Bab Iv [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB IV HASIL PENELITIAN AN PEMBAHASAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan konsentrasi formulasi untuk uji sifat fisik sediaan pasta gigi dari ekstrak sereh (Cymbopogon citratu) dengan penambahan bubuk siwak (Salvadora persica). Penelitian ini menggunakan zat aktif flavonoid dari daun sereh dengan konsentrasi 5%, 7,5%, dan 10% sedangkan bubuk siwak menggunakan konsentrasi 0,4%, 0,6%, dan 0,8% sebagai anti bakteri. Sempel sereh dan siwak diperoleh di pasar pagi Kota Tegal sebelum dijadikan ekstrak sereh dan batang siwak dikeringkan sampai kering. 4.1 Pembuatan Ekstrak Sereh Sereh sebanyak 500 gram terlebih dicuci bertujuan menghilangkan kotoran yang masih menempel pada sereh. Langkah selanjutnya dikeringkan selama 5 hari menggunakan bantuan sinar matahari bertujuan untuk mendapatkan simplisia yang tidak mudah rusak sehingga dapat disimpan dalam waktu yang lama dan untuk mengurangi kadar air dalam daun. Proses pengeringan menggunakan sinar matahari langsung dipilih karena lebih simple, mudah, dan murah dibandingkan dengan proses pengeringan yang lainnya. Langkah selanjutnya di haluskan menggunakan blender sampai berbentuk serbuk bertujuan untuk memperkecil ukuran partikel simplisia sehingga luas permukaan partikel menjadi besar dan cairan penyari akan mudah melarutkan senyawa aktif dari simplisia tersebut. Sampel tanaman sereh diekstraksi secara maserasi menggunakan cairan penyaring etanol 70% untuk melarutkan zat-zat aktif dalam tanaman sereh sampai seluruh daun terendam dan didiamkan selama 3 x 24 jam sambil sesekali diaduk-aduk. Etanol 70% digunakan sebagai pelarut karena etanol tersebut lebih selektif, kapang maupun kuman sulit tumbuh, absorbsinya baik, tidak menyebabkan pembengkakan pada membran sel dan memperbaiki stabilitas bahan obat



terlarut, sifat yang mampu menghambat kerja enzim dan dapat sangat efektif dalam menghasilkan jumlah ekstrak yang optimal. Pada proses maserasi setiap hari perlu dilakukan pengadukkan dengan maksud agar keseimbangan konsentrasi bahan efektif lebih cepat didalam cairan. Ekstrak cair yang diperoleh disaring menggunakan kain flanel. Kemudian ekstrak cair dipekatkan dengan Rotary evaporator tekanan rendah pada suhu 35 - 40°C hingga eksrak cair tinggal beberapa bagian. Ekstrak yang dihasilkan disimpan dalam cawan porselin atau mangkok kemudian didinginkan di dalam lemari dinginkan sampai diperoleh ekstrak kental berwarna coklat. 4.2 Pembuatan Serbuk Siwak Kayu siwak yang sebelumnya telah melalui proses pengeringan dibawah sinar matahari langsung, dikupas kulit kerasnya kemudian kayu siwak ditumbuk-tumbuk hingga serat-serat kayu siwak hancur, kemudian kayu siwak tersebut diblender dengan menggunakan blender sampai didapatkan bubuk kayu siwak yang halus. Kemudian dimaserasi dengan pelarut etanol 70% selama 48jam. Kemudian evaporasi dengan evaporator dengan suhu 45ºC sampai berupa serbuk kemudian disimpan dalam botol. 4.3 Pembuatan Pasta Gigi Pada pembuatan sediaan pasta gigi dari ekstrak sereh dan bubuk siwak meliputi beberapa tahap yaitu menyiapkan semua bahan antara lain ekstrak sereh, bubuk siwak, CMC, kalsium karbonat, gliserin, sodium laungl sulfat, sakarin dan metil paraben. Pastikan semua bahan telah siap, maka langkah selanjutnya membuat mucilago dengan mencampurkan aqua destilate dengan CMC aqua destilate dengan suhu 60 ºC-50 ºC masukan terlebih dahulu kedalam mortir kemudian CMC di taburkan diatas mortir kemudian di aduk hingga menjadi mucilago. Menambahkan ekstrak sereh dan bubuk siwak aduk hingga homogen. Menambahkan kalsium karbonat aduk hingga homogen. Menambahkan gliserin kemudian



aduk hingga homogen. Menambahkan sakarin kemudian aduk hingga homogen. Menambahkan metil paraben kemudian aduk hingga homogen. Menambahkan laungl sulfat kemudian aduk hingga terbentuk pasta dan masukan kedalam wadah.



4.4 Uji Bebas Etanol Tabel 4.1. Uji Bebas Etanol No. 1.



Reaksi Hasil uji Ekstrak sereh Tidak ada bau khas dari + HCL + asam sulfat



Pustaka



Keterangan



Kurniawati,



(+)



etanol



+



dipanaskan



2015



2.



Ekstrak bubuk



Tidak ada bau khas dari



Kurniawati,



siwak + HCL+



etanol



2015



+ asam sulfat + dipanaskan



(+)



sodium



Ekstrak sereh dan bubuk siwak dilakukan uji bebas etanol untuk mengetahui ekstrak yang digunakan masih mengandung etanol atau tidak. Hasilnya ekstrak sereh dan bubuk siwak positif sudah tidak mengandung etanol. Hal ini sudah ditunjukan tidak terdapat bau khas etanol pada sampel. Kemudian dilakukan uji identifikasi flavonoid pada ekstrak sereh dan bubuk siwak yang bertujuan untuk membuktikan kebenaran flavonoid yang ada pada ekstrak sereh dan bubuk siwak. 4.5 Uji Identifikasi Senyawa Flavonoid Tabel 4.2. Uji Identifikasi Senyawa Flavonoid No. 1.



Reaksi 2 ml ekstrak



Hasil uji Terjadi perubahan



sereh + 2-4



warna menjadi kuning



tetes



larutan



amonia



dan Asih, 2009



1 gram bubuk



Terjadi perubahan



siwak



+ 2-4



warna menjadi kuning



tetes



amonia



muda



dan HCL



Keterangan



muda



HCL



2.



Pustaka



Asih, 2009



(+)



(+)



Pada uji flavonoid tersebut setelah memasukan sampel ekstrak 2 ml lalu ekstrak ditambahkan 2-4 tetes amonia dan HCL, ekstrak positif mengandung flavonoid karena mengalami perubahan warna menjadi warna kuning muda (Asih, 2009). Flavonoid merupakan salah satu senyawa polifenol yang memiliki bermacam-macam efek antara lain efek antioksidan, anti tumor, anti radang, antibakteri dan anti virus (Parubak, 2013). Dengan demikian, ekstrak sereh dan bubuk siwak mengandung flavonoid yang memiliki efek salah satunya sebagai antibakteri yang digunakan untuk sediaan pasta gigi. 4.4 Evaluasi Sediaan Pasta Gigi 4.4.1 Uji Organoleptis Uji organoleptis bertujuan untuk mengetahui bentuk, warna, rasa dan bau dari sediaan pasta gigi dari ekstrak sereh dan bubuk siwak. Berikut ini adalah hasil uji organoleptis pada pasta gigi ekstrak sereh dengan penambahan bubuk serbuk. Tabel 4.3. Uji Organoleptis Formula I Replikasi 1 2 3



Bentuk Semi Solid Semi Solid Semi Solid



Warna Coklat Sedikit Hijau Coklat Sedikit Hijau Coklat Sedikit Hijau



Bau Sereh Sereh Sereh



Rasa Manis Manis Manis



Tabel 4.4. Uji Organoleptis Formula II Replikasi 1 2



Bentuk Semi Solid Semi Solid



Warna Coklat Sedikit Hijau Coklat Sedikit Hijau



Bau Sereh Sereh



Rasa Manis Manis



3



Semi Solid



Coklat Sedikit Hijau



Sereh



Manis



Tabel 4.5. Uji Organoleptis Formula III Replikasi 1 2 3



Bentuk Semi Solid Semi Solid Semi Solid



Warna Coklat Sedikit Hijau Coklat Sedikit Hijau Coklat Sedikit Hijau



Bau Sereh Sereh Sereh



Rasa Manis Manis Manis



Keterangan : FI



: Zat aktif yang digunakan yaitu untuk ekstrak sereh 5% dan bubuk



sereh 0,4 % F II



: Zat aktif yang digunakan yaitu untuk ekstrak sereh 7,5% dan bubuk



sereh 0,6 % F III



: Zat aktif yang digunakan yaitu untuk ekstrak sereh 10% dan bubuk



sereh 0,8 % Uji organoleptis sediaan pasta gigi telah di buat diperoleh hasil bahwa Pada formula I, formula II dan formula III memiliki bentuk ,warna, bau dan rasa, yang sama yaitu memiliki bentuk semi solid memiliki warna coklat sedikit hijau memiliki bau sereh dan rasa manis. 4.4.2 Uji Homogenitas Uji homogenitas pasta gigi bertujuan untuk mengetahui homogen atau tidaknya suatu sediaan pasta gigi. Apabila sediaan tidak homogen maka zat aktif juga tidak terdistribusi merata pada sebuah sediaan. Pengujian homogenitas sediaan pasta gigi dilakukan dengan cara mengoleskan pasta gigi secukupnya pada objek glass



dengan menutup dengan degl glass kemudian mengamati apakah pasta gigi menunjukan susunan yang homogen atau tidak ( Depkes RI 1979 : 33 ) Tabel 4.6. Uji Homogenitas Replikasi



FI



FII



FIII



I



Homogen



Homogen



Homogen



II



Homogen



Homogen



Homogen



II



Homogen



Homogen



Homogen



Hasil



Keterangan : FI



: Zat aktif yang digunakan yaitu untuk ekstrak sereh 5% dan bubuk



sereh 0,4 % F II



: Zat aktif yang digunakan yaitu untuk ekstrak sereh 7,5% dan bubuk



sereh 0,6 % F III



: Zat aktif yang digunakan yaitu untuk ekstrak sereh 10% dan bubuk



sereh 0,8 %



Pasta gigi dibuat harus memiliki susunan bahan yang homogen yang artinya basis dan zat aktif ekstrak sereh dengan penambahan bubuk sereh tercampur merata atau homogen dan sediaan tidak mengandung partikel asing. 4.4.3 Uji pH Uji pH pasta gigi bertujuan untukmengecek dan memastikan bahwa pH dari pasta gigi yang telah dibuat apakah sesuai standart yang telah ditetapkan dalam standar Nasional Indonesia yang persyaratannya antara 4,5-10,5 (SNI, 12-354-1995). Tabel 4.7. Uji pH Replikasi



FI



FII



FIII



I



9



9



9



II



9



9



9



III



9



9



9



Hasil



Keterangan : FI



: Zat aktif yang digunakan yaitu untuk ekstrak sereh 5% dan bubuk



sereh 0,4 %



F II



: Zat aktif yang digunakan yaitu untuk ekstrak sereh 7,5% dan bubuk



sereh 0,6 % F III



: Zat aktif yang digunakan yaitu untuk ekstrak sereh 10% dan bubuk



sereh 0,8 % Tabel diatas menunjukan ketiga formulasi yang dibuat memiliki pH yang sama yaitu pH 9. Melihat standart Nasional Indonesia pH untuk Sediaan pasta gigi yaitu 4,5-10,5 maka sediaan pasta gigi ekstrak sereh dengan penambahan bubuk siwak memenuhi standart Nasional Indonesia.



4.4.4 Uji Bobot Jenis Bobot jenis suatu zat adalah hasil yang diperoleh dengan menimbang bobot zat dengan bobot air dalam pikno meter. Uji bobot jenis dilakukan bertujuan untuk mengetahui bobot jenis dari sediaan pasta gigi dari ekstrak sereh dengan penambahan bubuk siwak. Tabel 4.8. Uji Bobot Jenis Replikasi 1 2 3 Rata-rata Standar (Zulfa,



FI 48,66 g/mL 46,32 g/mL 52,18 g/mL 49,05 g/mL



2016)



Keterangan :



FII 52,98 g/mL 52,04 g/mL 50,80 g/mL 51,94 g/mL 49,29 g/mL – 54,53 g/mL



FIII 51,7 g/mL 52,58 g/mL 51,84 g/mL 52,04 g/mL



FI



: Zat aktif yang digunakan yaitu untuk ekstrak sereh 5% dan bubuk



sereh 0,4 % F II



: Zat aktif yang digunakan yaitu untuk ekstrak sereh 7,5% dan bubuk



sereh 0,6 % F III



: Zat aktif yang digunakan yaitu untuk ekstrak sereh 10% dan bubuk



sereh 0,8 % Berdasarkan tabel bobot jenis diatas, bobot jenis pasta gigi ekstrak sereh dan bubuk siwak, pada formula I diperoleh rata-rata sebesar 49,05 g/ml, pada formula II diperoleh rata-rata sebesar 51,94 g/mL, dan pada formula III diperoleh rata-rata sebesar 52,04 g/mL. Sehingga dapat dilihat bahwa hasil bobot jenis formula II, dan III memenuhi standar yang ditetapkan. ANOVA bobotjenis Sum of Squares Between Groups Within Groups Total



df



Mean Square



30,382



2



15,191



,393



6



,065



30,774



8



F 232,198



Sig. ,000



Dari hasil anova diatas, diketahui bahwa nilai F tabel 5,14 dan F hitung 232,198 dan nilai zig 0,000 dengan tingkat kesalahan 0,05 dan taraf kepercayaan 95%. Nilai F hitung > F tabel ( 232,198 > 5,14 ) sehingga terdapat pengaruh yang berbeda nyata ( signifikan ). Kesimpulannya adalah adanya pengaruh konsentrasi zat aktif ekstrak sereh dan bubuk siwak, pengaruh ini di sebabkan oleh semakin banyak zat aktif ekstrak sereh dan bubuk siwak akan semakin kental sediaan pasta gigi.



4.4.5 Uji Viskositas Uji viskositas bertujuan untuk mengukur resistensi zat cair untuk mengalir. Semakin cair suatu zat maka semakin besar pula viskositasnya ( Rahma,2009 ). Uji viskositas yang dilakukan dengan viskositas Ostwald yaitu dengan membuat larutan pada konsentrasi 1% (b/v) agar mempermudah saat pengujian. Pada data tabel di bawah ini di dapatkan hasil alir viskositas pada pasta ekstrak sereh dengan penambahan bubuk siwak. Tabel 4.9. Uji Viskositas Replikasi 1 2 3 Rata-rata Standar



FI 68,74 cp 65,64 cp 59,66 cp 64,68 cp



FII 67,78 cp 66,13 cp 66,25 cp 66,72 cp



FIII 70,49 cp 70,84 cp 68,99 cp 70,10 cp



65,62 cp – 71,89 cp



(Bayuarti, 2006)



Keterangan : FI



: Zat aktif yang digunakan yaitu untuk ekstrak sereh 5% dan bubuk



sereh 0,4 % F II



: Zat aktif yang digunakan yaitu untuk ekstrak sereh 7,5% dan bubuk



sereh 0,6 % F III



: Zat aktif yang digunakan yaitu untuk ekstrak sereh 10% dan bubuk



sereh 0,8 % Tabel tersebut dapat dijelaskan bahwa nilai rata-rata uji viskositas formula I dengan hasil 64,68 cp, formula II dengan hasil 66,72 cp, dan formula III dengan hasil 70,10 cp. Hasil uji viskositas pasta gigi ekstrak sereh dan bubuk siwak yang tertinggi yaitu formula III dengan hasil 70,10 cp.



Hal ini disebabkan karena zat aktif ekstrak sereh dengan konsentrasi lebih tinggi memberikan bentuk sediaan pasta gigi yang kental, begitu juga dengan konsentrasi bubuk siwak yang lebih tinggi memberikan hasil sediaan pasta gigi menjadi kental. ANOVA viskositas Sum of Squares Between Groups Within Groups Total



df



Mean Square



476,351



2



238,176



14,835



6



2,472



491,186



8



F 96,330



Sig. ,000



Dari hasil anova diatas, diketahui bahwa nilai F tabel 5,14 dan F hitung 96,330 dan nilai zig 0,000 dengan tingkat kesalahan 0,05 dan taraf kepercayaan 95%. Nilai F hitung > F tabel ( 232,198 > 5,14 ) sehingga terdapat pengaruh yang berbeda nyata ( signifikan ). Kesimpulannya adalah adanya pengaruh konsentrasi zat aktif ekstrak sereh dan bubuk siwak, pengaruh ini di sebabkan oleh semakin banyak zat aktif ekstrak sereh dan bubuk siwak akan semakin kental sediaan pasta gigi.



4.4.6 Uji Tinggi Busa Pengukuran ketinggian busa pada penelitian ini adalah menaruh 5 g sediaan kemudian ditambahkan dengan aquades sebanyak 50 ml, selanjutnya kocok selama 510 menit kemudian mengukur tinggi busa yang di hasilkan. Tujuan dilakukan uji tinggi busa adalah untuk mengetahui banyaknya busa yang dihasilkan pada sediaan



pasta gigi ekstrak sereh dengan penambahan bubuk siwak, semakin banyak busa yang dihasilkan membuat pembuangan plak dan sisa makanan menjadi mudah hilang. Tabel 4.10. Uji Tinggi Busa Replikasi I II III Rata-rata Geethika priscilla, dkk (2014)



FI 4 4,3 4,6 4.3 ml



FII 5,1 4,9 4,5 4,8 ml



FIII 5,3 5,2 4,9 5 ml



Syarat tinggi busa pasta 5-10 ml



Keterangan : FI



: Zat aktif yang digunakan yaitu untuk ekstrak sereh 5% dan bubuk sereh 0,4



% F II



: Zat aktif yang digunakan yaitu untuk ekstrak sereh 7,5% dan bubuk sereh 0,6



% F III



: Zat aktif yang digunakan yaitu untuk ekstrak sereh 10% dan bubuk sereh 0,8



% Hasil dari menunjukan bahwa pasta gigi pada formula III dengan konsentrasi ekstra sereh 10% dan bubuk siwak 0,8% memiliki busa yang paling tinggi yaitu dengan rata rata 5 ml. Dibandingkan formula II dengan konsentrasi ekstrak sereh 7,5% dan bubuk siwak 0,6% memiliki tinggi busa dengn rata rata 4,8 ml dan formula I dengan konsentrasi ekstrak sereh 5% dan bubuk siwak 0,4% memiliki tinggi busa rata rata 4,3. Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa ketiga formula dapat disimpulkan bahwa uji tinggi busa yang paling baik adalah formula III dengan konsentrasi ekstrak sereh 10% dan bubuk siwak 0,8% dengan ketinggian 5 ml. Yang



memenuhi standart syarat tinggi busa, hal ini dikarenakan semakin banyak zat aktif ekstrak sereh semakin tinggi busa yang dihasilkan. ANOVA tinggibusa Sum of Squares Between Groups Within Groups Total



df



Mean Square



1,069



2



,534



,453



6



,076



1,522



8



F 7,074



Sig. ,026



Dari hasil anova diatas, diketahui bahwa nilai F tabel 5,14 dan F hitung 7.074 dan nilai zig 0,000 dengan tingkat kesalahan 0,05 dan taraf kepercayaan 95%. Nilai F hitung > F tabel ( 232,198 > 5,14 ) sehingga terdapat pengaruh yang berbeda nyata ( signifikan ). Kesimpulannya adalah adanya pengaruh konsentrasi zat aktif ekstrak sereh dan bubuk siwak, pengaruh ini di sebabkan oleh semakin banyak zat aktif ekstrak sereh dan bubuk siwak akan semakin kental sediaan pasta gigi.