CBR PG Paud [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

CRITICAL BOOK REPORT PENGANTAR ILMU PENDIDIKAN SISTEMATIS UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH ILMU PENDIDIKAN DOSEN PENGAMPUH : Dra. Sariana Marbun, M. Pd.



Disusun Oleh : Ayu Adistya 1191113018



S1-Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini A-2019 FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN



UNIVERSITAS NEGERI MEDAN



DAFTAR ISI



KATA DAFTAR ISI



BAB I PENDAHULUAN



i



1



I.I. Latar Belakang……………………………………………………………….……..1 I.II. Rumusan Masalah…………………………………………………….…………...1 I.III. Tujuan Critical Book………………………………………………….………….2 BAB II PEMBAHASAN …………………………………………………………….....3 II.I.Informasi Buku …………………………..………………………………………...3 II.II. Ringkasan Isi Buku……………………………………………………………….4 II.III. Penilaian Terhadap Buku…………………………..…………………………..14 BAB III PENUTUP



15



III.I. Kesimpulan………………………………………….……………………………15 III.II. Saran……………………………………………………………………………..15 LAMPIRAN…………………………………………………………………………….16



BAB I PENDAHULUAN



I.I. Latar Belakang Laporan resensi buku adalah laporan yang bertujuan untuk mengetahui isi buku, tetapi lebih menitikberatkan pada evaluasi (penjelasan, interpretasi dan analisis) kita mengenai kelemahan dan keunggulan buku, apa yang menarik dari buku tersebut dan bagaimana isi buku tersebut bisa mempengaruhi cara berpikir kita dan menambah pemahaman kita terhadap suatu bidang kajian tertentu. Untuk memenuhi kebutuhan mahasiswa mendapatkan referensi dalam mata kuliah DasarDasar BK, maka Tim Pengajar berusaha menyusun bahan ajar ini yang dapat digunakan mahasiswa sebagai rujukan. Buku ini merupakan revisi paling baru dari buku Pengantar Ilmu Pendidikan Sistematis yang sebelumnya pernah terbitkan. Karena dirasa masih ada kekurangan-kekurangan maka dengan terbitnya buku yang baru ini kami bermaksud untuk menyajikan yang lebih sempurna. II.I. Rumusan Masalah 1. Mengapa kita harus mempelajari ilmu pendidikan? 2. Pengertian tentang pendidikan sistematis. 3. Batas-batas pendidikan dan kemungkinan pendidikan. 4. Faktor-faktor Pendidikan. 5. Faktor tujuan.



6. Faktor pendidik. 7. Faktor Anak Didik. 8. Faktor Alat-alat Pendidikan. 9. Faktor Alam Sekitar.



III.I. Tujuan Critical Buku Adapun tujuan Critical Book ini untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan isi buku, menguji kualitas buku dengan membedah isi BAB dari buku Pengantar Ilmu Pendidikan Sistematis. Kemudian manfaatnya untuk memenuhi tugas mata kuliah ILMU PENDIDIKAN.



BAB II PEMBAHASAN II.I. Informasi Buku Buku yang dipakai sebagai bahan Critical Book Report: Judul



: Pengantar Ilmu Pendidikan Sistematis



Penulis



: Prof. Dr. Sutari Imam Barnadib.



Tahun Pembuatan



: 2013



Penerbit



: Ombak (Anggota IKAPI)



Tebal Buku



: 144 Halaman



ISBN



: 978-602-258-035-5



Pengantar Buku Buku “Pengantar Ilmu Pendidikan Sistematis ” yang ditulis oleh Prof.Dr.Sutari Imam Barnadib, terdiri dari 9bab, buku ini sebagai buku bahan bacaan. Adapun buku ini terdiri dari 9 bab , pada tiap-tiap bab dibuat kesimpulan sebagai ikhtisar . Selain itu pada tiap-tiap bab dituliskan pula sumber-sumber kepustakaan dimana penulis mengambil dan menyusun pokok-pokok pikiran.



II.II. Ringkasan Isi Buku BAB I MENGAPA KITA HARUS MEMPELAJARI ILMU PENDIDIKAN ? PENTINGNYA MEMPELAJARI ILMU PENDIDIKAN :



a. Untuk pengembangan individu Manusia sebagai makhluk berbudaya dapat mengembangkan dirinya sedemikian rupa sehingga mampu membentuk norma dan tatanan kehidupan yang didasari oleh nilai-nilai luhur untuk kesejahteraan hidup baik perseorangan bersama. Berkembangnya kehidupan manusia sebagai makhluk budaya setidaknya disebabkan oleh : – Adanya kemampuan-kemampuan atau potensi dasar yang ada pada manusia seperti intelek, imajinasi, sikap, kehendak dan dorongan. – Adanya usaha pengembangan potensi manusia tersebut sehingga berujud kemampuan yang nyata dan adanya usaha penyerahan nilai atau norma tersebutyang sudah dimiliki oleh kehidupan manusia dari generasi ke generasi berikutnya. – b. Bagi pendidik pada umumnya Dengan memahami pendidikan pendidik dapat : – – Memudahkan praktek pendidikan Dengan bekal ilmu pendidikan kegiatan pendidikan dapat direncanakan secara secara teratur dan sistematis – Dapat menimbulkan rasa kecintaan pada diri pendidik terhadap tugasnya, terhadap anak didik dan terhadap kebenaran – Dapat menghindari banyak kesukaran dan kesalahan dalam melaksanakan praktek pendidikan – Kesalahan yang mungkin dibuat dalam mendidik diantaranya :



1. Cara mendidik terlalu keras dapat menimbulkan rasa harga diri kurang, sebaliknya yang terlalu lunak berarti memanjakan anak 2. Cara mendidik yang tidak memberi kesempatan untuk berkembang berarti menghambat pertumbuhan 3. Kesalahan menekankan tujuan pendidikan yang di inginkan . Misalkan terlalu menekankan pada intelek menjadi intelektualistis dan terlalu menekankan segi individu menjadi individualistis. c. Dari segi pembangunan Seperti telah kita ketahui dari GBHN tentang dasar dan tujuan pendidikan nasional : “Pendidikan nasional berdasarkan atas pancasila dan bertujuan untuk meningkatkan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan, ketrampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian dan mempertebal semangat kebangsaan agar dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta, bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.



BAB II PENGERTIAN TENTANG PENDIDIKAN SISTEMATIS Pendidikan sistematis dikatakan sebagai uraian tentang pemikiran yang tersusun lengkap mengenai masalah-masalah pendidikan. Pendidikan dimulai dari sebelum anak dilahirkan. Berbagai faktor pendidikan yang memengaruhi seseorang antara lain, faktor tujuan, pendidik, anak didik, alat-alat, dan alam sekitar. Faktor pendidik dengan sadar dan tanggung jawab mempengaruhi anak didik ke arah kedewasaan. Faktor alam sekitar sebagai wadah dimana hubungan faktor-faktor lain terjadi. Faktor satu dengan yang lainnya saling berhubungan dan saling berpengaruh. Kedewasaan adalah tujuan pertama dari pendidikan. Orang tua sebagai pendidik primer dan orang dewasa yang bertanggung jawab. Hubungan pendidik dengan anak didik harus menyenangkan, ramah, objektif dan penuh tanggung jawab.



Ilmu pendidikan sistematis adalah ilmu yang memberikan pemikiran secara tersusun dan lengkap tentang masalah pendidikan. Ilmu ini membahas secara umum, abstrak dan obyektif semua masalah pokok dalam pendidikan. Ilmu pendidikan sistematis juga disebut dengan ilmu pendidikan teoritis. Para pendidik mengatur dan mensistemkan masalah-masalah yang tersusun sebagai pola pemikiran pendidikan. Di dalam ilmu



pendidikan sistematis ini praktik-praktik pendidikan disusun secara teoritis. Jadi, ilmu pendidikan ini menyajikan rangkuman materi-materi yang menjadi acuan dalam pendidikan.



BAB III



BATAS-BATAS PENDIDIKAN DAN KEMUNGKINAN PENDIDIKAN. Dalam pelaksanaan sebuah pendidikan, ada hal-hal yang membatasi. Batas-batas Pendidikan dapat diartikan sebagai ketidak mampuan atau ketidak berdayaan pendidikan dalam melakukan tugastugas pendidikan. Batas-batas yang mempengaruhi pendidikan tersebut adalah sebagai berikut:



1) Pendidik Pendidik adalah orang dewasa yang bertanggung jawab membimbing seorang anak untuk mencapai kedewasaanya.Yang dimaksud pendidik disini adalah orang tua dan guru. Keduanya memiliki peran yang sama penting dalam membantu proses pencapaian kedewasaan anak. Orang tua tentu saja memegang peran utama dalam proses ini, karena orang tua merupakan tempat pertama dan utama bagi seorang anak untuk berinteraksi dengan pendidikan. Ketika anak berada di sekolah, orang tua memiliki keterbatasan dalam melakukan pendidikan terhadap anak. Untuk itulah guru melakukan peran pengganti sebagai orang tua yang akan melaksanakan pendidikan bagi anak, di sekolah.



2) Aspek pribadi anak didik Anak didik adalah sosok manusia/individu. Menurut Abu Ahmadi “Individu adalah orang yang tidak tergantung pada orang lain, dalam arti benar-benar seorang pribadi yang menentukan diri sendiri dan tidak dapat dipaksa dari luar, mempunyai sifat-sifat dan keinginan sendiri”. Kondisi inilah yang membatasi sebuah pendidikan.Berhasil atau tidaknya suatu pendidikan, sangat



tergantung pada seberapa jauh anak didik mampu menerima pendidikan yang diberikan.Anak didik harus diakui keberadaannya.Mereka tidak bisa begitu saja diperintah untuk mengikuti keinginan kita. Kita harus dapat memasuki dunia mereka, sehingga kita dapat mengetahui apa yang mereka inginkan dan mereka sukai. Dengan demikian proses pendidikan akan bisa berlangsung dengan baik dan dapat mencapai tujuan yang diharapkan.



BAB IV



FAKTOR-FAKTOR PENDIDIKAN



Dalam proses perkembangan pemikiran pendidikan di dunia barat, kegiatan pendidikan berkembang dari konsep paedagogi yang merupakan kegiatan pendidikan ditujukan hanya kepada anak yanng belum dewasa, menjadi andragogi yang merupakan kata dasar andro artinya laki-laki yang rupanya seperti perempuan, selanjutnya education yang berfungsi ganda, yakni “transfer of khnowledge” di satu sisi dengan “making scientific attitude” pada sisi yang lain.



Menurut Sutari Imam Barnadib, bahwa perbuatan mendidik dan dididik memuat faktor-faktor tertentu yang mempengaruhi dan menentukan; 1. 2. 3. 4.



Adanya tujuan yang hendak di capai Adanya subjek manusia Yang hidup bersama dalam linkungan hidup tertentu Yang menggunakan alat-alat tertentu untuk mencapai tujuan.



BAB V



FAKTOR TUJUAN



“mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan YME dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan , kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.



Fungsi Tujuan bagi Pendidikan; 1. Sebagai arah pendidikan 2. Tujuan sebagai titik akhir 3. Tujuan sebagai titik pangkal mencapai tujujan lain 4. Memberi nilai pada usaha yang dilakukan Macam-macam Tujuan Pendidikan 



Tujuan umum, yang menjiwai pekerjaan mendidik dalam segala waktu dan keadaan, dirumuskan dengan memperhatikan hakikat kemannusian yang univesal.  Tujuan khusus, diantaranya: terhadap perbedaan individu anak didik, perbedaan lingkungan keluarga dan masyarakat, perbedaan yang berhubungan dengan tugas lembaga pendidikan, perbedaan yang berhubungan dengan pandangan atau falsafah hidup suatu bangsa.  Tujuan tak lengkap, yang merupakan tujujan yan g hanya mencangkup satu aspek tujuan saja  Tujuan sementara, tujjuan pertingkat sesuai denga jenjang pendidikan  Tujuan insidentil, tujuan yang bersifat sesaat karena adanya situasi yang terjadi secara kebetuilan, kendatipun demikian tujuan ini tak terlepas dari tujuan umum.  Tujuan intermedier; tujuan perantara Kemudian, dalam hubungannya dengan hierarki tujuan pendidikan, dibedakan macam-macam tujuan yaitu; nasional, institusional, kurikuler dan instruksional.



BAB VI



FAKTOR PENDIDIK. Faktor Pendidik Pendidik ialah orang yang memikul pertanggungjawaban untuk mendidik. Dwi Nugroho Hidayanto menginventarisasi bahwa pengertian pendidik ini meliputi: a, orang dewasa, b, orang tua, c, guru, d, pemimpin masyarakat, e, pemimpin agama. Karakteristik pribadi dewasa susila, yaitu; mempunyai individualitas yang utuh, mempunyai sosialitas



yang utuh, mempunyai norma kesusilaan dan nilai-nilai kemanusian, bertindak sesuai dengan norma dan nilai-nilai atas tanggung jawab sendiri demi kebahagian dirinyya dan kebahagian masyarakat atau orang lain.



Orang dewasa dapat disifati secara umum melalui gejala-gejala kepribadiannya, yaitu; a, telah mampu mandiri, b, dapat mengambil keputusan batin sendiri atas perbuatannya, c, memilki pandangan hidup, dan prinsip hidup yang pasti dan tetap, d, kesanggupan untuk ikut serta secara konstruktif pada matra sosio kultural; e, kesadaran akan norma-norma; f, menunjjukkan hubungan pribadi dengan norma-norma.



Beberapa Karakteristik Pendidik.   



Kematangan diri stabil kematangan sosial yang stabil, kematangan profisional,







Guru sebagai Pendidik Formal. Di dalam UU Pokok Pendidikan No.4 tahun 1950 Pasal 15 ditetapkan bahwa: syaratsyarat menjadi guru, selain ijazah, dan syarat-yarat yang mengenai kesehatan jasmani dan rohani, ialah sifat yang perlu untuk dapat memberikan pendidikan dan pengajaran, yaitu: syarat profisional (ijazah), syarat biologis (Kesehatan jasmani), syarat psikologis (kesehatan mental); syarat paedagogis-didaktis (pendidikan dan pengajaran). Persyaratan pribadi adalah: berbudi pekerti luhur, kecerdasan yang cukup, temperamen yang tenang dan kestabilan dan kematangan emosional. Persyaratan jabatan pengetahuan tentang manusia dan masyarakat, dasar fundamental jabatan profesi, keahlian dalam cabang ilmu pengetahuan, dalam kepemimpinan, filsafat pendidikan yang pasti.



BAB VII



FAKTOR ANAK DIDIK Karakteristiknya adalah: belum memiliki pribadi dewasa, masih menyempurnakan aspek kedewasaannya, memiliki sifat-sifat dasar yang sedang ia kembangkan secara terpadu.



Anak didik adalah orang yang menerima pengaruh dari seseorang atau sekelompok orang yang menjalankan pendidikan. Peserta didik sebagai manusia yang belum dewasa merasa tergantung kepada pendidikannya, peserta didik merasa bahwa ia memiliki kekurangan-kekurangan tertentu, ia menyadari bahwa kemampuan masih sangat terbatas dibandingkan dengan kemampuan pendidiknya. Dalam pengertian umum, anak didik adalah setiap orang yang menerima pengaruh dari seseorang atau sekelompok orang yang menjalankan kegiatan pendidikan. Sedang dalam arti sempit anak didik ialah anak (pribadi yang belum dewasa) yang diserahkan kepada tanggung jawab pendidik. Karena itulah anak didik memiliki beberapa karakteristik, diantaranya : a.



Belum memiliki pribadi dewasa susila sehingga masih menjadi tangung jawab pendidik.



b.



Masih menyempurnakan aspek tertentu dari kedewasaannya, sehingga masih menjadi tanggung jawab pendidik.



c.



Sebagai manusia memiliki sifat-sifat dasar yang sedang ia kembangkan secara terpadu, menyangkut seperti kebutuhan biologis, rohani, sosial, intelegensi, emosi, kemampuan berbicara, perbedaan individual dan sebagainya. Anak didik sebagai manusia yang belum dewasa merasa tergantung kepada pendidiknya, anak didik merasa bahwa ia memiliki kekurangan-kekurangan tertentu, ia menyadari bahwa kemampuannya masih sangat terbatas dibandingkan dengan kemampuan pendidiknya. Kekurangan ini membawanya untuk mengadakan interaksi dengan pendidiknya, dalam situasi pendidikan itu terjadi interaksi kedewasaan dan kebelumdewasaan. Seseorang yang belum dewasa, pada dasarnya mengandung



banyak sekali kemungkinan untuk berkembang, baik jasmani ataupun rohani. Ia memiliki jasmani yang belum mencapai taraf kematangan baik bentuk, ukuran maupun bagian-bagian lainnya. Sementara itu dari aspek rohaniah anak mempunyai bakat-bakat yang masih perlu dikembangkan, mempunyai kehendak, perasaan dan pikiran yang belum matang. Sebenarnya ketergantungan anak didik terhadap pendidik hanya bersifat sementara, sebab pada suatu saat anak didik diharapkan mampu berdiri sendiri, dan dalam hal ini sedikit demi sedikit peran pendidik dalam memberikan bantuan semakin berkurang sejalan dengan perkembangan anak menuju dewasa. Bila dia sudah dewasa dan mampu berdiri sendiri, maka tidaklah diperlukan lagi bantuan si pendidik. Antar pendidik dan anak didik sama-sama merupakan subjek pendidikan. Keduanya sama penting. Pendidik tidak boleh beranggapan bahwa anak didik merupakan objek pendidikan, begitu juga pendidik tidak boleh merasa berkuasa yang bisa berbuat sesuka hati atas anak didik. Sebaliknya juga anak didik tidak boleh dianggap sebagai seorang dewasa dalam bentuk kecil, anak memiliki sifat kodrat kekanak-kanakan yang berbeda dengan sifat hakikat kedewasaan. Beranjak dari sifat kodrat kekanak-kanakan inilah maka pendidikan diperlukan. Dalam pendidikan tradisional, peserta didik dipandang sebagai organisme yang pasif, hanya menerima informasi dari orang dewasa. Kini dengan makin cepatnya perubahan sosial dan berkat penemuan teknologi, maka komunikasi antarmanusia berkembang amat cepat. Peserta didik dalam usia dan tingkat kelas yang sama biasa memiliki profil materi pengetahuan yang berbeda-beda. Hal ini tergantung kepada konteks yang mendorong perkembangan seseorang.



BAB VIII FAKTOR ALAT PENDIDIKAN Alat pendidikan adalah suatu tindakan atau situasi yang sengaja diadakan untuk tercapainya pendidikan tertentu.  Macam-macam alat pendidikan dari segi wujud: perbuatan pendidik dan bendabenda. Dari tiga sudut pandang: pengaruh terhadap tinngkah laku anak didik, akibat tindakan terhadap perasaan anak didik dan bersifat melindungi anak didik.  Dasar-dasar Pertimbangan penggunaan alat adalah tujuan yang ingin dicapai, orang yang menggunakan alat, untuk siapa alat itu digunakan, efektifitas penggunaan alat tersebut dengan tidak melahirkan efek tambahan yang merugikan. 



Penggunaan alat pendidikan,tampak dalam bentuk tindakan: teladan, anjuran, suruhan dan perintah, larangan, pujian dan hadiah, teguran, peringatan dan ancaman, hukuman didasari tiga prinsip kenapa diadakan; karena adanya pelanggaran, adanya kesalahan yang diperbuat, dengan tujuan agar tidak terjadi pelanggaran. 5. faktor Lingkungan, menurut Sartain (ahli Psikologi Amerika), lingkungan 



(environment) meliputi kondisi dan alam dunia yang dengan cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku kita, pertumbuhan, perkembangan atau llife processes. Pada dasarnya mencakup tempat, kebudayaan dan kelompok hidup bersama.



BAB IX



FAKTOR LINGKUNGAN (ALAM SEKITAR)



Faktor Lingkungan adalah yang meliputi kondisi dan alam dunia yang dengan caracara tertentu mempengaruhi tingkah laku, pertumbuhan dan perkembangan manusia. Menurut Ki Hajar Dewantara lingkungan-lingkungan meliputi lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat yang ia sebut dengan Tri Pusat Pendidikan. a.



Lingkungan Keluarga Keluarga merupakan lembaga pendidikan tertua, bersifat informal, yang pertama dan utama dialami oleh anak serta lembaga pendidikan yang bersifat kodrati orang tua bertanggung jawab memelihara, merawat, melindungi dan mendidik anak agar tumbuh dan berkembang dengan baik. Secara sederhana keluarga diartikan sebagai kesatuan hidup bersama yang pertama dikenal oleh anak, dan karena itu disebut Primary Community. Pendidikan keluarga ini berfungsi: 1) Sebagai pengalaman pertama masa kanak-kanak 2) Menjamin kehidupan emosional anak 3) Menanamkan dasar pendidikan moral 4) Memberikan dasar pendidikan social 5) Meletakkan dasar-dasar pendidikan agama bagi anak-anak.



b. Lingkungan Sekolah Sekolah bertanggung jawab atas pendidikan anak-anak selama mereka diserahkan kepadanya karena itu sebagai sumbangan sekolah sebagai lembaga terhadap pendidikan, di antaranya adalah sebagai berikut: 1) Sekolah membantu orang tua mengerjakan kebiasaan-kebiasaan yang baik serta menanamkan budi pekerti yang baik. 2) Sekolah memberikan pendidikan untuk kehidupan di dalam masyarakat yang sukar atau tidak dapat diberikan di rumah. 3) Sekolah melatih anak-anak memperoleh kecakapan-kecakapan seperti membaca, menulis, berhitung, menggambar serta ilmu-ilmu lain yang sifatnya mengembangkan kecerdasan dan pengetahuan. 4) Di sekolah diberikan pelajaran etika, keagamaan, estetika, membedakan benar atau salah, dan sebagainya. Di samping itu, pendidikan sekolah juga mempunyai ciri-ciri khusus sebagai berikut: 1) Diselenggarakan secara khusus dan dibagi atas jenjang yang memiliki hubungan hierarkis 2) Usia siswa (anak didik) di suatu jenjang relative homogeny 3) Waktu pendidikan relative lama sesuai dengan program pendidikan yang harus diselesaikan. 4) Isi pendidikan (materi) lebih banyak yang bersifat akademis dan umum 5) Mutu pendidikan sangat ditekankan sebagai jawaban terhadap kebutuhan di masa yang akan datang.



c.



Lingkungan Organisasi Pemuda Sebagai lembaga pendidikan yang bersifat informal (luar sekolah), Organisasi Pemuda mempunyai corak ragam yang bermacam-macam, tetapi secara garis besar dapat dibedakan antara



organisasi pemuda yang diusahakan oleh pemerintah dan organisasi pemuda yang diusahakan oleh badan swasta. Peran organisasi pemuda ini utamanya adalah dalam upaya pengembangan sosialisasi kehidupan pemuda. Melalui organisasi pemuda berkembanglah semacam kesadaran sosial, kecakapan-kecakapan di dalam pergaulan dengan sesama kawan dan sikap yang tepat di dalam membina hubungan dengan sesama manusia.



II.III. Penilaian Terhadap Buku



Kelebihan : Kelebihan buku ini adalah dari segi bahasanya yang mudah dipahami dan tidak berbelit-belit, serta tidak terlalu tebal. Sesuai dengan judulnya, buku ini membahas tentang dasar-dasar pendidikan saja. Sehingga untuk memperdalam kajian ilmu yang berkaitan perlu ada buku referensi ini memiliki kelebihan yaitu dalam penulisannya cukup baik, ditulis dengan bahasa yang mudah dimengerti kalangan mahasiswa, penjelasannya cukup runtut sehingga pembaca bisa mengerti aspek-aspek yang membangun sub-bab buku ini. Buku yang memiliki bab dan subbab cukup sangat lengkap dan jelas. Selain itu penulis juga menuliskan sumber-sumber kepustakaan dimana ia mengambil dan menyusui pokok pikirannya dalam membuat ide .



Kelemahan : Buku ini memiliki sedikit kelemahan yaitu pada penjelasannya dan isinya itu masih bersumber dari beberapa buku yang dijadikan daftar pustaka pada buku ini, namun sudah cukup menambah wawasan pembaca. Serta memiliki bab dan sub-bab yang terlalu banyak



dan susah dimengerti. Pemula yang membaca mungkin agak sedikit susah memahami isi buku karena begitu panjang dan rumit namun memiliki bahasa yang mudah dimengerti. Memiliki kesukaran-kesukaran dalam memahami isi buku secara cepat.



BAB III PENUTUP III.I. Kesimpulan 1.



Ilmu pendidikan termasuk ilmu pengetahuan karena mempunyai objek, metode, sistematis dan



mempunyai guna atau fungsi. 2.



Ilmu pendidikan termasuk ilmu pengetahuan empiris, karena objeknya adalah situasi



pendidikan yang terdapat pada dunia pengalaman. 3.



Ilmu pendidikan merupakan ilmu pengetahuan rokhani, karena situasi pendidikan berdasarkan



atas tujuan manusia tidak membiarkan anak kepada keadaan alamnya, melainkan memandangnya sebagai makhluk susila. 4.



Ilmu pendidikan termasuk ilmu pengetahuan praktis karena yang diuraikan di dalam ilmu itu



dilaksanakan di dalam kegiatan pendidikan. III.II. Saran Demi kebaikan penulisan Critical Book Report ini, di harapkan kepada pembaca untuk bisa berkontribusi lebih jauh lagi dengan cara memberikan kritik dan sarannya yang membangun, serta bertanggung jawab.



LAMPIRAN



BUKU PENGANTAR ILMU PENDIDIKAN SISTEMATIS KARYA Prof. Dr. Sutari Imam Barnadi.