Budidaya Porang [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BUDIDAYA PORANG



1



Pengantar Tanaman porang memiliki nilai strategis untuk dikembangkan, karena punya peluang yang cukup besar untuk diekspor. Hingga saat ini, salah satu keterbatasan ekspor porang Indonesia terletak pada penyediaan bahan baku yang masih terbatas. Buku ini sengaja dirancang sebagai pedoman budidaya porang yang dapat digunakan oleh petani di Kabupaten Mojokerto agar para petani di Kabupaten Mojokerto mengetahui cara budidaya porang yang baik dan menghasilkan porang yang berkualitas tinggi. Semoga Tuhan yang Maha Kuasa, senantiasa meridhoi setiap upaya kita.



Mojokerto,



April 2020



Wastutik Muryati, S.P., M.Agr NIP. 197605162001122002



BUDIDAYA PORANG



2



Daftar Isi Pengantar Daftar Isi Pendahuluan MORFOLOGI TANAMAN A. Batang Tanaman Porang B. Bentuk Daun Porang C. Bunga Tanaman Porang D. Umbi Porang E. Bulbil atau Katak TEKNIK BUDIDAYA A. Kondisi Lingkungan B. Persiapan Lahan dan Bibit C. Jarak Tanam dan Pemupukan D. Hama dan Penyakit E. Panen dan Pascapanen POTENSI EKONOMI A. Tujuan Ekspor B. Harga DAFTAR PUSTAKA



2 3 4 7 7 8 9 10 11 13 13 16 19 21 23 25 25 26 27



BUDIDAYA PORANG



3



PENDAHULUAN Porang (Amorphophallus muelleri) merupakan salah satu kekayaan hayati umbi-umbian Indonesia, namun budidaya tanaman porang tersebut belum secara luas dibudidayakan. Pertanaman porang tumbuh pada ketinggian 0800 m dpl serta sifat tanamannya yang toleran terhadap naungan seperti dibawah tegakan jati, mahoni, sengon, dan lain-lain. Porang juga dikenal dengan nama lain:     



Iles-iles kuning (Malang) Kajrong (Nganjuk) Acung atau Acoan (Jawa Barat) Konjac (Internasional) Kaladi hutan/maya/butian (Kalimantan)



Umbi porang memiliki manfaat antara lain:  Umbi porang mengandung glukomanan yang cukup tinggi bila dibandingkan dengan varietas Amorphopallus lainnnya dengan kadar mencapai 15-65%. Glukomanan



BUDIDAYA PORANG



4



banyak digunakan sebagai makanan tradisional di Asia seperti mie, tofu, jelly. Tepung konjac juga merupakan salah satu makanan sehat di Jepang yang dikenal dengan nama “konyaku”  Porang menghasilkan karbohidrat dan memiliki produktivitas yang tinggi  Porang mempunyai cita rasa yang netral, sehingga porang mudah dicampur dan dicocokan dengan beragam bahan baku kue tradisional maupun modern  Porang juga sangat potensial untuk dikembangkan sebagai bahan pangan, seperti dalam pembuatan es krim yang dengan penambahan tepung porang sebagai alternatif bahan penstabil. Lokasi penyebaran pertanaman porang terdapat di 9 Provinsi pada 31 kabupaten. Secara rinci lokasi penyebaran sebagai berikut:



BUDIDAYA PORANG



5



BUDIDAYA PORANG



6



MORFOLOGI TANAMAN A. BATANG TANAMAN PORANG Batang tanaman porang memiliki bercak berwana putih – hijau. Secara visual tidak terlalu berbeda dengan suweg/iles-iles putih/walur (hanya saja tanaman suweg warna bercak cenderung lebih gelap). Tekstur batang tanaman porang lebih halus sementara untuk tanaman iles-iles dan suweg lebih kasar dan memiliki tonjolantonjolan kecil. Batang porang memiliki tipe pertumbuhan ke atas dan dapat mencapai 125 cm dengan diameter mencapai 6 cm.



BUDIDAYA PORANG



7



B. BENTUK DAUN PORANG Bentuk daun porang adalah tipe menjari, pangkal daun terdapat 3 cabang, kadang daun berwarna hijau cenderung gelap, kadang juga hijau cerah. Tetapi daun porang masih bisa dikenali dengan melihat titik pangkal daunnya, pada tempat itu akan terlihat bulatan kecil berwarna hijau cerah



BUDIDAYA PORANG



8



hingga cokelat yang menjadi lokasi bakal tumbuhnya bulbil, titik tersebut mulai terlihat sejak tanaman berusia kurang lebih 2 bulan.



C.



BUNGA TANAMAN PORANG Bunga tanaman porang berwarna putih dan akan membentuk biji. Satu buah porang dapat menghasilkan kurnag lebih 250 biji, tapi hanya sekitar 40%nya saja yang dapat berkecambah dan tumbuh, bergantung pada kondisi lingkungan dan tingkat kematangan buah. Tanaman porang baru mulai berbunga



BUDIDAYA PORANG



9



ketika sudah mengincak usia cukup dewasa, yaitu 3 tahun atau lebih



D. UMBI PORANG Umbi porang merupakan umbi tunggal sehingga tidak memiliki benjolan titik tumbuh di sekitar umbi (jika terdapat benjolan titik tumbuh maka umbi tersebut bukanlah umbi porang), umbi porang memiliki warna kuning cerah. Serat umbi



BUDIDAYA PORANG



10



cenderung halus, terlihat seperti bintik-bintik. Umbi ini terbentuk pada pangkal batang semu pada akhir musim penghujan, semakin mengembang seiring dengan mengeringnya batang semu tersebut, menyimpang seluruh sari pati makanan ke dalam umbi yang merupakan batang asli, untuk cadangan selama masa dormansi di musim kemarau.



E.



BULBIL ATAU KATAK Bulbil atau katak tanaman porang akan muncul pada saat tanaman berumur 2 bulan, porang



BUDIDAYA PORANG



11



tersebut merupakan umbi generatif yang tumbuh pada pangkal daun. Ditandai dengan bintik gelap pada pangkal daun. Jumlah bulbil tergantung ruas percabangan daun. Besarnya bulbil mulai seujung pensil sampai sekepalan tangan anak kecil. Bulbil berwarna cokelat gelap.



BUDIDAYA PORANG



12



TEKNIK BUDIDAYA A. KONDISI LINGKUNGAN 







Tanaman porang cocok ditanam di daerah tropis, serta dapat tumbuh di bawah tegakan pohon dengan suhu sekitar 25OC - 35OC dan curah hujan antara 1.000 – 1.500 mm per tahun. Pada suhu diatas 35OC daun tanaman akan terbakar, sedangkan pada suhu rendah akan menyebabkan tanaman dorman. Kondisi hangat dan lembab diperlukan untuk pertumbuhan daun, sementara kondisi kering diperlukan untuk perkembangan umbi. Tempat tumbuh yang optimal berada di ketinggian 100 – 600 mdpl, dengan intensitas cahaya yang dibutuhkan antara 60% - 70%.



BUDIDAYA PORANG



13











Porang akan tumbuh dan menghasilkan umbi yang baik pada tanah bertekstur ringan hingga sedang, gembur, subur dan kandungan bahan organiknya cukup tinggi karena tanaman porang menghendaki tanah dengan aerasi udara yang baik. Meskipun porang cukup toleran terhadap genangan, namun kondisi genangan yang agak lama dapat menyebabkan tanaman mati karena membusuk. Budidaya porang memerlukan system drainase yang baik sehingga air tidak menggenang serta dapat tumbuh baik pada pH tanah netral yaitu 6-7. Tanaman porang masih dapat mentolerir kekurangan air selama 30-60 hari, namun apabila melebihi dari periode tersebut akan mengurangi hasil umbi. Konservasi kelembaban tanah dapat dilakukan dengan cara pemberian mulsa dapat mendorong



BUDIDAYA PORANG



14







perkecambahan bibit umbi, pembentukan kanopi yang lebih besar, meningkatkan tinggi tanaman dan hasul umbi yang lebih tinggi. Hasil umbi porang pada lahan dengan pengairan irigasi permukaan dapat mencapai 40 ton/ha, sementara untuk lahan tadah hujan hanya 25 ton / ha. Tanaman porang memiliki sifat khusus yaitu toleran terhadap naungan antara 40-60%, oleh karena itu dapat ditumpangsaikan dengan tanaman keras (pepohonan). Di Indonesia, porang banyak tumbuh liar di pekarangan atau di pinggiran hutan, dibawah naungan pepohonan lain. Di wilayah Perum Perhutani Unit I dan II di Jawa Tengah dan Jawa Timur, tanaman porang dikembangkan di kawasan hutan industri dibawah tegakan pohon jati, sonokeling atau mahoni. Pada kondisi tumpangsari, jarak tanam yang



BUDIDAYA PORANG



15



dianjurkan adalah 90 x 90 cm, sehingga populasi sekitar 5,000-9,000 tanaman/ Ha bergantung jarak tanam tanaman pokok dan tingkat penutupan kanopi tanaman. B. PERSIAPAN LAHAN DAN BIBIT 



Tanaman porang menghendaki tanah yang gembur dan subur. Terdapat dua cara penyiapan lahan untuk penanaman, tergantung pada bibit yang digunakan. Apabila bibit berasal dari umbi maka dapat dibuat lubang tanam dengan ukuran 60 x 60 x 45 cm dengan jarak antar lubang 90 x 90 cm. Jika menggunakan umbi berukuran kecil hingga sedang maka dapat digunakan jarak tanam 60 x 60 cm. Sebelum ditanam, lubang tanam ditutup dengan lapisan tanah bagian atas dan pupuk organik (kompos atau pupuk kandang).



BUDIDAYA PORANG



16







Sedangkan untuk bibit yang berasal dari bulbil/ katak dibuat guludan setelah tanah diolah secara intensif dengan jarak antar gulud 90 cm dan bulbil ditanam dengan jarak 90 cm, sehingga area untuk pertumbuhan umbi memiliki tekstur tanah yang gembur dan mempermudah perkembangan umbi porang. Tanaman porang ditanam dibawah naungan tegakan tanaman lain misalnya dibawah tegakan pohon sono, sengon atau mahoni. Perbanyakan yang banyak dilakukan adalah dengan menggunakan umbi batang atau potongan umbi yang memiliki titik tumbuh. Umbi yang digunakan sebagai bibit hendaknya cukup besar, untuk menghasilkan umbi yang besar memerlukan 2-3 musim tanam. Ukuran umbi atau potongan umbi yang dijadikan bibit berpengaruh terhadap produktivitas tanaman.



BUDIDAYA PORANG



17











Semakin besar potongan umbi yang digunakan sebagai bibit, akan meningkatkan tinggi tanaman dan hasil umbi. Untuk mencegah bibit menjadi rusak akibat serangan pathogen jamur tanah, sebaiknya saat sebelum tanam bibit direndam dalam larutan campuran fungisida mancozeb (0,2%) + insektisida monokrotofos (0,05%) selama 10 menit dan dikeringkan pada kondisi ternaungi selama 24 jam. Selain umbi, porang dapat diperbanyak dengan umbi katak atau bulbil yang dapat ditanam langsung dilapangan. Porang juga dapat diperbanyak dengan menggunakan biji. Biji porang dapat diambil dari buah yang sudah masak dan disebar pada persemaian dengan media tanam pasir atau tanah yang remah dan halus serta terlindung dari



BUDIDAYA PORANG



18



sengatan matahari langsung dan dijaga kelembababannya dengan penyiraman. C. JARAK TANAM DAN PEMUPUKAN  Jarak penanaman bibit porang ditentukan oleh umur panen yang dikehendaki, apabila porang ingin dipanen pada tahun pertama (delapan bulan pertama) maka dapat menggunakan jarak tanam 30 x 30 cm. sedangkan jika ingin dipanen pada tahun kedua maka dapat ditanam dengan jarak tanam 45 x 45 cm, dan jika ingin dipanen pada tahun ketiga makan dapat menggunakan jarak tanam 60 x 60 cm atau 90 x 90 cm.  Penanaman bibit porang tidak boleh terlalu dalam ataupun terlalu dangkal dikarenakan berpotensi tidak tumbuh. Kedalaman penanaman adalah 5 cm untuk jenis bibit bulbil, sedangkan untuk



BUDIDAYA PORANG



19



bibit umbi dapat digunakan kedalaman 13 10 -15 cm.  Tanaman porang memerlukan pupuk dasar berupa pupuk kandang sebanyak 5 ton /Ha. Pupuk anorganik juga perlu diberikan pada 45 hari setelah tanam dengan dosis N:P2O5:K2O sebesar 40:40:80 kg/ha atau 40:60:45 kg/ha.



BUDIDAYA PORANG



20



D. HAMA DAN PENYAKIT 















Penyakit yang menyerang tanaman porang di lapangan yaitu busuk pangkal petiol (Sclerotium sp). Penyakit ini terjadi saat musim hujan yang lebat disertai dengan cuaca panas selama +/3 hari berturut-turut. Daun porang juga dapat mengalami sunburn symptoms atau daun seperti terbakar dengan ciri berwarna kuning kecokelatan. Daun yang terbakar menunjukkan gelaja kerusakan pada daun dan tepi daun menggulung Hama yang biasanya menyerang tanaman porang adalah ulat daun. Serangan hama dan penyakit dapat berbeda-beda pada lokasi tertentu Beberapa hama lain yang dilaporkan merusak tanaman porang adalah Galerucida bicolor (pemakan daun), Araecerus fasciculatus (merusak umbi),



BUDIDAYA PORANG



21



dan beberapa serangga penghisap dan ulat perusak daun. Penyakit yang disebabkan oleh jamur antara lain: busuk kaki oleh jamur Rhizoctonia solani, penyakit hawar daun oleh Phythopthora colocasiae, busuk batang/ umbi oleh Phytium helicoides dan Sclerotium rolfsii. Sementara penyakit yang disebabkan oleh bakteri diantara adalah busuk basah oleh Erwinia carotovora.



BUDIDAYA PORANG



22



E. PANEN DAN PASCAPANEN  Porang dipanen saat tanaman telah memasuki fase dormansi yang ditandai dengan layunya daun tanaman porang. Masa dormansi umunya pada bulan April – Juli dan pemanenan umbi sebaiknya hanya dilakukan untuk umbi dengan bobot diatas 1 kg  Hasil umbi porang dibersihkan dari tanah dan akar lalu diiris dengan ketebalan 0,5 cm dan dikeringkan di bawah terik matahari. Penjemuran dilakukan sekitar 5 hari untuk memperpanjang masa simpannya dna untuk menghindari timbulnya jamur yang dapat mengurangi kualitas dan harga jual porang.  Penyimpanan umbi porang harus pada ruangan yang memiliki sirkulasi udara baik, pada bulan pertama penyimpanan umbi porang akan menyusut bobotnya sekitar 25%. Jika umbi disimpan pada



BUDIDAYA PORANG



23



suhu 10° C dapat bertahan beberapa bulan. Apabila umbi ingin dijadikan chips maka umbi dapat diiris tipis dan dikeringkan dengan metode penjemuran atau oven. Chips kemudian dapat diolah menjadi tepung dengan harga jual yang lebih tinggi.



BUDIDAYA PORANG



24



POTENSI EKONOMI A. TUJUAN EKSPOR Pada tahun 2019 volume ekspor porang ke berbagai Negara sebesar 14.545,50 ton atau setara Rp. 290.910.000.000,-. Adapun negara tujuan ekspor porang meliputi China, Vietnam, Thailand, Australia, Pakistan, Taiwan, Kamboja dan Hongkong. Porang di ekspor dalam bentuk chips, tepung dan olahan segar.



BUDIDAYA PORANG



25



Selain itu umbi porang dapat diolah sebagai bahan kosmetik, obat-obatan serta bahan baku industri. B. HARGA Harga jual porang berkisar pada harga sebagai berikut: Bibit bulbil : Rp 125.000/kg Umbi segar : Rp 2.500 – Rp 10.000/kg Umbi kering : Rp 27.000 – Rp 35.000/kg Tepung : Rp 150.000 – Rp 250.000/kg



BUDIDAYA PORANG



26



DAFTAR PUSTAKA Dirjen Tanaman Pangan. 2019. Petunjuk Pelaksanaan Budidaya Porang. Kementan, Jakarta. Ramdana, S., dan Suhartati. 2015. Tumbuhan Porang : Prospek Budidaya sebagai Salah Satu Sistem Agroforesty. Info Teknis EBONI Vol. 12 No. 2: 108 Ramadhani, Yulaika. 2019. Mengenal Tanaman Porang: Manfaat, Harga, Budidaya, & Nilai Bisnis. https://tirto.id/mengenal-tanamanporang-manfaat-harga- budidaya-nilaibisnis-ekCF. 8 April 2020 pukul 09.21



BUDIDAYA PORANG



27



BIDANG TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA DINAS PERTANIAN KABUPATEN MOJOKERTO Jl. R.A. BASUNI NO.17, SOOKO, KAB. MOJOKERTO TLP. (0321) 321228 FAX (0321) 396468 KODE POS 61361



BUDIDAYA PORANG



28