Bahan Bagus 2 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH MENYIMAK APRESIATIF DAN KREATIF ‘’HAKIKAT KETERAMPILAN MENYIMAK KREATIF DOSEN PENGAMPU: Dra.ROSDIANA SIREGAR,M.Pd.



DISUSUN OLEH KELOMPOK 3:



KhairunnisaLubis (2193111015)



Widya Utari



Yohana Hartati Sianipar (2193311008)



Mega Rebeca Gita (2192411019)



(2193111017)



Indah Aprilia (2193111007)



JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA PRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2020



i KATA PENGANTAR Puji dan syukur Tim Penulis ucapkan ke hadirat Tuhan yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesehatan, kesempatan serta pengetahuan sehingga makalah Menyimak Apresiatif dan Kreatif



dengan judul “Memahami dan Menikmati Karya Sastra



Cerpen ” pada mata kuliah Menyimak Apresiatif dan Kreatif ini dapat diselesaikan sesuai waktu yang sudah ditentukan. Penulisjuga mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah yaitu Ibu Dra,Rosdiana Siregar,M.Pd. yang telah memberikan tugas makalah ini, dan orangtua yang selalu mendoakan.Tim Penulis berharap agar makalah ini bisa bermanfaat untuk menambah pengetahuan serta dapat menyimak bagi para pembaca tentang Memahami dan Menikmati Karya Sastra Cerpenyang merupakan salah satu bagian dari mata kuliah Menyimak Apresiatif dan Kreatif. Semoga makalah yang telah berhasil Tim Penulis susun bisa dengan mudah dipahami oleh siapapun yang membacanya. Sebelumnya Tim Penulis meminta maaf bilamana terdapat kesalahan kata atau kalimat yang kurang berkenan.Tim Penulis juga berharap adanya masukan serta kritikan yang membangun dari pembaca demi terciptanya makalah yang lebih baik lagi.



Medan, 24 Februari 2019



Tim Penulis



i DAFTAR ISI Kata Pengantar-------------------------------------------------------------------------------------i Daftar Isi ---------------------------------------------------------------------------------------------ii Bab I Pendahuluan---------------------------------------------------------------------------------1 1.1.   Latar Belakang ----------------------------------------------------------------------------1 1.2 .    Rumusan Masalah-------------------------------------------------------------------------1 1.3 .   Tujuan Makalah----------------------------------------------------------------------------1 Bab II Pembahasan --------------------------------------------------------------------------------2 2.1.Menyimak Apresiatif dan Kreatif---------------------------------------------------------2 2.2.Karya Sastra---------------------------------------------------------------------------------6 2.3.Cerpen----------------------------------------------------------------------------------------9 2.3.Memahami dan Menikmati Karya Sastra Cerpen---------------------------------------10 Bab III Penutup ------------------------------------------------------------------------------------13 3.1.    Kesimpulan---------------------------------------------------------------------------------13 3.2.     Saran----------------------------------------------------------------------------------------13 Daftar Pustaka--------------------------------------------------------------------------------------14



BAB I PENDAHULUAN



i 1.1. Latar Belakang Menyimak adalah suatu proses yang mencakup kegiatan mendengarkan bunyi bahasa, mengidentifikasi, menginterpretasi, menilai, dan mereaksi atas makna yang terkandung di dalamnya (Tarigan (1991: 4). Dalam sebuah sebuah karya sastra kita dapat menyimak nilai-nilai yang terkandung dalam karya sastra tersebut dengan cara menyimak apresiatif dan kreatif. Cerpen termasuk sebuah karya sastra yang merupakan salah satu jenis karangan narasi, narasi merupakan karangan berupa rangkaian peristiwa yang terjadi dalam satu kesatuan waktu.Selain cerpen, karangan yang tergolong kedalam jenis narasi adalah novel, roman, dan semua karya prosa imajinatif. Karangan jenis ini bermaksud menyajikan peristiwa atau mengisahkan apa yang telah terjadi dan bagai. Kisah yang diungkapkan dalam cerpen bisa bertolak pada realitas atau rekaan yang dibungkus oleh imajinasi, atau juga kisah imajinasi yang dihubungkan dengan realitas. Dengan itu dapat dipahami oleh pembaca dan pembaca pun memperoleh hiburan batin atau pengalaman batin dalam menikmati nilai sastra yang terdapat di dalamnya. Sedangkan suatu cerita dapat diperoleh melalui sesuatu yang dipikirkan, yang disaksikan, atau yang dialami oleh pengarang sendiri dan kemudian direka-reka menjadi suatu karya yang bernilai.Cerpen juga merupakan karya sastra. Dalam hal ini akan dikaji oleh penulis mengenai menulis teknis atau praktis cerpen dimana suatu peristiwa terjadi. Selain berdasarkan fakta, kejadiannya boleh berupa sesuatu yang dikhayalkan oleh penulis dan dihidupkan dalam alam fantasi yang sama sekalijauh dari realita kehidupan. Cerita pendek berasal dari anekdot, sebuah situasi yang digambarkan singkat yang dengan cepat tiba pada tujuannya, dengan paralel pada tradisi penceritaan lisan.Dengan munculnya novel yang realistis, cerita pendek berkembang sebagai sebuah miniatur, dengan contoh-contoh dalam cerita-cerita karya E.T.A. Hoffmann dan Anton Chekhov. Aliran-aliran cerita pendek merupakan filosofi dasar yang mencirikan pengucapan sastra seorang sastrawan.Hingga kini telah dikenal puluhan aliran jenis-jenis cerita pendek, beberapa di antaranya adalah realisme, impresionisme, naturalisme, neonaturalisme, determinisme, ekspresionisme, romantisme, idealisme, dan surealisme.Dari sini kita perlu mengetahui bagaimana cara memahami dan menikmati cerpen.



i 1.2. Rumusan Masalah 1. Apakah yang dimaksud dengan menyimak apresiatif dan kreatif? 2. Apa yang dimaksud dengan karya sastra? 3. Apa yang dimaksud dengan cerpen ? 4. Bagaimana kita dapat memahami dan menikmatikarya sastra cerpen? 1.3.TujuanMakalah 1. Untuk mengetahui menyimak apresiatif dan kreatif 2. Untuk mengetahui apa itu Karya Sastra 3. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan cerpen. 4. Agar mengetahui bagaimana memahami dan menikmati karya sastra cerpen



i BAB II PEMBAHASAN 2.1.



Menyimak Apresiatif dan Kreatif Segala aspek kehidupan ini tidak pernah terlepas dari kegiatan yang disebut dengan



menyimak baik sejak dilahirkan maupun sampai akhir hayat Kegiatan menyimak berbeda dengan mendengarkan. Mendengarkan adalah menangkap suatu bunyi melalui alat indra dengan perhatian penuh karena ada unsur kesengajaan. Kegiatan menyimak meliputi kegiatan mendengar dan mendengarkan secara sengaja untuk mencapai tujuan tertentu. Menyimak merupakan kegiatan mendengarkan bunyi bahasa secara sungguh-sungguh, seksama, sebagai upaya untuk memahami dan memperoleh informasi yang disampaikan oleh pembicara dengan melibatkan segenap aspek mental kejiwaan, seperti mengidentifikasi, menginterpretasi, mereaksi, dan lain-lain (Takdiroatun Musfiroh dan Dwi Hanti Rahayu,2004:5). Menyimak apresiatif dan kreatif ialah kegiatan menyimak yang bertujuan untuk mengembangkan daya imajinasi dan kreativitas penyimak sehingga penyimak mampu memahami, menghayati, mengapresiasi materi simakan. Contoh dari kegiatan menyimak apresiatif dan kreatif ialah menyimak pembacaan puisi, cerpen, drama, film, lawak dan sebagainya. Kegiatan menyimak apresiatif dan kreatif diperlukan adanya kemampuan untuk mengeksplor daya kreatif dari si penyimak itu sendiri.Daya kreatif ini ialah daya yamg memiliki daya cipta, memiliki kemampuan untuk mencipta. Kreativitas adalah suatu kondisi, sikap, kemampuan dan proses perubahan tingkah laku seseorang untuk menghasilkan produk atau gagasan secara efektif dan efisien. Menyimak apresiatif adalah kegiatan menyimak yang digunakan untuk menikmati, memahami, dan menghayati suatu penuturan lisan.Penyimak harus memperhatikan penggunaan tekanan, pola, dan jenjang waktu pembicara agar menjadi penyimak yang baik.Ciri-ciri Menyimak Apresiatif,yaitu: 1. Pada tingkatan menyimak apresiatif, kegiatan menyimak hanya dilakukan sebatas untuk menikmati, memahami, dan menghayati suatu penuturan lisan (hanya sebatas mengapresiasi). 2. Penilaian pada tingkatan ini tidak ditunjukan secara jelas, tetapi hanya diungkapkan dalam diri sendiri saja. Contohnya: ketika penyimak setuju dengan suatu penuturan lisan,



i biasanya ia akan mendengarkan sambil mengangguk-anggukan kepala, sedangkan bila ia tidak setuju, ia akan menggeleng-gelengkan kepala. Menyimak kreatif bisa didefinisikan sebagai kegiatan menyimak yang memiliki tujuan yakni, pengembangan imajinasi dan kekreatifan seorang penyimak.Untuk melibatkan unsur kreatif dalam menyimak, ada berbagai hal yang bisa dilakukan, di antaranya adalah hal-hal di bawah ini. 1. Peniruan atas pelafalan bahasa lain (baik bahasa asing ataupun daerah). Contohnya adalah bahasa Sunda, bahasa Batak, bahasa Jawa, bahasa Melayu, bahasa Inggris, bahasa Perancis, bahasa Rusia, dan lain-lain. 2. Penyampaian/pengemukaan pendapat/gagasan yang serupa dengan seorang pembicara akan tetapi mempergunakan struktur serta pemakaian kata/kalimat yang tidak boleh sama 3. Pengontruksian suatu pesan/amanat yang sudah disampaikan. 4. Penyusunan



atas



sekumpulan



petunjuk/nasihat



yang



didasarkan



atas



bahan



simakan/materi yang sudah disimak sebelumnya. 2.2.



Karya Sastra Sastra berasal dari bahasa sansakerta shastra yang artinya adalah "tulisan yang mengandung intruksi" atau "pedoman". Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, sastra diartikan sebagai bahasa (kata–kata, gaya bahasa) yang dipakai dalam kitab–kitab (bukan bahasa sehari–hari). Pengertian ini tentunya masih sangat terpengaruh oleh pengertian awal sastra



mengingat



secara



etimologi



sastra



diambil



dari



kata



dalam



bahasa



Sanksekerta.Pengaruh tersebut terlihat karena di dalam KBBI sastra diartikan sebagai bahasa yang dipakai dalam kitab, artinya sastra dianggap sebagai sesuatu yang tertulis saja.Tentu saja hal tersebut tidak salah karena memang sebagian besar karya sastra yang ada dan tersebar dalam bentuk tertulis.Akan tetapi, perlu diingat juga bahwa ada bentuk lain, yakni sastra lisan yang pengaruh dan perannya tidak dapat dikesampingkan begitu saja. Wellek dan Warren (2014:3) mengungkapkan bahwa sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni. Lebih lanjut, keduanya mengatakan bahwa bahasa adalah bahan baku kesusastraan, seperti batu dan tembaga untuk seni patung, cat untuk lukisan, dan bunyi untuk seni musik.Menurut Sapardji Djoko Darmono, bahwa karya sastra memiliki beberapa fungsi dan tujuan yang salah satunya adalah untuk menyampaikan ide dan pikiran dengan diimbangi perasaan serta nilai estetika yang tinggi. Ide dan gagasan itulah yang dikemas



i menjadi sebuah pesan dan amanat dalam karya sastra.Ciri karya sastra, yaitu: bahasanya indah atau tertata dengan baik, isinya menggambarkan manusia dengan berbagai persoalannya, gaya penyajiannyamenarik sehingga berkesan di hati pembacanya. Ciri-ciri Karya Sastra Lama 1) Bentuk Karya Sastra lama berupa puisi yang terikat seperti syair, pantun, hikayat, mite, legenda, dongen. 2) Bahasa pada karya sastra lama menggunakan Bahasa Melayu, Bahasa Arab, dan Bahasa Daerah. 3) Tema yang digunakan cenderung kaku, dan bersifat istanasentris, dan berupa mistis 4) Latar Belakang Penciptaan terpengaruh pada kesastraan hindu, islam, budaya tradisional, dan sifat karyanya bersifat Anonim (milik masyarakat). 5) Perkembangannya secara statis, dan disampaikan lisan secara turun temurun. Sedangkan Ciri-Ciri Karya Sastra Baru/Modern 1) Bentuk karya sastra baru berupa puisi bebas dan kontemporer, seperti cerpen, novel, dram Indonesia. 2) Bahasa yang digunakan menggunakan bahasa keseharian dan sering dimasuki bahasa asing kreatif. 3) Tema yang diangkat seputar kemanusiaan, kemasyarakatan, kehidupan modern, pergaulan remaja,dll 4) Latar belakang penciptaan terpengaruh kesusastraan barat, Budaya industri modern, hak cipta pengarang individu. 5) Perkembangannya bersifat dinamis, melalui media cetak dan audiovisual. Fungsi sastra,dalam kehidupan masyarakat, sastra memiliki beberapa fungsi sebagai berikut. 1. Fungsi rekreatif, yaitu dapat memberikan hiburan yang menyenangkan bagi penikmat atau pembacanya. 2. Fungsi didaktif, yaitu sastra mampu mengarahkan atau mendidik pembacanya karena nilai – nilai yang terkandung di dalamnya. 3. Fungsi estetis, yaitu sastra mampu memberikan keindahan penikmat/pembacanya karena sifat keindahannya. 4. Fungsi



moralitas,yaitu



sastra



mampu



memberikan



pengetahuan



kepada



pembaca/penikmatnya sehingga tahu moral yang baik dan buruk, karena sastra yang baik selalu mengandung moral tinggi.



i 5. Fungsi religius, yaitu sastra pun menghadirkan karya-karya yang mengandung ajaran agama yang dapat diteladani para penikmat/pembaca sastra. 2.3.



Cerpen Cerpen (cerita pendek) adalah jenis karya sastra berbentuk prosa dan bersifat fiktif yang menceritakan/menggambarkan suatu kisah yang dialami oleh suatu tokoh secara ringkas disertai dengan berbagai konflik dan terdapat penyelesaian atau solusi dari masalah yang dihadapi.Ciri-Ciri Cerpen, yaitu: 1. Terdiri kurang dari 10.000 (sepuluh ribu) kata. 2. Selesai dibaca dengan sekali duduk. 3. Bersifat fiktif. 4. Hanya mempunyai 1 alur saja (alur tunggal). 5. Isi dari cerita berasal dari kehidupan sehari-hari. 6. Penggunaan kata-kata yang mudah dipahami oleh pembaca. 7. Bentuk tulisan yang singkat (lebih pendek dari Novel). 8. Penokohan dalam cerita pendek sangat sederhana. 9. Mengangkat beberapa peristiwa saja dalam hidup. 10. Kesan dan pesan yang ditinggalkan sangatlah mendalam sehingga si pembaca ikut merasakan isi dari cerita pendek tersebut.



Struktur Cerpen,hampir mirip seperti teks anekdot. Ada 6 elemen yang membangun teks cerpen sehingga menjadi utuh, 6 struktur cerita pendek berikut ini: 1. Abstrak: gambaran awal dari cerita yang akan diceritakan, bersifat opsional.. 2. Orientasi: berhubungan dengan waktu, suasana, tempat di dalam cerita pendek tersebut. 3. Komplikasi: urutan kejadian yang dihubungkan secara sebab dan akibat. Karakter dan watak tokoh biasanya terlihat di struktur ini. 4. Evaluasi: konflik yang terjadi dan menuju pada klimaks serta mulai mendapatkan penyelesaian dari konflik tersebut. 5. Resolusi: pengarang mengungkapkan solusi terhadap masalah yang dialami tokoh dalam cerpen. 6. Koda: nilai atau pelajaran yang bisa didapat dari teks cerita pendek oleh pembaca.



i Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Cerpen, yaitu: Unsur Intrinsik, adalah unsur yang membentuk cerpen dari dalam. Unsur intrinsik tersebut yaitu: 1. Tema: gagasan utama yang menjadi dasar cerita jalannya cerita pendek. 2. Alur/Plot: tahapan urutan jalannya cerita pendek. Mulai dari perkenalan, konflik, klimaks, penyelesaian. 3. Setting: meliputi latar/tempat, waktu, suasana yang terlihat cerita pendek. 4. Tokoh: pelaku yang ada dalam cerita pendek. Setiap tokoh mempunyai watak tersendiri. 5. Penokohan: sifat dari tokoh yang tercermin dari perilaku, sikap, ucapan, pikiran ,dan pandangannya terhadap suatu hal dalam cerita. Ada 2 mode penokohan: 1) Metode Analitik: menggambarkan sifat tokoh yang ada dalam cerita secara langsung. Contoh nya: pemalu, penakut, pembohong. 2) Metode Dramatik: menggambarkan sifat tokoh digambarkan secara tidak langsung dengan menggambarkan fisik, percakapan, dan reaksi tokoh lain. 6. Sudut Pandang: cara pandang yang digambarkan oleh pengarang dalam suatu kejadian yang terjadi dalamnya. Sudut pandangnya: 1. Sudut pandang orang pertama: Ada pelaku utama dan sampingan. 1) Pelaku utama: “aku” akan menjadi pusat perhatian. 2) Pelaku sampingan: “aku” muncul hanya muncul dalam pengantar dan penutup cerita. 2. Sudut pandang orang ketiga: ada serbatahu dan pengamat. 1) Serbatahu: sudut pandang “dia”, pengarang atau narator mengetahui segala hal yang berhubungan dengan tokoh “dia”. 2) Pengamat: pengarang hanya menggambarkan apa yang dirasakan, dialami, dilihat, dan dipikir oleh seorang tokoh. 7. Amanat: pesan moral yang disisipkan pengarang dalam cerpen supaya pembaca dapat menyerap pesan di dalamnya.



i Unsur Ekstrinsik Cerpen, adalah unsur yang membentuk cerpen dari luar. Unsur ekstrinsik tersebut yaitu: 1. Latar Belakang Masyarakat: dapat mempengaruhi terbentuknya jalan cerita dalam cerpen, misalnya: kondisi politik, ideologi, sosial, dan ekonomi masyarakat. 2. Latar Belakang Pengarang: Latar belakang pengarang memuat tentang pemahaman, faktor-faktor, atau motivasi pengarang untuk membuat sebuah cerita pendek. Meliputi: 1) Biografi: Riwayat hidup pengarang. bisa mempengaruhi pembuatan cerita pendek melalui pengalaman pribadi. 2) Kondisi



Psikologis:



meliputi



mood



dan



motivasi,



kondisi



ini



sangat



mempengaruhi dengan apa yang akan ditulis dalam cerita. 3) Aliran Sastra: berpengaruh dalam gaya penulisan bahasa yang digunakan pengarang. 2.4.



Memahami dan Menikmati Karya Sastra Cerpen A. Teeuw mengatakan secara garis besar, kegiatan pembacaan, pemahaman,dan penilaian



karya sastra perlu menggunakan perangkat teori sastra yang jelas dan tegas. Maksudnya disini menurut saya adalah ketika hendak memahami karya sastra kita harus memiliki pengetahuan tentang teori sastra, sehingga pemahaman kita terhadap karya sastra akan jelas karena ada teori yang mendukung. Cerpen termasuk karya sastra penulisan dari cerpen lebih padat dan langsung pada tujuannya.Memahami dan menikmati cerpen juga membutuhkan unsur intrinsik dan entrinsik seperti yang akan dijelaskan bahwa karya sastra dipahami melalui unsur – unsur yang membangun seperti unsur intrinsik karena dengan unsur – unsur intrinsik karya sastra akan terlihat pesan yang disampaikan melalui karya sastra selain unsur intrinsik terdapat juga unsur entrinsik sebagai hal yang melatarbelakangi terciptanya teks seni berbahasa tersebut. Setelah kita paham pada sebuah karya sastra kita dapat menikmati karya sastra karena adanya pemahaman terhadap karya sastra tersebut. 1. Pengertian Memahami dan Menikmati Karya Sastra Cerpen Memahami dan menikmati karya sastra cerpen termasuk ke dalam mengapresiasi karya sastra. Tahap pertama dalam apresiasi karya sastra adalah tahap penikmatan seperti yang tertulis di buku Apresiasi Sastra Indonesia yang ditulis oleh Suroto.Menikmati karya sastra melakukan kegiatan membaca atau mendengarkan suatu karya sastra.



i Kegiatan membacadan mendengarkan, secara teoritis memang dapat dipisahkan akan tetapi dalam pelaksanaannya tidak mungkin terpisah. Orang membaca cerita di depan umum tentu ingin bacaannya didengarkan orang, demikian pula orang mendengarkan sesuatu tentu ada yang didengarnya. Sekarang masalahnya bagaimana agar kegiatan tersebut memberi manfaat bagi diri sendiri sebagai pembaca dan orang lain sebagai pendengar. 2. Hal – hal yang perlu diperhatikan oleh pembaca Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh pembaca cerpen menurut Suroto di dalam buku Apresiasi Sastra Indonesia, yaitu sebagai berikut. a. Sebelum membaca cerpen di depan kelas, lebih baik baca dulu cerpen itu secara global untuk mengetahui situasi ceritanya. b. Pada saat giliran membaca tiba, majulah ke depan kelas dengan tenang. Pusatkan perhatian Anda pada cerita yang akan Anda baca. Jangan cepat – cepat, tunggulah agar situasi kelas agak tenang. Kalau suasana sudah cukup baik mulailah membacakan cerpen yang Anda hadapi. Janganlah Anda membaca dengan pikiran kosong, karena akan mempengaruhi penampilan Anda. Oleh karena itu, bayangkanlah dimana cerita itu dengan pengalaman yang pernah Anda alami atau Anda lihat. Dengan demikian, pembacaan cerita Anda akan penuh penghayatan. Hal itu juga akan mempengaruhi pengucapan dan kewajiban Anda sebagai pembaca. c. Selain itu selama membaca cerpen perhatikan ketepatan artikulasi. d. Supaya volume suara mencapai efek pendengar yang baik, bukalah mulut sesuai dengan fonem yang diucapkan dan jangan menekan suara atau ucapan. e. Sering kita dengar orang berbicara dengan suara melalui hidung yang membuat suara menjadi tidak jelas. 3. Hal – hal yang perlu diperhatikan oleh pendengar atau penyimak cerpen Penyimak cerpen juga memperhatikan beberapa hal untuk mendengar sekaligus menyimak orang yang membaca cerpen.Adapun yang perlu diperhatikan yaitu sebagai berikut. a. Siapkan diri Anda untuk mendengarkan pembacaan cerpen dengan baik b. Supaya konsentrasi tidak mudah hilang, siapkan alat tulis seperlunya. c. Usahakan tidak mendengarkan pembacaan cerpen kata demi kata, akan tetapi kalimat demi kalimat agar lebih paham.



i d. Catat setiap peristiwa dalam cerpen itu. e. Catat kata – kata yang menarik perhatian Anda. f. Jangan lupa mencatat judul cerpen dan tokoh – tokohnya, serta pokok ceritanya. g. Dari catatan yang Anda buat, Anda akan dapat menentukan tema cerita, amanat cerita, alur dan mungkin sekali perwatakan sang tokoh. h. Dengan cara demikian Anda dapat membuat penilain cerita tersebut. 4. Memahami isi cerpen Memahami cerpen bukanlah hal yang mudah. Maka dari itu ada beberapa langkah- langkah yang biasa digunakan untuk mempermudah dalam memahami isi cerpen, yaitu : a. Membaca cerpen secara berulang kali b. Cerpen harus dibaca dengan maksud yang tepat c. Cobalah untuk mencari arti kata yang sulit dimengerti d. Membuat ringkasan singkat e. Memhami konflik cerpen f. Tentukan tema dari cerpen g. Membaca cerpen dengan konsentrasi agar pembaca menjadi nyaman Memahami dan menikmati cerpen berarti sama dengan mengapresiasi cerpen. Berikut beberapa cara mengapresiasi cerpen : 1) Tingkat pertama, tingkat penikmatan yang bersifat menonton, merasakan senang yang sifatnya sama dengan perasaan saat dipuji atau menerima pemberian yang tak terduga. 2) Tingkat kedua, tingkat penghargaan yang bersifat kepemilikan dan kekaguman akan sesuatu yang dihadapinya. 3) Tingkat ketiga, tingkat pemahaman yang bersifat studi, mencari pengertian sebabakibat. 4) Tingkat keempat, tingkat penghayatan yaitu meyakini apa dan bagaimana produk karya tersebut. 5) Tingkat kelima, tingkat implikasi yang bersifa marital, memperoleh daya tepat guna, bagaimana dan untuk apa karya cerpen itu.



BAB III



i PENUTUP  3.1.Kesimpulan Menyimak apresiatif dan kreatif ialah



kegiatan menyimak yang bertujuan untuk



mengembangkan daya imajinasi dan kreativitas penyimak sehingga penyimak mampu memahami, menghayati, mengapresiasi materi simakan.Untuk dapat memahami dan menikmati sebuah karya sastra cerpen, terlebih dahulu kita harus menyimak apresiatif dan kreatif karya sastra cerpen tersebut. 3.2. Saran Dari hasil yang telah diperoleh dari penulisan makalah ini, maka penulis memberikan saran agar kita mengetahui pentingnya menyimak yaitu agar kita dapat dengan mudah memahami dan menikmati sebuah karya sastra cerpen.



DAFTAR PUSTAKA



i Musfiroh, Tadkiroatun dan Dwi Hanti Rahayu.2004. Menyimak Komprehensif dan Kritis.Yogyakarta: UNY



i Lembar Penilaian Kelompok



Penilaian kelompok…. Untuk kelompok…. Kelas: Reguler A 2019 Prodi: Pend. Bahasa dan Sastra Indonesia 2019 Kriteria Penilaian: No. 1.



2



3



4



5



Nama



Kekompakan



Kerapihan



Pemahaman Materi



Jumlah