CBR Manajemen Kelas Reynaldi Einar Pasaribu [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

CRITICAL BOOK REPORT



MANAJEMEN KELAS



D I S U S U N OLEH



NAMA



: REYNALDI EINAR PASARIBU



NIM



: 1163311081



NAMA DOSEN



: Laurensia Masri Perangin Angin, M.Pd



PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI MEDAN



2021



Citical Book Report



1



KATA PENGANTAR



Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan RahmatNya sehingga penulis dapat menyelaesaikan tugas makalah mata kuliah Manajemen Kelas ini yang berjudul Critical Book Report”. Penulis berterima kasih kepada dosen yang bersangkutan yang sudah memberikan bimbingannya. Penulis juga menyadari bahwa tugas ini masih banyak kekurangan oleh karena itu penulis minta maaf jika ada kesalahan dalam penulisan dan penulis juga mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna kesempurnaan tugas ini.             Akhir kata penulis ucapkan terima kasih semoga dapat bermanfaat dan bisa menambah pengetahuan bagi pembaca.



Medan,



Mei 2021



Reynaldi Einar Pasaribu NIM: 116331081



Citical Book Report



2



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR…………………………………......................................



i



DAFTAR ISI……………...……………………………………………………… ii BAB I PENDAHULUAN           1.1 Latar Belakang……………………………………………………….… 1           1.2 Tujuan…………………………………………………………….…..... 1           1.3 Manfaat………………………………………………….……………… 1 IDENTITAS BUKU.............................................................................................. 2 BAB  II ISI BUKU           Ringkasan Isi Buku Utama..………………………………...………..…… 3 Ringkasan Isi Buku Pembanding.................................................................



8



BAB III PEMBAHASAN           3.1 Keunggulan……………………………………….…………………….. 13           3.2 kelemahan.....…………………………………………………………... 13 BAB IV PENUTUP 4.1 Simpulan................................................................................................ 14 4.2 Saran...................................................................................................... 14 DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 15 LAMPIRAN........................................................................................................... 16



Citical Book Report



3



BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakangMasalah Critical Book Review ( CBR) secara singkat dapat diartikan sebagai evaluasi terhadap suatu buku atau artikel yang akan direview. Latar belakang saya membuat critical book ini yaitu untuk mengevaluasi, seperti mengulas atau mereview, menginterprestasi serta menganalisis isi sebuah buku, yang menitik beratkan pada evaluasi ( penjelasan, interprestasi dan analisis) mengenai keunggulan dan kelemahan buku, apa yang menarik dari buku tersebut, bagaimana isi buku tersebut bisa mempengaruhi cara berfikir pembaca dan menambah pemahaman pembaca terhadap suatu bidang kajian tertentu. Dengan kata lain, melalui CBR ini pembaca (reviewer) menguji pikiran pengarang atau penulis berdasarkan sudut pandang pembaca berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki.



1.2 TUJUAN 1. Mengulas isi bab dalam buku. 2. Mencari dan mengetahui informasi yang ada dalam setiap bab dalam buku 3. Melatih kemampuan dalam menilai sebuah buku 4. Menyelesaikan tugas mata kuliah Manajemen Kelas 5. Membudayakan diri untuk gemar membaca 1.3 MANFAAT 



Menambah wawasan mengenai isi bab dalam buku







Memberikan informasi bagi pembaca.







Melatih diri untuk berpikir kritis dalam mencari informasi yang ada pada bab dalam buku.



Citical Book Report



4



IDENTITAS BUKU A. BUKU UTAMA Judul Buku Pengarang Penerbit Tahun terbit Kota terbit Jumlah bab Jumlah halaman Bahasa Buku



Manajemen Kelas - Tim Penyusun Universitas Negeri Medan 2019 Medan VII Bab 129 Bahasa Indenesia



B. BUKU PEMBANDING Judul Buku Pengarang Penerbit Tahun terbit Kota terbit Jumlah bab ISSBN



Pengelolaan Pengajaran Drs. Amad Rohani HM, dkk Rineka Cipta 1955 Jakarta IX Bab 979-518-039-0



BAB II ISI BUKU 2.1 Ringkasan Isi Buku Utama Citical Book Report



5



PENGATURAN KONDISI DAN FASILITAS KELAS A. Pengaturan kondisi fisik kelas Lingkungan fisik tempat belajar mempunyai pengaruh penting terhadap hasil pembelajaran. guru harus dapat menciptakan lingkungan fisik bagi terjadinya proses belajar mengajar yang optimal. Kondisi fisik kelas yang dimaksud meliputi ruang tempat



terjadinya



proses



belajar



mengajar,



tempat



duduk,



ventilasi,



dan



peneranganserta pengaturan alat-alat penerangan. 1. Ruang tempat berlangsungnya pembelajaran Ruangan ruangan tempat belajar harus memungkinkan peserta didik dapat bergerak secara leluasa, tidak berdesak-desak. Salahsatu sifat dari ruangan belajar adalah harus mampu menciptakan suasana belajar yang nyaman, dalam arti ruangan itu mudah ditata dengan cepat guna memenuhi kegiatan belajar yang akan dilakukan. Ada beberapa persyaratan yaang diperlukan untuk ruaang belajar yaitu: a. Ruangan belajar mudah ditata dalam berbagai bentuk sesuai dengan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan b. Ukuran ruangn belajar harus cukup luas sehingga setiap peserta didik dapat leluasa bergerak. Untuk ukuran keelas yang biasa rata-rata per peserta didik memerlukan 1,4 m2, sehingga untuk 40 orang peserta didik memerlukan ukuran ruang kelas 8 X 7 meter, untuk ruangaan yang digunakan untuk diskusi kelompok, panel diskusi dan sejenisnya, peserta didik memerlukan 2,2m2. 2. Ruangan tempat duduk Pengaturan tata letak tempat duduk erat kaitannya dengan penggunaan metode mengajar dan penggunaan media pendidikan. Dalam pengaturan tempat duduk yang penting adalah terjadinya tatp muka. Selain itu perubahan tata letak tempat duduk bagi peserta didik akan memberikan beberapa manfaat, diantaranta: a. Setiap peserta didik akan banyak mengenal peserta didik lainnya, lebih dekat sehingga tidak hanya mengenal 2 atau 3 peserta didik saja b. Setiap peserta didik akan mendapat pemandangan baru pada tempat yang berbeda diruang kelas c. Klik-klik kecil tidak akan timbul dengan adanya perubahan-perubahan tat letak tempat duduk Beberapa bentuk tata letak tempat peserta didik dapat diatur sebagai berikut: Citical Book Report



6



1. Bentuk lingkaran Bentuk ini merupakan bentuk yang paling demokratis karena guru berada ditengah-tengah



peserta



didik.



Bentuk



ini



digunakan



apabila



guru



menggunakan metode diskusi atau metode curah pendapat dalam proses pembelajaran. 2. Bentuk setengah lingkaran Bentuk ini digunakan guru apabila ia dalam proses pembelajarannya menggunakan metode curah pendapat, panel diskusi ataupun demonstrasi. 3. Bentuk deret atau berbaris Bentuk ini paling lama digunakan, bentuk ini digunakan apabila data proses embelajaran guru menggunakan metode ceramah atau tanya jawab. 4. Bentuk “V” Bentuk V hampir sama dengan bentuk setengah lingkaran atau bentuk U, bentuk



ini



digunakan



apabila



guru



dalam



proses



pembelajarannya



menggunakan metode diskusi, curah pendapat, cerama, atau sejenisnya. 5. Bentuk persegi empat Bentuk ini dapat berupa bujur sangkar atau tempat persegi panjang. Bentuk ini digunakan apabila guru dalam proses pembelajarannya menggunakan metode bermain pera, demonstrasi, ceramah, dan sejenisnya. 6. Bentuk cavetarta Bentuk ini digunakan apabila



guru dalam proses pembelajarannya



menggunakan metode diskusi kelompok. 3. Ventilasi dan pengaturan cahaya Suhu udara, ventilasi, dan penerangan merupakan alat penting bgi errciptanya suasana belajar yang nyaman. Oleh sebab itu ventilasi harus cukup menjamin kesehatan peserta didik. Jendela harus cukup besar sehingga memunngkinkan cahaya matahari dan udara segar masuk yang cukup mengandung oksigen (O2). Suhu udara didalam ruaang kelas hendaknya berkisar antara 24 o – 27o. Cahhaya yang masuk hendaknya dari sebelah kiri, cukup terang, dan tidak menyilaukan. 4. Pengaturan alat-alat pembelajaran



Citical Book Report



7



Untuk menjaga alat-alat pembelajaran, maka dibutuhkan tempat seperti lemari, rak,



file



kabinet,



dan



sebagainy.



Alat-alat



pelajaraan



tersebut



dapat



diidentifikasikan menurut: a. Statusnya, meliputi yang sifatnya permanen (misalnya listrik), dan sifatnya moveable (mudah dipindah-pindahkan) seperti meja, kursi, OHP, peta dan sebagainya. b. Fungsinya, seperti alat-alat audio visual, alat-alat olahraga, alat-alat tulis, globe, peta, dan sejenisnya. Hal lain yang perlu diperhatikan dalam pengaturan alat-alat ini adalah pengamananya dari pencurian, dari barang-barang yang mudah meledak/terbakar, alat pengamanan harus tersedia seperti alat pemadam kebakaran, p3k, dan lain sebagainya. Beberapa kriteria yang dapat dipergunakan untuk peralatan tersebut adalah: 1. Fleksibilitas, mudah dioperasikan, mudah ditata dalam ruangan, mudah pula disimpantanpa menemui kesulitan. 2. Kegunaan, dapat digunakan dalam berbagai metode 3. Kenyamanan dapat memberikan kenyamanan bagi peserta didik. Demikian pula ukurannya harus sesuai dengan rata-rata bentuk tubuh atau tinggi peserta didik. 4. Pemeliharaan, mudah diperbaiki apabila rusak, mudah dibersihkan dan kuat. B. Pengaturan kondisi sosio-emosionaal Suasana emosional dalam kelas akan mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap proses belajar mengajar. Kondisi emosional tersebut meliputi hal-hal sebagai berikut: 1. Tipe kepemimpinan -



Tipe kepemimpinan yang cenderung otoriter akan menghasilkan sikap submissive atau apatis. Akan tetapi dipihak lain juga akan menimbulkan sikaap yang agresif.



-



Tipe kepemimpinan yang cenderung loizerr-faire biasanya lebih cocok bagi peserta didik yang inner directive, dimana peserta didik aktif, penuh kemauan, berinisiatif, kreatif, dan tidak selalu menunggu perintah.



Citical Book Report



8



-



Tipe kepemimpinan guru yang menekankan kepada sikap demokratis lebih memungkinkan sikap persahabatan antara guru dengan peserta didik dengan dasar saling memahami dan saling mempercayai.



C. Pengaturan kondisi organisasional Kondisi organisasional yang dimaksud adalah kondisi yang ditimbulkan oleh pengaturan dan atau pelaksanaan kegiatan-kegiatan rutin baik ditingkat sekolah maupun tingkat kelas. Beberapa kegiatan yang sifatnya rutinitas disekolah maupun dikelas antara lain: a. Pergantian pelajaran. Dalam pelajaran tertentu peserta didik diharuskan pindah ruangan. Hal rutin seperti ini hendaknya diatur sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan gangguan-gangguan baik terhadap kegiatan itu sendiri maupun terhadap kegiatan lain diluar kegiatan yang dimaksud secara keseluruhan. b. Guru berhalangan hadir. Apabila suatu saat guru berhalangan hadir dikelas oleh suatu sebab, hendaknya peserta didik dan pihak-pihak tertentu sudah tahu apa yang harus dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak sampai membuat peserta didik tidak melakukan kegiatan pembelajaran. c. Masalah antar peserta didik. Bila terjadi masalah antar peserta didik yang tidak dapat diselesaikan antara mereka, pperlu disepakati bersama bagaiman prosedur pemecahannya sehingga masalah yang dihadapi bisa diselesaikan secara tuntas. d. Upacara bendera. Kegiatan upacara bendera perlu diatur pelaksanaanya, pengaturan yang dimaksud meliputi giliran yang bertugas baik dari pihak guru mauppun dari pihak peserta didik, jadwal upacara, pakaian yang harus dikenakan, dll. D. Pengaturan kondisi administrasi teknik Kondisi administrasi teknik dalam uraian ini adalah kondisi yang ditimbulkan oleh pengaturan dan pelaksanaan tugas-tugas administrasi yang sifatnya teknis, seperti pengaturan daftar presensi peserta didik dll. Kegiatan/tugas yang dimaksud dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Catatan-catatan tentag peserta didik. Yang termasuk dalam kategori ini adalah: 1. Daftar presensi peserta didik



Citical Book Report



9



Daftar ini dimaksudkan untuk mencatat kehadiran dan ketidakhadiran serta keterlambatan peserta didik dalam mengikuti pelajaran yang diberikan oleh guru. 2. Catatan pekerjaan peserta didik Pekerjaan berupa tugas-tugas yang diberikan kepeda para peserta didik untuk dikerjakan dikelas atau dirumah, baik secara individual maupun kelompok perlu dicatat, pencatatan ini dapat dilakukan dalam buku koreksi pekerjaan. 3. Hasil-hasil evalusasi guru Hasil-hasil evaluasi atau penilaian guru terhadap siswa perlu dicatat dalam buku evaluasi. 4. Catatan-catatan anekdot Seorang guru perlu memiliki ppula pencatatan anekdot, yakni catatan tentang kejadian sehari-hari mengenai masing-masing siswa misalnya dalam mengikuti bidang study/mata pelajaran yangdiselenggarakan. 5. Catatan-catatan sosiometris Catatan-catatan sosiometris adalah catatan-catatan mengenai hubunganhubungan diantara siswa-siswa dalam satu kelas. b. Catatan-catatan bagi guru Yang dimaksud dengan catatan-catatan jenis ini adalah catatan-catatan yang dibuat oleh guru bagi kepentingan efektifitas pekerjaannya, terpenting diantaranya ialah: 1. Buku batas pelajaran Buku ni dimaksudkan untuk mencatat telah sampai dimana suatu program bidang studi sebagaimana telah direncanakan dalam buku persiapan mengajar sudah diajarkan/dibahas guru. buku batas pelajaran ini hendaknya diisi tiap kaali habis mengajar. 2. Buku kumpulan soal-soal tes/bank soal Setiap guru hendaknya mempunyaibuku catatan mengenai soal-soal tes yang diselenggarakan, baik tes harian, tes cawu, maupun akhir cawu dan catatan jenis-jenis tugas yang diberikan. 3. Buku nilai Buku nilai dimaksud untuk mencatat nilai-nilai atau angka-angka hasil evaluasi guru terhadap para siswa untuk setiap bidang studi yang diajarkaan. Citical Book Report



10



Adapun laporan-laporaan tentang kelas yang harus disusun oleh guru dapat diklasifikasikan atas laporan-laporan kepada ppimpinan sekolah dan laporan kepada orang tua siswa 1. Laporan kepada pimpinan sekolah Beberapa laporan yang secara periodik perlu dilaporkan guru kepada kepala sekolah ialah: a. Persiapan mengajar b. Daftar presensi siswa c. Laporan hasil pelajaran d. Laporan-laporan khusus 2. Laporan-laporan kepada orang tua peserta didik Adapun laporan pendidikan kepada orang tua dapat dibagi atas: a. Laporan hasil pendidikan b. Laporan perkembangan pendidikan c.



Pertemuan guru dengan orang tua siswa Untuk



mensukseskan



pertemuan



yang



dimaksudkan,



perlulah



diperhatikan 2 faktor berikut: a. Bahwa orang tua telah memahami tujuan dari pada pertemuan itu sehingga sudi datang bila diundang b. Bahwa guru sudah memiliki keterampilan dalam teknik-teknik “wawan rembuk” (dialog) sehingga tidak memborong seluruh percakapan.



2.2 Ringkasan Isi Buku Pembanding KONDISI DAN SITUASI BELAJAR MENGAJAR 1. Kondisi fisik Lingkungan fisik tempat belajar mempunyai pengaruh penting terhadap hasil perbuatan belajar. Lingkungan fisik yang menguntungkan dan memenuhi syarat minimal medukung meningkatnya intensitas proses perbuatan belajar peserta didik dan mempunyai pengaruh positif terhadap pencapaian tujuan pengajaran. Lingkungan fisik yang dimaksud meliputi: a. Ruangan tempat berlangsungnya proses belajar mengajar. Besarnya ruangan kelas sangat tergantung pada berbagai hal antara lain: Citical Book Report



11



-



Jenis kegiatan apakahkegiatan pertemuan tatap muka dalam kelas ataukah kerja diruang praktikum



-



Jumlah peserta didik yang melakukan kegiatan-kegiatan bersama secara klasikal akan berbeda dengan kegiatan dalam kelompok kecil. Jika ruangan tersebut mempergunakan hiasan pakailah hiasan-hiasan yang



mempunyai nilai pendidikan yang dapat secara tidak langsung mempunyai “daya sembuh” bagi pelanggar disiplin. Misalnya dengan kata-kata yang baik, anjurananjuran, gambar tokoh sejarah, peraturan yang berlaku dan sebagainya. b. Pengaturan tempat duduk Dalam mengatur tempat duduk yang penting adalah memungkinan terjadinya tatap muka, dimana, dengan demikian guru sekaligus mengontrol tingkah laku peserta didik. Beberapa pengaturan tempat duduk dapat dilakuka: -



Berbaris berjajar



-



Pengelompokan yang terdiri 8 sampai 10 orang



-



Setengah lingkaran dimana disamping guru bisa langsung bertatap muka dengan peserta didik juga muda untuk bergerak sekedar untuk memberi bantuan kepada peserta didik.



-



Berbentuk lingkaran



-



Individual yang biasanya terdapat diruang baca, diperpustakaan atau di ruang praktek labolatorium.



-



Adanya dan tersedianyaruang yang sifatnya bebas di kelas disamping bangku tempat duduk yang diatur. Dengan sendirinya penataran tempat duduk ini dapat diatur sesuai dengan kebutuhan.



c. Ventilasi dan pengaturan cahaya Ventilasi harus cukup menjamin kesehatan peserta didik, jendela harus cukup besar sehingga memungkinkan panas matahari masuk, udara sehat dengan ventilasi yang baik,sehingga semua peserta didik dalam kelas dapat menghirup udara segar yang cukup mengandung O2. Peserta didik harus dapat melihat tulisan dengan jelas, kapur yang dugunakan sebaiknya kapur yang bebas dari abu dan selalu bersih. Cahaya harus datang dari sebelah kiri, cukup terang tetapi tidak menyilaukan. d. Pengaturan penyimpanan barang-barang Citical Book Report



12



Barang-barang hendaknya disimpan pada tempat khusus yang mudah dicapai kalau segera dicapai kalau segera diperlukan dan akan dipergunakan bagi kepentingan kegiatan belajar. Barang-barang yang karena nilai praktisnya tidak dapat disimpan diruang kelas ditempatkan sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu gerak kegiatan peserta didik. Cara engambilan barang dari tempat khusus penyimanan dan sebagainya hendaknya diatur sedemikian rupa sehingga barang-barang tersebut segera dapat digunakan. 2. Kondisi sosio emosional Suasana sosio emosional dalam kelas akan mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap proses belajar mengajar, kegairahan peserta didik efektifitas tercapainya tujuan pengajaran. a. Tipe kepemimpinan Peranan guru, tipe kepemimpinan guru atau administrator akan mewarnai suasana emosional didalam kelas. Tipe kepemimpinan yang lebih berat pada otoriter akan menghasilkan sikap peserta didik yang submissive atau avatis. Tapi dipihak lain juga akan menumbuhkan sikap yang agresif. Tipe kepemimpinan guru yang lebih menekankan pada kepada sikap demokratis lebih



memungkinkan terbinanya sikap persahabatan guru dengan



peserta didik dengan dasar saling memahami dan saling mempercayai. Sikap ini dapat membantu menciptakan iklim yang menguntungkan bagi terciptanya kondisi proses belajar mengajar yang optimal peserta didik akan belajar secara produktif baik pada saat diawasi guru maupun tanpa diawasi guru. Dalam kondisi semacam ini biasanya problema pengelolaan bisa dibatasi sedikit mungkin. b. Sikap guru Sikap guru dalam menghadapi peserta didik yang melanggar peraturan sekolah hendaknya tetap sabar dan tetap bersahabat dengan suatu keyakinaan bahwa tingkah laku peserta didik akan dapat diperbaiki. Kalau guru terpaksa membenci, bencilah tingkah laku peserta didik bukan membenci peserta didik. Terimalah peserta didik dengan hangat kalau ia insyaf dengan kesalahannya berlakulah adil dalam bertindak dan ciptakan satu kondisi yang menyebabkan peserta didik sadar akan kesalahannya dan ada dorongan untuk memperbaiki kesalahannya. Citical Book Report



13



c. Suara guru Suara guru walaupun bukan faktor yang besar tetapi turut mempunyai pengaruh dalam belajar. Suara yang melengking tinggi atau senantiasa tinggi atau demikian rendah sehingga tidak terdengar oleh peserta didik secara jelas dari jarak yang agak jauh akan membosankan dan pelajaran tidak akan diperhatikan. Suasana yang seperti ini mengundang tingkah laku yang tidak diinginkan. Suara yang relaatif rendah tetapi cukup jelas dengan volume suara yang penuh kedengarannya rileks akan mendorong peserta didik untuk lebih berani untuk mengajukan pertanyaan, mencoba sendiri, melakukan percobaan terarah dan sebagainya. Tekanan suara hendaknya bervariasi sehingga tidak membosankan peserta didik yang mendengarnya. d. Pembinaan rapot Dengan hubungan baik guru peserta didik diharapkan gembira, penuh gairah dan semangat, bersifat optimistik, realistik dalam kegiatan belajar yang sedang dilakukannya. 3. Kondisi organisasional Kegiatan rutin yang secara organisasional dilakukan baik tingkat kelas maupun tingkat sekolah akan dapat mencegah masalah pengelolaan kelas. Dengan kegiatan rutin yang telah diatur secara jelas dan telah dikomunikasikan kepada semua peserta didik secara terbuka sehingga jelas pula mereka, akan menyebabkan tertanam pada diri setiap peserta didik kebiasaan yang baik dan keteratiran tingkah laku. Kegiatan tersebut antara lain berupa:



a. Penggantian pelajaran atau kuliah Hal rutin semacam ini hendaknya diatur secara tertib. Misalnya ada tenggang waktu bagi peserta didik pemindahan ruangan, perpindahan peserta didik dari satu ruangna keruangan lain dipimpin oleh ketua, ruangan-ruangan diberi tanda dengan jelas, peserta didik berkewajiban untukk membereskan ruangan dan alat perlengkapan yang telah dipakai setelah pembelajaran usai dipimpin oleh piket dan dibawah pengawasan guru. b. Guru yang berhalangan hadir Citical Book Report



14



Jika suatu saat seorang guru berhalangan hadir oleh suatu hal maka peserta didik sudah tahu cara mengatasinya. Misalnya para peserta didik disuruh tetap berada di dalam kelas dengan tenang untuk menunggu guru yang bersangkutan. c. Masalah antar peserta didik Jika terjadi masalah antar peserta didik yang tidak diselesaikan antar mereka, ketua dapat melapor pada wali kelas untuk sama-sama dipecahkan atau diatasi. Jika permasalahan belum tuntas dipecahkan, ketua bersama wali kelas atau juga OSIS dapat menghadapi pimpinan institusi untuk mendapatkan petunjuk kebijakan dalam mengatasi masalah tersebut. d. Upacara bendera Dalam upacara bendera harus sudah ditetapkan giliran yang memimpin upacara baik daari pihak guru maupun dari pihak peserta didik. Sehingga semua civitas tahu betul jam berapa mereka harus mulai, siapa yang harus memberikan nasehat, pengarahan dan sebagainya. e. Kegiatan lainnya Demikian dengaan kegiatan lainnya yang merupakan kegiatan rutin seperti prosedur penyampaian informasi dari sekolah kepada guru ataupun peserta didik.



Citical Book Report



15



BAB III PEMBAHASAN 1.1 Kelebihan Buku 



Dalam buku utama terdapat tujuan pembelajaran dan pendahuluan diawal materi bab sedangkan dalam buku pembanding penulis tidak menyertakan tujuan pembelajaran dan pendahuluan.







Pada buku utama disertakan beberapa gambar-gambar sebagai pendukung penjelasan materi agar pembaca lebih memahami. Sedangkan dalam buku pembanding penulis tidak ada menyertakan gambar.







Pada buku utama pengejaan kalimat dan peletakan tanda baca titik koma sudah tepat. Sedangkan pada buku pembanding pengejaan suku kata masih ada yang salah dan peletakan tanda baca titik koma kurang tepat.







Pembahasan materi dipaparkan dengan sangat dalam sehingga pembaca dapat lebih mudah memahami pembahasan materi tersebut. Sedangkan dalam buku pembanding materinya terlalu sedikit dan simpel.



1.2 Kelemahan Buku 



Dalam buku utama jenis tulisan yang digunakan berbeda-beda sehingga sedikit menyulitkan pembaca untuk membaca







Dalam buku utama di akhir materi bab tidak ada terdapat rangkuman materi, sedangkan dalam buku pembanding terdapat rangkaman materi, refleksi dan daftar istilahnya.







Dalam buku utama peletakan pembahasan dalam materi tidak disusun secara sistematis terutama pada bab 3 halaman 56.







Cover buku pada buku pembanding lebih bagus dan menarik dibandingkan dengan buku utama







Cetakan pada buku pembanding lebih kokoh dibandingkan dengan buku utama



Citical Book Report



16



BAB IV PENUTUP 4.1 Simpulan Simpulan yang dapat ditarik dari pembahasan buku manajemen kelas ini adalah bahwa kondisi atau suasana kelas berpengaruh terhadap proses pembelajaran, sehingga optimal tidaknya pembelajaran erat hubungannya dengan kondisi kelas. Oleh karena itu salah satu faktor penting yang perlu diperhatikan oleh guru dalam pembelajaran adalah kondisi belajar. Manajemen kelas tidak hanya pengaturan terhadap pembelajaran , fasilitas fikik dan rutinitas. Namun tugas dari pada manajemen kelas termasuk untuk menyiapkan kondisi kelas agar tercipta kenyamanan dan suasana belajar yang efektif, untuk itu kelas perlu dikelola dengan baik. 4.2 Saran Saran saya selaku mahasiswa dan sebagai calon seorang guru yang nantinya akan mengajar dalam kelas, kita harus memiliki wawasan yang luas, tentang bagaimana cara mengajar yang menarik bagi siswa dan tidak membosankan. Semoga kita dapat memahami dan menggunakan cara-cara serta pendekatan yang sesuai dengan situasi dan keadaan kelas sehingga proses belajar mengajar dapat berjalan dengan optimal.



Citical Book Report



17



DAFTAR PUSTAKA



Tim Penyusun. 2019. Manajemen Kelas. Medan: UNIVERSITAS NEGERI MEDAN. Drs. Amad Rohani HM, dkk. 1955. Pengelolaan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta



Citical Book Report



18



Lampiran



Citical Book Report



19