BK Komprehensif [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Model Program Pengembangan Bimbingan dan Konseling Komprehensif Carolina Selatan



MAKALAH



Diajukan untuk memenuhi salah satu Tugas Mata Kuliah Model Evaluasi dan Supervisi Bimbingan dan Konseling Yang diampu oleh Prof. Dr. Hj. Nur Hidayah, M.Pd



Disusun Oleh: Hijria Muhammad Danivul Haq Oktavia Arista Zulva Zannatin Alia



170111841529 170111841573 170111841510 170111841513



UNIVERSITAS NEGERI MALANG PASCASARJANA PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING Maret 2018



DAFTAR ISI



Halaman Halaman Judul



…………………………………………………………………........



i



Daftar Isi



…………………………………………………………………........



ii



Daftar Tabel



…………………………………………………………………........



iii



Daftar Gambar



................................................................................................ …......



iv



BAB I



PENDAHULUAN



BAB II



1.1



Latar Belakang ………………………………………..............



1



1.2



Topik Pembahasan……………………………………….........



2



PEMBAHASAN 2.1



Pengantar Model Program Bimbingan dan Konseling Komprehensif South Carolina ............. ............. ............. ....... 2.1.1 Penelitian Terdahulu ...................................................



3



2.1.2 Ruang Lingkup dan Desain Program….............…......



3



2.1.3



Manfaat



Pengembangan



Komprehensif



Program



Bimbingan dan Konseling ..........................................



3



7



2.1.4 Standar Program ............. ............. ............. ................



9



Gambaran Umum Model Pengembangan Bimbingan Dan Konseling Komprehensif ….............….............….................... 2.2.1 Guidance Curriculum ….............…..........................



13



2.2.2



Perencanaan Individual….............…..........................



13



2.2.3



Layanan Responsif….............…..................................



14



2.2.4



Dukungan sistem….............…....................................



15



2.3



Tanggung Jawab Pekerjaan Konselor Sekolah….............….....



19



2.4



Standar Kurikulum Bimbingan Untuk Pengembangan Siswa ..



22



2.2



2.5



13



2.4.1.



Learning to Live (Pengembangan Pribadi / Sosial) ....



22



2.4.2.



Learning To Learn (Pengembangan Akademik) ..........



22



2.4.3.



Learning to Work (Career Development) ............. .......



23



Akuntabilitas Bimbingan Dan Akuntabilitas Sekolah …........



23



2.5.1.



Dasar Pertanggungjawaban ............. ............. .............



23



2.5.2.



Pedoman Pelaksana Rencana Akuntabilitas .............



24



2



.......... 2.6 Panduan Untuk Mengevaluasi Program Perkembangan Komprehensif Bimbingan Dan Konseling ................................ 2.6.1. Evaluasi memiliki proses dengan delapan langkah ......



25



Siklus Pengembangan Program …................................



26



2.6.2. 2.7



25



Panduan Evaluasi ADEPT untuk Konselor Sekolah ….........



35



2.7.1. Tujuan ….............….............….............….............….......



35



2.7.2. Performance Dimenssion ….............….............…............



35



PD 1: Perencanaan Jangka Panjang ............. ............. .............



35



PD 2: Perencanaan Jangka Pendek - Bimbingan dan Kegiatan Konseling............. ............. ............. ............. ............. .............



36



PD 3: Pengembangan dan Penggunaan Penilaian .....................



36



PD 4: Memberikan Bimbingan dan Pelayanan Konseling .......



36



PD 5: Memberikan Layanan Konsultasi ............. ............. ......



36



PD 6: Layanan Bimbingan dan Konseling Koordinasi .............



36



PD 7: Memenuhi Tanggung Jawab Profesional............. .........



36



BAB III



PENUTUP ….............….............….............….............…....... ..........



37 37



Daftar Rujukan



3.1 Simpulan ….............….............….............….............….... ………………………………………………………………….. .....



Lampiran



….............….............….............….............….......….............….............



39



3



38



DAFTAR TABEL



Tabel 1 ….............….............….............….............….......….............….............…......... 22



4



DAFTAR GAMBAR



Gambar 1 ….............….............….............….............….......….............….............….....



5



25



BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai suatu sistem, program layanan bimbingan dan konseling tentunya meliputi beberapa hal di antaranya yaitu perencanaan, pelaksanaan, serta evaluasi. Dalam hal ini ketiga hal tersebut senantiasa saling berkaitan dan berkesinambungan. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa suatu hasil senantiasa dipengaruhi oleh perencanaan, begitu pun pelaksanaan juga memiliki peran yang sangat dominan. Selain itu, kedua hal tersebut akan terlihat manakala proses evaluasi berjalan dengan baik. Dengan demikian, evaluasi dari pelaksanaan program layanan bimbingan ini hendaknya dipersiapkan dengan seksama. Evaluasi ini dapat pula diartikan sebagai proses pengumpulan informasi (data) untuk mengetahui efektivitas (keterlaksanaan dan ketercapaian) kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan dalam upaya mengambil keputusan. Pengertian lain dari evaluasi ini adalah suatu usaha mendapatkan berbagai informasi secara berkala, berkesinambungan dan menyeluruh tentang proses dan hasil dari perkembangan sikap dan perilaku, atau tugas-tugas perkembangan para siswa melalui program kegiatan yang telah dilaksanakan. Kriteria atau patokan yang dipakai untuk menilai keberhasilan pelaksanaan program layanan bimbingan dan konseling di sekolah adalah mengacu pada terpenuhi atau tidak terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan siswa dan pihak-pihak yang terlibat baik langsung maupun tidak langsung berperan membantu siswa memperoleh perubahan perilaku dan pribadi ke arah yang lebih baik. Dalam keseluruhan kegiatan layanan bimbingan dan konseling, penilaian diperlukan untuk memperoleh umpan balik terhadap keefektivan layanan bimbingan yang telah dilaksanakan. Dengan informasi ini dapat diketahui sampai sejauh mana derajat keberhasilan kegiatan layanan bimbingan. Berdasarkan informasi ini dapat ditetapkan langkah-langkah tindak lanjut untuk memperbaiki dan mengembangkan program selanjutnya. Oleh sebab itu dalam makalah ini akan sedikit dipaparkan hal yang perlu diperhatikan dari aspek-aspek evaluasi program bimbingan dan konseling disekolah sesuai dengan hal yang tertuang dalam materi The South Carolina Comprehensive Developmental Guidance and Counseling Program Model. 1.2. Topik Pembahasan Adapun makalah ini membahas mengenai topik-topik sebagai berikut: 1



2.1.Pengantar Model Program Bimbingan dan Konseling Komprehensif South Carolina 2.2.Model Pengembangan Program Bimbingan Konseling Komprehensif 2.3.Tanggung Jawab Konselor Sekolah 2.4.Standar Kurikulum Bimbingan 2.5.Akuntabilitas Bimbingan 2.6. Panduan Untuk Mengevaluasi Program Bimbingan Dan Konseling Komprehensif 2.7. Panduan Evaluasi Adept Untuk Konselor Sekolah



2



BAB II PEMBAHASAN



2.1. PENGANTAR MODEL PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING KOMPREHENSIF SOUTH CAROLINA 2.1.1. Penelitian Terdahulu Model bimbingan dan konseling South Carolina merupakan model yang bersumber secara ekstensif dari karya yang diterbitkan oleh Dr. Norman Gysbers, yang merupakan seorang pelopor dari penelitian dan publikasi tentang standar penting untuk program konselor sekolah dan pengembang model program bimbingan dan konseling yang sekarang digunakan di seluruh Amerika Serikat. Program pengembangan bimbingan dan konseling komprehensif merupakan komponen penting dari program instruksional yang memberi kesempatan kepada semua siswa untuk mencapai perkembangan yang optimal. Selain itu, Model Program Bimbingan dan Konseling South Carolina mengacu pada publikasi National Occupational Information Coordinating Committee pada tahun 1989 tentang Pedoman Pengembangan Karir Nasional serta dokumen model program bimbingan dan konseling di sejumlah negara: Alabama, Connecticut, Georgia, Idaho, Iowa, Missouri, North Carolina, Rhode Island, Texas, Utah, dan West Virginia yang dokumennya sangat bermanfaat bagi tim penulis. Model Program Bimbingan dan Konseling South Carolina selanjutnya didukung peneliti dan ditulis oleh American School Counselor Association (ASCA), yang dengan senang hati memberikan perizinan kepada South Carolina untuk mencetak ulang dan diadaptasikan pada materi dari dua publikasi manialnya. 2.1.2. Ruang Lingkup dan Desain Program Berikut adalah panduan untuk para profesional mengenai standar dan strategi yang harus diikuti sekolah dalam mengembangkan dan menerapkan program bimbingan dan bimbingan komprehensif: 



Konselor, yaitu untuk membantu mereka membangun, menerapkan, dan mengelola program bimbingan dan konseling yang akan menguntungkan semua siswa;



3















 



Guru, yaitu untuk membantu mereka memahami tujuan dari program bimbingan dan konseling dan mempertahankan kolaborasi guru dan konselor untuk keuntungan maksimal siswa; Kepala sekolah, yaitu untuk membantu mereka berkolaborasi dengan konselor untuk merancang dan memberikan program bimbingan dan konseling yang berkualitas dan untuk membantu konselor dalam melaksanakan program; Administrator seperti pengawas, asisten pengawas, direktur direksi, dan direktur kurikulum, yaitu untuk membantu mereka memberikan dukungan yang sesuai untuk upaya pengembangan program bimbingan dan konseling, dan untuk menetapkan prosedur yang meningkatkan efektivitas program bimbingan dan konseling; Dewan Pendidikan, yaitu untuk membantu mereka menetapkan kebijakan untuk program bimbingan dan konseling yang efektif di sekolah mereka; Pendidik Konselor, yaitu untuk membantu mereka dengan instruksi dan pengembangan calon konselor sekolah. 2.1.2.1.



Filosofi dan Rasional Program Pengembangan Bimbingan dan Konseling Komprehensif South



Carolina didasarkan pada keyakinan yaitu Program bimbingan dan konseling pengembangan yang komprehensif bukanlah layanan pendukung namun merupakan bagian integral dari keseluruhan program pendidikan, sehingga South Carolina memberikan rasional yang bertolok ukur dengan program pengembangan tersebut, yaitu : 



Semua anak unik dan harus diperlakukan dengan hormat dan bermartabat.







Setiap siswa bisa sukses.







Belajar adalah proses seumur hidup.







Membina citra diri yang positif adalah usaha kolaboratif dari sekolah, rumah, dan masyarakat yang mengarah pada kewarganegaraan yang bertanggung jawab dan produktif.







Kebutuhan beragam semua siswa harus ditangani di semua tingkat pendidikan melalui program bimbingan dan konseling.







Setiap siswa membutuhkan keterampilan pribadi dan sosial yang tepat untuk mencapai manfaat optimal dari program pendidikan.



4







Program bimbingan dan konseling pengembangan yang komprehensif bukanlah layanan pendukung namun merupakan bagian integral dari keseluruhan program pendidikan.







Program bimbingan dan konseling yang sesuai perkembangan memberikan manfaat penting bagi siswa individual dengan menangani kebutuhan intelektual, emosional, sosial, dan psikologis mereka.



2.1.2.2. Domain program Program pengembangan



bimbingan



dan



konseling



komprehensif



memberikan kesempatan dan perkembangan yang mencakup tiga area yang dikhususkan bagi siswa yaitu mempelajari kehidupan pribadi maupun sosial, belajar secara akademik, dan belajar untuk berkarier. Ini mencakup kegiatan berurutan yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan semua siswa dengan membantu mereka untuk memperoleh kompetensi dalam pengetahuan diri dan orang lain, dalam mengidentifikasi tujuan pendidikan mereka, dan dalam mengembangkan upaya karir mereka sendiri. Program ini diimplementasikan di setiap sekolah oleh konselor sekolah bersertifikasi dengan dukungan guru, administrator, siswa, dan orang tua. 2.1.2.3. Tujuan Program Pada tingkat dasar, program bimbingan dan konseling mengarah kepada peningkatan keterampilan pribadi, sosial, dan belajar yang diperlukan untuk menjadi sukses. Misalnya tentang pengambilan keputusan secara bertanggung jawab, strategi penanggulangan, pemahaman diri, dan pengembangan karir. Sementara pada tingkat menengah, program bimbingan dan konseling berfokus pada kebutuhan remaja yang berubah dengan cepat. Hal ini berhubungan dengan perjuangan siswa untuk mendapatkan identitas dan untuk menyeimbangkan tuntutan akan kompetensi akademis, karir, dan sosial. Program yang dimulai di tingkat dasar dikembangkan agar sesuai dengan kebutuhan khusus siswa sekolah menengah. Konselor akan bekerja sama dengan siswa untuk mengembangkan rencana belajar maupun karir.



5



Dengan memenuhi tujuan sekolah dasar dan menengah, program bimbingan dan konseling di sekolah menengah membantu siswa menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab yang dapat mengembangkan rencana kehidupan yang realistis dan memuaskan berdasarkan pemahaman kebutuhan tentang diri mereka, minat, dan keterampilan mereka.



2.1.2.4. Kegiatan Program Untuk mencapai tujuan program, pengembangan program bimbingan dan konseling komprehensif merupakan bagian integral dari total program pendidikan sistem sekolah. Program ini mencakup kegiatan berurutan di sekolah dasar, menengah, dan tinggi. 



Konselor bekerja dengan semua siswa, orang tua, guru, administrator, dan masyarakat melalui program bimbingan dan konseling yang seimbang. Unit pembelajaran terstruktur kelas besar dan kecil memberikan instruksi sistematis untuk semua siswa di semua tingkat kelas.







Konselor merencanakan dengan guru dan kemudian mengajar, mengajar tim, atau membantu mengajar unit terkoordinasi ini di kelas atau di lingkungan kelompok besar lainnya. Kegiatan perencanaan individu diberikan untuk membantu semua siswa. Mereka diinisiasi di kelas dasar dan diperluas pada tahun-tahun pertengahan dan sekolah menengah. Konseling individu, kelompok kecil, pribadi, dan krisis tersedia bagi semua siswa. Layanan konsultasi mengenai perilaku siswa dan kemajuan akademis diberikan untuk orang tua, guru, dan administrator. Rujukan ke profesional lain di sekolah kabupaten atau ke instansi dan lembaga di luar kabupaten dibuat sesuai kebutuhan atau permintaan.







Konselor mendukung keseluruhan program pendidikan di tingkat kabupaten melalui kegiatan konsultasi umum dan kerja komite. Konselor juga mendukung program sekolah lokal mereka melalui kegiatan manajemen dan penelitian, penjangkauan masyarakat, kunjungan bisnis dan industri, dan pengembangan profesional.



6



2.1.2.5. Komponen Program Komponen program



bimbingan



dan



konseling



pengembangan



komprehensif mengatur kerja konselor menjadi empat komponen utama: panduan kurikulum, perencanaan individu, layanan responsif, dan dukungan sistem. Komponen panduan kurikulum, mencakup pengalaman terstruktur yang disajikan secara sistematis melalui kegiatan kelompok besar dan kecil dari PAUD sampai kelas dua belas. Kurikulum menekankan pada pengambilan keputusan, pemahaman diri, pengembangan karir, dan peningkatan kemampuan belajar. Komponen perencanaan individu, mencakup kegiatan konseling untuk membantu semua siswa dalam merencanakan, memantau, dan mengelola prestasi akademik mereka sendiri serta pengembangan pribadi dan karir mereka. Perencanaan individu menekankan interpretasi tes dan konseling pendidikan termasuk perencanaan kantata dan karir. Komponen layanan responsif, memenuhi kebutuhan dan keprihatinan siswa. Layanan semacam itu mencakup konseling pribadi; konseling krisis; rujukan keagenan; konsultasi dengan orang tua, guru, dan profesional lainnya; dan kelompok pendukung. Komponen pendukung sistem, mencakup kegiatan pengelolaan bimbingan tidak langsung yang menjaga dan meningkatkan total program bimbingan dan konseling. Tanggung jawab konselor bimbingan dalam komponen ini mencakup hubungan staf dan masyarakat, proyek penelitian khusus, komite, pengembangan profesional, dan tim dukungan siswa.



2.1.3. Manfaat Pengembangan Komprehensif Program Bimbingan dan Konseling 2.1.3.1. Manfaat bagi Siswa  Meningkatkan prestasi akademik dan sukses di sekolah  Mempromosikan pengetahuan untuk eksplorasi dan pengembangan karir  Mengembangkan keterampilan pengambilan keputusan dan pemecahan masalah  Membantu memperoleh pengetahuan tentang diri dan berhubungan secara efektif dengan orang lain 7



 Memperluas pengetahuan tentang dunia kita yang terus berubah  Meningkatkan kesempatan untuk interaksi konselor-siswa  Meningkatkan kesempatan untuk layanan konseling yang konsisten sepanjang tahun ajaran  Memantau data untuk memudahkan peningkatan siswa 2.1.3.2. Manfaat untuk Orang Tua  Memberikan dukungan dalam mengadvokasi pengembangan akademik, karir dan pribadi / sosial anak-anak mereka  Mendukung kemitraan dalam pembelajaran dan perencanaan karir anakanak mereka  Meningkatkan kesempatan untuk komunikasi antar sekolah  Meningkatkan pengetahuan tentang bantuan dan informasi orang tua dan siswa dapat diterima dari konselor dan sekolah 2.1.3.3. Manfaat bagi Administrator  Menyediakan struktur program panduan pengembangan dan komprehensif dengan konten khusus  Menyediakan sarana untuk mengevaluasi program bimbingan dan personil yang melaksanakan program  Meningkatkan citra program bimbingan dan sekolah di masyarakat  Mempromosikan akuntabilitas program  Mempromosikan program yang responsif terhadap kebutuhan siswa dan sekolah  Menyediakan kurikulum panduan sekolah yang proaktif untuk memenuhi kebutuhan siswa dan meningkatkan iklim sekolah 2.1.3.4. Manfaat bagi Guru  Mendorong hubungan kerja yang positif dan mendukung  Mendukung pendekatan tim interdisipliner untuk memenuhi kebutuhan dan standar inti dan kompetensi siswa  Meningkatkan kemungkinan keberhasilan akademis  Mendukung lingkungan belajar



8



2.1.3.5. Manfaat bagi Dewan Pendidikan Lokal  Memberikan



jaminan



bahwa



program



bimbingan



dan



konseling



komprehensif yang komprehensif tersedia bagi semua siswa  Menyediakan dasar untuk menentukan alokasi dana  Menyediakan alasan berdasarkan data untuk menerapkan program konseling sekolah  Mengartikulasikan kredensial dan rasio kepegawaian yang sesuai 2.1.3.6. Manfaat untuk Bisnis, Industri, dan Tenaga Kerja  Menyediakan tenaga kerja potensial dengan keterampilan membuat keputusan, keterampilan pra-kerja dan kematangan pekerja meningkat  Menyediakan peningkatan kesempatan untuk kolaborasi antara konselor dan bisnis, industri dan masyarakat buruh  Meningkatkan peran konselor sebagai nara sumber  Meningkatkan kesempatan bagi bisnis, industri dan tenaga kerja untuk berpartisipasi aktif dalam total program sekolah 2.1.3.7. Manfaat bagi Personel Konseling  Menyediakan peran dan fungsi yang jelas  Meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam melakukan fungsi konseling  Mendukung akses ke setiap siswa  Menyediakan alat untuk pengelolaan program, implementasi, dan akuntabilitas  Menguraikan tanggung jawab yang jelas untuk standar siswa tertentu  Berusaha menghilangkan kegiatan program konseling non-sekolah  Mempromosikan partisipasi tim kurikulum interdisipliner  Menghubungkan sekolah dengan sumber daya masyarakat untuk penyediaan layanan khusus dengan biaya efektif  Memastikan kontribusi program konseling sekolah terhadap misi sekolah 2.1.4. Standar Program 2.1.4.1. Kegiatan dan pengalaman terstruktur, perkembangan dan pengalaman disajikan secara sistematis dalam kegiatan individu dan



9



kelompok kepada siswa di PAUD kanak-kanak sampai kelas dua belas. Indikator: A. Panduan kurikulum membahas kebutuhan siswa di bidang pengembangan pribadi / sosial, akademik, dan karir. B. Panduan kurikulum tertulis dikembangkan dan diartikulasikan melalui semua tingkat kelas untuk memastikan pembelajaran seumur hidup dan perolehan keterampilan, pengetahuan, dan kompetensi. C. Panduan kurikulum membahas standar siswa yang dapat diidentifikasi. Aspek lain dari program bimbingan dan konseling komprehensif telah diidentifikasi dan diprioritaskan berdasarkan data penilaian kebutuhan yang diperoleh melalui survei terhadap siswa, pendidik, dan orang tua / wali. D. Konselor dan pendidik sekolah berkolaborasi untuk memenuhi kebutuhan semua siswa E. Konselor sekolah menghabiskan sejumlah waktu untuk mengembangkan, memfasilitasi, melaksanakan dan mendukung kegiatan di dalam komponen kurikulum panduan. Persentase waktu yang disarankan adalah SD, 35-45 persen; menengah / junior, 25-35 persen; dan SMA, 15-25 persen. 2.1.4.2. Siswa memiliki akses terhadap layanan responsif yang membantu mereka dalam menangani masalah dan masalah yang dapat mempengaruhi pengembangan pribadi, sosial, akademik, dan karir mereka. A. Layanan responsif yang mencakup konseling individu dan kelompok kecil, konseling krisis, dan rujukan ke agen lain atau sumber profesional disediakan bagi siswa sesuai kebutuhan. B. Sekolah memiliki kebijakan dan prosedur yang disetujui oleh dewan yang harus diikuti saat merujuk siswa ke agen atau sumber luar. C. Kabupaten / kelurahan memiliki kebijakan dan prosedur yang disetujui oleh dewan yang harus diikuti saat terjadi krisis. D. Konsultasi diberikan untuk pendidik, siswa, orang tua / wali, dan lembaga / organisasi luar mengenai kemajuan akademis siswa, pengembangan / pengembangan pribadi / sosial, dan pengembangan karir. E. Konselor sekolah menghabiskan waktu yang ditentukan untuk melaksanakan tanggung jawab mereka terhadap layanan responsif. Persentase waktu yang disarankan adalah SD, 30-40 persen; menengah / junior, 30-40 persen; dan SMA, 25-35 persen.



10



2.1.4.3. Siswa dan orang tua/wali diberi kesempatan untuk mengembangkan, memantau, dan mengelola rencana pendidikan dan karir siswa. A. Kegiatan dan prosedur memberikan program pengembangan karir yang komprehensif di tingkat SD, SMP / MTs. B. Pengembangan karir sebagaimana didefinisikan oleh Undang-Undang Pembangunan Pendidikan dan Pembangunan Ekonomi tahun 2005 didefinisikan sebagai proses prekindergarten-through-grade-twelve. C. Sistem perencanaan akademik dan karir memungkinkan siswa kelas enam sampai dua belas untuk mengeksplorasi, mencatat, memantau, dan memperbarui rencana akademis dan karir mereka saat mereka maju melalui sekolah dan membuat keputusan terkait. D. Sumber informasi pendidikan dan karir tersedia bagi siswa. E. Konselor sekolah menghabiskan sejumlah waktu untuk melaksanakan tanggung jawab mereka dalam membantu siswa mengembangkan rencana akademik dan karir. Persentase waktu yang disarankan adalah SD, 5-10 persen; menengah / junior, 15-25 persen; dan SMA, 25-35 persen. 2.1.4.4. Kegiatan pengelolaan Bimbingan berada di tempat yang mendukung program bimbingan dan konsultansi yang komprehensif di kabupaten ini. A. Konselor sekolah berfungsi sebagai konsultan untuk komite sekolah dan kabupaten mengenai pertumbuhan dan perkembangan siswa. B. Konselor sekolah secara konsisten berpartisipasi dalam pengembangan profesional berkelanjutan yang relevan untuk meningkatkan keterampilan bimbingan dan konseling. C. Konselor sekolah berkolaborasi dengan lembaga kemasyarakatan, bisnis dan industri, dan institusi postsecondary. D. Konselor sekolah memberi tahu siswa, orang tua / wali, pendidik, dewan pendidikan dan perwakilan distrik sekolah tentang tujuan dan praktik program bimbingan dan konseling. E. Konselor sekolah menghabiskan waktu yang ditentukan untuk melaksanakan tanggung jawab mereka terhadap aktivitas dukungan sistem. Persentase waktu yang disarankan adalah SD, 10-15 persen; menengah / junior, 10-15 persen; dan SMA, 15-20 persen. F. Konselor sekolah melakukan penilaian kebutuhan untuk mengidentifikasi dan memprioritaskan topik yang relevan yang terkait dengan kompetensi dan komponen program bimbingan dan konseling lainnya. 2.1.4.5. Program bimbingan dan bimbingan pengembangan komprehensif dilaksanakan di setiap kabupaten dan sekolah dan kebijakan dan 11



A.



B.



C.



D.



E.



F. G. H.



I.



prosedur yang tepat untuk memelihara, meningkatkan, dan mengevaluasi program bimbingan dan konseling kabupaten. Rencana bimbingan dan konsultansi pembangunan komprehensif yang mencakup definisi program bimbingan dan konseling, sebuah pernyataan filosofi program, tujuan dan sasaran, kegiatan pemberian layanan dan prosedur untuk mengevaluasi program bimbingan dan konseling, telah diadopsi oleh dewan pengurus daerah. Program bimbingan dan konseling kabupaten diarahkan oleh orang yang memiliki sertifikasi dan bimbingan konseling sekolah dan pengalaman konseling. Anggaran bimbingan dan konseling yang menyediakan sumber informasi dan teknis yang memadai telah dikembangkan dengan masukan dari staf konseling. Komite penasihat tingkat sekolah dan kabupaten, yang terdiri dari anggota sekolah dan masyarakat, telah dibentuk untuk meninjau kembali kegiatan program bimbingan dan konseling. Uraian tugas konselor sekolah didasarkan langsung pada tugas-tugas yang terlibat dalam melaksanakan program bimbingan dan konseling yang komprehensif di kabupaten ini. Konselor sekolah di distrik sedang diawasi dan dievaluasi sesuai dengan pedoman negara. Distrik mengevaluasi program bimbingan dan konseling secara reguler. Bimbingan fasilitas, peralatan, dan bahan sumber daya yang dibutuhkan untuk melaksanakan tujuan program bimbingan dan penyuluhan disediakan. Fasilitas bimbingan memberikan privasi dan kerahasiaan. Standar etika, hukum, dan profesional untuk konselor sekolah disertakan dalam program bimbingan dan konseling yang komprehensif di kabupaten ini.



2.1.4.6. Program bimbingan dan konseling pengembangan komprehensif merupakan bagian integral dari total program pendidikan sekolah. A. Konselor sekolah bekerja sama dengan pendidik lainnya di tingkat sekolah dan kabupaten untuk memastikan pengalaman pendidikan yang optimal bagi semua siswa. B. Konselor sekolah menggunakan hasil penilaian kebutuhan untuk menentukan prioritas yang sesuai dengan tujuan sekolah dan kabupaten. C. Kegiatan penyampaian layanan bimbingan dan konseling tercermin dalam semua bidang kurikulum sekolah.



12



2.2. GAMBARAN UMUM MODEL PENGEMBANGAN BIMBINGAN DAN KONSELING KOMPREHENSIF 2.2.1 Guidance Curriculum Panduan kurikulum terdiri dari pengalaman pengembangan terstruktur yang disajikan secara sistematis melalui kegiatan kelompok. Tujuan kurikulum bimbingan adalah untuk memberikan layanan kepada siswa di semua tingkat dengan pengetahuan tentang pengembangan pribadi, sosial, akademis, dan karir, untuk mempromosikan kesehatan mental positif mereka, dan untuk membantu mereka dalam memperoleh dan menggunakan keterampilan hidup. Sementara tanggung jawab konselor mencakup organisasi dan implementasi kurikulum bimbingan, kerja sama dan dukungan seluruh fakultas dan staf diperlukan untuk keberhasilan penerapannya. Kurikulum bimbingan disampaikan melalui strategi seperti berikut ini:  Kegiatan Kelas: Konselor mengajar, mengajari tim, atau membantu dalam mengajarkan kursus atau kegiatan pembelajaran kurikulum di ruang kelas, pusat bimbingan, atau fasilitas sekolah lainnya.  Kegiatan Kelompok: Konselor melakukan kegiatan kelompok di luar kelas untuk menanggapi minat atau kebutuhan yang diidentifikasi oleh siswa. Alokasi Waktu yang disarankan: SD



= 35 % - 45%



SMP



= 25 % - 35 %



SMA



= 15% - 25 %



2.2.2 Perencanaan Individual Perencanaan individual terdiri dari kegiatan yang membantu semua siswa mengeksplorasi, merencanakan, memantau, dan mengelola pembelajaran mereka sendiri serta pengembangan pribadi, akademis, dan karir mereka. Dalam komponen ini, siswa mengevaluasi tujuan akademis, karir, dan pribadi mereka. Kegiatan dalam komponen ini direncanakan dan diarahkan oleh konselor. Kegiatan ini umumnya disampaikan secara individual, atau dengan bekerja dengan individu dalam kelompok kecil atau kelompok penasihat. Perencanaan individu dilaksanakan melalui strategi seperti berikut ini:



13



 Penilaian Individu: Penasihat bekerja dengan siswa yang menganalisis dan mengevaluasi kemampuan, minat, keterampilan, dan prestasi siswa. Uji informasi dan data lainnya merupakan dasar untuk membantu siswa mengembangkan rencana jangka pendek dan jangka panjang.  Penasihat Individu: Penasihat bekerja dengan siswa menggunakan informasi personal-sosial, pendidikan, karir, dan pasar tenaga kerja dalam merencanakan tujuan pribadi, akademis, dan karir. Keterlibatan siswa, orang tua / wali, dan sekolah sangat penting dalam merencanakan program yang memenuhi kebutuhan setiap siswa.  Penempatan: Konselor membantu siswa dalam melakukan transisi dari sekolah ke sekolah, sekolah ke tempat kerja atau sekolah hingga pendidikan dan pelatihan tambahan. Alokasi Waktu yang disarankan: SD



= 5 % - 10%



SMP



= 15 % - 25 %



SMA



= 25% - 35 %



2.2.3 Layanan Responsif Layanan Responsif terdiri dari kegiatan untuk memenuhi kebutuhan dan keprihatinan siswa, apakah kebutuhan atau kebutuhan ini memerlukan konseling, konsultasi, rujukan, atau informasi. Komponen ini tersedia untuk semua siswa. Sementara konselor memiliki pelatihan dan keterampilan khusus untuk menanggapi kebutuhan dan kekhawatiran ini, kerja sama dan dukungan seluruh fakultas dan staf diperlukan untuk keberhasilan penerapan komponen ini. Layanan responsif disampaikan melalui strategi seperti berikut ini:  Konsultasi: Penasihat berkonsultasi dengan orang tua, guru, pendidik lainnya, dan / atau lembaga masyarakat mengenai strategi untuk membantu siswa.  Konseling Individu: Konseling diberikan berdasarkan kelompok kecil atau individu untuk siswa yang mengungkapkan kesulitan dalam berurusan dengan hubungan, masalah pribadi, atau tugas perkembangan. Konseling pribadi membantu siswa dalam mengidentifikasi masalah, sebab, alternatif, dan konsekuensi yang mungkin terjadi sehingga tindakan yang tepat dilakukan.



14



 Konseling Krisis: Konseling dan dukungan diberikan kepada siswa yang menghadapi situasi darurat. Konseling semacam itu biasanya bersifat jangka pendek dan sementara. Bila perlu, sumber rujukan yang tepat digunakan.  Rujukan: Konselor menggunakan sumber rujukan untuk menghadapi krisis seperti bunuh diri, kekerasan, penganiayaan, dan penyakit terminal. Sumber rujukan ini bisa meliputi:  Agen Kesehatan Mental  Program Ketenagakerjaan dan Pelatihan  Rehabilitasi Kejuruan  Layanan Remaja  Layanan sosial Alokasi Waktu yang disarankan: SD



= 30 % - 40%



SMP



= 30 % - 40 %



SMA



= 25% - 35 %



2.2.4 Dukungan Sistem Dukungan Sistem terdiri dari kegiatan manajemen yang membangun, memelihara, dan meningkatkan total program panduan. Komponen ini dilaksanakan dan dilaksanakan melalui kegiatan di bidang berikut ini:  Pengembangan Profesional: Konselor dilibatkan secara teratur dalam memperbarui pengetahuan profesional dan keterampilan mereka. Ini mungkin melibatkan partisipasi dalam pelatihan in-service reguler, menghadiri pertemuan profesional, menyelesaikan pekerjaan pascasarjana, dan / atau berkontribusi terhadap literatur profesional.  Hubungan Staf dan Masyarakat: Penasihat mengarahkan staf dan masyarakat ke program bimbingan dan bimbingan pengembangan komprehensif melalui sarana seperti situs web, buletin, media lokal, dan / atau presentasi komunitas sekolah.  Konsultasi dengan Guru: Konselor berkonsultasi dengan guru dan anggota staf lainnya secara teratur untuk memberikan informasi, staf pendukung, dan menerima umpan balik mengenai kebutuhan siswa yang baru muncul.



15



 Dewan Penasehat: Konselor bertugas di komite kurikulum departemen, komite masyarakat atau dewan penasehat untuk memastikan bahwa program bimbingan dan konseling terus menjadi bagian integral dari keseluruhan proses pendidikan.  Penjangkauan Masyarakat: Penasihat memanfaatkan sumber daya masyarakat dan agen rujukan, situs lapangan, kesempatan kerja, dan informasi pasar tenaga kerja lokal untuk mendukung keseluruhan program bimbingan dan konseling.  Manajemen Program dan Operasi: Konselor memberikan tugas perencanaan dan pengelolaan yang diperlukan untuk mendukung kegiatan yang dilakukan dalam program bimbingan dan bimbingan pengembangan yang komprehensif. Ini termasuk tanggung jawab yang perlu dipenuhi sebagai anggota staf sekolah.  Penelitian, Pengembangan, dan Akuntabilitas: Untuk memastikan akuntabilitas, konselor mengevaluasi data agar terus mengembangkan dan memperbarui kegiatan dan sumber belajar bimbingan dan konseling.



Alokasi Waktu yang disarankan: SD



= 10 % - 15%



SMP



= 10 % - 15 %



SMA



= 10% - 20 %



16



17



18



2.3. TANGGUNG JAWAB PEKERJAAN KONSELOR SEKOLAH Konselor sekolah profesional menerima tanggung jawab untuk membantu semua siswa melalui program bimbingan dan konseling pengembangan komprehensif yang disusun secara sistematis. Mereka juga menghargai setiap siswa, serta berusaha untuk memahami latar belakang masing-masing siswa dan faktor-faktor yang mempengaruhi keadaannya saat ini, dan mempertahankan optimisme tentang masa depan setiap siswa. Konselor sekolah mendekati siswa, orang tua, guru, dan orang lain dengan kehangatan dan pengertian, sikap menerima dan optimis tentang potensi orang, dan kepercayaan bahwa orang dapat berubah dengan cara yang positif. Mereka berkomitmen terhadap perubahan dan pertumbuhan pribadi, tidak hanya pada orang lain, tapi juga pada diri mereka sendiri. Mereka memiliki kemampuan untuk berhubungan dan berkomunikasi secara efektif dengan orang-orang dari semua umur dan latar belakang budaya. Konselor memiliki tingkat kesadaran diri yang 19



tinggi terhadap nilai, pengetahuan, keterampilan, dan batasan mereka sendiri, dan tidak tahu untuk bertindak melampaui batas kualifikasi profesional mereka. Bila konselor yang menunjukkan karakteristik dan kompetensi pribadi ini dipilih untuk pekerjaan, kemungkinan untuk memiliki program bimbingan dan konseling yang efektif meningkat. Hal ini bermanfaat bagi administrator sekolah, fakultas, orang tua, dan masyarakat untuk memiliki pemahaman yang jelas tentang peran seorang konselor sekolah dalam melaksanakan program bimbingan dan konseling. Mereka harus memenuhi konselor sekolah bersertifikat sepenuhnya berfungsi secara profesional dan akuntabel dalam enam peran dasar, yaitu: Peran Konselor



komponen program



1. Manajemen program 



Merencanakan, menerapkan, dan



Sistem Pendukung



mengevaluasi program panduan komprehensif, termasuk layanan konseling  Mengawasi kegiatan pegawai klerikal



Sistem Pendukung 2. Bimbingan 



Mengkoordinasikan panduan



panduan kurikulum



kurikulum pengembangan sekolah 



Membantu guru dalam menginstruksi topik / isu yang



panduan kurikulum



terkait dengan panduan 



Panduan individu dan kelompok siswa melalui pengembangan pendidikan, Rencana Individual



karir, dan rencana pribadi



20



3. Konseling 



Mintalah setiap siswa dengan



Layanan Responsif



kebutuhan / keprihatinan pribadi 



Konseling kelompok kecil siswa dengan kebutuhan /



Layanan Responsif



kekhawatiran pribadi 



Gunakan teori dan teknik yang diterima sesuai dengan konseling sekolah Layanan Responsif



4. Konsultasi dan Advokasi Siswa 



Konsultasikan dengan orang



Layanan Responsif



tua, guru, administrator, dan individu terkait lainnya untuk



Perencanaan Individu



meningkatkan pekerjaan mereka dengan siswa 5. Koordinasi 



Berkoordinasi dengan personil



Layanan Responsif



sekolah dan masyarakat untuk mengumpulkan sumber daya bagi siswa 



Gunakan proses rujukan yang efektif untuk membantu siswa dan orang lain menggunakan Layanan Responsif program dan layanan khusus



6. Penilaian 



Berpartisipasi dalam



Sistem Pendukung



perencanaan dan evaluasi program pengujian 21



terstandarisasi kelompok sekabupaten / kota 



Perencanaan Individual



Menafsirkan hasil tes dan penilaian lainnya dengan tepat







Gunakan sumber data siswa



Layanan Responsif



lain secara tepat untuk penilaian



2.4. STANDAR KURIKULUM BIMBINGAN UNTUK PENGEMBANGAN SISWA Tujuan dari program bimbingan dan bimbingan pengembangan yang komprehensif di sebuah sekolah setting adalah untuk mempromosikan dan meningkatkan proses belajar. Untuk itu, sebuah program bimbingan dan bimbingan pengembangan komprehensif memusatkan pengembangan siswa di tiga wilayah yang luas. 2.4.1. Learning to Live (Pengembangan Pribadi / Sosial) Perkembangan standar pribadi / sosial merupakan bagian integral dari kesuksesan seseorang dalam menjalani kehidupan. Untuk memahami dan menghargai diri sendiri, berhubungan positif dengan orang lain, membuat keputusan yang tepat dan aman, mengatasi perubahan secara efektif, dan menjadi warga negara yang bertanggung jawab sangat penting untuk proses ini. Standar isi untuk pengembangan pribadi / sosial memberikan landasan bagi pertumbuhan pribadi. Mereka meningkatkan pengembangan pribadi, sosial, pendidikan, dan karir individu. Siswa memperoleh keterampilan untuk membina hubungan dengan diri sendiri, orang lain, keluarga dan keluarga masyarakat. 2.4.2. Learning To Learn (Pengembangan Akademik) Pengembangan standar akademik dan pendidikan merupakan bagian integral dari upaya individu untuk belajar seumur hidup. Mampu mencapai kesuksesan pendidikan, mengidentifikasi dan bekerja menuju tujuan, mengelola informasi, mengatur waktu, dan menemukan sumber daya sangat penting untuk proses ini. Standar isi untuk pengembangan akademik membimbing siswa untuk mendapatkan hasil maksimal dari setiap situasi belajar. Siswa mengalami kesuksesan dan memaksimalkan potensi pendidikan melalui usaha dan komitmen untuk menghasilkan karya berkualitas 22



tinggi. Pengembangan akademik mencakup tujuan belajar yang diinginkan yang mengharuskan siswa memiliki komando pengambilan keputusan, pemecahan masalah, penetapan tujuan, pemikiran kritis, penalaran logis, dan kemampuan komunikasi interpersonal. 2.4.3. Learning to Work (Career Development) Perkembangan standar karir merupakan bagian integral dari kesuksesan individu dalam dunia kerja. Mampu mengembangkan pengetahuan dan keterampilan untuk membuat rencana karir yang realistis, membuat transisi yang sukses dari sekolah ke kerja, mencapai saling ketergantungan, dan bersaing dalam ekonomi global sangat penting untuk proses ini. Standar isi untuk pengembangan karir memberikan dasar untuk pengembangan keterampilan yang membantu siswa dalam melakukan transisi yang sukses dari sekolah ke dunia kerja, dan dari pekerjaan ke pekerjaan, sepanjang rentang karir hidup.



2.5. AKUNTABILITAS BIMBINGAN DAN AKUNTABILITAS SEKOLAH 2.5.1. Dasar Pertanggungjawaban Sepanjang dekade terakhir, pendidik, pembuat kebijakan, kelompok masyarakat, pemimpin bisnis dan orang tua telah bekerja dengan tekun untuk mereformasi dan memperbaiki pendidikan K-12. Dengan reformasi ini, akuntabilitas menjadi kekuatan pendorong bagi agenda pendidikan saat ini. Standar akuntabilitas baru mewajibkan semua pendidik, termasuk konselor bimbingan sekolah, untuk mengumpulkan, menganalisis, dan menggunakan data secara sistematis untuk mengidentifikasi tingkat pencapaian siswa dan mengembangkan strategi efektif untuk meningkatkan keberhasilan siswa secara keseluruhan. Langkah-langkah akuntabilitas konselor sekolah sebelumnya difokuskan pada analisis waktu dan tugas (jumlah siswa yang dikonseling, kelompok kecil dilakukan, pelajaran bimbingan kelas disampaikan, dll.). Namun, tidak ada data terukur yang mencerminkan dampak dari layanan ini yang telah dikumpulkan untuk menunjukkan hubungan antara layanan bimbingan dengan prestasi belajar siswa. Konselor sekolah berusia dua puluh satu tahun harus dilihat sebagai profesional yang sangat terlihat dan proaktif yang terlibat langsung dalam pengembangan dan pencapaian siswa. Yang terpenting, sebagai anggota integral tim sekolah, konselor sekolah berbagi dalam pertanggungjawaban untuk perbaikan sekolah dan terlibat langsung dalam pencapaian tujuan dan hasil siswa yang diidentifikasi. 23



2.5.2. Pedoman Pelaksana Rencana Akuntabilitas Langkah 1: Hubungkan pekerjaan Anda dengan pernyataan misi sekolah Anda. Langkah 2: Identifikasi elemen data penting seperti nilai, nilai tes, tingkat kehadiran, tingkat promosi, dan tingkat penerimaan postsecondary. Ketika Anda memulai proses ini, mungkin bijaksana untuk menargetkan satu area pada awalnya dan yang lainnya seiring proses berlanjut. Langkah 3: Analisis data untuk mengidentifikasi status dan area masalah saat ini. Ini akan membantu anda mengidentifikasi tujuan akuntabilitas Anda. Mungkin perlu untuk menganalisis data di wilayah tertentu seperti ras, etnisitas, jenis kelamin, atau status sosial ekonomi. Langkah 4 : Gunakan analisis data dan identifikasi tujuan akuntabilitas sebagai dasar pengembangan rencana aksi. Mengembangkan rencana aksi melibatkan konselor sekolah berkolaborasi dengan pemangku kepentingan lainnya dan menghindari penanganan masalah secara terpisah. Bersatu dengan para pemangku kepentingan untuk mengembangkan dan menerapkan strategi untuk memindahkan elemen data penting ke arah yang positif. Langkah 5 : Reanalyze dan refocus untuk menentukan apakah Anda memenuhi hasil yang ditargetkan. Proses ini mungkin mencakup penetapan target baru, penambahan strategi baru, dan mereplikasi apa yang berhasil. Pemangku kepentingan akan memeriksa usaha apa yang berjalan dengan baik, dan strategi apa yang perlu dimodifikasi, disesuaikan, atau mungkin berubah sama sekali. Langkah selanjutnya adalah merevisi rencana aksi untuk tahun berikutnya dan terus memindahkan elemen data penting ke arah yang positif. Langkah 6 : Mempublikasikan hasil program konseling sekolah yang efektif langkah penting dalam proses pertanggungjawaban dan kunci untuk mengumpulkan dukungan untuk program Anda. Ini bisa menjadi saat untuk merayakan kesuksesan dan mengenali dan menghargai kemitraan Anda. Melalui pendidikan ini, pemangku kepentingan akan memiliki



24



pemahaman yang lebih dalam tentang kontribusi program konseling sekolah yang berfokus pada prestasi belajar siswa. 2.6. PANDUAN UNTUK MENGEVALUASI PROGRAM PERKEMBANGAN KOMPREHENSIF BIMBINGAN DAN KONSELING Evaluasi merupakan komponen penting dari program perkembangan komprehensif bimbingan dan konseling dan memastikan keakuntabilitasannya. Tujuan dari evaluasi ini adalah untuk mengukur nilai program, kegiatan, dan stafnya untuk mengambil keputusan atau mengambil tindakan terkait ke masa depan. Evaluasi akan mengukur penyampaian layanan (proses evaluasi) dan hasil (evaluas produk). Proses yang sedang berlangsung ini memberikan informasi untuk memastikan perbaikan panduan program secara terus menerus dan memberikan arahan terhadap perubahan yang diperlukan. 2.6.1. Evaluasi memiliki proses dengan delapan langkah: 



Menyatakan Pertanyaan Evaluasi,







Menentukan Kelayakan / Kegunaan Untuk Evaluasi,







Mengumpulkan Data Untuk Menjawab Pertanyaan,







Menerapkan Standar Yang Telah Ditentukan,







Menarik Kesimpulan,







Mempertimbangkan Konteksnya,







Membuat Rekomendasi, Dan







Bertindak Atas Rekomendasi



Konselor dan program konseling memainkan peran penting dalam membantu guru dan staf lainnya dalam mengintegrasikan tujuan bimbingan sekolah dengan tujuan instruksional dan sasaran lainnya. Oleh karena itu, evaluasi harus menjadi upaya kolaborasi di antara semua pihak yang terlibat dalam program ini. Kegiatan evaluasi memungkinkan konselor dan orang lain untuk: 



Menentukan Dampak Dari Program Bimbingan Pada Siswa, Fakultas, Orang Tua, Dan Iklim Sekolah;







Mengidentifikasi Tujuan Yang Telah Dicapai;







Mengidentifikasi Komponen Program Yang Efektif;







Menghilangkan Atau Memperbaiki Komponen Program Yang Kurang Efektif;



25







Menyesuaikan



Dan



Menyempurnakan



Program



Panduan



Dan



Proses



Implementasi; 



Mengidentifikasi Konsekuensi Dari Program (Baik Positif Maupun Negatif);







Mengidentifikasi Daerah Lain Yang Perlu Ditangani;







Menetapkan Tujuan Pengembangan Profesional Konselor;







Menentukan Kebutuhan Staf Dan Penyesuaian Beban Kerja;







menentukan sumber daya tambahan yang dibutuhkan untuk melaksanakan program ini secara memadai;







memberikan informasi pertanggungjawaban kepada pendidik dan masyarakat.



2.6.2. Siklus Pengembangan Program A. Organizing a) Berkomitmen untuk bertindak. b) Mengidentifikasi kepemimpinan untuk upaya perbaikan program. B. Planning a) Mengadopsi model program bimbingan dan bimbingan pengembangan komprehensif dan proses pengembangan program yang akan digunakan. b) Memahami empat komponen yang terdiri dari sistem pelayanan. c) Menilai program saat ini. d) Mengembangkan pernyataan misi dan filosofi / dasar pemikiran yang tepat. e) Garis besar proses pengembangan program. C. Designing a) Menetapkan desain program yang diinginkan.  Menilai kebutuhan siswa, sekolah, dan masyarakat.  Tentukan program secara spesifik.  Mengkuantifikasi keseimbangan program yang diinginkan. b) Publikasikan standar program. c) Rencanakan transisi ke program yang diinginkan.  Bandingkan / kontras program saat ini dengan program yang diinginkan baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif.  Menetapkan tujuan untuk perubahan. d) Mengembangkan dan menerapkan rencana induk untuk implementasi perubahan. D. Implementing a) Buatlah transisi program.



26







Secara formal mengadopsi program komprehensif bimbingan dan konseling.  Mengembangkan strategi untuk menangani masalah sebagai bagian dari proses transisi.  Mengelola pelayanan, guru, dan penyusun program beserta manfaatnya.  Menetapkan standar fasilitas layanan yang mencakup ruang, kerahasiaan, peralatan / teknologi, dan sumber daya instruksional dan keuangan yang diperlukan.  Pastikan pengawasan konselor tingkat kabupaten disediakan oleh personel yang memiliki latar belakang profesional dalam konseling sekolah.  Mengidentifikasi dan menetapkan rasio konselor dan siswa yang disesuaikan untuk pelaksanaan program yang maksimal.  Mengidentifikasi dan menetapkan kembali tugas non-bimbingan yang saat ini dilakukan oleh konselor yang merupakan hambatan dalam pelaksanaan program. b) Merancang Program membutuhkan dan memprioritaskan kegiatan. Dengan prioritas yang baru dibentuk, kegiatan akan dikembangkan dan diimplementasikan dalam peningkatan dan perluasan dari keseluruhan program panduan. E. Evaluating Evaluasi adalah proses untuk menentukan keefektifan program bimbingan dan konseling. Tujuan evaluasi adalah untuk menyediakan data dan sarana untuk menarik kesimpulan dan membuat keputusan, rekomendasi dan rencana untuk memperbaiki dan merevisi program bimbingan dan konseling dan personil yang melaksanakan program. Proses evaluasi harus sistematis, komprehensif dan berkelanjutan. a) Evaluasi Program Ada berbagai metode dan tingkat untuk evaluasi program bimbingan dan konseling. Penting untuk mengembangkan pedoman yang menyarankan pemantauan pencapaian standar program sebagai pendekatan yang tepat terhadap akuntabilitas melalui evaluasi. Setelah Evaluasi maka akan terus terjadi selama tahap perencanaan, perancangan, dan pelaksanaan siklus pengembangan program. Proses evaluasi harus menyediakan penilaian kebutuhan siswa yang sedang berlangsung, pencapaian tujuan, sasaran, dan tolok ukur standar dan alokasi terhadap perubahan kebutuhan siswa. 27



b) Evaluasi Konselor Tujuan evaluasi konselor adalah untuk memastikan pertumbuhan dan peningkatan program bimbingan dan konseling yang berkesinambungan dan untuk memastikan bahwa program tersebut melayani semua siswa. Evaluasi konselor, sama seperti evaluasi program, perlu proses. Proses evaluasi harus mencakup prinsip-prinsip penilaian yang sesuai dan sesuai, mencerminkan teknik terkini dalam keterampilan bimbingan dan konseling yang efektif, dan mencerminkan deskripsi pekerjaan distrik konselor sekolah. Proses evaluasi konselor harus memungkinkan fleksibilitas dan individualitas dalam pelaksanaan program panduan dan konseling komprehensif untuk memenuhi kebutuhan siswa secara lebih baik serta menghasilkan program untuk melayani semua siswa. Evaluasi konselor harus sesuai dengan pedoman kerja konselor dan standar etik sekolah. Penting untuk memberikan pengembangan profesional bagi konselor sekolah karena ini memberi kesempatan bagi konselor untuk memperbarui dan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mereka. Evaluasi konselor harus didasarkan pada kinerja konselor dalam melaksanakan program bimbingan dan konseling komprehensif dan sesuai dengan pedoman kerja. Administrator harus mendukung dan membantu konselor



dalam



melaksanakan



program



bimbingan



dan



konseling



pengembangan komprehensif. Pengembangan pernyataan tujuan evaluasi konselor merupakan bagian penting dari keseluruhan proses evaluasi. Berikut adalah beberapa contoh kemungkinan tujuan yang harus disertakan dalam rencana evaluasi:     



Tinjau kembali uraian tugas dan kompetensi konselor konselor. Mengatasi peran dan kompetensi konselor dalam hal pelaksanaan program. Menguji pada area kekuatan Identifikasi area untuk perbaikan dan kembangkan rencana perbaikan dan dukungan. Menyediakan sebuah sistem untuk mendorong peningkatan diri konselor dan peluang pengembangan profesional dan dukungan. 28



 



Dorong akuntabilitas konselor dalam pelaksanaan program bimbingan dan konseling komprehensif. Dorong kesempatan pengembangan profesional untuk fakultas, staf, dan administrator dalam memahami peran konselor dalam menerapkan program bimbingan dan konseling yang komprehensif.



c) Memastikan kompetensi konselor  Identifikasi kebutuhan dan sumber daya untuk pengembangan staf  Perjelas peran konselor untuk memastikan implementasi program bimbingan dan konseling pembangunan komprehensif.  Ajukan nasihat-nasihat baru mengenai standar, pedoman, dan strategi implementasi program.  Evaluasi staf dengan menggunakan kriteria dan standar konseling yang terkait.  Promosikan, berikan, dan dukung kesempatan untuk pertumbuhan profesional. 2.6.3. Dasar Penilaian Evaluasi Adapun yang menjadi dasar penilaian dari evaluasi tersebut didasarkan pada pertanyaan-pertanyaan yang harus terjawab saat evaluasi. Definisi dan desain program memberikan standar yang jelas untuk evaluasi program dan staf. Definisi program mengidentifikasi



siswa,



orang,



dan



kelompok



yang



dilayani



oleh



program;



mengidentifikasi kompetensi yang diperoleh sebagai hasil partisipasi dalam program; dan menggambarkan organisasi sistem penyampaian program. Definisi ini juga menentukan peran yang sesuai untuk konselor sekolah, serta uraian tugas khusus untuk melaksanakan tanggung jawab masing-masing konselor. Desain tersebut menguraikan struktur dan prioritas program termasuk identifikasi hasil utama siswa yang ingin dicapai, dan pembentukan pembobotan untuk alokasi sumber daya. 2.6.4. Pertanyaan yang Harus Dijawab melalui Penilaian Pada bagian ini, empat kategori pertanyaan evaluasi disarankan sebagai jumlah minimum untuk mengevaluasi keefektifan program panduan komprehensif. 



Apakah program telah dilakukan perbaikan sudah efektif?







Apakah program memenuhi dan / atau melebihi standar program?







Apakah siswa-siswa menjadi berkompeten di area konten prioritas tinggi?







Apakah konselor melakukan peran mereka? 29



Di tingkat lokal, pertanyaan tambahan mungkin dihasilkan. Adapun pertimbangan untuk menjawab empat kategori pertanyaan dalam mengevaluasi program panduan komprehensif dan staf konselor sekolah disediakan di bawah ini. (1) Apakah program yang telah dilakukan perbaikan sudah efektif? Peningkatan program mengidentifikasi tujuan dan strategi yang harus dicapai melalui pelaksanaan daftar tugas dalam batas waktu yang diungkapkan. Ini memberikan dasar untuk menentukan apakah tujuan dan tenggang waktu terpenuhi. Sebagai hasil dari perancangan perbaikan program, harapan baru pada kinerja konselor akan muncul. Harapan ini membentuk dasar penetapan tujuan pertumbuhan profesional oleh konselor sekolah. Serupa dengan rencana perbaikan program, rencana pertumbuhan profesional menetapkan tujuan untuk mengembangkan keterampilan atau pengetahuan khusus, mengidentifikasi strategi untuk mencapai tujuan, dan menentukan batas waktu. (2) Apakah program memenuhi dan / atau melebihi standar program? Program panduan yang sepenuhnya dilaksanakan dan didukung akan memiliki pengaruh terhadap siswa, orang tua, fakultas, dan iklim sekolah. Pengumpulan dan analisis data akan dijelaskan di pelaksanaan program, efektifitas program bimbingan, dan tingkat pencapaian tujuan. Standar program dapat dikategorikan menjadi dua jenis: (a) standar desain kualitatif dan (b) standar desain kuantitatif. Contoh desain standar untuk masingmasing komponen dari program panduan adalah: 



Kurikulum Bimbingan: Standar kurikulum spesifik yang harus ditekankan, kompetensi spesifik yang akan dikembangkan, dan hasil sesuai usia yang harus dicapai oleh siswa.  Layanan Responsif: Respon yang sistematis dan tepat waktu terhadap permintaan siswa.  Perencanaan Perorangan: Daftar kegiatan yang memfasilitasi perencanaan individu di semua tingkat kelas.  Pendukung Sistem: Pencatatan kegiatan dan program yang paling sesuai dengan kebutuhan masyarakat sekolah dan menggunakan keterampilan profesional konselor. Contoh standar desain kuantitatif sama untuk setiap komponen program panduan. Standar tersebut dinyatakan dalam hal (a) jumlah siswa / staf / orang tua 30



yang dilayani oleh masing-masing komponen program, (b) persentase waktu konselor yang dialokasikan untuk setiap komponen, dan (c) jumlah konselor waktu menggunakan masing-masing kompetensi profesional. Proses pengumpulan data diindikasikan untuk memastikan apakah standar program telah terpenuhi. Penilaian dengan perbandingan pra-activity vs postactivity, kuesioner jawaban singkat, esai, peningkatan kehadiran, nilai dan tingkatan, dan peningkatan tingkah laku siswa dibuktikan dalam data kuantitatif. Survei tingkah laku, umpan balik verbal, observasi orang tua dan guru, studi kasus, dan checklists/angket dibuktikan pada data kualitatif tentang dampak program tersebut. Data untuk menunjukkan pelaksanaan panduan kegiatan kurikulum dapat mencakup informasi tentang jadwal, jumlah siswa dan kelas yang menerima layanan, serta standar yang yang dicapai oleh siswa. Layanan responsif yang dilakukan oleh konselor mungkin termasuk penghitungan yang dilihat pada siswa secara individu dan kelompok, jenis kekhawatiran yang mereka hadapi, dan jumlah rujukan yang ditunjukan ke lembaga lain dan program alternatif. angka konsultasi orang tua dan jenis masalah juga harus dikumpulkan. Informasi mengenai kepuasan klien dan selang waktu antara permintaan dan tindak lanjut berguna dalam menentukan rasio siswa / konselor yang optimal. Perencanaan individu dapat ditunjukkan dengan mencantumkan jenis informasi dan aktivitas yang diberikan untuk setiap tingkat kelas, dan rencana atau jadwal siswa yang dihasilkan dari kegiatan tersebut. Dukungan sistem dapat ditunjukkan dengan daftar keterlibatan dalam kegiatan di sekolah atau di daerah, jumlah klien yang dilayani, jenis konsultasi yang diberikan dan tingkat kepuasan, dan rencana pengembangan profesional individu yang dikembangkan oleh konselor. (3) Apakah siswa-siswa menjadi berkompeten di area konten prioritas utama? Mengevaluasi pengembangan kompetensi siswa dalam program bimbingan sangat penting untuk menjaga agar usaha program sesuai target dan efisien sambil memanfaatkan sumber daya sebaik-baiknya. Evaluasi yang efektif harus mencakup



31



penilaian kebutuhan dan pengembangan standar dan kompetensi berdasarkan tingkat kelas, dan tujuan untuk kegiatan tertentu. 2.6.5. Metode Pengumpulan Data Pengukuran pembelajaran siswa dalam program bimbingan dapat dilakukan secara kuantitatif dan / atau kualitatif. Data dapat dikumpulkan baik secara formal maupun informal. Teknik pengukuran harus sesuai dengan tujuan yang diukur.



Tabel 1. Teknik Pengukuran Learning Domain



Teknik Pengukuran



Kognitif



Pengujian: objektif, benar-salah, pilihan ganda, pencocokan, jawaban singkat, esai, nilai akademis



Afektif



Kuesioner reaksi terstruktur, pertanyaan terbuka, penilaian, daftar periksa, rangking, inventaris, karya seni, survei perilaku Metode lain yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data multifaset



tentang pertumbuhan siswa meliputi studi kasus, perbandingan pra dan pasca tes, perbandingan peserta/peserta nonpartisipan (kelompok kontrol), skala pencapaian tujuan, dan studi lanjutan. (4) Apakah konselor melakukan peran mereka? Kualitas program bimbingan terkait erat dengan kinerja konselor sekolah. Oleh karena itu, evaluasi kinerja konselor sangat penting untuk melakukan perbaikan dan pemeliharaan program panduan komprehensif. Kerangka kerja panduan panduan komprehensif juga mencakup standar untuk kinerja pekerjaan konselor, yang dinyatakan dalam peran konselor sekolah profesional dan dalam deskripsi pekerjaan spesifik masing-masing konselor dalam program lokal. Dengan menggunakan deskripsi pekerjaan konselor sebagai panduan, sistem dan instrumen evaluasi kinerja yang relevan harus digunakan. Konselor sekolah harus diawasi dengan tepat. Bila memungkinkan, evaluasi kinerja konselor sekolah harus menjadi tanggung jawab konselor bersertifikat atau 32



seseorang yang secara khusus dilatih dalam pengawasan dan evaluasi konselor sekolah. Tujuan evaluasi kinerja adalah agar setiap anggota staf dapat mencapai kompetensi yang optimal dalam menggunakan keterampilan profesional mereka. Mengumpulkan keterampilan ini dan menggunakannya sebagai indikator kinerja kualitas sangat penting untuk evaluasi konselor yang bermanfaat. Berdasarkan standar dan perilaku yang dapat diamati dan terukur, kinerja konselor dinilai membutuhkan perbaikan, dilakukan secara memuaskan, atau dilakukan dengan sangat baik. Seperti jenis evaluasi lainnya, tujuan sistem evaluasi kinerja konselor dan instrumen evaluasi adalah untuk menyediakan data dan kendaraan untuk menarik kesimpulan dan membuat keputusan / rekomendasi / rencana. Penggunaan utama evaluasi kinerja konselor adalah untuk mengidentifikasi kompetensi yang kuat dan yang memerlukan penguatan untuk setiap konselor, dengan yang terakhir menjadi target rencana pertumbuhan profesional. Evaluasi kinerja konselor didasarkan pada peran dan kompetensi terkait yang diperlukan untuk menerapkan program panduan komprehensif. Instrumen evaluasi yang digunakan harus disesuaikan agar sesuai dengan program bimbingan lokal dan peran dan tanggung jawab yang ditunjuk oleh konselor. 2.6.6. Garis besar evaluasi kinerja konselor:        



menyebutkan pertanyaan evaluasi. menentukan audiens dan pengguna untuk evaluasi. mengumpulkan data untuk menjawab pertanyaan. menerapkan standar yang telah ditentukan. membuat kesimpulan. mempertimbangkan konteksnya. membuat rekomendasi. Bertindak berdasarkan rekomendasi untuk peningkatan kinerja.



2.6.7. Penerima / Pengguna Evaluasi Begitu pertanyaan yang harus dijawab dengan evaluasi telah dikembangkan, langkah selanjutnya dalam proses evaluasi adalah menentukan siapa yang akan menerima



33



hasil evaluasi dan siapa yang akan menggunakan hasil evaluasi. Hasil evaluasi harus dilaporkan ke: 



mereka yang telah menjadi penerima program seperti siswa, orang tua, dan guru;







mereka yang telah menerapkan program seperti konselor dan pengelola program bimbingan;







mereka yang telah mengatur atau menetapkan kebijakan seperti administrator/pengelola, pengawas, anggota dewan sekolah; dan







mereka yang telah mendukung program tersebut, baik secara finansial maupun pribadi seperti pembayar pajak, relawan, dan kelompok masyarakat.



Hasil evaluasi harus digunakan untuk melakukan perbaikan program lebih lanjut. Konselor dan administrator akan menggunakan hasilnya untuk melakukan modifikasi terhadap program dan untuk membandingkan program yang dilaksanakan dengan standar program. Administrator dan pembuat kebijakan akan menggunakan evaluasi untuk membuat keputusan tentang konten, kualitas, dan efektivitas layanan dan untuk mengalokasikan sumber daya keuangan dan kepegawaian untuk program ini. Mereka juga akan memanfaatkan informasi tersebut untuk menggambarkan program tersebut kepada masyarakat atau untuk meminta dukungan masyarakat terhadap perbaikan program. Singkatnya, evaluasi adalah proses pembaruan program yang dimulai dengan mengembangkan pertanyaan yang harus dijawab dan diakhiri dengan membuat dan bertindak atas rekomendasi yang dihasilkan oleh temuan tersebut. Evaluasi yang efektif harus didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan berikut:  didasarkan pada standar yang dinyatakan secara eksplisit,  menggunakan data untuk menjawab pertanyaan evaluasi,  menarik kesimpulan setelah menganalisis data dan konteks di mana data dikumpulkan,  menjawab pertanyaan tentang keefektifan keseluruhan program panduan dan keempat komponen individual program, dan  memberikan dasar untuk membuat keputusan tentang perbaikan dan arahan program di masa depan. 34



Gambar 1: Siklus Pengembangan Program Bimbingan dan Konseling Komprehensif



2.7. PANDUAN EVALUASI ADEPT UNTUK KONSELOR SEKOLAH 2.7.1. Tujuan ADEPT adalah sebuah sistem Assisting, Developing, and Evaluating Professional Teaching (ADEPT) South Carolina dengan tujuan untuk memberikan standar dan prosedur yang sesuai untuk evaluasi kinerja konselor bimbingan sekolah. Standar, dikenal sebagai Performance Dimession (Dimensi Kinerja), berlaku untuk konselor bimbingan sekolah di semua tingkat kontrak. Prosedur evaluasi formal berlaku untuk konselor bimbingan sekolah pada tingkat kontrak sementara, tahunan, dan kedua serta juga konselor bimbingan sekolah yang telah dijadwalkan untuk evaluasi formal, konsisten dengan peraturan ADEPT (R 43205.1). 2.7.2. Performance Dimenssion Evaluasi formal konselor bimbingan sekolah harus memenuhi tujuh Performance Dimenssion (PD) berikut dan memberikan bukti kinerja konselor yang jelas, konsisten, dan meyakinkan berkenaan dengan masing-masing standar kompetensi yang menyertainya. 



PD 1: Perencanaan Jangka Panjang Konselor bimbingan sekolah mengembangkan rencana jangka panjang tahunan, berdasarkan pada kebutuhan siswa yang teridentifikasi, yang mencerminkan standar konseling sekolah nasional dan program negara 35



komponen yang terkait dengan kurikulum panduan, perencanaan siswa individual, layanan responsif, dan dukungan sistem. 



PD 2: Perencanaan Jangka Pendek - Bimbingan dan Kegiatan Konseling Konselor bimbingan sekolah mengembangkan tujuan jangka pendek yang tepat, termasuk kegiatan, sumber daya, dan jadwal yang selaras, untuk memastikan implementasi penuh dari rencana jangka panjang.







PD 3: Pengembangan dan Penggunaan Penilaian Konselor bimbingan sekolah merencanakan dan melakukan evaluasi program



secara



berkesinambungan



dan



memelihara



dokumentasi



pertanggungjawaban program yang sesuai. 



PD 4: Memberikan Bimbingan dan Pelayanan Konseling Konselor bimbingan sekolah secara efektif menyediakan kegiatan bimbingan kelas dan sekolah serta layanan konseling kelompok dan individu yang mempromosikan pengembangan pendidikan, karir, pribadi, dan sosial siswa.







PD 5: Memberikan Layanan Konsultasi Konselor bimbingan sekolah memberikan layanan konsultasi langsung dan tidak langsung yang efektif untuk memberikan informasi dan bantuan yang tepat kepada orang tua / wali, siswa, dan rekan kerja.







PD 6: Layanan Bimbingan dan Konseling Koordinasi Konselor bimbingan sekolah secara efektif mengkoordinasikan layanan program bimbingan dan konseling dengan layanan sekolah, komunitas, program, dan / atau lembaga.







PD 7: Memenuhi Tanggung Jawab Profesional Konselor bimbingan sekolah secara konsisten menunjukkan perilaku profesional berbasis etis dan berpartisipasi dalam pengembangan profesional berkelanjutan.



Secara detail penjelasan mengenai tiap standar Performance Difference yang harus dipenuhi konselor professional dalam ADEPT Evaluation berada di format lampiran.



36



BAB III PENUTUP



3.1. Simpulan Dalam keseluruhan kegiatan layanan bimbingan dan konseling, penilaian diperlukan untuk memperoleh umpan balik terhadap keefektivan layanan bimbingan yang telah dilaksanakan. Dengan informasi ini dapat diketahui sampai sejauh mana derajat keberhasilan kegiatan layanan bimbingan. Berdasarkan informasi ini dapat ditetapkan langkah-langkah tindak lanjut untuk memperbaiki dan mengembangkan program selanjutnya. Adapun hal yang perlu diperhatikan dari aspek-aspek evaluasi program bimbingan dan konseling disekolah sesuai dengan hal yang tertuang dalam materi The South Carolina Comprehensive Developmental Guidance and Counseling Program Model, Yaitu: 1. Model Pengembangan Program Bimbingan Konseling Komprehensif 2. Tanggung Jawab Konselor Sekolah 3. Standar Kurikulum Bimbingan 4. Akuntabilitas Bimbingan 5.



Panduan Untuk Mengevaluasi Program Bimbingan Dan Konseling Komprehensif



6.



Panduan Evaluasi Adept Untuk Konselor Sekolah.



37



DAFTAR PUSTAKA



Rex, Jim. 2008. The South Carolina Comprehensive Developmental Guidance and Counseling Program Model A Guide for School Counseling Programs, Prekindergarten through Grade Twelve. Columbia: South Carolina Department of Education.



38



LAMPIRAN



39



Lampiran Performances Dimenssion 1



PD 1 :Perencanaan Jangka Panjang



a. Metode pengumpulan data yang diperlukan: 



Wajib: Review rencana jangka panjang bimbingan konseling sekolah (LRP) (Catatan: review rencana jangka panjang opsional selama semester kedua evaluasi, bergantung pada kesuksesan hasil evaluasi konselor di PD 1.







Opsional: wawancara dengan sekolah pembimbing,



prosedur lainnya yang



sejalan dengan kebijakan sekolah dan dianggap perlu oleh tim evaluasi. b. Pertimbangan utama: biasanya termasuk, tetapi tidak perlu terbatas pada sejauh mana deskripsi rencana jangka panjang konselor sesuai dengan: 



tujuan, sasaran, kegiatan, dan metode untuk mengevaluasi empat komponen program komprehensif perkembangan bimbingan dan konseling : 1. Pedoman kurikulum: terstruktur pengalaman disajikan secara sistematis melalui kegiatan kelas dan kelompok yang menekankan membuat pilihan, pemahaman diri, eksplorasi karir dan persiapan, dan meningkatkan kemampuan belajar; 2. Perencanaan siswa : menguji penafsiran, konseling informal, konseling pendidikan dan karir perencanaan kegiatan untuk membantu semua siswa dalam perencanaan, monitoring, dan mengelola prestasi akademik mereka sendiri sebagai baik sebagai pribadi mereka dan karir pembangunan; 3. Layanan responsif : kegiatan konseling atau arahan untuk memenuhi kebutuhan mendesak dan keprihatinan siswa; dan 4. dukungan sistem: langsung bimbingan manajemen kegiatan seperti hubungan staf masyarakat, proyek khusus, Komite, dan tim dukungan mahasiswa yang menjaga dan meningkatkan program bimbingan total;







formal dan informal membutuhkan penilaian, sumber informasi (misalnya, siswa, guru, administrator, orang tua), dan cara-cara di mana hasil penilaian kebutuhan



40



akan digunakan untuk mengembangkan dan memprioritaskan program tujuan dan sasaran; 



prosedur untuk mengatur dan mengelola bimbingan dan konseling program, termasuk bahan-bahan kunci, sumber daya, dan teknologi serta prosedur untuk memastikan siswa yang optimal, orangtua dan staf akses ke konselor; dan







rencana untuk program komunikasi, termasuk jenis-jenis informasi yang perlu disampaikan, baris waktu untuk berkomunikasi informasi, metode komunikasi dan dimaksudkan .



Bukti Dokumentasi



41



Lampiran Performances Dimenssion 2 PD 2 : PERENCANAAN JANGKA PENDEK KEGIATAN BIMBINGAN DAN KONSELING a. Metode pengumpulan data diperlukan: 



Wajib: wawancara (termasuk review sumber relevan) dilakukan di kantor bimbingan sekolah sebagai berikut: (1) Evaluator 1 (konselor sekolah bersertifikat): topik wawancara harus berhubungan dengan konseling. (2) Evaluator 2 (Pengawas / lain-lain): topik wawancara harus berkaitan dengan bimbingan. (Catatan: wawancara ini opsional selama semester kedua evaluasi, bergantung padakeberhasila n konselor pada evaluasi PDs 2, 3, dan 6.)







Opsional: prosedur lainnya sejalan dengan kebijakan Kabupaten, sebagai dian ggap perlu oleh tim evaluasi.



b. Pertimbangan utama biasanya termasuk, tetapi tidak perlu terbatas pada sejauh mana konselor sekolah:  







 



menyelenggarakan dan mengembangkan prosedur yang tepat untuk menanggapi arahan dan permohonan Layanan; mengembangkan tujuan dan tujuan yang tepat untuk kebutuhan mahasiswa da n selaras dengan nasional dan negara, bimbingan konseling standar dan (sebagaimana mestinya) standar akademik nasional dan negara; menentukan strategi, teknik, dan kegiatan sesuai, yang membantu membangun hubungan dengan siswa, dan yang mempromosikan transfer ke situasi kehidu pan nyata; memilih dan memperoleh bahan-bahan yang tepat dan/atau sumber daya; dan berkembang, menyebarkan, dan mengikuti program sesuai jadwal.



c. Bukti dokumentasi



42



Lampiran Performances Dimenssion 3 PD 3 : Pengembangan dan Penggunaan Penilaian a. Metode pengumpulan data diperlukan:  Wajib: wawancara (termasuk review sumber relevan) dilakukan di kantor bimbingan sekolah sebagai berikut: (3) Evaluator 1 (konselor sekolah bersertifikat): topik wawancara harus berhubungan dengan konseling. (4) Evaluator 2 (Pengawas / lain-lain): topik wawancara harus berkaitan dengan bimbingan. (Catatan: wawancara ini opsional selama semester kedua evaluasi, bergantung padakeberhasila n konselor pada evaluasi PDs 2, 3, dan 6.) 



Opsional: prosedur lainnya sejalan dengan kebijakan Kabupaten, sebagai dian ggap perlu oleh tim evaluasi.



b. Pertimbangan utama biasanya termasuk, tetapi tidak perlu terbatas untuk, sejauh mana konselor  melakukan secara formal dan informal penilaian kebutuhan dan evaluasi program, menggunakan hasil program perencanaan (termasuk nomor dan jenis layanan yang diberikan), dan menyebarkan informasi yang re levan;  tepat menilai siswa dan/atau tingkat keparahan situasi;  monitor dan kemajuan siswa dokumen dan hasil dari berbagai program inisiati f;  menentukan dan menyediakan dukungan lanjutan yang diperlukan; dan # men gelola informasi program akuntabilitas.



c. Bukti dokumentasi



43



Lampiran Performances Dimenssion 4 PD 4 : MEMBERIKAN BIMBINGAN DAN LAYANAN KONSELING



1. Metode pengumpulan data diperlukan: 1.1.Wajib: Pengamatan (tanpa pemberitahuan) dan review dari hasil refleksi konselor sekolah.  Evaluator 1 (konselor bimbingan sekolah bersertifikat): (1) observasi langsung dan/atau pengamatan langsung (misalnya, audio atau video rekaman) setidaknya satu seluruh individu, kelompok kecil atau krisis konseling sesi dan review (2) dari refleksi konselor sekolah pada sesi konseling.  Evaluator 2 (Pengawas / lainnya): (1) langsung pengamatan dari setidaknya satu kelompok seluruh ata u kegiatan bimbingan kelas atau satu kelompok atau individu perencanaan ses i dan (2) Kajian bimbingan sekolah konselor"refleksi"pada sesi bimbingan. (C atatan: "Refleksi" opsional selama semester kedua evaluasi, bergantung pada hasil evaluasi awal konselor sekolah PD 4. Namun, pengamatan harus dilaku kan semester kedua.) 1.2.Opsional: wawancara dengan sekolahpembimbing. Prosedur lainnya, sejalan dengan kebijakan sekolah, dan dianggap perlu oleh tim evaluasi. 2. Pertimbangan utama biasanya termasuk, tetapi tidak perlu terbatas pada sejauh mana sekolah pembimbing:  menetapkan sesuai tujuan dan sasaran berdasarkan kebutuhan siswa diidentifikasi;  memilih dan efektif menggunakan teknikteknik yang tepat, praktek, bahan, dan sumber daya;  menggunakan keterampilan komunikasi yang efektif (misalnya, mendengarkan, v erbal, nonverbal);  menciptakan lingkungan yang positif bagi siswa;  menetapkan harapan yang sesuai untuk keterlibatan siswa;  mempromosikan transfer pengetahuan dan keterampilan ke situasi kehidupan nyata; dan  membuat sesuai Penentuan mengenai arah masa depan Layanan berdasarkan akurat analisis kebutuhan siswa dan kemajuan diri siswa. 3. Bukti dokumentasi



44



Lampiran Performances Dimenssion 5 PD 5 ; MEMBERIKAN LAYANAN KONSULTASI



1. Metode pengumpulan data diperlukan:  Wajib: Review dari “Laporan Konsultasi” konselor  Opsional: pengamatan kegiatan konsultasi konselor sekolah, prosedur lainnya, konsisten dengan kebijakan, yang dianggap perlu oleh tim eval uasi. 2. Pertimbangan utama biasanya termasuk, tetapi tidak perlu terbatas pada sejauh mana sekolah pembimbing # menyediakan sesuai macam layanan konsultasi;  mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas layanan ini; dan  membuatsesuai Penentuan mengenai cara untuk meningkatkan layanan konsultasi masa depan. 3. Bukti dokumentasi



45



Lampiran Performances Dimenssion 6 PD 6 : KOORDINATOR LAYANANAN BIMBINGAN DAN KONSELING



1. Metode pengumpulan data diperlukan:  Wajib: wawancara (termasuk review sumber relevan) dilakukan di kantor bimbingan sekolah sebagai berikut: (a) Evaluator 1 (konselor sekolah bersertifikat): topik wawancara harus berhubungan dengan konseling. (b) Evaluator 2 (Pengawas / lain-lain): topik wawancara harus berkaitan dengan bimbingan. (Catatan: wawancara ini opsional selama semester kedua evaluasi, bergantung padakeberhasila n konselor pada evaluasi PDs 2, 3, dan 6.) 



Opsional: prosedur lainnya sejalan dengan kebijakan Kabupaten, sebagai dian ggap perlu oleh tim evaluasi.



2. Pertimbangan utama biasanya termasuk, tetapi tidak perlu terbatas pada sejauh mana konselor  melakukan orientasi yang tepat dan/atau menyebarkan informasi tentang ketersediaan dan sifat dari Layanan;  menyediakan informasi terkait dengan pelayanan dan bantuan kepada siswa, orang tua, dan staf;  Koordinat arahan dan permohonan Layanan tersedia sekolah dengan sumber daya masyarakat; # mempertahankan rujukan saat ini dan file sumber daya;  secara efektif mengelola anggaran program dan bahan; dan  bekerjasama dalam sekolah dan masyarakat untuk memastikan kualitas pelaya nan yang komprehensif untuk siswa.



3. Bukti dokumentasi



46



Lampiran Performances Dimenssion 6



PD 7 : MEMENUHI TANGGUNG JAWAB PROFESSIONAL



1. Metode pengumpulan data diperlukan: 1.1.Wajib:  Review “Deskripsi Kinerja Profesional” yang telah diselesaikan oleh administrator dan pengawas lain.  Review “Professional Self-Report” yang telah diselesaikan konselor sekolah. 1.2.Opsional: prosedur lainnya sejalan dengan kebijakan sekolah, dan dianggap perlu oleh tim evaluasi. 2. Pertimbangan utama biasanya termasuk, tetapi tidak perlu terbatas pada sejauh mana konselor:  menetapkan dan memelihara hubungan positif profesional dengan kolega, siswa, orangtua, dan anggota masyarakat;  mematuhi standar etika dan panduan praktis profesional (misalnya, laporan pelece han anak, menjaga kerahasiaan catatan murid);  tepat menyeimbangkan "diberikan tugas-tugas lain" dengan tanggung jawab profesional, semaksimal mungkin;  menunjukkan karakteristikkerja positif dalam hal manajemen mandiri dan kualitas kerja;  memberikankontribusi untuk kesejahteraan siswa, manfaat dari keseluruhan sekol ah masyarakat dan kemajuan profesi;  mengidentifikasi sendiri profesional kekuatan dan kelemahan;  Menampilkan profesional wawasan dan visi mengenai bimbingan dan konseling p rogram; dan  menetapkan tujuan tujuan profesional. 3. Bukti dokumentasi



47



CONTOH BENTUK PROGRAM ASESMEN Area dan Kriteria



Membutuhkan Perbaikan



1. Perencanaan Program Bimbingan dan Konselin g Komprehensif (a) Mempertahankan jadwal akitifitas BK Komprehensif (b) Membuat tujuan & standar untuk tiap tahunnya, perkembangan kerja tujuan & standar dan menilai program di akhir tahun (c) Memvalidasi nilai dan pengunaan aktivitas kerja BK melalui timbal balik dari siswa, guru, administrator, dan orangtua (d) Konselor pusat berkontribusi dengan seorang ahli kegiatan kalender BK yang dibentuk dengan tingkat tinggi melibatkan administrator dan guru Lainnya:



Saran untuk meningkatkan area ini:



Batas Waktu:



Kelebihannya:



48



Memuaskan



Sangat Memuaskan



CONTOH BENTUK PROGRAM ASESMEN Area dan Kriteria



Membutuhkan Perbaikan



2. Pedoman Kurikulum Program Bimbingan dan Konselin g Komprehensif (a) Memfokuskan pada standar siswa dalam mempelajari kehidupan, belajar, dan bekerja melalui aktivitas kurikuler (b) menghabiskan jumlah waktu yang ditentukan pada komponen kurikulum (c) Mempertahankan jadwal presentasi / kegiatan di kelas (d) Menulis rencana untuk pengalaman kelompok terstruktur yang digunakan dalam kegiatan kelas dengan tujuan dan standar siswa (e) Menyediakan kegiatan pedoman kurikulum untuk semua siswa (f) Menyediakan peluang untuk pendidikan orangtua Lainnya:



Saran untuk meningkatkan area ini:



Batas Waktu:



Kelebihannya:



49



Memuaskan



Sangat Memuaskan



CONTOH BENTUK PROGRAM ASESMEN Area dan Kriteria



Membutuhkan Perbaikan



3. Layanan Responsif Program Bimbingan dan Konselin g Komprehensif (a) Memfokuskan pada standar siswa dalam pembelajaran hidup, belajar, dan bekerja merespon spesifik kebutuhan siswa (b) menghabiskan jumlah waktu yang ditentukan pada layanan responsif (c) menjaga jadwal penetapan konseling individu dan kelompok (d) membentuk dan menyebarkan pada staf dan orangtua spesifik prosedur untuk identifikasi dan rujukan siswa untuk konseling (e) menyimpan daftar sumber rujukan sekolah / komunitas saat ini (f) menindaklanjuti siswa yang dimaksud (g) perencanaan jadwal fleksibilitas untuk menangani setiap konseling krisis yang mungkin diperlukan (h) mengembangkan metode konseling dengan guru dengan minimal interupsi dalam jadwal kerja (i) melakukan kelompok di luar kelas untuk menanggapi minat dan kebutuhan siswa yang teridentifikasi (j) mengidentifikasi dan memberikan konseling individu dan kelompok kepada siswa



Lainnya:



50



Memuaskan



Sangat Memuaskan



Saran untuk meningkatkan area ini:



Batas Waktu:



______________________________



______________________________



Kelebihannya: _____________________________



51



CONTOH BENTUK PROGRAM ASESMEN Area dan Kriteria



Membutuhkan Perbaikan



Memuaskan



4. Perencanaan Individual Program Bimbingan dan Konseling Komprehensif (a) berfokus pada standar siswa dalam pembelajaran untuk hidup, belajar belajar, dan belajar mengerjakan perencanaan individu (b) menghabiskan jumlah waktu yang ditentukan pada komponen perencanaan individu (c) memberikan perencanaan individu kepada semua siswa (d) melalui perencanaan individu, memperkuat pembelajaran yang telah dicapai siswa dalam kelas dan keterlibatan kelompok (e) membantu siswa untuk menilai dan menafsirkan ablasi, minat, keterampilan, dan prestasi mereka (f) membantu siswa untuk memilih kursus dan kegiatan kurikuler dan ekstrakurikuler lainnya yang mengarah pada realisasi rencana pribadi, pendidikan, dan karir mereka. (g) membantu siswa dalam pengambilan keputusan yang menyertai transisi dari satu program pendidikan ke program pendidikan yang lain, dari satu sekolah ke sekolah lainnya, atau dari sekolah ke tempat kerja. (h) membantu siswa dalam mengamankan informasi untuk mengeksplorasi kemungkinan karir dan kehidupan; merencanakan tujuan pribadi, pendidikan, dan karir; dan untuk merevisi rencana tersebut sesuai tahap perkembangan mereka saat ini (i) membantu memberikan orientasi pada siswa dan orang tua



Lainnya:



Saran untuk meningkatkan area ini:



Batas Waktu:



______________________________



_______________________________



52



Sangat Memuaskan



Kelebihannya: _____________________________



53



CONTOH BENTUK PROGRAM ASESMEN Area dan Kriteria



Membutuhkan Perbaikan



Memuaskan



5. Sistem Pendukung Program Bimbingan dan Konseling Komprehensif (a) menghabiskan jumlah waktu yang ditentukan pada komponen sistem pendukung (b) memelihara pusat informasi panduan sumber daya yang teratur dan terorganisir (c) menyerahkan dan mengelola anggaran program panduan yang terpisah dari administrasi program sekolah (d) bertemu secara berkala dengan administrasi untuk memantau atau mengevaluasi keefektifan program panduan komprehensif (e) menyediakan program pelayanan dan / atau pengembangan staf untuk fakultas dan staf (f) melakukan rencana PR untuk staf, orang tua, dan masyarakat (g) memiliki komite penasihat yang aktif mengadakan pertemuan berkala dan membuat rekomendasi pada tahap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program (h) menyediakan dan / atau mendukung pengembangan profesional untuk staf bimbingan dan konseling



Lainnya:



Saran untuk meningkatkan area ini:



Batas Waktu:



______________________________



_______________________________



Kelebihannya: _____________________________



54



Sangat Memuaskan



CONTOH BENTUK PROGRAM ASESMEN Area dan Kriteria



Membutuhkan Perbaikan



Memuaskan



6. Administrasi Program Program Bimbingan dan Konseling Komprehensif (a) Menjaga staf profesional yang bersertifikat konselor sekolah melalui Departemen Pendidikan Carolina Selatan (b) menyediakan ratifikasi siswa / konselor yang sesuai dengan yang didanai oleh negara (c) menyediakan anggaran yang memadai untuk kebutuhan seperti bahan kurikuler, persediaan, perpustakaan profesional, dan pengembangan profesional (d) menyediakan fasilitas yang memadai dengan ruang yang cukup, privasi untuk konseling dan konferensi individu dan kelompok kecil, pedoman dan materi karir, dan sebuah telephons (e) menyediakan pengelolaan dan catatan penyimpanan rahasia siswa Lainnya:



Saran untuk meningkatkan area ini:



Batas Waktu:



______________________________



_______________________________



Kelebihannya: _____________________________



55



Sangat Memuaskan