Bab Iv Hasil Dan Pembahasan [PDF]

  • Author / Uploaded
  • diana
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Puskesmas Ngesrep 1. Kondisi Geografis Puskesmas Ngesrep Puskesmas Ngesrep merupakan Puskesmas yang terletak di Kelurahan



Ngesrep,



Kecamatan



Banyumanik,



Kota



Semarang.



Mempunyai batas-batas sebagai berikut: a. Utara



: Kelurahan Jatingaleh



b. Selatan



: Jalan Tol



c. Timur



: Kelurahan Srondol Wetan



d. Barat



: Sungai Kaligarang



Gambar 4.1 Peta Wilayah Puskesmas Ngesrep



1



2. Kondisi Demografis Puskesmas Ngesrep Puskesmas Ngesrep dibangun pada tahun 1972, dengan luas wilayah 6,23 km2 yang terdiri dari 3 kelurahan yaitu Kelurahan Ngesrep, Kelurahan Sumurboto, dan Kelurahan Tinjomoyo dengan jarak tempuh terjauh dari desa ke Puskesmas ±5 km. Rata-rata setiap desa dapat dijangkau dengan kendaraan roda 2 / roda 4 . Tabel 4.1 Komposisi Penduduk Tahun 2019 URAIAN



KEL. NGESREP



KEL. SUMURBOT O



KEL. TINJOMOYO



JUMLAH



Jml. Jiwa lakilaki



7.220



4.405



4.853



17.204



Jml. Jiwa perempuan



7.302



5.131



5.324



17.340



Jml Rumah Tangga



3.139



3.358



3.624



10.121



5



4



3



4



Jml. RT



82



46



46



174



Jml. RW



11



5



8



24



Rata-rata jiwa per rumah tanga



Sumber: Dispendukcapil 2017



Jumlah Penduduk dalam wilayah binaan Puskesmas Ngesrep adalah 34.544 jiwa yang terdiri dari jumlah penduduk pria sebesar 17.204 dan jumlah penduduk wanita sebesar 17.340. Puskesmas Ngesrep juga memilki 10.121 kepala keluarga binaan yang tinggal di 174 Rukun Tetangga dalam 24 Rukun Warga. Dengan rata rata dalam satu rumah tangga terdiri dari 4 jiwa.



B. Gambaran Khusus Puskesmas Ngesrep



2



1. Visi dan Misi Puskesmas Ngesrep a. Visi Terwujudnya Pelayanan Kesehatan Berkualitas menuju masyrakat Banyumanik sehat dan mandiri b. Misi 1) Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang berkualitas 2) Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan masyrakat beserta lingkungannya 3) Mendorong kemandirian masyrakat untuk hidup sehat 4) Meningkatkan kualitas SDM agar memilikki kinerja yang tinggi, mandiri dan professional, dan bertanggung jawab atas dalam bidang kesehatan 2. Tata Nilai Puskesmas Ngesrep “RESEP” R



: Ramah



E



: Empati



S



: Sabar



E



: Edukatif



P



: Profesional



3. Komposisi Penduduk Jumlah Penduduk dalam wilayah binaan Puskesmas Ngesrep adalah 34.544 jiwa yang terdiri dari jumlah penduduk pria sebesar 17.204 dan jumlah penduduk wanita sebesar 17.340. Puskesmas Ngesrep juga memilki 10.121 kepala keluarga binaan yang tinggal di 174 Rukun Tetangga dalam 24 Rukun Warga. Dengan rata rata dalam satu rumah tangga terdiri dari 4 jiwa.



Tabel 4.2 Komposisi Penduduk Tahun 2019



3



KEL. NGESREP



KEL. SUMURBOTO



KEL. TINJOMOYO



JUMLAH



Jml. Jiwa lakilaki



7.220



4.405



4.853



17.204



Jml. Jiwa perempuan



7.302



5.131



5.324



17.340



Jml Rumah Tangga



3.139



3.358



3.624



10.121



Rata-rata jiwa per rumah tanga



5



4



3



4



Jml. RT



82



46



46



174



Jml. RW



11



5



8



24



URAIAN



Sumber: Dispendukcapil 2017



a. Pertumbuhan dan kepadatan penduduk Berdasarkan data Dinas kependudukan dan catatan sipil (Dispendukcapil) Kecamatan Banyumanik, jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Ngesrep Tahun 2017 adalah 35.788 jiwa. Tabel 4.3 Jumlah Kepadatan Penduduk Wilayah kerja Puskesmas Ngesrep Tahun 2019 No



Kelurahan



Luas wilayah (km)



Jumlah penduduk



Kepadatan Penduduk (per km2)



1



Ngesrep



2,36



14.479



6.135



2



Sumurboto



2,02



10.535



12.542



3



Tinjomoyo



0,84



10.774



5.334



Jumlah



5,22



35.788



6.856



Sumber: Dispendukcapil 2017 Kepadatan penduduk di wilayah kerja Puskesmas Ngesrep adalah 6.856, artinya rata-rata setiap 1 kilometer persegi wilayah kerja Puskesmas Ngesrep didiami oleh 6.856 orang penduduk. Sehingga wilayah kerja Puskesmasn Ngesrep termasuk dalam kategoti memiliki kepadatan penduduk yang sangat padat.



4



b.



Rasio jenis kelamin penduduk Perkembangan penduduk menurut jenis kelamin dapat dilihat dari perkembangan Rasio Jenis kelamin, yaitu perbandingan penduduk laki-laki dengan penduduk perempuan.



Tabel 4.4 Jumlah Penduduk menurut jenis kelamin Wilayah kerja Puskesmas Ngesrep Tahun 2019 No



Kelurahan



Laki-laki



Perempuan



Total



Rasio jenis kelamin



1



Ngesrep



7.220



7.302



14.522



99



2



Sumurboto



5131



5324



10455



97



3



Tinjomoyo



4853



4714



9567



103



17.204



17.340



34.544



93



Sumber: Dispendukcapil 2019 Berdasarkan data statistik Kecamatan Banyumanik diketahui bahwa dalam setiap 100 penduduk perempuan terdapat 93 penduduk laki-laki. Hal ini mengartikan bahwa jumlah penduduk laki - laki lebih sedikit dibandingkan dengan penduduk dengan jenis kelamin perempuan. Secara teori angka tersebut menunjukan besarnya peluang untuk terlaksananya perencanaan pembangunan yang berkaitan dengan hak-hak atas gender.



c.



Komposisi penduduk menurut kelompok umur



Tabel 4.5 Jumlah Penduduk menurut kelompok umur Wilayah kerja Puskesmas Ngesrep Tahun 2019



5



UMUR



LAKI-LAKI



PEREMPUAN



JUMLAH



0-4 tahun



1.548



1.339



2.887



5-9 tahun



1.235



1.219



2.454



10-14 tahun



1.253



1.186



2.439



15-19 tahun



1.326



1.171



2.497



20-24 tahun



1.364



1.329



2.693



25-29 tahun



1.330



1.286



2.616



30-34 tahun



1.382



1.358



2.740



35-39 tahun



1.439



1.443



2.882



40-44 tahun



1.420



1.458



2.878



45-49 tahun



1.329



1.517



2.846



50-54 tahun



1.132



1.282



2.414



55-59 tahun



1.155



1.153



2.308



60-64 tahun



640



916



1.556



Lebih 65 tahun



384



398



782



Komposisi penduduk wilayah kerja Puskesmas Ngesrep tahun 2019 menurut golongan umur dan jenis kelamin menunjukkan bahwa penduduk wilayah kerja Puskesmas Ngesrep mayoritas adalah penduduk dengan usia produktif. Usia lanjut memiliki proporsi.



Jalur transportasi ke kelurahan-kelurahan di wilayah kerja Puskesmas Ngesrep pada umumnya terjangkau oleh kendaraan roda 4 (empat). Jarak antara kelurahan ke Puskesmas Ngesrep untuk Kelurahan Ngesrep ke Puskesmas dengan jarak 0 (nol) Km dengan perjalanan lancar. Untuk



6



kelurahan Tinjomoyo ke Puskesmas Ngesrep dengan jarak 2 (dua) Km dengan perjalanan lancar, kelurahan sumurboto dengan jarak 4 (empat) km perjalanan lancar. Puskesmas Ngesrep terletak di tengah permukiman penduduk. Akses menuju puskesmas harus melewati jalan-jalan lingkungan yang cukup untuk kendaraaan roda empat dan tidak dilewati kendaraan umum. Kendaraan umum seperti angkot hanya melewati jalan utama (Jalan Teuku Umar). Jarak puskesmas dengan jalan utama cukup dekat dan dapat dicapai dengan jalan kaki . Jalan untuk menuju Puskesmas Ngesrep. C. Gambaran Mutu Pemeriksaan IgG/IgM Antibodi Rapid Test Cassete HEALGEN COVID-19 di Puskesmas Ngesrep5 1. Input a. Man (Sumber Daya Manusia) Jumlah Petugas laboratorium Puskesmas Ngesrep terdiri dari 3 orang Analis. Pelayanan dilakukan hari Senin-kamis, pagi 07.00 – 14.00 siang 10.00 – 17.00 , hari Jumat pagi 07.00 – 11.30 siang 10.30 – 15.00, hari sabtu pagi 07.00 – 12.00 WIB. Pada penelitian ini Responden yang diteliti 3 orang petugas laboratorium. Nama petugas : 1) Siti Bandiyah.S.Tr.AK (196807011992032010) - Pangkat/Golongan : Penata Tk I / III d - Jabatan : Analis - Uraian Tugas : a) Penanggung Jawab UKP laboratorium. b) Melaksanakan kegiatan BIAS. c) Ketua Tim Keselamatan Pasien. d) Anggota Tim Audit UKP. e) Anggota Tim PPI (IPCLN). f) Melaksanakan tugas lain dari pimpinan. 2) Maria Kania Respati,A.Md.AK (1987080520119022003) - Pangkat/Golongan : Pengatur/II c



7



- Jabatan : Analis - Uraian tugas : a) Anggota Tim mutu UKP Laboratorium. b) Pelaksana laboratorium. c) Melakukan kegiatan BIAS. d) Posyandu, Pusling P3K. e) Ketua Tim Audit internal. f) Anggota TIM Admen. g) Anggota TIM Admen perencanaan. h) Anggota TIM Keselamatan Pasien. i) Penanggung Jawab Barang Ruangan Laboratorium. j) Melaksanakan tugas lain dari pimpinan. 3) Rizki Wahyu Putra Widodo,S.Tr,AK (3374020409940002) - Jabatan : Analis - Uraian tugas : a) Anggota TIM mutu UKP Laboratorium. b) Anggota admen UKP c) Anggota Admen TIM Mutu d) Pelaksanaan kegiatan Laboratorium e) Penanggung Jawab Kegiatan Laboratorium f) Melaksanakan Kegiatan BIAS g) Memeriksa Specimen yang dirujuk dari pelayanan Umum, Pelayanan KIA, Pelayanan MTBS dan dari luar Puskesmas. h) Mengembangkan kegiatan laboratorium dari segi kualiatas maupun kuantitas. i) Melaksanakan administrasi Laboratorium. j) Melakukan pemeriksaan dengan metode cepat,fotometri/setara manual. k) Melaksanakan pemeriksaan secara Aglutinasi. l) Melakukan pemeriksaan sederhana secara makroskopis m)Melakukan pemeriksaan sederhana secara mikroskopis



8



n) Melakukan penanganan dan pengelolaan sempel. o) Mempersiapkan peralatan bahan penunjang dan sampling. p) Menyusun rencana kegiatan. q) Memelihara fungsi peralatan laboratorium sederhana. r) Melaksanakan tugas lain dari pimpinan. b. Money (Pendanaan) Untuk pendanaan seluruh pelayanan pemeriksaan umum menggunakan dana yang berasal dari BLUD (Badan Layanan Umum Daerah) modal 10 % dari pendapatan, untuk dana jasa pelayanan modal 60 % dari pendapatan berasal dari JKN (Jaminan Kesehatan Nasional), serta dana belanja operasional modal 40 % dari pendapatan berasal dari BOK (Biaya Operasional Kesehatan). c. Methode (Cara Kerja) Metode pelayanan berdasarkan SOP revisi



pemeriksaan



IgG/IgM antibodi Rapid Test Cassete HEALGEN COVID-19. di laboratorium Puskesmas Ngesrep. Pada penelitian memakai SOP revisi yang telah direvisi dan disesuaikan dengan referensi, selanjutnya akan digunakan untuk observasi kepatuhan petugas terhadap SOP tersebut. Petugas melakukan audit medis berkala 6 bulan 1 kali terhadap kepatuhan pelaksanaan SOP revisi. d. Material (Fasilitas) Fasilitas Pemeriksaan IgG/IgM antibodi Rapid Test Cassete HEALGEN COVID-19 di labotarorium



Puskesmas Ngesrep



berlangsung di luar gedung. dan membutuhkan sarana prasarana meliputi alat medis, bahan, alat non medis.



1) Alat medis terdiri dari : - Tensimeter - Stetoskop



9



- Thermometer gun - Senter - Jam tangan/ stopwatch - Midline - Timbangan dewasa - Alat ukut tinggi badan 2) Bahan terdiri dari : - Masker medis/ masker N95 - Handscrub - Face shield - Handscoon - Gown - Penutup kepala - Sepatu tertutup 3) Alat non medis terdiri dari : - Meja kursi. - Tempat tidur untuk periksa, bangku injak. - Komputer/Laptop - Alat tulis - Stampel/ cap e. Marketing SOP pemeriksaan IgG/IgM antibodi Rapid Test Cassete HEALGEN COVID-19 revisi yang sudah disesuaikan dengan referensi telah di sosialisasi



kepada



Kepala



Puskesmas



dan



disetujui,



selanjutnya



disosialisasikan kepada koordinator laboratorium dan tim mutu. f.



Environment (Lingkungan) Selama pengamatan pada tanggal 28 September 2020 – 3 Oktober 2020 pasien yang berkunjung di laboratorim pemeriksaan IgG/IgM antibodi Rapid Test Cassete HEALGEN COVID-19 adalah 54 orang, dalam sehari rata-rata sebanyak 9 pasien.



10



g.



Process a.



P1 (Perencanaan) SOP pemeriksaan IgG/IgM antibodi Rapid Test Cassete HEALGEN COVID-19 yang telah direvisi digunakan oleh peneliti sebagai pedoman dalam penelitian. SOP baru merupakan revisi SOP asli yang sudah disiapkan oleh peneliti dan telah disesuaikan dengan referensi.



b. P2 (Penggerakan dan Pelaksanaan) 1) Petugas yang memberikan pelayanan yaitu 3 orang Analis, di ruang laboratorium sesuai dengan SOP yang disepakati. 2) Kegiatan pelayanan pemeriksaan umum dilaksanakan setiap Senin – Kamis : 07.00 – 17.00 WIB, Jum’at : 07.00 – 15.30 WIB, Sabtu: 07.30 – 12.00 WIB. c. P3 (Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian) Catatan harian yang dilaksanakan di Laboratotium disimpan dalam SIMPUS. 2. Output Jumlah kunjungan pelayanan pemeriksaan umum pada tahun 2019 yang membayar sebesar 3.432, sedangkan pasien gratis sebesar 19.671, pasien dengan jaminan Non PBI sebesar 10.942 dan jumlah pasien jaminan PBI sebesar 30.235. Kasus yang peneliti observasi dari tanggal 8 September 2020 jumlah kunjungan pasien berjumlah 25 pasien, rata-rata perhari 30 pasien. 3. Outcome a. Diharapkan terjadinya peningkatan mutu pelayanan yang sesuai dengan kepatuhan petugas pelayanan pemeriksaan umum dikatakan baik apabila presentase tingkat kepatuhan atau compliance rate (CR) lebih dari 80%. b. Diharapkan terjadinya peningkatan kepuasan pasien terhadap pelayanan pemeriksaan umum dikatakan kinerja unit pelayanan



11



sangat baik apabila nilai interval IKM 3,5324-4,00 dan nilai interval konversi IKM 88,31-100,00. 4. Impact Peningkatan derajat kesehatan dapat dilihat dari indikator berupa angka umur harapan hidup dari Badan Pusat Statistika (BPS) di Jawa Tengah sebesar 74,23.



12



D. Simple Problem 1. Identifikasi Masalah Pemeriksaan IgG/IgM Antibodi Rapid Test Cassette HEALGEN COVID-19 Observasi kepatuhan petugas terhadap SOP Pemeriksaan IgG/IgM Antibodi Rapid Test Cassette HEALGEN COVID-19 di laboratorium Puskesmas Ngesrep. Observasi kepatuhan ini dilakukan sebanyak 54 kali terhadap petugas laboratorium. Observasi dilakukan pada tanggal 28 September 2020 – 3 Oktober 2020 dengan mengamati 3 orang petugas laboratorium menggunakan daftar tilik kepatuhan petugas. Data yang diamati ditabulasi selanjutnya dinilai tingkat kepatuhan/compliance rate (CR). CR dinilai baik, bila lebih dari sama dengan 80% dan dinilai kurang baik jika kurang dari 80%. Hasil perhitungan CR petugas laboratorium adalah sebagai berikut: CR kepatuhan dokter terhadap SOP Pelayanan medis:



∑ Ya 1.385 x 100 %= x 100 %=94 % 1.385+73 ∑ Ya+ ∑ Tidak Dari data diatas menunjukkan angka kepatuhan petugas terhadap SOP pelayanan medis adalah baik karena nilai CR yaitu (89%). Terdapat item yang kurang dari 80% dari SOP pelayanan medis yaitu: 1. Petugas tidak melakukan cuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum pemeriksaan (59 %). (Masalah A) 2. Petugas tidak menggunakan APD level 3 (0%) (Masalah B) 3. Petugas mempelkan alcohol swab pada lokasi bekas tusukan dan tekan untuk menghentikan perdarahan (53%) (Masalah C) 4. Petugas hanya menulis identitas nama pasien di kaset uji (51%) (Masalah C) 2. Prioritas Masalah Peneliti menentukan prioritas masalah dengan menggunakan matriks problem priority dari empat masalah tersebut diatas. Matriks prioritas masalah atau matriks problem priority merupakan salah satu alat dalam



13



menyusun urutan prioritas dari sejumlah masalah. Setiap masalah ditentukan ranking manfaat dan ranking usahanya untuk menyelesaikan masalah. Ranking dimulai dari yang terbaik dengan urutan 1-5. Ranking manfaat kemudian dikalikan dengan nilai ranking usaha sebagai extended value. Nilai extended value terkecil dapat dipilih sebagai prioritas masalah. Penilaian dengan skala 1-5 : a. Angka 5 melambangkan kemanfaatan besar b. Angka 4 melambangkan kemanfaatan cukup c. Angka 3 melambangkan kemanfaatan sedang d. Angka 2 melambangkan kemanfaatan kurang e. Angka 1 melambangkan kemanfaatan kecil Penilaian usaha dengan skala 1–5 : a. Angka 5 melambangkan usaha besar b. Angka 4 melambangkan usaha cukup c. Angka 3 melambangkan usaha sedang d. Angka 2 melambangkan usaha kurang e. Angka 1 melambangkan usaha kecil Kemudian ranking manfaat dikali nilai ranking usaha sebagai extended value. Berdasarkan nilai extended value yang terkecil dapat dipilih prioritas masalah. Berikut adalah matriks problem priority dari beberapa masalah dalam penelitian ini: Tabel 4.6 Matriks Prioritas masalah petugas pelayanan medis Masalah Masalah A Masalah B Masalah C Masalah D



Ranking manfaat 5 4 3 3



Ranking usaha 4 3 3 2



Extended value 20 12 9 6



Urutan prioritas I II III IV



Berdasarkan penelitian ditemukan masalah prioritas yaitu : 1) Petugas tidak melakukan cuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum pemeriksaan (59 %). (Masalah A) 2) Petugas tidak menggunakan APD level 3 (0%) (Masalah B)



14



3) Petugas mempelkan alcohol swab pada lokasi bekas tusukan dan tekan untuk menghentikan perdarahan (53%) (Masalah C) 4) Petugas hanya menulis identitas nama pasien di kaset uji (51%) (Masalah C) 3. Identifikasi Penyebab Masalah Identifikasi penyebab masalah yaitu Petugas tidak melakukan cuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum pemeriksaan Tabel 4.7



Identifikasi penyebab Petugas tidak melakukan cuci



tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum pemeriksaan Input Man Money Material Methode Marketing Environtmen t



Penyebab Masalah 1. Petugas lupa untuk cuci tangan 2. Petugas tergesa-gesa karena pasien banyak 1. Anggaran untuk pembuatan tempat cuci tangan belum ada.



1. Kurangnya media promosi untuk mengingatkan petugas agar cuci tangan -



15



1. Petugas lupa untuk cuci tangan 2. Petugas tergesa-gesa karena pasien banyak



MAN



MONEY



1. Anggaran untuk pembuatan tempat



cuci tangan belum ada.



METHODE



Petugas tidak melakukan cuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum pemeriksaan



LINGKUNGAN



MATERIAL



MARKETING



1. Kurangnya media promosi untuk mengingatkan petugas agar cuci tangan



Gambar 4.2 Pendekatan Analisis Fish Bone untuk Pelayanan Medis 4. Menentukan Penyebab Masalah Paling Mungkin Setelah dilakukan identifikasi penyebab masalah melalui analisis fish bone, maka langkah selanjutnya adalah menentukan penyebab masalah paling mungkin. Untuk menentukan penyebab masalah paling mungkin dapat menggunakan diagram pareto, untuk membuat diagram pareto berikut langkah – langkahnya.



16



a. Paired Comparison Pada



perbandingan



berpasangan



(paired



comparison)



membandingkan penyebab masalah dibandingkan dengan penyebab masalah lainnya, pada penulisan ini terdapat empat penyebab masalah. Berdasarkan analisa penyebab masalah dengan Metode Paired Comparison didapatkan urutan prioritas penyebab masalah sebagai berikut: Tabel 4.8 Perbandingan Berpasangan (Paired Comparison) N o



Penyebab masalah



1



Petugas lupa untuk cuci tangan



I 1



II 1



2



3



2



2



3



4



III 1 4



2



3 4



Petugas tergesa-gesa banyak



karena pasien



Anggaran untuk pembuatan tempat cuci tangan belum ada



3 4



Kurangnya media promosi untuk mengingatkan petugas agar cuci tangan



Keterangan jumlah: 1. Petugas Tergesa-gesa karena pasien banyak (2) 2. Petugas lupa untuk cuci tangan (1) 3. Anggaran untuk pembuatan cuci tangan belum ada (0) 4. Kurangnya media promosi untuk mengigatkan petugas agar cuci tangan (3) b. Distribusi Frekuensi Penyebab Masalah Menjumlahkan



penyebab



masalah



pada



tabel



Paired



Comparison yang di lingkari merah maka dapat dihitung jumlah distribusi frekuensi penyebab masalah dengan cara membuat turus/ tally. Hasil Tally yang dilakukan adalah sebagai berikut:



17



Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Petugas tidak melakukan cuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum pemeriksaan N o 1 2 3 4



Penyebab masalah



Tally



Jumlah



Petugas Tergesa-gesa karena pasien banyak Petugas lupa untuk cuci tangan



II I



2 1



Anggaran untuk pembuatan tempat cuci tangan belum ada Kurangnya media promosi untuk mengigatkan petugas agar cuci tangan



0



0



III



3



Berdasarkan analisis penyebab masalah dengan menggunakan metode Paired Comparison dan melakukan turus/tally didapatkan urutan prioritas penyebab masalah sebagai berikut : 1. Kurangnya media promosi untuk mengingatkan petugas agar cuci tangan (3) 2. Petugas tergesa-gesa karena pasien banyak (2) 3. Petugas lupa untuk cuci tangan (1) 4. Anggaran untuk pembuatan tempat cuci tangan belum ada (0) c. Membuat Tabel Pareto Tujuan pembuatan tabel pareto adalah sebagai dasar pembuatan diagram analisis pareto dengan cara mengurutkan penyebab masalah dimulai dari frekuensi terbesar ke frekuensi terkecil.



18



Tabel 2.8 Tabel Pareto untuk Masalah Distribusi Frekuensi Petugas tidak melakukan cuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum pemeriksaan N o 1



Penyebab masalah Kurangnya



2



mengingatkan petugas agar cuci tangan Petugas tergesa-gesa karena pasien



3 4



banyak Petugas lupa untuk cuci tangan Anggaran untuk pembuatan tempat



media



cuci tangan belum ada Total



promosi



untuk



Frekuensi



Jumlah Kumulatif



Presentase Kumulatif



3



3



15%



2



5



25%



1



6



30%



0



6



30%



20



100%



19



d. Diagram Analisis Pareto 3



100.00%



FREKUENSI/FREK. KUMULATIF



90.00% 80.00% 70.00%



2



60.00% Frekuensi 50.00% Jumlah Kumulatif Presentase 40.00% Kumulatif 30.00%



1



20.00% 10.00% 0



A



B



C



0.00%



Gambar 4.3 Diagram Analisis Pareto tentang Distribusi Frekuensi Petugas tidak melakukan cuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum pemeriksaan Keterangan: A. Kurangnya media promosi untuk mengingatkan petugas agar cuci tangan (3)



20



B. Petugas tergesa-gesa karena pasien banyak (2) C. Petugas lupa untuk cuci tangan (1) D. Anggaran untuk pembuatan tempat cuci tangan belum ada (0) Diagram pareto adalah



alat statistik yang digunakan untuk



memilih faktor masalah berdasarkan fakta dan data. Azas pareto mengungkapkan bahwa dengan mengendalikan yang sedikit 20%, maka dengan cepat menguasai yang lebih besar (80%). Hal ini berarti dengan menyelesaikan masalah A pada tabel pareto maka bisa menyelesaikan sebagian besar masalah terkait masalah petugas tidak melakukan pemeriksaan secara sistematik, meliputi : inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi saat melakukan pelayanan medis. Berdasarkan perhitungan dengan analisis pareto dalam menyelesaikan suatu masalah maka dipilih satu masalah dengan persentase kumulatif kurang dari 80% dan berupa persentase kumulatif terendah 66,67 % yaitu ruangan pemeriksaan tidak memenuhi standard dalam keadaan pandemi covid-19. 5. Alternatif Pemecahan Masalah Dalam penelitian ini didapatkan penyebab masalah yang paling mungkin yaitu Petugas tidak melakukan cuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum pemeriksaan. Beberapa alternatif pemecahan masalah diusulkan lewat curah pendapat dan persetujuan dengan Kepala Puskesmas, pemegang program dan petugas laboratorium adalah sebagai berikut: 1) Alternatif I Pembuatan media penggingat agar petugas selalu ingat untuk mencuci tangan. 2) Alternatif II Melakukan perombakan pada tempat cuci tangan agar lebih menarik. 6. Keputusan Pemecahan Masalah Dari 2 alternatif pemecahan masalah yang diusulkan maka selanjutnya akan diambil pengambilan keputusan pemecahan masalah dengan matrix cost benefit (manfaat dibanding biaya) sebagai berikut:



21



Penilaian dapat dibuat dengan skala 1-5 a. Angka 5 melambangkan manfaat dan biaya besar b. Angka 4 melambangkan manfaat dan biaya cukup c. Angka 3 melambangkan manfaat dan biaya sedang d. Angka 2 melambangkan manfaat dan biaya kurang e. Angka 1 melambangkan manfaat dan biaya kecil Tabel 4.10 Matriks Cost Benefit Alternatif Alternatif I Alternatif II



Manfaat



Biaya



Ratio



1 5



5 1



5 5



Ranking I II



Keterangan: a. Rangking I : Pembuatan media penginggat agar petugas selalu ingat untuk cuci tangan. b. Rangking II : Melakukan perombakan pada tempat cuci tangan agar lebih menarik 7.



Rencana Pelaksanaan Kegiatan (Plan Of Action) Berdasarkan alternatif pemecahan masalah yang telah diambil, maka disusun Plan Of Action yaitu Pembuatan media penginggat agar petugas selalu ingat untuk cuci tangan. Persiapan dilakukan pada Sabtu, 19 September 2020 meliputi koordinasi dan diskusi dengan kepala puskesmas dan dokter pemegang pogram mengenai pembuatan konsep pengajuan pembuatan ruang pemeriksaan. Dokter muda mengajukan beberapa konsep ruangan pemeriksaan kepada kepala puskesmas dan pemegang program. Dokter muda koordinasi konsep pembuatan surat pengajuan penataan ruangan melakukan diskusi melalui koordinasi dan diskusi serta meminta persetujuan dengan kepala puskesmas. Keberhasilan persiapan dinilai dari tersusunnya dan disetujui konsep pembuatan surat pengajuan penataan ruang melalui koordinasi dan diskusi. Pelaksanaan akan dilakukan pada Selasa, 22 September 2020 yaitu dokter muda membuat surat ditujukan kepada kepala puskesmas yang ditanda tangani oleh ketua program.



22



Dokter muda juga memberikan media edukasi (Poster) yang bertujuan sebagai pengingat agar petugas dapat melakukan pemeriksaan fisik dengan aman serta ruangan yang aman dalam pelayanan medis di ruang pelayanan pemeriksaan umum di era pandemi covid-19. Indikator kegiatan telah berhasil dilaksanakan yaitu tersusunnya



pembuatan konsep pengajuan



pembuatan ruang dan disetujui oleh kepala Puskesmas dan pembuatan surat yang dibuat oleh dokter muda dan ditujukan kepada kepala puskesmas yang telah ditanda tangani oleh ketua program untuk pengajuan penataan ruang di setujui. Penilaian dan evaluasi mengenai sulitnya petugas melakukan pemeriksaan secara sistematik, meliputi : inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi saat melakukan pelayanan medis dinilai 6 bulan kemudian setelah penataan ruangan pemeriksaan yang sesuai standard dilakukan, indikator penilaian dan evaluasi dikatakan berhasil tingkat kepatuhan petugas (CR) terhadap SOP tinggi > 80 %. E. Pemilihan Media Edukasi (Berdasarkan Skala Intensitas) Media komunikasi yang dipilih untuk menyelesaikan masalah tidak melakukan pemeriksaan secara sistematik, meliputi : inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi saat melakukan pelayanan medis. Penulis memilih media edukasi poster ini sebagai media edukasi untuk pengingat petugas. Pemilihan media ini didasarkan pada: a. Faktor Tujuan Media dipilih dan digunakan haruslah sesuai dengan tujuan edukasi yang telah ditetapkan/ dirumuskan. b. Faktor Efektifitas Dari berbagai media yang ada, haruslah dipilih media yang paling efektif untuk digunakan dan paling tepat/sesuai dengan tujuan edukasi yang dirumuskan. c. Faktor Ketersediaan Media Hal ini sesuai dengan situasi dan kondisi puskesmas yang memerlukan ruang pemeriksaan yang sesuai dengan standard pelayanan pandemic covid-19.



23



Dasar pemilihan jenis media komunikasi (berdasarkan skala intensitas) Ciri-ciri skala intensitas metoda dan media komunikasi yang terpilih dengan memperhatikan, hal-hal sebagai berikut: a. Faktor situasi (waktu yang dibutuhkan, keterlibatan staff dan ruang yang dibutuhkan) (intensitas 1 ) b. Faktor efisiensi dilihat dari segi biaya (intensitas 1 ) c. Faktor efisiensi dilihat dari ongkos petugas awal (intensitas 2) d. Faktor efisiensi dilihat dari pemeliharaan (intensitas 1) e. Faktor efisiensi dilihat dari luas ruang yang dibutuhkan (intensitas 1) f. Faktor efisiensi dilihat dari perbaikan alat penggantian (intensitas 1) g. Faktor efektifitas dilihat dari interaksi, identitas dan repetisi (intensitas1) h. Faktor efektifitas dilihat dari retensi (intensitas 2) i. Faktor efektifitas dilihat dari repetisi (intensitas 1) j. Faktor efektifitas dilihat dari warna (intensitas 3) k. Faktor tujuan pendidikan mengenai fakta, prosedur (intensitas 2) l. Faktor sikap dan pendapat (intensitas 1) Langkah – langkah pembuatan poster sebagai media edukasi a. Menentukan masalah yang akan diinformasikan kepada sasaran b. Membuat konsep (pemilihan tulisan, gambar, pewarnaan, desain dan masalah yang diinformasikan) c. Melakukan konsultasi dengan petugas pelaksana dan penanggung jawab UKP pelayanan medis di pelayanan pemeriksaan umum. d. Membuat skema (ruangan pemeriksaan dengan standard pandemic covid-19) e. Melakukan konsultasi kembali dengan petugas pelaksana dan penanggung jawab UKP pelayanan medis pemeriksaan umum. F. Complex Problem Penelusuran complex problem dalam penelitian ini dilakukan dengan cara wawancara dengan responden yaitu pasien di pelayanan pemeriksaan



24



umum yang membawa print out/ nomer antrian dan berusia lebih dari 17 tahun yang menerima pelayanan medis di pelayanan pemeriksaan umum Ngesrep sebanyak 20 responden. Wawancara dilakukan dengan menanyakan 9 buah pertanyaan sesuai dengan unsur minimal penilaian indeks kepuasan masyarakat.



Setelah



semua



pertanyaan



dari



20



responden



selesai



diwawancarai, maka data diolah dengan cara: 1. Menghitung Jumlah Nilai Per Unsur Menjumlahkan skor dari 9 pertanyaan pada setiap unsur 2. Menghitung Nilai Rata-Rata (NRR) Per Unsur Jumlah Nilai Per Unsur Dibagi dengan Jumlah Responden 3. Menghitung Nilai Rata-Rata Tertimbang Per Unsur Nilai Rata-Rata Per Unsur di kalikan 0.11 (Standart Baku) 4. Menghitung Nilai Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Nilai Rata-Rata Tertimbang Per Unsur di jumlahkan 5. Mencari Nilai IKM setelah di Konversi Nilai Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) dikali 25 (Standar Baku). 6. Melihat Mutu Pelayanan (Pada setiap Unsur) Nilai Rata-Rata Tertimbang Per Unsur dikali dengan 25 7. Kinerja Unit Pelayanan Hasil penilaian terhadap kepuasan pasien terhadap pelayanan medis pemeriksaan umum di Puskesmas Ngesrep, menggunakan nilai Indeks Kepuasan Masyarakat dapat dilihat pada lampiran. Tabel 4.11 Nilai Indeks Kepuasan Masyarakat dengan Nilai Standar Nilai Perseps i 1 2 3 4



Nilai Interval IKM



Nilai Interval Konversi IKM



Mutu pelayanan



Kinerja Unit Pelayanan



1,00 – 2,5996 2,60 – 3,064 3,0644 - 3,532 3,5324 - 4,00



25 – 64,99 65,00 – 76,600 76,61 – 88,30 88,31 – 100,00



D C B A



Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik



Identifikasi complex problem didapatkan kepuasan pasien mendapat nilai IKM total yaitu 3,54 dikonversikan dengan nilai interval indeks



25



kepuasan masyarakat yaitu 88,5 yang berarti sangat baik. Nilai per item pertanyaan kuesioner kepuasan pelanggan tidak ada yang dibawah 3,00 dengan nilai terendah 3,25 dan tertinggi 4,00 yaitu pada pertanyaan : a. P3 tentang Waktu Penyelesaian Yang memberikan nilai 3 berjumlah 8 responden (80%) dari 10 orang tentang waktu pemeriksaan yang dilakukan dokter di pemeriksaan umum membutuhkan waktu yang cukup dengan nilai persepsi 3,20. b. P2 tentang Sistem, Mekanisme dan Prosedur Yang memberikan nilai 3 berjumlah 0 responden (0%) dari 10 orang tentang alur yang dilalui oleh pasien mulai dengan mendaftar,



mendapatkan



pelayanan



medis



sampai



dengan



mendapatkan obat sesuai dengan keluhan, dengan nilai persepsi 4,00. Setelah dikonversi, nilai IKM yang didapatkan adalah 3,54 yang diasumsikan dengan interval nilai indeks kepuasan masyarakat 3,5324-4,00 (Baik). Nilai mutu pelayanan pemeriksaan umum adalah 88,5 (A). Nilai Indeks Kepuasan Masyarakat setelah dikonversi menjadi nilai Kinerja Unit Pelayanan medis di pemeriksaan umum dapat disimpulkan bahwa kinerja pelayanan pemeriksaan umum adalah sangat baik.



26



Tabel 4.12 Hasil Survei Kepuasan Pelanggan terhadap Pelayanan Medis P1 77



P2 80



P3 65



P4 74



P5 69



P6 71



P7 71



P8



P9



73



70



3,85



4,00



3,25



3,70



3,45



3,55



3,55



3,65



3,50



Nilai bobot rata-rata tertimbang



0,42



0,44



0,35



0,40



0,37



0,39



0,39



0,40



0,38



Mutu pelayanan pada setiap unsur



10,5



11



8,75



10



9,25



9,75



9,75



10



9,5



Jumlah nilai



Nilai indeks pelayanan (IKM)



3,54



Konversi nilai IKM Mutu Pelayanan



88,5 A (Kinerja unit pelayanan sangat baik)



27