Bimbingan Konseling Paud [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH Ruang Lingkup Bimbingan Konseling Untuk Anak Usia Dini Mata Kuliah : Bimbingan Konseling Anak Usia Dini Dosen Pengampu : Masnurima Heriansyah,S.Pd,M.Pd / Wilda Isna Kartika,S.pd, M.Pd.



Disusun Oleh : Kelompok 01



Futry Dhanuary Widya Nur Khoiriyah Ashyva Rahmadina Fitri Dea Kania Saba



(2105126007) (2105126024) (2105126033) (2105126034)



KELAS A ANGKATAN TAHUN 2021 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS ILMU KEGURUAN & ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MULAWARMAN 2022



KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala, yang telah melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya, sehingga tugas makalah dengan judul “Ruang Lingkup Bimbingan Konseling Terhadap Anak Usia Dini” Shalawat serta salam senantisa juga dihaturkan keharibaan junjungan kita Nabi Besar Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam, yang selalu menjadi suri tauladan bagi kita semua untuk selalu meninggikan kalimat Allah dibumi ini. Penulisan hasil makalah ini disusun dan diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Bimbingan Konseling Anak Usia Dini dengan tujuan untuk menambah pengetahuan tentang ruang lingkup bimbingan konseli terhadap anak usia dini. Kami mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dari para pembaca, dosen pembimbing, dan teman-teman sekalian yang telah sabar dan talenta dalam membimbing sekaligus mengajarkan kepada kami berbagai hal yang belum kami ketehaui. Hasil observasi ini tentunya masih jauh dari kata sempurna. Sehingga, untuk itu mohon maaf apabila usaha kami tersebut belum sesuai dengan yang diharapkan serta mohon sumbang saran dan masukan dari para pembaca demi perbaikan penulisan makalah pada masa yang akan datang. Mudah-mudahan apa yang ada di dalam makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua. Aamiin Ya Rabbal ‘aalamiin Samarinda, 12 Agustus 2022



Penulis



ii



DAFTAR ISI Kata pengantar..................................................................................................................ii Daftar isi.............................................................................................................................iii Bab 1 pendahuluan............................................................................................................1 A. Latar belakang.........................................................................................................1 B. Rumusan masalah.................................................................................................... C. Tujuan penulisan...................................................................................................... Bab II pembahasan ........................................................................................................... A. Pengertian Bimbingan Konseling............................................................................ B. Prinsip-prinsip Bimbingan Konseling Anak Usia Dini .......................................... C. Ruang Lingkup Bimbingan Konseling Anak Usia Dini.......................................... D. Program Bimbingan Konseling Anak Usia Dini..................................................... E. Tujuan Bimbingan Konseling Anak Usia Dini........................................................ F. Fungsi Dan Asas-asas Bimbingan Konseling Anak Usia Dini................................ Bab III Penutup................................................................................................................. A. Kesimpulan.............................................................................................................. B. Saran........................................................................................................................ Daftar pustaka...................................................................................................................



iii



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bimbingan merupakan suatu proses dimana seseorang memberi bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan agar individu tersebut dapat memahami dirinya sendiri, sehingga dia mampu mengarahkan dirinya dan dapat bertindak sewajarnya sesuai dengan lingkungan sekitarnya salah satunya lingkungan sekolah. Oleh sebab itu bimbingan konseling merupakan salah satu komponen penting dalam penyelenggaran pendidikan di sekolah untuk membantu peserta didik dalam mengembangan kepribadiannya, kehidupan sosialnya, kegiatan belajar dan sebagainya. Mengingat bahwa kepribadian tiap individu berbeda hal inilah mengapa bimbingan konseling sangat penting dalam ruang lingkup sekolah. Yang jadi pembahasan adalah, apakah bimbingan konseling di butuhkan dalam pendidikan prasekolah? Dan bagaimana ruang lingkup bimbingan konseling anak usia dini? Untuk itu, kami akan membahasnya dalam makalah ini.



B. Rumusan Masalah 1. Apa itu bimbingan konseling ? 2. Apa saja prinsip prinsip bimbingan konseling anak usia dini ? 3. Bagaimana ruang lingkup bimbingan konseling anak usia dini ? 4. Apa saja program bimbingan konseling anak usia dini ? 5. Apa saja tujuan bimbingan konseling anak usia dini ? 6. Apa saja fungsi dan asas-asas bimbingan konseling bagi anak usia dini ? C. Tujuan Penulisan 1. Untuk mengetahui pengertian bimbingan konseling 2. Untuk mengetahui prinsip-prinsip bimbingan konseling anak usia dini 3. Untuk mengetahui ruang lingkup bimbingan konseling anak usia dini 4. Untuk mengetahui program bimbingan konseling anak usia dini 5. Untuk mengetahui tujuan bimbingan konseling anak usia dini 6. Untuk mengetahui fungsi dan asas-asas bimbingan konseling anak usia dini



iv



BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Bimbingan Konseling Secara etimologis, kata bimbingan merupakan terjemahan dari kata “guidance” yang berasal dari kata kerja”to guide”, yang mempunyai arti”menunjukkan”, “membimbing”, “menuntun”, ataupun “membantu”. Sesuai dengan istilahnya, maka secara umum, bimbingan dapat diartikan sebagai suatu bantuan atau tuntunan. Adapun beberapa pengertian bimbingan menurut para ahli berikut: 1. Menurut Frank Parson, 1951 bahwa bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada individu untuk memilih, mempersiapkan diri, dan memangku suatu jabatan, serta mendapat kemajuan yang dipilihnya. 2. Menurut Chiskolm, bimbingan membantu individu untuk lebih mengenali berbagai informasi tentang dirinya sendiri. 3. Menurut Bernard dan Fullmer, 1969 bahwa bimbingan merupakan kegiatan yang bertujuan meningkatkan realisasi pribadi setiap individu. 4. Pengertian yang tidak jauh berbeda juga dikemukakan oleh Mathewson, 1969 bahwa bimbingan merupakan pendidikan dan pengembangan yang menekankan proses belajar yang sistematik. 5. Prayitno dan Erman Amti mengemukakan bahwa bimbingan merupakan proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa. Tujuannya adalah orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiridan mandiri dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku. 6. Winkel (2005:27) mendefinisikan bimbingan: pertama, usaha melengkapi individu dengan pengetahuan, pengalaman, dan informasi tentang dirinya sendiri. Kedua, cara untuk memberikan bantuan kepada individu untuk memahami dan mempergunakan secara efisien dan efektif segala kesempatan yang dimiliki untuk perkembangan pribadinya. Ketiga, sejenis pelayanan kepada individu-individu agar mereka dapat menentukan pilihan, menetapkan tujuan dengan tepat, dan menyusun rencana yang realistis sehingga mereka dapat menyesuaikan diri dengan memuaskan diri dalam lingkungan tempat mereka hidup. Keempat, proses pemberian bantuan atau pertolongan kepada individu dalam hal memahami diri sendiri, menghubungkan pemahaman tentang dirinya sendiri dengan lingkungan, memilih, menentukan, dan menyusun rencana sesuai dengan konsep dirinya dan tuntutan lingkungan. 7. Djumhur dan Moh. Surya, (1975:15) berpendapat bahwa bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan yang terus menerus dan sistematis kepada individu untuk memecahkan masalah yang dihadapinya. Dengan demikian, individu tersebut memiliki bkemampuan untuk memahami dirinya (self understanding), kemampuan untuk menerima dirinya (self acceptance), kemampuan untuk mengarahkan dirinya v



(self direction), dan kemampuan untuk merealisasikan dirinya (self realization) sesuai dengan potensi atau kemampuannya dalam mencapai penyesuaian diri dengan lingkungan, baik keluarga, sekolah, dan masyarakat. 8. Dalam Peraturan Pemerintah No. 29 tahun 1990 tentang Pendidikan Menengah dikemukakan bahwa “Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada peserta didik dalam rangka menemukan pribadi, mengenal lingkungan, dan merencanakan masa depan.” Bimbingan diberikan oleh guru pembimbing. Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa bimbingan merupakan proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seorang atau beberapa orang individu dalam hal memahami diri sendiri, menghubungkan pemahaman tentang dirinya sendiri dengan lingkungan, memilih, menentukan, dan menyusun rencana sesuai dengan konsep dirinya dan tuntutan lingkungan berdasarkan norma-norma yang belaku. Pengertian konseling secara etimologi, konseling berasal dari bahasa latin “consilium” yang artinya dengan atau bersama, yang dirangkai dengan menerima atau memahami. Dan dalam bahasa Anglo Saxon, istilah konseling berasal dari sellan, yang berarti menyerahkan atau menyampaikan. Berikut adalah pengertian konseling menurut para ahli: 1. Menurut Burks dan Stefflre (1979: 14) bahwa konseling mengindikasikan hubungan profesional antara konselor telatih dengan klien. Hubungan ini biasanya bersifat individu ke individu, walaupun terkadang melibatkan lebih dari satu orang. 2. Menurut Shertzer dan Stone (1980), konseling adalah upaya membantu individu melalui proses interaksi yang bersifat pribadi antara konselor dengan konseli agar konseli mampu memahami diri dan lingkungannya, mampu membuat keputusan dan menentukan tujuan berdasarkan nilai yang diyakininya sehingga konseli merasa bahagia dan efektif perilakunya. 3. ASCA (American School Counselor Assosiation) mengemukakan, bahwa konseling adalah hubungan tatap muka yang bersifat rahasia, penuh dengan sikap penerimaan dan pemberian kesempatan dari konselor kepada klien. Konselor mempergunakan pengetahuan dan keterampilannya untuk membantu klien mengatasi masalahmasalahnya. 4. Carl Rogers, seorang psikolog humanistik terkemuka, berpandangan bahwa konseling merupakan hubungan terapi dengan klien yang bertujuan untuk melakukan perubahan diri pada pihak klien. Dapat disimpulkan dari pengertian diatas konseling adalah proses hubungan tatap muka yang dilakukan oleh konselor dengan konseli yang bersifat rahasia guna untuk mengatasi permasalahan yang dialami oleh seorang konseli.



B. Prinsip – Prinsip Bimbingan Konseling vi



a. Prinsip-Prinsip Umum 1. Karena bimbingan itu berhubungan dengan sikap dan tingkah laku individu, perlulah diingat bahwa sikap dan tingkah laku individu itu terbentuk dari segala aspek kepribadian yang unik dan ruwet. 2. Perlu dikenal dan dipahami perbedaan individual daripada individu-individu yang dibimbing, ialah untuk memberikan bimbingan yang tepat sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh individu yang bersangkutan. 3. Bimbingan harus berpusat pada individu yang dibimbing. 4. Masalah yang tidak dapat diselesaikan di sekolah harus diserahkan kepada individu atau lembaga yang mampu dan berwenang melakukannya. 5. Bimbingan harus dimulai dengan identifikasi kebutuhankebutuhan yang dirasakan oleh individu yang dibimbing. 6. Bimbingan harus fleksibel sesuai dengan kebutuhan individu dan masyarakat. 7. Program bimbingan harus sesuai dengan program pendidikan di sekolah yang bersangkutan. 8. Pelaksanaan program bimbingan harus dipimpin oleh seorang petugas yang memiliki keahlian dalam bidang bimbingan dan sanggup bekerjasama dengan para pembantunya serta dapat dan bersedia mempergunakan sumber-sumber yang berguna diluar sekolah. 9. Terdapat program bimbingan harus senantiasa diadakan penilaian teratur untuk mengetahui sampai dimana hasil dan manfaat yang diperoleh serta penyesuaian antara pelaksanaan dan rencana yang dirumuskan terdahulu. b. Prinsip-Prinsip Khusus 1. Prinsip yang berkenaan dengan sasaran layanan, yaitu: a) Bimbingan dan konseling melayani semua individu tanpa memandang umur, jenis kelamin, suku, agama, dan status sosial ekonomi. b) Bimbingan dan konseling berurusan dengan pribadi dan tingkah laku individu yang unik dan dinamis. c) Bimbingan dan konseling memperhatikan sepenuhnya tahap dan berbagai aspek perkembangan individu d) Bimbingan dan konseling memberikan perhatian utama kepada perbedaan individual yang menjadi orientasi pokok pelayanannya. 2. Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan permasalahan individu, yaitu: a) Bimbingan dan konseling berurusan dengan hal-hal yang menyangkut pengaruh kondisi mental/ fisik individu terhadap penyesuaian dirinya di rumah, di sekolah serta dalam kaitannya dengan kontak sosial dan pekerjaan, dan sebaliknya pengaruh lingkungan terhadap kondisi mental dan fisik individu. b) Kesenjangan sosial, ekonomi, dan kebudayaan merupakan faktor timbulnya masalah pada individu dan kesemuanya menjadi perhatian utama pelayanan bimbingan. 3. Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan program layanan, yaitu:



vii



a) Bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari pendidikan dan pengembangan individu; karena itu program bimbingan harus disesuaikan dan dipadukan dengan program pendidikan serta pengembangan peserta didik. b) Program bimbingan dan konseling harus fleksibel, disesuaikan dengan kebutuhan individu, masyarakat dan kondisi lembaga. c) Program bimbingan dan konseling disusun secara berkelanjutan dari jenjang pendidikan yang terendah sampai yang tertinggi. d) Terhadap isi dan pelaksanaan program bimbingan dan konseling perlu adanya penilaian yang teratur dan terarah. 4. Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan pelaksaan pelayanan, yaitu: a) Bimbingan dan konseling harus diarahkan untuk pengembangan individu yang ahirnya mampu membimbing diri sendiri dalam menghadapi permasalahan. b) Dalam proses bimbingan dan konseling keputusan yang diambil dan hendak dilakukan oleh individu hendaknya atas kemauan individu itu sendiri, bukan karena kemauan atas desakan dari pembimbing atau pihak lain. c) Permasalahan individu harus ditangani oleh tenaga ahli dalam bidang yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi. d) Kerjasama antara pembimbing, guru dan orangtua amat menentukan hasil pelayanan bimbingan. e) Pengembangan program pelayanan bimbingan dan konseling ditempuh melalui pemanfaatan yang maksimal dari hasil pengukuran dan penilaian terhadap individu yang terlihat dalam proses pelayanan dan program bimbingan dan konseling itu sendiri. C. Ruang Lingkup Bimbingan Konseling Adanya kehadiran guru BK dalam dunia pendidikan dapat terbilang baru. Pada awal tahun 1970-an, profesi ini baru di perkenalkan di Indonesia. Dalam UU nomor 20 tahun 2003 Pasal 1 Ayat (6) di sebut istilah “konselor” untuk profesi pendidik ini. Dasar Penyelenggaran Bimbingan Konseling di sekolah bukan semata mata terletak pada ada atau tidak adanya landasan hukum atau ketentuan dari atas, namun yang lebih penting adalah menyangkut upaya memfasilitasi peserta didik yang akan di sebut sebagai konseling , agar peserta didik mampu mengembangkan potensi mereka untuk mencapai tugas-tugas perkembangannya (menyangkut aspek fisik, emosi, intelektual, sosial, dan moral-spritual. Ruang lingkup bimbingan konseling di pendidikan anak usia dini yaitu sebagai berikut : a. Ruang Lingkup Dasar 1.



Bimbingan Pribadi Dan Sosial Bimbingan ini dimaksudkan untuk mencapai tujuan dan tugas perkembangan pribadi



sosial anak dalam mewujudkan pribadi yang mampu menyesuaikan diri dan dapat viii



bersosialisasi dengan baik pada lingkungan sekitar. Bimbingan ini dapat membantu anak dalam memecahkan masalah-masalah pribadi sosial mereka. Pelayanan dalam bimbingan pribadi bertujuan membantu peserta didik untuk menemukan jati diri, membentuk rasa percaya diri dan mengembangkan pribadi yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, mandiri serta sehat jasmani dan rohani. Pelayanan dalam bimbingan sosial bertujuan membantu para peserta didik mengenal dan berhubungan dengan lingkungan sosial yang telah di landasi budi pekerti luhur, rasa tanggung jawab, kemasyarakatan dan kenegaraan. 2.



Bimbingan Belajar Bimbingan ini merupakan bimbingan yang di arahkan untuk membantu para peserta



didik dalam menghadapi dan memecahkan masalah-masalah melalui kegiatan bermain sambil belajar yang mencakup pengembangan kemampuan dasar dan pembentukan perilaku anak. Pelayanan Bimbingan Belajar bertujuan membantu peserta didik mengenal, menumbuhkan dan mengembangkan diri, sikap dan kebiasaan belajar yang baik untuk menguasai pengetahuan dan keterampilan, serta sebagai persiapan kelanjutan ke pendidikan yang lebih tinggi. 3.



Bimbingan Karir Bimbingan yang membantu anak dalam perencanaan pengembangan dan pemecahan



masalah-masalah karir, seperti pemahaman terhadap jabatan dan tugas-tugas kerja, pemahaman



kondisi dan kemampuan diri,



pemahaman



kondisi lingkungan,



perencanaan dan pengembangan karir, penyesuaian pekerjaan, dan pemecahan masalah-masalah karir yang di hadapi secara sederhana. Pelayanan bimbingan karir bertujuan membantu peserta didik mengenal dan mengembangkan potensi diri melalui penguasaan pengetahuan dan keterampilan, mamahami lingkungan pendidikan dan sektor pekerjaan sebagai lingkungan yang efektif serta mengembangkan nilai-nilai dan sikap yang positif untuk mempersiapkan diri berperan serta dalam kehidupan masyarakat. Jadi bimbingan dan konseling merupakan bantuan yang meliputi bimbingan pribadi, sosial, belajar, dan bimbingan karier. Yang bertujuan agar peserta didik atau klien mengenal menemukan dan mengembangkan pribadi yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dapat memahami diri dalam kaitannya dengan lingkungan dan etika pergaulan sosial yang di landasi budi pekerti dan tanggung jawab ix



sosial sehingga mampu beradaptasi dan bersosialisasi dengan masyarakat. Dengan bimbingan belajar, peserta didik atau klien di harapkan dapat mengembangkan diri, sikap dan cara belajar yang baik untuk menguasai pengetahuan dan keterampilan agar dapat mencapai cita-cita kejenjang pendidikan yang lebih tinggi. Dan bimbingan karier dapat membantu klien dalam merencanakan dan mengembangkan masa depan kariernya. b. Ruang Lingkup Khusus Secara khusus ruang lingkup bimbingan dan konseling itu adalah sebagai bantuan pada orang yang antara lain: 1. Lebih



mengenal



dirinya,



kemampuannya,



sifatnya,



kebiasaanya,



dan



kesenanganya. 2. Mengembangkan potensi yang dimilikinya. 3. Mengatasi kesulitan yang di hadapinya . 4. Menyiapkan perkembangan mental dan social untuk masuk ke lembaga selanjutnya. D. Program – Program Bimbingan Konseling Program PAUD sudah menjadi komitmen bagi nasional dan internasional. Komitmen internasional untuk memperluas pelayanan PAUD tertuang dalam Deklarasi Dakkar dengan bertekad memberikan pelayanan untuk semua anak. Kepastian hukum pelaksanan PAUD di Indonesia sudah sangat kuat dengan masuknya PAUD dalam sistem pendidikan nasional dan meletakkan target 75% anak sudah mendapatkan pelayanan pendidikan dan perawatan anak usia dini. Program PAUD memiliki beberapa bentuk dan kekhasan masing-masing. Secara rinci dapat di uraikan sebagai berikut: a. Pendidikan Keluarga (0-2 tahun) Pendidikan keluarga merupakan pendidikan yang pertama dan utama bagi anak. Karena keluarga sebagai pondasi yang sangat penting untuk membangun struktur kepribadian anak selanjutnya. b. Taman-Taman Pengasuh Anak (0/2 bulan – 2 bisa sampai 5 tahun) Taman pengasuh anak merupakan suatu lembaga kesejahteraan sosial yang memberikan pelayanan berupa perawatan, asuhan dan pendidikan. Program ini sangat membantu para orang tua yang bekerja, sehingga tidak sempat memberikan pendidikan pada anak. c. Kelompok Bermain x



Kelompok bermain diperuntukkan kepada anak sebelum masuk TK. Di kelompok bermain ini tidak memiliki sebuah kurikulum dan menampung anak usia 3-4 tahun. d. Taman Kanak-Kanak (4-6 tahun) Taman kanak-kanak merupakan jenjang pendidikan setelah kelompok bermain. TK menyiapkan anak untuk masuk ke sekolah dasar. e. Bina Keluarga Balita Bina keluarga balita merupakan suatu kegiatan yang bertujuan memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada orang tua mengenai bagaimana mendidik, mengasuh dan memantau pertumbuhan dan perkembangan anak. Yang wajib di ingat oleh orang tua adalah dalam lingkungan keluarga itu sendiri anak bisa berkembang lebih baik. Jadi, keluarga harus memberikan contoh yang baik dari segi mengikuti, mengindahkan, melakukan, dan berbicara karena anak memiliki watak meniru yang berarti anak akan meniru semua yang di lakukan dalam lingkungan keluarga tersebut.



Skema perkembangan program pembelajaran Psikologi perkembangan anak



Teori belajar



anak



Materi (isi bahan kajian)



Pengembangan guru



Bidang pengembangan



Ruang lingkup



Program



Dari gambar di atas, dapat di simpulkan bahwa guru sebagai pengembang program harus mampu mengintergrasikan aspek anak dengan aspek secara harmonis. Untuk itu setiap guru hendaklah bekerja secara seksama pada saat pembuatan program, karena program yang dibuatnya akan menentukan berhasil atau tidaknya pelaksanaan pembelajaran yang di lakukannya. Program PAUD ini bertujuan agar semua anak usia dini memiliki kesempatan



xi



tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai dengan potensi yang dimilikinya, sesuai dengan tahap perkembangan atau tingkat usia mereka. Tujuan utama diselenggarakannya bimbingan dan konseling untuk anak usia dini adalah mengantisipasi atau mengambil tindakan preventif terhadap munculnya perilaku bermasalah. Dengan demikian sesungguhnya bimbingan dan konseling anak usia dini tidak hanya diberikan kepada anak didik yang bermasalah saja, melainkan juga kepada mereka yang tidak bermasalah. Dengan kata lain, mencegah munculnya perilaku bermasalah pada anak jauh lebih mudah daripada mengatasi perilaku bermasalah pada orang dewasa. Fakta bahwa program bimbingan konseling pada anak usia dini sangat penting. Program bimbingan sangat bermanfaat secara positif, tidak sekedar reaktif korektif. Terlebih jika bimbingan konseling di lakukan terus menerus dari anak usia dini hingga perguruan tinggi. Tentu hasilnya jauh lebih baik daripada bimbingan yang sifatnya eksdental semata. Penekanan bimbingan dan konseling dapat berubah ubah sesuai kebutuhan anak sesuai taraf perkembanganya. Atas dasar ini maka bimbingan konseling pada anak usia dini tidak boleh hanya terfokus pada tumbuh kembangnya anak secara normal, melainkan juga harus menemukan jati diri anak didik yang unik dan khas, sesuai dengan kepribadian sang anak. Penemuan jati diri anak harus di mulai sejak anak usia dini, hal ini dapat membantu mereka dalam menemukan bakat, minat, dan potensinya. Bimbingan dan konseling pada anak tidak hanya di berikan kepada anak yang bermasalah saja tetapi juga di berikan kepada mereka yang sedang dalam proses pertumbuhan dan perkembangan sehingga diharapkan pertumbuhan dan erkembangan anak dapat tercapai dengan maksimal. Pandangan ini bersifat preventif, kesehatan mental, dan pengembangan diri yang menitik beratkan pada diagnosis terhadap perilaku bermasalah pada anak-anak. Dengan melakukan identifikasi sejak dini, diharapkan anak-anak di masa depan tidak akan mengalami hambatan dalam belajarnya, terlebih terganggu kesehatan mentalnya. E. Tujuan Bimbingan Konseling The guidance service is the heart of eductional process. Bimbingan konseling merupakan bagian integral dari sistem pendidikan. Tujuan layanan bimbingan dan konseling selaras dengan tujuan pendidikan nasional. Bimbingan konseling bertujuan membantu peserta didik mencapai tugas perkembangan secara optimal sebagai makhluk Tuhan, sosial, dan pribadi. Lebih lanjut, tujuan bimbingan konseling adalah membantu individu dalam mencapai (a) kebahagian hidup pribadi sebagai makhluk tuhan, (b) kehidupan yang produktif dan efektif dalam masyarakat, (c) hidup bersama dengan xii



Individu-individu lain, (d) harmoni antara cita-cita mereka dengan kemampuan yang dimilikinya. Dengan demikian peserta didik dapat menikmati kebahagian hidupnya dan dapat memberi sumbangan yang berrarti dalam kehidupan masyarakat. Umumnya untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, peserta didik harus mendapatkan kesempatan untuk : 1) Mengenal dan melaksanakan tujuan hidupnya serta menyusun rencana hidup yang didasarkan atas tujuan itu, 2) Mengenal dan memahami kebutuhannya secara realistis, 3) Mengenal dan menanggulangi kesulitan-kesulitan sendiri, 4) Mengenal dan mengembangkan kemampuannya secara optimal, 5) Menggunakan kemampuannya untuk kepentingan pribadi dan untuk kepentingan umum dalam kehidupan bersama, 6) Menyesuaikan diri dengan keadaan dan tuntunan dalam lingkungannya, 7) Mengembangkan segala yang dimiliki secara tepat dan teratur, sesuai dengan tugas perkembangannya sampai batas optimal (Depdiknas, 2008). Secara khusus tujuan bimbingan konseling di sekolah ialah agar peserta didik, dapat : 1) Mengembangkan seluruh potensinya seoptimal mungkin, 2) Mengatasi kesulitan dalam memahami dirinya sendiri, 3) Mengatasi kesulitan dalam memahami lingkungannya, yang meliputi lingkungan sekolah, keluarga, pekerjaan, sosial-ekonomi, dan kebudayaan, 4) Mengatasi kesulitan dalam mengidentifikasi dan memecahkan masalahnya, 5) Mengatasi kesulitan dalam menyeluruh kemampuan, minat, dan bakatnya dalam bidang pendidikan dan pekerjaan, 6) Memperoleh bantuan secara tepat dari pihak-pihak di luar sekolah untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang tidak dapat dipecahkan di sekolah tersebut (depdiknas, 2008). Secara umum tujuan bimbingan konseling jenjang taman kanak-kanak yaitu : 1) Memungkinkan anak menghadapi masalah emosional yang menyakitinya, 2) Memungkinkan anak memperoleh tingkat keharmonisan dalam pikiran, emosi, dan tingkah laku, 3) Memungkinkan anak merasa nyaman dengan dirinya sendiri, xiii



4) Memungkinkan anak menerima keterbatasannya dan kekuatannya serta merasa oke dengannya, 5) Memungkinkan anak mengubah tingkah laku yang mempunyai akibat negative, 6) memungkinkan anak berfungsi dengan nyaman dan beradaptasi dengan lingkungan eksternalnya (misalnya, di rumah dan di sekolah), 7) Memaksimalkan kesempatan bagi anak tersebut untuk mengejar tonggak perkembangannya. F. Fungsi Dan Asas-Asas Bimbingan Konseling a. Fungsi Bimbingan Konseling 1. Pemahaman, yaitu berfungsi membantu konseli agar memiliki pemahaman terhadap dirinya (potensinya) dan lingkungan (pendidikan, pekerjaan, dan norma agama). 2. Fungsi Preventif, yaitu fungsi yang berkaitan dengan upaya konselor untuk senantiasa mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan berupaya mencegahnya, supaya tidak dialami oleh konseli. 3. Pengembangan, yaitu fungsi bimbingan konseling yang sifatnya lebih proaktif dan fungsi-fungsi lainnya. 4. Penyembuhan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang bersifat kuratif. 5. Penyaluran, yaitu fungsi bimbingan konseling dalam membantu konseli memilih kegiatan ekstrakurikuler, jurusan atau program studi, dan memantapkan penguasaan karir atau jabatan yang sesuai dengan minat, bakat, keahlian dann ciri-ciri kepribadian lainnya. 6. Adaptasi, yaitu fungsi membantu para pelaksana pendidikan, kepada sekolah/ Madrasag dan staf, konselor, dan guru untuk menyesuikan program pendidikan terhadap latar belakang pendidikan, minat, kemampuan, dan kebutuhan konseli. b. Asas-asas Bimbingan Konseling Penyelenggaraan layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling selain dimuati oleh fungsi dan didasarkan pada prinsip-prinsip tertentu, juga dituntut untuk memenuhi sejumlah asas bimbingan, pemenuhan asas-asas bimbingan itu akan mempelancar pelaksanaan dan lebih menjamin keberhasialan layanan/kegiatan, sedangkan pengingkaranya akan dapat menghemat bahkan



xiv



menggagalkan



pelaksanaan,



serta



mengurangi



atau



mengaburkan



hasil



layanan/kegiatan bimbingan dan konseling itu sendiri. Adapun asas-asas dari bimbingan dan konseling tersebut adalah : 1. Asas Kerahasiaan Asas ini menurut dirahasiakannya segenap data dan keterangan peserta didik (klien) yang menjadi sasaran layanan, yaitu data atau keterangan yang tidak boleh dan tidak layak diketahui orang lain. 2. Asas Keterbukaan Asas yang menghendaki adanya kesukaan dan kerelaan peserta didik (klien) mengikuti/menjakani layanan/kegiatan yang diperuntukan baginya. 3. Asas Keterbukaan Asas yang menghendaki agar peserta didik yang menjadi sasaran layanan/kegiatan bersikap terbuka dan tidak berpura-pura, baik dalam memberikan keterangan tentang dirinya sendiri maupun dalam menerima berbagai informasi dan materi dari luar yang berguna bagi pengembangan dirinya. 4. Asas Kegiatan Asas yang menghendaki agar peserta didik yang menjadi sasaran layanan dapat berpartisipasi akrif didalam penyelenggaraan/kegiatan bimbingan. 5. Asas Kemandirian Asas yang menunjukan pada tujuan umum bimbingan dan konseling yaitu peserta didik sebagai sasaran layanan/kegiatan bimbingan dan konseling diharapkan menjadi individu-individu yang mandiri, dengan ciri mengenal diri sendiri dan lingkungannya, mampu mengambil keputusan, mengarahkan, serta mewujudkan diri sendiri. 6. Asas Kekinian Asas yang menghendaki agar objek sasaran layanan bimbingan dan konseling yakni permasalahan yang dihadapi peserta didik dalam kondisi sekarang. 7. Asas Kedinamisan Asas yang menghendaki agar isi layanan terhadap sasaran layanan (peserta didik) hendaknya selalu bergerak maju, tidak monoton, dan terus berkembang serta berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan dan tahap perkembangannya dari waktu ke waktu. 8. Asas Keterpaduan xv



Asas yang menghendaki agar berbagai layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling, baik yang dilalukan oleh guru pembimbing maupun pihak lain, saling menunjang, harmonis dan terpadukan. 9. Asas Kenormatifan Asas yang menghendaki agar segenap layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling didasarkan pada norma-norma, baik norma agama, hukum, peraturan, adat istiadat, ilmu pengetahuan dan kebiasaan-kebiasaan yang berlaku. 10. Asas Keahlian Asas yang menghendaki agar layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling diselenggarakan atas dasar kaidah-kaidah profesional. Dalam hal ini kaidah pelaksana layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling lainnya hendaknya tenaga yang benarbenar ahli dalam bimbingan dan konseling. 11. Asas Ahli Tangan Kasus Asas yang menghendaki agar pihak-pihak yang tidak mampu menyelesaikan layanan bimbingand an konseling secara tepat dan tuntas atas suatau permasalahan peserta didiknya dapat mengalih-tangankan kepada pihak yang lebih ahli. Guru pembimbing (konselor) dapat menerima ahli tangan kasusu dari orang tua, guru-guru lain, atau ahli lain. Demikian pula sebaliknya guru pembimbing (konselor) dapat mengalih tangankan kasusu kepada pihak lain yang lebih kompeten, baik yang berada di dalam lembaga sekolah maupun di luar sekolah. 12. Asas Tut Wuri Handayani Asas yang menghendaki agar pelayanan bimbingan dan konseling secara keseluruhan dapat menciptakan suasana mengayimi (memberikan rasa aman), mengembangkan keterladanan dan memberikan rangsangan dan dorongan, serta kesempatan seluas-luasnya kepada peserta didik (klien) untuk maju.



xvi



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Bimbingan dan Konseling Anak usia dini merupakan layanan bantuan untuk memfasiltasi secara terstruktur dan terorganisasi yang dilakukan oleh konselor yang sudah terdidik dan terlatih, untuk mengembangkan potensi anak secara optimal. Bimbingan dan konseling untuk anak usia dini dapat didefinisikan sebagai bantuan yang dilakukan oleh konselor, guru BK, dan atau guru PAUD maupun guru pendamping terhadap anak usia dini sehingga terwujud optimalisasi perkembangannya. Bimbingan berorientasi pada anak yang dibimbing; bimbingan meliputi semua aspek perkembangan anak yang mencakup pengembangan fisik-motorik; kognitif; bahasa; emosi; sosial; moral; agama dan seni. Bimbingan diawali dengan mengenal (mengidentifikasi) kebutuhan-kebutuhan yang anak, bimbingan dilaksanakan dengan fleksibel dan sesuai developmental appropriate of practicess (DAP). Layanan Konseling anak usia dini dapat dilakukan oleh konselor terhadap permasalahan yang dihadapi anak berkaitan dengan conduct disorder seperti agresif, bullying, mau menang sendiri dan lain sebagainya B. Saran Ketersediaan pelayanan bimbingan konseling pada pendidikan anak usia dini perlu di perhatikan, karena dengan adanya bimbingan konseling ini dapat membantu setiap individu peserta didik selain itu orang tua juga akan lebih mudah terbantu dengan adanya pelayanan bimbingan konseling di pendidikan anak usia dini. Kesadaran akan pentingnya bimbingan konseling juga harus di terapkan pada guru PAUD agar mampu mengatasi masalah setiap individu yang di alami peserta didik.



xvii



DAFTAR PUSTAKA



Evendi, S. P. (2018). PROGRAM BIMBINGAN KONSELING UNTUK ANAK USIA DINI. Jurnal Ilmiah Konseling. Novita.



(2018, oktober 25). Blogger.com. Diambil kembali dari Blogger.com: https://novitaloka1308.blogspot.com/2018/10/ruang-lingkup-dan-teknik-bimbingan.html



Prasasti, S. (t.thn.). Suhaemi. (t.thn.). PENGERTIAN, TUJUAN, FUNGSI, DAN ASAS-ASAS BIMBINGAN KONSELING ANAK USIA DINI. Switri, E. (2022). Bimbingan Konseling Anak Usia Dini. Qiara Media. Yahya Haryati, S. K. (2019). TINJAUAN ONTOLOGIS BIMBINGAN DAN KONSELING ANAK USIA DINI (BK-AUD). NARATAS.



xviii