Delegasi Dan Supervisi [PDF]

  • Author / Uploaded
  • Anita
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB II PEMBAHASAN



1. 1.1.



PENDELEGASI Pengertian



Delegasi yaitu penyelesaian suatu pekaryaan melalui orang lain atau dapat juga diartikan sebagai pelimpahan suatu tugas kepada seseorang atau kelompok dalam menyelesaikan tujuan organisasi (Marquis dan Huston, 1998). Delegasi (Delegation) secara singkat dapat dikatakan bahwa delegasi adalah pemberian sebagaian tanggung jawab dan kewibawaan kepada orang lain (Charles J. Keating, 1991). Menurut P. Jenks (1991) dalam bukunya Delegas kunci management menyatakan bahwa Menjadi seorang delegator yang baik adalah merupakan suatu proses belajar maupun sebagai suatu cara untuk memperoleh hasil yang spesifik. Delegasi adalah proses dimana manajer mengalokasikan wewenang kepada bawahannya. Sebagai manajer perawat menerima prinsip-prinsip delegasi agar menjadi lebih produktif dalam melakukan fungsi-fungsi manajemen lainnya.



1.2.



Pedoman Pelimpahan Wewenang (Pendelegasian)



Pendelegasian (pelimpahan wewenang) merupakan salah satu elemen penting dalam fungsi pembinaan. Sebagai manajer perawat dan bidan menerima prinsip-prinsip delegasi agar menjadi lebih produktif dalam melakukan fungsi-fungsi manajemen lainnya. Delegasi wewenang adalah proses dimana manajer mengalokasikan wewenang kepada bawahannya. b.



Syarat-Syarat Pendelegasian



Agar pendelegasian wewenang dapat berhasil dengan baik, sesuai dengan tujuan, maka harus dilakukan dengan tepat atau baik pula. Adapun syarat-syaratnya seperti yang dikemukakan oleh Drs. Sutrisno : ·



Adanya kesediaan atau keikhlasan atasan untuk memberikan pelimpahan.



·



Tiap-tiap bawahan yang mendapat pelimpahan harus mempertimbangkan kemampuannya.



· Tugas dan wewenang yang diserahkan harus jelas, bawahan mengerti keinginan atasan dengan adanya pelimpahan itu.



· Pelimpahan yang telah diberikan tidak boleh diperlemah oleh atasan, yang mengakibatkan tidak tercapainya tujuan.



1.3.



Cara Pendelegasian



Manajer pada seluruh tingkatan dapat menyiapkan tugas-tugas yang dapat didelegasikan dari eksekutif perawat sampai eksekutif departemen atau kepala unit, dan dari kepala unit sampai perawat/bidan klinis. Delegasi mencakup kewenangan untuk persetujuan, rekomendasi atau pelaksanaan. Tugas-tugas seharusnya dirangking dengan waktu yang diperlukan untuk melaksanakannya dan sebaiknya satu kewajiban didelegasikan pada satu waktu. Adapun cara pendelegasian yaitu : 1)



Seleksi dan susun tugas



Sediakan waktu yang cukup untuk menyusun daftar tugas-tugas yang harus dilimpahkan secara rasional dan dapat dilaksanakan oleh staf. Kemudian menyiapkan laporan yang kontinyu, menjawab setiap pertanyaan, menyiapkan jadual berurutan dengan kriteria waktu yang diperlukan dan pentingnya bagi institusi.



2)



Seleksi orang yang tepat



Pilih orang yang sesuai untuk melaksanakan tugas limpah tersebut berdasarkan kemampuan dan persyaratan lainnya. 3)



Berikan arahan dan motivasi kepada staf



Salah satu kesalahan dalam pendelegasian adalah ketiadaan arahan yang jelas. 4)



Lakukan supervisi yang tepat.



Anda harus bisa menentukan kapan dan apa yang perlu dilakukan supervisi dan bantuan. Sepanjang kontrol penting, tergantung bagaimana staf melihatnya. ·



Overcontrol, kontrol yang terlalu berlebihan akan merusak delegasi yang diberikan.



· Undercontrol, kontrol yang kurang juga akan berdampak buruk terhadap delegasi, dimana staf akan tidak produktif melaksanakan tugas limpah dan berdampak secara signifikan terhadap hasil yang diharapkan.



1.4.



Tempat dan Waktu Pendelegasian



Hindari mendelegasikan kekuasaan dan tetap mempertahankan moral dalam pelaksanaannya. Kontrol dilakukan khusus pada pekerjaan yang sangat teknis atau tugas tugas yang melibatkan kepercayaan. Hal ini merupakan hal yang kompleks dalam manajemen keperawatan/kebidanan, sehingga memerlukan pengetahuan dan kemampuan yang khusus. Manajer perawat/bidan yang akan menangani hal tersebut seharusnya memiliki kemampuan ilmu manajemen dan perilaku. Mendelegasikan tugas dan tanggung jawab dapat menyebabkan perawat/bidan klinis berasumsi bahwa manajer tidak mampu untuk menangani tanggung jawab kepemimpinannya terhadap manajemen keperawatan/kebidanan. Adapun tempat dan waktu pendelegasian 1)



Tugas rutin



Tugas rutin seperti wawancara lamaran pekaryaaan, bertanggung jawab terhadap masalahmasalah yang kecil, dan menyeleksi surat. 2)



Tugas yang tidak mencukupi waktunya



Tugas limpah yang dikerjakan oleh staf karena manajer tidak mempunyai cukup waktu untuk mengerjakannya. 3)



Penyelesaian masalah



Pendelegasian yang diberikan kepada staf dengan tujuan memberikan pengalaman kepada staf untuk menyelesaikannya. Staf akan termotivasi apabila mereka menerimanya sebagai suatu tantangan. 4)



Peningkatan kemampuan



Pendelegasian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan staf dan tim. Dengan pengelolaan yang sesuai, pelimpahan akan menjadikan suatu latihan bagi staf untuk belajar. 5)



Kapan pendelegasian tidak diperlukan



Delegasi dapat mengakibatkan masalah jika tugas limpah tidak dilaksanakan sesuai yang diharapkan. Untuk menghindari kesalahan tersebut tanggung jawab manajer yaitu : 1) Disiplin dalam pemberian wewenang; 2) Bertanggung jawab terhadap pembinaan moral staf; 3) Perlunya suatu kontrol; 4) Hindari kesalahan dalam penyampaian pendelegasian.



2. 2.1.



SUPERVISI Pengertian



Supervisi adalah upaya yang dilakukan dalam rangka pemantauan disertai dengan pemberian bimbingan, penggerakan atau motivasi dan pengarahan (Depkes, 2008). Supervisi adalah suatu teknik pelayanan yang tujuan utamanya adalah mempelajari dan memperbaiki secara bersama-sama (H. Burton, dalam Pier AS, 1997). Supervisi adalah merencanakan, mengarahkan, membimbing, mengajar, mengobservasi, mendorong, memperbaiki, mempercayai, mengevaluasi secara terus menerus pada setiap perawat dengan sabar, adil serta bijaksana sehingga setiap perawat dapat memberikan asuhan keperawatan dengan baik, terampil, aman, cepat dan tepat secara menyeluruh sesuai dengan kemampuan dan keterbatasan dari perawat. (Thora Kron, 1987). Supervisi adalah suatu proses yang menunjang manajemen dimana sebagian besar kegiatan merupakan bimbingan dan sebagian kecil pengawasan. 2.2.



Tujuan



Mengusahakan seoptimal mungkin kondisi kerja yang nyaman, ini tidak hanya meliputi lingkungan fisik, tetapi juga suasana kerja diantaranya para tenaga keperawatan dan tenaga lainnya , juga meliputi jumlah persediaan dan kelayakan perawatan agar memudahkan pelaksanaan tugas. Oleh karena itu tujuan supervisi adalah :



a.



Mengorganisasikan staf dan pelaksanan keperawatan.



b.



Melatih staf dan pelaksana keperawatan.



c. Memberikan arahan dalam pelaksanaan tugasnya agar menyadari dan mengerti terhadap peran, fungsi sebagai staf dan pelaksana asuhan keperawatan. d. Memberikan layanan kemampuan staf dan pelaksana keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan. Tujuan supervisi adalah pemenuhan dan peningkatan pelayananan pada klien dan keluarga yang berfokus pada kebutuhan, ketrampilan dan kemampuan perawat dalam melaksanakan tugas. 2.3.



Prinsip Supervisi



1.



Didasarkan atas hubungan profesional dan bukan pribadi



2.



Kegiatan yang direncanakan secara matang



3.



Bersifat edukatif, supporting dan informal



4.



Memberikan perasaan aman pada staf dan pelaksanaan keperawatan



5. Membentuk suatu kerjasama yang demokratis antara supervisor dan staf dan pelaksana keperawatan. 6.



Harus objektif dan sanggup mengadakan “self evaluation”.



7.



Harus progresif, inovatif, fleksibel dan dapat mengembangkan kelebihan masing-masing



8.



Konstruktif dan kreatif dalam mengembangkan diri disesuaikan dengan kebutuhan.



9. Dapat meningkatkan kinerja bawahan dalam upaya meningkatkan kualitas asuhan keperawatan. 10.



Dilakukan sesuai dengan struktur organisasi.



11. Memerlukan pengetahuan dasar manajemen, ketrampilan hubungan antar manusia dan kemampuan menerapkan prinsip manajemen dan kepemimpinan. 12. Fungsi supervisi diuraikan dengan jelas, terorganisir dan dinyatakan melalui petunjuk, peraturan, uraian tugas dan standart. 13.



Merupakan visi, misi, falsafah, tujuan dan rencana yang spesifik.



14.



Menciptakan lingkungan yang kondusif, komunikasi efektif, kreatifitas dan motivasi.



2.4. 1.



Proses Supervisi Pra supervisi



a.



Supervisor menetapkan kegiatan yang akan disupervisi.



b.



Supervisor menetapkan tujuan 2.



Supervisi



a. Supervisor menilai kinerja perawat berdasarkan alat ukur atau instrumen yang telah disiapkan. b.



Supervisor mendapat beberapa hal yang memerlukan pembinaan.



c. Supervisor memanggil Perawat Primer dan Perawat Associste untuk mengadakan pembinaan dan klarifikasi permasalahan. d.



Supervisor mengklarifikasi permasalahan yang ada.



e.



Supervisor melakukan tanya jawab dengan Perawat Primer dan Perawat Associate



f.



Supervisor memberikan masukan dan solusi pada Perawat Primer dan Perawat Associate



g.



Supervisor memberikan reinforcement pada Perawat Primer dan Perawat Associate.



Supervisi dapat dilakukan dalam 2 teknik yaitu : 1.



Langsung



Supervisi dilakukan langsung pada kegiatan yang sedang berlangsung. Pada supervisi modern diharapkan supervisor terlibat dalam kegiatan agar pengarahan dan pemberian petunjuk tidak dirasakan sebagai perintah. Cara memberikan pengarahan yang efektif adalah : ·



Pengarahan harus lengkap



·



Mudah dipahami



·



Menggunakan kata-kata yang tepat



·



Berbicara dengan jelas dan lambat



·



Berikan arahan yang logis



·



Hindari memberikan banyak arahan pada satu saat



·



Pastikan bahwa arahan dipahami



·



Yakinkan bahwa arahan anda dilaksanakan atau perlu tindak lanjut 2.



Tidak langsung



Supervisi dilakukan melalui laporan baik tertulis maupun lisan,. Supervisor tidak melihat langsung kejadian di lapangan, sehingga mungkin terjadi kesenjangan fakta. Umpan balik dapat diberikan secara tertulis.



2.5.



Kompetensi seorang supervisi



Seorang supervisor harus memiliki kemampuan dalam : a. Memberikan pengarahan dan petunjuk yang jelas, sehingga dapat dimengerti oleh staf dan pelaksana keperawatan. b.



Memberikan saran, nasehat dan bantuan kepada staf/pelaksana keperawatan.



c. Memberikan motivasi untuk meningkatkan semangat kerja staf dan pelaskanaan keperawatan. d.



Proses kelompok (dinamika kelompok).



e. Memberikan latihan dan bimbingan yang diperlukan oleh staf dan pelaksanaan keperawatan. f.



Melakukan penilaian terhadap penampilan kinerja perawat.



g.



Mengadakan pengawasan agar asuhan keperawatan lebih baik.



2.6.



Supervisor a.



a)



Kepala Ruangan :



Bertanggung jawab dalam supervisi pelayanan keperawatan pada klien di ruang perawatan



b) Merupakan ujung tombak penentu tercapai atau tidaknya tujuan pelayanan kesehatan di rumah sakit. c) Mengawasi perawat pelaksana dalam melaksanakan praktek keperawatan diruang perawatan.



b.



Pengawas perawatan :



Bertanggung jawab dalam mensupervisi pelayanan pada kepala ruangan yang ada di instalasinya. c.



Kepala seksi perawatan :



Mengawasi instalasi dalam melaksanakan tugas secara langsung dan seluruh perawat secara tidak langsung.



d.



Kepala Bidang keperawatan



Kabid Keperawatan bertanggung jawab untuk melakukan supervisi kepada kepala seksi secara langsung dan semua perawat secara tidak langsung.



2.7.



Area Supervisi



a.



Pengetahuan dan pengertian tentang klien.



b.



Ketrampilan yang dilakukan disesuaikan dengan standar.



c.



Sikap penghargaan terhadap pekerjaan misalnya kejujuran, empati



BAB III PENUTUP



3.1.



Kesimpulan



Delegasi adalah proses dimana manajer mengalokasikan wewenang kepada bawahannya. Sebagai manajer perawat menerima prinsip-prinsip delegasi agar menjadi lebih produktif dalam melakukan fungsi-fungsi manajemen lainnya. Supervisi adalah suatu proses yang menunjang manajemen dimana sebagian besar kegiatan merupakan bimbingan dan sebagian kecil pengawasan.



3.2.



Saran



Delegasi dan supervisi sebaiknya dilakukan oleh orang yang telah memiliki kompetensi yang baik untuk mencapai keberhasilan. Karena kegagalan dalam melakukan delegasi dan supervisi dipengaruhi oleh beberapa hal termasuk pengetahuan dan kemampuan seseorang.



DAFTAR PUSTAKA Nursalam, 2002. Manajemen Keperawatan : Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan Profesional. Jakarta : Salemba Medika. Nursalam, 2007. Manajemen Keperawatan : Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan Profesional. Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika. http://www.slideshare.net/aminudinharahap/makalah-manajemen-pendelegasian