Crs Fir-Izat Fix Banget [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Case Report Session



PERSALINAN PRETERM



Oleh : Firhod Purba



1940312102



Rayhan M Izzaturahman



1940312121



Preseptor : dr. Muslim Nur, Sp.OG (K)



BAGIAN ILMU OBSTETRI DAN GYNEKOLOGI RSUD M.ZEIN PAINAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS 2021



0



BAB 1 PENDAHLUAN



1.1 Latar Belakang Sampai saat ini mortalitas dan morbiditas neonatus pada bayi preterm/prematur masih sangat tinggi. Hal ini berkaitan dengan maturitas organ pada bayi lahir seperti paru, otak, gastrointestinal. Di negara Barat sampai 80 % dari kematian neonatus adalah akibat prematuritas, dan pada bayi yang selamat 10% mengalami permasalahan dalam jangka panjang. Beberapa faktor mempunyai andil dalam terjadinya persalinan preterm seperti faktor pada ibu, faktor janin dan plasenta, ataupun faktor lain seperti sosioekonomik.1 Persalinan preterm didefinisikan sebagai persalinan yang terjadi pada usia kehamilan kurang dari 37 minggu, dimana terjadi kontraksi uterus yang teratur yang berhubungan dengan penipisan dan dilatasi serviks. Terdapat definisi lain tentang persalinan preterm, yaitu persalinan yang terjadi antara usia kehamilan 20 dan 37 minggu dihitung dari hari pertama haid terakhir. Bayi yang lahir prematur memiliki berat badan lahir rendah dan hubungan antara umur kehamilan dengan berat badan lahir mencerminkan kecukupan pertumbuhan intra uterin.2 Angka kejadian persalinan preterm umumnya bervariasi antara 6 – 15% pada seluruh persalinan. Diperkirakan terdapat 12.870 persalinan preterm per 1000 kelahiran di seluruh dunia (9,6%), di USA kejadian persalinan pretermadalah 12 13%. di Afrika terdapat 4.047 persalinan preterm per 100 kelahiran (11,9%) di Eropa sebesar 466 per 1000 kelahiran (6,2%), di Asia 6.097 per 1000 kelhiran atau 9,1%, dan di Asia Tenggara 6.097 per 1000 kelahiran (11,1%). 2 Di Indonesia belum ada angka yang secara nasional menunjukkan kejadian persalinan preterm, namun pernah dilaporkan angka kejadian persalinan pretermdi rumah sakit di Jakarta sebesar 13,3% dan di rumah sakit di bandung sekitar 9,9% pada tahun 2001.3 Di Amerika Serikat pada tahun 2005, 28.384 bayi meninggal pada tahun pertama kehidupan mereka, kelahiran kurang bulan terkait dengan dua per tiga kematian ini. Angka kelahiran kurang bulan pernah menjadi penyumbang terbesar kematian bayi di Amerika Serikat. Berbagai jenis morbiditas terutama



1



dikarenakan sistem organ yang imatur secara signifikan meningkat pada bayi yang lahir sebelum usia kehamilan 37 minggu dibandingkan dengan bayi yang lahir aterm.2 Pendekatan obstetrik yang baik terhadap persalinan preterm akan memberikan harapan terhadap ketahanan hidup dan kualitas hidup bayi preterm. Di beberapa negara maju Angka Kematian Neonatal pada persalinan prematur menunjukkan penurunan, yang umumnya disebabkan oleh meningkatnya peranan neonatal intensive care dan akses lebih baik dari pelayanan ini. Di AmerikaSerikat bahkan menunjukkan kemajuan dramatis berkaitan dengan meningkatnya umur kehamilan, dengan 50% neonatus selamat pada persalinan usia kehamilan25 minggu, dan lebih dari 90% pada usia 28-29 minggu. Hal ini menunjukkan bahwa teknologi dapat berperan banyak dalam keberhasilan persalinan bayi preterm.2



1.2 Batasan Penulisan Penulisan Clinical Science Session ini membahas mengenai definisi hingga komplikasi persalinan preterm.



1.3 Tujuan Penulisan Tujuan penulisan ini adalah untuk menambah pengetahuan pembaca dan penulis mengenai persalinan preterm. 1.4 Metode Penulisan Penulisan makalah ini disusun berdasarkan studi kepustakaan yang merujuk pada berbagai literatur.



2



BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA



2.1 Definisi Persalinan preterm didefinisikan sebagai persalinan yang terjadi sebelum usia kehamilan 37 minggu atau kurang dari 259 hari sejak hari pertama haid terakhir.4 Partus prematurus atau persalinan prematur juga diartikan sebagai dimulainya kontraksi uterus yang teratur disertai pendataran dan atau dilatasiserviks serta turunnya bayi pada wanita hamil yang lama kehamilannya kurang dari 37 minggu (kurang dari 259 hari) dari hari pertama haid terakhir. 5 Himpunan Kedokteran Fetomaternal (POGI) di Semarang menetapkan bahwa persalinan preterm adalah persalinan yang terjadi pada usia kehamilan 22 – 37 minggu.6



2.2 Masalah Persalinan Preterm Kesulitan utama dalam persalinan preterm ialah perawatan bayi preterm, yang semakin muda usia kehamilannya semakin besar morbiditas dan mortalitas. Penelitian lain menunjukkan bahwa umur kehamilan dan berat bayi lahir saling berkaitan dengan resiko kematian perinatal. Pada kehamilan umur 32 minggu dengan berat bayi >1500 gram keberhasilan hidup sekitar 85% sedang pada umur kehamilan sama dengan berat janin 13.000/ml).



12



-



Indikator biokimia 



Fibronektin janin : peningkatan kadar fibronektin janin pada vagina, serviks dan air ketuban memberikan indikasi adanya gangguan pada hubungan antara korion dan desidua. Pada kehamilan 24 minggu atau lebih, kadar fibronektin janin 50 ng/ml atau lebih mengindikasikan risiko persalinan preterm.







Corticotropin releasing hormon (CRH) : peningkatan CRH dini atau pada trimester 2 merupakan indikator kuat untuk terjadinya persalinan preterm







Sitokin Inflamasi : seperti IL-1β, IL-6, IL-8, dan TNF-α telah diteliti sebagai mediator yang mungkin berperan dalam sintesis prostaglandin







Isoferitin plasenta : pada keadaan normal (tidak hamil) kadar isoferitin sebesar 10 U/ml. Kadarnya meningkat secara bermakna selama kehamilan dan mencapai puncak pada trimester akhir. Penurunan kadar dalam serum akan berisiko terjadinya persalinan preterm







Feritin : beberapa peneliti menyatakan ada hubungan antara peningkatan kadar feritin dan kejadian penyulit kehamilan



2.5 Penatalaksanaan Manajemen persalinan perterm meliputi:6 a. Tirah baring (bedrest) Kepentingan istirahat rebah disesuaikan dengan kebutuhan ibu, namun secara statistik tidak terbukti dapat mengurangi kejadian kurang bulan secara statistik.6 b. Hidrasi dan sedasi Hidrasi oral maupun intravena sering dilakukan untuk mencegah persalinan preterm, karena sering terjadi hipovolemik pada ibu dengan kontraksi premature, walaupun mekanisme biologisnya belum jelas. Preparat morfin dapat digunakan untuk mendapatkan efek sedasi.6



13



c. Pemberian tokolitik Tokolitik akan menghambat kontraksi myometrium dan dapat menunda persalinan. Berikut adalah alasan pemberian tokolitik pada persalinan preterm:1 a. Mencegah mortalitas dan morbiditas pada bayi prematur. b. Memberi kesempatan bagi terapi kortikosteroid untuk menstimulir surfaktan paru janin. c. Memberi kesempatan transfer intrauterin pada fasilitas yang lebih lengkap. d. Optimalisasi personel. Beberapa macam obat yang dapat digunakan sebagai tokolisis :1 a.



Nifedipin Nifedipin adalah antagonis kalsium diberikan per oral. Dosis inisial 20 mg, dilanjutkan 10-20 mg, 3-4 kali perhari, disesuaikan dengan aktivitasuterus sampai 48 jam. Dosis maksimal 60mg/hari, komplikasi yang dapat terjadi adalah sakit kepala dan hipotensi.6 Antagonis kalsium merupakan relaksan otot polos yang menghambat aktivitas uterus dengan mengurangi influks kalsium melalui kanal kalsium yang bergantung pada 19 voltase. Terdapat beberapa kelas antagonis kalsium, namun sebagian besar pengalaman klinis adalah dengan nifedipin.10 Nifedipin diabsorbsi cepat di saluran pencernaan setelah pemberialoral ataupun sublingual. Konsentrasi maksimal pada plasma umumnya dicapai setelah 15-90 menit setelah pemberian oral, dengan pemberian sublingual konsentrasi dalam plasma dicapai setelah 5 menit pemberian.10



b.



Magnesium sulfat Magnesium sulfat dipakai sebagai tokolitik yang diberikan secara parenteral. Dosis awal 4-6 gr IV diberikan dalam 20 menit, diikuti 1-4 gram per jam tergantung dari produksi urin dan kontraksi uterus. Bila terjadi efek toksik, berikan kalsium glukonas 1 gram secara IV perlahan-lahan.6 Terapi tokolitik magnesium sulfat terbukti aman dan bermanfaat terhadap janin dan ibu. Namun, perubahan tulang yang terlihat melalui rontgen terlihat pada neonatus dari pasien yang menerima infus magnesium sulfat jangka panjang (lebih dari 1 minggu). Perubahan-perubahan ini



14



termasuk abnormalitas tulang secara radiografi seperti perubahan dari tulang panjang, penipisan tulang parietal, dan mineralisasi tulang yang abnormal. Ketika magnesium sulfat digunakan dengan hati-hati sebagai obat tokolitik, efek sampingnya terhadap ibu, janin dan neonatus biasanya sedikit dan tidaklah serius atau merusak.10 c.



Beta2-sympathomimetics Saat ini sudah banyak ditinggalkan. Preparat yang biasa dipakai adalah ritodrine, terbutaline, salbutamol, isoxsuprine, fenoterol and hexoprenaline. Contoh: Ritodrin (Yutopar) Dosis: 50 mg dalam 500 ml larutan glukosa 5%. Dimulai dengan 10 tetes per menit dan dinaikkan 5 tetes setiap 10 menit sampai kontraksi uterus hilang. Infus harus dilanjutkan 12 — 48 jam setelah kontraksi hilang. Selanjutnya diberikan dosis pemeliharaan satu tablet (10 mg) setiap 8 jam setelah makan. Nadi ibu, tekanan darah dan denyut jantung janin harus dimonitor selama pengobatan.10



d.



Progesteron Progesteron dapat mencegah persalinan preterm. Injeksi alpha- hi.draxffirogesterone caproate menurunkan persalinan pretern berulang. Dosis 250 mg (1 mL) im tiap minggu sampai 37 minggu kehamilan atau sampai persalinan. Pemberian dimulai 16-21 minggu kehamilan.6



e.



COX (Cyclo-oxygenase) -2 inhibitor / Indomethacin Dosis awal 100 mg, dilanjutkan 50 rng per oral setiap 6 jam untuk 8 kali pemberian. Jika pemberian lebih dari dua hari,dapat rnenimbulkan oligohidramnion akibat penurunan renal blood flow janin. Indometasin direkomendasikan pada kehamilan >32 minggu karena dapat mempercepat penutupan ductus arteriosus.6



d. Pemberian Steroid Pemakaian kortikosteroid dapat menurunkan kejadian RDS. kematian neonatal dan perdarahan intraventrikuler. Dianjurkan pada kehamilan 24 — 34 minggu, namun dapat dipertimbangkan sampai 36 minggu.Kontra indikasi : infeksi sistemik yang berat, (tuberkulosis dan korioamnionitis). Betametason merupakan obat terpilih, diberikan secara injeksi intramuskuler dengan dosis 12



15



mg dan diulangi 24 jam kemudian. Efek optimal dapat dicapai dalam 1 - 7 hari pemberian, setelah 7 hari efeknya masih meningkat. Apabila tidak terdapat betametason, dapat diberikan deksametason dengan dosis 2 x 5 mg intramuskuler per hari selama 2 hari.6



e. Antibiotika Pemberian antibiotika pada persalinan tanpa infeksi tidak dianjurkan karena tidak dapat meningkatkan luaran persalinan. Pada ibu dengan ancaman persalinan preterm dan terdeteksi adanya vaginosis bakterial, pemberian klindamisin ( 2 x 300 mg sehari selama 7 hari) atau metronidazol ( 2 x 500 mg sehari selama 7 hari). atau eritromisin (2 x 500 mg sehari selama 7 hari) akan bermanfaat bila diberikan pada usia kehamilan minggu.6



f. Emergency cerclage Di negara maju telah dilakukan emergency cerclage pada ibu hamil dengan pembukaan dan pendataran serviks yang nyata tanpa kontraksi. Secara teknik hal ini sulit dilakukan dan berisiko untuk terjadi pecah ketuban.6



g. Perencanaan Persalinan Persalinan preterm harus dipertimbangkan kasus perkasus, dengan mengikutsertakan pendapat orang tuanya. Untuk kehamilan