Bab Iv FMX 440 Volvo [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB IV METODE DAN TEHNIK OPERASI 4.1. PEDOMAN PENGOPERASIAN UNIT Pedoman pengoperasian unit FMX 440 terdiri dari metodhe dan teknik pengoperasian. Hal ini bertujuan untuk keselamatan mengoperasikan unit/ Safety operation, mencakup keamanan mengoperasikan, benar sesuai dengan petunjuk pengoperasian dan mengurangi tingkat kerusakan komponen selama mengoperasikan unit. Mengoperasikan unit dengan aman dan benar untuk mencapai productivity unit, ada beberapa factor yang harus dipahami dan dilaksanakan dengan baik, antara lain :         



Kondisi Operator. Persiapan pengoperasian dan menjalankan unit. Loading material dan pengoperasian unit untuk persiapan. Metodhe loading dan teknik pengoperasian unit. Hauling material. Dumping material. Refueling unit. Shut down engine dan Parkir unit. Emergency Respon / Tindakan darurat.



4.1.1. Kondisi operator siap kerja Sebelum operator siap melakukan tugas, harus dilengkapi perlengkapan kerja/ APD ( alat pelindung diri ) standart dan digunakan dengan benar. Manfaat perlengkapan kerja yang standart adalah :  Memberi perasaan aman ketika bekerja.  Menunjukkan identitas diri.  Melindungi anggota tubuh dari accident yang tidak terduga. Kondisi operator yang tidak siap bekerja sebaiknya :  Segera lapor atasan/ pengawas ( Foreman/Supervisor ) untuk meminta ijin.  Jangan memaksakan diri untuk bekerja karena akibatnya akan berbahaya, baik diri sendiri maupun orang lain disekitarnya.  Jangan memasuki lokasi kerja atau mengoperasikan unit bila anda tidak memakai APD yang standart. Kondisi operator tidak siap bekerja akan berakibat: bekerja merasa kurang aman, bekerja kurang atau tidak konsentrasi dan produktivitas unit akan berkurang. 4.1.1.2 Persiapan pengoperasian dan menjalankan unit . Sebelum menghidupkan engine, factor penting yang harus diketahui dan dilaksanakan oleh operator adalah : Metode dan Teknik Operasi |



1



Koordinasi dengan pengawas setempat sebelum melakukan pekerjaan , hal ini untuk mendapatkan informasi dan petunjuk kerja, antara lain :     



Lokasi pemuatan material (front loading). Jalan angkut material (hauling). Lokasi dumping material (disposal). Jenis material. Penggunaan channel radio komunikasi.



4.1.1.3. Naik dan turun unit. Pada saat naik dan turun dari unit melalui tangga sebelah kiri atau kanan, gunakan metode tiga titik tumpu ( three body contact). Berikut dibawah ini petunjuk naik dan turun unit :  Gunakan hand riil sebagai pegangan tangan , selama naik dan turun tangga unit.  Perhatikan posisi landasan / plateform , anak tangga, saat naik dan turun unit.  Dilarang naik atau turun di anak tangga dengan posisi membelakangi unit.



Gambar 4.1 :Tiga titik tumpu



4.1.1.4. Menghidupkan engine Sebelum menghidupkan dan mengoperasikan unit ada beberapa petunjuk pengoperasian isyarat suara klakson di lokas kerja ( Area parkir, area workshop, area Pit dan area kerja unit ditempat lain ). Berikut prosedur membunyikan isyarat suara klakson :    



1 X , Sebelum menghidupkan engine 2 X, Untuk unit bergerak maju. 3 X, Untuk unit bergerak mundur. Bunyi 1 X dengan suara pajang, khusus untuk keadaan darurat ( Emergency ).



2 | Pengoperasian FMX 440 VOLVO



4.1.1.5. Petunjuk menghidupkan dan pemanasan engine ( didalam cabin ): Sebelum menghidupkan engine periksa : 1. Periksa kelayakan seat belt dan gunakan dengan benar. 2. Setting operator seat dengan benar dan sesuai dengan kenyamanan operator. 3. Parking brake posisi aktif. 4. Gear transmissi posisi netral. 5. Auxiliary brake/ EPG pada posisi 0. 6. Gunakan preheating sebelum menghidupkan engine ( jika diperlukan ). 7. Bunyikan isyarat suara/ horn 1X dan beri jeda waktu 5-10 detik sebelum menghidupkan engine. 8. Lepas accelator pedal dan lakukan start engine. “ Hindari start engine secara terus-menerus lebih dari 20 detik, Maximal lakukan 3X start dengan jeda waktu 2 menit “. 9. Periksa apakah semua lampu instrument menyala dan lakukan pemanasan engine dengan RPM rendah/ idle. 10. Tekan foot brake beberapa saat untuk mengaktifkan cruise control. 11. Lakukan test bekerjanya transmissi dari gerak maju ke gerak mundur atau sebaliknya. Pastikan unit benar-benar berhenti ketika memindahkan lever transmissi. 12. Pastikan tekanan udara normal ( air pressure gauge ) dan lakukan test kemampuan semua brake pada posisi unit berhenti diarea datar dan landasan material keras. 13. Setting dan pastikan radio komunikasi dapat dipergunakan untuk berkomunikasi dengan baik sesuai dengan channel radio area kerja.



Metode dan Teknik Operasi |



3



4.1.1.6. Teknik pengoperasian steering wheel : Untuk menghindari bagian tangan operator terluka ketika mengoperasikan steering wheel, Berikut dijelaskan dua teknik memegang steering wheel dengan benar :



Gambar 4.2 : Steering wheel 1. Teknik Ten to two, Pengertiannya adalah: Memegang steering wheel dengan cara, tangan kiri diarah jarum jam 10 (sepuluh) dan tangan kanan diarah jarum jam 2 (dua). 2. Quarter to three, Pengertiannya adalah: Memegang steering wheel dengan cara, tangan kiri diarah jarum jam 9 (sembilan) dan tangan kanan diarah jarum jam 3 (tiga). Selama mengoperasikan steering wheel pastikan Ibu jari kedua tangan tidak melipat masuk kearah lingkar steer dan pastikan memegang steering wheel dengan kedua tangan ketika jalan lurus ataupun berbelok. 4.1.1.7. Mode selector unit ( Programing ). Cara Adjust/ setting RPM engine : Engine normal posisi idle dapat diadjust/ setting dengan menggunakan mode selector unit. Display menunjukkan “ Driver instruction , specification. Idling speed tersedia dicontrol memory .



Idling speed diadjust dengan kondisi sebagai berikut :  Temperatur engine pada posisi diatas 50°C atau lebih.  Unit pada posisi normal ( tidak ada error di display monitor ).  Unit berhenti dengan posisi idle putaran rendah dan accelerator tidak ditekan, ketika adjust dimulai.



4 | Pengoperasian FMX 440 VOLVO



Cara adjusting/ setting : 1. Tekan pedal foot brake. 2. Tekan side button (tombol) pada cruise control ke “ resume” ± 3 detik. 3. Tekan tombol A untuk menambah RPM dan tekan tombol B untuk menurunkan RPM. 4. Release foot brake dan idle engine telah tersetting/ adjust. 4.1.1.8. Cruise Control Cruise control dapat dipergunakan saat unit posisi travel dengan kecepatan 15km/jam sampai dengan 30 km/jam.



Cara pegoperasian cruise control : Ketika unit mencapai kecepatan yang diinginkan, tekan “SET” button untuk mempertahankan kecepatan. Kecepatan dapat dirubah dengan “SET+” menambah dan “SET-“ untuk mengurangi kecepatan. Untuk melepaskan (OFF), tekan slide control keposisi OFF atau tekan pedal brake, brake dan dapat menggunakan trailer brake. 4.1.1.9. Pengoperasian transmissi. Untuk menjalankan unit dengan aman dan benar, berikut beberapa petunjuk dan teknik mengoperasikan unit FM X seperti dibawah ini :.



1. Gear step button : Tombol gear stop adalah spring load dan mempunyai 2 opsi. ke atas dan ke bawah di pakai untuk cara manual memilih gear. 2. Lever fold button : Lever gigi terpasang langsung pada dudukan driver dan dapat di lipat ke depan untuk memudahkan jalan masuk untuk operator . Hanya dapat dilakukan lever posisi netral. 3. Gear selector inhibit button : Gear lock mencegah kesalahan memasukkan gigi. 4. Gear selector positions : R . : Gigi mundur N : Netral A : Automatic M : manual Metode dan Teknik Operasi |



5



5. Menggerakkan gear selector : - Pastikan gear selector posisi netral - Tekan tombol di bagian atas gear selector dan gerakan gear selector kebawah melewati posisi gigi mundur ( R ) hingga ke posisi horisontal. 6 . Limp home button : Emergency di gunakan saat darurat / error speed ( untuk evakuasi jarak dekat ). Display Instrument Panel Control Keterangan : 1. Driving Program :  E : Economy  E+ :Freewheel possible  P : Power  B : Braking  L : Limp-Home function 2. Selected Gear :  N : Netral  N1: Low split , N2 : High split.  R : Reverse. 3. Available :  Maximum over gear ( Down/ Up ). 4. Lever Position :  R : Reverse.  N : Netral.  A : Automatic.  M: Manual. CATATAN : Overrunning. Adalah kasus kecepatan unit melebihi kecepatan putaran engine /RPM. Dimana kasus tersebut sering terjadi diarea jalan menurun, dikarenakan ketidak sesuaian speed dengan kecepatan unit. Factor mempengaruhi unit overrunning adalah :  



Penempatan lever transmissi tidak sesuai. Kecepatan unit tidak terkontrol.



4.1.1.10. Pengoperasian Differential Lock Differential lock digunakan ketika unit melewati kondisi jalan licin atau ketika unit amblas/ soft box. Differential lock switch terbagi menjadi 2: 1. Inter axle switch, berfungsi untuk menghubugkan axle belakang-belakang dengan belakang depan. 2. Inter wheel switch, berfungsi untuk menghubungkan roda kiri dan kanan berputar secara bersama- sama.



6 | Pengoperasian FMX 440 VOLVO



Switch Inter axle dengan Inter wheel terpasang menjadi satu dan dibagi menjadi 2 bagian Posisi 1 : Inter axle engage. Posisi 2 : Inter wheel engage. Cara pengoperasian : 1. Hentikan unit dan netralkan transmissi. 2. Aktifkan switch pada posisi 1 atau posisi 2. 3. Pilih gear transmissi yang sesuai ( Crawel, 1 LOW ). 4. Jalankan unit dengan kecepatan ± 10 km/ jam. Catatan Jangan gunakan differential lock saat unit melintas dijalan kondisi normal 4.1.1.11. Pengoperasian Brake Operasikan penggunaan brake sesuai langkah urutannya: 1. Exhaust brake/ EPG. 2. Service brake 3. Blocking valve. 4. Parking brake. A. Engine Brake / EPG Aktifkan engine brake untuk mengurangi kecepatan unit, dijalan datar maupun di kondisi jalan menurun. Kemampuan engine brake bisa berkurang dikarenakan gaya gravitasi yang membuat truck bergerak turun semakin cepat. Jangan melakukan pengereman berlebihan, karena akan kehilangan energi pengereman. Gunakan brake ini dijalur hijau dan kemampuan terkuat brake ini berada dijalur hitam. Petunjuk penggunaan EPG lever ( Volvo engine brake ): • O – Fungsi off. • A – Otomatis pengereman • 1 – Bantuan pengereman step 1 • 2 – Bantuan pengereman step 2 • 3 – Bantuan pengereman step 3 • B – Brake programme with I-Shift (khusus otomatis tranmisi)



Metode dan Teknik Operasi |



7



Petunjuk mengaktifkan EPG : Operasikan lever EPG tarik kearah belakang sesuai dengan efek pengereman yang dibutuhkan. A. Switch pengatur Engine brake posisi ON B. Putaran mesin ( Rpm ) di atas 900 rpm C. Kecepatan Truck di atas 5km/h D. Temmperatur oli engine lebih dari +55 ºC E. Tekanan turbo di bawah 0,5 bar.



Catatan Jika Accelerator pedal diaktifkan, dengan otomatis brake ini tidak akan berfungsi B. Pengoperasian Service brake/ Foot brake untuk menghentikan unit ( STOP ) Operasikan pedal brake dengan perlahan/ smooth sesuai dengan efek pengereman yang dibutuhkan. Hindari menekan pedal brake secara mendadak. Cara pengoperasian : 1. Lepas accelerator pedal ±200 m sebelum titik pemberhentian. 2. Tekan pedal brake 1/2 sampai 1/3 bagian. 3. Bila unit mendekati titik pemberhentian, tambahkan tekanan ke pedal brake. 4. Setelah unit akan berhenti lepas sedikit pedal brake.



8 | Pengoperasian FMX 440 VOLVO



Kunci utama bekerjanya pengereman pada kendaraan ini dari tekanan udara yang yang dicontrol dengan panjang langkah pedal rem/brake karena brake bekerja dengan tekanan udara. Hal ini memungkinkan membuat gaya pengereman lebih besar dengan membuka dan menutup brake valve ketika menekan pedal brake. Bila terdapat banyak jalan yang menurun, gunakanlah terlebih dulu pengereman engine brake/ EPG. Jika gaya pengereman EPG kurang, maka tambahkan dengan mengoperasikan foot brake. Gunakan foot brake secukupnya, hal ini untuk menghindari terjadinya overheating pada brake linning. C. Blocking Valve/ Emergency brake Berfungsi untuk mengaktifkan spring brake. Bila tekanan udara pada sistem terlalu rendah, brake ini akan aktif secara otomatis. Sebagai contoh kendaraan diparkir untuk jangka waktu lama, maka blocking valve harus ditekan supaya rem parkir bisa release. Saat unit berjalan dan tiba-tiba tekanan udara turun/ rendah dan unit tidak dapat dihentikan dengan VEB dan service brake, maka operasikan blocking valve. Posisi blocking valve : OFF : Posisi switch rata ( tidak tercabut ). ON : Posisi switch keluar ( tercabut ). Blocking vale bekerja pada double chamber brake. Blocking valve dioperasikan secara manual dan otomatis, ketika tekanan udara di sistem brake kurang dari 5 bar. Perhatian Bila unit parkir dijalan tidak rata, maka aktifkan blocking valve, hal ini untuk antisipasi jika ada kerusakan pada otomatis sistim brake. D. Parking brake Digunakan ketika unit posisi parkir. Parking brake lever dibagi menjadi 3. Posisi 0 . Posisi 1 . Posisi 2 . Cara penggunaan : Tarik kearah posisi 2 untuk mengaktifkan parking brake.



Metode dan Teknik Operasi |



9



4.1.1.12. Menjalankan Unit A. Petunjuk dan teknik , menjalankan unit dari area parkir dan area workshop. 1. Check lokasi unit sebelum bergerak / berjalan, dengan melihat kedua sisi mirror/ spion kanan dan kiri. Ikuti aba-aba jika ada pemandu (spotter). 2. Konsentrasi saat mengoperasikan alat control unit (pedal, lever, steering). 3. Tekan pedal brake dan release parking brake dan tempatkan lever transmisi pada gear( Automatic ) atau ( manual ) untuk bergerak maju transmissi posisi R ketika unit akan bergerak mundur. 4. Gunakan isyarat suara klakson sebelum menjalankan unit. 5. Kendalikan unit dengan terkontrol selama unit bergerak maju atau mundur. B. Petunjuk dan teknik pengoperasian pada saat travel tanpa muatan/ kosongan. 1. Sesuaikan gear transmissi dengan kecepatan unit, Control kecepatan unit dengan menggunakan engine brake dan patuhi rambu-rambu lalu lintas yang ada. 2. Gunakan jalur travel sesuai dengan rambu- rambu yang ada dan beri jarak roda sebelah kiri dengan tepi tanggul ± 1-2 meter . 3. Kendalikan unit dengan terkontrol saat mengoperasikan steering. “Hindari memutar steering dengan gerakan mendadak pada saat travel’. 4. Atur jarak beriringan dengan unit lain , minimal 5X panjang unit (60 meter). 5. Patuhi rambu-rambu lalu lintas yang ada. 6. Kondisi mesin dapat dilihat dari pada instrument panel dan alat control. 7. Bila ada ketidaknormalan segera menepi dipinggir jalan atau ketempat aman untuk parkir unit. Aktifkan parking brake, lampu bahaya/ hazard lamp dan sebelum melakukan pengecheckan unit pastikan memberi informasi pengguna jalan dan pengawas setempat. Khusus untuk ketidaknormalan engine oli pressure, segera parkir unit dan matikan engine. Berhati-hatilah bila terjadi kebocoran bahan bakar atau oli karena bisa menimbulkan kebakaran. 8. Beri kesempatan untuk unit bermuatan, penyempitan jalan atau diarea unit rusak (breakdown) dijalan angkut material. Catatan Bila jarak pandang terbatas, kurangi kecepatan dan jaga jarak dengan unit lain



Gambar 4.3 : FMX travel



10 | Pengoperasian FMX 440 VOLVO



4.1.2. LOADING Loading adalah kegiatan pemuatan material, dari tempat asal ( insitu ) ke unit hauler dengan menggunakan alat mekanis berupa, Loader Excavator ( bachoe, shovel ) dan wheel loader ( WA ). 4.1.2.1. Pengoperasian unit untuk persiapan loading : Sebelum melakukan loading material, ada beberapa petunjuk dan teknik pengoperasian unit antara lain :   



Penempatan unit DT posisi menunggu/ antri diarea front loading. Manuver unit diarea front loading. Gerakan mundur diarea front loading ( wheel loader).



Gambar 4.4 : posisi antri 4.1.2.2. Petunjuk penempatan unit posisi menunggu/ antri diarea front loading : Tindakan operator sebelum unit berhenti, posisi menunggu/ antri diarea front loading :  Kurangi kecepatan dan sesuaikan speed ( maximal 20 km/jam ).  Jaga jarak antara unit dengan tepi tebing ( minimal 6 – 7 meter ).  Jaga jarak dengan sesama unit DT ( > 10 m ) dan unit support ( bulldozer,DT ).  Operator harus dalam keadaan siap berada didalam cabin. Tempatkan unit diluar area pemuatan/ loading material dan aktifitas unit support yang melakukan perbaikan front loading. Hentikan unit, netralkan transmissi dan aktifkan parking brake. Beri kesempatan unit support untuk melakukan perbaikan area front loading. 4.1.2.3. Petunjuk dan tehnik loading : Beberapa hal yang perlu di perhatikan sebelum masuk ke area tambang dan pada saat unit posisi muat material. Sebelum masuk ke area tambang unit harus berhenti terlebih dahulu , driver turun dari unit, tujuannya untuk mengecek ulang kondisi unit bila ditemukan kerusakan lebih awal dan dalam unit kosongan, perbaiki unit terlebih dahulu dari pada saat bermuatan, disamping itu untuk menghindari kontaminasi tambang seandainya ada komponen unit atau barang lainnya terjatuh pada areal tambang . Metode dan Teknik Operasi |



11



Tehnik loading material : 1. Lakukan manuver searah jarum jam ( bila lokasi memungkinkan ). Gunakan speed rendah dan hindari area turning radius unit loader. 2. Posisikan vessel unit lurus ditengah dengan bucket excavator. Apabila loading di Loader, posisikan unit 90° lurus bucket. 3. Pastikan unit posisi rata, “ Hindari salah satu roda naik ditumpukan material atau berhenti dikaki bench”. 4. Posisikan roda depan sejajar lurus dengan roda belakang. 5. Netralkan transmissi dan aktifkan parking brake. 6. Selama unit melakukan loading, nyalakan lampu kerja . 7. Operator dilarang keluar dari cabin, selama proses loading. 8. Lakukan kontrol muatan ( radio komunikasi atau isyarat dari operator loader ) . 9. Setelah muatan penuh, gunakan speed 1 LOW,atau C, release parking brake dan naikkan putaran engine dengan perlahan.



Gambar 4.5 : FMX loading diunit excavator



Gambar 4.6 : FMX loading diunit loader



12 | Pengoperasian FMX 440 VOLVO



4.1.3. HAULING MATERIAL Hauling material adalah, kegiatan dump truck memindahkan material dari tempat loading sampai ke tempat dumping . Berikut dibawah ini, petunjuk dan tehnik pengoperasian unit FM X ketika menjalankan unit selama hauling material.



Gambar 4.7 : FMX travel muatan 4.1.3.1. Petunjuk dan teknik pengoperasian pada saat travel muatan/ Hauling. 1. Sesuaikan gear transmissi dengan kecepatan dan control kecepatan unit dengan menggunakan engine brake. 2. Gunakan jalur travel sesuai dengan rambu- rambu yang ada dan beri jarak roda sebelah kiri dengan tepi tanggul ± 1-2 meter . 3. Kurangi kecepatan unit sebelum melewati jalan tikungan. 3. Kendalikan unit dengan terkontrol saat mengoperasikan steering. “Hindari memutar steering dengan gerakan mendadak pada saat travel’. 5. Atur jarak beriringan dengan unit lain , minimal 5X panjang unit (60 meter).



6. Kondisi mesin dapat dilihat dari pada instrument panel dan alat control. 7. Bila ada ketidaknormalan segera menepi dipinggir jalan atau ketempat aman untuk parkir unit. Aktifkan parking brake, lampu bahaya/ hazard lamp dan sebelum melakukan pengecheckan unit pastikan memberi informasi pengguna jalan dan pengawas setempat. Khusus untuk ketidaknormalan engine oli pressure, segera parkir unit dan matikan engine. Berhati-hatilah bila terjadi kebocoran bahan bakar atau oli karena bisa menimbulkan kebakaran. 8. Beri kesempatan untuk unit bermuatan, penyempitan jalan atau diarea unit rusak (breakdown) dijalan angkut material. Catatan 1. Bila jarak pandang terbatas, kurangi kecepatan dan jaga jarak dengan unit lain. 2. Bila unit terjebak hujan dan tidak memungkinkan untuk melanjutkan operasi dikarenakan kondisi jalan licin, hentikan unit & berikan tanda isyarat ( hazard lamp). Metode dan Teknik Operasi |



13



“Jangan memaksakan unit beroperasi saat kondisi jalan licin karena hujan “ Perhatian Bila mengalami pecah ban/ meledak, lakukan langkah dibawah : 1. Pegang steering wheel dengan kuat. 2. Lepas accelerator pedal dan tekan foot brake dengan perlahan. 3. Arahkan unit ketempat aman 4.1.3.2. Petunjuk dan teknik pengoperasian unit dijalan turunan panjang. 1. Sebelum unit melintas dijalan turunan panjang, gunakan gigi transmissi yang sesuai dengan medan tersebut. 2. Pertahankan putaran engine pada range hijau, dan bila putaran engine keluar dari range hijau kerange biru, maka gunakanlah exhaust brake dan service brake. saat mengoperasikan EPG berikan selang waktu pada posisi off . 3. Control penggunaan steering. 4. Patuhi rambu-rambu yang ada dan gunakan radio komunikasi, jika diperlukan. .



Gambar 4.8 : FMX travel dijalan menurun 4.1.3.3. Petunjuk dan teknik pengoperasian unit dijalan naik/ tanjakan. 1. Sebelum memulai jalan menanjak , gunakan gear transmissi yang sesuai dengan medan tanjakan tersebut. 2. Putaran engine / RPM, pertahankan disektor ekonomis ( hijau / 1900 rpm ). 3. Hindari up shifting pada saat jalan menanjak, pertahankan kecepatan unit dengan putaran engine 1800 s.d 1900 rpm. 4. Pindahkan gigi transmissi setelah mencapai puncak tanjakan ( jalan mendatar ). 5. Hindari melakukan double accelerasi RPM engine.



Gambar 4.9 : FMX travel muatan dijalan tanjakan



14 | Pengoperasian FMX 440 VOLVO



4.1.3.4. Petunjuk dan teknik pengoperasian start awal ditanjakan. Bila unit terpaksa harus berhenti dijalan tanjakan, dibawah ini dijelaskan tehnik pengoperasian start awal ditanjakan. Tehnik pengoperasian : 1. Pastikan unit benar-benar berhenti dan aktifkan parking brake. 2. Masukkan transmissi pada posisi C / LOW. 3. Tarik parking brake posisi 1 dan usahakan unit tidak bergerak mundur. 4. Naikkan putaran engine dengan perlahan ( tidak menyentak ). 5. Release parking brake ke posisi 0, setelah unit mulai ada gerakan maju. CATATAN : Bila saat dijalan menanjak tiba – tiba unit mendapatkan trouble dan harus berhenti maka lakukan : 1. Injak service brake. 2. Aktifkan blocking valve. 3. Ganjal roda unit. 4.1.3.5. Pengoperasian unit pasca penyiraman jalan. Ketika unit trave atau hauling material terkadang di hadapkan pada kondisi jalan licin selesai dilakukan penyiraman. Dibawah ini di jelaskan beberapa teknik mengoperasikan unit selasai penyiraman untuk mencegah unit tergelincir yang berakibat fatal.



Gambar 4.10 : FMX melintas dijalan pasca penyiraman Tehnik pengoperasian, melintas diarea pasca penyiraman jalan : 1. 2. 3. 4. 5.



Sebelum menghadapi jalan kondisi basah, selesai penyiraman kurangi kecepatan dengan mengangkat accelator pedal. Pindahkan lever transmisi dan posisikan pada speed rendah ( 5, 4, atau 3 ), sesuai dengan grade jalan . Jaga jarak dengan unit water truck ( 60 m ). Gunakan radio komunikasi untuk berkoordinasi ( jika diperlukan ). Hindari gerakan mendadak dan memutar steering secara berlebihan (agresif). Metode dan Teknik Operasi |



15



6.



7. 8.



Pertahankan putaran engine RPM sedang (range hijau) dengan mengkombinasikan penggunaan EPG dan accelator pedal, untuk mencegah terjadinya transmisi shif down yang menyebabkan putaran roda berhenti karena bidang kontak tyre dengan permukaan jalan kondisinya basah dan shift up menyebabkan putaran roda menjadi lebih cepat . Hal ini mengakibatkan roda tergelincir ditambah dengan gaya dorong dari unit itu sendiri, sehingga unit sulit untuk dikendalikan. Ketika unit sudah bergerak lambat untuk menghentikan unit gunakan service brake. Jangan menggunakan service brake ketika unit masih bergerak cepat, hal ini menyebabkan putaran roda berhenti mendadak atau roda terkunci, dan mengakibatkan unit tergelincir dikarenakan bidang kontak tyre dalam kondisi licin, ditambah dengan gaya dorong dari unit itu sendiri. Catatan Prioritaskan unit, yang melintas dijalan pasca penyiraman (Muatan atau Kosongan).



4.1.4. DUMPING MATERIAL Dumping adalah proses bongkar muatan material pada umumnya stockpile dan di hopper/ crusser. Hal yang perlu diperhatikan sebelum dumping material: 1. Periksa kondisi tyre, spring, vessel, hydraulic, link rod. 2. Periksa kondisi lokasi yang akan dilewati telah siap (secara visual), antara lain:  Tidak ada unit yang sedang dumping ( area crusser ) .  Lokasi dumping rata, keras dan dilengkapi tanggul pengaman ( area stockpile ).  Pastikan tidak ada kabel atau rintangan yang mengganggu saat proses dumping. ( bebas dari area terbatas untuk ketinggian ).



Gambar 4.11 : FMX dumping diarea stockpile



16 | Pengoperasian FMX 440 VOLVO



Gambar 4.12 : FMX dumping diarea crusser/ hopper 4.1.4.1. Petunjuk dan teknik dumping material : 1. Posisiskan unit mundur diarea dumping dan hindari roda melewati batu besar, tumpukan material atau roda membentur stopper. 2. Pastikan unit ditempat rata dan keras. 3. Netralkan transmissi dan aktifkan parking brake. 4. Lakukan dumping material dengan langkah berikut :  Idle engine ± 10 detik  Tekan switch PTO posisi ON  Gerakkan control lever dump posisi naik/ raise .  Naikkan putaran engine dengan perlahan atau aktifkan resume RPM 900.  Pastikan material telah terbuang habis.  Gerakkan control lever dump ke posisi turun/ lower, dengan RPM rendah.  Pastikan vessel rapat dengan chassis.  Tekan switch PTO pada posisi OFF. 5. Jalankan unit dengan normal. 4.1.4.2. Refueling unit. Refueling adalah proses pengisian bahan bakar dari fuel station ataupun dari fuel truck ke unit lain . Petunjuk dan teknik pelaksanaan refueling unit FMX : 1. Refueling unit area Fuel station/ Fuel Skidding 1. 2. 3. 4. 5.



Pastikan unit bergerak kearah fuel station/ skidding, tanpa muatan / kosongan. Kurangi kecepatan unit, ikuti rambu-rambu petunjuk yang ada sebelum masuk kedalam area refueling. Jaga jarak aman menunggu/antri dengan unit lain. Ikuti aba-aba pemandu (fuelman), saat masuk area refueling. Jarak aman unit dumptruck dengan tepi fuel station ± 5 meter. Hentikan unit netralkan transmissi, pasang parking brake dan matikan engine. Metode dan Teknik Operasi |



17



6. 7. 8. 9.



Dilarang merokok selama proses pengisian bahan bakar/ refueling. Operator memastikan, untuk mengisi check list refueling ( HM dan CN unit ). Pastikan proses refueling selesai, sebelum menjalankan unit. Start engine dan jalankan unit dengan perlahan saat meninggalkan area refueling.



2. Refueling unit dengan fuel truck ditempat yang ditentukan ( Front dan disposal ). 1. 2.



Pastikan unit bergerak ketempat refueling , tanpa muatan / kosongan. Kurangi kecepatan unit, sebelum masuk kedalam area refueling dan pastikan komunikasi aktif dua arah ( operator dumptruck dan crew fuel truck ).



Gambar 4.13 : Refueling FMX 3. 4. 5. 6. 7. 8.



Ikuti aba-aba pemandu (fuelman), saat masuk area refueling. Jarak aman dumptruck dengan fuel truck ± 1X lebar unit. Hentikan unit netralkan transmissi, pasang parking brake dan matikan engine. Dilarang merokok selama proses pengisian bahan bakar/ refueling. Operator memastikan, untuk mengisi check list refueling ( HM dan CN unit ). Pastikan proses refueling selesai, sebelum menjalankan unit. Start engine dan jalankan unit dengan perlahan saat meninggalkan area refueling. Catatan “ Dilarang mengangkat dump body/ vessel selama proses refueling “



4.1.4.3. Setting operator seat Penyetelan tempat duduk dapat diatur sesuai dengan yang terbaik posisi duduk dan posisi penglihatan. Tempat duduk dapat diganti penyetelannya setiap hari tergantung dengan tinggi dan berat badan pengemudi. Sebelum menjalankan unit aturlah tempat duduk senyaman mungkin, pilih mana yang paling sesuai dengan kehendak anda. Dibawah ini adalah cara-cara penyetelan tempat duduk dan urutan nomor sesuai dengan yang ada di gambar.



18 | Pengoperasian FMX 440 VOLVO



1. 2.



3. 4. 5.



Penyetelan untuk bantalan, angkat bagian penjepit dan gerakan tempat duduk maju atau mundur . Ujung bantalan tempat duduk dapat distel / diatur secara tersendiri. Tarik alat tersebut keatas dan tarik bantalan tempat duduk kebawah maka tekan alat tersebut dan bantalan sambil ditekan . Masing-masing ujung bantalan tempat duduk ( belakang & depan ) dapat di atur sesuai dengan kehendak operator . Penyetelan untuk tinggi rendah tempat duduk , tekan bagian alat ini maka tempat duduk akan turun, bila tempat duduk akan kita naikan maka tarik alat tersebut. Tempat pengunci seat belt. Penyetelan untuk sandaran tempat duduk , tarik alat ini maka sandaran akan terbebas . setelah posisi sandaran yang kita inginkan telah sesuai , kembalikan alat tersebut ke posisi semula .



4.1.4.4. Tilt cab / membuka kabin Periksa posisi parking brake (ON) , transmission netral (N) dan pintu tertutup rapat .



Gambar 4. 14 ; Proses penarikan unit Keterangan: A. Sebelum bekerja di bawah kabin, Pastikan kemiringan dan periksa penguncinya. B. Saat kabin tidak dapat kiring secara maksimal , pasanglah besi pengaman agar memastikan kabin tidak turun kebawah . C. Dilarang bekerja di bawah kabin saat kemiringan kabin belun maksimal.



Metode dan Teknik Operasi |



19



Cara mengoperasikan : 1. Lubang tangkai pompa hydraulic kabin dapat dilihat padfa gambar . 2. Periksa oil hydraulic kabin sebelum kabin diangkat , putar tutup B, periksa batas permukaan oil rata dengan tutup lobang . 3. Putar hydraulic pump valve keposisi “ OPEN “. 4. Pompa dengan alat penyambung dan putar kekanan berulang-ulang ( pompa ). Menurunkan kabin. 1. Putar hydraulic pump valve ke arah “CLOSSED “. 2. Pompa dengan alat penyambung dan putar ke kanan dan berulang – ulang ( pompa ) 3. Bila kabin telah terkunci maka lampu peringatan yang ada dash board akan padam. CATATAN: Kabin diangkat hanya saat perbaikan Dilarang berada didalam kabin saat posisi diangkat. 4.1.4.5. Towing /Menarik kendaraan Towing adalah Kegiatan mengevakuasi kendaraan yang mengalami kerusakan atau sedang perbaikan dengan cara ditarik menggunakan alat bantu unit lain, dengan cara ditarik. Berikut dijelaskan proses towing. 1. Sebelum unit di tarik profellar shaft harus dilepas terlebih dahulu, agar tidak terjadi kerusakan pada transmission. Sebab transmission pelumasannya menggunakan pompa , bila tidak ada power dari engine maka pompa tidak akan bekerja. 2. Bila unit di tarik kurang dari 100 m, proppellar shaft tidak perlu dilepas. Saat unit di tarik dalam kondisi proppellar shaft tidak di lepas ( jarak pendek ) posisi gear shift lever harus pada posisi high range. 3. Bila belum keposisi high range dan tekanan udara kosong , maka tanki udara harus diisi oleh unit lain. 4. Saat unit ditarik dan dalam kondisi engine mati parking brake / emergency brake harus direlease.



Gambar 4. 15 ; Proses penarikan unit



20 | Pengoperasian FMX 440 VOLVO



4.1.5. PARKIR UNIT DAN SHUTDOWN ENGINE Bertujuan untuk mendeteksi kondisi unit dan sebagai persiapan operasi untuk shift selanjutnya.



Gambar 4. 13 ; Posisi unit parkir berdampingan.



Gambar 4.14 : Posisi unit parkir depan belakang 4.1.5.1. Petunjuk pengoperasian parkir unit dan mematikan engine (shut down engine) : 1. 2. 3. 4.



5. 6. 7.



Pastikan unit posisi tanpa muatan (kosongan), kecuali Emergency. Gunakan speed rendah dan jaga jarak dengan unit lain ketika travel dilokasi parkir. Kontrol lokasi parkir dump truck dan lakukan koordinasi dengan unit lain (jika ada). Pastikan tempat parkir rata/ datar. Jika unit parkir diluar area parkiran dump truck. Pastikan lokasi parkir jauh dari aktifitas unit lain dan jauh dari potensi material longsor atau bahaya banjir. Tekan foot brake dan pastikan unit benar-benar berhenti sebelum bergerak mundur. Perhatikan kondisi belakang unit, bunyikan isyarat klakson, pindah lever transmissi R dan lakukan gerakan mundur perlahan dengan melihat mirror/ spion kanan, kiri. Pastikan jarak parkir aman dengan unit yang lain.  1 X lebar unit, bila posisi parkir berdampingan.  1,5 X panjang unit, bila posisi parkir beruntun ( depan belakang ).



Metode dan Teknik Operasi |



21



8.



Tekan foot brake, hentikan unit sebelum tanggul (jika area parkir dilengkapi tanggul). 9. Posisikan roda depan sejajar lurus dengan roda belakang. 10. Netralkan transmissi dan aktifkan parking brake. 11. Idle engine, ± 3 - 5 menit dan matikan perlengkapan electric ( AC, lampu & radio ). 12. Matikan engine,putar kunci kontak pada posisi off. 13. Sebelum keluar dari unit tutuplah semua kaca pintu kiri – kanan. 14. Sebelum meninggalkan unit putarlah kunci disconect pada posisi off, (Lock-out). 4.1.6. EMERGENCY RESPONSE / TINDAKAN DARURAT 1. BILA TERJADI KEBAKARAN SAAT DIBAWAH UNIT ( P2H ). 1. 2. 3. 4. 5. 6.



Jangan PANIK, Pastikan lokasi kebakaran ( secara visual ). Ambil pemadam kebakaran ( APAR ) Cabut pin pengunci pemadam. Semprotkan pada permukaan api. Menjauhlah dari unit, setelah mengaktifkan switch pemadam kebakaran. Jika api menjadi besar ( belum padam ), mintalah bantuan orang lain. Atau laporkan kepada pengawas atau emergancy call.



2. BILA TERJADI KEBAKARAN SAAT MENGOPERASIKAN TRUCK 1. 2. 3. 4. 5. 6.



Jangan PANIK, Pastikan lokasi kebakaran ( secara visual ). Hentikan truck dengan foot brake. Aktifkan parking brake dan matikan switch lampu. Matikan engine / Shut down engine. Jika terjadi kebakaran didalam cabin, ambil APAR dan semprotkan ke titik api. Jika api menjadi besar ( belum padam ), mintalah bantuan orang lain, atau laporkan kepada pengawas atau emergancy call.



3. BILA STEERING TIBA-TIBA TIDAK BERFUNGSI DENGAN BAIK 1. 2. 3. 4.



5. 6. 7. 8.



Jangan PANIK. Kurangi kecepatan dengan EPG dan foot brake. Informasi kepada pengguna jalur. Arahkan truck pada tempat yang aman dengan sisa-sisa tenaga steering ke pinggir jalan dan dengan service brake hentikan truck tersebut. Jika steering susah untuk digerakkan dan tidak memungkinkan untuk mengarahkan truck, gunakan service brake untuk menghentikan unit dengan segera. Aktifkan parking brake dan nyalakan hazard lamp. Matikan engine/ Shut down engine. Ganjalah roda dengan wheel chock. Laporkan pada pengawas



22 | Pengoperasian FMX 440 VOLVO



4. BILA FOOT BRAKE TIBA-TIBA TIDAK BERFUNGSI DENGAN BAIK SAAT OPERASI. 1. Lepaskan accelerator pedal. 2. Aktifkan EPG pada stage 3 atau B. 3. Bila efek pengereman kurang, tarik lever parking brake pada posisi 1 dengan perlahan. 4. Arahkan truck ke tempat yang aman. 5. Netralkan lever transmission. 6. Aktifkan parking brake dan nyalakan hazard lamp. 7. Matikan engine/ Shut down engine. 8. Ganjal roda dengan wheel chock 9. Lakukan pengecekan keliling. 10. Laporkan pada pengawas. 5. BILA ENGINE TIBA-TIBA MATI SAAT SEDANG OPERASI : 1. Jangan PANIK 2. Kurangi kecepatan dengan menekan pedal brake. 3. Arahkan unit pada tempat yang aman ( pinggir jalan ) dan netralkan transmissi. 4. Aktifkan parking brake. 5. Matikan engine / Shut down engine. 6. Ganjalah roda dengan wheel chock. 7. Check keliling kondisi unit. 8. Laporkan pada pengawas. 6. BILA UNIT HARUS DIPARKIR PADA TEMPAT MENANJAK atau MENURUN. 1. Aktifkan parking brake dan blocking valve. 2. Matikan engine/ Shut down engine. 3. Putar steering kea rah kiri ( tanggul, tebing ) atau Ganjal roda dengan wheel chock. 4. Berikan tanda isyarat bahaya ( hazard lamp ) selama parkir. 7. BILA LAMPU PANEL PERINGATAN MENYALA SAAT HAULING/ TRAVELLING 1. Arahkan unit pada tempat yang aman ( pinggir jalan ) dan netralkan transmissi. 2. Aktifkan parking brake dan nyalakan lampu sein kiri bila pengechekan dilakukan dengan posisi engine hidup. 3. Lakukan prosedur sesuai dengan fungsi dari panel tersebut. ( Untuk keterangan detail, baca pada modul Instrument panel ). Petunjuk dan Saran : Berikut dibawah ini petunjuk mengemudi. 1. Setelah menghidupkan engine dan selama mengemudi periksalah instrument panel Berfungsi dengan normal. Bila terjadi ketidaknormalan berhentilah ditempat yang Aman dan cari penyebabnya. 2. Jangan menaikkan/ memacu RPM, sewaktu engine masih dingin. 3. Operasikan unit dengan tercontrol berpedoman rev counter/ rpm, sesuai dengan penggunaannya. 4. Jangan jalankan unit bila lampu peringatan brake system, air pressure gauge padam. Metode dan Teknik Operasi |



23



5. Netralkan transmissi ketika unit posisi berhenti atau parkir. 6. Pergunakan differential lock sebelum memasuki jalan licin. 7. Patuhi rambu-rambu lalu-lintas yang ada. 8. Prioritaskan unit ambulance, lowboy atau unit yang mendapat pengawalan/ escote. 9. Mengemudilah dengan ekonomis ( rev counter di rentang hijau ). 4.1.4.2. MIS OPERATION UNIT DAN PETUNJUK PENCEGAHAN Mis Operation atau salah pengoperasian adalah, Kesalahan dalam mengoperasikan alat yang dilakukan operator sehingga mengakibatkan kerusakan unit. Berikut di bawah ini dijelaskan kasus mis operation dan petunjuk pencegahan : 1. Tidak melakukan pemanasan engine/ Warming up Dampak yang akan terjadi, jika tidak melakukan pemanasan engine pada awal shift, akan Menimbulkan kerusakan antara lain :  Engine Low power  Kerusakan pada silinder liner  Blow by tinggi.  Oli akan terkontaminasi.  Kerusakan pada turbocharger. Pencegahan Lakukan pemanasan engine setiap awal shift, sebelum unit beroperasi.



2. Kesalahan mengoperasikan brake. Mis operation ini akan mengakibatkan keausan disc plate brake tinggi, rusaknya seal oli brake, kerusakan tyre dan kerusakan lower structure (frame, equalizer bar maupun suspensi). 1.Keseringan mengoperasikan brake dijalan menurun akibat dari salah penempatan gear transmissi. 2.Mengoperasian retarder dan foot brake, mendadak akan menyebabkan hentakan/ impact dan beban kejut. Pencegahan Hindari mengoperasikan control lever/ pedal brake dengan mendadak, kecuali darurat. Operasikan control lever retarder, pedal brake dengan perlahan dan halus/smooth. 3. Salah pengoperasian/Mis Operation Torque Converter dan Transmissi. a. Engine hidup/running, transmissi aktif ( selain posisi neutral/ N ) dan posisi unit berhenti. Hal ini akan mengakibatkan :  Oli torque converter over heat.  Stall pada torque converter.



24 | Pengoperasian FMX 440 VOLVO



b. Unit overload muatan. Hal ini akan mengakibatkan :  Oli torque converter over heat.  Torque converter mengalami Stall speed. Pencegahan 1.Operasikan lever transmissi dengan benar sesuai aplikasinya. 2.Letakkan lever transmissi sesuai grade jalan dan control putaran engine/ RPM. 3.Control muatan unit dengan payload meter. 4. Gear select harmful Gear select harmful adalah suatu kesalahan memindahkan speed dari gerak maju ke gerak mundur tanpa menghentikan unit sampai benar-benar berhenti ,dan putaran engine masih tinggi sehingga terjadi beban puntir yang berlawanan pada powertrain . Mis operation seperti ini sering terjadi diarea front loading dan area disposal. 5. Reverse- Forward shifting abuse Reverse-forward shifting abuse adalah, Ketika unit masih berjalan mundur dengan kecepatan 5 - 7 km/jam, terjadi perpindahan gear transmisi dari mundur ke maju. Hal tersebut akan merusak transmissi, karena menerima beban kejut yang sebabkan dari hentakan/ impact gear-gear transmisi. Mis operation seperti ini sering terjadi ketika unit DT manuver diareal sempit, seperti road maintenance, front loading maupun disposal.



Pencegahan ketika melakukan gerakan maju ke mundur atau dari mundur ke maju pastikan unit benarbenar berhenti, Putaran engine low idle setelah itu pindahkan lever transmisi pada posisi maju atau mundur dan naikkan putaran engine (rpm) dengan perlahan. 7. Costing in neutral Costing in neutral adalah suatu kejadian dimana unit berjalan dalam kecepatan tinggi dan lever transmissi dipindah ke posisi netral. Mis operation ini akan cepat merusak transmissi dan komponen power train lainnya. Pencegahan Sebelum unit benar-benar berhenti dan kondisi unit masih berjalan, jangan menetralkan lever transmissi supaya terhindar dari costing in netral yang akan menyebabkan kerusakan pada transmisi.



Metode dan Teknik Operasi |



25



8. Overrunning Overrunning adalah kondisi dimana unit bergerak melebihi putaran RPM engine diatas 2200 ( range merah ). Kejadian ini biasanya terjadi ketika unit melintas dijalan menurun. Mis operation ini akan merusak engine. Pencegahan Selama pengoperasian lakukan kontrol penempatan lever transmissi.Kontrol kecepatan unit dijalan menurun dengan retarder brake, jaga putaran engine di RPM 1900 dan bila unit melintas dijalan turunan panjang akan lebih aman dengan mengaktifkan ARC ( Automatic retarder control ). 9. Manuver terlalu patah, end stroke steering dan berkecepatan tinggi Efek yang ditimbulkan dari manuver terlalu patah adalah : Manuver terlalu patah dan End stroke steering )



Manuver kecepatan tinggi



1. Cenderung roda terangkat sebelah, sehingga tyre depan satu titik saja yang menerima beban. Pada saat yang sama, ujung luar rim akan menekan tyre pada bagian sisiluar(sidewall),dan mengakibatkan tyre cepat rusak,robek, bahkan tyre meledak.



1. Mengakibatkan material tumpah dari vessel. Pada saat yang sama, ujung luar rim akan menekan tyre pada bagian sisi luar (sidewall), dan mengakibatkan tyre cepat rusak,robek, bahkan tyre meledak.



2. Lokasi cepat rusak.



2. Lokasi cepat rusak.



3. Kerusakan pada frame dan suspensi.



3. Kerusakan pada frame dan suspensi.



4. Kerusakan pada sistim hidrolik steering. ( Bila manuver tidak imbang/ balance dengan putaran engine/ RPM rendah dengan kecepatandibawah 5 km/jam.



4. Bila lokasi manuver beda tinggi, bisa mengakibatkan unit tersebut terguling, rebah atau terbalik.



Pencegahan Sebelum melakukan manuver kurangi kecepatan, sesuaikan lever transmissi pada speed rendah dan ketika manuver gunakan speed 1 dan hindari memutar steering secara penuh/ end stroke steering. 10. Body up groud speed Body up ground speed adalah suatu kondisi yang terjadi ketika unit bergerak kecepatan



26 | Pengoperasian FMX 440 VOLVO



di atas 5 km/jam. Tanpa menurunkan dump body terlebih dahulu rapat dengan frame, kejadian ini biasanya terjadi ketika selesai dumping material di disposal. Mis operation ini akan mengakibatkan kerusakan komponen lower structure dan system hidrolik. Pencegahan Ketika selesai dumping gerakkan unit maju ± 3-4 meter bertujuan untuk menghabiskan sisa material dan turunkan vessel rapat dengan frame dengan putaran engine (RPM) low idle, kemudian jalankan unit. 11. Transmission quick shifting Menggunakan gear transmissi tinggi, sebelum unit berjalan naik/ menanjak. Sehingga terjadi perpindahan gear transmissi yang sangat cepat. Contoh : Dari posisi gear 5 langsung berpindah ke gear 2 dengan secara tidak normal. Pencegahan Operasikan lever transmissi dengan benar dan jangan memaksakan tenaga/ power unit untuk melintas dijalan menanjak atau dengan grade tinggi. 12. Parking brake dragging Parking brake dragging adalah suatu kejadian dimana unit berjalan dalam kecepatan ± 5 km/jam, parking brake kondisi ON. Mis operation ini akan cepat merusak komponen brake akibat gesekan lebih dengan suhu tinggi. Pencegahan Pastikan unit berhenti (kecepatan 0 km/jam) sebelum mengaktifkan parking brake.



4.2.



Latihan Uji Materi 1. Sebutkan jarak angle spot dilihat dari sisi sebelah kiri, sisi depan dan sisi sebelah kanan! 2. Jelaskan bagaimana cara penggunaan cruise control! 3. Sebutkan beberapa contoh mis operasi FMX 400 ! 4. Jelaskan fungsi dari inter axle switch dan inter wheel switch! 5. Jelaskan prosedur parkir di tempat menanjak/menurun!



Metode dan Teknik Operasi |



27