Brian Weber [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Nama : Nilam Retno Widyaningrum NIM



: B200160363



Kelas : Akuntansi H



Study Kasus “Brian Weber” Pertanyaan: 1.



Menurut penilaian Anda, apakah Kaiser melakukan diskriminasi? Jika menurut



Anda itu adalah tindakan diskriminasi, jelaskan diskriminasi apa yang terjadi dan tunjukkan bukti bukti dari penilaian Anda. Jika menurut Anda itu bukan diskriminasi, persiapkan tanggapan Anda untuk menjawab keberatan terhadap pandangan Anda. Apakah manajemen Kaiser secara moral bertanggungjawab atas situasi yang terjadi di perusahaan? Mengapa? 2. Menurut Anda, apakah manajemen Kaiser bertindak benar saat menerapkan program perlakuan prefensial? Jelaskan penilaian Anda dalam kaitannya dengan prinsipprinsip etis yang menurut Anda terdapat dalam masalah ini. Apakah fakta bahwa tidak ada satu pun pegawai kulit hitam yang pernah mengalami diskriminasi sebelumnya di Kaiser membebaskan perusahaan tersebut dari kewajiban untuk memperbaiki ketidakseimbangan rasial dalam struktur tenaga kerjanya? Kebijakan apa yang Anda sarankan untuk Kaiser? 3. Apakah Brian Weber diperlakukan secara adil atau tidak adil? Jelaskan jawaban Anda dengan berdasarkan prinsip-prinsip moral yang menurut anda relevan. Apakah nilai senioritas berlaku secara relative terhadap kesamaan untuk memperoleh kesempatan? Sebagai manajer, Bagaimana Anda menangani apa yang dirasakan Brian Weber dan pegawai pegawai lain? Apakah senioritas perlu digunakan sebagai dasar untuk memutuskan siapa yang berhak memperoleh pelatihan? Kualifikasi apa yang menurut Anda perlu dipertimbangkan? Jawaban:



1.



Dalam kasus tersebut menurut saya terdapat diskriminasi berdasarkan ras. Hal ini



dibuktikan dengan pabrik Kaiser Gramency yang didominasi oleh pegawai kulit putih sementara total pegawai kulit hitam hanya 13,3 persen. Hanya kategori-kategori pekerjaan dengan gaji paling rendah (pekerjaan kasar) yang sebagian besar dihuni oleh orang-orang kulit hitam dengan presentasi 35,5 persen itupun akibat dari kebijakan tahun 1986 yang mewajibkan perekrutan 1 orang pekerja kasar kulit hitam untuk setiap perekrutan 1 pegawai kasar berkulit putih. Sebelumnya jumlah pegawai kulit hitam tidak lebih dari 10 persen dari pegawai kulit putih. Hal ini menunjukkan bahwa Kaiser Gramency mendiskriminasi orang-orang berkulit hitam. Sementara itu menurut saya, manajer sudah jelas berpengaruh terhadap diskriminasi yang terjadi di dalam perusahaan. Di dalam kasus tersebut terjadi diskriminasi terhadap perekrutan yang merugikan calon pegawai terutama kulit hitam. Padahal di dalam perekrutan harus mendasar pada pengalaman, latar belakang pendidikan dan hal-hal yang bersifat skill. Manajer secara moral harus bertanggung jawab karena pihak manajer lah yang melakukan proses penerimaan karyawan. 2.



Dengan perusahaan menerapkan program perlakuan prefensial, menurut saya itu



adaalah hal yang benar. Karena perusahaan melakukan hal tersebut pasti ada alasannya yaitu untuk menanggapi tekanan-tekanan yang dialami Kaiser yang berasal dari agen federal. Selain itu, hal ini bertujuan untuk menyeimbangkan jumlah pegawai kulit hitam dan kulit putih sehingga mereka bisa terbebas dari tuduhan diskriminasi. Fakta bahwa tidak ada satu pun pegawai kulit hitam yang pernah mengalami diskriminasi sebelumnya di Kaiser tidak serta merta membebaskan Kaiser dari tuntutan untuk memperbaiki ketidakseimbangan rasial dalam struktur tenaga kerjanya. Kaiser tetap berkewajiban untuk memperbaiki struktur tenaga kerjanya agar tidak ada lagi deskriminasi dan agar terciptanya lingkungan kerja yang adil dan nyaman. Kaiser harus bisa bersikap adil terhadap kedua belah pihak yaitu kulit hitam dan kulit putih. Kebijakan yang mungkin bisa diterapkan Kaiser adalah dengan menerapkan tindakan afirmatif dan penanganan keberagaman.



3.



Menurut saya Brian Weber diperlakukan secara adil karena pasti perusahaan



memiliki pertimbangan tersendiri tentang pengiriman pegawai yang mengikuti pelatihan. Mungkin saja perusahaan menganggap Brian Weber dan 43 pegawai kulit putih lainnya yang lebih senior lebih memiliki skill yang mumpuni dan lebih baik jadi perusahaan merasa mereka tidak perlu mengikuti pelatihan lagi. Berbeda dengan pegawai kulit hitam yang tergolong pegawai baru dan belum cukup mempunyai skill dan pengalaman jadi harus mengikuti pelatihan untuk mengasah kemampuan mereka sekaligus memberikan pengalaman. Kedua belah pihak juga harus mengerti bahwa tujuan perusahaan melakukan ini yaitu untuk mengatasi ketidakseimbangan rasial yang sebelumnya pernah terjadi. Menurut pendapat saya nilai senioritas bersifat relatif, dan tidak dapat dijadikan kualifikasi utama untuk mengikuti pelatihan. Sebagai manajer saya akan sebisa mungkin memberi pengertian dan sosialisasi terhadap Weber dan para pegawai yang tidak terpilih dalam pelatihan. Saya akan menjelaskan alasannya secara transparan agar tidak ada kesalah pahaman dan saling curiga. Dan mungkin akan memberikan program pelatihan yang lain bagi mereka yang tidak terpilih pelatihan sebelumnya. Seperti yang sudah dijelaskan di atas, senioritas tidak perlu digunakan untuk siapa yang berhak memperoleh pelatihan. Pada dasarnya pelatihan memang dibutuhkan oleh seluruh pegawai terutama pegawai baru yang belum mempunyai pengalaman yang cukup. Kualifikasi yang mungkin bisa dipertimbangkan dalam pemilihan pegawai untuk mengikuti pelatihan antara lain :  Keahlian  Pengalaman  Kesehatan Fisik  Pendidikan  Umur, dsb.