12 0 1 MB
LAPORAN SEMENTARA PRAKTIKUM TEKNOLOGI FARMASI SEDIAAN SEMI PADAT DAN CAIR Disusun Oleh : Vira Haseena Sanjaya
2019210249
Dhinar Ayu Defani
2019210250
Shintia Yon Dwiningrum
2019210251
Sesilia Delviona Alodia Bolang
2019210253
Melita Hastida Rihhadatulaisy
2019210254
Ni Nengah Ayu Putri Rarassati
2019210255
Salsa Nur Amalina
2019210256
Dellia Nursyifa Rosdiana
2019210257
KELOMPOK D2
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS PANCASILA JAKARTA 2021
I. Judul Praktikum Gargarisma II.Tujuan Mengetahui cara pembuatan sediaan gargarisma dengan melihat pengaruh penambahan pelarut campur dan surfaktan terhadap kelarutan suatu zat. III. Teori Dasar Gargarisma atau obat kumur adalah sediaan berupa larutan, umumnya dalam larutan pekat yang harus diencerkan lebih dahulu sebelum digunakan, dimaksudkan untuk digunakan sebagai pencegahan atau pengobatan infeksi tenggorokan atau merupakan larutan atau cairan yang digunakan untuk membersihkan rongga mulut dengan sejumlah tujuan antara lain untuk menghilangkan bakteri, bekerja sebagai penyembuh, untuk menghilangkan bau mulut, mempunyai efek terapi dan menghilangkan infeksi. Tujuan utama gargarisma atau obat kumur yaitu agar obat yang terkandung di dalamnya dapat langsung terkena selaput lendir di tenggorokan, karena itu obat berupa minyak yang memerlukan zat pensuspensi tidak sesuai untuk dijadikan obat kumur. Gargarisma merupakan larutan yang digunakan sebagai pembersih mulut atau pengobatan penyakit dari membrane mukosa mulut. Sediaan gargarisma atau obat kumur yaitu sediaan yang mengandung zat aktif yang dapat mecegah atau membunuh bakteri pada mulut. Obat kumur, bahan kimia yang berfungsi menghambat pembentukan plak. Salah satu obat kumur yang banyak digunakan adalah chlorhexidine. Obat kumur sering digunakan untuk kontrol plak sehari-hari, khususnya bagi individu dengan kebersihan mulut yang buruk. Berkumur dengan obat kumur dapat menghilangkan bakteri rongga mulut di cela-cela gigi yang tidak terjangkau oleh sikat gigi. Chlorheksidine jenis antiseptik yang banyak digunakan oleh para ahli kesehatan gigi baik sebagai pembersih dan obat pengobatan penyakit gigi. Mekanisme kerja obat kumur yaitu berfungsi membantu membersihkan rongga mulut secara mekanis dan kimiawi.
IV. Data Performulasi Zat Aktif
Zat Aktif
Struktur
Klorheksidin (Chlorhexidine) V hlm. 690)
(Farmakope Indonesia
(Farmakope Indonesia V hlm. 690)
Rumus molekul
C22H30Cl2N10.2C2H4O2 690)
Bobot Molekul
625,55
PH
Dosis
5-7 (Handbook Of Pharmaceutical Exipients edisi VI Halaman 162) 15 ml sebanyak 2 kali sehari
Konsentrasi
0,1-2%
Pemerian
Serbuk hablur, putih; atau hamper putih.
(Farmakope Indonesia V hlm.
(Farmakope Indonesia V hlm. 690).
Kelarutan
Agar sukar larut dalam air; larut dalam etanol; sukar larut dalam gliserol dan dalam propilen glikol. (Farmakope Indonesia V hlm. 690)
Stabilitas
Bersifat higroskopis di tempat 37 derajat celcius.
Keterangan lain
Khasiat : Antiseptik, antimikroba
Penyimpanan
Dalam wadah tetutup baik, tidak tembus cahaya (Farmakope Indonesia V hlm. 690)
Zat Tambahan 1. Etanol 95%
Zat
Etanol (96%)
(Handbook Of Pharmaceutical
Exipients edisi VI, p 17)
Sinonim
Struktur
Aethanolum, Etanol, Alkohol, Etil alkohol (Handbook Of Pharmaceutical Exipients edisi VI, p 17)
(Handbook Of Pharmaceutical Exipients edisi VI, p 17)
Rumus molekul
C2H6O (Handbook Of Pharmaceutical Exipients edisi VI, p 17)
Bobot Molekul
46,07
Bobot Jenis
0,812-0,816 (Farmakope Indonesia V hlm. 400).
PH
7,33
Konsentrasi
60-90%
Pemerian
Kelarutan
Cairan mudah menguap, jernih, tidak berwarna, bau khas dan menyebabkan rasa terbakar pada lidah. Mudah menguap meskipun pada suhu rendah dan mendidih pada suhu 78oC, mudah terbakar (Handbook Of Pharmaceutical Exipients edisi VI, p 17) Bercampur dengan air dan praktis bercampur dengan semua pelarut organik (Handbook Of Pharmaceutical Exipients edisi VI, p 17)
PH
5
Stabilitas
Inkompatibilitas
Larutan etanol encer disterilisasi dengan autoklaf atau dengan filtrasi (Handbook Of Pharmaceutical Exipients edisi VI, p 17) Dalam kondisi asam, larutan etanol dapat bereaksi dengan bahan pengoksidasi campuran alkali warnanya dapat menjadi gelap disebabkan oleh reaksi dengan sejumlah residu aldehid. Garam organik/akasida dapat mengendapkan dari larutan encer atau dispersi. Larutan etanol juga inkompatibel dengan yang mengandung alumunium dan dapat berpengaruh dengan sejumlah obat (Handbook Of Pharmaceutical Exipients edisi VI, p 17)
Keterangan lain
Penyimpanan
Kadar penggunaan
: Kegunaan : pengawet, antimikroba, desinfektan, penetrrant kulit, pelarut (Handbook Of Pharmaceutical Exipients edisi VI, p 17) : Etanol disimpan di temapat sejuk (Handbook Of Pharmaceutical Exipients edisi VI, p 17) : Antimikroba : ≥10 % Kosolven larutan oral : sesuai dengan kebutuhan pasien (Handbook Of Pharmaceutical Exipients edisi VI, p 17) Anak < 6 tahun : maksimal 0,5% Anak 6-12 tahun : maksimal 5% Anak > 12 tahun dan dewasa : maksimal 10% (FDA)
2.
Gliserin (HOPE 6th: 283) Rumus molekul
: C3H8O3
Struktur molekul
:
Bobot molekul : 92,10 Pemerian : Cairan seperti sirup; jernih; tidak berwarna; tidak berbau; manis diikuti rasa hangat. Higroskopis Kelarutan : Dapat campur dengan air dan dengan etanol (95%) P; praktis tidak larut dalam kloroform P dalam eter P dan dalam minyak lemak. Kegunaan : Zat tambahan (pelembab), Emolient Konsentrasi : ≤ 20% Stabilitas : Higroskopis Inkompatibilitas : Dapat meledak jika dicampurkan dengan zat pengoksidasi kuat Penyimpanan : Wadah tertutup baik PH : 6-7
3. Tween 80 Pemerian : cairan seperti minyak, jernih, berwarna kuning muda hingga cokelat muda; bau khas lemah; rasa pahit dan hangat. (Farmakope Indonesia Edisi VI hal. 1412-1413). Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, larutan tidak berbau dan praktis tidak berwarna; larut dalam etanol, dalam etil asetat; tidak larut dalam minyak mineral. (Farmakope Indonesia Edisi VI hal. 1412-1413) Konsentrasi : 1-10% (Handbook Of Pharmaceutical Exipients edisi VI, halaman 550) Kegunaan : Sebagai surfraktan, emulgator
PH : 6,0-8,0 for 5% w/v aqueous solution (Handbook Of Pharmaceutical Exipients edisi VI, hlm 551) Stabilitas : dalam larutan stabil pada PH 2-10, endapan dapat terjadi dibawah ph 2, viskositas larutan menurun dengan cepat diatas Ph 10, umumnya larutan menunjukan viskositas dan stabil maksimum pada PH 7-9 (Handbook Of Pharmaceutical Exipients edisi VI, hlm 120) Wadah penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat (Farmakope Indonesia VI hal. 1412-1413).
4. Sorbitol (Farmakope Indonesia III hal 567, Handbook Of Pharmaceutical Exipients edisi VI hal 679) Rumus molekul Bobot molekul Struktur molekul :
: : 182,17
C6H14O6
Pemerian manis, higroskopik
Kelarutan : sangat mudah larut dalam air, sukar larut dalam etanol Kegunaan : wetting agent dan pemanis Konsentrasi : 70% Stabilitas : kompatibel dengan hampir semua eksipien, stabil pada udara Konsentrasi : 20-35% Inkompatibilitas : akan membentuk kelat yang larut air dengan banyak ion logam dalam kondisi asam dan alkali yang kuat PH : 4,5 – 7,0 Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik dan rapat
: serbuk, butiran, putih, rasa
5. Mentol (Handbook Of Pharmaceutical Exipients edisi VI hal 433). Pemerian : hablur heksagonal atau serbuk hablur; tidak berwarna; biasanya berbentuk jarum; bau enak seperti minyak permen. (Farmakope Indonesia V hlm 821). Rumus molekul : C10H200 Bobot Molekul : 156,27 Kelarutan : sukar larut dalam air; sangat mudah larut dalam etanol, dalam kloroform, dalam eter, dan dalam heksan; mudah larut dalam asam asetat glasial, dalam minyak mineral. PH : 5-9 Kegunaan : sebagai flavouring agent atau pewangi Konsentrasi : 0,1-2 ml Wadah penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat (Farmakope Indonesia V hal. 821).
6. Sunset Yellow
Zat
Rumus Molekul Bobot Molekul Pemerian
Kelarutan Konsentrasi Kegunaan Inkompatibilitas
: Sunset Yellow (Handbook Of Pharmaceutical Exipients edisi VI hal 190) : C6H10N3Na2O7S2 : 433, 37 : Cairan berwarna kuning, memberikan warna orange : Larut dalam sebagian air :