Cermin Toxic Friend (CS) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

*Format* Nama : Silvia Novitasari Napen : SilNov Judul : Toxic Friend Isi : Setiap hari selalu seperti ini. Dia seperti parasit di dalam hidupku. Bagaimana tidak, dia hanya bisa menyusahkanku saja. Aku ingin pergi dari persahabatan yang seperti toxic ini. "Ayolah Tara, kita 'kan udah sahabatan sejak kecil. Masa lo gak mau nolongin gue, sih?" pinta Tami sembari mengguncang bahuku pelan. "Tami, aku mohon kali ini saja kamu kerjakan PR-mu sendiri, sejak kecil hingga sekarang kamu tidak pernah mengerjakan tugasmu sendiri, selalu aku yang kamu andalkan." cetusku kepadanya. "Oh, jadi sekarang lo mulai perhitungan sama sahabat lo sendiri, gitu?" Tami mendelik ke arahku. "Bukan begitu, tapi kamu sudah besar sekarang, jadi bertingkahlah sedikit dewasa. Bagaimana kamu akan mandiri jika semua tugasmu aku yang mengerjakannya." Sekarang aku harus sedikit tegas terhadapnya, agar ia mengerti jika selama ini dia telah berlaku tidak adil padaku. "Lo itu harusnya nurutin semua kemauan gue karena cuma gue yang mau sahabatan sama cewek cupu kayak lo." Selalu begitu balasannya jika aku menolak perintahnya. Aku sudah muak dengan sikap Tami yang selalu sewenang-wenang terhadapku. Setiap hari aku harus mengerjakan tugas sekolahnya. Bukan hanya itu saja, ia juga suka memerintahkanku seakan-akan aku ini adalah babu-nya. "Baiklah, sekarang kamu tidak perlu berteman lagi denganku. Aku harap setelah ini kamu tidak menghubungiku lagi untuk menyuruh semua kemauan kamu," tegasku seraya melangkah membelakanginya. "No, Tara. Maksud gue bukan gitu. Emm, kalo lo pergi terus siapa yang bisa menuhin semua kebutuhan gue? Maafin gue yah. Lo mau kan sahabatan lagi sama gue? Kita kan udah sahabatan sejak kecil." Tami tidak akan pernah bisa berubah jika aku terus memaafkannya, kejadian ini akan terus berlanjut sampai ia bisa mandiri. "Maaf, Tami. Kali ini aku gak bisa maafin kamu. Aku mau kamu mandiri dan tidak menggantungkan hidup kamu kepada orang lain," balasku masih membelakanginya, "Aku bisa saja memaafkanmu tapi kamu akan melakukan kesalahan yang sama. Kamu akan terus mementingkan diri kamu sendiri, tidak pernah jujur padaku, tidak pernah peduli sama



penderitaanku, dan kamu akan selalu menghinaku jika aku tidak mematuhi perintah darimu. Aku hanya ingin keluar dari persahabatan toxic ini, semoga kamu mengerti." Aku sudah memutuskan untuk menjauhi toxic people seperti Tami. Persahabatan tidak sehat ini hanya akan menyengsarakanku saja. Aku selalu berdo'a agar Tami bisa lebih mandiri lagi setelah aku meninggalkannya.