13 0 88 KB
Critical Journal report Seni Krya Dosen Pengampu : Dra. NurhayatiTanjung, M.Pd
Disusun Oleh : Nama : Kristin R Sianturi NIM : 5203343022 Kelas : C
PRODI TATA BUSANA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2021
KATA PENGANTAR Puji dan syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas berkat, rahmat, dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas Critical Journal Review ini tepat waktu. Adapun tujuan dari penulisan CJR ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Seni Krya yang di bimbing oleh Ibu Dra.Nurhayati Tanjung. Selain itu, CJR ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.nPenulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dra.Nurhayati Tanjung. yang telah bersedia membimbing dan mengerahkan penulis dalam penyusunan tugas ini. Penulis menyadari bahwa Critical Journal Review ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi penyempurnaan tugas ini.
Medan, November 2021
Kristin Sianturi
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Seni kriya sebagai bagian yang tumbuh dan berkembang Bersama kehidupan masyarakat mempunyai andil besar dalam menopang perekonomian. Hasil yang diperoleh umumnya sangat besar sehingga dapat menumbuhkan perekonomian di daerah-daerah tertentu. Kekayaan seni dan budaya dari berbagai etnis di Indonesia tersebar pada ribuan pulau yang merupakan sumber ide yang tidak akan pernah habis untuk digali dan apabila dimunculkan dalam benda-benda seni dan kriya sehingga akan tercipta beragam jenis yang berbeda. Keterampilan mengolah berbagai bahan dengan teknik pembuatannya telah ditunjukkan oleh nenek moyang kita sejak jaman prasejarah, kemudian berkembang dengan masuknya pengaruh kebudayaan Dongson (China), India,Islam, dan Eropa yang menempati wilayah yang sangat luas di Indonesia. Adanya transmisi ini telah membentuk kelompok masyarakat maupun individu dengan keahlian dan keterampilan dalam membuat benda-benda seni, di antaranya seni kriya dengan berbagai coraknya. Keterampilan tersebut terus berkembang dan ditransmisikan dari generasi ke generasi sehingga adanya perubahan fungsi untuk keperluan sehari-hari sebagai seni terapan, untuk upacara, dan berbagai fungsi lainnya, sampai berkembang menjadi industri kreatif pada masa kini. B.
Tujuan Penulisan CJR
Alasan dibuatnya CJR ini adalah sebagai salah satu persyaratan penyelesaian tugas kuliah, khususnya mata kuliah Seni krya , serta untuk menambah wawasan yang luas akan pengetahuan khususnya di bagian metode dalam peneltian. Meningkatkan daya kritis serta menguatkan materi tentang Seni krya. C.
Manfaat CJR
1.
Dapat menambah wawasan yang luas, khususnya tentang materi Seni krya
2.
Penulis dapat lebih berpikir kritis lebih dari yang ia tahu.
3. Pembaca dapat mengetahui bahwa ada kekurangan dan kelebihan dari jurnal yang di kritisi oleh penulis
BAB II PEMBAHASAN
A. Identitas Jurnal Judul Penulis Jurnal ISSN Penerbit Tahun terbit Kota terbit Reviewer Vol&hal
KRIYA SENI, KELAHIRAN DAN Pengembangan Pembelajaran Seni Kriya EKSISTENSINYA Menggunakan Teknik Pemodelan Berbasis Pendekatan Saintifik Ahmad Bahrudin Sefmiwati, S.Sn. Ilmu pengetahuan dan karya seni Jurnal Penelitian Guru Indonesia 1412-1662 2541-3163 Juni 2011 Padang Panjang Kristin R Sianturi Kristin R Sianturi Vol 13 & hal: 1-117 Vol 1 & -
Abstrak
Kriya atau sering disebut dengan kerajinan dan dalam bahasa inggrisnya disebut
dengan nama craft, pada
mulanya diciptakan sesuai dengan kebutuhan
pada
zamannya,
sebegai
pemenuhan
yaitu
kebutuhan
religi/beribadah pada lampau, dan kriya berkembang
tidak
lagi
sebagai
pemenuhan kebutuhan religi tetapi sebagai pemenuhan kebutuhan pokok
manusia,
pada umunya memiliki
fungsi
praktis/applied
art
pada
masyarakat, maka kriya sekarang ini sudah
mencerminkan
perubahan-
perubahan dari masa lalu. Perubahan itu tidak lepas dari pengaruh berbagai aspek dari waktu ke waktu seiring dengan kemajuan zaman yang sangat cepat. Sehingga muncul dua istilah dalam kriya yaitu istilah seni kriya dan istilah kriya seni, seni kriya bersifat pada pemenuhan kehidupan sehari-hari dan memiliki fungsi praktis, sedangkan kriya seni muncul karena adanya keinginan
kriyawan
untuk
menambahkan ekspresi dalam
karya
kriyanya, sehingga lahir karya-karya kriya yang lebih menekankan pada nilai
seni
cenderung
atau
estetisnya
mengabaikan
dan nilai
fungsinya. Pendahuluan
Dewasa ini kriya berkembang seiring dengan
perkembangan
manusia,
bahkan kriya bisa melambangkan jati diri
budaya
bangsa
yang
mencerminkan pola pikir dan perilaku hidup
masyarakat pada zamannya.
Sebagai produk
budaya, kriya di
Indonesia mengalami perubahan dan perkembangan
sesuai
situasi
dan
kondisi zaman. Timbulnya penciptaan seni sekarang ini sudah mencerminkan perubahan- perubahan dari masa lalu. Perubahan itu tidak lepas dari pengaruh berbagai aspek dari waktu ke waktu seiring dengan kemajuan zaman yang sangat cepat. Menurut definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kriya adalah keahlian tertentu atau
kemampuan
skill seseorang dalam mengerjakan sesuatu dengan kemampuan tangan yang
terampil,
serta
secara
visualisasinya dibuat dengan sangat artistik dan sering kali merupakan produk yang memiliki fungsi praktis (benilai
guna).
dikategorikan
Kriya
sebagai
dapat pekerjaan
pembuatan benda-benda secara manual atau
tangan
misalnya
pekerjaan
membuat kursi, meja, almari pada kriya kayu, dan
perhiasan, kap lampu,
elemen interior pada kriya logam. Demikian juga halnya pada kriya keramik seperti pembuatan kendi, vas,
asbak, kap lampu, serta pembuatan alas meja, tas, karpet, gorden, dan semua perlengkapan pakaian pada tekstil, serta banyak lagi bahan-bahan lain yang diolah menjadi produk-produk kriya. Yang pada dasarnya untuk membuat benda benda ini di perlukan suatu keterampilan tertentu di bidang kriya. Tujuan penelitian Metode penelitian Subjek penelitian Assement data Pembahasan
Metode Penelitian Kualitatif seni kriya, kriya seni Data kuesioner Pada awalnya kriya memang dipergunakan untuk benda-benda pakai, atau yang selalu dihubungkan dengan hal-hal yang praktis dalam kehidupan manusia, namun seiring dengan perkembangan zaman seorang yang ahli dalam membuat sesuatu dengan tangan seperti membuat senjata, menenun, membuat keramik, dan lain sebagainya. Benda-benda itu dipakai bukan hanya sekedar berfungsi, tetapi dimasukan unsur-unsur keindahan (estetik). Di samping sebuah benda dapat berfungsi, pada saat yang sama diinginkan agar menyenangkan untuk dilihat, artinya manusia berfikir untuk merancang benda-benda atau alat-alat untuk fungsi tertentu juga berfikir fungsi estetik dan lain sebagainya. 1. Kriya Seni Kriya dalam hal ini seni kriya dan kriya seni merupakan cabang dari seni rupa
yang berada antara desain dan seni murni yang dalam penggarapannya lebih mengutamakan craftsmanship dan menghasilkan karya kriya baik fungsional (applied art) maupun nonfungsional (fine art), Istilah kriya belum lama dipakai dalam bahasa Indonesia sehingga banyak menimbulkan pertanyaan dan kebingungan, tetapi sekaligus ternyata menimbulkan kelatahan dalam menggunakan istilah itu. Hal ini dimungkinkan sebab pengguna istilah kurang mengerti secara jelas mengenai maknanya. Istilah kriya ini sering disamakan dengan kerajinan (craft), tetapi masih banyak yang mengartikan berbeda sesuai dengan sudut pandang masing- masing. Berdasarkan hal tersebut produk kriya dapat diklasifikasikan ke dalam empat kategori, yaitu: (1) Produk kriya tradisional yang berkonteks budaya, (2) Produk kriya yang berdasarkan pada konteks agama dan kepercayaan, (3) Produk kriya yang merupakan kerajinan rakyat, dan (4) Produk kriya yang dibuat oleh seniman dan disainer. Dari keempat kategori yang berkembang tersebut masing- masing mempunyai peluang untuk mengisi kisikisi dunia industri, cinderamata dan pariwisata, maupun seni rupa modern. Jadi istilah kriya seni (craft art / craft contemporary) dapat diartikan bahwa kriya seni dalam penciptaannya lebih menitikberatkan kepada pemenuhan
akan nilai ekspresi, tidak memperdulikan lagi apakah benda tersebut masih memiliki fungsi khususnya fungsi praktis tetapi dalam proses penciptaannya tetap memakai tehnik kekriyaan (craftsmanship). 2. Kelahiran Kriya Seni Kelahiran kriya seni (craft art) atau kriya Kontemporer (craft contemporary) merupakan salah satu pengukuhan kriya seni sebagai cabang seni rupa sebagaimana halnya dengan cabang seni rupa lainnya, serta memberikan apresiasi kepada masyarakar untuk menerima kriya seni sebagai proses kreatif dan ungkapan ekspresi estetik dalam bentuk yang khas dari kriyawan sedangkan istilah kriya seni sendiri muncul mulai tahun 1991. Seperti telah ditulis oleh B Muriadi Zuhdi sebagai berikut: Seiring dengan perkembangan zaman ternyata cita-cita seni manusia ikut berkembang pula. Jika pada masa lampau manusia menciptakan karyakarya seni kriya yang didasari oleh keahlian seni untuk tujuan tertentu, maka manusia kini pun bermaksud menciptakan karya-karya seni yang sesuai dengan semangat zamannya yaitu seni yang berdiri sendiri dengan tujuan untuk kepuasan pribadi. 3. Eksistensi Kriya Seni Eksistensi kriya seni, dewasa telah mengalami perkembangan yang sangat pesat terutama pada lembaga-lembaga
Kesimpuilan
pendidikan seni, apalagi setelah dibuka kesempatan kepada peserta didik (calon kriyawan) dalam menciptakan karya kriya diberi kesempatan memilih antara seni kriya atau kriya seni, kecenderungannya mereka lebih memilih berkarya kriya seni dengan alasan lebih ekspresif tanpa harus memberi embel-embel harus berfungsi layaknya sebuah karya kriya yang harus memikirkan ergonomic, ketepatan ukuran, segmented dalam penciptaannya, dan lain-lain 11 yang harus dipenuhi dalam menciptakan karya seni kriya. Cabang seni rupa memiliki turunan seni murni dan desain dan diantaranya ada kriya yang terbagi menjadi dua seni kriya dan kriya seni, seni kriya dalam proses menciptakan lebih mengutamakan nilai fungsional (applied art), sedangkan kriya seni lebih mengutamakan ekspresi kriyawan/seniman (fine art). Kriya seni telah lahir dan berkembang terutama di lembaga tinggi seni, baik program Strata Satu (S-1) maupun Pasca Sarjana (S-2) dan merupakan keinginan para kriyawan akademisi dalam mengsikapi fenomena yang sedang berkembang pada saat ini,
dimana karya kriya tidak hanya berbentuk karya fungsional tetapi sebagai pembuktian bahwa kriya juga bisa menciptakan di masyarakat luas. Hasil pembaruan tersebut perlu disosialisasikan agar diapresiasi oleh masyarakat luas secara terus menerus, dan berkesinambungan, melalui publikasi, pameran, diskusi, seminar dan kajian ilmiah tentang kriya seni. Dengan segala kekurangan dan kelebihannya.
Abstrak
Pendahuluan
Makalah ini bertujuan untuk mendeskripsikan langkah-langkah pembelajaran seni kriya di SMP dengan menggunakan teknik pemodelan berbasis pendekatan saintifik. Makalah ini menggunakan pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif dan hasil analisis tinjauan pustaka. Adapun konsep-konsep yang digunakan dalam makalah ini meliputi: batasan pembelajaran seni, hakikat seni kriya, dan contoh penerapan teknik pemodelan berbasis pendekatan saintifik dalam pembelajaran seni budaya di SMP. Tugas dan tanggung jawab seorang guru harus memiliki kemampuan dalam mengatur suasana kelas, agar proses pembelajaran dapat berlangsung dengan baik. karena suasana kelas merupakan utama psikologis yang mempengaruhi hasil belajar, guru dalam mengelola suasana kelas sebagai
tempat yang menyenangkan bagi siswa untuk belajar. Seni Budaya dalam hal ini seni kriya merupakan mata pelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat dalam berbagai pengalaman apresiasi maupun pengalaman berkreasi untuk menghasilkan suatu produk karya seni murni dan terapan berupa benda nyata yang bermanfaat langsung bagi kehidupan siswa. Dalam mata pelajaran Seni Budaya, siswa melakukan interaksi terhadap karya seni ataubenda-benda produk kerajinan dan teknologi yang ada di lingkungan siswa,dan kemudian berkreasi menciptakan berbagai karya seni dan produk kerajinan maupun produk teknologi, secara sistematis, sehingga diperoleh pengalaman konseptual, pengalaman apresiatif dan pengalaman kreatif. Orientasi mata pelajaran Seni Budaya di SMP adalah memfasilitasi pengalaman emosi,intelektual, fisik, konsepsi, sosial, estetis, artistik dan kreativitas kepada siswa dengan melakukan aktivitas apreasiasi dan kreasi terhadap berbagai produk benda di sekitar siswa yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, mencakup antara lain; jenis, bentuk, fungsi, manfaat, tema, struktur, sifat, komposisi, bahan baku, bahan pembantu, peralatan, teknik kelebihan dan keterbatasannya. Selain itu siswa juga melakukan aktivitas memproduksi berbagai produk benda kerajinan maupun produk teknologi misalnya dengan cara meniru, mengembangkan dari benda yang sudah ada atau membuat benda
Tujuan penelitian Metode penelitian Sujek penelitian Assement data Pembahasan
yang baru. Menggunakan pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif dan hasil analisis tinjauan pustaka. 1. Batasan Seni Kriya Secara umum hasil karya seni kriya yang ada di pasaran sekarang ini memiliki beberapa fungsi, yaitu (1) sebagai dekorasi penghias ruang. Produk seni kriya ini merupakan benda yang diciptakan sebagai dekorasi atau pajangan seperti: topeng, ukiran kayu dan logam, keramik hias, miniatur dan lain sebagainya, (2) sebagai benda terapan (fungsional). Selain difungsikan sebagai elemen penghias, karya seni kriya juga memiliki fungsi praktis. Seni kriya pada dasarnya mengutamakan fungsi, sedangkan hiasan merupakan unsur pendukung. Contoh: kursi dan meja, perabot dapur dan lain sebagainya, (3) sebagai mainan, selain kedua fungsi yang ada, karya seni kriya juga memiliki fungsi sebagai benda mainan. Beberapa contoh karya seni kriya yang berfungsi sebagai benda mainan antara lain: mainan gangsing, yoyo, wayang, boneka dan lain sebagainya 2. Tujuan Seni Kriya Pada dasarnya seni kerajinan merupakan seni yang mengutamakan nilai fungsionalnya. Adapun unsur hiasan hanya pendukung, sehingga bagaimanapun fisik kerajinan tersebut, nilai fungsinya tidak hilang. Meskipun
demikian seni kerajinan mengalami perkembangan dan muncul seni kerajinan yang ditujukan bukan untuk fungsional, melainkan untuk hiasan. Bagaimanapun juga bentuk maupun tujuan penciptaan seni kerajinan tidak lepas dari pemenuh kebutuhan keindahan dalam jiwa manusia. 3. Jenis Seni Kriya Jenis karya seni kriya yang dihasilkan oleh para kriyawan memang sangat banyak. Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan karya juga semakin beragam. Pemilihan bahan material dalam pembuatan seni kriya memang sangat penting, karena material akan mendukung nilai bentuk, dan kenyamanan. Berdasarkan bahan yang digunakan, ada beberapa jenis seni kriya yang sudah banyak dihasilkan di pasaran antara lain: a. kriya tekstil merupakan kerajinan yang dibuat dari berbagai jenis kain yang dibuat dengan cara ditenun, diikat, dipres dan berbagai cara lain yang dikenal dalam pembuatan kain. Contohnya: batik, pakaian dal lain-lain, b. kriya kulit adalah kerajinan yang menggunakan bahan baku dari kulit yang sudah melalui proses tertentu. Contohnya: tas, sepatu, wayang, c. kriya kayu merupakan kerajinan yang menggunakan bahan dari kayu yang diproses dengan bantuan peralatan khusus seperti tatah ukir. Contohnya: mebel, ukiran, d. kriya logam ialah kerajinan yang menggunakan bahan logam seperti emas, perak, dan besi
Kesimpulan
e. kriya keramik adalah kerajinan yang menggunakan bahan baku dari tanah liat melalui proses pembuatan dengan teknik tertentu untuk menghasilkan benda pakai dan benda hias yang dapat dinikmati keindahannya. Contohnya: guci, vas bunga, piring dan lain-lain, f. kerajinan anyaman, kerajinan ini biasanya menggunakan bahan rotan, bambu, dll. Contohnya: dompet, keranjang, caping dan lain-lain Orientasi mata pelajaran Seni budaya adalah memfasilitasi pengalaman emosi, intelektual, fisik, konsepsi, sosial, estetis, artistik dan kreativitas kepada siswa dengan melakukan aktivitas apreasiasi dan kreasi terhadap berbagai produk benda di sekitar siswa yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, mencakup antara lain; jenis, bentuk, fungsi, manfaat, tema, struktur, sifat, komposisi, bahan baku, bahan pembantu, peralatan, teknik kelebihan dan keterbatasannya. seni kerajinan dapat disimpulkan bahwa kerajinan adalah karya cipta manusia yang berasal dari kreativitasnya dan memiliki karakteristik tertentu yang mengandung unsur rupa dan diciptakan dengan bahan, teknik dan alat tertentu. Kerajinan identik dengan penciptaan karya seni rupa dalam jumlah banyak dan mampu menjadibarang bernilai ekonomi. Selain itu, siswa juga melakukan aktivitas memproduksi berbagai produk benda kerajinan maupun produk teknologi misalnya dengan cara meniru, mengembangkan dari benda yang sudah ada atau membuat benda yang baru.
BAB III