18.Cbr Ester.s - PG Paud B 21 Dasar-Dasar Bimbingan Konseling [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

CRITICAL BOOK REVIEW MK. DASAR-DASAR BIMBINGAN KONSELING PRODI S1 PEND. GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI - FIP



Skor Nilai :



CRITICAL BOOK REPORT PEND. GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI



“Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling” (Prof. Dr. H. Prayitno, M.Sc.Ed. dan Drs. Erman Amti)



Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Dasar-Dasar Bimbingan Konseling Dosen Pengampu: Dra. Rahmulyani, M.Pd. Kons.



Disusun Oleh : Nama



: Ester Sianipar



Nim



: 1213113036



Kelas



: Reguler B 2021



PEND. GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI MEDAN AGUSTUS 2021



KATA PENGANTAR



Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmatNya, sehingga Critical Book Report ini dapat terselesaikan. Critical Book Report ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Dasar-Dasar Bimbingan Konseling dengan judul “DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING”. Dari awal pengerjaan hingga selesainya Critical Book Report ini, penulis mendapati beberapa kesulitan dan permasalahan. Namun berkat kesabaran, ketekunan, dan bantuan dari teman-teman, orang tua dan semua pihak maka akhirnya penulis dapat menyelesaikan Critical Book Report ini sebagaimana mestinya. Penulis berharap pembuatan Critical Book Report ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri maupun kepada pembaca pada umumnya. Penulis juga menyadari bahwa penulisan Critical Book Report ini jauh dari kata sempurna, maka dari itu penulis mengharap kritik yang membangun dan saran dari pembaca. Atas perhatiannya penulis ucapkan terimakasih.



Medan, 25 Agustus 2021



Ester Sianipar 1213113036



i



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR.............................................................................................. i DAFTAR ISI…......................................................................................................... ii BAB 1 : PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG….......................…………………………. 1 B. TUJUAN…......................………………………………………... 1 C. MANFAAT….............................………………………………… 1 BAB 2 : ISI BUKU A. IDENTITAS BUKU…..........................…………………………. 2 B. RINGKASAN BUKU UTAMA…..............................…………... 4 C. RINGKASAN BUKU PEMBANDING…............................…… 11 BAB 3 : PEMBAHASAN A. KEUNGGULAN BUKU….............................………………….. 16 B. KELEMAHAN BUKU…................................………………….. 16 BAB 4 : PENUTUP A. KESIMPULAN….....................…………………………………. 17 B. SARAN…......................………………………………………… 17 DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................. iii



ii



BAB I PENDAHULUAN



A. LATAR BELAKANG Laporan resensi buku bukan adalah laporan yang bertujuan untuk mengetahui isi buku, tetapi lebih menitikberatkan pada evaluasi (penjelasan, interpretasi, dan analisis) kita mengenai keunggulan dan kelemahan buku, apa yang menarik dari buku tersebut dan bagaimana isi buku tersebut bisa mempengaruhi cara berpikir kita dan menambah pemahaman kita terhadap suatu bidang kajian tertentu. Sehingga laporan resensi buku merupakan suatu proses yang dilakukan untuk mencari kelebihan dan kelemahan buku. Materi yang akan dikritik mengenai dasar-dasar bimbingan dan konseling. Diharapkan dengan adanya laporan resensi buku ini, mahasiswa dapat menambah pemahaman tentang materi ini dan mampu berpikir lebih kritis maupun sistematis, sehingga untuk kedepannya mahasiswa sebagai calon guru dapat mengaplikasikan materi ini di lapangan atau setelah menjadi guru.



B. TUJUAN Adapun tujuan critical book ini untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan isi buku, menguji kualitas buku dengan membandingkan terhadap karya dari penulis yang sama atau penulis lainnya.



C. MANFAAT Manfaat dari penulisan laporan Critical Book Report ini adalah untuk lebih memahami apa itu bimbingan dan konseling serta untuk menambah pengetahuan bagaimana mengkritik sebuah buku dengan baik.



1



BAB II ISI BUKU



A. IDENTITAS BUKU Buku Utama



Judul Buku



: Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling



Penulis



: Prof. Dr. H. Prayitno, M.Sc.Ed. dan Drs. Erman Amti



Kota Terbit



: Jakarta



Jumlah Halaman Buku



: 379 halaman



Tahun Terbit



: 2013



Penerbit



: Rineka Cipta



ISBN



: 978-979-518-830-8



2



Buku Pembanding



Judul Buku



: Bimbingan dan Konseling



Penulis



: Dr. H. Sutirna, M.Pd.



Kota Terbit



: Yogyakarta



Jumlah Halaman Buku



: 202 halaman



Tahun Terbit



: 2016



Penerbit



: CV. Andi Offset (Penerbit ANDI)



ISBN



: 978-979-29-3862-3



3



B. RINGKASAN BUKU UTAMA Bab 1 Pembangunan nasional Indonesia bertujuan untuk membangun manusia Indonesia yang seutuhnya dan untuk membangun seluruh masyarakat Indonesia. Pembangunan ini selain untuk menghadapi tuntutan dan tantangan perubahan masyarakat dan modernisasi (termasuk didalamnya globalisasi) terutama sekali adalah untuk mengembangkan manusia Indonesia sesuai dengan hakikat kemanusiaannya. Hakikat kemanusiaan dapat ditinjau dari keempat dimensi kemanusiaannya, yaitu : •



Dimensi keindibividualan (individualitas)







Dimensi kesosialan (soasialitas)







Dimensi kesusilaan (moralitas)







Dimensi keberagamaan (religiusitas)



Tinjauan dari dimensi-dimensi tersebut akan memperlihatkan betapa manusia amat berpotensi untuk memperkembangkan dirinya, untuk menguasai alam, dan untuk mengembangkan budaya setinggi-tingginya demi kebahagiaan hidupnya di dunia dan di akhirat



Bab 2 Kasus merupakan kesatuan kondisi yang didalamnya terkandung satu atau sejumlah masalah yang dialami oleh seorang individu (atau kelompok, keluarga, lembaga). Masalah-masalah tersebut dapat berkenaan dengan berbagai aspek perkembangan dan kehidupan individu dalam kaitannya dengan keempat dimensi kemanusiaannya. Kasus seperti itu diharapkan kepada konselor agar permasalahannya dapat diatasi sehingga individu yang menanggungnya terbebas dari permasalahan tersebut beserta akibat-akibatnya. Untuk menangani kasus, konselor perlu memiliki wawasan, pemahaman dan penyikapan terhadap kasus yang dihadapinya. Pertama-tama konselor harus menyadari bahwa kasus-kasus yang ditanganinya adalah kasus-kasus yang bebas dari masalah criminal ataupun perdata yang penanganannya harus melalui peradilan pidana atau perdata. Konselor juga tidak menangani kasus-kasus yang berkenaan dengan keadaan sakit ataupun ketidaknormalan jasmani dan rohani. Lebih 4



jauh, dalam menghadapi kasus tersebut, konselor tidak memandang ringan ataupun beratnya kasus tersebut; setiap kasus akan ditangani dengan serius dan bersemangat.



Bab 3 Bimbingan dan konseling yang merupakan pelayanan dari, untuk, dan oleh manusia memiliki pengertian yang khas. Bimbingan adalah proses pemberian layanan yang diberikan seorang ahli kepada individu dengan menggunakan berbagai prosedur, cara dan bahan agar individu tersebut mampu untuk memecahkan berbagai masalah yang dihadapinya. Sedangkan konseling merupakan proses pemberian bantuan yang didasarkan pada prosedur wawancara konseling oleh seseorang ahli (disebut konselor) kepada individu (disebut klien) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi oleh klien. Untuk pengertian konseling sering digunakan istilah penyuluhan, padahal istilah penyuluhan telah terlanjur digunakan untuk secara luas di tengah masyarakat dengan pengertian yang tidak terlalu relevan dengan makna konseling yang sebenarnya. Untuk tidak menimbulkan kerancuan istilah profesiona di bidang bimbingan dan konseling, dan sekaligus untuk memurnikan pengertian konseling itu sendiri, maka istilah yang hendaknya dipakai dalam pengembangan dan gerakan bimbingan dan konseling di Indonesia adalah istilah konseling.



Bab 4 Pelayanan bimbingan dan konseling memerlukan sejumlah landasan, yaitu sebagai berikut : •



Landasan filosofis Pemikiran filosofis menuntut konselor bekerja secara cermat, tepat, dan bijaksana. Pemikiran filosofis yang selalu terkait dengan layanan bimbingan dan konseling terutama adalah tentang hakikat manusia dan tujuan serta tugas kehidupan manusia.







Agama



5



Kemuliaan manusia sebagaimana yang ditunjukkan dalam kaidah agama harus dikembangkan dan dimuliakan. Segala tindakan dan kegiatan bimbingan dan konseling harus selalu diarahkan pada tujuan pemuliaan kemuliaan manusia itu. Hal itu tidak berarti bahwa konselor secara langsung memanfaatkan unsur ataupun kaidah-kaidah agama tertentu untuk menonjolkan warna agama sebagai tujuan yang akan dicapai dalam layanan bimbingan dan konseling. •



Psikologis Landasan ini dimaksudkan untuk memberikan pemahaman tentang tingkah laku individu yang menjadi sasaran layanan dengan berbagai latar belakang dan latar depannya. Hal ini sangatlah penting karena bidang garapan bimbingan dan konseling adalah tingkah laku individu, khususnya klien, yang perlu diubah ataupun dikembangkan apabila ia hendak mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya atau ingin mencapai suatu tujuan yang ingin dikehendakinya.







Sosial budaya Bimbingan dan konseling yang hendak dikembangkan adalah bimbingan untuk seluruh rakyat Indonesia daj kebhinekaan budaya yang ada di dalamnya. Oleh sebab itu pelayanan bimbingan dan konseling seharusnya tidak dibeda-bedakan untuk semua klien dari latar belakang social budaya yang berbeda-beda sekalipun.







Ilmiah dan teknologi Dalam kaitan ini dikemukakan bahwa bimbingan dan konseling adalah suatu ilmu yang multirefensial menerima sumbangan yang besar dari ilmu lain dan bidang teknologi. Dengan sumbangan seperti itu, bimbingan dan konseling semakin menjadi besar dan kokoh serta selalu dapat mengikuti perkembangan ilmu teknologi yang semakin pesat.







Pedagogis Secara mendasar bimbingan dan konseling merupakan salah satu bentuk pendidikan. Demikianlah, proses bimbingan dan konseling adalah proses pendidikan yang menekankan pada kegiatan belajar dan sifat normative. Tujuan-tujuan bimbingan dan konseling memperkuat tujuan-tujuan pendidikan dan menunjang program-program pendidikan secara menyeluruh.



6



Bab 5 Pelayanan bimbingan dan konseling dimaksudkan untuk memberikan jasa, manfaat, kegunaan, ataupun keuntungan-keuntungan tertentu kepada individu-individu yang menggunakan jasa tersebut. Jasa, manfaat, atau keuntungan tersebut akan terwujud melalui dilaksankannya fungsi bimbingan dan konseling. Fungsi pemahaman memberikan manfaat dipahaminya diri klien, masalah klien dan lingkungan klien yang “lebih luas”, baik oleh klien sendiri, oleh konselor, maupun oleh pihak-pihak lain (seperti guru dan orang tua) yang amat berkepentingan dengan meningkatkan kualitas perkembangan dan kehidupan individu/klien. Fungsi pemahaman ini dapat dibantu dengan pemanfaatan berbagai instrument bimbingan dan konseling. Untuk pemahaman yang



lengkap,



data



tentang



pemahaman



yang



diperoleh



baik



melalui



pengadministrasian maupun melalui cara-cara lain perlu dipadukan dan pemberiannya harus didasarkan pada asas kerahasiaan.



Bab 6 Orientasi bimbingan dan konseling mengacu pada pusat perhatian atau titik berat pandangan konselor dalam penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling. Orientasi perorangan berarti pusat perhatian dan titik berat pelayanan bimbingan dan konseling diarahkan kepada orang perorang sasaran pelayanan. Demikian pula dalam format layanan kelompok, titik berat layanan tetap diarahkan kepada sasaran layanan secara individual. Individu-individu yang sejak awal dan sampai akhirnya menerima layanan dan sampai akhirnya menerima manfaat dari layanan itu. Kondisi kelompok justru dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kesuksesan layanan yang terarah kepada individu-individu anggota kelomok, tanpa mengurangi arti dan kepentingan kelompok itu secara keseluruhan.



7



Bab 7 Beberapa jenis layanan dan kegiatan bimbingan konseling adalah sebagai berikut, yaitu :



I.



Layanan orientasi Layanan orientasi adalah layanan bimbingan yang dilakukan untuk memperkenalkan siswa baru dan atau seseorang terhadap lingkungan yang baru dimasukinya. Pemberian layanan ini bertolak belakang dari pemahaman bahwa saat memasuki lingkungan baru bagi seorang individu bukanlah hal yang mudah. Ibarat kata adalah jika seseorang baru pertama kali dating ke sebuah kota besar, maka dia berada dala posisi “buta”; buta tentang arah yang akan dituju, buta akan jalanan dan buta akan banyak hal tentang kota yang baru didatanginya. Akibat dari kebutaan ini akan tersesat dan bias tidak mencapai apa yang hendak ditujunya. Demikian juga bagi siswa baru di sekolah, ataupun bagi orang-orang yang baru memasuki dunia kerja, mereka belum banyak mengenal tentang lingkungan yang akan dilaluinya. Maka dari itu diperlukan layanan orientasi.



II.



Layanan informasi Secara umum layanan ini merupakan layanan yang memberikan pemahaman kepada individu yang berkepentingan tentang berbagai hal yang diperlukan untuk melakukan suatu kegiatan ataupun pekerjaan, ataupun untuk menentukan arah suatu tujuan atau rencana yang dikehendaki. Dengan demikian, layanan orientasi dan informasi itu pertama-tama merupakan perwujudan dari fungsi pemahaman pelayanan bimbingan dan konseling lainnya dalam kaitan antara bahan-bahan orientasi dan informasi itu dengan permasalahan individu.



III.



Layanan penempatan dan penyaluran Individu sering mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan, sehingga tidak sedikit individu yang bakat, kemampuan minat, dan hobinya tidak tersalurkan dengan baik. Individu seperti itu tidak akan mencapai perkembangannya secara



8



optimal. Mereka memerlukan bantuan atau bimbingan dari orang dewasa, terutama konselor, dalam menyalurkan potensi dan mengembangkan dirinya. Di sekolah banyak wadah dan kegiatan yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan bakat, minat, dan hobi. Seperti kegiatan pramuka, palang merah, kelompok pecinta alam, kegiatan kesenian, olahraga dan kelompok belajar. Demikian juga untuk penyaluran bakat yang lebih lanjut, sekolah penyediaan jurusan-jurusan dan program-program khusus pendidikan dan latihan. IV.



Layanan bimbingan belajar Bimbingan belajar merupakan salah satu bentuk layanan bimbingan yang penting diselenggarakan di setiap sekolah. Pengalaman menunjukkan bahwa kegagalan-kegagalan yang sering dialami siswa banyak disebabkan oleh kebodohan atau rendahnya inteligensi. Sering kegagalan itu terjadi disebabkan mereka tidak mendapat layanan bimbingan yang memadai. Layanan bimbingan belajar dilaksanakan melalui beberapa tahap, yaitu : (a) pengenalan siswa yang mengalami masalah dalam belajar (b) pengungkapan penyebab timbulnya masalah dalam belajar (c) pemberian bantuan pengentasan masalah belajar.



V.



Layanan konseling perorangan Pada bagian ini konseling dimaksudkan sebagai pelayanan khusus dalam hubungan langsung tatap muka antara konselor dengan klien. Dalam hubungan tersebut, masalah klien dicermati dan diupayakan pengentasannya, sedapatdapatnya dengan kekuatan klien tersebut. Dalam kaitan itu, konseling dianggap sebagai upaya layanan yang paling utama dalam pelakasanaannya fungsi pengentasan masalah klien. Bahkan dikatakan bahwa konseling merupakan “jantung hatinya” pelayanan bimbingan secara menyeluruh. Hal itu berarti agaknya bahwa apabila layanan konseling telah memberikan jasanya, maka masalah klien akan teratasi secara efektif dan upaya-upaya bimbingan lainnya tinggal mengikuti atau berperan sebagai pendamping.



VI.



Layanan bimbingan dan konseling kelompok Bimbingan dan konseling kelompok mengarahkan layanan kepada sekelompok individu. Dengan satu kali kegiatan, layanan kelompok itu memberikan manfaat ataupun jasa kepada sejumlah orang. Kemanfaatan yang lebih meluas inilah yang paling menjadi perhatian semua pihak berkenaan dengan layanan kelompok itu. Apalagi pada zaman yang menekankan perlunya 9



efisiensi, perlunya perluasan pelayanan jasa yang mampu menjangkau lebih banyak konsumen secara tepat dan cepat, layanan kelompok akan semakin menarik.



Bab 8 Diyakini bahwa pelayanan bimbingan dan konseling adalah suatu profesi yang diyakini dapat memenuhi ciri-ciri dan persyaratan tersebut. Namun berhubung dengan perkembangannya yang masih tergolong baru, terutama di Indonesia, dewasa ini pelayanan bimbingan dan konseling belum mencapai persyaratan yang diharapkan itu. Sebagai profesi yang handal, bimbingan dan konseling masih perlu dikembangkan, bahkan diperjuangkan. Pengembangan profesi bimbingan dan konseling antara lain melalui (a) standarisasi untuk kerja professional konselor, (b) standarisasi penyiapan konselor, (c) akreditasi, (d) stratifikasi dan lisensi, (e) pengembangan organisasi profesi.



10



C. RINGKASAN BUKU PEMBANDING Bab 1 Dengan berkembangnya IPTEK dengan sangat cepat, maka setiap individu dituntut untuk menyikapi dengan cepat dan tepat segala efek negative yang akan ditimbulkan, baik untuk diri sendiri maupun untuk orang lain. Apalagi dengan perkembangan, jarak, dan ruang bukan lagi menjadi penghambat untuk mengetahui tentang apa yang sedang terjadi di berbagai penjuru dunia. Oleh karena itu peranan layanan bimbingan dan konseling sangat dibutuhkan sebagai sarana dalam membantu peserta didik agar tidak salah dalam menyikapi perkembangan dunia yang semakin canggih. Peserta didik disini bukan hanya dalam artian murid dalam pendidikan formal namun juga dalam istilah nonformal yaitu di lingkungan dan ruang lingkup keluarga. Dengan kurang optimalnya pelayanan bimbingan konseling, maka seringlah terjadi tawuran, penganiayaan kepada guru, penggunaan obat-obatan terlarang, pesta minuman keras dan sebagainya. Oleh karena itu kita perlu memahami manfaat pentingnya layanan bimbingan dan konseling diselenggarakan dengan baik oleh guru baik di dalam pendidikan formal maupun nonformal.



Bab 2 Guru mata pelajaran memiliki tiga peran yang harus dijalankan saat melaksanakan tugasnya, yaitu sebagai pendidik, pengajar, dan pembimbing. Sebagai pendidik, guru bertugas lebih dari hanya sekedar menyampaikan materi pelajaran tapi lebih dari itu, mengajarkan sikap, nilai-nilai kehidupan, moral, dan sebagainya. Guru sebagai pengajar mempunyai tugas untuk menyalurkan atau mentransfer ilmu yang dia miliki kepada peserta didik sesuai dengan latar belakang pendidikan yang dia miliki. Dan guru sebagai pembimbing memiliki tugas sebagai fasilitator siswa untuk memberikan pengarahan, bimbingan, bantuan secara individu maupun secara kelompok. Landasan pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling bagi guru juga merupakan factor yang perlu diperhatikan agar saat guru melakukan layanan bimbingan dan konseling dapat berlangsung baik saat didalam kelas, maupun saat diluar kelas. Adapun beberapa landasan pelaksanaan bimbingan dan konseling tersebut adalah : •



Landasan filosofi Landasan filosofi merupakan landasan yang memberi arahan dan pemahaman khusus dalam melaksanakan setiap kegiatan layanan bimbingan dan konseling. Landasan ini berkenaan dengan hakikat filosofis manusia. Tanpa mengetahui 11



hakikat manusia, layanan ini tidak akan berjalan dengan optimal. Oleh karena itu setiap layanan bimbingan konseling harus memperhatikan landasan filosofis ini dengan sungguh-sungguh •



Landasan psikologis Manusia terus berkembang dan mengalami perubahan secara bertahap sehingga berpengaruh besar terhadap penyelenggaraan layanan dan bimbingan konseling di berbagai bidang. Landasan psikologis sendiri merupakan landasan yang dapat memberikan pemahaman kepada konselor tentang perilaku yang menjadi sasaran klien.







Landasan social budaya Landasan social budaya merupakan landasan yang dapat memberikan pemahaman kepada konselor tentang dimensi social dan budaya yang mempengaruhi perilaku individu. Seorang individu biasanya hidup berdasarkan produk social dan budaya dimana dia hidup







Landasan ilmu pengetahuan dan teknologi Layanan bimbingan dan konseling merupakan kegiatan professional yang memiliki dasar-dasar keilmuan, baik yang menyangkut teori maupun praktek. Pengetahuan tentang layanan bimbingan dan konseling disusun secara sistematis berdasarkan beberapa metode, seperti pengamatan, wawancara, analisis dokumen, prosedur tes, inventori atau analisis laboratoris yang dituangkan dalam bentuk laporan penelitian, buku teks, dan tulisan ilmiah lainnya.







Landasan pedagogis Layanan bimbingan dan konseling berdasarkan landasan pedagogis ditinjau dari 3 segi, yaitu : (a) pendidikan sebagai upaya pengembangan individu dan bimbingan salah satu bentuk kegiatan pendidikan (b) pendidikan sebagai inti proses bimbingan dan konseling (c) pendidikan lebih lanjut sebagai inti tujuan layanan bimbingan dan konseling







Landasan religius Landasan hal religius dalam layanan bimbingan dan konseling difokuskan ke dalam 3 hal pokok yaiu (a) manusia sebagai mahluk Tuhan (b) sikap yang mendorong perkembangan kehidupan manusia berjalan kea rah dan sesuai



12



dengan kaidah-kaidah agama. (c) upaya yang memungkinkan perkembangan dan dimanfaatkannya secara optimal suasana dan perangkat budaya. •



Landasan yuridis formal Landasan yuridis formal berkaitan dengan berbagai peraturan dan perundangan yang berlaku di Indonesia tentang penyelenggaraan bimbingan dan konseling, yang bersumber dari Undang-Undang Dasar, Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, Keputusan Menteri, serta berbagai aturan dan pedoman lainnya yang mengatur tentang penyelenggaraan bimbingan dan konseling di Indonesia.



Bab 3 Dasar pemikiran penyelenggaraan bimbingan dan konseling dalam pendidikan formal (sekolah), khususnya bagi guru mata pelajaran bukan hanya terletak pada ada atau tidaknya landasan hokum (undang-undang) atau ketentuan dari atas. Hal yang lebih penting adalah menyangkut upaya memfasilitasi peserta didik, yang selanjutnya disebut konseli, agar mampu mengembangkan potensi dirinya atau mencapai tugastugas perkembangan. Bab 4 Pentingnya program bimbingan dan konseling setara dengan pentingnya program pendidikan di sekolah. Program ini bahkan berperan fungsional dalam pengembangan kompetensi peserta didik secara maksimal dan berkesinambungan. Hakikat program bimbingan dan konseling komprehensif dalam tatanan reformasi terlihat sebagai target pengembangan guru, pimpinan sekolah, orangtua, dan masyarakat sebagai mitra kerja. Ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang sesuai dengan kemajuan jaman, begitu pula dengan bimbingan dan konseling.



Bab 5 Sebagai pengajar, guru berperan memberikan transfer ilmu pengetahuan kepada seluruh peserta didiknya tanpa pilih kasih ataupun diskriminasi. Sebagai pendidik, guru harusnya menampilkan individunya sebagai contoh bagi tiap anak didiknya. Namun peran guru sebagai pembimbing, belum sepenuhnya dilakukan guru dalam lingkungan



13



kelas maupun luar kelas. Kebanyakan guru berpersepsi bahwa tugas membimbing adalah tugas guru bimbingan dan konseling.



Bab 6 Perkembangan peserta didik tak terlepas dari pengaruh lingkungan, baik dalam bentuk fisik, psikis, maupun social. Sifat yang melekat pada lingkungan adalah perubahan. Perubahan yang terjadi dalam lingkungan banyak mempengaruhi gaya hidup. Apabila perubahan itu sulit untuk diprediksi, atau diluar keterjangkauan kemampuan, maka masalah-masalah tersebut yang akan memunculkan penyimpanganpenyimpangan. Perubahan lingkungan yang diduga mempengaruhi gaya hidup, dan kesenjangan perkembangan tersebut diantaranya : pertumbuhan jumlah penduduk yang cepat, pertumbuhan kota, kesenjangan ekonomi, dan perubahan struktur masyarakat. Upaya penangakalan ataupun pencegahan perilaku yang tidak diharapkan adalah dengan mengembangkan potensi konseli dan memfasilitasi mereka dengan sangat baik. Upaya ini merupakan garapan bimbingan layanan dan konseling yang harus dilakukan secara proaktif dan berbasis data tentang perkembangan konseli beserta factor yang mempengaruhinya.



Bab 7 Salah satu fenomena yang banyak terjadi saat ini adalah perkelahian antar warga masyarakat. Hal ini nampaknya menjadi sebuah budaya masyarakat dalam rangka memperjuangkan



rasa



solidaritasnya



terhadap



kelompoknya.



Perkelahian



antarmasyarakat terus terjadi secara bergantian di seluruh wilayah NKRI. Marak pula budaya tawuran antarpelajar di berbagai kota dengan tidak memikirkan risiko yang akan terjadi jika terjadi sesuatu yang membuat orang lain yang tak berdosa menjadi korban luka-luka, bahkan sampai meninggal dunia.



14



Bab 8 Salah satu kegiatan yang harus dibuat dalam perencanaan adalah membuat RPPBK yang dibuat guru sesuai dengan pertemuan. Tujuannya adalah untuk memahami hakikat RPPBK, memahami prosedur pengembangan RPPBK, dan melalui latihan yang dapat mengembangkan RPPBK untuk satu topic layanan. Dalam batasan ilmiah RPPBK merupakan rincian program BK yang berisi kompetensi/tujuan yang akan dicapai, materi, strategi, dan evaluasi yang akan dilaksanakannya dalam memberikan suatu layanan bimbingan kepada konseli (peserta didik). RPPBK merupakan saah satu bentuk dari program BK, disamping program lainnya yang merupakan persiapan konselor yang digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan layanan bimbingan dan konseling.



15



BAB III PEMBAHASAN



A. KEUNGGULAN BUKU Dalam buku utama yang saya bahas, lebih membahas tentang bimbingan dan konseling yang lebih mendalam daripada buku pembanding yang dibahas. Buku utama yang saya bahas lebih menekankan tugas, hakikat, fungsi, dan hal lain tentang bimbingan konseling yang lebih jelas dibandingkan dengan buku pembanding yang saya bahas. Dari segi pilihan bahasa yang digunakan buku Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling oleh Prof. Dr. H. Prayitno, M.Sc.Ed. dan Drs. Erman Amti lebih menggunakan bahasa yang lugas yang dapat dipahami dengan lebih baik saat membaca.



B. KELEMAHAN BUKU Kelemahan buku utama yang saya bahas adalah dimana sedikitnya peran pendapat ahli dalam pengambilan teori didalam buku ini. Sehingga terkesan banyak diambil dari pemikiran penulis sendiri. Sementara itu kelemahan buku Bimbingan dan Konseling oleh Dr. H. Sutirna, M.Pd. adalah tidak focus pada subjek contohnya. Di beberapa bagian buku ini mengambil subjek pada pendidikan dasar, di bagian lain subjek yang dibahas pada buku ini membahas tentang anak di pendidikan menengah. Pembahasan yang ada dalam buku ini juga terkesan hanya pada luarnya saja. Tidak terlalu mendalam, dan terkesan agak bertele-tele.



16



BAB IV PENUTUP



A. KESIMPULAN Dapat kita simpulkan bahwa bimbingan dan konseling adalah bantuan yang diberikan kepada peserta didik agar memperoleh pandangan ataupun gambaran mengenai masa depan yang lebih baik dengan proses yang dilakukan secara individu ataupun kelompok (tergantung masalah) yang bertujuan agar menyelesaikan masalah dengan cara yang lebih efektif tentu dengan cara yang terbaik. Lingkungan berperan besar dalam pembentukan perilaku. Hakikat, fungsi, dan juga tujuan menentukan layanan bimbingan dan konseling berlangsung dengan baik atau tidak.



B. SARAN Sebagai calon pendidik yang baik, hendaklah kita mengetahui definisi dari apa yang akan kita lakukan dan akan kita ajarkan kedepannya. Terutama tentang factorfaktor, hakikat, tujuan dan pengaruh layanan bimbingan dan konseling agar semakin memahami dan menguasai hal-hal yang berkenaan dengan bimbingan dan konseling.



17



DAFTAR PUSTAKA



Prayitno., dan Erman Amti. 2013. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta. Sutirna. 2016. Bimbingan dan Konseling. Yogyakarta: CV. Andi Offset.



iii