CR PSA Azi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

REFLEKSI KASUS BLOK 3 PERAWATAN SALURAN AKAR GANDA PADA GIGI 46



Nama Mahasiswa



: Nur Azi Firman Syah



NIM



: 31101300370



Nama Dosen



: Drg. Arlina Nurhapsari , Sp.KG



BAGIAN KONSERVASI FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNISSULA 2019



1



I.



DESKRIPSI KASUS a. Identitas Pasien Nama pasien : Ervina Rahma Umur



: 24 tahun



Pekerjaan



: Ibu rumah tangga



Alamat



: Semarang



b. Pemeriksaan Subyektif Keluhan Utama Pasien datang dengan keluhan gigi bawah kanan sakit dua minggu yang lalu. Anamnesis Pasien datang dengan keluhan gigi bawah kanan belakang berlubang besar, sudah lebih dari satu tahun yang lalu. Gigi tersebut dulu pernah sakit, sakitnya hilang timbul. Sakit tersebut biasanya dirasakan saat ada makanan masuk ke dalam lubang gigi, setelah sikat gigi dan minum obat biasanya sakit hilang sendiri, kemudian diperiksakan ke dokter gigi tapi hanya di beri obat dan giginya di tambal sementara. saat ini pasien datang dengan kondisi tidak sakit gigi. c. Pemeriksaan Obyektif KU



: baik



Nadi



: 80 x/menit



TD



: 110/70 mm/Hg



RR



: 20 x/menit



BB



: 50,5 kg



Tinggi Badan : 155 cm



Temperatur



: t.d.l



2



Ekstra Oral Inspeksi



: d.t.a.k



Palpasi



: d.t.a.k



Intra Oral Terdapat karies pada oklusal gigi 46 Sondasi



: (-)



Palpasi



: (-)



Perkusi



: (-)



CE



: (-)



A: nekrosis pulpa d. Pemeriksaan Penunjang Rontgen periapical



PENATALAKSANAAN DAN KUNJUNGAN Kunjungan I a. Pre operatif Rontgen b. Open acces, ekstirpasi dan eksplorasi Pertama dilakukan open acces untuk mencari orifice dengan round bur. Preparasi dimulai dari oklusal gigi. Pertama dilakukan pembersihan



3



debris dan sisa karies gigi kemudian dilakukan preparasi untuk membuka atap pulpa dan dilakukan pencarian orifice. Kemudian dilanjutkan pelebaran bagian korona dengan menggunakan diamendo. Setelah itu dilakukan eksplorasi orifice menggunakan miller. Kemudian dilakukan ekstirpasi pulpa dengan barber broach sampai pulpa dan jaringan yang nekrosisi terangkat semua ditandai dengan tidak ada darah pada barber broach. Setelah dilakukan pengambilan pulpa dilakukan pengukuran panjang kerja saluran akar dengan meletakkan k file paling kecil (no.15) ke dalam saluran akar hingga apex kemudian dilakukan rontgen.



Gambar : eksplorasi menggunakan file kecil no.15



c. Penghitungan panjang kerja PGS = PGR X PAS - 1 mm PAR



4



Mesiobuccal : 18,5x 12,6 = 18,2 - 1 = 17 mm (17,2) 12,8 Mesiolingual : 18,3 x 11,2 = 17 – 1 = 16 mm 11,7 Distobuccal



: 18,3 x 12,5 = 18,9 – 1 = 18 mm (18,9) 12,1



d. Preparasi saluran akar dan sterilisasi -



Preparasi menggunakan teknik crowndown dengan protapper



-



Irigasi menggunakan salin dan NaOCL



-



Sterilisasi menggunakan CaOH



Setelah dilakukan panjang kerja didapatkan panjang kerja mesiobukal 17 mm, panjang kerja mesiolingual 16 mm dan panjang kerja distal 18 mm. Preparasi di mulai dari ukuran protapper SX, S1, S2, S3, F1, F2, dan jika diperlukan berakhir dengan protapper F3. Preparasi saluran akar dilakukan sambil diselingi irigasi salin dan NaOCl. Pasien dilakukan rontgen kembali untuk dilakukan trial gutap. Setalah dilakukan tryin guttap keringkan saluran akar dengan paper point, kemudian saluran akar disterilisasi dengan menggunakan CaOH. Terakhir dilakukan penutupan dengan Cavit.



5



Gambar : Trial Guttap



Kunjungan II  Pemeriksaan Subjektif : Pasien datang untuk melanjutkan perawatan pada giginya yang berlubang yang sudah ditumpat sementara. Tidak ada keluhan.  Pemeriksaan Objektif : Intra Oral : Inspeksi



: Terdapat tumpatan sementara pada gigi 46



Sondasi



: (-)



Perkusi



: (-)



Palpasi



: (-)



CE



: (-)



A: nekrosis pulpa gigi 46 pasca sterilisasi saluran akar dengan CaOH Tindakan



:



Membuka tumpatan sementara, Obturasi menggunakan



gutha percha dengan sealer endomethasone



6



Gambar : Obturasi



Kunjungan III  Pemeriksaan Subjektif : Pasien datang untuk melanjutkan perawatan pada giginya yang berlubang yang sudah di tambal sementara, tidak ada keluhan dari pasien.  Pemeriksaan Objektif : Intra Oral Inspeksi



: terdapat tumpatan sementara pada gigi 46



Sondasi



: (-)



Perkusi



: (-)



Palpasi



: (-)



CE



: (-)



7



A: nekrosis pulpa post perawatan saluran akar Tindakan



: kontrol pasca obturasi Rontgen peripikal



Gambar: Kontrol



8



II.



PERTANYAAN KRITIS 1. Apa pengertian obturasi? 2. Apa saja syarat-syarat obturasi? 3. Apa tujuan dari obturasi? 4. Sebutkan macam-macam bahan obturasi dan syarat bahan obturasi! 5. Bagaimana teknik obturasi? 6. Pengertian overfilling dan underfilling! 7. Tanda-tanda kegagalan perawatan saluran akar 8. Prognosis dari obturasi yang underfilling



III.



LANDASAN TEORI DAN REFLEKSI Obturasi saluran akar Tahapan yang dilakukan setelah preparasi saluran akar untuk menutup seluruh system saluran akar secara hermetic hingga kedap cairan (tight fluidseal). Syarat untuk melakukan pengisian saluran akar, antaralain; 



Tidak ada keluhan penderita







Tidak ada gejala klinik







Tidak ada eksudat yang berlebihan (saluran akar kering)







Tumpatan sementara baik







Hasil perbenihan negative



9



Tujuan pengisian saluran akar yaitu untuk mencegah masuknya cairan maupun kuman dari jaringan periapikal ke dalam saluran akar agar tidak terjadi infeksi ulang. Bahan pengisi yang sering digunakan pada pengisian saluran akar dibagi menjadi : 



Bahan Padat ; Guttapercha, Silver-point







Bahan Semi padat atau pasta



Contohnya ; Semen Grossman, semen kalsium hidroksida, resin epoksi, resin polivinil Amalgam Syarat bahan pengisi saluran akar -



Mudah dimasukkan ke dalam saluran akar



-



Dapat menutup saluran akar dengan rapat ke arah lateral dan apikal



-



Tidak mengerut setelah dimasukkan ke dalam saluran akar



-



Tahan kelembaban/ tidak larut dalam cairan tubuh



-



Bersifat barterisid/ menghambat pertumbuhan bakteri.



-



Bersifat radiografik.



-



Tidak menyebabkan perubahan warna pada gigi



-



Tidak mengiritasi jaringan periapikal



-



Mudah dikeluarkan dari dalam saluran akar bila diperlukan



10



Teknik pengisian saluran akar 1. Teknik Pengisian Gutta Point / Gutta Percha a) Single cone : Teknik ini dilakukan dengan memasukkan gutta point tunggal kedalam saluran akar dengan ukuran sesuai dengan diameter preparasinya. Untuk menambah adaptasi gutta point dan kerapatannya terhadap dinding saluran akar ditambahkan semen saluran akar (sealer). b) Kondensasi : Teknik ini dilakukan dengan memasukkan guttap point ke dalam saluran akar, kemudian dilakukan kondensasi atau penekanan ke arah lateral maupun ke arah vertikal. Indikasi teknik ini jika bentuk saluran akarnya oval atau tidak teratur. -



Lateral : Saluran akar diulasi semen dan guttap point



utama (#25) dimasukkan sesuai dengan panjang preparasi, kemudian ditekan dengan spreader kearah lateral. Dengan cara yang sama dimasukkan guttap point tambahan (lebih kecil dari spreader) hingga seluruh saluran akar terisi sempurna. -



Vertikal : Saluran akar diulasi semen dan guttap point



utama dimasukkan sesuai dengan panjang preparasi, kemudian guttap point dipanaskan ditekan dengan plugger kearah vertical kebawah. Dengan cara yang sama Guttappercha tambahan (dibuat seperti bola) dimasukkan dan ditekan hingga seluruh saluran akar terisi sempurna.



11



c) Kloropercha / eucapercha : Teknik ini dilakukan dengan melunakkan ujung guttap point utama dengan kloroform atau eucalyptol dan dimasukkan ke dalam saluran akar hingga guttap point akan berubah bentuk sesuai dengan saluran akarnya terutama daerah apikal. Kon dikeluarkan lagi untuk menguapkan bahan pelarutnya. Setelah saluran akar diulasi semen guttap point dimasukkan kedalam saluran akar dan ditekan hingga seluruh saluran akar terisi sempurna. d) Termokompaksi : Teknik ini dilakukan dengan menggunakan alat McSpadden Compactor atau Engine Pluggerya itu alat yang mirip file tipe H (Hedstrom). Akibat putaran dan gesekan dengan dinding saluran akar mampu melunakkan guttap point dan mendorong ke arah apikal e) Termoplastis : Teknik ini dilakukan dengan menggunakan alat Ultrafil atau Obtura, yaitu alat yang bentuknya mirip pistol dan mampu melunakkan guttap point serta mendorong ke dalam sakuran akar ke arah apikal



Panjang obturasi Idealnya, material obturasi harus sesuai dengan panjang kerja tidak sampai keluar dari saluran akar dan tidak lebih pendek dari panjang kerja 1.



Obturasi berlebih (overfilling)



Overfilling terjadi sebagai hasil dari inflamasi apikal dan pembentukan apeks yang tidak lengkap atau instrumentasi yang melewati foramen, hal terjadi



12



karena pengukuran panjang kerja yang tidak akurat yang mengakibatkan sulit terhentinya



bahan



instrumentation



obturasi



sering



sehingga



mendahului



mengarah



overfilling,



overfilling.



sejumlah



studi



Over klinis



menunjukkan bahwa overfilling memiliki prognosis negatif pada perawatan endodontik. Pengisian bahan yang berlebih bertindak sebagai benda asing yang dapat mengiritasi jaringan periradikuler. Tidak semua overfilling mengalami kegagalan, karena rata- rata 76 % gigi yang overfilling memuaskan karena tidak menunjukkan tanda dan gejalasetelah perawatan endodontik. Sealer saluran akar bersifat sitotoksik dan iritan terhadap jaringan periradikuler. Gutaperca bertindak sebagai benda asing tapi itu lebih biokompatibel dengan jaringan



periradikuler



daripada



semen



saluran



akar.



Penelitian



lain



menyebutkan bahwa pengisian bahan yang berlebih dapat merangsang inflamasi jaringan periradikuler atau nekrosis ligamen periodontal.pengisian akar yang berlebih bukanlah penyebab langsung gagal pengobatan sebaliknya, kegagalan pengobatan disebabkan oleh infeksi persisten saluran akar atau olehreinfection di daerah apikal yang dihasilkan dari overinstrumentasi. Penelitian lain mengatakan bahwa overfilling 1 mm pada bagian apeks pada kasus lesi periapikal mengalami penyembuhan.



2.



Obturasi terlalu pendek (underfilling)



Underfilling atau tidak lengkap mengisi saluran akar (lebih dari 2 milimeter pendek radiografi apex) sering terjadi sebagai hasil dari tidak lengkap instrumentasi atau birai pembentukan saluran akar selama instrumentasi



13



mekanis. Hal ini disebabkan karena pengukuran panjang kerja yang tidak akurat dan tidak memadainya irigasi selama preparasi sehingga terjadi akumulasi debridement pada saluran akar sehingga terjadi penyumbatan. Preparasi atau obturasi yang tidak mencapai panjang kerja akan menyisakan iritan atau sisa-sisa yang berpotensi menjadi iritan di daerah apeks saluran akar yang lama kelamaan bisa timbul inflamasi di periapeks tergantung volume iritannya dengan sistem imun tubuh. Pembentukan ledge disebabkan karena: 



Tidak memadainya akses kearah apikal







Tidak memadainya irigasi saat preparasi







Pembesaran yang berlebihan pada saluran akar yang melengkung







Adanya debris pada apikal







Saat preparasi file tidak berurutan (melompat-lompat)



Banyak penelitian telah menunjukkan prognosis yang lebih buruk untuk gigi dengan underfillings (68% tingkat keberhasilan), pengisian sesuai panjang kerja (94% tingkat keberhasilan) dan overfillings (76% tingkat keberhasilan). Underfilled tidak mempunyai efek langsung pada perawatan endodontik, hal tersebut dikarenakan jaringan nekrotik tidak terambil selama instrumentasidan infeksi bakteri dalam saluran akar atau jaringan periradicular mungkin menjadi penyebab kegagalan perawatan endodontik pada underfilled. Penelitian lain mengatakan kekurangan pengisian 1 mm menyebabkan kegagalan 14% Namun, jika kanal yang terisi tidak mengandung iritasi seperti bakteri atau



14



terkontaminasi jaringan nekrotik underfilling dengan sendirinya tidak akan menyebabkan peradangan periradicular.



Tanda-tanda yang mungkin menyebabkan kegagalan saluran akar Penentuan berhasil atau tidaknya suatu perawatan diambil dari pemeriksaan klinis dan radiografis dan histologis (mikroskopis). Hanya temuan klinis dan radiografis yang dapat dievaluasi dengan mudah oleh dokter gigi, pemeriksaan histologist pada umumnya digunakan sebagai alat penelitian. 1) Tanda-tanda Kegagalan secara Klinis Kegagalan perawatan saluran akar yang dilihat secara klinis yang lazim dinilai adalah tanda gejala klinis, yaitu : a. Rasa nyeri baik secara spontan maupun bila kena rangsang. b. Perkusi dan tekanan terasapeka. c. Palpasi mukosa sekitar gigi terasa peka. d. Pembengkakan pada mukosa sekitar gigi dan nyeri bila ditekan. e. Adanya fistula pada daerah apikal.



2) Tanda-tanda Kegagalan secara Radiografis Tanda-tanda kegagalan perawatan saluran akar secara radiografis adalah adanya : a. Perluasan daerah radiolusen di dalam ruang pulpa (internal resorption). b. Pelebaran jaringan periodontium. c. Perluasan gambaran radiolusen di daerah periapikal.



15



3) Tanda-tanda Kegagalan secara Histologis (Mikroskopis) Pemeriksaan histologist rutin jaringan periapikal pasien jarangdilakukan. Tanda-tanda kegagalan secara histologist adalah : a. Adanya sel-sel radang akut dan kronik di dalam jaringan pulpa dan periapikal. b. Ada mikroabses. c. Jaringan pulpa mengalami degenerative sampai nekrotik.



Prognosis Pengisian Saluran Akar (Obturasi) yang underfilling 1. Buruk apabila jaringan nekrotik tidak terambil selama instrumentasi dan terdapat infeksi bakteri dalam saluran akar sehingga terjadi peradangan periapikal sehingga harus retreatment 2. Baik apabila saat obturasi terjadi underfilling dimana kanal atau saluran akar tidak terisi iritasi bakteri atau kontaminasi jaringan nekrotik, maka tidak akan terjadi peradangan periapikal



16



Refleksi Kasus Pada kasus ini terjadi kesalahan underfilling saat melakukan pengisian saluran akar. Ideal panjang obturasi mesiobukal adalah (17) mm, panjang kerja mesiolingual (16) mm tetapi operator hanya mengisi saluran akar sebesar 15,5 mm dan 14,5mm (kekurangan 2 mm dari apikal), hal ini mungkin terjadi karena operator mengalami kesalahan saat melakukan preparasi dan pengisian saluran akar, ketika melakukan preparasi terdapat penyumbatan pada saluran akar dan pada saat pemotongan guttap intrument kurang panas sehingga mengakibatkan guttap sedikit terangkat yang menyebabkan guttap tidak sesuai panjang kerja. Banyak penelitian telah menunjukkan prognosis yang lebih buruk untuk gigi dengan underfillings (68% tingkat keberhasilan), pengisian sesuai panjang kerja (94% tingkat keberhasilan) dan overfillings (76% tingkat keberhasilan). Underfilling dapat menyebabkan kegagalan dalam perawatan saluran akar apabila jaringan nekrotik tidak terambil selama instrumentasi dan terdapat infeksi bakteri dalam saluran akar sehingga terjadi peradangan periapikal, tetapi bila saat obturasi terjadi underfilling dimana kanal atau saluran akar tidak terisi iritasi bakteri atau kontaminasi jaringan nekrotik, maka tidak akan terjadi peradangan periapikal. Namun sampai saat ini pasien tidak ada keluhan pasca dilakukan perawatan saluran akar.



17



IV. DAFTAR PUSTAKA



1.



Bence Richard. 1990 Cit Sundoro E. H. Buku Pedoman Endodontik Klinik. Jakarta. UniversitasIndonesia Press



2.



Walton, R. and Torabinejad, M., 1996. Principles and Practice of Endodontics. 2 nded. Philadelphia : W.B. Saunders Co. Cit Armilia, R.2006. Faktor-Faktor Penyebab Kegagalan Perawatan Saluran Akar



3.



Bakar, abu, 2010. Kedokteran Gigi Klinis.Quantum.Yogyakarta.



4.



Tarigan, Rasinta, 2006. Perawatan Pulpa Gigi. EGC. Jakarta.



18