Borang UKM AIS [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

F5 Pencegahan dan Pemberantasan penyakit TB Latar belakang Tuberkulosis adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis, yang juga dikenal sebagai Bakteri Tahan Asam (BTA). Gejala utama pasien TBC paru yaitu batuk berdahak selama 2 minggu atau lebih. Batuk dapat diikuti dengan gejala tambahan yaitu dahak bercampur darah, batuk darah, sesak nafas, badan lemas, nafsu makan menurun, berat badan menurun, malaise, berkeringat malam hari tanpa kegiatan fisik, demam meriang lebih dari satu bulan. Secara global pada tahun 2016 terdapat 10,4 juta kasus insiden TBC (CI 8,8 juta – 12, juta) yang setara dengan 120 kasus per 100.000 penduduk. Indonesia menduduki peringkat kedua dari lima negara dengan indsiden TB tertinggi di dunia setelah India. Jumlah kasus baru TB di Indonesia sebanyak 420.994 kasus pada tahun 2017 (Infodatin TB, 2018). Peningkatan tuberkulosis paru di tanggulangi dengan beberapa strategi dari Kementrian Kesehatan, salah satunya yaitu meningkatkan perluasan pelayanan DOTS (Directly Observed Treatment Short-course). Walaupun setiap orang dapat mengidap TBC, penyakit tersebut berkembang pesat pada orang yang hidup dalam kemiskinan, kelompok terpinggirkan, dan populasi rentan lainnya. Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI 2018 mencatata bahwa masih tingginya angka prevalensi TB di Indonesia, selama 10 tahun terakhir angka notifikasi dan cakupan pengobatan kasus TBC cenderung terdapat peningkatan yang signifikan.



Permasalahan -Masih tingginya angka prevalensi TB di Indonesia termasuk di Mandailing Natal -Masih rendahnya angka penemuan kasus TB Baru di Mandailing Natal - Angka keberhasilan pengobatan Indonesia telah mencapai target, namun angka kesembuhan cenderung mempunyai gap dengan angka keberhasilan pengobatan, sehingga kontribusi pasien yang sembuh terhadap angka keberhasilan pengobatan menurun - Hasil pengobatan TB selama tahun 2017 sebanyak 5,4% kasus hilang dari pengobatan, 2,7% tidak dievaluasi, 0,4% gagal dan 2,5% Meninggal (Infodatin TB, 2018)



Perencanaan DOTS adalah salah satu strategi untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai TB paru melalui penyuluhan sesuai dengan budaya setempat, mengenai TB paru pada masyarakat miskin, memberdayakan masyarakat dan pasien TB paru, serta menyediakan akses dan standar pelayanan yang diperlukan bagi seluruh pasien TB paru. Dalam rangka memperingati Hari Tuberkulosis Sedunia tahun 2020, setiap pelayanan kesehatan (termasuk Puskesmas Selayo) sedang gencar-gencarnya menggalakan sosialisasi dan penyuluhan mengenai TB kepada masyarakat.



Pelaksanaan Penyuluhan dan sosialisasi TB dilakukan di Posyandu kenagarian koto hilalang. Kegiatan dimulai pukul 10.00 WIB – selesai. Kegiatan sosialisasi ini dihadiri oleh ibu-ibu balita, kader, petugas puskesmas, dan peserta PIDI. Rangkaian acara berupa penyuluhan mengenai penyakit TB (cara



penularan, pencegahan, pengobatan PMO TB), membudayakan perilaku hidup sehat, etika batuk yang benar, dan melakukan pemeliharaan dan perbaikan kualitas perumahan dan lingkungannya sesuai dengan standar rumah sehat. Selain penyuluhan juga disesiakan sesi diskusi dan tanya jawab dari peserta kegiatan.



Evaluasi -Kegiatan berlangsung tepat waktu, dan berjalan dengan lancar. -Perhatian peserta kegiatan terhadap penyuluhan cukup baik -Peserta kegiatan lebih memahami mengenai penyakit TB setelah penyuluhan - Diharapkan dengan adanya penyuluhan mengenai TB ini, angka penemuan TB meningkat, pemantuan pengobatan dapat maksimal, angka kesembuhan TB meningkat



F1 upaya promosi kesehatan Kelas Ibu Hamil Latar Belakang Program pembangunan kesehatan di Indonesia dewasa ini masih diprioritaskan pada upaya peningkatan derajat kesehatan Ibu dan Anak, terutama pada kelompok yang paling rentan kesehatan yaitu ibu hamil, berslain, dan bayi pada masa perinatal. Hal ini ditandai dengan tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Kelas Ibu Hamil ini merupakan sarana untuk belajar bersama tentang kesehatan bagi ibu hamil, dalam bentuk tatap muka dalam kelompok yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu-ibu mengenai kehamilan, persalinan, nifas, KB pasca bersalin, pencegahan komplikasi perawatan bayi baru lahir, dan aktivitas fisik/senam ibu hamil. Kelas Ibu hamil adalah kelompok belajar ibu-ibu hamil dengan umur kehamilan antara 4-36 minggu dengan jumlah peserta maksimal 10 orang. Dewasa ini penyuluhan kesehatan ibu dan anak pada umumnya masih banyak dilakukan konsultasi perorangan atau per kasus, sehingga pengetahuan yang diperoleh hanya terbatas pada masalah tertentu saja, penyuluhan ayng diberikan tidak terkoordinir, tidak ada pemantauan dan pembinaan secaralintas sektor serta pelasksanaan penyuluhan tidak terjadwal. Oleh sebab itu untuk mengatasi kelemahan-kelemahan diatas dibentuklah suatu pembahasan materi buku KIA dalam bentuk tatap muka kelompok yang diikuti diskusi dan tukar pengalaman antara ibu-ibu hamil/suami/keluarga dan petugas kesehatan yang disebut dengan Kelas Ibu Hamil.



Permasalahan -



Tingginya Angka Kematian Ibu (AKI), Angk Kematian Neonatus (AKN) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia selama kehamilan dan persalinan



-



Kurangnya kesadaran masyarakat dalam pemeriksaan kehamilan secara rutin ke pusat pelayanan kesehatan



-



Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai asuhan perawatan pasca bersalin, nifas, bayi baru lahir dan kesehatan bayi/balita



Perencanaan -



Memberikan penyuluhan mengenai kehamilan, persalinan, nifas, KB pasca bersalin, pencegahan komplikasi perawatan bayi baru lahir, dan aktivitas fisik/senam ibu hamil



-



Memberikan motivasi dan dukungan kepada peserta kelas ibu hamil selama kehamilan dan menghadapi persalinan



-



Memberikan edukasi mengenai pentingnya pemeriksaan deteksi dini HIV, hepatitis B, dan rubela pada awal kehamilan



-



Memberikan edukasi kesehatan gigi pada ibu hamil



-



Memberikan edukasi kepada anggota keluarga ibu hamil untuk turut serta membantu, bekerja sama dan memberi dukungan kepada ibu hamil selama kehamilan dan persalinan



Pelaksanaan Kegiatan kelas Ibu Hamil dilaksanakan di Posyandu simpang IV kenagarian koto hilalang. Kelas Ibu Hamil ini dihadiri oleh 7 orang ibu hamil, 1 orang kader, 1 orang bidan kelurahan, 1 orang dokter, 1 orang bidan, dan 1 orang perawat gigi. Kegiatan dimulai pukul 08.30 – 11.00 WIB. Agenda kegiatan : -



Pertemuan I : materi kehamilan dan perawatan/kesehatan kehamilan



-



Pertemuan II : materi persalinan dan perawatan nifas



-



Pertemuan III : Perawatan bayi baru lahir, penyakit menular (pemeriksaan labor)



-



Pertemuan IV : Senam Ibu Hamil



Evaluasi -



Kelas Ibu Hamil di Posyandu simpang IV sudah terlaksana dengan baik, namun sasaran ibu hamil disini masih kurang



-



Sebaiknya pada pelaksanaan kelas ibu hamil ini dihadiri oleh suami/anggota keluarga yang lain



-



Antusiasme ibu-ibu hamil dalam mengikuti kelas ibu hamil sudah cukup baik, namun saat diskusi masih banyak ibu-ibu hamil yang tidak aktif



-



Diharapkan dengan adanya kelas ibu hamil ini, ibu hamil dan keluarga lebih paham mengenai kesehatan dan keselamatan ibu dan bayi



-



F4: Upaya perbaikan gizi masyarakat Deteksi Tumbuh Kembang Latar belakang



Istilah tumbuh kembang terdiri dari dua peristiwa penting, yaitu pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan dan perkembangan merupakan suatu proses yang berubah-ubah, misalnya pembentukan jaringan, pembesaran kepala, tubuh serta anggota badan lain seperti tangan dan kaki, peningkatan dalam kekuatan dan kemampuan untuk mengendalikan otot-otot yang besar maupun kecil, perkembangan hubungan sosial, pemikiran dan bahasa, serta mulai terbentuknya kepribadian. Proses-proses tersebut terjadi tergantung pada kondisi biologis dan psikis serta lingkungan perkembangan anak.



Permasalahan Masih kurangnya partisipasi orang tua dalam kegiatan deteksi tumbuh kembang balita yang biasanya dilakukan di posyandu setiap bulan. Perencanaam -



Memberikan penyuluhan tentang pentingnya deteksi tumbuh kembang



-



Kader lebih aktif lagi dalam mengajak masyarakat untuk mengikuti kegiatan Posyandu



-



Dilakukan kegiatan jemput bola bagi balita yang tidak datang Posyandu



Pelaksanaan Deteksi tumbuh kembang balita dilaksanakan pada kegiatan posyandu balita dilaksanakan di wilayah kerja UPTD Puskesmas Gunung Tua di daerah Gunun Barani dimulai pukul 09.00 selesai. Jumlah balita yang datang dalam kegiatan ini adalah sekitar 20 orang. Kegiatan posyandu balita ini terdiri dari penimbangan berat badan, pemberian obat cacing, dan imunisasi.



Evaluasi



-



Posyandu balita berjalan cukup lancar



-



Partisipasi kunjungan peserta Posyandu cukup



F2 Upaya kesehatan Lingkungan Pemeriksaan Depot Air Minum Latar Belakang Salah satu risiko terbesar dalam kesehatan masyarakat adalah air minum yang telah terkontaminasi oleh tinja manusia. Penyebab infeksi penyakit paling umum yang disebarluaskan oleh air minum yakni bakteri patogen, virus dan parasit. Beban kesehatan masyarakat ditentukan oleh tingkat keparahan dan kejadian dari penyakit yang terkait dengan patogen, infeksitivitas dan keterpaparan penduduk dimana populasi yang rentan dapat menyebabkan penyakit yang lebih parah. Permasalahan Air minum yang terkontaminasi merupakan penyumbang utama untuk masalah penyakit diare pada anak di seluruh dunia. Diare tercatat mengakibatkan 1,7 juta kematian, dari kematian tersebut hampir semua terjadi pada anak-anak dan di negara berkembang (Ashbolt 2004). Pada tahun 2012, diare tercatat mengakibatkan 2,5 juta kematian per tahun di seluruh dunia, untuk itu dilakukan pengujian kualitas air menggunakan indikator mikroba yakni Escherichia Coli, Enterococci dan Somatic Coliphage untuk mendeteksi sekaligus mengendalikan penyakit infeksi akibat air minum dan hasilnya menunjukkan bahwa hanya bakteri Escherichia Coli yang cocok dijadikan indikator kualitas air minum Perencanaan -



Pemeriksaan berkala depot air minum 6 bulan sekali



Pelaksanaan -



Pemeriksaan dilakukan di , Depot Air yang ada di Sigalapan Julu pemeriksaan meliputi mengenai pengecekan higiene dan sanitasi lingkungan meliputi ruangan kerja, fasilitas yang dipakai, badan dan pakaian pekerja, serta lingkungan sekitar depot.



Evaluasi -



Pemilik depot cukup kooperatif selama proses pemeriksaan



1. SUBYEKTIF Pasien datang ke dengan keluhan leher terasa cengeng sejak 1 minggu dan memberat 2 hari sebelum datang ke puskesmas. Leher cengeng dirasakan terus menerus, terasa berat. Keluhan memberat jika pasien beraktifitas dan sedikit berkurang jika pasien beristirahat atau tidur. Pasien juga mengeluh pusing. Kelemahan anggota gerak (-), kesemutan (-) muntah (-), mual (-), mata berdenyut (-). Pasien juga datang untuk konsultasi hasil cek kolesterol yang dilakukan beberapa hari yang lalu. Pasien mengatakan hasil kolesterol 264. Pasien mengaku sehari-hari sering makan tumisan dan goring-gorengan. Pasien jarang mengonsumsi buah-buahan dan jarang berolahraga. 1 minggu sebelumnya pasien sudah berobat, karena tekanan darah tinggi diberikan obat Captopril 25 mg diminum 2x sehari. Keluhan sempat membaik namun kemudian kambuh kembali. Riwayat keluhan serupa (+) sering kambuh-kambuhan. Pasien memilihi riwayat hipertensi sejak 5 tahun dan ibu pasien juga memiliki riwayat hipertensi.



2. OBJEKTIF A. Vital Sign Tekanan Darah : 160/80 mmHg Nadi : 90x/menit RR : 22x/menit Suhu : 36,7oC B. Status Gizi BB : 58 kg TB : 160 cm IMT : 22,65 kg/m2 Kesimpulan : Normoweight C. Hasil Pemeriksaan Laboratorium Kolesterol : 264 mg/dl 3. ASSESSMENT Dislipidemia (Hiperkolesterolemia) dengan Hipertensi Stage II 4. PLAN



Pengobatan : Untuk membantu mengontrol kadar kolesterol penderita, diperlukan penatalaksanaan



secara



holistik.



Penatalaksanaan



ini



meliputi



terapi



farmakologis dan non farmakologis. Hiperkolesterolemia merupakan bagian dari penyakit dislipidemia. Kadar kolesterol normal yang optimal yaitu < 200 mg/dl. Ada beberapa faktor risiko yang berpengaruh dan juga menentukan kadar kolesterol sasaran pada pasien ini, yaitu pasien juga memiliki hipertensi (≥140/90). Berdasarkan banyaknya faktor resiko yang dimiliki pasien (1 faktor resiko), maka pasien termasuk kelompok resiko rendah, sehingga target sasaran kadar kolesterol pada pasien adalah