraktor meminta persetujuan kepada Perencana.



31







Pekerjaan plamur dilaksanakan dengan pisau plamur dari plat baja tipis dan lapisan plamur dibuat setipis mungkin sampai membentuk bidang yang rata.







Sesudah 7 hari plamur terpasang kemudian dibersihkan dengan bulu ayam sampai bersih betul. Selanjutnya dinding dicat dengan menggunakan roller.







Lapisan pengecatan untuk dinding luar adalah minimum 2 (dua) lapis dengan kekentalan sama setiap jenisnya.







Lapisan pengecatan dinding dalam terdiri dari 1 (satu) lapis alkali resistance sealer yang dilanjutkan dengan 2 (dua) lapis dengan kekentalan cat sebagai berikut :







-



Lapis I encer (tambahkan 20% air)



-



Lapis II kental. G



Untuk warna-warna yang jenis, kontraktor diharuskan menggunakan kaleng-kaleng dengan nomor pencampuran (batch number) yang sama.







Setelah pekerjaan cat selesai, bidang dinding merupakan bidang yang utuh, rata, licin, tidak ada bagian yang belang dan bidang dinding dijaga terhadap pengotoranpengotoran.



1. Pelaksanaan Pekerjaan Struktural a. Struktur Bawah a) Persyaratan Bahan 



Semua beton untuk struktur bemutu K300, dengan tambahan ketentuan bahwa semua unsur struktur yang berhubungan dengan air, campuran betonnya harus kedap air seperti pelat untuk kamar mandi dan wc, ds







Besi beton berdiameter lebih besar 12 mm harus selalu menggunakan besi beton ulir (deformad bars/ U40) untuk tulangan utama, sedang besi beton berdiameter sama atau lebih kecil 12 mm menggunakan besi beton polos, U24 atau dapat disesuaikan dengan notasi dalam gambar.



32



b) Persyaratan Pelaksanaan Pekerjaan 



Penyelidikan Tanah Ulang Sebelum



dilaksanakan



pemancangan



tiang



pancang



beton,



Kontraktor harus mengadakan penyelidikan tanah ulang dan mempelajari hasil penyelidikan tanah tersebut, dan mengajukan metode pelaksanaannya kepada KP untuk mendapatkan persetujuan tertulis. b. Struktur Atas Konstruksi Beton Bertulang a) Persyaratan Bahan



 Portland Cement (PC). Semen yng boleh digunakan untuk pembuatan beton harus dari jenis semen yang telah ditentukan dalam SII 0013-81 dan harus memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan dalam standart tersebut. Semua yang akan diapaki harus dari satu merk yang sama dan dalam keadaan baru. Semen nyang dikirim semen harus terlindung dari hujan dan air. Semen harus terbungkus dalam sak (kantong) asli dari pabriknya dan dalam keadaan tertutup rapat . Semen harus disimpan di gudang dengan ventilasi yang baik , tidak lembab dan diletakkan pada tempat yang tinggi, sehingga aman dari kemungkinan yang tidak diinginkan . Semen tersebut tidak boleh ditumpuk lebih dari 10 zak . Sistim penyimpanan semen harus diatur sedemikian rupa, sehingga semen tersebut tidak tersimpan terlalu lama. Semen yang diragukan mutunya dan rusak akibat salah penyimpanan, seperti membantu, tidak diizinkan untuk dipakai. Bahan yang telah ditolak harus segera dikeluarkan dari lapangan paling lambat dalam waktu 2 (dua) hari atas biaya Kontraktor.



 Agregat



33



Agregat Kasar, Ukuran besar ukuran nominal maksimum agregat kasar (batu pecah mesin) harus tidak melebihi 1/5 jarak terkecil antara bidang samping dari cetakan, atau 1/3 dari tebal pelat, atau ¾ jarak bersihminimum antar batang tulangan , berkas batang tulangan atau tendon pratekan atau 30 mm. Gradasi dari agregat tersebut secara keseluruhan harus sesuai dengan yang disyaratkan oleh ASTM agar tidak terjadinya sarang kerikil atau riongga dengan ketentuan pada Tabel 1.9:



Tabel 1.9 Syarat-syarat Agregat Kasar



Agregat Halus, harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam dan bebas dari bahan-bahan organik ,lumpur dan kotoran lainnya. Kadar lumpur harus lebih kecil dari 4 % berat. Sagregat halus harus terdiri dari butir-butir beraneka ragam besarnya dan apabila diayak harus memenuhi syarat pada Tabel 1.10:



Kontraktor harus mengadakan pengujian sesuai dengan persyaratan dalam spesifikasi ini. Jika sumber agregat berubah karena sesuatu hal, maka kontraktor wajib untuk memberitahukan secara tertulis kepada Direksi Pengawas. Agregat harus disimpan ditempat yang bersih , yang keras permukaannya dan harus dicegah supaya tidak terjadi pencampuran dengan tanah







Air.



34



Air yang digunakan untuk campuran beton harus bersih , tidak boleh mengandung minyak, asam alkali , garam, zat organis atau bahan lain yang dapat merusak beton atau besi beton. Air tawar yang dapat diminum umumnya



dapat



digunakan.



Air tersebut



harus



diperiksa



pada



laboratorium yang disetujui oleh Direksi . Jika air pada lokasi pekerjaan tidak memenuhi syarat untuk digunakan, maka Kontraktor harus mencarI air yang memadai untuk itu.







Tulangan Baja. Tulangan baja harus mempunyai diameter yang sesuai dengan gambar



rencana dan bebas dari karat. Untuk tulangan baja dengan diamater   13 mm menggunakan baja tulangan deform/ulir (BjTD 40), dan untuk tulangan baja dengan diamater  < 13 mm menggunakan baja tulangan polos (BjTP 24), dan dapat ditunjukkan dengan sertifikasi dari pabrik. Harus dilakukan pengujian minimum 2 sampel untuk tiap macam diameter dari setiap 20 ton besi. Pengujian ini dilakukan pada laboratorium yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas atas biaya Kontraktor. 2. Pelaksanaan Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal a. Mekanikal a) Persyaratan Umum. Semua persyaratan umum maupun suplementer yang ada merupakan pula bagian dari pada persyaratan sistem tata udara ini sejauh yang berlaku bagi pekerjaannya. Apabila ada beberapa hal dari persyaratan umum yang dituliskan kembali dalam spasifikasi ini, berarti hanya memintakan khusus dan ini juga tidaklah berarti menghilangkan hal-hal lainnya dan parsyaratan umum dan suplementer yang ada. Hanya apabila ada yang dinyatakan lain tersendiri di dalam spesifikasi ini, maka hal-hal dari persyaratan umum maupun suplementer tidak berlaku lagi untuk sistem instalasi ini.



35



b) Persyaratan Pelaksanaan.  Instalasi yang dinyatakan dalam spesifikasl ini harus dilaksanakan sesuai dengan undang-undang dan peraturan-peraturan yang berlaku saat ini di Indonesia serta tidak bertentangan dengan ketentuanketentuan dari Jawatan Keselamatan Kerja.  Semua syarat-syarat penerimaan bahan-bahan, paralatan, cara-cara pemasangan kualitas pekerjaan dan lain-lain untuk sistem instalasi ini harus sesuai dengan Standar Internasional maupun Nasional saperti AFU, ASHRAE, SMACNA, ASTM, NFPA, NEC, ASME dengan senantiasa mengutamakan paraturan/ standar / persyaratan nasional.  Semua paralatan dan mesin yang dipasang untuk sistem ini, selain dan persyaratan-persyaratan tersebut diatas, juga tidak boleh menyimpang dan parsyaratan yang dikeluarkan oleh pabrik pembuatnya. b. Elektrikal a) Persyaratan Umum. Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik dalam spesifikasi ini maupun yang tertera dalam gambar, dimana bahan dan peralatan yang digunakan sesuai dengan ketentuanketentuan pada spesifikasi ini. Bila ternyata terdapat perbedaan-perbedaan antara spesifikasi bahan atau peralatan yang dipasang dengan spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal dibawah ini, maka merupakan kewajiban Kontraktor untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut sehinggai sesuai dengan ketentuan-ketentuan dan disetujui Direksi/Pengawas Lapangan. b) Persyaratan Pelaksanaan. 



Panel-panel. -



Panel-panel harus dipasang sesuai dengan petunjuk dari pabrik pembuatnya dan harus rata (horizontal/waterpas).



36



-



Setiap kabel yang masuk/keluar dan panel harus dilengkapi dengan gland dan karet atau panutup yang rapat tanpa adanya permukaan yang tajam.



-



Pada lokasi-lokasi yanq khusus (shaft listrik, gudang atau penerangan luar), panel-panel harus diperlengkapi dengan lubanglubang ventilasi yang cukup.



-



Untuk



panel-panel



yang



banyak



menggunakan



komponen



kontroll/busbar atau banyak menggunakan alat ukur harus dilengkapi dengan terminal blok yang baik mutunya (lihat item produk). -



Panel-panel yang dilengkapi dengan magnetic contactor dan start/stop push button, harus dibuat sedemikian rupa sehingga mudah dalam mengoperasikannya dan estetik.



-



Ketinggian panel-panel type wall mounting harus menurut PUIL 1987.



-



Semua panel harus ditanahkan.



3. Pelaksanaan Pekerjaan Instalasi Air bersih dan Kotor a. Syarat Teknis 



Spesifikasi dan gambar menunjukkan diameter minimal dari pipa dan letak serta arah dari masing-masing sistem pipa.







Seluruh pekerjaan, terlihat pada gambar dan atau spesifikasi dipasang terintegrasi dari kondisi bangunan dan menghindari gangguan dengan bagian lainnya.







Bahan pipa maupun perlengkapan harus terlindung dari kotoran, air karat dan strees sebelum dan sesudah pemasangan.







Khusus pipa dan perlengkapannya dari bahan plastik, selain disebut diatas harus juga terlindungi dan cahaya matahari.







Semua barang yang digunakan harus jelas menunjukkan identitas pabrik pembuat.







Material Ringkasan bahan spasifikasi perpipaan. 37



Tabel 1.10 Ringkasan bahan spasifikasi perpipaan Sistem



Tekanan Kerja



Tekanan Uji 15 Bar



Spesifikasi Material



Air bersih



5 Bar



GIP Kelas Medium



Air kotor/bekas



Gravitasi



2 Bar



PVC Kelas AW



Air hujan



Gravitasi



2 Bar



PVC Kelas AW



4. Material Bangunan Tabel 1.11 Spesifikasi Material Bangunan Lokasi



Jenis Bahan



Merk/Type/Standart/Kualitas



Lantai



Ubin teraso



Lokal



Ubin keramik toilet



Keramik IKAD



Dinding



Pasangan plester Block, Gyosum, Kayu



bata di - Bata lokal, kualitas terbaik Concrete - Hollow Concrete Block lokal Partisi Rangka - Gypsum board ex Jayaboard 12 mm Zinc Alume -



Penutup Workshop



dinding



Kusen dan daun Kusen kayu pintu



- Kayu kamper Samarinda finish melamic



Kusen aluminium



-



Daun pintu



-



Aluminium YKK Shop Front 4” Rangka kayu kamper Samarinda Pelapis luar - Sungkay plywood - Formika



38



Finishing melamic Kusen dan daun Kusen kayu jendela Kusen aluminium



- Kayu kamper Samarinda finish melamic



Rangka jendela aluminium



-



Aluminium YKK Shop Front 4” Aluminium YKK serie 70 e Finishing coating



anodized/powder



Kaca rayban 6 mm Penggantung dan pengunci



Engsel, Handel pintu, lock case



- Ex Kenari Djaja/KEND CISA



Pekerjaan cat



Cat tembok



- Nippe/Nippon/Avian/Emco/yang setara.



Cat kayu/besi



-



Langit-langit Gypsum Board



- Jaya board tebal 9 mm, rangka metal furing



Langit-langit



Langit-langit toilet Atap



Atap beton



- Finishing polished brass



-



Jaya board wet area + cave lampu ditutup kaca es



Sirap asbes



- Harflex type Striaflex



Baja gelombang



- Zinc Alume



- Water proofing



- Bitumen sheet dengan lapisan screed pelindung



- Talang tegak



-



Sanitary fixtures



ICI/Dana Paint



Kloset duduk



Talang PVC Wavin type AW Saringan talang



- Toto, American standard



Urinoir Wastafel Kran dinding/wastafel



39



- San Ei



Kitchen sink Floor drain



- San Ei/Toto



5. Peralatan Kontraktor harus mengajukan metode kerja termasuk output kerja harian, jumlah, type dan kapasitas peralatan yang akan dioperasikan kepada Konsultan. Pemilihan peralatan harus mempertimbangkan kondisi lapangan dan lingkungan. 



Peralatan Ready Mix Kontraktor dapat menggunakan beton ready mix setelah mendapat persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas. Semua data spesifikasi dan peralatan yang akan digunakan harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas. Peralatan yang digunakan seperti truk molen, concrete pump dan lain lain harus dalam keadaan baik, terawat dan berfungsi dengan baik apabila digunakan.







Peralatan-peralatan Yang Terpasang. Pada pekerjaan ini, Kontraktor harus mengadakan koordinasi dari berbagai disiplin lain untuk dapat mengkoordinasikan peralatan-peralatan yang harus terpasang pada panel langit-langit tersebut, seperti armatur lampu, grill AC. Titik Penginderaan Kebakaran, Sprinkler dan lain-lain.







Peralatan Yang Disetujui. Semua peralatan sebelum dan sesudah dipasang harus disetujui Direksi/Konsultan Pengawas dan dijaga dari kerusakan atau hilang sebelum masa penyerahan tiba. Pada saat pemasangan peralatan, perhatikan semua ukuran, peil, pola dan syarat lain untuk pemasangan di lantai maupun di dinding/meja beton.



40