CBR Telekomunikasi Kel 3 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

DASAR SISTEM TELEKOMUNIKASI CRITICAL BOOK REVIEW (CBR)



KELOMPOK 3 Nama Mahasiswa : Dodi R Boangmanalu (5193530021) Ilman Rosadi (519 3530025) Sigit Irawan (5193530008)



Dosen Pengampu : Azmi Riski Lubis,Spd.,M.T.



PRODI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MEDAN



KATA PENGANTAR



Dalam mengembangkan kurikulum baru yang dikenal dengan KKNI, terdapat enam jenis tugas yang harus di selesaikan mahasiswa antara lain: Tugas Rutin, Jurnal Review, Critical Book Report, Mini Research,



Tugas Project dan Rekayasa Ide. Tugas ini berfungsi



mengkritik buku yang bersangkutan dengan materi yang dipelajari di perkuliahan untuk mengajak mahasiswanya membaca buku dan dapat memahami materi .Dari itu, saya membuat Critical Book Report ini dalam rangka



memenuhi



salah



satu



tugas



mata



kuliah



Dasa



Sistem



Telekomunikasi, dan berharap isi dan materi yang akan dijelaskan atau di paparkan dapat semakin menambah ilmu kita semua. . Semoga tugas ini dapat dinilai dengan sebaik mungkin, dan jika ada kesalahan mohon dimaafkan.



Medan, April 2020



Kelompok 3



DAFTAR ISI Kata pengantar.................................................................................................i Daftar Isi.........................................................................................................ii BAB I..............................................................................................................1 Pendahuluan....................................................................................................1 A. Latar belakang....................................................................................1 B. Rumusan masalah...............................................................................1 C. Tujuan.................................................................................................1 BAB II............................................................................................................2 A. Identitas Buku.....................................................................................2 B. Penjelasan dan Penilaian terhadap buku.............................................3 BAB III.........................................................................................................10 Penutup.........................................................................................................10 Kelebihan dan Kekurangan.....................................................................10 BAB IV............................................................................................................. a. Kesimpulan.......................................................................................10 b. Saran.................................................................................................10



BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Telekomunikasi merupakan kebutuhan penting bagi manusia dewasa ini. Teknologi di bidang telekomunikasi berkembang sangat pesat dari waktu ke waktu, sehingga diperlukan pengetahuan yang komprehensif mengenai teknologi telekomunikasi dan perkembangannya. B.Tujuan Tujuan Telekomunikasi yaitu untuk menyampaikan informasi dari suatu lokasi (pengirim) ke lokasi lainnya (penerima). Telekomunikasi juga dapat diartikan sebagai proses pentransmisian suatu pesan di antara dua lokasi yang berjauhan. Namun seiring perkembangannya, telekomunikasi tidak harus dilakukan untuk jarak yang jauh. Dengan demikian telekomunikasi dapat dipahami sebagai proses penyampaian informasi menggunakan media tertentu dari pengirim ke penerima. C.Permasalahan Pengetahuan mengenai teknik telekomunikasi sangatlah penting, karena : 1.



Banyaknya aplikasi di bidang telekomunikasi



2.



Pesatnya perkembangan teknik telekomunikasi



3.



Perlunya kemudahan bagi pengguna



4.



Perlunya nilai informasi yang akurat



5.



Kapasitas kanal dan memori yang terbatas



6.



Banyaknya permasalahan real pada bidang telekomunikasi yang



harus dianalisis dan diselesaikan



BAB II PEMBAHASAN



Identitas Buku: Buku I Judul



: Sejarah Perkembangan Telekomunikasi



Banyak bab



: xii Bab



BUKU II Judul



: Teknik Telekomunikasi Jilid 1 Kelas 10



NAMA Penulis



: Pramudi Utomo ,dkk.



Penerbit Kejuruan



Tahun Terbit



: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah



: 2008



Buku 1 I. SEJARAH PERKEMBANGAN TELEKOMUNIKASI



I.1.



SEBELUM ADA LISTRIK



Sebagai makhluk sosial manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa interaksi dengan sesamanya, demikian pula halnya dg pemenuhan kebutuhan hidupnya yang sangat beragam, secara normal barulah akan terpenuhi dengan bantuan orang lain. Untuk itu mau tidak mau manusia membutuhkan komunikasi satu sama lain. Pada awal-awal kehidupan dimana jumlah manusia relatif kecil, komunikasi antar sesama dapat dilaksanakan secara langsung, akan tetapi setelah jumlah manusia bertambah besar sebaha-gian dari mereka mulai berpindah dan menyebar membentuk kelompok / komunitas baru yang bisa berupa desa/kampung/koloni. Komunikasi antar desa/kampung/koloni yang relatif berjauhan tidak lagi dapat dilaksanakan secara langsung, sehingga timbul inisiatif menggunakan alat bantu seperti genderang di Afrika ataupun asap yang digunakan oleh orang Indian di benua Amerka.



I.2.



SETELAH ADA LISTRIK



Alat bantu komunikasi selanjutnya berkembang dengan pesat setelah penemuan dan pemanfaatan listrik dalam komuniksi, dan disini dapat dikemukakan kemunculan awal beberapa bentuk/jenis alat ujung komunikasi , yang selanjutnya dicatat sebagai tonggak-tonggak perkembngan sejarah pertelekomunikasian, yakni:



• • • •



Telegrap Telepon Radio Televisi



: : : :



1832 1875 1897 1937



I.2.1. TELEGRAP Media fisis SENDER



RECEIVER



Gbr.I.1: Bagan sederhana komunikasi telegrap Sifat-sifat khusus komunikasi telegrap: 1. Informasi berupa tulisan 2. Emosi tidak ikut terkirim 3. Media transmisi berupa saluran fisis sehingga komunikasi bersifat: “point to point “ 4. Termasuk kedalam kelompok “Fixed Communication”



I.2.2. TELEPON K



SENTRAL s L



N S



S



K,L,M,N : Pelanggan : Switching dlm sentral



M Gbr.I.2: Bagan sederhana komunikasi telepon Untuk dapat berkomunikasi satu sama lain maka masing-masing pelanggan K,L,M dan N sesuai permintaannya akan dihubungkan oleh alat switching yang ada disentral disentral. Sifat-sifat khusus komunikasi telepon: 1. Informasi berupa suara, berarti meningkatkan kemampuan panca indera telinga 2. Emosi ikut terkirim 3. Media transmisi berupa saluran fisis sehingga komunikasi bersifat : point to point” 4. Termasuk kedalam kelompok “Fixed Communication”



I.2.3. RADIO



RECEIVER



TRANSMITTER



RECEIVER



Gbr.I.3: Bagan sederhana komunikasi radio



Sifat-sifat khusus komunikasi radio: 1. Informasi berupa suara, berarti meningkatkan kemampuan panca indera telinga 2. Emosi ikut terkirim 3. Media transmisi berupa saluran non-fisis 4. Komunikasi dapat berlangsung “point to multipoint” dan termasuk kedalam kelompok “Mobile Communication”



I.2.4. TELEVISI Komunikasi TV mempunyai bagan yang sama dengan komunikasi radio, perbedaannya hanya pada sifat khususnya, yakni: 1. Informasi berupa suara dan gambar, berarti meningkatkan kemampuan panca indera telinga dan mata 2. Emosi ikut terkirim 3. Media transmisi berupa saluran non-fisis 4. Komunikasi dapat berlangsung “point to multipoint” dan termasuk kedalam kelompok “Mobile Communication” Note: 1.



2.



Selanjutnya perkembangan alat ujung komunikasi untuk sementara terhenti, orientasi perngembangan beralih kepada medianya baik dalam bentuk media fisis (mis:fiber optik) maupun media non-fisis (gelombang mikro terestrial dan satelit). Komputer berikutnya hadir sebagai hasil pengembangan alat ujung dalam dalam komunikasi data. 3. II. SINYAL INFORMASI



Ditinjau dari perangkat pengirim dan penerima yang secara umum dikatakan juga sebagai terminal / alat ujung komunikasi , maka sinyal informasi dapat diklasifikasikan sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. 5.



Sinyal telegrap Sinyal telepon Sinyal musik Sinyal facsimile Sinyal video



II.1. SINYAL TELEPON Sistem telepon digunakan para pelanggan untuk berkomunikasi tidak lain adalah untuk mendapatkan informasi, sehingga dengan demikian sinyal telepon tersebut adalah sinyal informasi. Secara umum didefinisikan bahwa informasi adalah sesuatu yang tidak



diketahui sebelumnya, sehingga bila diminta menampilkan sinyal tersebut secara grafis, maka berarti harus menggambarkan sesuatu yang tidak diketahui; bagaimana wujudnya ? Amplituda (Volt/Watt)



Waktu (detik) Gbr.II-1: Sinyal informasi sebagai sinyal tak tentu II.2. SINYAL MUSIK Musik pada hakekatnya hampir sama dgn suara, yang membedakan musik dari suara hanya persyaratan keindahan, sehingga dengan demikian dapat dikatakan bahwa persyaratan sinyal musik adalah: • Dapat difahami • Memiliki keindahan yang sangat ditentukan oleh warna suara Warna suara sangat tergantung pada harmonisa yang meyertainya, dimana musik akan terasa semakin indah bila harmonisanya semakin banyak, berarti musik semakin indah bila bandwidthnya semakin lebar. Berdasar persyaratan bandwidth ini sinyal musikdibedakan atas :  Musik kualitas biasa dengan bandwidth ( 10010.000 )Hz •



Musik kualitas tinggi dengan bandwidth ( 50 – 15.000 )Hz



II.3. SINYAL FACSIMILE Facsimile merupakan pengiriman gambar yg diam seperti potret. Perangkat facs sebagaimana pada Gbr.II-1 terdiri dari 3 bagian utama yakni: 1. Silinder yang dapat maju mundur relatif terhadap sumbunya. 2. Lampu sorot



Gbr.II-2: Prinsip kerja facsimile



Facsimile bekerja berdasar sifat pemantulan pada bidang warna, dimana semua enersi dari berkas cahaya akan dipantulkan apabila bidang pantul berwarna putih, sebaliknya semua enersi dari berkas cahaya akan diserap apabila bidang pantul berwarna hitam. Gambar atau potret yg akan dikirim, dipasangkan pada permukaan silinder. Bila potret yg akan dikirim adalah hitam-putih, maka dapat dikatakan bahwa potret tsb sebenarnya merupakan kumpulan titik-titik dengan gradasi hitamputih pula. Selanjutnya berkas lampu sorot diatur sedemikian rupa sehingga tepat mengenai titik paling kiri atas dari gambar/potret. Sekiranya titik itu putih, maka pantulan berkas cahaya akan punya enersi maksimum yang mengakibatkan output foto sel yang berupa besaran listrik juga akan maksimum.Akan tetapi bila titik tersebut berwarna hitam,maka enersi pantulan cahaya akan minimum sehingga output foto sel juga akan minimum.



Setelah titik 1 mengalami transformasi dari besaran cahaya ke listrik, maka silinder secara otomatis akan bergerak sedemikian rupa sehingga sekarang titik 2 yang disorot, setelah mana proses yang sama kembali berulang, demikian terjadi terus menerus sampai semua titik gambar dikenai cahaya dan pantulannya dirobah oleh foto sel ke besaran listrik.



Output fotosel yang berupa besaran listrik selanjutnya dikirim ketujuan.



II.3.1 KECEPATAN LANGKAH ( VS ) SINYAL FACSIMILE Kecepatan langkah : jumlah pengiriman titik gambar/detik (Baud). Contoh: Bila diameter silinder D = 60mm dengan kecepatan 2 putaran/ detik, sedang ukuran titik (3/16 x 3/16)mm2, maka hitunglah kecepatan langkah dan bandwidth dari facsimile tsb Keliling silinder = π D = π x 60mm ≈ 200mm Jumlah titik terkirim/detik = 2 x 200mm / ( 3/16 ) mm = 2009,6 titik/detik Dengan demikian kecepatan langkah VS ≈ 2010 Baud ≈ 2000 Baud



II.3.2 BANDWIDTH B SINYAL FACSIMILE Karena hubungan antara kecepatan langkah VS dengan bandwidth B adalah B ( Hz ) = ½ VS (Baud) , Maka bandwidth B = ½ x 2000 Hz = 1000 Hz II.3.3 WAKTU PENGIRIMAN FACSIMILE Waktu pengiriman facsimile tergantung pada ukuran gambar/potret yang akan dikirimkan. Bila ukuran gambar (18x12)cm2 , berarti jumlah titik pada gambar adalah: = luas gambar / luas titik = (180x120) / (3/16 x 3/16) = 614.400 titik Waktu pengiriman gambar : = jumlah titk / kecepatan langkah VS = 614.400 / 2.000 detik = 307,2 detik ≈ 5 menit



II.4 SINYAL VIDEO / GAMBAR



Jika suatu peristiwa yang sedang diamati selang 10 detik diambil potretnya, maka akan terlihat perobahan posisi dari objek yg bergerak, dalam Gbr.II-3 adalah sampan dan bangau yang sedang terbang. Karena pada contoh waktu pengamatan adalah 30 detik maka akan diperoleh sebanyak 4 potret. Perobahan posisi ini akan semakin kecil apabila jarak waktu pengambilan gambar semakin singkat. Sekiranya potret yang diambil punya kecepatan 25 gambar/detik, dan potret yang dihasilkannya kembali ditampilkan dalam rentang waktu yang sama, maka mata akan melihat urutan gambar dengan kecepatan tinggi tersebut sebagai suatu gerakan yang kontinu dari semua objek. Hal ini disebabkan keterbatasan mata manusia yg tidak mampu mengikuti/ mendeteksi kecepatan pergantian gambar ≥ 25 gambar/detik.



II.4.1 KECEPATAN LANGKAH SINYAL VIDEO HITAM PUTIH



Pada standard TV PAL, titik gambar diperoleh dgn membagi bidang gambar atas 625 kolom dan 525 baris sebagaimana Gbr.II-4. 625 kolom



525 baris



Gbr.II-4: Standar PAL-TV dlm menentukan jumlah titik gambar Jumlah titik dalam satu gambar = 625 x 525 titik = 328.125 titik/gbr Kecepatan pengiriman gambar = 25 gbr/detik Jumlah titik gambar yang terkirim/detik = 25 x 328.125 = 8.203.125 titik/detik Kecepatan langkah sinyal video = 8.203.125 Baud



III.



TRANSDUCER



III.1. PENGERTIAN DAN MACAM TRANSDUCER Transducer merupakan suatu perangkat / alat yang dapat merobah suatu besaran menjadi besaran lain, atau sebaliknya.



BESARAN NON LISTRIK



TRANSDUCER



BESARAN LISTRIK



Gbr.III.1: Transducer sebagai pengalih besaran Contoh-contoh transducer: • • • •



Mikrofon : besaran akustik besaran listrik Loudspeaker: besaran listrik besaran akustik Tabung sinar katoda :besaran listrik besaran gambar Foto sel: besaran cahaya besaran listrik



III.2. MIKROFON Mikrofon tergantung kepada sudut peninjauannya dapat dibedakan sebagai berikut: 1. Sudut peninjauan gejala fisis: • Mikrofon arang: Mikrofon bekerja berdasar perubahan resistansi R •



Mikrofon elektrodinamis: Mikrofon yang bekerja berdasar perubahan induktansi L







Mikrofon kondensator: Mikrofon yang bekerja berdasar perubahan kapasitor C



2. Sudut peninjauan diagram arah: • Mikrofon Non Directional Mikrofon yang mempunyai kepekaan penerimaan sama dari segala arah •



Mikrofon Uni Directional: Mikrofon yang kepekaan penerimaannya maksimum dr suatu arah tertentu.







Mikrofon Bi Directional: Mikrofon yang kepekaan penerimaannya maksimum dari 2 (dua) arah tertentu.



3. Sudut peninjauan tekanan getaran:  Mikrofon Tekanan  Mikrofon Beda Tekanan.



III.3 MIKROFON ARANG



1



3



i



2 RL



+ Keterangan: 1. Serbuk arang dengan tahanan R



V out= i.R L



o



2. Membran 3. Daya akustik yang datang pada membran Gbr.III.2 Bagan dasar suatu mikrofon Bagian utama mikrofon adalah suatu kotak yang berisi serbuk arang dan salah satu bidang permukaannya berupa membran. Daya akustik yg datang pada membran akan menekan membran sehingga membran akan melengkung kedalam, dimana besarnya kelengkungan membran ini tergantung dari besarnya tekanan daya akustik yang datang. Akibatnya serbuk arang dalam kotak akan tertekan dan merapat , hal mana menyebabkan elektron-elektron dalam atomnya akan lebih mudah untuk berpindah , dengan perkataan lain tahanan Ro akan turun. Mengingat sifat membran yang lentur, maka lengkungan kedalam akan dikuti oleh lengkungan keluar yang mengakibatkan keadaan sebaliknya dimana serbuk akan merenggang sehingga tahanan Ro naik. Merapat-merenggangnya serbuk arang akan menyebabkan turunnaiknya tahanan serbuk Ro , kondisi mana dapat diekivalenkan dengan suatu rangkaian pengganti dengan nilai Ro yang variabel sebagaimana terlihat pada Gbr.III.2.



Ro



i



Vac RL



Vdc +



Vout= i.RL



-



Gbr.III.3. Rangkaian pengganti mikrofon arang.



Berdasarkan analisis rangkaian listrik : Arus listrik ac yang mengalir : iac = vac / (Ro + RL) Amp. Tegangan output



: vout = I RL = { vac / (Ro + RL) } RL



= { RL / (Ro + RL) } v ac Volt. Dari persamaan ini telihat bahwa: •



Bila daya akustik P besar, serbuk merapat, tahanan Ro turun, akibatnya tegangan ouput vout menjadi naik. • Bila daya akustik kecil, serbuk merenggang, tahanan Ro naik, akibatnya tegangan ouput vout menjadi turun. Kesimpulan: Input berupa besaran akustik Output berupa besaran listrik. Mikrofon adalah transducer akustik ke listrik III.4 LOUDSPEAKER Fungsi louspeaker adalah untuk merobah besaran listrik menjadi besaran akustik Berdasar cara kerjanya maka loudspeaker dapat dibedakan atas: •



Loudspeaker loudspeaker



radiasi



langsung/direct



radiated







Loudspeaker radiasi tak langsung / loudspeaker corong / horn loudspeaker.



III.4.1 LOUDSPEAKER RADIASI LANGSUNG



2



5 3



Keterangan:



4



1. Celah udara utk sirkulasi 2. 3. 4. 5.



Kumparan Inti kumparan dari bahan ferromaknetis Armatur besi lunak Membran yang menempel pada armatur



Gbr.III.4: Bagan suatu Loudspeaker Radiasi Langsung Cara kerja: Arus iac yang berasal dari output Audio Amplifier akan dialirkan melalui kumparan sehingga membangkitkan fluks maknit m yang besarnya tergantung kepada jumlah lilitan serta bahan inti dari kumparan tersebut. Selanjutnya fluks maknit m menyebabkan timbulnya medan maknit Em dan gaya maknit Fm yang besarnya tergantung dari besarnya m tersebut



Gaya maknit Fm akan menarik armatur untuk mendekat misalnya sejauh x, dan nilai x ini sebanding dengan m . Karena arus iac yang mengalir adalah arus bolak balik, maka nilai x bisa positip atau negatip, dalam arti bahwa armatur tersebut bisa bergerak mendekat atau menjauh. Perobahan posisi armatur yang secara bergantian mendekat dan menjauh tersebut berlangsung dengan kecepatan sesuai frekuensi arus yang masuk (100 -10.000 Hz untuk musik ). Karena membran menempel padanya, maka gerakan ini akan diikuti pula oleh membran, dikatakan membran bergetar. Getaran membran akan membangkitkan suara yang merupakan besaran akustik.



III.4.2 HORN LOUDSPEAKER / LS. RADIASI TAK LANGSUNG



1 2



3



4



5



i ac



Keterangan:



1. Celah udara utk sirkulasi 2. 3. 4. 5.



Kumparan Inti kumparan dari bahan ferromaknetis Armatur besi lunak Membran yang menempel pada armatur



Gbr.III.5: Bagan suatu Loudspeaker Radiasi Tak Langsung



Cara kerjanya:



Cara kerjanya mirip dengan Loudspeaker Radiasi Langsung, akan tetapi disini dengan adanya corong / horn yang panjang, getaran membran tidak secara langsung diradiasikan



III.5 TABUNG SINAR KATODA



P 12 3 4



5



6



7



Berkas elektron 8



9



Keterangan: 1. Filamen 2. Katoda dilapisi bahan berelektron 3. Control grid 4. Anoda 1: pemberkas



5. Anoda 2: pemercepat 6. Pelat defleksi vertikal 7. Pelat defleksi horizontal 8. Lapisan fluorescent 9. Layar monitor ( permukaan layar monitor melengkung ) 10.Titik P : titik tumbukan berkas elektron dilayar. Gbr.III.6: Bagan suatu Tabung Sinar Katoda



Prinsip kerja: 1. Bila katoda dipanasi oleh filamen maka dr permukaannya akan ditembakkan / diradiasikan elektron dalam jumlah besar. 2. Control grid akan mengatur arah radiasi dari elektron-elektron tersebut sehingga akan menuju kesatu arah tertentu, sehingga akhirnya mayoritas elektron akan menuju anoda. 3. Saat meliwati anoda pemberkas elektron-elektron membentuk suatu berkas yang sempit. Penyempitan elektron pada anoda pemberkas terjadi dengan bantuan 2 pasang pelat paralel sebagaimna pada Gbr. III.7.



Pelat + Pelat Berkas elektron



Pelat +



Pelat -



Gbr.III.7: Anoda pemberkas yang berfungsi menyempitkan berkas elektron yang melaluinya. Kedua pasang pelat diberi tegangan sedemikian rupa hingga timbul medan maknit yg arahnya dr kutub positip menuju kutub negatip. Medan maknit ini selanjutnya menekan / menjepit berkas elektron yang melaluinya sehingga membentuk berkas yang sangat sempit. 4. Pelat anoda pemercepat: Sepasang pelat anoda pemercepat akan memacu elektron agar punya kecepatan yang sangat tinggi. 5. Pelat defleksi vertikal: Berkas elektron merambat diantara 2 pelat defleksi vertikal yg terdiri dari 2 pelat paralel sebagaimana Gbr.III.8. X



+ Q



P R



Berkas elektron Y



-



Gbr.III.8: Pelat defleksi vertikal yang membelokkan berkas elektron dalam arah vertikal. Prinsip kerja pelat defleksi vertikal: • • •



Lintasan elektron akan lurus dan menumbuk layar dititik P bila kedua pelat mempunyai tegangan yng sama. Lintasan elektron melengkung keatas dan menumbuk layar dititik Q bila tegangan X lebih positip dari tegangan Y. Lintasan elektron akan melengkung kebawah dan menumbuk layar dititik R bila tegangan Y lebih positip dari tegangan X.



6. Pelat defleksi horizontal: Y + X _



Berkas elektron T P S Gbr.III.9: Pelat defleksi horizontal yang membelokkan berkas elektron dalam arah horizontal. Prinsip kerja pelat defleksi horizontal: • • •



Lintasan elektron akan lurus dan menumbuk layar dititik P bila kedua pelat mempunyai tegangan yng sama. Lintasan elektron melengkung kedepan dan menumbuk layar dititik S bila tegangan X lebih positip dari tegangan Y. Lintasan elektron akan melengkung kebelakang dan menum-buk layar dititik T bila tegangan Y lebih positip dr tegangan X. Q



S



P



T



R



Gbr.III.10: Posisi titik tumbukan elektron dilayar monitor Catatan: gambar



1. Posisi dan warna titik dilayar membentuk 2. Apa yang menentukan posisi titik? 3. Apa yang menentukan warna titik?



Catatan: 1. MONITOR LAYAR LENGKUNG Mengingat kecepatan elektron sudah tertentu maka agar pada setiap gambar tumbukan elektron pada titik layar terjadi secara bersamaan mk permukaan monitor haruslahdibuat melengkung. 2. MONITOR LAYAR DATAR Dengan kemajuan teknologi ternyata saat ini kecepatan elektron bisa diatur sedemikian rupa, sehingga meski panjang lintasan berbeda elektron2 tetap dapat mencapai layar monitor secara bersamaan.



III.7 KAMERA TV Fungsi kamera adalah untuk merobah besaran gambar menjadi besaran listrik, sehingga dengan demikian prinsip kerjanya hampir sama dgn facsimile (pengiriman gambar diam) ataupun proses mendapatkan sinyal video.



IV. ALOKASI FREKUENSI RADIO (RADIO FREQUENCY) DAN MEKANISME PERAMBATAN GELOMBANGNYA



Sinyal RF ( + informasi)



Tx



Rx



Gbr.IV.1: Sinyal RF sebagai pembawa informasi dari Tx ke Rx Frekuensi radio (radio frequency : RF) adalah frekuensi yang digunakan sebagai carrier / pembawa pada komunikasi radio (tepatnya komunikasi non-fisis). Sebagai carrier maka sinyal RF ini dipancarkan oleh antena Transmitter dan ditangkap kembali oleh antena Receiver untuk selanjutnya diolah guna memperoleh informasi yang dibawanya.



i ac L



Gbr.IV.2: Konsep dasar antena Bila sinyal bolak balik dialirkan pada suatu konduktor yang panjangnya L maka semua sinyal tersebut akan diradiasikan ke udara bebas apabila panjang konduktor sama dengan  - nya. Contoh: Frekuensi carrier fc = 30 MHz mempunyai  = 10 m sehingga ukuran antena adalah 10 m. Secara teoritis pilihan ukuran antena adalah ¼  , ½  ,  , 2 V.



MODULASI



Antena yang akan digunakan untuk memancarkan suatu sinyal haruslah memenuhi persyaratan, dimana ukurannya harus mendekati orde λ dari sinyal yang dimaksud. Jika yg akan dikirim adalah informasi berupa sinyal musik dgn bandwidth (100 -10.000)Hz , berarti ukuran antena mendekati λ = 30 km , suatu hal yang mustahil dilakukan. Makanya timbul pertanyaan, apakah mungkin bila yg dipancarkan adalah frekuensi tinggi ( λ V). 3. Local Oscillator : Membangkitkan frekuensi fLO yang akan dimodulasi oleh sinyal informasi fm sehingga menghasilkan sinyal AM dengan carrier fc . 4. Modulator Amplituda: Memodulasikan sinyal informasi fm kepada ouput Local Oscillator fLO sehingga menghasilkan sinyal termodulasi amplituda fc. Dari Gbr.VII-1c terlihat perbedaan Pemancar AM dan FM, dimana sinyal pancar FM berasal dari ouput Modulator FM yg dilipatkan frekuensinya, dalam contoh dilipat 8x . Hal ini dilakukan karena modulasi frekuensi tidak dapat bekerja pada frekuensi yang terlalu tinggi, maka digunakan frekuensi menengah intermediate frequency) fIF , setelah itu barulah frekuensinya dinaikkan



VIII. PRINSIP PER-TELEVISI-AN



VIII.1 BANDWIDTH DAN PENGERTIAN KANAL TV Sebagaimana diketahui sinyal TV terdiri atas : 1. Sinyal video yang lazim disebut sebagai sinyal gambar 2. Sunyal audio yang merupakan sinyal suara Guna menghindari saling gangguan, jenis modulasi bagi kedua sinyal tsb tidaklah sama, dan pemilihannya berdasarkan kepada pertimbangan minimalisasi bandwidth, sehingga sinyal video menggunakan AM dan sinyal audio menggunakan FM. Karena : bandwidth sinyal video dengan fm = 4,1 MHz bandwidth sinyal audio/musik dengan fm = 15 ,0 KHz bandwidth sinyal AM = 2 fm bandwidth sinyal FM



= 2n fm ,dimana n adalah jumlh



sideband Maka : sinyal video menggunakan AM-Vestigial Sideband sinyal audio menggunakan FM Karena AM tidak diterapkan secara murni tetapi berupa AM-Vestigial Sideband, meski sinyal sinkronisasi serta sinyal warna juga disertakan dlm pengiriman gambar, total bandwidth BTV untuk setiap kanal dapat ditekan menjadi 7,0 MHz. Frekuensi yang digunakan sebagai gelombang pembawa pada komunikasi TV adalah daerah frekuensi VHFdan UHF. Karena jumlah pegguna alokasi frekuensi ini sangat besar, maka untuk mencapai efisiensi pemakaian yang sebaik mungkin, perlu dibuat peraturan dalam pemanfaatannya. Dengan demikian utk sistem per-TV-an, daerah frekuensi VHF (30300)MHz dibagi atas kanal 1-12, sebagaimana terlihat pada Tabel VIII-1. Tabel VIII-1 : KANAL TV PADA DAERAH FREKUENSI VHF. No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16.



No.kanal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12



Frekuensi(MHz) 30-43 43-50 50-54 54-61 61-68 68-174 174-181 181-188 188-195 195-202 202-209 209-216 216-223 223-230 230-237 237-300



Keterangan Kosong Radio AM Radio FM



Kosong



MHz Cvideo=210,25



MHz C audio=215,75



Bvideo= 5MHz



Ampl



Baudio=160KHz



0dB -3dB



209



BTV = 7MHz



216 )



Gbr.VIII-1: Sinyal TV pada kanal 9 IX. DASAR KOMUNIKASI MICROWAVE / GELOMBANG MIKRO



IX.1 PENGERTIAN UMUM Frekuensi gelombang radio (RF) sebagaimana dibahas pada bab terdahulu punya alokasi mulai dari VHF s/d. EHF. Daerah frekuensi  30 MHz ( VHF,UHF, SHF dan EHF) biasa disebut sebagai gelombang mikro ( microwave), sehingga komunikasi yang menggunakan frekuensi dalam alokasi ini lebih dikenal dengn komunikasi gelombang mikro. Adapun keuntungan komunikasi dengan gelombang mikro ini antara lain : 1. Pemakaian frekuensi tidak perlu berebutan disebabkan alokasinya yang cukup luas. 2. Dapat menampung kanal yang sangat banyak, ekivalen dengan ribuan kanal telepon ataupun puluhan kanal TV 3. Dimensi antena relatif kecil 4. Hubungan lebih reliable dalam arti punya keandalan yang relatif tinggi, karena tidak tergantung kepada cuaca ataupun musim. Berdasarkan propagasi dari gelombangnya maka komunikasi gelombang mikro ini punya 2 klasifikasi, yakni :



f (MHz



1. Komunikasi Teresterial : Repeater berada dipermukaan bumi 2. Komunikasi Satelit : Repeater berada diruang angkasa. 3. XII.TEKNIK TRANSMISI Teknik transmisi adalah suatu cara yg digunakan untuk menyalurkan suatu besaran listrik dari suatu tempat ke tempat lain. Dalam Teknik Tenaga : Yg disalurkan adalah daya, sehingga transmisi disini lebih berorientasi kepada minimalisasi loss / kehilangan, yang mana lebih mengutamakan efisiensi pengirimannya. Dalam Teknik Komunikasi : Yg disalurkan adalah informasi, sehingga lebih berorientasi pd tingkat pemahaman, sehingga mengutamakan bentuk sinyalnya.



XII.1. SIFAT SALURAN TRANSMISI Sifat-sifat transmisi dari suatu saluran / media, baik fisis / non fisis dapat diketahui melalui percobaan sebagai berikut :



1



2



GEN



BEBAN 1'



CRO1



2'



CRO2



Gambar XII-1: Percobaan untuk mengetahui sifat sifat transmisi saluran Pada ujung awal suatu saluran transmisi (1-1’) dipasang sumber /



generator sedangkan pada ujung akhirnya (2-2’) diberi beban. Bila sinyal pada masing-masing kedua ujung awal dan akhir saluran tersebut dilihat/dibandingkan melalui suatu CRO, maka ternyata terdpt perbedaan bentuk sinyal pada (1-1’) dan (2-2’), diakibatkan oleh sifat / karakteristik saluran transmisi berikut : 1. 2. 3. 4.



Redaman / attenuation Waktu tunda / delay time Cacad / distortion Gangguan / disturbance



Buku 2 BAGIAN 1 PENDAHULUAN 1.1. Definisi Komunikasi Komunikasi adalah proses pertukaran informasi antar individu melalui sistem simbol bersama. Telekomunikasi berarti proses komunikasi yang dilakukan melalui jarak jauh (tele=jarak jauh). Dalam kaitannya dengan komunikasi elektronika, telekomunikasi mengandung pengertian ilmu, teknologi dan cara-cara atau prosedur pemindahan atau penyebaran informasi berupa sinyal listrik melalui suatu media transmisi dalam jarak jauh. Informasi yang dapat dipertukarkan banyak variasinya, contohnya adalah data, suara, grafik, sinyal video dan atau audio. Media transmisipun juga banyak jenisnya, yang sering dipakai di antaranya kabel koaksial, serat optik, frekuensi radio, inframerah dan sebagainya. Saat ini proses telekomunikasi tersebut hampir selalu melibatkan pemancaran gelombang elektromagnetik melaui sebuah pesawat pemancar. Hal yang demikian tidak pernah kita jumpai pada masa lampau, di mana orang berkomunikasi mengggunakan sinyal asap, kentongan atau bendera semafor. Jaman modern seperti sekarang ini, telekomunikasi sudah sangat luas dengan penggunaan berbagai macam piranti untuk membantu proses komunikasi. Contohnya yang sudah sangat akarab dengan kita adalah televisi, radio, telepon. Di samping itu dapat dijumpai pula penggunaan jaringan yang menghubungkan piranti-piranti komunikasi, seperti jaringan komputer, jaringan telepon umum, jaringan radio, dan jaringan televisi. Komunikasi dengan komputer lebih banyak pula penggunaannya melalui internet, misalnya dengan internet untuk berkirim surat (email=elektronic mail) dan pesanpesan serba cepat. Sistem itu adalah sebagian contoh dari telekomunikasi.



1.2. Pentingnya Sistem Telekomunikasi



Gambar 1.1. Grafik hubungan antara kepadatan pengguna telepon dengan PDB komunikasi dewasa ini pada tahun



Perkembangan pasar tele1990-an dapat diperkirakan mencapai 500 milyard dolar Amerika. Pertumbuhan ini akan naik terus hingga mencapai satu trilyun dolar Amerika pada tahun 2000-an. Kecenderungan ini adalah adanya kenaikkan kebutuhan para pengguna dan industrialisasi. Negaranegara berkembang seperti Indonesia, menjadi sangat potensial bagi pertumbuhan pasar peralatan telekomunikasi itu.



Sudah dapat kita duga bahwa ada hubungan yang sangat dekat antara pendapatan nasional bruto (PDB) suatu negara dengan kepadatan penduduk yang menggunakan telepon. Coba perhatikan gambar 1 berikut ini. Gambar tersebut melukiskan hubungan antara negara-negara yang mempunyai PDB tertentu dengan jumlah tiap 100 orang pada kelompok masyarakat yang sudah mempunyai sambungan telepon. Kita akan sepakat mengatakan bahwa telepon sebagai sarana komunikasi atau telekomunikasi merupakan pengikat (katalis) dalam rangka upaya untuk pertumbuhan ekonomi. Namun demikian kita tidak boleh menyimpulkan bahwa semakin tinggi pertumbuhan ekonomi suatu negara akan menyebabkan tingginya kepadatan pengguna telepon. Jumlah sambungan telepon tiap 100 penduduk telah banyak digunakan dalam survai statistik untuk menunjukkan pertanda berkembangnya suatu negara. Banyak negara berkembang sebagaian besar masyarakatnya 70-90% hidup di daerah pelosok pedesaan. Gambaran ini sekaligus menunjukkan adanya kelompok 100 orang masyarakat yang belum ada satupun sambungan telepon. Negara yang demikian tergolong sebagai negara yang sangat rendah perkembangannya, baik secara ekonomi maupun telekomunikasi. Untuk mencapai tujuan layanan telepon pada setiap orang di dunia, termasuk di Indonesia, menjelang tahun 2000 telah diusulkan bahwa setiap orang pada suatu masyarakat yang berjarak 5 kilometer, sambungan telepon harus sudah menjangkaunya. Layak kita ketahui bahwa untuk menyediakan sambungan telekomunikasi pada daerah yang kepadatan penduduknya rendah adalah sangat mahal. Di samping itu tingkat kembalinya modal yang telah dikeluarkan menjadi sangat sedikit. Penyediaan jaringan telekomunikasi pada daerah pedesaan memerlukaan penyediaan dana yang cukup besar, karena perlu ada perencanaan yang baik.



1.3. Sejarah Telekomunikasi Munculnya telepon dan industri yang terkaitan telah menghasilkan perubahan-perubahan teknologi yang mengubah sejarah hidup manusia. Kejadian itu berlangsung bertahap sepan- jang 125 tahun. Tahap perkembangan yang terjadi merupakan usaha-usaha yang luar biasa dalam



penemuan dan pengembangan. Berikut ini akan disampaikan tahapantahapan perkembangan tersebut.



BAGIAN 2 PERANGKAT UJI PADA TELEKOMUNIKASI 2.1. Pendahuluan Dalam setiap perawatan atau perbaikan piranti elekronika khususnya pada bidang telekomunikasi atau lebih-lebih dalam perencanaan sistem atau pemeliharaan perangkat telekomunikasi, maka keberadaan parkakas penunjang haruslah yang baik dan tepat. Hal pertama yang perlu dilakukan adalah mengetahui dan memahami berbagai piranti atau instrumen telekomunikasi tersebut. Istilah piranti dan instrumen ada yang menyebut sebagai perkakas. Antara instrumen dan sistem yang diukur tersebut seperti masalah telur dengan ayam (chicken-and-egg), mana yang dahulu dan mana yang terakhir, karena instrumen digunakan untuk merancang dan memperbaiki sistem sedangkan sistem juga digunakan untuk membuat instrumen. Dalam merancang atau memperbaiki sistem telekomunikasi elektronika diperlukan perkakas atau perangkat untuk membuat desain, memperbaik atau hanya untuk pengujian. Instrumen-instrumen yang digunakan dalam sistem telekomunikasi sangat banyak macam, bentuk dan fungsinya. Dari yang paling sederhana sampai yang paling komplek dengan harga yang tidak murah. Instrumen tersebut tentunya sangat perlu untuk diketahui tentang bagaimana penggunaan yang benar. Dengan demikian apabila penggunaan instrumen sesuai dengan petunjuk pemakainya maka instrumen tersebut dapat mencapai efisiensi yang maksimal. Perkakas dan bidang telekomunikasi itu adalah sebagai berikut: 1. Perkakas manual 2. Perkakas elektrik 3. Perkakas komputer



instrumen yang digunakan berkaitan dengan dikategorikan dalam tiga jenis. Ketiga jenis



Perkakas manual adalah peralatan-peralatan teknik yang digunakan secara manual. Artinya bahwa perlatan itu hanya dapat dipakai dengan bantuan tenaga manusia. Penggunaan perkakas ini dalam bidang telekomunikasi sangat penting dan cukup membantu. Perkakas elektrik adalah semua peralatan yang digunakan dalam bidang telekomunikasi dengan bantuan tenaga listrik. Peralatan ini tidak dapat bekerja bila tidak dicatu dengan aliran listrik. Selain tenaga listrik dapat juga digunakan sumber catu tenaga yang lain yaitu batere atau aki (accumulator). Perkakas komputer adalah peralatan atau piranti yang bekerja dengan prinsip-prinsip komputer. Prinsip komputer merupakan suatu proses peng-olahan, manipulasi, penyimpanan dan berbagai fungsi lain yang bekerja dengan piranti elektronika digital. 2.2. Perkakas-Perkakas Manual 2.2.1. Tool Kits Alat bantu yang diperlukan dalam pembuatan dan atau reparasi sistem telekomunikasi ada berbagai macam jenis. Peralatan ini kebanyakan adalah peralatan tangan dan bentuknya relatip kecil. Dalam membuat maupun memperbaiki sebuah rangkaian sistem telekomunikasi membutuhkan peralatan ukur juga peralatan seperti solder yang baik, cutter, catut, pinset, dan perkakas konstruksi lainnya. Berbagai peralatan tersebut disesuaikan dengan pekerjaan yang akan diselesaikanya. Semua disesuaikan untuk pekerjaannya. Peralatan ini biasanya sudah dalam bentuk toolset yang isinya lengkap dengan berbagai perlengkapan seperti solder, tang, pinset, obeng dan lain sebagainya. Dengan toolset ini akan lebih mudah dalam menyimpan dan biasanya sudah disesuaikan dengan kebu-tuhan serta harganya juga jauh lebih murah dibandingkan dengan pembelian satu demi satu peralatan. Gambar 2.1. di bawah merupakan peralatan bantu yang digunakan dalam membuat rangkaian sistem komunikasi elektronik atau untuk mereparasi kerusakan rangkaian elektronika pada umumnya. Seperti yang terlihat pada gambar di bawah, tool kit tersebut dalam istilah asingnya disebut Network Maintainence Kit dengan merek dagang Eclipse Model 500006. Secara lengkap peralatan yang ada pada tool kit terdiri dari:



1. IC extractor 2. Folding hex wrench 3. 6" adjustable wrench 4. 6" forceps 5. Inspection mirror 6. Mini-flashlight 7. Desoldering pump 8. 5" diagonal cutter 9. 5" snipe nose pliers 10. Wire stripper (AWG 30-20) 11. Modular plug crimper 12. Rotary coax stripper 13. Coax crimper 14. Assorted screwdrivers 15. Soldering iron (operates at 120V AC) 16. Zipper bag.



Gambar 2.1. Tool kit atau alat bantu reparasi rangkaian



2.2.2. Meter beroda (Measuring Wheel) Meter beroda merupakan alat ukur jarak yang menggunakan roda. Bila roda berputar, maka secara otomatis jarak yang telah dilalui roda dapat diketahui panjangnya. Meter jenis ini sangat berguna apabila kita ingin menggelar (menanam atau memasang) kabel telepon. Keunggulan penggunaan meter beroda adalah kemudahannya dalam mengukur jarak dengan mengikuti lekukan permukaan tanah. Ada dua jenis meter beroda, yaitu : a. Meter beroda pengukur jarak pendek Meter beroda untuk jarak pendek ini ekonomis dan bisa dijalankan secara mudah. Karena bentuknya kecil terutama pada roda, sehingga bisa disimpan pada tempat penyipanan dengan mudah. Meteran ini bisa digunakan untuk mengukur jarak hingga 3 kilometer.



Gambar 2.2.Pengukur jarak



pendek



b. Meter beroda pengukur jarak jauh Meter beroda untuk jarak jauh biasanya lebih banyak digunakan di luar ruangan. Tampilan hasil ukur terdiri dua pilihan yaitu berupa angka analog atau angka digital 5 digit. Dengan tampulan digital, pembacaan hasil ukur jarak lebih mudah. Meter jenis ini mampu mengukur jarak hingga lebih dari 3 kilometer. Hal ini dimungkinkan karena mem-punyai roda yang lebih besar.



(www.evidentcrimescene.com/cata/meas/ meas.html) Gambar 2.3. Pengukur jarak jauh



Dengan menggunakan meter beroda kita bisa melakukan pengukuran secepat kita berjalan. Salah satu contoh meter beroda adalah dengan merek Marksman Distance Measuring Wheel seri 55154C. Spesifikasi yang ditawarkan adalah sebagai berikut : a. Keakuratan pengukuran hingga kurang lebih 1” untuk setiap pengukuran 30 meter sesuai dengan kondisi lapangan b. Pengukuran jarak dapat dilakukan mencapai hingga 3000 m c. Perangkat roda ringan dan akurat d. Jumlah angka penghitung 5 digit e. Pengaturan dan pembacaan mudah dilakukan Untuk pekerjaan seperti, menghitung kebutuhan kabel telepon dan tanah yang harus digali untuk penanaman kabel, meter beroda ini sangat ideal digunakan. Cara penggunaan meter beroda (measuring-wheel) : a. b. c. d. e. f.



Menyiapkan meter beroda Angka penunjuk diatur pada posisi awal nol Gagang meter dipegang kemudian roda diletakkan di atas tanah. Panjang gagang disesuaikan dengan kenyamanan. roda dijalankan sesuai dengan lekukan tanah. Hasil pengukuran dibaca dengan melihat pada angka penunjuknya.



2.3. Perkakas-perkakas elektrik



Perkakas elektrik sebagai alat bantu untuk bidang telekomunikasi sangat beragam dan jumlahnya juga cukup banyak. Dengan perkakas ini, seorang teknisi dengan mudah melakukan pekerjaannya. Berikut ini ditunjukkan beberapa contoh perkakas tersebut. 2.3.1. Solder Rangkaian Dalam membuat sebuah rangkaian perlu adanya penyambungan antara dua titik komponen atau lebih. Penyambungan ini menggunakan timah solder sebagai bahan perekatnya. Penyolderan atau pematrian dapat dilakukan dengan mudah, Keterampilanketerampilan ini bersifat dasar dan sederhana untuk dipelajari. Solder adalah suatu campuran logam atau metal yang mempunyai titik-lebur relatif rendah. Hal ini digunakan merekatkan komponen-komponen dengan papan rangkain sehingga membentuk suatu gabungan rangkaian yang sesuai dengan gambar skematik. Timah solder tersedia dalam bentuk strand solder (kumparan berbentuk kawat) atau solder paste (timah solder yang dilekatkan ke luar dengan suatu penyemrot). Ada dua alat penyolderan kategori dasar yaitu the standard soldering iron dan rework station. Besi solder seperti ditunjukan gambar 2.4. di bawah ini digunakan strand solder untuk menyolder komponen pada papan PCB. Sebuah spon basah dapat digunakan untuk membersihkan tip (ujung) besi. Spon tersebut harus dijaga supaya basah terus menerus, dan tip besi tersebut harus dibersihkan secara teratur. Ada banyak perbedaan tipe solder yang tersedia tergantung dari pekerjaan yang dilakukan dan temperatur yang dibutuhkan untuk penyolderan. Selalu memastikan bahwa pucuk solder mempunyai suatu lapisan solder yang bagus, Hal ini untuk mencegah oxidasi dan mengawetkan pucuk tersebut. Ketika bekerja dengan pucuk solder, maka akan tenjadi perubahan warna. Secara sederhana beberapa strand solder akan kelebihan panas dan hal tersebut perlu dibersihkan dengan spon supaya kotoran yang melekat menjadi hilang. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa pucuk solder akan bertahan lama. Sekarang ini solder semakin canggih, mulai dari yang berupa logam panas, uap panas (blower) bahkan ada yang menggunakan paduan blower dan ultrasonik yang dikendalikan dengan komputer untuk mendapat temperatur yang tepat dan solderan yang rapi dan akurat. Solder yang banyak digunakan adalah solder dengan ujung besi atau tembaga. Penggunaannya bergantung kepada jenis pekerjaan, karena ada beberapa pilihan ujung solder. Blower (peniup)



Lihat contohnya pada gambar 2.5. Penun juk suhu



Ujung solder



Gulungan timah



2.3.2. Power Supply



Gambar 2.4. Solder Uap (Blower)



Selain komponenkomponen tersebut di atas, dalam melakukan pengujian maupun perawatan sistem telekomunikasi diperlukan komponen yaitu power supply. Power supply ini sangat penting, karena jika tidak ada komponen ini, tidak mungkin pengujian bisa dilakukan. Power supply dapat diambilkan dari komponen yang terpisah, sepert adaptor atau baterai, tetapi juga dapat diambilkan dari komponen lain seperti pada socket USB pada komputer PC. Dalam pengujian maupun perawatan sistem telekomunikasi tentunya harus memilih power supply yang digunakan. Pemilihan ini biasanya berdasarkan terhadap kebutuhan arus. Gambar sebuah power supply dapat dilihat seperti di samping ini. Gambar 2.5. Iron Solder dengan beberapa pilihan penyedot timah



Indikator arus



Knop pengatur



Indikator tegangan



Terminal Keluaran



Gambar 2.6. Power Supply



ujung dan



BAGIAN 3 DASAR-DASAR SISTEM KOMUNIKASI 1.1. Dasar Komunikasi 3.1.1. Elemen Dasar Suatu sistem telekomunikasi dapat berlangsung apabila memenuhi prinsip yang melibatkan tiga perangkat dasar. Perangkat dasar itu adalah pemancar, penerima dan media untuk memancarkan sinyal. Penjelasan untuk ketiga perangkat yang membentuk keberlangsungan sistem telekomunikasi dapat dijelaskan sebagai berikut. a. Pemancar, perangkat ini berfungsi menerima informasi dari masukan atau yang berupa pesan kemudian mengubah masukan tersebut menjadi sinyal (isyarat) listrik. Selanjutnya untuk dipancarkan atau ditransmisikan. b. Media transmisi, merupakan sarana atau sebagai jalan untuk memancarkan isyarat listrik dari pemancar. c. Penerima, perangkat ini berfungsi menerima kembali isyarat listrik yang dipancarkan melalui suatu media dan mengubahnya kembali menjadi bentuk informasi seperti semula yang dapat digunakan sesuai dengan keperluannya. Informasi sebagai masukkan pada pemancar merupakan segala sesuatu yang dapat mempunyai makna. Misalnya suatu maksud atau keinginan yang ada dalam benak seseorang dapat dikatakan sebagai suatu informasi. Informasi ini bila diterjemahkan menjadi suara (voice), maka suara itulah yang menjadi masukkan pada pemancar. Bila informasi-informasi diwujudkan dalam gambar, maka gambar itu yang menjadi masukkan bagi pemancar. Dalam sistem telekomunikasi, informasi diubah menjadi pesan. Keluaran atau output dari pemancar harus berupa isyarat atau sinyal listrik. Karena itu pada bagian pemancar ada prinsip pengubahan sinyal. Pengubahan yang sering digunakan bergantung kepada masukkan sinyalnya. Apabila sinyal berbentuk analog, maka prinsip modulasi harus ada pada pemancar. Apabila sinyal berbentuk digital, maka prinsip encoding atau pengkodean harus ada pada pemancar. Dengan demikian alat yang ada pada pemancar salah satunya adalah modulator (untuk sinyal analog) dan encoding (untuk sinyal digital). Prinsip yang berkebalikkan atau komplemen dengan pemancar tentu harus ada pada bagian penerima. Oleh karena itu bagian penerima selalu ada rangkaian sinyal analog) dan decoding (untuk sinyal digital). Pemancaran sinyal listrik yang telah diubah tadi dilewatkan melalui suatu media transmisi. yang disebut demodulator(untuk



Seringkali terjadi dalam pemancaran sinyal



Gambar 3.1. Blok diagram sistem telekomunikasi



termodulasi atau sinyal yang telah terkodekan sinyal mengalami perubahan bentuk. Hal ini dimungkinkan karena selama proses yang berlangsung sinyal mengalami gangguan. Gangguan bisa terjadi pada perangkat sistemnya atau pada media transmisi yang dilaluinya. Gangguan yang dari Gangguan dalam sistem telekomunika si dikategorikan menjadi tigaberasal macam, yaitu: perangkat sistem • Derau (noise) : berupa tambahan sinyal yang muncul secara acakbiasanya disebut menumpang pada sinyal aslinya. sebagai gangguan • Interferensi : gangguan pada sinyal asli sebagai akibat adanya internal, freknsi lain yang besarnya hampir berdekatan. sedangkan yang • Distorsi : adanya kecacatan sinyal karena sistem tidak bekerja berasal dari luar sistem atau berasal dari medianya disebut sebagai gangguan eksternal. Gangguan-gangguan pada sinyal tersebut dikategorikan menjadi tiga yaitu derau atau noise, interferensi dan distorsi. Gambar 3.1. menunjukkan blok diagram sistem telekomunikasi pada umumnya. Dalam gambar tidak dinampakkan secara rinci prinsip modulasi dan encoding. sebagaimana mestinya.



3.1.2. Komunikasi Model Awal Jauh sebelum bentuk komunikasi atau telekomunikasi yang dapat kita saksikan seperti sekarang ini, sebenarnya pada masa silam sudah dikenal caracara menyampaikan ”pesan”. Sesuai dengan jamannya pesan disampaikan untuk memberi tahu atau memberikan pemahanan dari satu orang kepada orang yang lain. Media untuk menyampaikan pesanpun juga beragam. Berikut ini sedikit dikutipkan tahap-tahap perkembangan telekomunikasi.



BAGIAN 4 PROPAGASI GELOMBANG RADIO 4.1.



Prinsip Umum Propagasi gelombang radio atau gelombang elektromagnetik pada umumnya dipengaruhi oleh banyak faktor dalam bentuk yang sangat kompleks. Di antara sekian banyak pengaruh adalah adanya kondisi yang sangat bergantung pada keadaan cuaca dan fenomena luar angkasa yang tidak menentu. Dengan melihat kondisi yang demikan, maka sangat sulit diper-kirakan sebaran radiasi medan elektromagenitik secara pasti dari suatu jarak terhadap kedudukan suatu pemancar. Namun, hal itu masih memungkinkan untuk mempropagasikan gelombang tetapi kita harus memperhatikan setiap pengamatan cuaca yang disampaikan oleh lembaga meteorologi dan geofisika.



Makna inti dari propagasi suatu gelombang radio adalah menyebarkan (transmisi) gelombang elektromagnitik di udara bebas. Oleh karena itu kualitas hasil penerimaan sinyal sedikit maupun banyak juga dipengaruhi oleh kejadian-kejadian di luar angkasa. Cuaca yang sangat baik tentu akan sangat membantu dalam menaikkan kualitas sinyal yang dapat ditangkap oleh antena penerima.



4.2.



Propagasi Ruang Bebas



Seperti kita ketahui bahwa permukaan bumi dapat mengubah propagasi suatu gelombang, dengan demikian kondisi yang ideal dari ruang bebas di mana gelombang elektromagnetik dipancarkan dapat kita asumsikan. Dengan kita anggap bahwa daya sebesar P watt diradiasikan atau dipan-carkan dari suatu antena pemancar di udara bebas ke segala penjuru dalam bentuk yang seragam. Pada jarak yang sangat jauh, medan gelombang yang teradiasikan Bagian 4 : Propagasi gelombang radio dapat dianggap menjadi gelombang datar yang mempunyai kuat medan listrik (E). Besarnya kuat medan itu dirumuskan sebagai berikut : = (30P)1/ /meter E d



2



volt



d adalah jarak terhadap suatu pemancar. Bagimana rumus itu berubah bila kita anggap P mempunyai nilai sebesar 1 kilo Watt ?



BAGIAN 6 ANTENA TELEKOMUNIKASI digunakan.



Hal



yang



penting



Gambar 6.1. Komunikasi menggunakan antena



6.1.



Pendahuluan Dalam sejarah komunikasi, perkembangan teknik informasi tanpa menggunakan kabel ditetapkan dengan nama “Antena”. Antena berasal dari bahasa latin ”Antena” yang berarti tiang kapal layar”. Dalam pengertian sederhana kata latin ini berarti juga ”penyentuh atau peraba” sehingga kalau dihubungkan dengan teknik komunikasi berarti bahwa antena mempunyai tugas menyelusuri jejak gelombang elektromagnetik, hal ini jika antena berfungsi sebagai penerima. Sedangkan jika sebagai pemancar maka tugas antena tersebut adalah menghasilkan sinyal gelombang elektromagnetik. Antena dapat juga didefinisikan sebagai sebuah atau sekelompok konduktor yang digunakan untuk memancarkan atau meneruskan gelombang elektromagnetik menuju ruang bebas atau menangkap gelombang elektromegnetik dari ruang bebas. Energi listrik dari pemancar dikonversi menjadi gelombang elektromagnetik dan oleh sebuah antena yang kemudian gelombang tersebut dipancarkan menuju udara bebas. Pada penerima akhir gelombang elektromagnetik dikonversi menjadi energi listrik dengan menggunakan antena. Sinyal gelombang radiasi elektromagnetik yang berasal dari antena terdiri dari dua komponen yaitu medan listrik dan medan magnetik. Energi total tersebut dipancarkan dalam bentuk gelombang yang hampir konstan ke udara bebas dan ada beberapa yang terserap oleh tanah. Namun demikian gelombang tersebut dipancarkan ke segala arah, hal ini disebabkan oleh jumlah energi yang dipancarkan berkurang kekuatannya sebagai akibat dari jarak yang semakin jauh dari sumbernya. Rancangan sebuah antena sangat penting dalam sebuah stasiun pemancar. Hal ini dikarenakan antena harus melakukan kerja memancarkan gelombang secara efisien sehingga catu daya sebagai sumber tenaga pemancar tidak menjadi sampah tetapi benar-benar menjadi energi gelombang radio. Pemancar yang efisien harus menggunakan antena yang mempunyai ukuran pasti yang ditentukan oleh besar frekuensi pancarnya. Secara phisik ukuran sebuah antena harus proporsional dengan panjang gelombang. Semakin tinggi frekuensi yang digunakan maka akan semakin kecil ukuran antena yang dalam antena adalah bahwa antena pemancar dibagi menjadi dua klasifikasi dasar yaitu: Antena Hertz (half-wave) dan Antena Marconi (quarter-wave). Antena hertz biasanya dipasang sepanjang dengan ground dan diposisikan untuk memancarkan gelombang vertikal ataupun horisontal. Antena marconi (quarterwave) dioperasikan dengan sebuah akhir yang ditanahkan dan disambung secara tegak lurus menuju tanah atau permukaan yang berfungsi sebagai ground. Antena hertz biasanya digunakan untuk operasi frekuensi sebesar 2MHz atau diatasnya, sedangkan antena marconi digunakan untuk operasi frekuensi di bawah 2 MHz. Antena yang digunakan dalam berkomunikasi harus memiliki sifat-sifat antena yang ideal supaya mendapatkan hasil komunikasi yang baik, walaupun hal ini tidak pernah terjadi. Sifatsifat antena yang ideal antara lain: 1. Menerima secara efisien sinyal-sinyal yang diinginkan tanpa memindah band. 2. Secara normal mempunyai sifat omnidirectional, baik untuk gelombang panjang



3. 4. 5. 6. 7.



maupun pendek. Antena directional dibutuhkan untuk gelombang VHF/UHF maupun gelombang mikro. Mempunyai perubahan resistensi dan reaktansi yang kecil terhadap perubahan frekuensi sinyal. Efek pemudaran (fading) seminimal mungkin, baik untuk gelombang panjang, medium maupun gelombang pendek. Efek interferensi dari instalasi listrik dalam rumah sekecil mungkin. Harus tahan karat atau kerusakan terhadap cuaca dan juga mudah pemasangannya Antena harus murah dan baik dipandang.



penerima



maupun



Antena, baik antena mempunyai simbol seperti di gambar 6.2.



pemancar



Gambar 6.2. Simbol Antena



BAB III PENUTUP



KEKURANGAN DAN KELEBIHAN



Dari kedua buku ini kami menemukan perbedaan yang signifikan yau dalam isi buku. Yang mana pada buku pertama kami mendapati rumus-rumus dan penjelasan yang sangat terperinci dan buku ini memang cocok untuk yang sudah beginer karena pembahasan yang sangat mendalam. Sedangkan dari buku yang kedua kami mendapati isi yang sangat bagus untuk pemula dalam penjelasan maupun pemahaman.wajar saja karena buku ini di peruntukkan untuk anak sekolah dimana penjelasan yang ringan dan di perkokoh dengan gambar-gambar yang memancing imajinasi agar memahami dan sejalan dengan buku ajar yang mempelajari ilmu yang rumit ini.menurut kami ibu ini sangat bagus karena penjelasan yang ringkas dan mudah dipahami,cocok untuk para pemula



BAB IV PENUTUP KESIMPULAN  Dari uraian pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa: 1. Komunikasi adalah proses pertukaran informasi antar individu melalui sistem simbol bersama. Telekomunikasi berarti proses komunikasi yang dilakukan melalui jarak jauh (tele=jarak jauh). Telekomunikasi mengandung pengertian ilmu, teknologi dan caracara atau prosedur pemindahan atau penyebaran informasi berupa sinyal listrik melalui suatu media transmisi dalam jarak jauh. Informasi yang dapat



dipertukarkan adalah data, suara, grafik, sinyal video dan atau audio. Media transmisipun juga banyak jenisnya, yang sering dipakai di antaranya kabel koaksial, serat optik, frekuensi radio, inframerah dan sebaginya. 2. Proses telekomunikasi hampir selalu melibatkan pemancaran gelombang elektromagnetik melaui sebuah pesawat pemancar. Penggunaan berbagai macam piranti untuk membantu proses komunikasi banyak ragamnya. Contohnya yang sudah sangat akarab dengan kita adalah televisi, radio, telepon. 3. Standarisasi sistem telekomunikasi dilakukan oleh lembaga yang secara khusus menangani masalah-masalah yang terkait dengan telekomunikasi. Pada dasarnya adanya standar tersebut adalah untuk mengatur sistem telekomunikasi baik yang menyangkut penggunaan frekuensi, alokasi (pengaturan tempat), kanal dan sebagainya. Pengaturan itu dimuat dalam bentuk perundangundangan. Contohnya kalau di Indonesia adalah Undang-undang Telekomunikasi nomor 36 tahun 1999 yang telah disahkan oleh pemerintah Indonesia pada tanggal 8 September 1999. 4. Dalam undang-undang tersebut yang diatur di antaranya adalah tentang penyelenggaraan telekomunikasi, perizinan, perangkat teleko-munikasi, spektrum frekuensi radio dan orbit satelit serta pengamanan telekomunikasi dan sebagainya. Lebih lanjut yang mengatur pertelekomunikasian di Indonesia dilakukan oleh Kementerian Komunikasi dan Informasi. Saran Untuk buku pertama sebaiknya menjelaskan simbol-simbol yang kurang jelas,dimana disetiap rumus diterakan ketangan dari simbol rumus tersebut dan menyertakan contoh soal yang mudah untuk dipahami dan di mengerti Untuk buku kedua saya sarankan agar mengedit lagi tata letak tulisan agar mempermudah para pemula membacanya dan sisanya menurut kami bagus dimana disetiap rumus ada keterangannya.