CJR Filsafat Penddidikan (Willyowen) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

CRITICAL JOURNAL RIEVIEW MK FILSAFAT PENDIDIKAN PRODI S1………………….



SKOR NILAI



NAMA



: Willy Owen Nicholas Sihombing



NIM



: 6211121001



DOSEN PENGAMPU



: Apiek Gandamana, S. Pd., M. Pd.



MATA KULIAH



: Filsafat Pendidikan



JURUSAN PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2021



EXCECUTIVE SUMMARY



Mata kuliah ini mengkaji tentang keberadaan dan hakekat diri manusia sebagai makhluk alamiah dan sosial, kebutuhan dan pola hubungan antar manusia sebagai insan pendidikan (homo educandum), arti filsafat dan makna pendidikan, pendekatan filsafat dalam pendidikan, pandangan esensialisme dalam pendidikan, pandangan pherenialisme dalam



pendidikan,



teori



pengetahuan



dan



nilai,



pengembangan nilai untuk pendidikan manusia seutuhnya, pendidikan sebagai pelestarian nilai dan perubahan sosial, pendidikan sebagai hak dan kewajiban semua warga negara peningkatan kesempatan dan mutu pendidikan yang adil bagi semua warga negara, pendidikan individu dan pendidikan masyarakat, problematikan dalam reformasi dan konsepsi pendidikan indonesia masa depan. Melalui perkuliahan ini, mahasiswa diharapkan mampu memahami konsep filsafat pendidikan sehingga di masa yang akan datang mahasiswa akan mampu melaksanakan proses pendidikan sejalan dengan landasan filsafat pendidikan. Keterampilan berbahasa mencakup empat segi, yaitu keterampilan mengkritik, keterampilan memberi saran, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis, keempat – empatnya merupakan catur tunggal. Sadar atau tidak sadar keterampilan mengkritik ini tidak begitu mendapat perhatian pada buku buku makalah serta karangan lain nya selama ini kita hanya membaca tanpa mengetahui bagimana kalimat kalimat dan kosa kata yang digunakan. Tetapi walaupun begitu menyatakan bahwa pada umumnya kita menggunakan waktu buat menyimak tiga kali sebanyak waktu untuk membaca, sedikit sekali perhatian diberikan untuk melatih orang menyimak.



KATA PENGANTAR



Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah senantiasa memberkati dalam menyelesaikan Critical Journal Review (CJR), adapun tugas ini dikerjakan untuk memenuhi mata kuliah FILSAFAT PENDIDIKAN. Semoga dengan terselesaikannya tugas ini saya dapat mengetahui arti berfisafat sebenarnya. Saya telah menyusun CJR ini dengan sebaik-baiknya tetapi mungkin masih ada kekurangan-kekurangan untuk mencapai kesempurnaan. Saya selaku penulis menerima berbagai kritik yang sifatnya membangun agar CJR ini menjadi lebih baik lagi. Tugas Critical Journal Review ini disusun dengan harapan dapat menambah pengetahuan dan wawasan kita. Selanjutnya, saya berharap semoga CJR ini bisa memberikan manfaat serta menambah wawasan bagi para pembaca. Semoga CJR ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan dan kata-kata yang kurang berkenan.



Medan, 23 September 2021



Penulis



EXCECUTIVE SUMMARY........................................................................................... KATA PENGHANTAR ................................................................................................ DAFTAR ISI.................................................................................................................... BAB I : PENDAHULUAN............................................................................................. A. Rasionalisasi CJR................................................................................................ B. Tujuan CJR........................................................................................................... C. Manfaat CJR........................................................................................................ D. Identitas............................................................................................................... BAB II : RINGKASAN ISI ARTIKEL........................................................................... A. Pendahuluan....................................................................................................... BAB III : PEMBAHSAN / ANALISIS........................................................................... A. Pembahsan Isi Journal....................................................................................... B. Kelebihan & kekurangan................................................................................... BAB IV : PENUTUP....................................................................................................... A. Kesimpulan......................................................................................................... B. Rekomendasi....................................................................................................... DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................



BAB I PENDAHULUAN



A. Rasionalisasi CJR Dalam pembuatan CJR (Critical Journal Review) keterampilan para mahasiswa akan diuji dalam membaca, menganalisis, dan mengkritik sebuah buku. Terkadang kita bingung memilih buku referensi untuk kita baca dan pahami, terkadang kita hanya memilih satu buku untuk dibaca tetapi hasilnya masih belum memuaskan misalnya dari segi analisis bahasa dan pembahasan, oleh karena itu penulis membuat CJR filsafat pendidikan ini untuk mempermudah pembaca dalam memilih buku referensi terkhusus pada pokok bahasa tentang hakikat filsafat Pendidikan. B. Tujuan CJR Mengetahui kelemahan dan kekurangan buku Filsafat Pendidikan. Menkritisi sebuah buku tentang hakikat filsafat pendidikan, yang dikritik dalam buku tersebut yaitu kelengkapan pembahasannya, keterkaitan antara babnya. C. Manfaat CJR Manfaat yang dapat kita simpulkan pada hal diatas ialah: 1. Menambah wawasan pengetahuan tentang hakikat filsafat pendidikan, pengertian filsafat secara etimologi, dan pengertian filsafat secara terminologi. 2. Mempermudah pembaca mendapatkan inti dari sebuah buku yang telah di lengkapi dengan ringkasan buku, pembahasan isi buku, serta kekurangan dan kelebihan buku tersebut. 3. Melatih siswa merumuskan serta mengambil kesimpulan-kesimpulan atas buku-buku yang dianalisis tersebut.



D. Identitas Artikel dan Jurnal yang di Review Jurnal Utama 1. Judul Artikel



: Refleksi Pendidikan Filsafat Idealisme



2. Nama Journal



: Jurnal UMT



3. Edisi terbit



: September 2019



4. Pengarang artikel



: Ali mubin



5. Penerbit



: Rausyan Fikr



6. Kota terbit



:-



7. Nomor ISSN



: 1979-0074



8. Alamat Situs



: jurnal.umt.ac.id›index.php›article›download



Jurnal Pembanding 1. Judul Artikel



: Pendidikan Islam Dalam Perspektif Filsafat



Idealisme 2. Nama Journal



: Jurnal STAINCURUP



3. Edisi terbit



: 2016



4. Pengarang artikel



: Eka Yanuarti



5. Penerbit



: BELAJEA



6. Kota terbit



:-



7. Nomor ISSN



: 2548-3390



8. Alamat Situs



: https://journal.staincurup.ac.id › index.php › belajea



› article › download



BAB II RINGKASAN ISI ARTIKEL



Pendidikan sebagai upaya untuk memanusiakan manusia melalui human resource development memerlukan wawasan yang luas, seluas aspek kehidupan manusia itu sendiri. Karenanya masalah pendidikan tidak cukup hanya didasarkan pengalaman saja, melainkan dibutuhkan suatu pemikiran mendalam, pengkajian secara ilmiah dan penelitian yang up to date. Bahkan yang tidak kalah pentingnya pendidikan juga harus dibangun diatas fondasi discourse and philosophical analysis. Pendekatan filosofis terhadap pendidikan adalah suatu pendekatan untuk memecahkan masalah-masalah pendidikan dengan menggunakan pendekatan filsafat. Sehingga pengetahuan atau teori pendidikan hasil dari pendekatan filsafat tersebut disebut dengan filsafat pendidikan. Pendidikan membutuhkan filsafat, karena masalah pendidikan tidak hanya menyangkut masalah pelaksanaan pendidikan semata yang hanya terbatas pada pengalaman, fakta-fakta yang dijangkau oleh inderawai, tetapi pendidikan juga akan berhadapan dengan faktafakta bersifat metafisik yang dalam hal ini hanya dapat dijangkau oleh ilmu filsafat. Masalah-masalah tersebut diantaranya adalah tujuan pendidikan yang bersumber dari tujuan hidup dan nilai-nilai kehidupan manusia.



Filsafat sebagai induk dari



ilmu pengetahuan (the mother of knowledge) pada dasarnya bermaksud untuk menjawab seluruh problematika yang ada maupun yang mungkin ada dalam kehidupan manusia. Masalah yang berkaitan dengan trilogi metafisika, yaitu manusia, Tuhan dan alam beserta problematikanya menjadi issu utama yang menjadi kajian filsafat.



BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS



A. Pembahasan Isi Jurnal 1. Ringkasan Isi Jurnal Utama Dalam pengertian filsafati, idealisme adalah sistem filsafat yang menekankan pentingnya keunggulan pikiran (mind), roh (soul) atau jiwa (spirit) dari pada hal-hal yang bersifat kebendaan atau material. Pandangan-pandangan umum yang disepakati oleh para filsuf idealisme, yaitu: Jiwa (soul) manusia adalah unsur yang paling penting dalam kehidupan manusia dan hakikat akhir alam semesta yang pada dasarnya adalah nonmaterial. Sebagai sebuah aliran dalam filsafat, dapat penulis nyatakan idealisme telah menjelaskan bahwa pengetahuan itu tidak lain dari pada kejadian dalam jiwa manusia, sedangkan kenyataan yang diketahui manusia itu terletak di luarnya. Sedangkan pemikiran filsafat menurut aliran idealisme adalah sebagai berikut: a. Metafisika Idealisme Metafisika adalah cabang filsafat yang mempelajari hakikat realitas (segala sesuatu yang ada) secara komprehensif. Menurut Idealisme hanya realitas spiritual, mental atau rohani yang nyata dan tidak berubah. Karena dengan hakikat realitas yang bersifat rohani, spiritual dan ideal itulah yang kekal dan abadi. Alam semesta adalah ekspresi dari sebuah kecerdasan. b. Epistemologi Idealisme Epistemologi adalah cabang filsafat yang mempelajari tentang hakikat pengetahuan. Menurut filsafat idealisme, proses mengetahui terjadi dalam pikiran, manusia memperoleh pengetahuan melalui berfikir dan intuisi (gerak hati). Beberapa filsuf percaya bahwa pengetahuan diperoleh dengan cara mengingat kembali (semua



pengetahuan adalah sesuatu yang diingat kembali). Pengetahuan yang benar hanya diperoleh melalui intuisi dan pengingatan kembali melalui proses berpikir yang terarah. c. Aksiologi Idealisme Aksiologi adalah cabang filsafat yang mempelajari tentang hakikat nilai. Para filsuf idealisme sepakat bahwa nilai bersifat mutlak dan abadi. Keabadian nilai yang dimaksud merupakan elaborasi dari dua jenis idealisme yakni: Theistik dan Pantheistik. Nilai yang abadi menurut Idealime Theistik ini bersifat transedental yaitu berada pada Tuhan. Sedangkan menurut Idealisme Pantheistik mengidentikan Tuhan dengan alam.



2. Aliran-Aliran Filsafat Idealisme dan Tokohnya Selain itu, ada beberapa aliran idealisme filosofis yang turut menorehkan pengaruhnya dalam bidang pemikiran dan pendidikan. diantaranya adalah idealisme Jerman yang ditandai oleh tiga tahap perkembangan dalam pemikiran sosok tiga filosof. Tahapan pertama adalah J. G. Fichte yang berpandangan idealisme subjektif. Tahap selanjutnya adalah F. W. J. Schelling yang berpandangan idealisme objektif. Puncak idealisme Jerman tercapai di tangan G. W. F. Hegel yang pemikirannya disebut idealisme absolut sebagai hasil sintesis dari idealisme subjektif dan objektif. a. Idealisme Subjektif Idealisme subjektif adalah aliran filsafat idealisme yang dipelopori oleh Fichte. Filsafat ini bertitik tolak pada ide manusia atau ide sendiri. Alam dan masyarakat ini tercipta dari ide manusia. Segala sesuatu yang timbul dan terjadi di alam atau di masyarakat adalah hasil atau karena ciptaan ide manusia atau idenya sendiri, atau dengan kata lain alam dan masyarakat



hanyalah sebuah pikiran dari dirinya sendiri. b. Idealisme Objektif Idealisme objektif adalah suatu aliran filsafat yang dimotori oleh Schelling. Pandangan idealismenya bertitik tolak dari ide universal, yaitu ide di luar ide manusia. Pandangan filsafat seperti ini pada dasarnya mengakui sesuatu yang bukan materi, yang ada secara abadi di luar manusia, sesuatu yang bukan materi itu ada sebelum dunia alam semesta ini ada, termasuk manusia dan segala pikiran dan perasaannya. c. Idealisme Absolut Hakikat dunia ini adalah “ide absolut”, yang berada secara absolut dan “objektif” didalam segala sesuatu dan tak terbatas pada ruang dan waktu. Ide absolut ini, dalam prosesnya menampakkan dirinya dalam wujud gejala alam, gejala masyarakat dan gejala pikiran. Sesuatu itu senantiasa berkembang dan berubah tidak ada yang abadi atau mutlak, termasuk juga kekuasaan kaum feodal.



3. Implementasi Filsafat Idealisme dalam Pendidikan Filsafat Idealisme sebagai salah satu aliran filsafat memiliki pengaruh yang besar dalam implementasi pendidikan. Filsafat idealisme sangat concern tentang keberadaan sekolah/lembaga pendidikan. Aliran inilah satu-satunya yang melakukan oposisi secara fundamental terhadap filsafat naturalisme. Pendidikan harus terus eksis sebagai lembaga untuk proses pemasyarakatan manusia sebagai bentuk dari kebutuhan spiritual dan tidak sekadar kebutuhan alam semata. Dalam pandangan Tatang Syaripudin (2008),18 implikasi filsafat idealisme dalam pendidikan dapat dirumuskan sebagai berikut:



a. Tujuan Pendidikan Tujuan utama dari pendidikan idealis adalah untuk membantu pribadi pelajar/ peserta didik untuk mencapai kebijaksanaan, yakni bersatu dengan keabsolutan. Untuk mencapai kebijaksanaan setiap manusia harus mengenal dan diperkenalkan padanya. Jadi pada dasarnya, tujuan pendidikan idealis adalah untuk berperan dalam proses konversi pada kebijaksanaan, kebenaran dan keindahan. Maka, setiap individu pelajar memiliki potensi yang menyatu dengan struktur idealnya. Pendidikan bertujuan untuk membantu dalam penyingkapan dan pengembangan potensi-potensi tersebut. b. Kurikulum Pendidikan Kurikulum yang digunakan dalam pendidikan yang beraliran idealisme harus lebih memfokuskan pada isi yang objektif. Pengalaman haruslah lebih banyak daripada



pengajaran



yang



texbook,



agar



supaya



pengetahuan



dan



pengalamannya senantiasa aktual. Kurikulum pendidikan idealisme berisikan pendidikan liberal dan pendidikan vokasional/praktis. Pendidikan liberal dimaksudkan untuk pengembangan kemampuan-kemampuan rasional dan moral



peserta



didik.



Pendidikan



vokasional



dimaksudkan



untuk



pengembangan kemampuan diri atau yang disebut dengan istilah life skill (kecakapan hidup). c. Metode Pendidikan Pola pendidikan yang diajarkan fisafat idealisme berpusat dari idealisme. Pembelajaran tidak sepenuhnya terpusat kepada peserta didik atau materi pelajaran, juga bukan masyarakat, melainkan berpusat pada idealisme. Dalam proses pembelajaran, tidak cukup mengajarkan peserta didik tentang



bagaimana berpikir, tetapi yang penting justru apa yang siswa pikirkan menjadi



kenyataan



dalam



perbuatan.



Metode



mengajar



hendaknya



mendorong siswa untuk memperluas cakrawala, mendorong bergerak reflektif, mendorong pilihan-pilihan moral pribadi, memberikan keterampilanketerampilan



yang



pengetahuan



untuk



logis,



memberikan



mengatasi



kesempatan



masalah-masalah



menggunakan



moral



dan



sosial,



meningkatkan minat terhadap konten mata pelajaran dan mendorong peserta didik untuk menerima nilai-nilai peradaban manusia.



4. Peran Pendidik Terhadap Peserta Didik Pendidik harus menghormati peserta didiknya dan memahami perannya dalam membantu mereka merealisasikan keutuhan kepribadiannya. Oleh karena itu, pendidik haruslah menerapkan nilai-nilai, mencintai peserta didik, menyenangkan dan seorang pribadi yang antusias, semangat dan penuh keikhlasan dalam mendidik.



5. Ringkasan Isi Jurnal Pembanding A. Esensi Aliran Filsafat Idealisme Filsafat Idealisme adalah sistem filsafat yang menekankan pentingnya keunggulan pikiran (mind), jiwa (spirit) atau roh (soul) dari pada hal-hal yang bersifat kebendaan atau material. Hakikat manusia adalah jiwanya, rohaninya, yakni apa yang disebut “mind”. Mind merupakan wujud yang mampu menyadari dunianya, bahkan sebagai pendorong dan penggerak semua tingkah laku manusia. a. Pikiran Idealisme ialah aliran filsafat yang menganggap atau memandang ide itu primer dan materi adalah sekundernya, dengan kata lain menganggap materi berasal dari idea atau diciptakan dari ide. Idealisme disebut dengan idea



sedangkan dunia dianggap fana tanpa adanya idea-idea yang menjadi tujuan hidup. b. Jiwa atau Roh Aliran Idealisme selain mementingkan akal (ide) juga merupakan suatu aliran yang mengagungkan jiwa. Plato bertitik tolak dari manusia yang harmonis serta adil dan dalam jiwa itu ia menggunakan pembagian jiwa atas tiga fungsi. Dalam jiwa kita terdapat suatu bagian keinginan (ephithymia), suatu bagian energy (thymos), dan suatu bagian rational (logos) sebagai puncak serta pelingkup. Jika keinginan serta energi di bawah pimpinan rasio dapat berkembang dengan semestinya, maka akan timbul manusia yang harmonis dan adil.



6. Pendidikan Islam dalam Perspektif Aliran Filsafat Idealisme Implikasi filsafat idealisme dalam pendidikan Islam, berarti membicarakan tetang berbagai aspek yang berkaitan dengan pendidikan Islam yaitu tujuan pendidikan, kurikulum, peserta didik, pendidik, materi pendidikan, metode pembelajaran dan alat pendidikan Islam yang bersandar pada pemikiran aliran filsafat idealisme yang dikemukakan oleh Plato dan AlGhazali selaku filosof muslim yang merupakan penganut aliran idealisme. a. Tujuan Pendidikan Islam Menurut Paham Idealisme Tujuan pendidikan Islam menurut aliran Idealisme adalah: (1) Tujuan mempelajari ilmu pengetahuan semata-mata untuk ilmu pengetahuan itu sendiri sebagai wujud ibadah kepada Allah, (2) Tujuan utama pendidikan Islam adalah pembentukan akhlaq karimah, (3) Tujuan pendidikan Islam adalah mengantarkan pada peserta didik mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.



b. Kedudukan Peserta Didik Menurut Aliran Idealisme Kedudukan peserta didik menurut aliran Idealisme adalah individu yang bebas dalam mengembangkan kepribadian dan kemampuan dasarnya sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuan masing-masing sesuai jenjang usianya. c. Peran Pendidik/Guru Menurut Aliran Idealisme Menurut al-Ghazali peran pendidik dalam pendidikan Islam adalah orang yang



berusaha



membimbing,



meningkatkan,



menyempurnakan,



dan



mensucikan hati sehingga menjadi dekat dengan Khaliqnya. Tugas ini didasarkan pada pandangan bahwa manusia merupakan makhluk yang mulia. Untuk itu, pendidik dalam perspektif Islam melaksanakan proses pendidikan hendaknya diarahkan pada aspek tazkiyah an-nafs. d. Kurikulum Pendidikan Islam Menurut Aliran Idealisme Kurikulum pendidikan Islaam menurut aliran idealisme harus sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan anak, yang mengutamakan pada “essential studies” kurikulum yang digunakan dalam pendidikan yang beraliran idealisme harus lebih memfokuskan pada pelatihan dan pengembangan daya jiwa yang sudah ada pada anak seperti kemampuankemampuan rasional dan moral serta kemampuan suatu kehidupan/pekerjaan. e. Materi Pembelajaran Menurut Aliran Idealisme Adapun mengenai materi pendidikan Islam, Al-Ghazali berpendapat bahwa al-Quran beserta kandungannya adalah merupakan ilmu pengetahuan. Isinya sangat bermanfaat bagi kehidupan, membersihkan jiwa, memperindah akhlak, dan mendekatkan diri kepada Allah. f. Metode Pendidikan Islam Menurut Aliran Idealisme Metode pendidikan diklasifikasikan Al-Ghazali menjadi dua bagian yaitu: Pertama, metode khusus pendidikan Agama, metode khusus pendidikan



agama ini memiliki orientasi terhadap pengetahuan aqidah. Kedua, metode khusus pendidikan akhlak. Metode pembelajaran menurut paham idealisme diantaranya metode dialektika, dialog, diskusi serta metode yang lainnya yang dapat digunakan guna mengembangkan pikiran siswa.



B. Kelemahan & Kelebihan 1. KELEMAHAN Jurnal Utama, di dalam beberapa pembahasan terlihat jelas bahwa pada jurnal ini



berpatokan



kepada



satu



orang



ahli,



yang



sebenarnya



dapat



mengembangkannya menjadi beberapa ahli karena pada jurnal utama lebih menjuru kepada secara umum bukan khusus, sehingga tidak diperlukan ahli yang khusus di dalam pembahasannya, memang terdapat beberapa para ahli juga, tetapi lebih mengunggulkan satu orang ahli. Jurnal Pembanding membahas mengenai idealisme terhadap pendidikan Islam, yang secara otomatis di dalamnya terdapat kata-kata yang mungkin saja untuk pembaca diluar beragama Islam sedikit kesulitan karena tidak adanya penjelasan lebih mengenai kata-kata yang keislamian yang dipaparkan.



2. KELEBIHAN Jurnal Utama lebih secara umum dan luas dalam membahas aliran idealisme itu sendiri serta bagaimana sebenarnya/realita idealisme terhadap pendidikan sehingga dapat menjadi salah satu aliran yang menjadi penunjang dalam pendidikan, karena di dalamnya mengajarkan bahwa semata-mata pendidikan bukan hanya soal pengetahuan tetapi juga soal spiritual (hubungan manusia



dengan pencipta-Nya) Jurnal Pembanding penyajian menurut ahli lebih spesifik dan beragam, tidak hanya berpatok pada satu ahli, serta menyajikan pembahasan yang sebenarnya fokus pada satu arah dan ada batasannya yaitu bagaimana idealisme terhadap pendidikan Islam, tetapi dalam jurnal ini juga menyisipkan idealisme secara umum yang kemudian diperkecil dalam batasan pandangan Islam.



BAB IV PENUTUP



A. Kesimpulan Dalam pengertian filsafati, idealisme adalah sistem filsafat yang menekankan pentingnya keunggulan pikiran (mind), roh (soul) atau jiwa (spirit) dari pada hal-hal yang bersifat kebendaan atau material. Pandangan-pandangan umum yang disepakati oleh para filsuf idealisme, yaitu: Jiwa (soul) manusia adalah unsur yang paling penting dalam kehidupan manusia dan hakikat akhir alam semesta yang pada dasarnya adalah nonmaterial.



Pokok pikiran filsafat Idealisme terdiri dari bahasan



metafisika, epistimologi dan aksiologi. Bahwa refleksi pendidikan filsafat idealisme dalam praktek pendidikan yakni terlaksananya proses pendidikan dengan mendasarkan



formulasi



yang



bertujuan



untuk



membentuk



karakter,



mengembangkan bakat atau kemampuan dasar, serta kebaikan sosial.



B. Rekomendasi Saran untuk kedua jurnal adalah agar lebih memperkaya pendapat para ahli, fokus boleh hanya saja ada baiknya kita tidak hanya mengunggulkan satu ahli ketika pembahasan kita dapat memuat lebih banyak sebenarnya dan arti/makna kata yang memungkinkan seseorang berteka-teki ketika membaca.



DAFTAR PUSTAKA



jurnal.umt.ac.id›index.php›article›download https://journal.staincurup.ac.id › index.php › belajea › article › download