BAB IV PEMBAHASAN Asliii [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB IV PEMBAHASAN Pengamatan dilakukan pada Pit tambang SM-A untuk mengamati kegiatan pengupasan OB dengan menggunakan alat angkut, alat muat, dan alat support mekanis yang membantu dalam keserasian alat dan produktifitas, Berikut ini alat-alat mekanis yang digunakan pada lokasi pengamatan PT BSS yakni : 1. 1 unit excavator Hitachi 2500 2. 5 unit Dump Truck CAT 777D 3. 1 unit Bulldozer CAT D 375 A , 1 unit water truck Hino FM 320TI dan 1 Motor Grader GD705A-4 4.1 Alat – Alat Berat Alat-alat berat yang di gunakan dalam proses penambangan ini berupa alat gali muat, alat angkut, dan alat pendukung (support). 4.1.1 Alat Gali Muat Selain untuk kegiatan penggalian, excavator juga di gunakan untuk kegiatan pemuatan overburden. Adapun kapasitas muatan bucket dari excavator back hoe type Hitachi 2500 adalah 3.1232 LCM/2,440 BCM



Gambar 4.1 Excavator Hitachi 2500 4.1.2 Alat angkut



Pembahasan



17



Gambar 4.2 Dump Truck CAT 777D 4.1.3



Alat pendukung (Support) 1. Buldozer D375-A merupakan alat yang digunakan untuk mendorong dan mengumpulkan material OB yang terdapat pada pit SM-A selatan,untuk kemudian di muat oleh Hitachi 2500



Pembahasan



18



Gambar 4.3 Bulldozer CAT tipe ripping D85E-SS



1. Motor grader grader berfungsi untuk membersihkan scrab jalan yang menggangu aktifitas alat muat dan alat angkut



Gambar 4.5 Motor Grader komatsu D 375-A 2. Water truck berfumgsi untuk menyirami jalan atau daerah tambang yang berdebu akibat aktifitas alat mekanis pada daerah disposal dan pit tambang



Pembahasan



19



Gambar 4.6 unit water truck FM 320T



4.2 Faktor Yang Mempengaruhi Keserasian Alat Gali Muat dan Alat Angkut Kegiatan pengupasan Over Burden adalah suatu kegiatan penambangan yang tidak terlepas dari yang namanya loading, Kegiatan loading ini sangat berperan penting dalam keberlangsungan suatu perusahaan tambang, Olehnya itu produktifitas kegiatan loading harus berjalan dengan baik jika tidak perusahaan akan mengalami kerugian, Namun tidak selamanya apa yang di inginkan oleh pihak perusaan sesuai dengan apa yang diinginkan kareana ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi produktifitas loading itu sendiri diantaranya yaitu: 4.2.1 Kondisi Alat yang Digunakan Kondisi peralatan yang digunakan adalah salah satu faktor yang dapat mempengaruhi jumlah produksi alat mekanis, apabila alat masih dalam kondisi baik maka kemampuam produksi masih tinggi atau terbilang sangat baik, Namun apabila kondisi alat mekanis yang digunakan dalam kondisi kurang baik maka kemampuan produksinya pun akan sangat rendah. Jelas terlihat bahwa alat yang memiliki kondisi baik akan bergerak lebih lincah dibandingkan dengan alat yang memiliki kondisi buruk,



Pembahasan



20



Gambar 4.7 Excavator dan Dump Truck dalam kondisi baik



4.2.2 Mekanisme kegiatan pemuatan 4.2.2.1 Menggali (dig) Tahapan dimana geyan breaker dan excavator mulai menggali material over burden (OB) berupa batu kapur.



Pembahasan



21



Gambar 4.8 Tahap menggali menggunakan Hitachi 2500 4.2.2.2 Mengayunkan ke truck (swing)  Tahapan di mana setelah bucket terisi penuh dilanjutkan dengan gerakan mengayun menuju truck dan berhenti pada titik pengisian tepatnya di atas Bucket Truck, Untuk dapat beroperasi dengan baik sebaiknya sudut ayun tidak lebih dari 45 derajat.



Gambar 4.9 Tahap mengayunkan ke truck 4.2.2.3 Melepaskan Muatan (Dumping)  Tahapan di mana saat bucket yang terayun mencapai titik dumping dan segera melepaskan material dari Bucket Excavator ke dalam Bassel Waktu dumping sangat dipengaruhi oleh cepat lambatnya Bucket melepaskan material OB. Tahapan ini juga menentukan Efektifitas kerja Excavator dimana perlu ketepatan dalam mengisi material ke dalam alat angkut. Ini dikarenakan terkadang material yang di muat dengan Excavator tidak seluruhnya tertumpah ke dalam alat angkut.



Pembahasan



22



Gambar 4.10 Tahap Dumping 4.2.2.4 Mengayun Kembali ke Posisi semula (Swing in) Tahapan di mana bucket excavator mengayun kembali ke tempat penggalian sambil menurunkan dan menarik Bucket ke posisi dimulainya siklus penggalian baru.



Gambar 4.11 Tahap Swing in



4.2.3



Pola Pemuatan



Pembahasan



23



Pola pemuatan yang dilakukan di PT, Sims Jaya Kaltim pada proses pemuatan adalah top loading. Top loading adalah posisi pemuatan dimana alat muat berada di atas tumpukan material sehingga posisi alat muat menjadi lebih tinggi daripada alat angkut, Berdasarkan arah penggalian single spotting, dimana alat angkut pertama menempatkan diri untuk dimuati pada satu sisi alat muat saja, setelah pemuatan selesai alat angkut pertama berangkat kemudian alat angkut kedua melakukan manuver dan mundur untuk dimuati.



Gambar 4.12 Pola Muat Top Loading Hitachi 2500 terhadap Dump Truck 777D Sedangkan pola pemuatan Bottom Loading yaitu posisi pemuatan dimana alat muat berada dibawah/sejajar sehingga posisi alat muat menjadi lebih rendah atau sejajar dengan alat angkut.



Pembahasan



24



Gambar 4.13 Pola Muat backhoe Hitachi 2500 terhadap Dump Truck CAT 777D 4.3



Mekanisme Kegiatan Pengangkutan Proses pengangkutan dapat dibagi menjadi beberapa tahap yaitu:



4.3.1



Menunggu (queue) Tahap dimana dump truck menunggu untuk memulai manuver sebelum



menggambil posisi untuk di beri muatan.



Gambar 4.14 Tahap menunggu 4.3.2 Mengambil posisi (Spot)



Pembahasan



25



Tahap di mana Dump Truck mengambil posisi sebelum diberi muatan oleh excavator.



Gambar 4.15 Tahap pengambilan posisi 4.3.3



Pengisian (Load) Tahap dimana dump truck sedang diberi muatan oleh excavator.



Pembahasan



26



Gambar 4.16 Pengisian/Pemuatan 4.3.4



Pengangkutan Muatan dan Kembali kosong (Hauling) Tahap di mana dump truck membawa muatan ke tempat pembuangan OB



atau kembali ke posisi menunggu setelah melakukan dumping.



Gambar 4.17 Tahap pengangkutan muatan



Pembahasan



27



Gambar 4.18 Tahap kembali kosong



4.4. Faktor Efesiensi Kerja Kerja suatu mesin tidak selamanya bekerja 100%, karena hambatan hambatan kecil yang dapat berdampak pada produktifitas loading and hauling Adapun faktor – faktor yang mempengaruhi efisiensi kerja yang dialami yaitu sebagai berikut: 4.4.1 Menunggu alat Menunggu adalah salah satu hambatan yang terjadi pada kegiatan loading and hauling yang di akibatkan oleh jumlah alat angkut dan alat muat yang terbatas sehingga terdapat waktu tunggu bagi alat angkut dan alat muat, Terjadinya waktu tunggu bagi alat muat dikarenakan alat angkut yang mengalami kerusakan atau di karenakan kondisi jalan yang licin, Sedangkan terjadinya waktu tunggu bagi alat angkut di sebabkan alat muat yang bekerja lebih sedikit dibandingkan dengan alat angkut.



Pembahasan



28



Gambar 4.19 Posisi alat muat yang menunggu alat angkut (posisi gantung)



Gambar 4.20 Posisi alat angkut menunggu untuk di beri muatan 4.4.2



Mengatur posisi (Manuver) Mengatur posisi atau manuver juga sangat mempengaruhi produktivitas



loading and hauling dimana waktu manuver yang terlalu lama menyebabkan produktivitas loading and hauling pun menjadi berkurang, Apabila manuver yang dilakukan oleh alat muat untuk berpindah terlalu lama maka proses pemuatan akan terhambat, Begitu pula sebaliknya.



Pembahasan



29



Gambar 4.21 Posisi manuver alat angkut (posisi antrian)



4.4.3



Toilet Stop Buang air adalah sesuatu yang tidak mungkin dihindari jika tiba-tiba operator



merasa ingin buang air, Terkadang ketika sedang mengoperasikan alat muat maupun alat angkut tiba-tiba operator merasa ingin buang air maka operator akan lansung meminta izin kepada pengawas untuk buang air, Sehingga secara otomatis produktifitas pemuatan dan pengangkutan pun pasti mengalami penurunan akibat waktu yang terbuang selama operator melakukan buang air. 4.4.4 Kerusakan alat Kerusakan (breakdown) alat adalah hal yang sangat menghambat kegiatan pemuatan dan pengankutan, bagaimana tidak jika alat muat atau alat angkut rusak kegiatan loading and hauling akan terhenti sementara karena alat angkut atau alat muat yang mengalami kerusakan



Pembahasan



30



Gambar 4.22 Kerusakan Alat Mekanis (Breakdown) 4.4.5



Kapasitas Alat Muat dan Alat Angkut



a. Kapasitas Alat Muat Kapsitas



alat



muat



berbeda



beda



setiap



tipenya,



maka



penggunaannyapun harus sesuai dengan keperluan penggalian dan pemuatan. Serta mempertimbangkan tingkat keserasian alat angkut dan alat muat, tapi pada excavator hitaci 2500 sebesar 15 m³.



Gambar 4.23 Kapasitas Excavator Hitachi 2500



Pembahasan



31



Gambar 4.24 Kapasitas Dump Truck CAT 777D b. Kapasitas Alat Angkut Berdasarkan data yang di peroleh diperusahaan bahwa kapasitas bassel dumpt truck CAT 777D yang digunakan adalah ± 42 BCM,



4.5 Pengaruh Cuaca Cuaca merupakan hal yang sangat mempengaruhi produktifitas loading and hauling, Adapun pengaruh cuaca terhadap produktifitas loding and hauling adalah sebagai berikut: a. Pengaruh cuaca terhadap produktifitas loading Cuaca sangat berpengaruh dalam produktifitas kegiatan pemuatan dimana kondisi cuaca yang baik akan memaksimalkan produktifitas loading karna hambatan yang diperoleh sangat kecil atau bahkan hampir tidak ada, Namun jika kondisi cuaca hujan deras maka produktifitas kegiatan pemuatan akan dihentikan = 0 , hal-hal yang terjadi bila hujan antara : 1. Bila air tergenang maka alat muat material harus di blanding terlebih dahulu



Pembahasan



32



2. Material OB (overburden) yang akan diangkut akan semakin berat karena bercampur dengan air 3. Alat muat akan kesulitan membuat dudukan alat untuk memulai kegiatan pemuatan karna material yang cenderung amblas karna air hujan b. Pengaruh cuaca terhadap produktivitas hauling Produktifitas hauling tergantung pula pada kondisi cuaca dimana kondisi cuaca yang baik akan memudahkan/memaksimalkan produktifitas alat angkut begitu pula jika kondisi cuaca buruk/hujan, maka produktifitasnya pun akan semakin rendah, Adapun faktor yang menyebabkan rendahnya produktifitas hauling ketika turun hujan adalah sebagai berikut: 1. Kondisi jalan yang dilalui oleh alat angkut berlumpur dan licin sehingga alat agkut membutuhkan waktu edar yang cukup lama karena ban dari pada alat angkut licin atau mengalami kesulitan untuk berjalan, 2. Dapat menganggu pandangan dari pengemudi alat angkut(Dump trick dan articulated ) 3. Jika hujannya terlalu deras, maka alat angkut akan di berhentikan oleh departement production



Gambar 4.25 Kondisi Jalan Licin Dan Berlumpur 4. Kondisi material OB (overburden) yang semakin berat karena bercampur dengan air



Pembahasan



33



5. Lambatnya proses pemuatan yang dilakukan oleh alat muat, 4.6 Kondisi Tempat Kerja Keleluasaan gerak peralatan mekanis merupakan salah satu hal yang sangat mempengaruhi keserasian dan produktivitas kegiatan pemuatan dan pengangkutaan, Tentunya hal ini sangat dipengaruhi oleh kondisi tempat kerja, Tempat kerja yang luas dan kering akan meningkatkan keserasian dan produktivitas pemuatan dan pengangkutan, Sebaliknya tempat kerja yang sempit dan becek akan menurunkan produktivitas pemuatan dan pengangkutan. 4.7 Jenis Material Jenis material yang Loading Dan Hauling mempengaruhi kemampuan produksi alat mekanis, Semakin lunak jenis materialnya semakin mudah digali sehingga waktu siklus pengisian semakin rendah begitu pula jika materialnya keras maka maka waktu siklus yang di butuhkan sangat besar pula, Olehnya itu PT. Sims Jaya Kaltim menggunakan untuk memudahkan dan memaksimalkan produktivitas kegiatan pengupasan OB yang berupa material keras seperti batu lempung yang tidak dapat di gerus/digali oleh Excavator Back Hoe, 4.8 Waktu kerja Waktu kerja menjadi sangat penting dalam kegiatan penambangan, dikarenakan cukup banyak variable untuk menghitung efektifitas waktu kerja. 4.9.1 Waktu kerja tersedia (Wkt) Waktu kerja tersedia (Wkt) adalah waktu keseluruhan yang disediakan perusahaan dalam melakukan kegiatan penambangan, Pada kenyataannya di lapangan waktu kerja yang tersedia tidak dapat digunakan sepenuhnya karena adanya hambatan-hambatan yang dapat mengurangi waktu kerja tersedia, Jam kerja yang berlaku di perusahaan dibagi menjadi dua gilir kerja (2 shift) dalam sehari, Jadwal kerja yang ditetapkan di PT,Bina Sarana Sukses site PT, Trisensa Mineral Utama dapat dilihat pada tabel



Wke x 100 % EK = Wkt



Pembahasan



34



Keterangan



Ek



= Efisiensi kerja,%



Wke = waktu kerja efektif,menit



Wkt = Waktu Kerja tersedia,menit



Maka Untuk Mendapatkan Efisiense Kerja



24¿ Ek=(19,24)¿ ¿¿¿x100%¿ =80,16%¿ PT Sims Jaya Kaltim memberlakukan penjadwalan jam kerja untuk kegiatan pengupasan over burden pada lokasi tambang. Pada penjadwalan terdapat jam istirahat shift change (2), dimana pada pukul 05:00 WITA serta waktu pergantian malam adalah pukul 18:00 WITA , Waktu kerja efektif adalah waktu dimana operator beserta alat benar-benar bekerja atau berproduksi, Waktu kerja efektif (Wke) ini adalah hasil dari waktu kerja tersedia yang telah dikurangi oleh waktu hambatan (waktu istirahat dan waktu pergantian shift kerja) di mana waktu hambatan terdiri dari waktu hambatan dapat dihindari (Whd) dan waktu hambatan tidak dapat dihindari (Whtd), Waktu kerja efektif berpengaruh terhadap efisiensi kerja alat, Tetapi pada kenyataan waktu kerja efektif dipengaruhi oleh faktor-faktor kesediaan alat itu sendiri sedangkan factor faktor kesediaan alat itu dipengaruhi oleh waktu-waktu hambatan antara lain : 4.5.2



Waktu Hambatan Dapat Dihindari (Whd)



a) Keterlambatan operasi (prestart shift), sebagai akibat kurangnya kedisiplinan para pekerja sehingga mengakibatkan terlambat operasi, b) Berhenti bekerja lebih awal pada akhir shift, disebabkan karena kurangnya



Pembahasan



35



kedisiplinan para pekerja, sehingga mengakibatkan terlalu cepat mengakhiri kegiatan sebelum waktu yang ditentukan, c) Istirahat terlalu cepat, waktu kerja yang hilang karena operator istirahat sebelum waktu yang ditetapkan, d) Terlambat bekerja setelah istirahat, disebabkan operator beristirahat melebihi waktu istirahat yang telah ditetapkan, 4.5.3



Waktu Hambatan Tidak Dapat Dihindari (Whtd)



a) Pengisian bahan bakar, disebabkan karena waktu yang digunakan untuk mengisi bahan bakar pada saat jam kerja beroperasinya alat, b) Hujan, menyebabkan terhentinya kerja alat karena adanya gangguan cuaca seperti hujan sehingga alat terganggu untuk beroperasi, c) Kerusakan atau breakdown alat muat/angkut, terhentinya kerja alat karena mengalami kerusakan dan harus dilakukan perbaikan, d) Ceklist alat, meliputi pengecekan alat dan pemanasan mesin secara rutin dilakukan sebelum alat akan dioperasikan baik alat muat maupun alat angkut 4.9



Isian Mangkuk (Bucket Fill Factor) Faktor isian mangkuk merupakan perbandingan antara kapasitas nyata



material yang masuk kedalam mangkuk dengan kapasitas teoritis dari alat muat tersebut yang dinyatakan dalam persen,Faktor isian mangkuk ini menunjukkan bahwa semakin besar factor isian maka semakin besar produktifitas alat muat tersebut, Faktor pengisian dipengaruhi oleh kapasitas mangkuk, jenis dan sifat material , Untuk menghitung factor isian digunakan persamaan : Tabel 4.1 Bucket Fill Factor (Caterpillar, 2004) Material



Fill Factor Range



Moist loam or sandy clay



A – 100-110 %



Sand and gravel



B – 95-110 %



Hard, tough clay



C – 80-90 %



Rock – well blasted



60-75 %



Rock – poorly blasted



40-50 %



Pembahasan



36



4.10 Waktu Edar Alat Muat dan Angkut (Cycle Time) Waktu edar adalah waktu yang diperlukan oleh suatu alat mekanis untuk melakukan kegiatan tertentu dari awal sampai akhir dan siap memulai lagi Kondisi jalan angkut, kondisi tempat kerja, kondisi alat itu sendiri dan juga pola pemuatan yang dilakukan sangat mempengaruhi waktu edar dari alat muat dan alat angkut Waktu edar alat muat (CTm) dan alat angkut (Cta) yang digunakan adalah sebagai berikut (lihat pada Tabel 4,2) : 4.10.1 Pengambilan data cycle time alat gali muat Hari/tanggal



: Senin, 27 September 2018



Tipe/No Unit : Hitachi 2500 /EX-274 Material



: OverBurden (tanah biasa kering)



Kap. Bucket



: 15 m3



Loading Point : SM- B Shift N O 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20



:A NO. UNIT HD 630



1114



1120



1139



1122



LOAD/DI G



SWING IN



DUMP



SWING OUT



8.1 11.45 12.79 11.7 11.29 14.32 12.84 9.22 7.9 11.48 10.53 13.16 14.94 15.01 10.64 11.88 10.07 14.13 11.75 9.8



8.46 9.88 10.7 10.71 7.03 9.74 8.88 7.99 9.63 7.31 8.75 9.29 10.4 7.43 9.07 8.98 10.65 9.2 10.32 4.69



6.68 4.64 5.3 4.41 5.85 4.86 3.54 5.4 6.11 6.19 4.59 3.66 7.94 7.89 4.93 4.19 6.56 5.33 3.48 3.53



7.12 9.96 6.8 7.18 10.41 6.18 7.13 5.54 5.75 6.51 5.43 6.74 6.59 7.2 5.34 5.43 5.81 8.14 7.34 5.81



TOTAL CT DETIK



MENIT



135.88



2.26



130.22



2.17



123.03



2.05



137.86



2.30



126.61



2.11



Pembahasan



37



21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32



14.83 10.5 7.99 7.2 11.88 10.67 12.48 9.08 9.4 11.06 13.26 12.68



15.91 6.05 7.52 12.46 4.04 5.98 11.14 4.43 7.84 7.91 2.96 4.76 16.45 7.23 5.44 11.11 3.97 6.92 6.99 4.19 5.9 6 3.94 6.78 7.92 8.13 6.22 7.97 4.56 9.63 9.42 7.78 5.18 8.29 4.44 5.36 JUMLAH RATA – RATA Table 4.2 Data Cycle Time Alat Gali Muat



1132



630



1114



131.52



2.19



129.03



2.15



131.3



2.19



1045.45 130.68



17.42 2.18



4.10.2 Pengambilan data cycle time Alat Angkut Hari/tanggal



: Rabu, 20 Juli 2016



Type/Merk



: Caterpillar 777D



No Unit



: 6401



Material



: OverBurden (tanah biasa kering)



Kap.Vessel



: 44 BCM



Jarak ke W/D : ±3000 m



1.73



Manuver at Loading Point (Menit) 0.55



Travel Loaded (Menit) 10.30



Manuver & Dumping (Menit) 0.37



Travel Empty (Menit) 9.86



2



1.58



0.50



9.85



0.83



7.60



20.36



3



1.65



0.50



9.90



1.00



9.10



22.15



4



1.72



0.68



9.93



0.87



7.68



20.88



5



1.62



0.35



9.37



0.98



5.73



18.05



6



1.52



0.48



9.38



0.90



5.57



17.85



7



1.62



0.43



9.55



1.08



7.19



19.87



8



1.60



0.42



9.75



0.92



7.51



20.20



9



1.65



0.40



9.67



0.95



7.07



19.74



10



1.83



0.57



9.97



0.68



6.88



19.93



11



1.57



0.35



9.25



0.83



6.53



18.53



12



1.97



0.60



9.63



0.92



7.20



20.32



N O



Loading Time (Menit)



1



Total CT (Menit) 22.81



Table 4.3 Data Cycle Time Alat Angkut



Pembahasan



38



4.11 Perhitungan Macht Factor MF ❑=



Na x Ctm Nm x Cta



Perhitungan macht factor pada data actual MF ❑=



9 x 154 1 x 1130 = 1.2



Pehitungan macht factor data plan MF ❑=



7 x 154 1 x 1130 = 0.9



Pembahasan



39