Bangunan Sekolah [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Daftar Isi Daftar Isi …………………………………………………………………………………………………..1 Kata Pengantar………………………………………………………………………………………….2 Pendahuluan……………………………………………………………………………………………..3 Low Rise Building…………………………………………………………………………………4 Sistem Struktur Bangunan Bertingakat Rendah……………………………………9 Bangunan Sekolah………………………………………………………………………………11 Studi Kasus………………………………………………………………………………….………15 Lokasi Tapak…………………………………………………………………………….…………19



1



Kata Pengantar Assalammualaikum wr. Wb. Puji Syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT. Karena atas rahmat, karunia dan kesehatan yang diberikan-Nya lah tugas mata kuliah Struktur Konstruksi 2 yang bertemakan tentang “Bangunan Sekolah” telah siap disusun. Meskipun dalam penulisan ataupun penyusunan ini saya banyak menemukan kesulitan. Akan tetapi atas masukan dan saran dari teman – teman makalah ini dapat terselesaikan dengan tepat pada waktunya. Saya menyadari banyak sekali kekurangan yang terdapat pada makalah ini. Maka daripada itu mohon dimaklumi dan mohon untuk saran yang membangun untuk kemajuan saya dalam penulisan makalah. Dan semoga makalah ini bermanfaat bagi semua yang membacanya.



Kelompok 1



----------------------------------



2



Pendahuluan Bangunan sekolah sebagai sarana tempat terjadinya proses ngajar mengajar haruslah menimbulkan rasa aman bagi siswa/i , guru, staff dan semua objek yang ada di dalam sebuah bangunan sekolah. Oleh karena itu maka dalam menciptakan rasa aman dalam membangun / merancang sebuah bangunan sekolah haruslah memiliki konstruksi bangunan yang kokoh dan tahan terhadap ancaman – ancaman yang sewaktu – waktu bisa terjadi yang tidak di inginkan seperti ancaman alam yaitu contohnya gempa bumi, angin kencang dan lain sebagainya. Dan juga dalam merancang sebuah bangunan harus juga memper timbangkan beban – beban yang akan di terima oleh bangunan, yaitu : 1. Statis (Stationer) Yaitu beban yang tidak bergerak penghuni/manusia (yang diperkirakan/tetap).



termasuk



peralatan/equipment,



2. Beban Hidup Beban perancangan yang mengemukakan anggapan statistik berdasarkan pengalaman mengenai penggunaan masa depan yang diperkirakan dari suatu yang direncanakan. Diantaranya: Penghuni, mebel/perabot yang dipindah-pindahkan, salju, hujan, angin. 3. Beban Mati Berat bahan-bahan structural dan komponen-komponen yang merupakan system tanggap tenaga (berat konsturksi). 4. Tekanan Angin (Dinamis) Sesungguhnya merupakan beban dinamis tapi dlam analisa diperlakukan sebagai beban statis equivalen yaitu sebagai asumsi rata -rata statistik. 5. Beban Seismic Beban sismic adalah beban pada bangunan yang diakobatkan oleh akibat gempa bumi. Akibat beban ini dan juga beban angin membuat bangu nan dapat bergoyang/bergeser dari posisinya semula. 6. Beban termal Disebabkan oleh perubahan suhu yang cenderung mengubah bentuk dan dimensi-dimensi unsure structural sesuai dengan waktu dan musim



3



LOW RISE BUILDING Perancangan struktur dan konstruksi bangunan bertingkat rendah adalah proses merancang bangunan yang tidak hanya berhubungan dengan permasalahan struktur saja namun juga aspek bangunan yang lain yang harus dil akukan secara menyeluruh dan terpadu. Rancangan bangunan yang berhasil adalah rancangan yang dapat mengoptimalkan perpaduan kepentingan pada bangunan, sehingga pertimbangan-pertimbangan disain harus dipadukan dengan seluruh kepentingan bangunan itu. Strukur dalam arsitektur bukanlah pembatas tetapi fasilitas 1.Pengertian Bangunan Bertingkat Bangunan bertingkat adalah bangunan yang mempunyai lebih dari satu lantai secara vertikal. Bangunan bertingkat ini dibangun berdasarkan keterbatasan tanah yang mahal di perkotaan dan tingginya tingkat permintaan ruang untuk berbagai macam kegiatan. Semakin banyak jumlah lantai yang dibangun akan meningkatkan efisiensi lahan perkotaan sehingga daya tampung suatu kota dapat ditingkatkan, namun di lain sisi juga diperlukan tingkat perencanaan dan perancangan yang semakin rumit, yang harus melibatkan berbagai disiplin bidang tertentu.Bangunan bertingkat pada umumnya dibagi menjadi dua, bangunan bertingkat rendah dan bangunan bertingkat tinggi. Pembagian ini dibedakan berdasarkan persyaratan teknis struktur bangunan. Bangunan dengan ketinggian di atas 40 meter digolongkan ke dalam bangunan tinggi karena perhitungan strukturnya lebih kompleks. Berdasarkan jumlah lantai, bangunan bertingkat digolongkan menjadi bangunan bertingkat rendah (2 –4 lantai) dan bangunan berlantai banyak (5 –10 lantai) dan bangunan pencakar langit. Pembagian ini disamping didasarkan pada sistem struktur juga persyaratan sistem lain yang harus dipenuhi dalam bangunan.



. Jenis Bangunan berdasarkan Ketinggian dan Jumlah Lantai



4



2. Perancangan Bangunan Bertingkat 2 Lantai Walaupun termasuk bangunan bertingkat, bangunan berlantai dua relatif dapat dilakukan dengan cara yang tidak terlalu rumit. Persyaratan Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) untuk jenis bangunan ini juga masih relatif sederhana, terutama untuk bangunan permukiman. Namun demikian, karena bangunan ini sudah tidak sesederhana bangunan tunggal satu lantai, ada beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam merencana, yaitu; kesesuaian ruang dan fungsi, kekuatan struktur, keamanan dan keselamatan bangunan, kenyamanan bangunan dan sebagainya. Sehingga ketika proses kepengurusan IMB, dokument atau gambar harus menunjukkan aspek-aspek tersebut di atas secara benar, yang macam dan jenisnya relatif tergantung dari kebijakan peraturan masing-masing daerah di mana bangunan akan didirikan. Dengan demikian, perancangan bangunan bertingkat 2 lantai bagi seorang arsitek tidak hanya berkaitan dengan masalah keindahan dan bentuk bangunan semata, tetapi juga bagaimana bangunan selain bentuknya indah juga berfungsi dengan optimal dapat memberikan keamanan dan kenyamanan pada penggunanya dan lingkungan di sekitarnya.



Lingkup Perancangan Arsitektur 3. Perancangan Struktur dan Konstruksi dalam Arsitektur Perancangan struktur dan konstruksi dalam arsitektur tidak hanya membahas teori macam dan detail dari sistem struktur dan konstruksi, tetapi juga kepada bagaimana aspekaspek bangunan seperti sistem struktur dan konstruksi bangunan itu sesuai dengan fungsi, keamanan dan kenyamanan bangunan dan lingkungannya. Perancangan struktur ditujukan kepada disain sistem struktur dan aspek yang terkait, sedangkan perancangan konstruksi ditujukan pada bagaimana memenuhi optimalisasi sistem itu dengan bagian-bagian serta hubungan elemen-elemen bangunan. Sehingga perancangan struktur dan konstruksi dalam arsitektur hampir meliputi sebagian besar proses teknis perancangan bangunan.



5



Lingkup Perancangan Struktur dalam Arsitektur



4. Aspek-aspek Perencanaan dan Perancangan Struktur dan Konstruksi Bangunan 2 Lantai Untuk mendapatkan hasil perancangan yang ideal, perencana struktur dan konstruksi harus dapat mengidentifikasi aspek-aspek yang terkait dalam perancangan. Aspek-aspek tersebut meliputi: Struktur Aspek struktur adalah aspek yang membahas kekuatan dan stabilitas bangunan. Struktur meliputi pemilihan jenis sistem struktur dan konfigurasinya, serta bagaimana sistem ini dapat membentuk ruang, karena di dalam bangunan gedung struktur bertugas mewadahi fungsi ruang. Sistem struktur dalam pembahasan ini dibagi menjadi bagian-bagian lebih kecil yang disebut dengan elemen struktur misal; elemen rangka atap, rangka utama, dan pondasi. Seluruh bagian atau elemen dari berbagai sistem struktur akan mempunyai tanggung jawab utama sebagai pemikul beban bangunan. Karena fungsinya tersebut, sistem struktur tidak dapat dihilangkan namun dapat digantikan satu jenis struktur dengan struktur yang lain. Ketersediaan ragam struktur dan elemennya serta kemungkinan pemilihannya adalah bahasan pokok dalam perancangan struktur. Apapun pilihan yang diajukan akan selalu benar jika sesuai dengan maksud-maksud atau aspek-aspek lain dalam bangunan



Konstruksi Konstruksi adalah bentuk rangkaian atau kedudukan baik dari antar atau inter elemen struktur. Konstruksi ini memperjelas perancangan bangunan. Wujud perancangan konstruksi dalam bangunan gedung adalah gambar-gambar detail yang menunjukkan secara teknis bagian-bagian dan kedudukannya serta keterangan-keterangannya. Karena bersifat menjelaskan dari solusi disain,



6



maka rancangan konstruksi sebuah bangunan akan terikat dengan bangunan secara khusus dan tidak dapat disamakan dengan bangunan lain. Satu konstruksi dalam perancangan struktur akan menjelaskan bagaimana pertimbangan-pertimbangan terhadap aspek lain juga diperhatikan, misalnya penggunaan bahan, ukuran, kedudukan, cara pengerjaan, finishing dan sebagainya. Tanpa gambar konstruksi yang jelas bangunan tidak dapat didirikan dengan benar dari berbagai aspek.



Aspek Konstruksi dan Bahan Bangunan Bahan Bangunan Bahan bangunan adalah aspek pokok berkaitan dengan pemakaiannya dalam struktur ataupun konstruksi serta sifat-sifat fisik yang akan diberikan pada bangunan. Pemakaian bahan tertentu akan mempengaruhi setiap aspek lain dalam perancangan. Karena pemakaian bahan tertentu akan mengakibatkan keriteria-kriteria lain pada bangunan (konstruksi, harga, tekstur, warna, kekuatan, keawatan dan sebagainya), maka pemakaian bahan bangunan juga dapat sangat menentukan disain bangunan secara luas.



Fungsi Bangunan Fungsi bangunan adalah aspek yang akan diwadahi dalam struktur, sehingga pembahasannya wajib dilakukan untuk mengetahui persyaratan-persyaratan tertentu yang harus dipenuhi oleh ruang. Karena menentukan ruang maka struktur dan konstruksi yang dibentuk oleh bangunan harus memperhatikan persyaratan ruang. Bangunan tidak akan berhasil mewadahi fungsi jika kegiatan di dalamnya tidak difasilitasi oleh ruang. Fasilitas-fasilitas ini akan berupa sistem-sistem utilitas pada bangunan yang sangat tergantung dengan faktor-faktor lain yang telah disebut di atas.



7



Site / Lokasi Bangunan Site atau lokasi juga akan berpengaruh terhadap aspek lain karena memberikan informasi mengenai kondisi lingkungan beserta aspek yang terkait semacam iklim mikro lingkungan, keadaan tanah termasuk kekuatan dan topografinya, ketersediaan bahan bangunan, ketetanggaan dengan bangunan lain dan sebagainya. Informasi pada site ini juga sangat menentukan tindakan-tindakan yang akan diambil dalam perancangan struktur. Bentuk bangunan seperti apa, sistem struktur yang mana yang sesuai, pemakaian bahan yang bagaimana yang tepat dan bagaimana bentukan bersikap dengan bangunan di sekitarnya baik untuk kepentingan bangunan itu sendiri atau kepentingan lingkungan sekitar, akan sangat mempengaruhi perancangan struktur.



Aspek Site pada bangunan Sistem – sistem Bangunan Persyaratan ruang yang harus dipenuhi dalam bangunan harus diwujudkan ke dalam sistemsistem bangunan atau utilitas. Sistem-sistem meliputi antara lain pengudaraan, pencahayaan, distribusi air bersih dan sanitasinya dan sebagainya, akan menuntut bentukan- bentukan dan fasilitas struktur dan konstruksi tertentu untuk dapat terjaminnya proses kerja sistem tersebut. Oleh karena itu bentukan struktur dan konstruksi beserta ruang yang terbentuk di dalamnya akan sangat ditentukan oleh pencapaian sistem tertentu dalam bangunan. Strategi pencapaian ini tentu saja tidak akan sama untuk setiap bangunan karena pada bangunan yang berbeda banyak aspek berbeda pula yang saling mempengaruhi sehingga disain sistem dan kaitannya dengan struktur dan konstruksi ini dalama perancangan bangunan memang harus dilihat secara spesifik.



8



Aspek Bangunan yang lain



SISTEM STRUKTUR BANGUNAN BERTINGAKAT RENDAH



Sistem struktur pada bangunan gedung bertingakt rendah secara garis besar menggunakan beberapa sistem utama seperti dibawah berikut ini :



Struktur Rangka atau Skeleton



Struktur kerangka atau skeleton terdiri atas komposisi dari kolomkolom dan balok-balok. Kolom sebagai unsur vertikal berfungsi sebagai penyalur beban dan gaya menuju tanah, sedangkan balok adalah unsur horisontal yang berfungsi sebagai pemegang dan media pembagian beban dan gaya ke kolom. Kedua unsur ini harus tahan terhadap tekuk dan lentur. Selanjutnya dilengkapi dengan sistem lantai, dinding, dan komponen lain untuk melengkapi kebutuhan bangunan untuk pembentuk ruang. Sistem dan komponen tersebut diletakkan dan ditempelkan pada kedua elemen rangka bangunan. Dapat dikatakan bahwa elemen yang menempel pada rangka bukanlah elemen struktural (elemen non-struktural). Bahan yang umumnya dipakai pada sistem struktur rangka adalah kayu, baja, beton termasuk beton pra-cetak . Semua bahan tersebut harus tahan terhadap gaya-gaya tarik, tekan, puntir dan lentur. Saat ini bahan yang paling banyak digunakan adalah baja dan beton bertulang.



9



Bentuk Sistem Rangka karena mampu menahan gaya-gaya tersebut dalam skala yang besar. Untuk bahan pengisi non-strukturalnya dapat digunakan bahan yang ringan dan tidak mempunyai daya dukung yang besar, seperti susunan bata, dinding kayu, kaca dan lainnya. Sistem rangka yang dibentuk dengan elemen vertikal dan horisontal baik garis atau bidang, akan membentuk pola satuan ukuran yang disebut grid. Grid berarti kisi-kisi yang bersilangan tegak lurus satu dengan lainnya membentuk pola yang teratur. Berdasarkan pola yang dibentuk serta arah penyaluran pembebanan atau gayanya, maka sistem rangka umumnya terdiri atas dua macam yaitu: sistem rangka dengan bentang satu arah (one way spanning) dan bentang dua arah (two way spanning). Bentuk grid persegi panjang menggunakan sistem bentang satu arah, dengan penyaluran gaya ke arah bentang yang pendek. Sedangkan untuk pola grid yang cenderung bujursangkar maka penyaluran gaya terjadi ke arah kedua sisinya, maka sistem struktur yang digunakan adalah sistem bentang dua arah. Aksi struktur dua arah dapat diperoleh jika perbandingan dimensi bentang panjang dengan bentang pendek lebih kecil dari 1,5. Sistem struktur rangka banyak berkembang untuk aplikasi pada bangunan tinggi (multistorey structure) dan bangunan dengan bentang lebar (long-span structure).



10



Bangunan Sekolah Pengertian Bangunan Sekolah Bangunan adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada di atas dan/atau di dalam tanah dan/atau air, yang berfungsi sebagai tempat manusia melakukan kegiatannya, baik untuk hunian atau tempat tinggal, kegiatan keagamaan, kegiatan usaha, kegiatan sosial, budaya, maupun kegiatan khusus. Sedangkan Sekolah adalah tempat didikan bagi anak anak. tujuan dari sekolah adalah mengajar tentang mengajarkan anak untuk menjadi anak yang mampu memajukan bangsa . Sekolah adalah sebuah lembaga yang dirancang untuk pengajaran siswa / murid di bawah pengawasan guru. Sebagian besar negara memiliki sistem pendidikan formal, yang umumnya wajib. Dalam sistem ini, siswa kemajuan melalui serangkaian sekolah. Bangunan sekolah adalah sebuah bangunan yang mempunyai maksud untuk memfasilitasi anak – anak bangsa dalam proses belajar mengajar. Dan bertujuan untuk menunjang proses belajar mengajar di sekolah demi meningkatkan kualitas pendidikan bangsa di bidang prasarana yang otomatis juga bisa menunjang pendidikan dalam hal mental pendidikan bangsa.



Sejarah Kondisi dan Perkembangan Pendidikan Hindia Belanda Sebelum pemerintah kolonial menguasai Indonesia, sejarah pendidikan di Indonesia sudah dimulai. Ketika itu pendidikan pribumi hanya mengenal satu jenis pendidikan yang biasa disebut lembaga pengajaran asli yaitu sekolah-sekolah agama Islam dalam berbagai bentuknya seperti langgar, surau atau pesantren. Di tempat tersebut murid-murid dilatih untuk belajar membaca AlQur’an dan mempelajari kepercayaan dan syariat agama Islam. Kemudian pada awal abad XX, melalui peraturan pemerintah tahun 1818, maka pemerintah Belanda menetapkan bahwa orangorang pribumi diperbolehkan masuk sekolah-sekolah Belanda. Pemerintah juga akan menetapkan peraturan-peraturan tata tertib yang diperlukan mengenai sekolah-sekolah bagi penduduk pribumi. Sebenarnya pendidikan bumiputra telah dimulai pada masa V.O.C. yang didirikan oleh para misionaris dan diperuntukkan bagi pribumi yang beragama Kristen. Tahun 1799 V.O.C. bangkrut dan diambilalih oleh pemerintah kolonial Belanda, selanjutnya antara tahun 1811-1816 Indonesia dikuasai oleh pemerintah Inggris dan ketika pemerintah kolonial Belanda mengambil alih kekuasaan dari pemerintah Inggris menunjukkan bahwa tidak ada sekolah yang ditinggalkan. Regeeringsreglement (Peraturan Pemerintah) yang dimulai tahun 1818 terdapat peraturan yang berhubungan dengan perguruan untuk pribumi. Akan tetapi hal ini tidak jadi dilaksanakan karena pemerintah kolonial mengalami kekurangan uang, dan uang yang mengalir seluruhnya diperuntukkan bagi kas negeri induk. Pada tahun 1848 ditetapkan bahwa tiap-tiap tahun dari begrooting (anggaran belanja) akan diambil f.25.000 untuk mendirikan sekolah-sekolah bumiputra. Tetapi sekolah itu tidak untuk kemajuan rakyat, dan hanya untuk keperluan pemerintah yaitu untuk “mencetak ambtenaar”.Ambtenaar-ambtenaar ini nantinya harus bekerja sebagai mandor dan lain-lain di kebun-kebun milik pemerintah.



11



Sesudah tahun 1850, pemerintah Hindia Belanda diwajibkan untuk memperhatikan sekolahsekolah bagi orang-orang Eropa. Untuk sistem pendidikan di sekolah ini, mereka menggunakan sistem yang berlaku dinegeri Belanda. Untuk bumiputra sendiri apabila ingin masuk ke sekolah ini maka syarat-syarat yang sangat berat harus dipenuhi. Pertama-tama, yang boleh masuk sekolah untuk orang Eropa ini ialah bumiputra yang beragama nasrani. Pada tahun 1863 pintu dibuka untuk anak-anaki regent(bupati) dan pada tahun 1864 pintu dibuka (in pricipe/pada prinsipnya) untuk segenap bumiputra, akan tetapi harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan oleh Gubernur Jendral. Pada tahun 1860 di Jakarta didirikan Gymnasium Willem III. Pintu sekolah ini tertutup bagi bumiputra. Baru pada tahun 1874 bumiputra dapat memasuki sekolah ini. Pada waktu itu hanaya ada dua sekolah di mana bumiputra sesudah tamat sekolah rendah, dapat meneruskanpelajarannya yaitu Dokter Djawa School dan Kweekschool (sekolah guru). Ini untuk memenuhi kebutuhan pemerintah yang kekurangan tenaga medis dan tenaga pengajar, selain itu juga dikarenakan pengiriman guru dan tenaga dari negara induk banyak mengeluarkan biaya.



HIS (Hollandsch Inlandsch School)



HBS



12



Vervolksch School



Sekolah Peralihan (Schakel School)



Kebutuhan Ruang Sekolah Dalam sebuah lembaga sekolah di dalamnya tidak hanya terjadi proses belajar mengajar tetapi banyak aktivitas – aktivitas lain yang terjadi dan memerlukan tempatnya tersendiri berdasarkan fungsinya, berikut kebutuhan ruang beserta penjelasannya : 1. Ruang kelas adalah ruang untuk pembelajaran teori dan praktek yang tidak memerlukan peralatan khusus. 2. Ruang perpustakaan adalah ruang untuk menyimpan dan memperoleh informasi dari berbagai jenis bahan pustaka. 3. Ruang laboratorium adalah ruang untuk pembelajaran secara praktek yang memerlukan peralatan khusus. 4. Ruang pimpinan adalah ruang untuk pimpinan melakukan kegiatan pengelolaan sekolah. 5. Ruang guru adalah ruang untuk guru bekerja di luar kelas, beristirahat, dan menerima tamu.



13



6. Ruang tata usaha adalah ruang untuk pengelolaan administrasi sekolah. 7. Ruang konseling adalah ruang untuk peserta didik mendapatkan layanan konseling dari konselor berkaitan dengan pengembangan pribadi, sosial, belajar, dan karir. 8. Ruang UKS adalah ruang untuk menangani peserta didik yang mengalami gangguan kesehatan dini dan ringan di sekolah. 9. Tempat beribadah adalah tempat warga sekolah/madrasah melakukan ibadah yang diwajibkan oleh agama masingmasing pada waktu sekolah. 10. Ruang organisasi kesiswaan adalah ruang untuk melakukan kegiatan kesekretariatan pengelolaan organisasi peserta didik. 11. Jamban adalah ruang untuk buang air besar dan/atau kecil. 12. Gudang adalah ruang untuk menyimpan peralatan pembelajaran di luar kelas, peralatan sekolah/madrasah yang tidak/belum berfungsi, dan arsip sekolah. 13. Ruang sirkulasi adalah ruang penghubung antar bagian bangunan sekolah. 14. Tempat berolahraga adalah ruang terbuka atau tertutup yang dilengkapi dengan sarana untuk melakukan pendidikan jasmani dan olah raga. 15. Tempat bermain adalah ruang terbuka atau tertutup untuk peserta didik dapat melakukan kegiatan bebas. 16. Kantin adalah tempat siswa/i untuk makan. 17. Pos Security adalah tempat untuk petugas keamanan sekolah. 18. Area Parkir Adalah tempat kendaraan guru/staf pegawai sekolah.



14



Studi Kasus



SEKOLAH TIGA BAHASA MITRA HARAPAN MADIUN, JAWA TIMUR



Tampak Bangunan



Denah Bangunan



15



Bangunan in menggunakan system struktur rangka. Dapat dilihat dari sususan kolom yang tersususn sejajar secara horizontal. Lalu terdapat lantai yang sejajar secara vertical. Dapat dlihat dari susunan struktur tersebut, memiliki bentuk yng signifikan dengan bentuk struktur rangkas secara umum. Dan membentuk sisrim struktur rangka



Bentuk struktur rangka bangunan sekolah



Bangunana ini menggunakan pondasi Footplat, dan mengunakan kolom beton bertulang serta mengunakan lantai beton bertulang.



16



Cambridge international school Pekanbaru, Riau



Besar Kolom Lt. 1, 2, 3 Besar Balok Jarak Antar Kolom



40 x 40 cm 50 x 40 cm 6m



17



SMK N 2 Pekanbaru



Besar Kolom Lt, 1, 2, 3 Besar Balok Lebar Ruang Jarak Antar Kolom



50x30 cm, 40x30 cm, 30x30 cm 30x50 cm 6x9 m 3m



18



SMA Al- Huda



Besar Kolom Besar Balok Jarak Antar Kolom Teras



25x35 cm 35x32 cm 3m 2m



Lokasi Tapak



Lokasi: Jl. Arifin Ahmad, Pekanbaru



19



UKURAN Luas Tapak = 7440 /m3 90 m



Site



37 m



120 m



30 m



23 m 40 m



40 m m



20