Bab I Pendahuluan (Sba) PDF [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN Struktur Baja



Anggi Rahmad Zulfikar, ST,. MT Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Malang 2019



SUSUNAN KIMIA BAJA 



Baja Konstruksi atau baja untuk bangunan terdiri dari unsur besi yang jumlahnya minimal 98% dan sedikit unsur lain, yaitu antara lain carbon (Ca) tidak lebih dari 0,5%, Mangan (Mn) yang berfungsi untuk memberi kekuatan. Silikon, fosfor dan belerang untuk menstabilkan komposisi kimia dan tembaga agar baja tidak mudah berkarat.



KEUNTUNGAN KONSTRUKSI BAJA Mempunyai Kekuatan yang besar sehingga konstruksi menjadi ringan.  Modulus Elastisitasnya (E) besar, sehingga struktur cukup kaku, regangan akan kecil.  Daktilitas besar, manfaat daktilitas yang besar ini yaitu ketika terjadi beban lebih, baja akan meregang sampai melebihi batas daktilitas sebelum hancur, sehingga dapat memberi peringatan akan terjadi keruntuhan.  Dibuat pada kondisi yang sudah diatur sehingga mutunya seragam, tidak banyak penyimpangan.  Struktur baja lebih homogen dibandingkan bahan bangunan lain misalnya kayu atau beton 



KEKURANGAN KONSTRUKSI BAJA 















Biaya Pemeliharaan Pada umunya baja akan gampang berkarat, terlebih-lebih dalam udara terbuka. Didalam air dan didalam lingkungan agresif, sehingga memerlukan pemeliharaan (pengecatan) berkala. Ketahanan Kebakaran Walaupun baja bahan yang tidak dapat terbakar, tetapi bila terjadi kebakaran dengan temperatur tinggi pada kebakaran akan mereduksi kekuatan baja secara drastis. Bahaya Tekuk Pada batang-batang yang panjang dan langsing, bahaya tekuk sangat besar. Batang struktur dari baja biasanya lebih langsing daripada bahan struktur yang lain, sehingga bahaya tekuk sangat mengancam pada struktur baja tersebut. Bahaya Lelah/Fatique Sifat lain yang tidak menguntungkna dari baja ialah sifat lelah pada beban bolak-balik. Bila terjadi beban bolak balik maka kekuatannya akan menurun.



BEBAN 



Kombinasi dari beban-beban yang bekerja telah diatur dalam SNI 03-1729-2002 pasal 6.2.2 yang akan dibahas kemudian. Beberapa jenis beban yang sering dijumpai antara lain : a.



Beban Mati, adalah berat dari semua bagian suatu gedung/bangunan yang bersifat tetap selama masa layan struktur, termasuk unsur-unsura tambahan. Termasuk dalam beban ini adalah berat struktur, pipa-pipa, saluran listrik, AC, lampu-lampu, penutup lantai dan plafond. Beberapa contoh berat dari beberapa komponen bangunan penting yang digunakan untuk menentukan besarnya beban mati suatu gedung/bangunan diperlihatkan dalam tabel 1.1 berikut ini.



TABEL 1.1



BEBAN (LANJUTAN) b.



Beban Hidup, beban gravitasi yang bekerja pada struktur dalam masa layannya, dan timbul akibat penggunaan suatu gedung. Termasuk beban ini adalah berat manusia, perabotan yang dapat dipindah-pindah, kendaraan dan barang-barang lain. Karena besar dan lokasi beban yang senantiasa berubah-ubah, maka penentuan beban hidup secara pasti adalah merupakan suatu hal yang cukup sulit. Beberapa contoh beban hidup menurut kegunaan suatu bangunan, ditampilkan dalam tabel 1.2



TABEL 1.2



BEBAN (LANJUTAN) c.



Beban Angin, adalah beban yang bekerja pada struktur akibat tekanan-tekanan dari gerakan angin. Beban angin sangat tergantung dari lokasi dan ketinggian dari struktur. Besarnya tekanan tiup harus diambil minimum sebesar 25kg/m2, kecuali untuk bangunan-bangunan berikut : 1. 2.



3.



Tekanan tiup angin di tepi laut hingga 5 km dari pantai harus diambil minimum 40kg/m2. Untuk banguna didaerah lain yang kemungkinan tekanan tiupnya lebih dari 40 kg/m2, harus diambil sebesar p = V2/16 (kg/m2), dengan V adalah kecepatan angin dalam m/s Untuk koefisien angin yang lain bisa dilihat pada Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG 1983)



BEBAN (LANJUTAN) d.



Beban Gempa, adalah beban statik ekivalen yang bekerja pada struktur akibat adanya pergerakan tanah oleh gempa, baik pergerakan arah vertikal maupun horizontal. Namun pada umumnya percepatan tanah arah horizontal lebih besar daripada arah vertikalnya. Untuk menentukan nilai dan besarnya gaya gempa mengikuti peraturan SNI 1726-2012



FAKTOR BEBAN DAN KOMBINASI BEBAN 1,4 D  1,2 D + 1,6 L  1,2 D + 1,3 W  1,2 D + 1,0 E  0,9 D + 1,3 W  0,9 D + 1,0 E D = Beban Mati L = Beban Hidup W = Beban Angin E = Beban Gempa ( Earthquake) Kombinasi beban yang lain bisa dilihat pada SNI 03-1729-2002 



CONTOH BANGUNAN KONSTRUKSI DARI BAJA (ARCH)



CONTOH BANGUNAN KONSTRUKSI DARI BAJA (SUSPENSION)



CONTOH BANGUNAN KONSTRUKSI DARI BAJA (CANTILEVER)



CONTOH BANGUNAN KONSTRUKSI DARI BAJA (TOWER)



CONTOH BANGUNAN KONSTRUKSI DARI BAJA (SKYSCRAPER)



CONTOH BANGUNAN KONSTRUKSI DARI BAJA (DOME)



CONTOH BANGUNAN KONSTRUKSI DARI BAJA (DOME)