Desain Peta, Simbolisasi Generalisasi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

DESAIN PETA, SIMBOLISASI & GENERALISASI



Era Iswara Pangastuti, S.Pd., M.Sc.



- Tujuan utama dari pemetaan adalah menyajikan data dan unsur kenampakan muka bumi dari suatu daerah secara benar, tepat, jelas, dan indah serta ekonomis, sehingga pengguna peta dapat menggunakan secara baik. - Untuk menyajikan data secara baik dan benar, sangat tergantung pada skala peta yang akan dibuat, disamping harus juga memperhatikan jenis obyek yang akan dipetakan sehingga tidak terjadi pemborosan dalam segala hal



- Peta mencerminkan berbagai tipe informasi dari unsur muka bumi maupun yang ada kaitannya dengan muka bumi. - Peta merupakan sumber informasi yang baik karena dapat memberikan informasi secara visual mengenai pola persebaran dari unsur-unsur yang digambarkan.



Untuk dapat menggunakan peta secara baik, terdapat tahapan-tahapan dalam penggunaannya, yaitu: 1. Membaca peta (map reading)  yaitu identifikasi simbol dan membaca arti simbol. 2. Analisa peta (map analysis)  mampu mengetahui apa yang digambarkan pada peta, dan dilanjutkan dengan mengukur atau mencari nilai dari unsur-unsur tesebut. 3. Interpretasi peta (map interpretation)  yaitu mampu mencari jawaban mengapa di bagian tertentu telah terjadi pola yang berbeda dengan pola di bagian lain pada peta yang sama.



DESAIN PETA TATA LETAK PETA - Tata letak suatu peta merupakan pengaturan data spasial dari berbagai macam elemen atau komponen peta. - Untuk dapat memperoleh informasi yang lebih lengkap tentang pola dan bentuk -bentuk muka bumi pada peta, pengguna peta harus lebih dahulu memahami komponen peta serta unsur–unsur penyusun peta dan fungsi dari unsur peta tersebut. - Suatu peta pada umumnya terdiri atas dua komponen utama yaitu: Muka Peta & Informasi Tepi Peta - untuk masing masing komponen peta tersusun atas beberapa unsur peta yang keberadaanya sesuai dengan maksud dan tujuan pemetaannya, sehingga peta akan menjadi lebih informatif serta mudah dimengerti.



1. Muka Peta Berbagai obyek dan fenomena geografi yang ada di permukaan bumi akan digambar pada bagian utama peta (muka peta) sedang keterangan mengenai hal yang berkaitan dengan obyek serta kelengkapan peta disajikan pada bagian tepi peta



2



3



1



4



1. Garis batas luar (frame/outer border), yaitu suatu garis yang berbentuk segi empat atau bujur sangkar yang didalamnya akan digambarkan peta serta kelengkapan unsur peta yang diperlukan. 2. Garis batas (kerangka), dapat berbentuk bujur sangkar, persegi panjang, ataupun bentuk yang tidak beraturan, mengikuti batas terluar dari area yang dipetakan. 3. Garis tepi peta (map neatline), adalah suatu garis yang membatasi muka peta. 4. Muka peta (map face) adalah suatu permukaan media (kertas gambar, kalkir, film dan sebagainya), dimana area yang akan dipetakan digambarkan di atasnya.



Muka peta terdiri atas beberapa unsur, yaitu: garis tepi peta (map neat line); gratikul dan grid; dan unsur geografi dan buatan manusia. Grid dan Gratikul - Grid adalah garis vertikal dan garis horisontal yang mempunyai jarak yang sama , saling berpotongan tegak lurus sehingga membentuk jaringan kotak-kotak (kisi) yang membagi lembar peta menjadi bagian-bagian yang sama luasnya. - Tujuan Grid adalah untuk memudahkan penunjukan lembaran peta dari “sekian banyak lembar”, sampai kepada memudahkan menunjukkan letak sebuah titik di atas lembaran peta. - Gratikul adalah garis bujur (meridian) dan garis lintang (paralel). - Meridian adalah garis yang menghubungkan antara kutub utara dan kutub selatan, dimana garis-garis tersebut berupa setengah lingkaran besar yang sama panjang. - Paralel adalah garis yang sejajar dengan ekuator dimana garis-garis tersebut berupa lingkaranlingkaran yang tidak sama besarnya, makin jauh dari ekuator lingkarannya makin kecil



Perbedaan antara Grid dan Gratikul



Unsur Geografi Alamiah dan Buatan Manusia - Peta mencerminkan berbagai tipe informasi dari unsur muka bumi maupun yang ada kaitannya dengan muka bumi, sehingga peta merupakan rekaman lingkungan geografi fisik maupun sosial -ekonomi. - Dengan demikian isi peta dapat menggambarkan unsur geografi yang alami maupun unsur buatan manusia unsur geografi antara lain: sungai, gunung, garis pantai, danau, garis kontur. Unsur buatan manusia seperti: jalan, rel kereta api, kota, pelabuhan.



2. Informasi Tepi Peta - Informasi tepi adalah suatu keterangan yang dicantumkan di daerah tepi peta / di luar muka peta. - Informasi di muka peta dan informasi tepi peta merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan, sebab informasi tepi peta tersebut merupakan bagian peta yang memberikan penjelasan mengenai informasi yang disajikan pada muka peta - dalam penempatan informasi tepi ini perlu diatur agar mudah dibaca dan dipahami, serta mempunyai daya tarik bagi pengguna peta. - Letak dari semua informasi penting dari area yang dipetakan, dapat diletakkan di samping atau di bawah area yang dipetakan. - Untuk itu, informasi tepi peta perlu diletakkan secara seimbang di setiap bagian tepi peta.



Macam Tata Letak Peta Tata letak suatu peta dapat dibagi dalam 3 macam, yaitu: a. Frame Map - Tata letak peta dari tipe ini memiliki kerangka/garis batas luar yang mengelilingi muka peta. - Garis batas tepi (frame) mempunyai fungsi memisahkan antara muka peta dengan informasi tepi secara jelas.



b. Island Map - Batas area yang dipetakan berfungsi sebagai batas garis (frame). - tipe island map mempunyai bentuk yang tidak beraturan. - Tipe ini memberikan keleluasaan pada kartografer untuk merancang tata letak peta yang cocok



c. Bleeding Edge Map Tata letak peta tipe ini mempunyai informasi sampai pada batas potongan dari area peta, dengan kata lain tidak mempunyai kerangka peta (frame)



Pada pembuatan tata letak peta, terdapat 3 alternatif desain untuk memberikan keseimbangan pada tampilan peta, yaitu: - Keseimbangan simetris  posisi informasi tepi peta simetris atau terletak di bawah / samping muka peta, sedang judul peta terletak diatas muka peta, keterangan atau legenda diletakkan sepanjang daerah informasi tepi. - Keseimbangan informal  bentuk muka peta menentukan posisi informasi tepi peta. Kreativitas kartografer memerankan peranan penting, yaitu informasi tepi akan ditempatkan dimana saja, agar mencapai optical balance - Keseimbangan berdasarkan bentuk grid  Untuk memperoleh keseimbangan peta, digunakan grid-grid guna penempatan semua informasi secara sitematis, meskipun hasil akhirnya grid-grid tersebut tidak nampak. Jadi grid digunakan sebagai garis bantu



Faktor yang mempengaruhi Tata Letak Untuk merancang ataupun menyusun tata letak peta, ada beberapa faktor yang mempengaruhi dalam menetapkan hasil rancangannya. Faktor-faktor yang mempengaruhi antara lain : 1. Elemen peta, yang berisi tentang: - Bentuk dan ukuran area yang dipetakan  Apabila skala peta sudah dipilih, maka ukuran dan bentuk dari area yang dipetakan dapat ditentukan. - Memakai kerangka (garis tepi) atau tidak  Jika area yang dipetakan akan diberi garis batas, maka garis batas tersebut dapat berbentuk bujur sangkar, persegi panjang ataupun bentuk yang tidak beraturan mengikuti batas terluar dari area yang dipetakan. - Keterangan tepi (marginal information)  cara peletakkan keterangan tepi ini penting, sebab keterangan tepi ini berisi informasi/keterangan dari area yang dipetakan. Letak informasi tepi in dapat diletakkan di samping atau di bawah area yang dipetakan. - Rancangan simbol, huruf dan warna  Pada intinya, simbol, huruf maupun warna dipilih atau dirancang dengan benar, disesuaikan dengan tema peta, ukuran peta dan kegunaan peta itu sendiri.



2. Fungsi / kegunaan peta, yang berisi: - Tujuan/Isi peta  berisi tentang siapa yang akan memakai dan apa isi peta tersebut. - Skala peta / ketelitian  Pemilihan skala peta akan mempengaruhi kepadatan isi peta dan sebanding dengan ketelitian peta yang dihasilkan. - Sistem referensi yang digunakan  berisi tentang informasi yang dipakai untuk menyusun peta tersebut, misalnya: cara mendapatkan data, tahun pembuatan peta dan lain sebagainya.



3. Estetika - Seni  Hasil rancangan yang baik dan seimbang serta terdapat segi seninya (art), akan membuat pemakai peta lebih senang menggunakan peta tersebut. Tetapi semuanya tergantung dari si pemakai peta, apakah si pemakai peta mempunyai rasa seni atau tidak. - Tampilan Meski tidak ada aturan resmi, tetapi perkembangan peta membawa ciri-ciri tersendiri kapan peta tersebut dibuat, misalnya peta yang dibuat di abad pertengahan mempunyai ciri terdapat ornamen di sekeliling peta, sedangkan peta yang dibuat mulai abad 19, ornamen-ornamen yang berada disekeliling peta tersebut dihilangkan dan diganti dengan garis tegas biasa.



4. Kendala yang dihadapi. b. Pemakai peta (user) c. Pemasaran a. Produksi peta Kebutuhan dari pemakai - Pemasaran hasil produksi akan - Berisi tentang teknik dan peta terkadang tidak membawa pengaruh terhadap peralatan yang tersedia terpenuhi, misalnya harga peta, jumlah produk, untuk kegiatan kartografi, ukuran peta yang akan penggunaan warna maupun yaitu: merancang, dicetak tidak sesuai metode pembuatan petanya. memproses dan mencetak dengan maksud si - Misalnya: Peta dengan kualitas peta. pemakai peta, sedang, baik harga peta, jumlah - Sering terjadi untuk mencetak kelengkapan produk maupun pemakaian peta ukuran AO, alat cetak informasinya kurang, metode yang digunakan, yang tersedia ukuran A2, atau simbol atau bahasa pemasarannya tidak sekompleks warna yang digunakan tidak yang digunakan tidak dibandingkan dengan peta sesuai dengan rancangannya. sesuai dengan kehendak kualitas baik (misal peta opografi pemakai. sebagai peta dasar) .



5. Bentuk area yang dipetakan. - bentuk area yang dipetakan kadang tidak beraturan, sehingga untuk penempatan informasi tepinya tidaklah mudah, terutama dalam merancang peta tematik yang rancangannya sangat tergantung dari kreativitas kartografernya. - Untuk merancang peletakan informasi tepi agar tercapai keseimbangan peta, digunakan garis bantu geometrik sederhana, yaitu bentuk area yang akan dipetakan didekati dengan bentuk geometris sederhana tersebut.



6. Mengorganisasi informasi tepi - Dari beberapa pengalaman pemakai peta dalam membaca peta, sering terjadi mencari informasi tepi tidak mudah, hal ini disebabkan peta yang dibaca tersebut belum dirancang cara mengorganisasi informasi tepinya. - Untuk memperoleh informasi yang diperlukan secepatnya, kartografer harus mengorganisir informasi tersebut sebaik mungkin, yaitu informasi yang berkaitan saling dikelompokkan dan diletakkan di sekitar area yang dipetakan. - Untuk peta topografi biasanya sudah dibuat dalam bentuk standard dan sudah dibakukan, baik simbol-simbolnya, tata letak petanya, informasi tepinya dan lain sebagainya. - Tetapi untuk peta tematik peranan kartografer sangatlah penting, sebab cara merancang simbol, teks, tata letak maupun pengelompokkan informasinya tergantung dari kreativitas kartografernya, meskipun demikian kartografer tetap mengikuti kaidah yang ditentukan di bidang kartografi



- Tampilan peta sebagai sumber informasi sangat dipengaruhi oleh rancangan simbol dan susunan tata letak petanya, apabila simbol dan tata letak peta dirancang dengan benar, maka pemakai peta akan mudah mencari dan mengerti informasi di peta, baik itu informasi spasial maupun informasi tepi lainnya. - Peta yang baik harus memenuhi Optical balance (tidak ada unsur dalam peta yang menonjol) dan seimbang (tidak berat sebelah), baik itu peta topografi maupun peta tematik. - Untuk merancang peta yang baik sebaiknya kartografer membutuhkan banyak pengalaman supaya peta yang dihasilkan mempunyai tata letak yang baik, seimbang dan tidak ada unsur-unsur di peta yang tampak dominan.



SIMBOLISASI PETA - Untuk menyatakan “sesuatu hal” ke dalam peta kita tidak menyatakannya atau menggambarkannya seperti bentuk benda itu sebenarnya, melainkan dipergunakan sebuah “gambar pengganti” atau simbol. - Dengan demikian dikenal ada simbol untuk jalan, simbol untuk kampung, simbol untuk persawahan, simbol untuk pagar dan lain sebagainya. - Dengan mengetahui arti dan bentuk simbol -simbol tersebut maka pemilihan pemakaian simbol harus disesuaikan dengan maksud dan tujuan dari pembuatan peta - Simbol yang baik adalah simbol yang mudah dikenal, mudah dimengerti maknanya, simbol juga harus menarik baik wujud maupun warnanya, dan mudah digambar .



Klasifikasi Simbol Peta Klasifikasi simbol dibuat berdasarkan ciri-ciri dari unsur-unsur yang ada di permukaan bumi, apakah unsur tersebut akan digambar sebagai simbol titik, garis atau area. a. Klasifikasi Simbol berdasarkan Bentuknya, dapat dikelompokkan menjadi: 1. Simbol Titik - Simbol titik ini digunakan untuk menunjukkan posisi atau lokasi dan identitas dari unsur yang diwakilinya. - Skala peta sangat menentukan bentuk simbol titik ini, pada skala 1:100.000, suatu kota mungkin dapat berbentuk titik, tetapi pada skala 1:1000 kota tidak dapat digambarkan dalam bentuk simbol titik. - simbol titik bisa digambarkan dengan jenis simbol piktorial, geometrikal maupun simbol huruf atau angka



2. Simbol Garis - Simbol garis digunakan jika unsur yang diwakilinya berbentuk garis, contohnya antara lain, yaitu: jalan, sungai, rel kereta api, batas administrasi dan lain sebagainya. - Simbol garis juga bisa ditampilkan dengan menggunakan simbol piktorial, geometrik maupun simbol huruf.



3. Simbol Area atau Luasan - Simbol area digunakan untuk menampilkan unsur-unsur yang berhubungan dengan suatu luasan. Simbol area tergantung pada skala petanya. - Simbol area yang dibuat harus memperhatikan bentuk dan isi area sehingga simbol area tersebut dapat mewakili unsur-unsur di permukaan bumi yang akan digambarkan pada peta



b. Klasifikasi Simbol berdasarkan Jenisnya, dapat dikelompokkan menjadi:



Jenis simbol merupakan salah satu kriteria yang dapat digunakan untuk membedakan diantara simbol satu dengan simbol lainnya. Kriteria yang lain yang dapat digunakan adalah warna serta tingkat kecerahan. 1. Simbol Piktorial - Simbol piktorial atau gambar sering disebut sebagai simbol yang sama dengan keadaan sesungguhnya atau yang sudah disederhanakan. - Beberapa contoh simbol piktorial yang mendekati dengan bentuk sesungguhnya dan biasa digunakan di kartografi



2. Simbol Geometrik Simbol geometrik atau simbol abstrak adalah simbol -simbol dengan bentuk yang teratur, seperti: lingkaran, bujur sangkar, segitiga, segi enam dan lain sebagainya.



3. Simbol Huruf atau Angka - Simbol huruf atau angka ini adalah suatu simbol yang disusun atau dibentuk oleh huruf atau angka, biasanya digunakan untuk menyatakan unsur/obyek tertentu yang sangat khas. - Seringkali simbol ini diambilkan dari singkatan atau huruf depan dari nama unsur yang diwakilinya - Simbol huruf biasanya didapatkan pada peta topografi dan pada peta tematik - Simbol huruf maupun angka juga biasa digunakan di dalam peta sumberdaya alam, misalnya peta tanah, peta geologi, peta penggunaan tanah dan lain sebagainya.



Kelebihan dan Kekurangan Simbol berdasarkan Jenisnya Jenis Simbol Kelebihan



Kekurangan



Piktoral



mudah dimengerti dan dikenali, karena bentuknya mendekati bentuk asli dari unsur/obyek yang diwakilinya.



- agak sulit menggambarkannya - memerlukan ruang yang agak besar, sehingga mungkin akan menutupi detail lain yang mungkin juga penting - karena bentuknya yang tidak beraturan, sehingga agak sulit untuk meletakkan pada posisi yang sebenarnya



Geometri



- mudah penggambarannya - mudah penempatan pada posisi yang sebenarnya dari unsur/obyek yang diwakilinya - tidak menutupi detail penting lainnya.



simbol geometrik tidak dapat dimengerti dan dikenal secara langsung oleh si pemakai peta, sehingga masih diperlukan keterangan yang menjelaskan arti simbol tersebut.



Huruf / Angka



- simbol huruf atau angka mudah dimengerti atau dikenal - simbol huruf atau angka mudah penggambarannya



- seringkali membingungkan dengan teks atau angka di peta - penempatan simbol ini terkadang kurang artistik - mudah disalah tafsirkan dengan arti teks yang lain - memerlukan ruang agak besar, sehingga kemungkinan akan menutupi detail lain yang mungkin penting.



Simbol Warna pada Peta



- Pada pembuatan peta, warna selalu dikaitkan dengan pemakaian simbol-simbol kartografis yang mewakili unsur-unsur muka bumi, sehingga peta menjadi lebih menarik - selain itu dengan warna akan dapat memperlihatkan detail yang lebih banyak serta unsur di peta akan lebih cepat dikenali sebagai contohnya : warna biru mewakili unsur air. - Ada beberapa sifat yang dimiliki secara umum dari warna yakni corak (hue), kejenuhan (saturasion), dan harga (value) yang sering juga disebut dengan kecerahan (brigthness/lightness)



Model pewarnaan umumnya dibedakan atas 2 model dasar yaitu: 1. Warna aditif (additive color model), yaitu model warna yang didasarkan percampuran berdasarkan emisi cahaya; model ini dikenal dengan istilah RGB (Red, Green, Blue) Color System. Pada sistem ini pencampuran warna Red Green dan Blue akan menghasilkan warna putih. Model ini banyak digunakan pada media-media elektronik.



2. Warna substraktif (substractive color model), yaitu merupakan warna yang didapat dari percampuran warna berdasarkan media tinta pada kertas. Model ini sering disebut dengan istilah CMYK (Cyan, Magenta, Yellow, Black) color system. Pada sistem ini pencampuran warna CMYK akan menghasilkan warna hitam. Sistem CMYK digunakan untuk proses cetak mencetak dengan media kertas.



Beberapa warna yang sering digunakan dalam membuat simbol peta untuk mewakili unsur-unsur obyek di muka bumi yang disajikan pada sebuah peta antara lain: No



Simbol Warna



Penggunaan di Peta



1



Merah



mewakili unsur jalan



2



Orange



digunakan untuk unsur rumah / pemukiman



3



Kuning



digunakan untuk simbol warna ketinggian sekitar 200-500 mdpl. Untuk peta jalan, digunakan untuk simbol jalan TOL untuk membedakan jalan lain yang umumnya warna merah.



4



Hijau



digunakan untuk memberi tanda pada unsur vegetasi dan dataran rendah.



5



Coklat



digunakan untuk warna dari garis kontur dan juga digunakan sebagai warna ketinggian daerah dataran tinggi



6



Biru



digunakan untuk unsur hidrografi (perairan) termasuk nama unsur tersebut



7



Ungu



sering digunakan untuk daerah overlap pada sistem grid atau gratikul dan digunakan pada aeronautical chart



8



Hitam



digunakan untuk detail planimetris, penghunian, lattering, tumbhan karang dan batas wilayah



9



Abu-abu



digunakan sebagai warna dasar latar belakang map face



Pencerminan Data Pada Peta  dengan menggunakan simbol dapat dikategorikan menjadi: a. Pencerminan data kualitatif Data kualitatif tidak menyebutkan jumlah atau nilai maka pencerminan dalam peta hanyalah mengungkapkan agihan atau distribusi keruangan dari unsur yang dipetakan saja. - Data posisional/titik Simbol yang digunakan adalah bentuk simbol titik, yang dalam pelaksanaannya dapat dipilih diantara piktorial, geometrik ataupun huruf. Contoh: letak titik dasar teknik di suatu daerah, dan letak jembatan di suatu ruas jalan - Data linear Simbol yang digunakan adalah bentuk simbol garis. Data linear ini misalnya: jalan, sungai, batas administrasi. - Data bidang atau luasan. Simbol yang digunakan adalah bentuk simbol bidang dan pola. Contohnya: agihan jenis penggunaan tanah di suatu daerah.



b. Pencerminan data kuantitatif Data kuantitatif menunjukkan nilai atau jumlahnya, yaitu: - Data posisional/titik Pada data yang posisional dapat dicerminkan dengan memakai simbol atau dapat digambarkan dengan grafik dan diagram. Contohnya: satu titik sama dengan 100 orang, simbol batang dengan harga tunggal/majemuk, simbol lingkaran dengan harga majemuk/berbanding - Data linear kuantitatif Dapat dicerminkan dengan beberapa cara antara lain: dengan simbol panah, simbol aliran, gabungan angka, dan Isolines. Contohnya: Isohyet, isoterm, isogon, isobar, isopleth Ada dua jenis daripada peta garis ini, yaitu: Garis yang letaknya sudah pasti, misalnya garis tinggi, dan Garis yang letaknya tidak pasti, misalnya isohyet. - Pencerminan data wilayah Untuk menunjukkan perbedaan antar daerah, terutama perbedaan orde/gradasi. Contohnya: kepadatan penduduk.



Penentuan Simbol Representasi Peta - Penentuan skala atau ukuran data sangat penting dalam pemecahan masalah disain simbol yang harus digunakan, dan tujuan pemetaan harus dapat dicapai, yaitu dapat mencerminkan data dengan benar dan efektif. - Untuk mencapai hal tersebut, keefektifan dari simbol yang digunakan akan ditunjukan oleh bagaimana persepsi visual yang diperoleh oleh interpreter disesuaikan dengan ukuran atau skala data yang dicerminkan. - Tipe atau variasi yang dapat digunakan akan ditunjukkan oleh persepsi visual yang diperoleh dan harus sesuai dengan ukuran atau skala data yang dicerminkannya.



Terdapat 7 tipe variasi yang dapat digunakan sebagai fondasi menampilkan informasi secara grafis, yaitu : No



Tipe Variasi



Keterangan



1



Posisi



Posisi sebagai variabel visual secara mudah bereferensi pada dimensi X,Y, yang menunjukkan posisinya di peta. Posisi merupakan variabel visual yang selalu digunakan atau dikombinasikan dengan satu atau lebih variabel visual lain



2



Bentuk



dapat berupa simbol yang didesain berbeda, dalam bentuk yang mudah digambar dan variasi bentuk tidak terbatas



3



Orientasi



Dalam praktek variabel visual orientasi mempunyai keterbatasan maksimum hanya dapat membedakan 4 - 6 untuk simbol titik (tergantung dari bentuk yang digunakan)



4



Warna



digunakan sebagai variabel visual dalam disain simbol



5



Tekstur



Variasi kepadatan/tekstur pada elemen Grafis dengan nilai/Value yang tetap



6



Nilai/Value



Bereferensi skala keabuan mulai dari putih sampai hitam



7



Ukuran



Berdasarkan pada dimensi simbol dan skala yang digunakan



Pengenalan Simbol Peta Terdapat 4 tingkatan yang digunakan untuk mengenal mempermudah hubungan antara data simbol yang digunakan dalam pemetaan, yaitu : 1. Pengenalan Asoasiasi (Association Perception) Seluruh simbol yang digunakan terlihat sama / dianggap sama, tidak ada simbol yang berdiri sendiri / menonjol diantara simbol yang lain. 2. Pengenalan Selektif (Selective Perception) Seluruh simbol yang digunakan terlihat berbeda tetapi masih dalam bentuk kelompok-kelompok. Mata secara spontan segera mengenali perbedaan antara kelompok yang satu dengan yang lain. 3. Pengenalan Langsung (Ordered Perception) Seluruh simbol secara spontan dapat diletakkan secara langsung sesuai dengan kepentingannya. 4. Pengenalan Kuantitatif (Quantitative Perception) Simbol yang digunakan terlihat seimbang satu sama lainnya. Mata secara spontan akan memperoleh kuantitas kesan yang sama dari simbol yang terlihat



Kunci Pengenalan 1. Asosiatif 2. Selektif 3. Bertingkat 4. Kuantitatif



: Apabila simbol-simbol nampak sama panting : Apabila mudah membedakan grup-grup : Apabila suatu tingkatan khusus dapat dikenali : Apabila tingkatan dapat diekspresikan dengan suatu jumlah



Lattering : Jenis huruf dan Penempatan teks/nama - Lattering bukan merupakan unsur yang dipetakan, melainkan sebagai tambahan untuk memberikan identitas obyek yang dipetakan. - Lattering adalah huruf-huruf yang digunakan untuk menerangkan informasi yang terdapat pada peta. - Permasalahan yang sering timbul adalah bagaimana cara menempatkan nama-nama unsur yang dipetakan tersebut agar peta tetap mudah dibaca dan tidak membingungkan bagi si pemakai peta.



Aturan tentang penempatan beserta tipe huruf yang digunakan dalam mewakili suatu kenampakan hendaknya memenuhi ketentuan sebagai berikut: - Elemen corak penulisan berkaitan dengan sifat unsur yang dipetakan - Ukuran huruf berkaitan pentingnya unsur tersebut dalam peta - Penempatan tulisan berkaitan dengan lokasi unsur yang dipetakan - Jarak antar huruf berkaitan dengan ukuran unsur yang dipetakan



Hal yang perlu diperhatikan dalam lattering, yaitu: - Corak huruf: tipe roman, italic, ghotic - Bentuk huruf: huruf KAPITAL/kecil, huruf tegak/miring - Ukuran huruf - Metode lettering: manual dengan tangan; dengan rapidograph dan sablon, dengan komputer - Penempatan huruf/teks/nama.



Penempatan huruf/teks/nama, harus memperhatikan hal berikut: - Nama sebaiknya diatur sejajar garis lintang atau bujur, - Sebaiknya suatu nama jangan sampai terputus oleh nama obyek, - Kota di pantai hendaknya namanya ditulis di bagian laut, - Kota di tepi sungai namanya ditulis sesuai dengan letak kota terhadap sungai, - Kota yang terbelah sungai/jalan, namanya ditulis seberang-menyeberang sungai/jalan, - Nama jangan memotong atau melewati batas administrasi, - Perbandingan antara jarak (j) dengan tinggi (t) huruf: j ≤ t, - Nama sungai harus menghadap sungai dan tidak boleh memotong sungai, - Nama-nama unsur sungai, jalan, pantai, pegunungan, serta unsur-unsur lainnya yang berbentuk memanjang harus ditempatkan di atas unsur yang bersangkutan, dengan arah penulisan mengikuti bentuk unsur tersebut. - Arah penulisan juga tergantung pada posisi unsur yang bersangkutan, apakah berada di sebelah barat atau di sebelah timur lembar peta.



Prinsip penulisan huruf, untuk nama-nama unsur geografi adalah: - Wilayah administrasi dan nama tempat, biasanya berwarna hitam, tetapi dapat pula berwarna lain, misalnya kelabu, apabila teks merupakan bagian dari peta dasar dimana informasi tematik dicetak di atasnya - Nama bentuk relief seperti pegunungan, bukit, dengan tipe italic hitam - Nama perairan/perwujudan air, dengan tipe italic warna biru.



GENERALISASI Generalisasi adalah pemilihan dan penyederhanaan penyajian unsur-unsur pada peta dan harus selalu sesuai dengan skala dan tujuan peta itu sendiri. Pada peta selalu terjadi generalisasi, generalisasi dilakukan dengan tujuan : b. Terbatasnya kemampuan a. Adanya reduksi skala. pandangan mata - Pada semua peta, penyajian dari - mata mempunyai kemampuan permukaan bumi mengalami reduksi. melihat yang terbatas yaitu - Tingkat reduksi ini bervariasi, pada peta 0,02 mm pada jarak 30 cm dengan skala besar, tingkat reduksinya - Bila kontrasnya baik, gariskecil. Sebaliknya, pada peta dengan garis halus dengan lebar garis skala kecil, tingkat reduksinya besar 0,04 mm masih dapat dilihat. - apabila isi peta tidak dikurangi sebanding - oleh karena itu harus dengan reduksi dari besarnya kertas, maka dihindarkan adanya garis yang pada peta skala kecil penyajian detail akan sangat kecil, yang diakibatkan menjadi sangat padat dan sulit dibaca. oleh skala.



c. Ukuran minimum tidak baik untuk memperkecil bentuk dari unsur-unsur peta sampai ketingkat minimum, karena tidak menarik untuk dilihat dan minim untuk dicetak



Pelaksanaan Generalisasi, dapat dilakukan dengan cara: 1. Secara Langsung



2. Dilakukan pada skala asli



3. Dilakukan pada skala perantara



Dilakukan pada peta skala kecil (telah dikecilkan), dengan menggunakan garis-garis tipis.



Dilakukan pada Skala Asli, digunakan garis tebal



ada dua pengecilan yang diperlukan, yaitu: pada peta asli dan kemudian setelah dilakukan generalisasi sebagai hasil akhir



Kebaikannya : Pengaruh Generalisasi segera terlihat



Kebaikannya : Hasil cepat terlihat dengan mudah



Kekurangannya : Interpretasi pada skala kecil sulit



Kekurangannya : Agak sulit menginterpretasi hasil setelah peta tersebut diperkecil



Misalnya  Peta 1 : 10.000 diperkecil menjadi 1 : 25.000, kemudian pada skala 1 : 25.000 dilakukan generalisasi dan dikecilkan lagi menjadi 1 : 50.000



Aspek Generalisasi Aspek yang perlu diperhatikan sebelum melakukan proses generalisasi antara lain : 1. Pemilihan 2. Penyederhanan 3. Penghilangan Petunjuk Generalisasi 4. Perbesaran 1. Perhatikan maksud dan tujuan pembuatan peta 5. Displacement 2. Memelihara Sifat/Karakter Unsur 6. Penekanan 3. Memelihara Tingkat Generalisasi 7. Kombinasi 8. Klasifikasi



Faktor-faktor yang mempengaruhi generalisasi, yaitu: b. Maksud dan Tujuan dari Peta a. Skala Peta - Ada berbagai macam peta sesuai dengan maksud dan tujuan. - Skala menentukan ukuran - Unsur-unsur utama yang berhubungan dengan maksud dan tujuan gambar obyek pada peta. peta harus lebih ditonjolkan dibandingkan dengan unsur-unsur lain - Tingkatan generalisasi - Pertama-tama harus ditetapkan unsur-unsur apa yang akan tergantung dari skala yang diperlihatkan (sesuai dengan spesifikasi petanya) kemudian tentukan dipilih. Makin kecil skala tingkat penyederhanaan yang akan dilakukan untuk penyajiannya. makin besar tingkat - Skala harus dipilih untuk memenuhi maksud dan tujuan peta. Ini generalisasi. berarti bahwa unsur-unsur atau informasi yang disajikan harus - Penyajian harus jelas terbaca atau dimengerti. disederhanakan untuk - Jika tingkat penyederhanaannya (generalisasi) mengakibatkan unsurmempertahankan tingkat unsur atau informasi tidak dapat disajikan dengan detail yang cukup kejelasan dari peta. dalam skala yang dipilih, berarti skalanya terlalu kecil, sehingga harus dibesarkan.



Macam Generalisasi - Ada dua tipe generalisasi, yaitu generalisasi grafis atau geometris dan generalisasi konseptual. - Perbedaan diantara keduanya terkait pada metode yang terlibat pada proses generalisasi.



1. Generalisasi Geometris/Grafis - dicirikan oleh penyederhanaan, pembesaran, pemindahan, penggabungan dan pemilihan. - Tidak ada dari keseluruhan proses-proses ini yang mempengaruhi penataan simbol. Simbol titik tetap titik, garis putus tetap garis putus, simbol areal tetap simbol areal. - Generalisasi geometris dapat dibedakan menjadi 2, yaitu: a. Generalisasi geometris murni, di sini hanya bentuk geometris dari unsur-unsur yang berubah. b. Generalisasi geometris konsep, pada proses generalisasi ini generalisasi geometris dilakukan bersamaan dengan generalisasi konsep. Misalnya: klasifikasi jalan, klasifikasi hutan, dan sebagainya.



Generalisasi Konseptual - Generalisasi konseptual memungkinkan perubahan simbol -simbol dalam peta - Generalisasi konseptual pada umumnya tidak dilakukan oleh kartografer, melainkan oleh orang yang mengetahui tentang subyek tersebut. Prosesnya terdiri dari klasifikasi dan kombinasi. - Prosedur-prosedur termasuk generalisasi konseptual yaitu penggabungan, pemilihan, simbolisasi dan peningkatan atau pembesaran - Pemilihan dalam konteks generalisasi konseptual memerlukan pengetahuan dari fenomena yang dipetakan. - Contoh: Pembuatan peta tanah berbagai tingkat skala