6 0 97 KB
NASKAH JUDUL SERI BENTUK PRODUKSI LAMA NARASI SASARAN PENYUSUN NASKAH BULAN/TAHUN Musik Pembuka
: SIARAN RADIO : BUDIDAYA PORANG (Amorphophallus muelleri Blume) : : URAIAN : BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN : 15 MENIT : PENYULUH PERTANIAN LAPANG, PETANI : ANNISA, SP : OKTOBER 2022
: In – up – down – out Jingle musik daerah
Narator
: Assalamu’alaikum
Warahmatullahi
Wabarakaatuh.
Pendengar Radio Republik Indonesia, khususnya bapak dan ibu tani di mana pun anda berada, kita berjumpa lagi dalam acara “Wajah Desa”. Pada kesempatan kali ini RRI bekerja sama dengan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera
Selatan,
akan
mempersembahkan
uraian
bertema Budidaya Porang“ Musik
:
Narator
:
in – down – out Porang
(Amorphophallus
muelleri
Blume)
merupakan
tanaman umbi- umbian dari famili Araceae yang memiliki ciri khusus dimana terdapat kandungan glukomanan paling tinggi diantara jenis Amorphophallus lainnya di Indonesia yaitu
sebesar
45-65%
(Aryanti
dan
Abidin,
2015).
Glukomanan dikenal juga sebagai Konjac Glucomannan (KGM) yang saat ini banyak dimanfaatkan baik sebagai bahan makanan di Asia seperti mie, tahu dan agar- agar. KGM memiliki manfaat bagi kesehatan tubuh seperti menurunkan kadar kolesterol serta dapat digunakan sebagai makanan diet karena tinggi serat dan kalori yang rendah. Makanan dengan kandungan serat yang tingi dapat meningkatkan sensasi rasa kenyang sehingga berkontribusi
dalam mengatasi masalah obesitas . Pemanfaat peningkatan
umbi
porang
yang
tidak
saat
ini
hanya
terus
mengalami
domestik
bahkan
mancanegara seperti Jepang, Hongkong dan Australia. Namun permasalahannya permintaan yang tinggi tersebut tidak diimbangi oleh produksi Porang di Indonesia, sehingga dalam hal ini dibutuhkan penyediaan bibit porang dalam jumlah yang banyak agar dapat
memenuhi
kebutuhan baik di Indonesia maupun luar negeri. Menurut Departemen Kehutanan RI (2014), potensi A. muelleri dalam bentuk umbi yang dihasilkan oleh hutan di Jawa Timur hanya sekitar 2.129.919,50 kg umbi basah dengan luasan 7.006 Ha, dan produksi chip sekitar 600 kg-1000 ton, sedangkan kebutuhan industri mencapai sekitar 3.400 ton chip. Oleh sebab itu diperlukan upaya memperbanyak tanaman porang. Harga bibit Porang saat ini terbilang mahal dikarenakan masih mengalami kelangkaan akiat penyebaran bibit Porang di Indonesia yang tidak terkendali terutama setelah Jawa Timur ditunjuk sebagai pusat untuk pengembangan tanaman porang terbesar di Indonesia oleh Kementerian Pertanian Republik Indonesia. Saat ini bibit berupa bulbil dijual seharga Rp. 350.000/kg, untuk umbi berukuran sedang 20-40 umbi/kg seharga Rp. 125.000/kg sedangkan untuk umbi berukuran besar Rp. 14.000/kg Musik
: in – down – out Kebutuhan
akan
porang
ditambah
dengan
yang
masalah
semakin
meningkat
keterbatasan
bibit
menyebabkan harga bibit mahal maka berdasarkan uraian di atas perlu dilakukan kajian lebih mendalam terkait teknik
budidaya tanaman porang baik. menggunakan bulbil, umbi dan bijinnya sehingga dapat dihasilkan bibit unggul dalam jumlah banyak dengan tujuan untuk memenuhi kenutuhan pasar serta dapat berkontribusi dalam upaya Kementerian Pertanian Republik Indonesia mengembangkan tanaman porang di Jawa Timur. Tanaman Porang memiliki tiga macam bibit yaitu dari umbi, bulbil dan bijinya. Penggunaan jenis bibit menentukan
besar
kecilnya
bibit
yang
dibutuhkan.
Menurut Pusat Penelitian Porang Universitas Brawijaya tahun 2013, bahwa pengguna biji sebagai bibit dianggap lebih efisien karena dengan luas lahan yang sama, bibit yang ditanam dapat lebih banyak . Namun kendala yang terjadi di lapang menurut para petani saat dilakukan wawancara, penanaman biji porang secara langusng di lahan rawan dengan kegagalan diakibatkan kalah saing dengan gulma. Maka butuh perlakuan pratanam di lahan sendiri dengan tujuan menumbuhkan biji sampai terbentuk umbi atau yang dikenal dengan umbi generasi nol. Musik
: In – up – down – out Porang atau iles-iles (Amorphophallus muelleri Blume; sin. A. blumei (Scott.) Engler; sin. A. oncophyllus Prain) termasuk famili Araceae yang merupakan tumbuhan semak (herba). Porang adalah tumbuhan yang memiliki umbi di dalam tanah, diatas daun dan di tangkai daunnya. Saat ini Porang banyak diburu karena umbinya mengandung glukomanan yang bisa dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari. Porang adalah tanaman umbi-umbi yang tergolong tumbuhan liar, sehingga belum banyak dikenal oleh petani (Yuzammi, 2000), Batang tanaman Porang
memiliki tekstur halur, cenderung tegak dan lunak serta memiliki ciri khas totol putih-hijau. Daun taman berwarna hijau gelap sampai terang tergantung paparan sinar matahari menjari berpangkal 3. Bulbil porang terletak pada pangkal daun dan mulai muncul saat tanaman beruumur 2 bulan setelah tanam. Musik
In – up – down – out Perkembangbiakan
tanaman
Porang
dapat
dilakukan
melalui dua cara yaitu secara secara vegetatif dengan memanfaatkan bulbil dan umbinya, serta secara generatif melalui biji. Secara umum bibit yang digunakan berasal dari umbi dan bulbil yang sehat. Namun
saat ini salah satu
kendala dari budiadaya porang adalah sulitnya memperoleh bibit berupa jumlahnya yang lebih banyak dengan cara mengecambahkannya. Adanya lebih dari satu embrio pada bijinya, maka biji Porang disebut memiliki sifat poliembrio. Sifat poliembrio tersebut menjadi kelebihan yang dapat dimanfaatkan untuk upaya perkembangbiakan Porang (Hidayat dkk., 2012). Rincian waktu dalam satu siklus hidup tanaman porang yang berasal dari biji sebagai berikut pada periode tumbuh pertama terjadi 5-6 bulan, menghasilkan batang semu/ petioles daun, dan umbi. Umbi dorman untuk pertama kali selama 5- 6 bulan. Saat musim hujan tiba, umbi akan mengalami fase vegetatif kembali (periode tumbuh kedua) menghasilkan petioles, daun dan umbi dengan ukuran yang lebih besar dari periode tumbuh pertama serta terdapat umbi daun (bulbil) di ujung petiolus. Selanjutnya umbi dari periode tumbuh kedua mengalami dorman selama 5-6 bulan. Apabila masa dorman pada periode tumbuh kedua selesai, umbi akan mengalami fase
pertumbuhan vegetatif untuk ketiga kalinya. Periode tumbuh ketiga ini juga berlangsung 5-6 bulan, dengan hasil pertumbuhan petiolus, daun, bulbil lebih banyak dan umbi yang lebih besar dibandingan dengan periode tumbuh kedua. Setelah itu umbi akan mengalami dorman ketiga selama 5-6 bulan. Porang memasuki fase generatif pada periode tumbuh keempat yang ditandai dengan munculnya bunga dari umbi yang telah dorman ketiga dan terbentuk buah serta biji pada tongkol buah. Fase generatif pada porang dari pembungaan hingga buah masak berlangsung selama 8-9 bulan. Porang yang ditumbuhkan dari satu biji yang sama mampu menghasilkan dua hingga empat tanaman (poliembrioni) Petiol pada tanaman kedua hingga keempat menunjukkan adanya corak berwarna putih seperti pada tanaman porang dewasa. Tanaman porang pada periode tumbuh pertama membentuk umbi untuk pertama kali di dalam tanah yang ditandai dengan penonjolan massa
jaringan umbi di
pangkal (bagian bawah) petiolus. Ukuran umbi bervariasi antara tanaman yang satu dengan yang lainnya. Bentuk umbi bulat agak pipih, kulit berwarna coklat, dan bagian dalam umbi berwarna kuning keoranyean. Tanaman porang yang dibudidayakan harus punya kualitas yang baik, untuk itu perlu diketahui syaratsyarat tumbuh tanaman porang, antara lain: Keadaan iklim dengan Intensitas cahaya 60 – 70%, Ketinggian mulau 0 – 700 m dpl. Namun yang paling bagus pada daerah dengan ketinggian 100 – 600 m dpl. Keadaan
tanah
Dibutuhkan
tanah
yang
gembur/subur dan tidak becek. Tanah dengan
tekstur lempung berpasir dan bersih dari alangalang. Derajat keasaman tanah ideal antara pH 6 – 7. Kondisi
lingkungan
yang
dikehendaki
porang
dengan naungan yang ideal seperti jati, mahoni dan lain-lain. Tingkat kerapatan naungan minimal 40% maksimal 60%. Semakin rapat semakin baik. Persiapan lahan. Lokasi tumbuh tanaman porang yang baik
adalah di bawah naungan dengan
itensitas cahaya 60-70%. Kegiatan
persiapan
lahan:Setelah
lahan
dibersihkan dari semak- semak liar/gulma lalu dibuat guludan selebar 50 cm dengan tinggi 25 cm dan panjang disesuaikan antara
guludan
adalah
dengan lahan. Jarak 50
cmPada
lahan
miringLahan dibersihkan tidak perlu diolah. Lalu dibuat lubang tempat ruang tumbuh bibit yang dilaksanakan pada saat penanaman. Persiapan bibit. Porang dapat diperbanyak secara vegetatif dan generatif (biji, bulbil/katak). Bibit yang dipilih adalah dari umbi dan bulbil yang sehat. Bibit porang cukup ditanam sekali. Setelah bibit yang ditanam
berumur
3
tahun,
dapat
dipanen
selanjutnya dapat dipanen setiap tahunnya tanpa perlu penanaman kembali. Kebutuhan bibit per satuan luas sangat tergantung pada jenis bibit yang digunakan dan jarak tanam. Dengan prosentase tumbuh benih diatas
90%,
kebutuhan benih per hektar dengan jarak tanam 0,5 m adalah: 1. Umbi : 1.500 kg (± 20-30 buah/kg)
2. Biji
: 300 kg
3. Bulbil : 350 kg (±170 – 175 buah/kg) Tata cara penyiapan bibit dari umbi 1) Tentukan anakan tanaman porang yang berumur
±1
tahun
yang
pertumbuhannya
subur
dan
sehat. 2) Bongkar tanaman dan bersihkan umbi dari akar
dan tanah. 3) Kumpulkan bibit tersebut di tempat yang teduh
untuk penanganan selanjutnya yaitu penanaman (1 umbi porang hanya menghasilkan 1 tanaman porang). Tata cara penyiapan bibit dari biji Tanaman porang pada setiap kurun waktu 4 tahun akan menghasilkan bunga yang kemudian menjadi buah
atau
biji.
Dalam
1
tongkol
buah
bisa
menghasilkan biji sampai 250 butir yang dapat digunakan
sebagai
bibit
porang
dengan
cara
disemaikan terlebih dahulu. Tata cara penyiapan bibit dari bulbil/katak 1) Ambil bulbil dari sekitar rumpun tanaman yang berumur cukup tua
(seleksi/pilih bulbil yang
sehat). 2) Bulbil yang telah dipilih dikumpulkan dalam wadah dan disemai hingga tumbuh tunas yang kemudian
ditanam
(tanaman
porang
yang
cukup besar dan tua dapat menghasilkan bulbil ±40/pohon). Penanaman porang. Porang sangat baik ditanam
ketika musim hujan, yaitu sekitar bulan November – Desember.
Tahap
penanaman
porang
adalah
sebagai berikut: Bibit yang sehat satu per satu dimasukkan ke dalam lubang tanam dengan letak bakal tunas 1. menghadap ke atas. 2. Tiap lubang tanaman diisi 1 bibit porang dengan
jarak tanam sesuai kebutuhan. 3.
Tutup bibit dengan tanah halus / tanah olahan setebal ±3 cm.
Pemeliharaan tanaman merupakan tanaman yang memerlukan pemeliharaan secara khusus. Namun untuk
mendapatkan
produksi
yang
hasil
pertumbuhan
maksimal,
dapat
dan
dilakukan
perawatan yang intensif dengan cara: Penyiangan.
Dilakukan
dengan
membersihkan
gulma yang berupa rumput liar yang dapat menjadi pesaing tanaman porang dalam hal kebutuhan air dan
unsur
hara.Sebaiknya
setelah umbi porang ditanam.
dilakukan
sebulan
Penyiangan
berikutnya dapat dilakukan saat gulma muncul. Gulma yang terkumpul ditimbun dalam sebuah lubang agar membusuk dan menjadi kompos. Pemupukan
Pada saat pertama kali ditanam,
dilakukan pemupukan dasar. Untuk pemupukan berikutnya dapat dilakukan setahun sekali (awal musim hujan). Jenis pupuk adalah pupuk urea 10 g/lubang dan SP 36,5 g/lubang. Pemberian pupuk dilakukan dengan cara ditanam disekitar batang porang. Pengamanan
pohon
pelindung
Porang
merupakan tanaman yang butuh naungan. Oleh karena itu perlu dilakukan pemeliharaan terhadap pohon
pelindung
agar
pohon
pelindung
dan
tanaman porang dapat tumbuh dengan baik. Pertumbuhan Dan Masa Panen Tanaman Porang Tanaman porang dapat dipanen untuk pertama kali setelah umur tanaman mencapai 3 tahun. Setelah itu, tanaman dapat dipanen setahun sekali tanpa harus menanam kembali umbinya. Tanaman porang hanya mengalami pertumbuhan selama 5 – 6 bulan tiap tahunnya (pada musim penghujan). Di luar masa itu, tanaman mengalami masa istirahat /dorman dan daunnya akan layu sehingga tampak seolah-olah mati. Waktu panen tanaman porang dilakukan pada bulan April – Juli Narator
: Pendengar RRI dimanapun anda berada...
Musik
: In – up – down – out Pendengar yang berbahagia Demikianlah
para
pendengar
sekalian,
sudah
dengarkan uraian mengenai ” Budidaya
kita
Tanaman”.
Semoga obrolan tadi dapat bermanfaat bagi kita. Assalamu’alaikum Warahmtullaahi Wabarakaatuh